NPM : 173112620112
b. CARA KERJA
1. Siapkan jagung hasil persilangan dihibrid
2. Hitunglah biji jagung berdasarkan fenotipe warna dan bentuknya (biji
ungu bulat, biji ungu keripu, biji kuning bulat dan biji kuning keriput)
3. Jumlahkan biji jagung tersebut sehingga diperoleh jumlah keseluruhan
dari biji jagung tersebut
4. Data yang didapat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel uji
chi square (X2)
G. HASIL PERCOBAAN
Biji jagung ungu bulat : 376
Biji jagung ungu keriput : 128
Biji jagung kuning bulat : 127
Biji jagung kuning keriput : 37
Jumlah biji jagung : 668
Warna ungu :U
Warna kuning :u
Bentuk Bulat :B
Bentuk keriput :b
Parental (P1) : UUBB >< uubb
Gamet (G) : U,B u,b
Filial (F1) : UuBb ( Biji jagung Ungu Bulat )
UB Ub uB ub
UUBB UUBb UuBB UuBb
UB
(ungu bulat) (ungu bulat) (ungu bulat) (ungu bulat)
UUBb UUbb UuBb Uubb
Ub
(ungu bulat) (ungu keriput) (ungu bulat) (ungu keriput)
UuBB UuBb uuBB uuBb
uB
(ungu bulat) (ungu bulat) (kuning bulat) (kuning bulat)
UuBb Uubb uuBb Uubb
ub
(ungu bulat) (ungu keriput) (kuning bulat) (kuning keriput)
H. ANALISIS
Ungu Ungu Kuning Kuning
Jumlah
bulat keriput bulat keriput
Observed (O) 376 128 127 37 668
Expected (E) 376 125 125 42 668
Deviation (O-E) 0 3 2 -5
Deviation2 (D2) 0 9 4 25
X2hitung D2/ E - 0,072 0,032 0,595 0,699
X2tabel = 0,05
7,82
df-3
()2
Atau langsung dengan menggunakan rumus [ ].
Jadi didapatkan hasil X2 hasil perhitungan < X2 tabel = 0,05 dan df= 3, yaitu
0,699 < 7,82.
I. PEMBAHASAN
Pada pelaksanaan percobaan Genetika kali ini mengenai hukum mendel
II dimana pada percobaan ini dilakukan persilangan dengan dua sifat beda
atau yang lebih dikenal dengan persilangan dihibrid. Adapun sifat-sifat yang
akan disilangkan yaitu antara lain warna biji dan bentuk biji. Dimana pada
percobaan ini bahwa sifat pertama yaitu warna ungu diberi simbol (U) karena
sifatnya yang dominan dan warna kuning yang resesif diberi simbol (u),
kemudian untuk sifat kedua yaitu biji bulat dijadikan sebagai sifat yang
dominan dan diberi simbol (B) sedangkan biji keriput sebagai sifat resesif dan
diberi simbol (b).
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian hasil persilangan
jagung dihibrid dengan hukum Mendel ke- II. Persilangan ini hanya melihat
dua sifat beda yang disebut persilangan dihibrid. Dalam persilangan dihibrid
terbentuk empat gamet yang berbeda secara genetik dengan frekuensi yang
sebanding akibat pasangan-pasangan kromosom nonhomolog berorientasi
secara acak pada lempeng metafase meiosis pertama. Bila dua dihibrida
disilangkan, akan dihasilkan 4 macam gamet dalam frekuensi yang sama baik
pada jantan maupun betina. Persilangan ini dapat membuktikan kebenaran
Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada kromosom yang
berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat macam
fenotipe dengan perbandingan 9:3:3:1. Rasio ini diperoleh bila alel-alel pada
kedua lokus memperlihatkan hubungan dominan dan resesif. Bukti
kebenaran hokum Mendel ke- II ini dapat juga dengan uji silang antara F1
terhadap tetua resesif akan menghasilkan turunan dengan perbandingan
1:1:1:1 (Birawata, 2015).
Sampel jagung dilakukan persilangan dihibrid antara jagung warna ungu
bulat (UUBB) dengan jagung warna kuning keriput (uubb). Pada F1
didapatkan hasil semua biji jagung berwarna ungu bulat (UuBb), hal ini
dikarenakan warna ungu bersifat dominan terhadap warna kuning dan bentuk
biji yang bulat dominan terhadap bentuk biji keriput. Selanjutnya hasil F1
tersebut disilangkan dengan sesamanya dan diperoleh hasil perbandingan
genotipe pada F2 adalah 1:2:2:1:4:2:1:2:1 dan perbandingan fenotipe adalah
9:3:3:1 adalah dengan perincian 9/16 jagung dengan biji ungu bulat, 3/16
jagung dengan biji ungu keriput, 3/16 jagung dengan biji kuning bulat dan 1/16
jagung dengan biji kuning keriput.
Dalam melakukan percobaan persilangan dihibrid, tidak sepenuhnya kita
memperoleh hasil yang sesuai dengan yang kita harapkan (secara teoritis).
Suatu data dikatakan baik jika hasil percobaan mendekati nilai teoritis, artinya
tidak ada faktor-faktor lain yang menganggu. Bila nilai observasi jauh dari
jumlah yang diharapkan, artinya terdapat faktor lain diluar sifat genetis. Hal
tersebutlah yang menyebabkan penyimpangan. Dalam kenyataannya tidak
jarang terdapat penyimpangan. Perbandingan hasil persilangan di dalam
kenyataan seringkali memiliki selisih dengan yang diharapkan (teoritis). Maka
dari itu perlu diadakan evaluasi. Cara evaluasi tersebut adalah dengan
mengadakan uji chi square (X2). Uji ini sering digunakan dalam ilmu genetika
yang sering membandingkan distribusi hasil persilangan dengan distribusi
teoritis yang didasarkan atas teori genetika. Perbandingan fenotipe yang
didapat dari percobaan ini dianalisa dengan uji chi square (X2). Semakin kecil
nilai X2 menunjukan semakin kecil perbedaan data yang diamati dengan yang
diharapkan. Sebaliknya semakin besar X2 menunjukkan semakin besar pula
penyimpangannya atau perbedannya (Indrayani, 2010).
Didapatkan jumlah biji jagung warna ungu bulat sebanyak 376 biji, biji
jagung warna ungu keriput sebanyak 128, biji jagung warna kuning bulat
sebanyak 127 dan biji jagung warna kuning keriput sebanyak 37 biji, dengan
total jumlah biji pada jagung tersebut sebanyak 668 biji. Selanjutnya hasil
()2
pengamatan itu dianalisa dengan uji chi square dengan rumus [ ] dan