Anda di halaman 1dari 40

SISTEM GOLONGAN DARAH RHESUS

Tahun 1939 Levine dan Stetson menemukan antibodi Rhesus pertama kali pada seorang
wanita dengan hemolytic disease of the newborn

Tahun 1940 Landsteiner dan Wiener menamakan antigen tersebut Rhesus setelah
menyuntikkan sel darah merah monyet Rhesus kepada kelinci. Antibodi yang timbul
akibat penyuntikkan tersebut bereaksi terhadap 85% sel darah merah manusia.

Levine menemukan reaksi yang sama pada beberapa wanita pasca melahirkan. Wiener
dan Peter menemukan antibodi yang sama pada pasien Rh negatip yang mendapat
transfusi darah ABO yang kompatibel dengan Rh-positip.

Rh positip adalah individu yang mempunyai Rh antigen pada sel darah merahnya,
sedangkan Rh negatip adalah individu yang tidak mempunyai Rh antigen pada sel darah
merahnya. Antigen tersebut dinamakan antigen-D dan merupakan antigen yang berperan
penting dalam transfusi.
Tidak seperti pada ABO sistem, dimana seseorang yang tidak mempunyai antigen A/B
akan mempunyai antibodi yang berlawanan dalam plasmanya, maka pada sistem Rhesus
pembentukkan antibodi hampir selalu akibat stimulasi melalui transfusi atau kehamilan.

Antigen Rh lainnya

Pada pertengahan tahun 1940 ditemukan 4 antigen yang berhubungan dengan antigen D,
yang kemudian disebut sebagai Rh sistem.

Sampai saat ini sudah ditemukan lebih dari 40 antigen yang berhubungan dengan antigen
D, tapi pada sebagian besar kasus hanya 5 antigen bersama antibodinya yang berperan,
yaitu D,C,E,c,e.

Beberapa kombinasi dari Rh antigen diturunkan secara tidak terpisah. Seseorang akan
mendapat 1 gen kompleks dari masing-masing orang tua. Jika gen kompleks itu identik,
maka orang tersebut homosigot, sehingga ekspresi dari gen tersebut pada sel darah
merah adalah 2 kali dosisnya. Bila tidak identik, maka orang tersebut disebut heterosigot
dan kedua gen tersbut akan terlihat pada sel darah merah.

0
Fenotip dan genotip

Sampai saat ini hanya tersedia 6 reagen anti serum untuk pemeriksaan Rh sistem.
Umumnya test yang dilakukan pada pemeriksaan pretransfusi hanyalah anti-D. Anti
serum yang lain digunakan pada studi keluarga atau bila ada masalah dengan antibodi.
Untuk menentukan apakah seseorang homosigot untuk C (dan c), untuk E (dan e) relatif
mudah, karena tersedianya antiserum. Sedangkan untuk antigen D hanya dapat
ditentukan ada/tidaknya antigen tersebut, tapi tidak dapat diketahui apakah homosigot
atau heterosigot.

Tabel 9 Produk dari gen Rh yang sering ditemukan pada Caucasian

Antigen yang ditemukan


D C E c e
CDe Rh1 R1 + + 0 0 +
cDE Rh2 R2 + 0 + + 0
CDe Rho Ro + + 0 0 +
CDE Rhz Rz + + + 0 0
cde rh r 0 0 0 + +

Rh variant (Du)

Tidak semua Rh positip bereaksi sama kuat terhadap anti-D. Umumnya akan langsung
terlihat pada reaksi aglutinasinya, sehingga dengan mudah disebut Rh positip (D+).

Sel yang tidak langsung bereaksi tidak dapat dikatakan Rh negatip, karena beberapa sel
D positip tidak langsung bereaksi dalam saline medium. Sebetulnya sel darah merah
tersebut mempunyai antigen D, maka perlu adanya pemeriksaan tambahan dengan
menambahkan antiglobulin serum untuk menunjukkan adanya antigen yang lemah
tersebut. Antigen ini adalah variant dari Rh antigen yang disebut Du.

Rh antibodi

Umumnya antibodi Rh merupakan hasil dari imunisasi akibat transfusi atau kehamilan,
kecuali beberapa anti-E dan anti-Cw yang ditemukan tanpa diketahui stimulusnya.

1
Sampai saat ini yang paling poten adalah antigen D diikuti oleh antigen c dan E.
Walaupun beberapa antibodi bereaksi kuat dalam saline medium, namun kebanyakan
antibodi Rh bereaksi optimal dalam antiglobulin test atau enzim.

Tabel 10 Karakteristik beberapa antibodi Rh

Reaksi positip invitro Imunoglobulin Implikasi


NaC Album AH Enzi IgG IgM IgA Rx HD
l in G m trans N
Anti-D + + + sering Kadan jarang + +
g2
Anti-C + + + sering + +
Anti-E + + + + sering Kadan + +
g2
Anti-c + + + sering Kadan + +
g2
Anti-e + + + sering + +

SISTEM GOLONGAN DARAH MNSs

Sistem MNSs adalah golongan darah kedua yang ditemukan setelah sistem ABO.
Landsteiner dan Levine pada tahun 1927 menemukannya dengan melakukan percobaan
dengan menyuntikkan sel darah manusia kedalam tubuh kelinci.

Didalam serum kelinci kemudian ditemukan antibodi yang bereaksi dengan antigen M dan
N, yang sebelumnya dinamakan determinant sel darah merah yang tidak dikenal dan
kemudian disebut sebagai sistem MN.

Pada tahun 1947 Walsh dan Montgomery dengan metode antiglobulin test menemukan
anti-S. Walaupun anti-S bukan merupakan allele dari M dan N, namun terlihat sangat
berhubungan, sehingga dimasukkan kedalam sistem MN.

2
Frekuensi
Tabel 11 Frekuensi fenotip dan genotip antigen M,N,S,s

Antigen White (%) Black (%)


M 78 74
N 72 79
S 55 28
s 89 96

Antigen MNSs mempunyai beberapa karakteristik yang berperan penting baik secara
klinis maupun serologis.
Antigen sudah terbentuk dengan baik pada saat lahir, sehingga ada 2 hal yang penting
dari antigen ini, yaitu :
1. Semua antibodi kecuali anti-N dapat mengakibatkan terjadinya HDN
2. Antigen-antigen ini berperan penting dalam penentuan paternitas.

Tabel 12 Penggolongan MNSs dengan menggunakan anti-M, anti-N, anti-


S dan anti-s
Reaksi terhadapa sel darah merah Fenotip Genotip Golongan
Anti-M Anti-N Anti-S Anti-s
+ - + - MMSS MSMS MS
+ - + + MMSs MSMs MSs
+ - - + MMss MsMs Ms
+ + + - MNSS MSNS MNS
+ + + + MNSs MSNs/MsNS MNSs
+ + - + MNss MsNs MNs
- + + - NNSS NSNS NS
- + + + NNSs NSNs NSs
- + - + NNss NsNs Ns

Antibodi

Tabel 13 Karakteristik beberapa antibodi dari sistem MNSs

3
Reaksi positip invitro Imunoglobulin Implikasi
NaCl Alb AHG Enzim IgG IgM Rx trans HDN
.
Anti-M + sedikit tidak sedikit Keba ya jarang
nyakan
Anti-N + tidak jarang Keba mungkin
nyakan
Anti-S Bebe Bebe tidak Bebe Bebe ya ya
rapa rapa rapa rapa
Anti-s jarang + Keba jarang ya ya
nyakan

SISTEM GOLONGAN DARAH KELL

Setelah penemuan anti-Kell (anti-K) oleh Coombs pada tahun 1946 dan anti-Cellano (anti-
k) oleh Levine dkk pada tahun 1949, maka sistem golongan darah Kell mempunyai 2
bentuk, yaitu K(+) dan K(-).

Tabel 14 Fenotip dan genotip sistem golongan darah Kell

Golongan Genotip Fenotip White Black


K(+) KK K 0.21% -
K(+) Kk Kk 8-10% 2-5%
K(-) kk k 91-92% 95-97%

Antigen Kell merupakan antigen yang kuat setelah golongan darah ABO

Aspek klinis anti-Kell


1. Transfusi
Dapat mengakibatkan terjadinya reaksi transfusi. Bila darah donor K(+) ditransfusikan
pada resipien yang mempunyai anti-K
2. Kehamilan
Dapat mengakibatkan terjadinya HDN, bila bayi (K+) dan ibu mempunyai anti-K

SISTEM GOLONGAN DARAH KIDD

4
Dikenal 4 macam fenotip Kidd yang dapat diperiksa dengan menggunakan antisera anti-
Jka dan anti-Jkb, yaitu :

Jk(a+b-)
Jk(a+b+)
Jk(a-b+)
Jk(a-b-)

Jka ditemukan oleh Allen dkk pada tahun 1951 dan Jkb oleh Plaul dkk pada tahun 1957.

Antibodi Jka dan Jkb umumnya terdeteksi karena kemampuannya mengikat komplemen,
sehingga Kidd tidak dapat dideteksi pada serum yang sudah disimpan beberapa hari
(serum tanpa komplemen)

Antibodi anti-Jka dan anti-Jkb umumnya tipe IgG, tetapi ditemukan juga yang IgM. Antibodi
Kidd dapat mengakibatkan reaksi transfusi hemolitik yang berat atau yang lambat dan
kasus HDN.

SISTEM GOLONGAN DARAH DUFFY

Sistem golongan darah Duffy ditemukan oleh Cutbush dan Chanary pada tahun 1950.

Fenotip Duffy ada 4 , yaitu

Fy(a+b+)
Fy(a+b-)
Fy(a-b+)
Fy(a-b-)

Fy(a-b-) jarang ditemukan pada penduduk Eropa, namun banyak ditemukan di Afrika.
Terdapat hubungan fenotip Fy(a-b-) dengan resistensi terhadap infeksi malaria. Sel darah
merah dengan fenotip Fy(a-b-) resisten terhadap invasi Plasmodium vivax.

SISTEM GOLONGAN DARAH LUTHERAN

5
Ditemukan oleh Callender dan Rose pada tahun 1946 pada pasien yang sering mendapat
transfusi sebagai imun antibodi anti-Lua.
Pada tahun 1956 Cutbush dan Chanary menemukan anti-Lub.

Tabel 15 Frekuensi fenotip dan genotip Lutheran

Fenotip Genotip Frekuensi (%)


Lu(a+b+) LuaLub 7,50
Lu(a+b-) LuaLua 0,15
Lu(a-b+) LubLub 92,35

Lua sangat jarang ditemukan pada orang Asia, Eskimo dan penduduk asli Australia.

PEMERIKSAAN PRE TRANSFUSI

Tujuan pemeriksaan pretransfusi adalah memilih darah atau komponen darah yang
kompatibel, sehingga dapat menyelamatkan jiwa seseorang dengan tidak merusak sel
darah merah resipien atau merugikan resipien.

Prosedur permintaan darah


Bila memerlukan darah untuk transfusi, maka sekitar 5-10 ml darah resipien diambil dan
dimasukkan kedalam tabung kering untuk memastikan serum yang cukup banyak untuk
melakukan uji silang serasi.

Sampel darah harus diberi pengenal yang jelas dengan nama lengkap pasien, nomor
registrasi rumah sakit serta nama bangsal, kemudian dikirim secepatnya ke laboratorium
bersamaan dengan formulir permintaan darah lengkap.

Formulir permintaan darah


Sebaiknya disertai keterangan tentang pasien, dan harus ditandatangani oleh dokter yang
merawat pasien. Formulir permintaan darah harus berisikan informasi sebagai berikut :
1. Tanggal permintaan
2. Nama lengkap resipien
3. Tanggal lahir atau usia
4. Jenis kelamin
5. Nomor registrasi rumah sakit
6. Ruang rawat / bangsal

PEMERIKSAAN PRE TRANSFUSI 6


7. Alamat resipien
8. Diagnosis resipien
9. Golongan darah bila sudah diketahui
10. Keberadaan setiap antibodi, bila sudah diketahui
11. Riwayat transfusi sebelumnya
12. Riwayat reaksi transfusi sebelumnya, bila ada
13. Jumlah dan jenis darah atau produk darah yang dibutuhkan
14. Tanggal dan waktu darah dibutuhkan
15. Tanda tangan dokter yang meminta darah

Contoh darah
Pengambilan contoh darah resipien dengan pemberian label yang benar dari resipien
yang akan ditransfusikan merupakan hal yang kritis untuk keselamatan transfusi darah.

Petugas yang mengambil contoh darah harus mengidentifikasi resipien dengan


membandingkan informasi yang ada didalam formulir permintaan darah dengan informasi
pada tanda pengenal resipien yang ada di rumah sakit tersebut.

Masalah dapat timbul bila terdapat ketidak jelasan identitas pada saat pengambilan
contoh darah dan transfusi, sehingga perlu diambil lagi contoh darah baru untuk
mengabsahkan identitas.

Keadaan contoh darah


Untuk pemeriksaan pretransfusi dapat digunakan serum atau plasma. Darah yang
hemolisis tidak dapat digunakan. Hemoglobin yang bebas dalam serum dapat menutupi
hemolisis yang diakibatkan oleh antibodi.

Usia contoh darah


Uji silang serasi harus dilakukan dengan contoh darah yang diambil dalam waktu <3 hari
untuk menghindari inaktivasi komplemen dan kesalahan pendataan.

Konfirmasi identitas contoh darah di bank darah


Bila contoh darah sudah diterima di bank darah, petugas yang berkompeten harus
mengkonfirmasikan kesesuaian contoh darah dengan formulir permintaan darah. Bila ada

7
keragu-raguan, bank darah harus memperoleh contoh darah baru. Tidak diperkenankan
seseorang memperbaiki atau menyalahkan contoh darah tersebut.

Penyimpanan contoh darah


Contoh darah resipien dan donor harus ditutup dan disimpan dengan baik pada suhu 2-
6C minimal 7 hari setelah transfusi untuk pemeriksaan ulang bila ada laporan terjadinya
reaksi transfusi.

Pendataan
Setiap permintaan darah dan pemeriksaan darah harus ada pendataan yang lengkap
agar dapat dilakukan penelusuran kembali bila dibutuhkan sewaktu-waktu.

Pada setiap uji silang serasi harus dilakukan pemeriksaan pendataan permintaan darah
sebelumnya pada pasien-pasien yang mempunyai riwayat serologis

Bila pasien pernah diperiksaan sebelumnya, maka hasil pemeriksaan yang baru harus
dibandingkan dengan hasil pemeriksaan yang terdahulu.

Pemeriksaan serologis
Untuk darah lengkap (whole blood) dan komponen darah lainnya seperti sel darah merah
cuci (washed erythrocyte), eritrosit konsentrat, atau thrombosit konsentrat yang
mengandung 5 ml sel darah merah harus di uji silang serasi dahulu antara darah donor
dengan darah resipien.

POKOK BAHASAN 4

Pemeriksaan Golongan darah.


Darah adalah suatu suspensi yang terdiri atas plasma dan sel-sel darah. Antigen
(aglutinogen) golongan darah terikat pada sel darah merah sedangkan antibodi (aglutinin)
terdapat dalam plasma darah. Sifat golongan darah adalah diturunkan, terikat somatik
kromosom dan bersifat abadi (kebakaan). Baik antigen maupun antibodi dari golongan
darah terdapat dalam darah kita dalam bentuk ketidak sesuaian. Pada golongan darah
sistem ABO dibagi menjadi 4 golongan yaitu A; B; AB dan O. golongan A terdapat antigen
A dan antibodi anti B; golongan B terdapat antigen B dan antibodi anti A; golongan AB
terdapat antigen AB dan tidak terdapat antibodi; serta golongan O tidak terdapat antigen
dan terdapat anti- A dan anti-B.

PEMERIKSAAN PRE TRANSFUSI 8


Tujuan pemeriksaan :
1. Menentukan adanya antigen A; B; Rhesus pada sel darah merah serta adanya anti-A
dan anti-B pada serum atau plasma / darah.
2. Untuk memastikan tidak ada antibodi-antibodi pada darah pasien yang akan bereaksi
dengan darah donor bila di transfusikan atau sebaliknya.

I. Persiapan
Bahan dan Reagen :
1. Darah pasien
2. Darah donor
3. Anti-A
4. Anti-B
5. Anti-D IgM
6. Anti-D IgG
7. Bovine albumin 22%
8. Coombs serum
9. Larutan saline (NaCl 0,9 %)
10. Aquadest
11. Larutan alsever
12. Low Ionic Strenght Saline (LISS) : 0,2 % larutan garam faali dan larutan 7%
sukrosa.
13. Reagen gel tes.
14. Desinfektan (hipochlorit 0.5%)
15. Detergent

Peralatan yang digunakan pada pemeriksaan golongan darah :


1. Sentrifus untuk pemisahan darah menggunakan tabung reaksi.
2. Serofus untuk pemeriksaan golongan darah metoda tabung.
3. Sentrifus untuk pemeriksaan metoda gel tes.
4. Inkubator 37 C
5. Inkubator 37 C untuk pemeriksaan metoda gel tes.
6. Refrigerator (lemari es)
7. Tabung reaksi ukuran 12 x 75 mm
8. Rak tabung reaksi
9. Pipet pasteur

9
10. Bloodgrouping plate
11. Pipet adjustable ukuran 200 - 1000 L
12. Pipet adjustable ukuran 5 - 50 L
13. Tissue
14. Objek glass
15. Mikroskop
16. Tips kuning
17. Tips biru
18. Label
19. Spidol white board
20. Wadah melamin untuk mencuci pipet
21. Sarung tangan
22. Masker
23. Jas laboratorium
24. Gunting
25. Kantong plastik hitam untuk limbah

Pemisahan Serum / Plasma dari Sel Darah Merah


Prinsip : Darah sitrat dengan pemutaran akan terjadi pemisahan antara
plasma dan sel-sel darah.
Tujuan : memisahkan plasma dari sel-sel darah.

Kegunaan :
1 Persiapan pembuatan suspensi sel darah merah.
2 Persiapan penentuan antigen golongan darah.
Cara Kerja :
1. Darah dimasukkan ke dalam tabung sentrifius.
2. Putar 3300 rpm selama 1,5-2 menit.
3. Supernatan diambil dengan pipet tetes dan pindahkan ke dalam tabung
lain dan diberi label plasma kemudian disimpan terpisah.
4. Sel darah merah terdapat pada bagian bawah tabung.

Label

PEMERIKSAAN PRE TRANSFUSI 10


sdm plasma
DIPUTAR diberi label
3300 rpm disimpan terpisah
selama 1.5 2 menit

Gambar 9 : Skema pemisahan serum / plasma dari sel darah merah

Pencucian Sel Darah Merah.


Prinsip : Dengan penambahan larutan saline dan pemutaran maka
antibodi di sekitar sel darah merah akan hilang.
Tujuan : Menghilangkan antibodi yang ada di sekitar sel darah

Kegunaan :
1 Persiapan pembuatan suspensi sel darah merah
2 Persiapan penentuan antigen golongan darah

Cara Kerja :
1. Sel darah yang telah dipisahkan ditambah larutan salin sebanyak plasma yang
dibuang.
2. Putar 3300 rpm selama 1,5 2 menit.
3. Supernatan dibuang.
4. Lakukan pencucian sebanyak 3x.
5. Endapan sel darah merah yang telah dicuci merupakan suspensi sel 100 %.

Buang Salin

Campur Diputar 3000 rpm


Selama 1,5 2 Menit

11 Lakukan pencucian
3 kali
Buang Salin
Sebanyak Mungkin

Packed Cells
100 %

Gambar 10: Skema pencucian sel darah merah.

Pembuatan suspensi sel darah merah

% Suspensi Endapan Medium Penggunaan


Sel (Lar Saline)
5% (1/20) 1 Bagian 19 Bagian Pemeriksaan Gol. Darah (tube test)
Pemeriksaan silang serasi

10% (1/10) 1 Bagian 9 Bagian Pemeriksaan gol.darah (slide test)

40% (2/5) 2 Bagian 3 Bagian Pemeriksaan gol. Darah Rhesus

Pembuatan suspensi sel darah merah golongan A, B, O dan sel


darah merahnya sendiri

Susp sel A : Sel darah gol. A atau pool dari 3 gol A atau lebih
Susp sel B : Sel darah gol. B
Susp sel O : Sel darah gol. O
Susp sel sendiri : Sel darah merah yang akan diperiksa

Cek ulang gol


darah dengan
CUCI SEL anti-A, anti-B
3X

Buat
Suspensi
10%;5%
beri label
PEMERIKSAAN PRE TRANSFUSI 12
Gambar 11 : Skema pembuatan suspensi sel A, B, O dan yang akan
Diperiksa.

Pemeriksaan golongan darah sistem ABO.


Pemeriksaan :
1. Cell grouping / cell typing Memeriksa antigen sel darah merah dengan cara
menambahkan anti-A, anti-B
2. Serum grouping / serum typing Memeriksa antibodi dalam serum dengan cara
mereaksikannya dengan sel golongan A,B dan O
3. Auto kontrol Memeriksa antibodi dalam serum dengan cara
mereaksikannya dengan sel darah merahnya sendiri
3.1.1 Metoda : Slide / Bloodgrouping plate
Prinsip : Antigen + Antibodi Aglutinasi.
Bahan pemeriksaan : Contoh darah yang akan diperiksa.
Reagensia : 1. Tes serum anti A, anti B
2.Suspensi tes sel gol A, B dan O
3. Suspensi sel darah merahnya sendiri
Alat : 1. Bloodgrouping plate untuk pemeriksaan golongan darah
2. Pipet pasteur
Cara kerja :
I. Cell grouping / typing
1. Darah diteteskan pada bloodgrouping plate masing-masing satu tetes pada 2 tempat.
2. Pada tetes darah pertama tambah anti A, pada tetes darah ke dua tambah anti B.
Goyangkan bloodgrouping plate dengan gerakan keatas dan kebawah hingga
tercampur dengan baik.
3. Baca ada tidaknya aglutinasi.

II. Serum grouping / typing


1. Serum / plasma diteteskan pada bloodgrouping plate masing-masing satu tetes pada
4 tempat.
2. Pada tetes serum pertama di tambah sel A 10%, pada tetes serum ke dua di tambah
sel B 10%, pada tetes serum ke tiga di tambah sel O 10% dan pada tetes serum ke
empat di tambah sel contoh darah yang diperiksa.
3. Goyangkan bloodgrouping plate dengan gerakan keatas dan kebawah hingga
tercampur dengan baik

13
4. Baca ada tidaknya aglutinasi
Hasil pengamatan :
Cell grouping/typing Serum grouping/typing
Gol Auto
Sel A Sel B Sel O
Gol darah Anti A Anti B Darah kontrol
A + - A - + - -
B - + B + - - -
O - - O + + - -
AB + + AB - - - -

Pisahkan sel Buat


Cuci sel suspensi 10
dari Plasma
%
PLASMA SUSPENSI 10%

SEL
B A O 10% ANTI
A B

ADUK

SERUM GROUPING CELL GROUPING

AMATI
Anti Anti
SEL A SEL SEL Auto A B
B O kontrol
Pembacaan
A A
reaksi

B B

O Positif O

negatif
PEMERIKSAAN PRE TRANSFUSI 14

AB AB
Gambar 13 : Skema pemeriksaan golongan darah metoda Slide

Contoh gambar dari bloodgrouping plate

Metoda : Tabung reaksi.


Prinsip : Antigen + Antibodi Aglutinasi.
Bahan pemeriksaan : Contoh darah yang akan diperiksa.
Reagensia : 1. Tes serum anti A, anti B
2. Suspensi tes sel 5 % A, B, O dan sel darah yang akan
diperiksa
Cara kerja :
1) Pisahkan plasma dari sel darah
2) Cuci sel darah 3 kali dan buat suspensi sel 5% dalam salin
3) Cell grouping/typing :
1. Ke dalam 3 tabung pertama , teteskan berturut-turut :
1 tetes anti A, 1 tetes anti B.
2. Dengan pipet pasteur , teteskan masing-masing 1 tetes supensi sel 5%
dari darah yang diperiksa pada setiap tabung berisi anti serum di atas.
4) Serum grouping/typing :
1. Ke dalam 4 tabung berikutnya teteskan masing-masing 2 tetes serum /
plasma darah yang diperiksa.

15
2 Pada masing-masing tabung berisi serum / plasma di atas teteskan
berturut-turut : 1 tetes tes sel A, 1 tetes tes sel B , 1 tetes sel O , dan 1
tetes suspensi sel 5% dari darah yang diperiksa.
5) Kocok dengan baik sampai isinya tercampur .
6) Putar 3400 rpm 15 detik / 1000 rpm 1 menit baca
+ terjadi aglutinasi / hemolisis.
- tidak terjadi aglutinasi / hemolisis.

Metoda Tabung Reaksi

Pisahkan sel sel Buat


Cuci sel
dari plasma suspensi 5%
Plasma (@ 2 tetes) Suspensi sel

Sus
Sel B Sel A Sel O 5% Anti A Anti B

Kocok

SERUM GROUPING Centrifuge CELL GROUPING


3400 rpm/15
(1000 rpm/60)
Anti Anti
Sel Sel Sel Auto
A B
B A O kontrol
Amati
A A

B PEMBACAAN B
REAKSI
O O
Negatif
AB Positif AB

Gambar 14 : Skema pemeriksaan golongan darah metoda Tabung Reaksi

Pemeriksaan golongan darah Rhesus


Metoda : Slide dengan bloodgrouping plate
Bahan : Tes serum anti D IgM
Bovine Albumin 22% (kontrol reagen)
Contoh darah yang akan di periksa.
Alat : Bloodgrouping plate
Pipet pasteur
Cara Kerja :
1. Buat suspensi sel 40% dari darah yang diperiksa dalam salin atau serum /
plasmanya.

PEMERIKSAAN PRE TRANSFUSI 16


2. Teteskan 1 tetes anti D IgM pada bloodgrouping plate di sebelah kiri dan 1 tetes
bovine albumin (BA) 22% pada bagian lain di sebelah kanan.
3. Dengan pipet pasteur teteskan masing-masing 1 tetes suspensi sel 40% pada
tetesan anti-D IgM dan BA 22%.
4. Goyangkan bloodgrouping plate keatas dan kebawah hingga tercampur dan
diamati apakah terjadi reaksi aglutinasi.

Anti D IgM BA 22% Gol. darah


Pembacaan : + - Rh Positif (D+)
- - Rh Negatif (D-)

Tambahkan masing- Tambahkan 2 tetes Tambahkan 1 tetes


masing 1 tetes susp serum/plasma yang akan susp sel 10% yg akan
sel 10% diperiksa diperiksa

1 1 te
tes 1 te 1 te
1 1 1 1 te
susp sel tes tes Bov
te te te te tes anti-D albumin
tes tes tes tes susp sel nya sen
diri IgM
anti-A anti-B susp sel susp selO
A B

Identitas resipien atau kantong darah

Cell Serum Rhesus


grouping/typing grouping/typing grouping/typing

Auto kontrol

Metode : Tabung reaksi (Tube test)


Bahan : 1. Test serum anti D IgM
2. Bovine Albumine 22 %
3. Contoh darah yang akan diperiksa
Alat : 1. Tabung reaksi ukuran 12 x 75 mm
2. Pipet pasteur
3. Water bath 370 C

17
4. Sentrifius
Cara Kerja :
1. Buat suspensi sel 5% dari darah yang diperiksa
2. Sediakan 2 buah tabung reaksi =
tabung I: isi dengan 1 tetes anti D IgM
II: isi dengan 1 tetes Ba 22 %
3. Teteskan ke dalam setiap tabung suspensi sel 5 % darah yang diperiksa
4. Kocok-kocok kedua tabung agar isinya tercampur.
5. Biarkan 5 menit pada suhu kamar atau pada suhu 370 C
6. Putar kedua tabung di dalam centrifiuse dengan kecepatan 3400 rpm 15 detik atau
1000 rpm 1 menit.
7. Baca Reaksi yang terjadi.

Pembacaan :
Tb I Tb II Golongan Darah
+ - Antigen D (+) = Rhesus positif
- - Antigen D (-) = Rhesus negatif
Semua sampel darah dg Rhesus negatip harus dilanjutkan kedalam pemeriksaan Du

Pemeriksaan antigen Du
Bahan :
1. Semua sampel darah Rh neg (D-)
2. Salin (Nacl 0,9%)
3. Serum coombs
4. Test serum anti D Blend
5. Bovine Albumine 22 %
Alat :
1. Tb reaksi ukuran 12 x 75 mm
2. Pipet pasteur
3. Water bath 370 C
4. Sentrifius
Cara Kerja :
1. Lakukan pemeriksaan dengan metode tabung seperti pada pemeriksaan Rhesus
(lihat 3.2.2.).
2. Cuci sel darah sebanyak 3 kali dengan salin. Pencucian terakhir buang seluruh
supernatan salin.
3. Tambah 2 tetes serum coombs pada endapan sel dalam setiap tabung,

PEMERIKSAAN PRE TRANSFUSI 18


putar 3400 rpm 15 detik.
4. Baca reaksi secara makroskopis dan mikroskopis.

Tabung I Tabung II Golongan Darah


+ - Rhesus (-) , Du Positif
- - Rhesus (-) , Du negatif

5. Bila hasil tes coombs tetap negatif, teteskan 1 tetes sel uji coombs,
putar 3400 rpm 15 detik atau 1000 rpm 1 menit.
6. Pembacaan hasil reaksi :
- Hasil positif menunjukan bahwa pemeriksaan benar dan berlaku.
- Hasil negetif menunjukan bahwa pemeriksaan tidak benar, tidak berlaku
dan harus di ulang.

Pemeriksaan golongan darah sistem Rhesus

Suspensi sel 40%


di atas
SLIDE TEST viewing box
Aduk Amati
merata reaksi
Anti-D BA 22%
Rhesus
(+)
TUBE TEST Suspensi sel 5%
Suhu kamar
(atau 37OC) Kocok
5 menit
Anti-D BA 22%
Centrifuge +
3400 rpm Amati Rhesus
15 reaksi (+)

PEMERIKSAAN ANTIGEN DU
Serum Coombs
(@ 2 tetes Cuci sel 3x Kocok
Rhesus (-)
Centrifuge DU variant
Amati
3400 rpm
15 reaksi Rhesus (-)
Endapan sel DU (-)

Gambar 15 : Skema pemeriksaan golongan darah sistem Rhesus.

POKOK BAHASAN 5

Pembuatan Coombs Control Cells (CCC).

19
Coombs control cells adalah sel darah merah yang diselimuti antibodi IgG.
Kegunaan : - Mengontrol hasil tes Coombs negatif.
- Menguji Coombs serum ( baik / rusak ).

Bahan / reagen tambahan : 1. Anti D IgG


2. Darah sitrat gol. O Rhesus positif.

Cara Kerja :
1. Sel darah merah gol. O Rh positif dicuci 3x.
2. Dibuat suspensi sel 5 %.
3. Pada tabung lain teteskan anti D IgG 1 tetes, kemudian tambah lar. salin
63 tetes dan suspensi sel 32 tetes.
4. Campur merata.
5. Simpan pada inkubator 37oC selama 30 menit.
6. Putar 3400 rpm selama 15 detik.
7. Buang supernatan, kemudian kemudian sel dicuci x.
8. Suspensi sel 5 % tadi ditambah lar. salin 32 tetes adalah sel uji Coombs.
Tahan 1 minggu pada suhu 2-6C.

Anti D IgG
CUCI SEL Buat 1 tetes
GOL O Rh + 3x suspensi sel
5%

Saline 63
tetes

Diputar 3400 rpm


selama 15 detik Di Inkubasi pd Campur sampai
suhu 37o C merata
selama 30 menit
Saline 32 tetes
Buang supernatan

CUCI 3X

PEMERIKSAAN PRE TRANSFUSI 20


Sel Uji Coombs (tahan 1
minggu pada suhu 2o 6o C)

Gambar 12 : Skema pembuatan Coombs Control Cells

PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI

Metoda Bovin Albumin.

Fase I
I : Mayor : Darah donor di test dengan serum Resipien .
II : Minor : Darah resipien di test dengan serum Donor.
Serum / plasma = 2 tetes
Suspensi sel 5% = 1 tetes
Putar 1000 rpm 1 menit

Positif = Algutinasi / hemolisis : inkompatibel


Negatif = Tidak ada aglunitasi / tidak hemolisis : lanjutkan F II

Fase II
Tambah masing-masing 2 tetes BA 22% kemudian kocok
Inkubasi 37 c 15 menit
Putar 1000 rpm 1 menit
Positif = Inkompatibel
Negatif = F III

Fase III
Cuci dengan salin 3 kali, buang supernatan .
Tambah 2 tetes serum coombs kemudian kocok.
Putar 1000 rpm 1 menit.
+ inkompatibel
- lakukan tes vadilitas
Test Validitas :

21
Tambah 1 tetes sel CCC pada ke 2 tabung
Putar 1000 rpm 1 menit

Hasil :
- reaksi silang serasi tidak benar dan tidak berlaku (invalid) harus ulang.
+ reaksi silang serasi benar dan berlaku ( valid), darah cocok dan boleh
diberikan sesuai permintaan.

Persiapan Reaksi Silang Serasi

Tentukan gol.
Darah darah ABO
dan Rhesus Siapkan :
Pasien serum +
suspensi
sel 5%
darah
dalam salin
Darah Catatan :
Donor Rh (-)
Donor Pasien Rh (-)

Gambar 16: Skema persiapan reaksi silang serasi.

PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI 22


FASE I
serum sel 5%
pasien donor
M Kocok-kocok Centrifuge
M 3400 rpm, 15
(1000 rpm, 60)

I. Mayor
serum
donor sel 5% Baca reaksi

m (makro & mikro)


pasien
m

Lanjutkan
II. Minor Fase II

Gambar 17 : Skema Fase I

FASE II
BA
22%
Centrifuge

3400 rpm, 15
M (1000 rpm, 60)
m

Inkubasi
Baca reaksi
37OC / 15
(makro & mikro)

Lanjutkan
Fase III

Gambar 18 : Skema Fase II

23
FASE III
Serum
Coombs
Baca
Cuci 3 x sel dalam


reaksi
Tabung I & II M m (makro &
mikro)
Uji
validitas

Kocok-kocok
Buang
Centrifuge 3400
supernatan
rpm, 15
(1000 rpm, 60)

Gambar 19 : Skema Fase III

UJI VALIDITAS

Kompatibel
Sel uji Baca reaksi berikan darah
Coombs (makro & mikro)

Ulang
M m Pemeriksaan
Centrifuge
3400 rpm, 15
(1000 rpm, 60)

Gambar 20 : Skema Uji Validitas

PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI 24


Pemeriksaan Pada Keadaan Gawat Darurat

Beri label : Fase II


Fase I
RSS Fase I fase III

Gambar 21 : Skema pemeriksaan pada keadaan gawat darurat

Metoda Gel Test


Bahan :
Darah donor.
Darah pasien.
Reagen :
LISS ( Low Ionic Strength Solution )
Gel untuk pemeriksaan Uji Silang Serasi Metoda Gel Test

Alat :
Pipet otomatis 5 ul
Dispenser 500 ul
Gunting
Sarung tangan
Tip kuning
Tabung reaksi 12 x 75 mm & raknya.
Sentrifius untuk pemeriksaan gol darah Metoda Gel Test

25
Inkubator 370 C untuk pemeriksaan gol darah Metoda Gel Test
Tissue
Cara kerja :
1. Siapkan 2 buah tabung ukuran 12 x 75 mm.
i. Tabung 1. diisi dengan 5 ul sel darah merah donor
tambah 500 ul larutan pengencer ( LISS )
ii. Tabung 2. diisi dengan 5 ul sel darah merah pasien
tambah 500 ul larutan pengencer ( LISS )
2. Suspensi sel dari tabung 1 diambil 50 ul kemudian, masukkan ke dalam
tabung gel 1 (Mayor) kemudian, tambahkan plasma pasien sebanyak 25 ul.
3. Suspensi sel dari tabung 2 diambil 50 ul kemudian, masukkan ke dalam
tabung gel 2 (Minor) kemudian, tambahkan plasma donor sebanyak 25 ul.
4. Suspensi sel dari tabung 1 diambil 50 ul kemudian, masukkan ke dalam
tabung gel 3 (Auto k) kemudian, tambahkan plasma donor sebanyak 25 ul.
5. Tabung gel diketuk-ketuk sampai campuran sel darah dan plasma turun ke
dalam sel.
6. Tabung gel di inkubasi pada suhu 370 C selama 15 menit.
7. Tabung gel diputar 1000 rpm selama 10 menit.
8. Baca hasilnya.

Gambar 22 : Reagen Gel Test

PEMERIKSAAN UJI SILANG SERASI 26


Gambar 23 : Cara memasukkan bahan pemeriksaan ke dalam tabung gel.

Gambar 24 : Hasil positif atau negatif pada pemeriksaan Gel Test

27
Gambar 25 : Inkubator dan sentrifius untuk pemeriksaan Gel Test

ANTIGLOBULIN TEST

Pada tahun 1945 Mourant, Coombs dan Race menemukan pemeriksaan untuk
mendeteksi antibodi yang tidak beraglutinasi atau antibodi yang menyelimuti sel darah
merah dalam serum.
Pemeriksaan yang sama dilakukan juga untuk mendeteksi atau memperlihatkan
penyelubungan (coating) sel darah merah invivo dengan antibodi dan komplemen. Test ini
disebut antiglobulin test

Antiglobulin test dalam imunohematologi ada 2 bentuk, yaitu :


1. Direkt Antiglobulin Test (DAT) atau yang disebut juga Direkt Coombs Test (DCT)
2. Indirekt Antiglobulin Test (IAT) atau Indirekt Coombs Test (ICT)

Direkt Antiglobulin Test (DAT) atau DCT

DAT digunakan untuk mendeteksi antibodi atau komplemen yang menyelubungi sel darah
merah invivo dengan menggunakan AHG, terutama IgG dan C3d. Setelah sel darah
merah dicuci dengan saline kemudian ditambahkan reagen AHG. Pemeriksaan ini

ANTIGLOBULIN TEST 28
berguna untuk mendeteksi, misalnya penyakit Auto Immune Hemolytic Anemia (AIHA),
drug induced hemolysis, allo imun reaksi oleh karena reaksi transfusi.

Indirekt Antiglobulin Test (IAT) atau ICT

Digunakan untuk mendeteksi reaksi antara sel darah merah dengan antibodi atau
komplemen yang melekat/menyelubungi pada sel darah merah invitro. Serum pasien
diinkubasikan dengan sel darah merah, kemudian sel darah merah dicuci dengan saline
dan ditambahkan AHG. Adanya aglutinasi setelah penambahan AHG menandakan,
bahwa serum tersebut mengandung antibodi yang reaktif dengan antigen-antigen yang
terdapat pada sel darah merah. Pemeriksaan ICT dapat digunakan pada pemeriksaan
skring, identifikasi antibodi dan uji silang serasi.

Macam-macam reagen anti human globulin

1. Reagen AHG polyspesifik mengandung anti-IgG dan anti-C3d


2. Reagen AHG monospesifik mengandung hanya 1 macam antibodi, misalnya anti-IgG,
anti-C3d, IgM dll.

Polyspesifik AHG

Polyspesifik AHG digunakan untuk pemeriksaan uji silang serasi, mendeteksi adanya allo
antibodi dan direkt coombs test.
Polyspesifik AHG mengandung antibodi terhadap IgG manusia dan anti komplemen C3d
dari komplemen manusia. Selain mengandung anti-IgG dan anti-C3d, mungkin juga
mengandung, misalnya anti-C3b, antiC4b dan anti-C4d.

Antibodi yang mempunyai arti klinis yang penting adalah IgG, sehingga fungsi yang paling
penting dari AHG adalah mendeteksi adanya IgG. Reagen ini disiapkan dan distandarisasi
untuk mendeteksi berbagai macam IgG antibodi.
Aktivitas anti-C3d sangat penting artinya untuk pemeriksaan DCT pada pemeriksaan
AIHA, karena kemungkinan C3d merupakan globulin satu-satunya yang dapat dideteksi
pada sel darah merah penderita AIHA.

TEKNIK ANTIGLOBULIN

29
Teknik pemeriksaan DCT

1. Siapkan 2 buah tabung (tabung 1 dan 2) ukuran 12 x 75 mm, kemudian masukkan


kedalam masing-masing tabung 1 tetes suspensi sel darah merah 5% yang akan
diperiksa.
2. Cuci sel darah merah dengan saline dengan cara mengisi saline kedalam tabung,
kemudian diputar dengan sentrifus selama 1 menit pada 1000 rpm atau 3400 rpm
selama 15 detik.
3. Buang saline dengan membalikkan tabung dengan cepat.
4. Lakukan hal diatas sebanyak 3-4 kali
5. Tambahkan 2 tetes AHG sesuai dengan petunjuk pemakaian dari perusahaan yang
mengeluarkan AHG pada tabung 1, sedangkan pada tabung 2 masukkan 2 tetes
saline (sebagai negatip kontrol), kemudian putar kembali.
6. Baca hasil reaksi dengan menggoyangkan tabung perlahan-lahan
7. Hasil pembacaan :

Tabung 1 Tabung 2 Keterangan


+ - Ada antibodi yang melekat pada sel darah merah
- - Tidak ada antibodi yang melekat
+ - Pada hasil yang negatip tambahkan 1 tetes Coombs
Control Cell dan putar kembali dengan sentrifus

Teknik pemeriksaan ICT

1. Siapkan tabung ukuran 12 x 75 mm sesuai kebutuhan. Tambahkan 2 tetes serum


yang akan diperiksa kedalam masing-masing tabung
2. Tambahkan 1 tetes sel darah merah segolongan atau sel panel dengan suspensi sel
5%
3. Putar selama 1 menit pada 1000 rpm atau 3400 rpm selama 15 detik. Baca hasil
reaksi (Fase I)
4. Tambahkan 2 tetes Bovine albumin kedalam setiap tabung, kocok-kocok sebentar
kemudian
5. Inkubasi 37C selama 15 menit
6. Putar baca hasil reaksi (Fase II = fase bovine albumin)
7. Cuci sel darah merah 3-4 x dengan saline
8. Tambahkan 2 tetes coombs serum dan putar kembali. Baca hasil reaksinya

ANTIGLOBULIN TEST 30
9. Semua hasil reaksi yang negatip ditambahkan 1 tetes coombs control cells, putar
kembali, kemudian baca hasil reaksinya.

Sumber-sumber kesalahan

Penyebab hasil false negatip atau negatip palsu

1. Tidak mencuci sel darah merah dengan bersih dan baik, menyebabkan hasil
pemeriksaan menjadi false negatip, karena globulin yang bebas yang tidak melekat
pada sel darah merah akan menetralisir AHG
2. Reaksi false negatip dapat terjadi bila pemeriksaan tertunda. Pelaksanaan proses
pencucian harus dilakukan secepat mungkin untuk mengurangi kemungkinan
kehilangan antibodi yang terlepas dari sel.
AHG harus ditambahkan segera setelah proses pencucian selesai, kalau tidak
antibodi yang telah mengadakan ikatan akan terlepas kembali
3. Reagen dapat kehilangan reaktivitasnya bila penyimpanan reagen tidak benar dan
kontaminasi dengan bakteri atau serum manusia. AHG harus disimpan pada suhu 2-
8C dan jangan dibekukan.
4. Lupa menambahkan AHG. Hal ini dapat dicegah dengan menggunakan AHG yang
berwarna.
5. Penggunaan sentrifus yang tidak benar. Putaran sentrifus yang lambat, membuat
reaksi aglutinasi menjadi tidak optimal atau sebaliknya.
6. Jumlah sel darah merah yang terdapat pada pemeriksaan mempengaruhi reaktivitas.
Reaksi menjadi lemah bila menggunakan sel darah merah terlalu banyak, atau
sebaliknya.
7. Reaksi prozon kadang-kadang penyebab pemeriksaan antiglobulin menjadi tidak
reaktif.

Penyebab positip palsu atau false positip

1. Sel darah merah sudah beraglutinasi sebelum sel darah merah dicuci. Apabila
aglutinasi pada saat itu tidak terlihat, maka setelah penambahan AHG pembacaan
reaksi aglutinasi dapat disalah interpretasikan sebagai akibat perselubungan IgG atau
komplemen.

31
2. Tabung gelas atau plastik yang tidak bersih dan terkontaminasi dengan debu,
detergen atau material lain dapat mengakibatkan sel darah merah menggumpal atau
agregasi.
3. Putaran sentrifus yang berlebihan dapat memadatkan sel darah merah, sehingga
terjadi agregasi yang dapat disalahartikan sebagai aglutinasi.
4. Produksi reagen yang kurang baik.
5. Contoh darah mengandung silicone gel
6. Contoh darah diambil melalui selang infus, misalnya 5% atau 10% dextrose.
7. Darah pasien terkontaminasi oleh bakteri.

PENYAKIT AUTOIMMUNE HAEMOLYTIC ANAEMIA (AIHA)

Autoimmune hemolytic anemias (AIHA) disebabkan oleh antibodi yang diproduksi oleh
sistem imunnya sendiri. Terjadi pada anti-sel darah merah antibodi. Terdiri atas warm
antibodi dan cold antibodi. Warm antibodi, biasanya jenis Ig G dan bereaksi terhadap sel
darah merah pada suhu 37oC, sensitisasi terjadi pada organ limpa. Sedangkan cold
antibodi terutama jenis Ig M dan bereaksi terhadap sel darah merah pada suhu tubuh
normal tetapi lebih progresif pada suhu 0o, sensitisasi terjadi pada organ hati. Contohnya
pada Systemic Lupus Erythematosis.

PENYAKIT HAEMOLYTIC DISEASE OF THE NEW BORN (HDN)

Pada hemolytic diseases of the new born (HDN) terjadinya hemolisis disebabkan oleh
antibodi maternal terhadap sel fetal. Kasus ini terjadi pada golongan darah sistem rhesus.

Pada golongan darah sistem rhesus di dalam plasmanya tidak terdapat antibodi secara
alamiah. Antibodi timbul akibat stimulasi antigen misalnya manusia dengan golongan
darah Rh negatif ditransfusi dengan golongan darah Rh positif,maka resipien akan
membentuk anti-Rh antibodi.

Pada wanita Rh negatif menikah dengan laki-laki Rh positif maka akan mempunyai anak
dengan golongan darah Rh positif. Pada saat kehamilan ketika sel darah merah fetal
masuk ke dalam plasenta, akan menstimulasi produksi antibodi maternal terhadap

PENYAKIT HAEMOLYTIC DISEASE OF THE NEW BORN (HDN) 32


antigen fetal. Ketika antibodi memasuki sirkulasi fetal akan menyebabkan destruksi sel
darah merah fetal, fenomena ini disebut hemolytic diseases of the new born (HDN).

RINGKASAN

Transfusi darah adalah pemberian darah atau komponen darah dari donor yang sehat
kepada resipien yang membutuhkannya. Darah terdiri atas sel-sel darah dan plasma. Sel-
sel darah meliputi sel darah merah, sel darah putih dan keping-keping darah.

Sistem golongan darah umumnya terikat pada sel darah merah, namun sistem golongan
darah Lewis mempunyai keistimewaan tersendiri. Antigen Lewis merupakan antigen yang
larut dalam serum, plasma atau cairan tubuh lainnya, misalnya ASI, cairan lambung yang
disebut, sebagai substance, sehingga antigen Lewis terikat pada sel darah merah secara
sekunder.

Untuk pemberian transfusi darah dan komponen darah membutuhkan pemeriksaan


golongan darah ABO dan Rhesus (D) antara darah donor dan darah resipien yang harus
sama dan cocok untuk menghindari reaksi aglutinasi atau hemolisis yang dapat
membahayakan resipien hingga kematian.

Untuk menghindari terjadinya reaksi transfusi, maka pemeriksaan harus dilakukan dengan
baik dan teliti. Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan golongan darah
ABO dan Rhesus (D) metode bloodgrouping plate atau tabung. Yang dilanjutkan dengan
pemeriksaan uji silang serasi metode Bovine albumin 22% atau gel test. Uji silang serasi
dilakukan pada setiap pemberian transfusi darah dan komponen darah yang mengandung
sel darah merah 5 ml.

Untuk melihat reaktivitas reagen yang akan digunakan, maka sebelum melakukan
pemeriksaan, petugas laboratorium harus melakukan validasi reagen yang akan
digunakan 1 kali setiap hari. Semua kegiatan yang telah dilakukan harus tercatat dan
terdokumentasikan dengan baik.

33
DAFTAR PUSTAKA

1. Abbas AK, Lichtman AH, Pober JS. Cellular and Molecular Immunology. 4 ed.
Philadelphia. WB Saunders 2000.
2. Depkes RI, WHO, (Maret 2003) Buku Pedoman Pelayanan Transfusi Darah. Modul 3
Serologi Golongan Darah.
3. Frey-Wettstein M., Barandun S., Bucher U., Die Blut Transfusion Ein Vademecum.
Karger Verlag
4. Kresno SB. Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium. Ed3. Jakarta. FKUI
2000.
5. Lee GR, Bithell TC, Foerster J, Athens JW, Lukens JN. Wintrobes Clinical Hematology.
Ninth ed. Philadelphia. Lea & Febiger 1993.
6. Miller LE, Ludke FIR, Peacock JE, Tomar RH. Manual of Laboratory Immunology. 2
ed. Philadelphia Lea & Febiger 1991.
7. Mollison P.L., Engelfriet C.P., Marcela Contreras (tenth edition) Blood Transfusion in
Clinical Medicine. Blackwell Science
8. Mueller-Eckhardt (2. vollstndig berarbeitete und erweiterte Auflage)
Transfusionsmedizin. Springer Verlag.
9. Spielmann, Seidl (2. vllig neu bearbeitete Auflage) Einfhrung in die
Immunhmatologie und Transfusionskunde. Verlag Chemie
10. Technical Manual (13th Edition) American Association of Blood Banks
11. Unit Transfusi Darah PMI Pusat, (Edisi Ketiga 2007) Pedoman Pelayanan Transfusi
Darah.

LAMPIRAN

Lampiran 1. TEST VALIDASI REAGEN ANTI-A, ANTI-B, ANTI-D

Metode Bloodgrouping Plate

Reagen Anti-A

1 tetes 1 tetes 1 tetes


Anti-A Anti-A Anti-A
+ +

LAMPIRAN 34
1 tetes 1 tetes
1 tetes
sel sel
sel susp
susp A susp B
O 10%
10% 10%

Goyang plate kedepan dan


kebelakang hingga tercampur
rata

Hasil Reaksi

Reagen Anti-B

1 tetes 1 tetes 1 tetes


Anti-B Anti-B Anti-B
+ +
1 tetes 1 tetes
1 tetes
sel sel
sel susp
susp A susp B
O 10%
10% 10%

Goyang plate kedepan dan


kebelakang hingga tercampur
rata

Hasil Reaksi

Reagen Anti-D

1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes


Anti-D Anti-D Bovine Bovine
IgM IgM Albumin Albumin
+ + + +
1 tetes 1 tetes
1 tetes 1 tetes
sel sel
sel susp A sel susp
susp A susp B
10% B 10%
10% 10%

Goyang plate kedepan dan kebelakang


hingga tercampur rata

Hasil Reaksi

Hasil Validasi
: Valid / tidak No Lot/ Exp Anti-
Anti-A valid A

35
: Valid / tidak No Lot/ Exp Anti-
Anti-B valid B
: Valid / tidak No Lot/ Exp Anti-
Anti-D valid D
: Valid / tidak No Lot/ Exp Bovine
Bovine Albumin valid Albumin

Tanggal Pemeriksaan

Nama Pemeriksa Dicek Oleh :

Lampiran 2. TEST VALIDASI REAGEN BOVINE ALBUMIN 22% & AHG

UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT .

1 tetes susp sel A 5% + 1 tetes susp sel B 5% + 1 tetes susp sel O 5% +


Validasi Bovine 2 tetes Bovine albumin 22% 2 tetes Bovine albumin 22% 2 tetes Bovine albumin 22%
Albumin 22% Kocok agar homogen, kemudian inkubasi pada suhu 37C selama 15 menit
Putar 3000 rpm selama 15 detik baca reaksi
Hasil Pemeriksaan
Cuci 3 kali dengan Saline kemudian reaksi dilanjutkan dengan
Validasi Anti Human
Menambahkan kedalam masing-masing tabung 2 tetes Anti Human Globulin
Globulin
Kocok perlahan-lahan, kemudian putar 3000 rpm selama 15 detik Baca reaksi
Hasil Pemeriksaan
Coombs Control Cells (CCC)
Kontrol semua tabung bila hasil pemeriksaan negatip dengan CCC
Tambahkan kedalam masing-masing tabung dengan 1 tetes CCC
Hasil Pemeriksaan
Test Validasi Data reagen

LAMPIRAN 36
Bovine Albumin 22% : Valid / tidak valid No. Lot / Exp. Bovine Albumin :
Anti Human Globulin : Valid / tidak valid No. Lot / Exp. A H G :

Nama pemeriksa : Dicek oleh :

Keterangan : Untuk test validasi AHG hanya dapat dilanjutkan, bila hasil validasi Bovine albumin
22% baik/valid

Lampiran 3. Lembar Kerja Golongan Darah dan Cross Matching

UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT .


Lembar Kerja Pemeriksaan Golongan Darah ABO dan Rhesus

Metode Slide Test dengan Bloodgrouping Plate

NAMA PASIEN :
TGL LAHIR / USIA :
DIRAWAT DI :

SERUM GROUPING/BACK
SEL GROUPING TYPING Auto RHESUS
Kontrol Anti-D
Anti-A Anti-B Sel A Sel B Sel O IgM Bov. Alb.
1 tetes 1 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes 2 tetes 1 tetes 1 tetes
Serum Serum Serum Anti-D Bov.Alb
Anti-A Anti-B OS OS OS Serum OS IgM 22%
+ + + + + + + +

37
1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes 1 tetes
sel OS sel OS Sel A Sel B Sel O Sel OS Sel OS Sel OS
10% 10% 10% 10% 10% 10% 40% 40%
No. Goyangkan Blood grouping plate keatas dan kebawah perlahan-lahan
Nama Diamkan sekitar 1-2 menit, kemudian baca reaksi dengan menggoyangkannya perlahan- Hasil
pasien/No. lahan Pemeriksaa
Uru kantong n
t

Test Validasi Data Reagen


Anti-A : No Lot / Exp. Anti-A
Anti-B : No Lot / Exp. Anti-B
Anti-D IgM : No Lot / Exp. Anti-D IgM
Bovine
Albumin : No Lot / Exp. B. Alb 22%
Test sel A :
Test sel B :
Test sel O :

Nama pemeriksa : Dicek oleh :

UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT .


Lembar Kerja Pemeriksaan Uji Silang Serasi Metode Bovine Albumin Untuk 1 Donor

NAMA PASIEN :
TGL LAHIR / USIA :
DIRAWAT DI :

Medium Saline (Fase 1)


Mayor test Minor test Auto kontrol
2 tetes serum OS + 2 tetes plasma dn + 2 tetes serum OS +
1 tetes susp sel dn 5% 1 tetes susp sel 5% OS 1 tetes susp sel 5% OS
No. kantong Darah Kocok perlahan-lahan agar homogen, kemudian putar 3000 rpm selama 15 detik
Baca reaksi dengan menggoyangkan tabung perlahan-lahan dan reaksi dilanjutkan
Hasil Pemeriksaan
Medium Bovine Albumin 22% (Fase 2)
Tambahkan masing-masing tabung 2 tetes Bovine Albumin 22%
No. kantong Darah Kocok agar homogen, kemudian inkubasi pada suhu 37C selama 15 menit
Putar 3000 rpm selama 15 detik baca reaksi
Hasil Pemeriksaan

LAMPIRAN 38
Medium Anti Globulin Test (Fase 3)
Cuci 3 kali dengan Saline kemudian reaksi dilanjutkan dengan
No. kantong Darah Menambahkan kedalam masing-masing tabung 2 tetes Anti Human Globulin
Kocok perlahan-lahan, kemudian putar 3000 rpm selama 15 detik Baca reaksi
Hasil Pemeriksaan
Coombs Control Cells (CCC)
No. kantong Darah Kontrol semua tabung bila hasil uji silang serasi negatip dengan CCC
Tambahkan kedalam masing-masing tabung dengan 1 tetes CCC
Hasil Pemeriksaan
No. Kantong Darah HASIL AKHIR UJI SILANG SERASI
Hasil Pemeriksaan KOMPATIBEL / INKOMPATIBEL

Test Validasi Data reagen


Bovine Albumin 22% : No. Lot / Exp. Bovine Albumin :
Anti Human Globulin : No. Lot / Exp. A H G :

Nama pemeriksa : Dicek oleh :

39

Anda mungkin juga menyukai