Anda di halaman 1dari 3

16 Desember 2016

Pukul 23.45

Dering telpon berbunyi, sontak aku terbangun dengan mata yang masih

mengerjap-ngerjap. Aku sudah menunggu telpon ini sejak beberapa jam yang lalu,

saat Ria mengirim pesan bahwa dia akan menelfon bersama Amir dan Merlina. Aku

rela menunggu sampai selarut ini, hingga aku terlelap sekitar setengah jam yang lalu.

Ria memang mengatakan kalau dia akan menelpon ntar, entah ntar kapan. Tapi aku

mau menunggu, hingga ntar itu menjadi nyata dan aku akan bahagia.

Lima bulan bukan waktu yang singkat. Mereka kembali pada saat purnama ke

lima. Ketika kuputuskan untuk segera mengangkat telpon dengan sekali tarikan

nafas, denggan sapaan akrab halo, dadaku tiba-tiba sesak! Suara-suara di sana

mulai ramai, aku tidak sedang bermimpi. Merlina, Amir, Ria, lengkap sudah. Suara-

suar yang kutunggu selam lima bulan terakhir, suara-suar yang hanya bisa ku kenang

dalam diam, suara-suara yang selalu mampu membuatku tersenyum dalam keadaan

perasaan paling buruk sekali pun.

Tak terasa, air mataku menetes. Aku mennagis bahagia, prasangkaku selama

ini ternyata salah. Mereka tak melupakanku, mereka hanya sedang sibuk dan tidak

memiliki waktu untuk berkomunikasi seperti lima bulan yang lalu. Aku memaklumi

semua itu, dadaku masih sesak. Aku memilih tak bersuara. Untuk saat ini,

mendengarkan mereka berbicara sesuka hati sudah lebih dari cukup. Air mataku

benar-benar tak bisa kubendung alirannya. Aku benar-benar tidak bermimpi.

Terimakasih, Sahabat BINTANGKU.

***

Halo...halo..halo... Merlina, Ria , Zulhah, itu pasti suara Amir, masih belum

berubah, tetap nyaring dan bisa bikin telinga meledak.

iya-iya haloo, itu suara yang masih sangat kuingat, Ria. Hanya Ria yang masih

aktif selam beberapa bulan ini.


Halo, ada merlina, ria? tanyaku pada Ria

iya, phuk, aku ada, itu benar-benar suara Merlina. Suara yang masih sama.

Periang, suka ngomelin Amir, suka ketawa ngakak, bahkan tidak malu-malu meski

ada Amir. Manusia luar biasa yang dikaruniai ke pe-de-an yang luar biasa dari Tuhan.

Aku tak berbicara panjang lagi, karena setelah itu, suara pelanku mulai

tertelan oleh suara Ammir dan Merlina yang entah apa yang diperdebatkan. Sam,ar-

samar kudengar merlina bilang.

mendaki gunung itu Cuma buang-buang waktu, buang-buang uang, dan

buang-buang tenaga.

Lalu, kudengar Amir tidak terima

bentar-bentar, aku gak terima lho, kamu bilang kayak gitu. Bahwa naik

gunung itu buang-buang uang dan sebagainya,

lho, harus terima, dong! seru merlina

apa yang ada dala pikiran kamu itu, kok bisa kamu bilang naik gunung itu

nguras tenaga....

buang-buang waktu lagi, potong Merlina.

itu lho.. itu.... wuiaaah aku gak terima....

pokonya jelas daki gunung itu bikin ngos-ngosan.... potong merlina lagi.

itu ya... timbulnya perasaan kayak gitu itu, karena kamu gak pengen

mendekat kepada Alalh... Amir benar-benar ngotot, belum terima merlina bilang

begitu.

sekarang itu, ya, mau mendekat sama Allah itu gampang, buka Al-Quran

lagi, merlina tambah seneng bikin mir naik pitam. Hahaha

iya, di Al-quran jelas juga, di al-qura, emang jelas, di Al-quran....


Ehem...ehem... ria batuk-batuk, bosen denger debat gak jelas-nya Merlina

sama amir.

batuk, Ria? merlina juga mengalihkan perkataan. Aku yang mendengarkan

jadi ketawa-ketawa sendiri. Aku ingin nimbrumng juga, tapi suaraku tidak boleh naik

barang satui oktaf pun. Kalu tidak, salah satu bu nyai akan terbangun dan akan

mennayakan aku perihal telpon tengah malam ini. Dan aku akan terancam tidak

boleh pegang telpon lagi. mampus deh.

banyak nyamuk, rek, seru Ria

itu karena kamu belum mandi, mending aku, meski dikerubungi semut

semata-mata karena aku emang manis, hehehehe, hueeeeeekkk... amir benar-benar

pede selangit. Kita semua ngakak. Percakapan agak hening sebentar.

beb, kamu pulang, ini udah malem, suara lebay merlina menggoda amir.

bah! Ini aku udah mau pulang! jawab amir agak jengkel, merlina jadi ketawa

lagi.

Gak ada habisnya ngobrol sama mereka .

Rekaman di hp ku terputus.

Aku suka ngerekam kalo kalian lagi ngomong. Hehehe.

Eh, nuris sama ivan gak masuk karena gak bisa di telpon. Gak tau kenapa? Sibuk

kalii...

Anda mungkin juga menyukai