Anda di halaman 1dari 1

Dalam dimensi ontologis, ontologi membahas tentang yang ada, yang tidak terikat oleh suatu

perwujutan tertentu. Ontologi membahas tentang yang ada dan universal (universal being),
menampilkan pemikiran semesta universal. Ontologi berupaya mencari inti yang termuat dalam
setiap kenyataan atau dalam rumusan Lorens Bagus menjelaskan yang ada meliputi semua realitas
dalam semua bentuknya.

Istilah-istilah penting yang terkait dengan ontologi adalah: yang ada (being) kenyatan atau realitas
(reality) eksistensi (eksistence) esensi (essence) subtansi (substance) perubahan (chang) tunggal
(singular) dan jamak (plural).[6]

2. Dalam dimensi Epistimologis, disebut the theory of knowledge atau teori pengetahuan,
epistemology berusaha mengidentifikasi dasar dan hakikat kebenaran dan pengetahuan dan
mungkin inilah bagian paling penting dari filsafat untuk para pendidik. Pertanyaan khas
epistemology adalah bagaimana kamu mengetahui (how do you know?). Pertanyaan ini tidak hanya
menanyakan apa (what) yang kita tahu (the products), tetapi juga tentang bagaimana (how) kita
sampai mengetahuinya (the process). Para epistimolog adalah para pencari yang yang sangat ulet.
Mereka ingin mengetahui apa yang diketahui (what is known), kapan itu diketahui (when is it
known), siapa yang tahu atau dapat mengetahuinya (who knows or can know), dan yang terpenting
bagaimana kita tahu (how we know). Mereka adalah para pengawas dari keluasan ranah kognitif
manusia.[7]

3. Dalam dimensi aksiologi, istilah axiology berasal dari kata axios dan logos. Axios artinya
nilai atau sesuatu yang berharga, logos artinya akal, teori. Axiology artinya teori nilai, penyelidikan
mengenai kodrat, criteria, dan status metafisik dari nilai.[8]

Sesuatu yang ingin dicapai dari aksiologi adalah membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan
itu sendiri dan bagaimana manusia menggunakan ilmu tersebut. Jadi yang ingin dicapai dari
aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang terdapat dalam suatu pengetahuan.[9]

Anda mungkin juga menyukai