PENDAHULUAN
timbul dengan atau tanpa penyakit jantung. Gangguan fungsi jantung dapat
Gagal jantung dapat dibagi menjadi gagal jantung kiri dan gagal jantung
kanan. Gagal jantung juga dapat dibagi menjadi gagal jantung akut, gagal
pasien jantung, diperkirakan hampir lima persen dari pasien yang dirawat di
rumah sakit, 4,7% wanita dan 5,1% laki-laki. Insiden gagal jantung dalam
jantung akan meningkat di masa depan karena semakin bertambahnya usia harapan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ukuran panjang kira-kira 5" (12cm) dan lebar sekitar 3,5" (9cm). Jantung
terletak dibagian bawah sternal notch, 1/3 dari jantung berada disebelah
kanan dari midline sternum, 2/3 nya disebelah kiri dari midline sternum.
puting susu sebelah kiri. Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut
2
Jantung dibagi menjadi 2 bagian ruang, yaitu : Atrium (serambi) dan
yang pendek, yaitu ke ventrikel, maka otot atrium lebih tipis dibandingkan
dengan otot ventrikel. Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan
atrium kiri, demikian halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2
manusia, yaitu : Darah dari seluruh tubuh bertemu di muaranya pada vena
masuk ke ventrikel kiri arteri pulmonalis ke paru keluar dari paru melalui
vena pulmonalis ke atrium kiri (darah yang kaya O2) masuk ke ventrikel
1. Katup trikuspidal (katup yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel
kanan).
2. Katup mitral (katup yang terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri).
pulmonalis).
sendiri,karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat
3
sebut dengan ischemia, ini akan menyebabkan terganggunya fungsi jantung
dalam keadaan iskemia, ini juga akan berujung dengan serangan jantung juga
sirkulasi sistemik, dimana muara arteri koroner berada dekat dengan katup
aorta atau tepatnya di sinus valsava. Arteri koroner dibagi dua,yaitu: Arteri
sindroma klinis yang kompleks yang disebabkan oleh kelainan struktur dan
fungsional jantung sehingga terjadi gangguan pada ejeksi dan pengisian. Pada
keadaan ini jantung tidak lagi mampu memompa darah secara cukup ke
4
II.3 Etiologi
penyakit miokard, dan 70% akan berkembang menjadi gagal jantung. Masing
-masing 10% dari penyakit jantung katup dan kardiomiopati akan menjadi
jantung kiri atau gagal jantung kanan dan gagal low output atau high output.
Kardiomiopati (VSD,PDA)
5
Kelainan miokardium Inkompetensi katup
Aritmia
Peningkatan tekanan
pengisian
Hipertensi sistemik
Stenosis katup
2. Aterosklerosis koroner
6
mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium
jantung, karena alasan yg tidak jelas hipertropi otot jantung dapat berfungsi
6. Faktor sistemik
7
curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia dan
kontraktilitas jantung
II.4 Klasifikasi
(NYHA).
Kelas I Tidak ada pembatasan aktivitas fisik. Aktivitas sehari hari tidak
nafas.
8
Klasifikasi Derajat Gagal Jantung berdasarkan American College of
Tahap A Risiko tinggi berkembang menjadi gagal jantung, tidak ada dijumpai
jantung.
Tahap D Kelainan struktural jantung yang berat dan ditandai adanya gejala
1. Gagal jantung akut, didefinisikan sebagai serangan cepat dari gejala atau
tanda akibat fungsi jantung yang abnormal. Dapat terjadi dengan atau tanpa
9
segera. Gagal jantung akut dapat berupa serangan baru tanpa ada kelainan
yang disertai keluhan gagal jantung berupa sesak nafas, lelah, baik dalam
II.5 Patofisiologi
gagal jantung sistolik, stroke volume dan cardiac output tidak mampu
10
menurunkan kontraktilitas miokardium. Keadaan-keadaan yang
ventrikel. Dan beban akhir meningkat pada keadaan dimana terjadi stenosis
ventrikel.
terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung kanan, dimana
11
Jantung mengkompensasi dengan cara meningkatkan kekuatan
ketiga terjadi kelelahan, nafas pendek, dan retensi air. Nafas pendek
(dyspnea) menjadi lebih parah dan terjadi saat istirahat (orthopnea) atau pada
malam hari (proxymal nocturnal dyspnea). Retensi air terjadi pada paru-paru
hipertrofi ventrikular.
1. Mekanisme Frank-Starling
berarti ada peningkatan peregangan dari serat otot jantung, lebih optimal
12
pada kontraksi berikutnya. Pada keadaan normal, mekanisme Frank-
berlebihan
jantung.
2. Neurohumeral
mengaktivasi sistem saraf simpatis, aktivasi sistem saraf simpatis ini akan
13
denyut jantung, meningkatkan kontraksi jantung serta vasokonstriksi
14
Gambar sistem renin-angiostensin-aldosteron
c. Stres oksidatif
15
yang progresif berhubungan langsung dengan bertambah buruknya
konsentrik.
16
Gambar pola remodeling ventrikel (Medscape.com)
Gagal jantung kiri atau gagal jantung ventrikel kiri terjadi karena
ventrikel kiri dan volume akhir diastolik dalam ventrikel kiri meningkat.
17
Tanda dan gejala:
pertukaran gas, dapat terjadi saat istirahat atau dicetuskan oleh gerakan
tidur)
dengan baik.
18
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan batas abdomen.
Anoreksia dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan status vena
Nokturna: rasa ingin kencing pada malam hari, terjadi karena perfusi
jaringan.
asites.
Bila gangguan jantung kiri dan jantung kanan terjadi bersamaan. Dalam
II.7 Diagnosis
penunjang.
19
1. Anamnesis
minimal dua kriteria mayor atau satu kriteria mayor disertai dua kriteria
minor, kriteria minor dapat diterima jika kriteria minor tersebut tidak
Kriteria mayor
3. Ronki paru
4. Kardiomegali
6. Gallop S3
8. Refluks hepatojugular
Kriteria minor
1. Edema ekstremitas
3. Dispnea deffort
4. Hepatomegali
5. Efusi pleura
7. Takikardi (>120/menit)
20
2. Pemeriksaan Fisik
dan sianosis pada bibir dan kuku juga disebabkan oleh aktivitas adrenergik
apneu, dimana terjadi pada saat penurunan PO2 arterial dan PCO2 arterial
meningkat. Hal ini merubah komposisi gas darah arterial dan memicu
oleh keluarga pasien sebagai sesak napas parah (berat) atau napas berhenti
sementara
tekanan atrium kanan. Tekanan vena jugularis paling baik dinilai jika
memperkirakan jarak vena jugularis dari bidang diatas sudut sternal. Pada
HF stadium dini, tekanan vena jugularis dapat normal pada waktu istirahat
21
namun dapat meningkat secara abnormal seiring dengan peningkatan
C. Ictus cordis
Pada beberapa pasien suara jantung ketiga (S3) dapat terdengar dan
pada pasien dengan disfungsi diastolic. Bising pada regurgitasi mitral dan
E. Pemeriksaan paru
dengan edema pulmoner, rales dapat terdengar jelas pada kedua lapangan
paru dan dapat pula diikuti dengan wheezing pada ekspirasi (cardiac
22
asthma). Jika ditemukan pada pasien yang tidak memiliki penyakit paru
rales seringkali tidak ditemukan pada pasien dengan CHF kronis, bahkan
Efusi pleura terjadi karena adanya peningkatan tekanan kapiler pleura dan
pleura mengalir ke vena sistemik dan pulmoner, efusi pleura paling sering
seringkali bilateral, namun pada efusi pleura unilateral yang sering terkena
G. Edema tungkai
namun tidak spesifik dan biasanya tidak ditemukan pada pasien yang
23
pada CHF dan terjadi terutama pada daerah Achilles dan pretibial pada
pasien yang mampu berjalan. Pada pasien yang melakukan tirah baring,
edema dapat ditemukan pada daerah sacral (edema presacral) dan skrotum.
kulit.
H. Cardiac Cachexia
3. Pemeriksaan Laboratorium
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi/Rontgen.
24
Pada pemeriksaan rontgen dada ini biasanya yang didapatkan
bayangan hilus paru yang tebal dan melebar, kepadatan makin ke pinggir
b. Pemeriksaan EKG.
c. Ekhokardiografi.
obesitas harus diberi diet yang sesuai untuk menurunkan gula darah,
lipid darah, dan berat badannya. Asupan NaCl harus dibatasi menjadi
2-3 g Na/hari, atau < 2 g/hari untuk gagal jantung sedang sampai
jantung berat.
25
c. Aktivitas fisik olahraga yang teratur seperti berjalan atau bersepeda
dianjurkan untuk pasien gagal jantung yang stabil (NYHA kelas II-
B. Terapi farmakologi
a. Algoritme
26
b. Jenis dan tempat obat
1. Diuretik
tua. hyperlipidaemia.
kekurang patuhan
pemakaian obat.
dan magnesium
27
Mekanisme kerja:
rendah dan dititrasi pelahan sampai mencapai dosis target memberi hasil
baik.
28
ACE inhibitor diindikasikan pada semua pasien gagal jantung sistolik, tanpa
Awali pengobatan dengan dosis yang rendah dan dititrasi sampai dosis
mengalami batuk-batuk; keadaan ini terjadi pada 15% sampai 20% pasien
pada CHF yang telah diterima saat ini adalah pada pasien-pasien yang
29
Morbidity- Alternative study). Pada penelitian ini , ARA candesartan
dilaksanakan pada pasien CHF. Penelitian yang lebih besar , ELITE II (the
Dua penelitian besar lain (the CHARM Added Trial and the
suatu ARA pada ACE inhibitor pada pasien CHF. Kedua penelitian
30
Kesimpulan dari penelitian-penelitian diatas bersama-sama,
dosis yang ekuivalent, akan memberi outcome yang sama, bila dipakai
sebagai terapi alternatif pada pasien CHF. Manfaat utama yang didapat
penurunan hospitalisasi
4. Receptor Blockers
gejala yang berat, makanya sudah sejak lama pemakaian obat ini di-
pada suatu trial besar placebo-controlled. Manfaat seperti ini tidak selalu
31
ditampakkan pada pemakaian -bloker lain. Cardevilol atau Metoprolol
release metoprolol tartrate, didapat hasil survival yang lebih baik pada
5. Additional Therapies
Digitalis
level digoxin pada DIG study adalah 0,9 ng/mL. Terdapat bukti
32
level melebihi 1,0 ng/mL. Pemakaian dosis maintenans digoxin
maintenans.
jenis komplikasi yang sangat serius. Komplikasi yang paling serius adalah
33
umum adalah fibrilasi ventrikel. Kebanyakan kematian karena latihan pada pasien
jantung terjadi pada saat aktivitas yang melebihi latihan normal karena kurangnya
II.9 Prognosis
MORTALITY*
dysfunction
exertion
activities
34
BAB III
III.1 KESIMPULAN
operatif yang saat ini tersedia untuk pasien CHF dapat memperpanjang dan
memperbaiki kualitas hidup, prognosis keseluruhan dari pasien CHF masih tetap
buruk. Dikarenakan proporsi pasien usia lanjut diperkirakan akan terus meningkat
dalam dekade mendatang , CHF diperkirakan juga akan menjadi mayor epidemik.
Jadi, untuk pasien-pasien CHF sangat memerlukan pendekatan terapi baru yang
dapat dipergunakan secara individual, yang akan meningkatkan kualitas hidup dan
35
II.2 SARAN
gagal jantung harus menjalani pemeriksaan standar yang terdiri dari: pemeriksaan
darah, EKG dan foto thoraks; penderita-penderita yang didiagnosa klinis sebagai
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Sylvia Anderson Price, RN, Phd; Lorraine Mccarty Wilson, RN, PhD. 2005.
3. Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Ed. V.
Indonesia: Jakarta.
heart journal.
23 Juli 2012
37