Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen
alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk
yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia
dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui
pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan
teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup
berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang
terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia
lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman
ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat konsumtif dan cenderung merusak
lingkungannya. Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain oleh
pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh
perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan
yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan tumbuhan,
hewan bahkan manusia. Pencemaran yang terjadi adalah akibat dari aktivitas yang dilakukan
manusia. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika terkontaminasi oleh bahan pencemar yang
dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada
yang segera nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan
berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah
penduduk dari abad ke abad.
Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran. Pencemaran
lingkungan terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara,
pencemaran air dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran
udara, air dan tanah sudah sangat kritis. Pernah terjadi bencana lingkungan seperti sampah, banjir
dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan dibahas tentang jenis-jenis pencemaran dan
penyebabnya serta solusi yang ditawarkan agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat
diminimalisasi.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pencemaran udara ?
2. Apa saja sumber pencemaran udara ?
3. Apa saja klasifikasi bahan pencemaran udara ?
4. Apa zat-zat pencemaran udara ?
5. Apa saja penyebab pencemaran udara ?
6. Apa dampak pencemaran udara ?
7. Apa saja pencegahan pencemaran udara ?
8. Apa upaya penanggulangan pencemaran udara ?

1.3 Rumusan Tujuan


1. Untuk mengetahui pengertian pencemaran udara
2. Untuk mengetahui sumber pencemaran udara
3. Untuk mengetahui klasifikasi bahan pencemaran udara
4. Untuk mengetahui zat-zat pencemaran udara
5. Untuk mengetahui penyebab pencemaran udara
6. Untuk mengetahui dampak pencemaran udara
7. Untuk menjelaskan pencegahan pencemaran udara
8. Untuk menjelaskan upaya penanggulangan pencemaran udara

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pencemaran udara


Pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam
lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh
manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat memberikan efek pada manusia,
binatang, vegetasi dan material karena ulah manusia (man made).
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara
yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Jadi,
pencemaran udara adalah masuknya atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir
yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia
secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan.
Pencemaran dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam rumah, di
ruang-ruang sekolah ataupun di ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai pencemaran
dalam ruang (indoor pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi di lingkungan rumah,
perkotaan, bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar ruang (outdoor pollution).
Umumnya, polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut berasal
dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh mesin-
mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas dan asap tersebut
merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan bakar, yaitu: CO2
(karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida) dan NOx (nitrogen oksida).
2.2 Sumber pencemaran udara

1. Kegiatan manusia
a. Transportasi
Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi mengakibatkan pengembangan wilayah
perkotaan ke daerah pinggiran kota. Akibatnya aktivitas penduduk dengan alat
transportasi pun meningkat. Kegiatan transportasi menjadi penyebab pencemaran udara
karena senyawa kimia yang dihasilkan dari kendaraan bermotor. Senyawa kimia
tersebut antara lain karbon dioksida, nitrogen dioksida, dan beberapa partikel mikro.

3
b. Industri
Jenis industri yang menjadi sumber pencemaran melalui udara diantaranya industri
besi dan baja, industri semen, industri kendaraan bermotor, industri pupuk, industri
alumunium, industri pembangkit tenaga air, industri kertas, industri kilang minyak,
industri pertambangan. Industrialisasi di Indonesia sedang berkembang, tetapi
perkembangan tersebut seringkali mengabaikan pengendalian pencemaran. Oleh karena
itu pemilik usaha industri harus melengkapi industrinya dengan fasilitas untuk
pengendalian limbah.
c. Pembangkit listrik
d. Pembakaran (perapian, kompor, furnace, incinerator dengan berbagai jenis bahan bakar
e. Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
2. Sumber alami
a.Gunung berapi
b. Rawa-rawa
c.Kebakaran hutan
d.Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
3. Sumber-sumber lain
a.Transportasi amonia
b.Kebocoran tangki klor
c.Timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan akhir sampah
d.Uap pelarut organik

2.3 Klasifikasi bahan pencemar udara

Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang
ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya.
Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal,
regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.

4
Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder :

1. Polutan primer

Polutan primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara atau polutan yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu, dan dapat
berupa:

a. Polutan Gas terdiri dari:


Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon teroksigenasi, dan karbon
oksida (CO atau CO2) karena ia merupakan hasil dari pembakaran
Senyawa sulfur, yaitu oksida.
Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida, hidrokarbon terklorinasi,
dan bromin.

b. Partikel

Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang spesifik, dapat berupa zat padat
maupun suspense aerosol cair sulfur di atmosfer. Bahan partikel tersebut dapat berasal dari
proses kondensasi, proses (misalnya proses menyemprot/ spraying) maupun proses erosi
bahan tertentu.

2. Polutan Sekunder

Polutan sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-
pencemar primer di atmosfer sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau lebih
bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 yang
menghasilkan NO dan O radikal.

Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:

a. Konsentrasi relative dari bahan reaktran

b. Derajat fotoaktivasi

5
c. Kondisi iklim

d. Topografi lokal dan adanya embun.

2.4 Zat zat pencemaran udara

Ada beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:

1. Karbon monoksida (CO)

Gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari pembakaran

tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan bermotor.

2. Nitrogen dioksida (NO2)

Gas yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit

energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.

3. Sulfur dioksida (SO2)

Gas yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari

pembakaran bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini biasanya

digunakan sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.

4. Partikulat (asap atau jelaga)

Polutan udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari cerobong

pabrik berupa asap hitam tebal.

Macam-macam partikel, yaitu :

a. Aerosol : partikel yang terhambur dan melayang di udara

6
b. Fog (kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara

c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir padat dan cair dan melayang
berhamburan di udara

d. Dust (debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara

5. Hidrokarbon (HC)

Uap bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak

6. Chlorofluorocarbon (CFC)

Gas yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer bumi.

Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga seperti kulkas, AC, alat pemadam kebakaran,

pelarut, pestisida, alat penyemprot (aerosol) pada parfum dan hair spray.

7. Timbal (Pb)

Logam berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan

bermotor. Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau

partikulat yang dapat terhirup oleh manusia.

8. Karbon dioksida (CO2)

Gas yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor dan

pabrik serta gas hasil kebakaran hutan.

2.5 Penyebab pencemaran udara

Pembangunan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam industri dan teknologi,
serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak)

7
menyebabkan udara yang kita hirup di sekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil
pembakaran.

Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu :

Faktor internal (secara alamiah), contoh:

1. Debu yang beterbangan akibat tiupan angin.

2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik.,

3. Proses pembusukan sampah organik, dll

Faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:

1. Hasil pembakar bahan bakar fosil.

2. Debu/serbuk dari kegiatan industri

3. Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara

2.6 Dampak pencemaran

Terhadap Lingkungan Alam

Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain:

1. Hujan Asam

Istilah hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis tentang
polusi industri di Inggris. Hujan asam adalah hujan yang memiliki kandungan pH (derajat
keasaman) kurang dari 5,6. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan
membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan


Merusak tanaman

8
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi
kualitas air tanah dan air permukaan
Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan bercampur dengan embun. Dengan
bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi tetesan-tetesan asam yang
kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam. Namun, bila H2SO2 dan HNO2 dalam bentuk
butiran-butiran padat dan halus turun ke permukaan bumi akibat adanya gaya gravitasi bumi,
maka peristiwa ini disebut dengan deposisi asam.

SO2 dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil
(kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit energi listrik) akan
menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang dihirup oleh makhluk hidup dan
sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga mencemari air dan mineral tanah.

Skema terjadinya hujan asam

2. Penipisan Lapisan Ozon

Ozon (O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di atmosfer, ozon
terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada ketinggian 15-60 km di atas
permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah untuk melindungi bumi dari radiasi sinar
ultraviolet yang dipancarkan sinar matahari dan berbahaya bagi kehidupan. Namun, zat kimia
9
buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting Substances) atau BPO (Bahan
Perusak Ozon) ternyata mampu merusak lapisan ozonsehingga akhirnya lapisan ozon menipis.
Hal ini dapat terjadi karena zat kimia buatantersebut dapat membebaskan atom klorida (Cl) yang
akan mempercepat lepasnya ikatan O3menjadi O2. Lapisan ozon yang berkurang disebut sebagai
lubang ozon (ozone hole). Diperkirakan telah timbul adanya lubang ozon di Benua Artik dan
Antartika. Oleh karena itulah, PBB menetapkan tanggal 16 September sebagai hari ozon dunia
dengan tujuan agar lapisan ozon terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang parah.

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami
bumi yang berfungsi menyaring radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian
molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai
stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih
cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan
lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahari tidak tersaring dan dapat
mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.

Proses kerusakan ozon oleh klorin

10
3. Pemanasan Global

Kadar CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan panas dari bumi ke
atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas. Peristiwa ini disebut dengan efek
rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca ini mempengaruhi terjadinya kenaikan suhu
udara di bumi (pemanasan global). Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh
dunia dan menimbulkan dampak berupa berubahnya pola iklim.

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di
lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi.
Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan
global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

Pencairan es di kutub
Perubahan iklim regional dan global
Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Proses terjadinya efek rumah kaca

Permukaan bumi akan menyerap sebagian radiasi matahari yang masuk ke bumi dan
memantulkan sisanya. Namun, karena meningkatnya CO2 di lapisan atmosfer maka pantulan
radiasi matahari dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang dan akan kembali dipantulkan ke bumi.
Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi menjadi semakin panas (pemanasan global).
Peristiwa ini sama dengan yang terjadi di rumah kaca. Rumah kaca membuat suhu di

dalam ruangan rumah kaca menjadi lebih panas bila dibandingkan di luar ruangan. Hal ini dapat
terjadi karena radiasi matahari yang masuk ke dalam rumah kaca tidak dapat keluar.

11
Peristiwa efek rumah kaca

Dampak Pencemaran Udara Terhadap Manusia

Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat
berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap
oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling
umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di
antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

Partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan, manusia, tanaman, dan hewan.
Udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai penyakit saluran
pernapasan atau pneumokoniosis yang merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan
oleh adanya partikel yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru akan menentukan letak
penempelan atau pengendapannya. Penyakit pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari
jenis partikel yang masuk atau terhisap ke dalam paru-paru. Adapun jenis-jenis penyakit
pneumoniosis seperti :

12
a. Penyakit Antrakosis

Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh pencemaran debu batubara.
Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja tambang batubara atau pekerja yang banyak
melibatkan penggunaan batubara seperti power plant (pembangkit listrik tenaga uap. Masa
inkubasi penyakit ini antara 2-4 tahun yang ditandai dengan sesak napas.

b. Penyakit Silikosis

Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap
masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silika ini banyak terdapat di industri
besi baja, keramik, pengecoran beton, proses permesinan seperti mengikir, menggerinda. Di
samping itu debu silika juga terdapat di penambangan bijih besi, timah putih, dan tambang batu
bara. Penyakit silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita sebelumnya sudah menderita
penyakit TBC paru-paru, bronchitis kronis, astma broonchiale dan penyakit pernapasan lainnya.
Pada awalnya, penyakit silikosis ditandai dengan sesak napas yang disertai dengan batuk-batuk
tanpa dahak.

c. Penyakit Asbestosis

Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat asbes yang mencemari
udara. Asbes merupakan campuran berbagai macam silikat terutama selain mempengaruhi
keadaan lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa dampak negatif bagi kehidupan
makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan dan manusia.

Dampak pencemaran udara bagi manusia, antara lain:

1. Karbon monoksida (CO)

Mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal


tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit
kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan
koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 80 % Hb dalam darah telah
mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.

13
2. Nitrogen dioksida (SO2)

Dapat menyebabkan timbulnya serangan asma.

3. Hidrokarbon (HC)

Menyebabkan kerusakan otak, otot dan jantung.

4. Chlorofluorocarbon (CFC)

Menyebabkan melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit terang, katarak
dan melemahnya sistem daya tahan tubuh

5. Timbal (Pb)

Menyebabkan gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta mempengaruhi
kecerdasan otak.

6. Ozon (O3)

Menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil paru-paru.

7. NOx

Menyebabkan iritasi pada paru-paru, mata dan hidung.

Dampak Pencemaran Udara Bagi Kehidupan Hewan

1. Penipisan lapisan ozon

Menimbulkan kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya rantai makanan
pada tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah fitoplankton.

2. Hujan asam

Menyebabkan pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu.

14
3. Pemanasan global

Penurunan hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada kehidupan hewan,
pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan candi-candi. Iklim dunia yang
berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam dan naiknya
permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan menurunnya
produksi panen, bencana alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi dan permukaan laut yang
meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah-daerah pesisir pantai.

Dampak Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan

1. Hujan Asam

Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena


memindahkan zat hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan mengganggu
pertumbuhan tanaman.

Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah sehingga tanah
akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan mati.

2. Penipisan Lapisan Ozon

Merusak tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti beras,
jagung dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan produsen bagi rantai
makanan di laut.

3. Pemanasan global

Penurunan hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman


hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan untuk bertahan hidup
berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.

4. Gas CFC

15
Mengakibatkan tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi mutasi genetik
(perubahan sifat organisme).

Berikut dampak pencemaran udara berupa gas :


N BAHAN SUMBER DAMPAK/AKIBAT PADA
O PENCEMAR INDIVIDU/MASYARAKAT
1. Sulfur Dioksida Batu bara atau bahan bakar Menimbulkan efek iritasi pada saluran nafas
(SO2) minyak yang mengandung sehingga menimbulkan gejala batuk dan
Sulfur. Pembakaran limbah sesak nafas.
pertanah. Proses dalam
industri.
2. Hidrogen Sulfa Dari kawah gunung yang Menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat
(H2S) masih aktif. merusak indera penciuman (nervus
olfactory)
3. Nitrogen Oksida Berbagai jenis pembakaran. Menggangu sistem pernapasan.
(N2O) Gas buang kendaran Melemahkan sistem pernapasan paru dan
Nitrogen bermotor. saluran nafas sehingga paru mudah terserang
Monoksida (NO) Peledak, pabrik pupuk. infeksi.
Nitrogen Dioksida
(NO2)
4. Amoniak (NH3) Proses Industri Menimbulkan bau yang tidak
sedap/menyengat.
Menyebabkan sistem pernapasan,
Bronchitis, merusak indera penciuman.
5. Karbon Dioksida Semua hasil pembakaran. Menimbulkan efek sistematik, karena
(CO2) Proses Industri meracuni tubuh dengan cara pengikatan
Karbon Monoksida . hemoglobin yang amat vital bagi oksigenasi
(CO) jaringan tubuh akaibatnya apabila otak
Hidrokarbon kekurangan oksigen dapat menimbulkan
kematian.
Dalam jumlah kecil dapat menimbulkan
gangguan berfikir, gerakan otot, gangguan
jantung.

16
Gambar polusi udara oleh asap pabrik dan kendaraan

2.7 Pencegahan pencemaran udara

Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan sumber
polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu menggunakan
masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan.

Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi polutan,
bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah polutan, melarutkan polutan, dan
mendispersikan-menguraikan polutan.

1. Mencegah pencemaran udara berbentuk gas

a. Adsorbsi

Adsorbsi merupakan proses melekatnya molekul polutan atau ion pada permukaan zat
padat-adsorben-seperti karbon aktif dan silikat. Adsorben mempunyai sifat dapat menyerap
zat lain sehingga menempel pada permukaannya tanpa reaksi kimia serta memiliki daya
kejenuhan yang bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan dulu, kemudian
digunakan lagi.

b. Absorbsi

Absorbsi merupakan proses penyerapan yang memerlukan solven yang baik untuk
memisahkan polutan gas dengan konsentrasinya. Metoe absorbs ini pada prinsipnya hampir

17
sama dengan metode adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi hidrokarbon mengalami kontak
dengan cairan di mana hidrokarbon akan larut atau tersuspensi.

c. Kondensasi

Kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau bendda gas menjadi benda cair
pada suhu udara di bawah titik embun. Polutan gas diarahkan mencapai titik kondensasi
tinggi dan titik penguapan yang rendah, seperti hidrokarbon dan gas organic lainnya.

d. Pembakaran

Pembakaran merupakan proses untuk menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat di


dalam polutan dengan mempergunakan proses oksidasi panas yang disebut inceneration.
Iceneration merupakan salah satu metode dalam pengolahan limbah padat dengan
menggunakan pembakaran yang menghasilkan gas dan residu pembakaran.

2. Mencegah pencemaran udara berbentuk partikel

a. Filter

Filter udara dimaksudkan untuk menangkap debu atau polutan partikel yang ikut keluar
pada cerobong atau stack pada permukaan filter, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan
sehingga hanya udara bersih saja yang keluar dari cerobong. Penggunaan filter udara
seharusnya disesuaikan dengan sifat gas buangan yang keluar seperti berdebu banyak,
besifat asam, bersifat alkalis dan sebagainya. Beberapa contoh jenis filter yang banyak
digunakan seperti cotton, nylon, orlon, dacron, fiberglass, polypropylene, wool, nomex,
tefloyn.

b. Filter basah

Cara kerja filter basah atau scrubbers/wat collectors adalah membersihkan udara kotor
dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangakan udara yang kotor dari
bagian bawah alat.

18
c. Elektrostatik

Alat pengendap elektrostatik dapat digunakan untuk membersihkan udara kotor dalam
jumlah yang relative besar. Alat ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai
tegangan antara 25-100 kv, berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan
positif sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar
dinding silinder, diberi muatan negative.

d. Kolektor Mekanik

Mengendapkan polutan partikel yang ukurannya relative besar dapat dengan


menggunakan tenaga gravitasi. Pengendap siklon atau cyclone Separators adalah
pengendap debu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang
berdebu.

e. Program penghijauan

Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil pencemaran udara berupa karbon dioksida (CO2)


dan melepaskan oksigen (O2). Tumbuh-tumbuhan akan menghisap dan mengurangi
polutan, dengan melepaskan gas oksigen maka akan mengurangi jumlah polutan di udara.
Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai paru-paru kota maka kualitas udara
akan semakin sehat sehingga akan mendukung program langit biru (prolabir). Program
penghijauan ini seharusnya merupakan gerakan nasional agar semua pihak dapat
berpartisipasi aktif.

f. Ventilasi udara

Penggunaan dan penempatan ventilasi udara seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan.


Perhatian utama yaitu tercukupnya kebutuhan gas oksigen (O2) dalam ruangan serta
menjadikan udara dalam ruangan bebas dari berbagai polutan. Bila akan menggunakan
exhaust fan, maka usahakan dekat dengan sumber pencemaran, agar polutan segera dapat
keluar dalam ruangan.

19
2.8 Upaya penanggulangan pencemaran

Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang dilakukan


sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah terjadinya
pencemaran.

Usaha Preventif (sebelum pencemaran)

1. Mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.

2. Mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.

3. Mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi industri


atau usaha yang menghasilkan limbah.

4. Tidak membakar sampah di pekarangan rumah.

5. Tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan membatasi penggunaan AC
dalam kehidupan sehari-hari.

6. Tidak merokok di dalam ruangan.

7. Menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.

8. Ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.

9. Ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon pelindung.

10. Tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan liar secara sembarangan.

11. Mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol dalam penyemprotan ruang.

12. Menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung CFC.

13. Mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.

14. Mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan CCl4.

20
Usaha kuratif (sesudah pencemaran)

Bila telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa usaha
untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:

1. Menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban pencemaran lingkungan.

2. Kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi untuk membersihkan lingkungan
dari polutan.

3. Melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur ulang.

4. Menggunakan penyaring pada cerobong di kilang minyak atau pabrik yang menghasilkan
asap atau jelaga penyebab pencemaran udara.

5. Mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat atau teknologi tepat guna yang
berwawasan lingkungan setelah adanya musibah/kejadian akibat pencemaran udara,
misalnya menemukan bahan bakar dengan kandungan timbal yang rendah (BBG).

21
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam


atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan
manusia secara umum serta menurunkan kualitas lingkungan. Secara umum penyebab
pencemaran udara ada 2 macam, yaitu : Karena faktor internal (secara alamiah), contoh: debu
yang beterbangan akibat tiupan angin, Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi
berikut gas-gas vulkanik., Proses pembusukan sampah organik, dll. Dan karena faktor eksternal
(karena ulah manusia), contoh: hasil pembakar bahan bakar fosil, debu/serbuk dari kegiatan
industri, pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

Pencemaran udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain: hujan
asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global. Selain mempengaruhi keadaan lingkungan
alam, pencemaran udara juga membawa dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup
(organisme), baik hewan, tumbuhan dan manusia.Dampak pencemaran udara bagi manusia,
antara lain: mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh
terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas
pendek, sakit, kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu,
fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 80 % Hb dalam darah
telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian. Dampak
pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain: Merusak kehidupan ekosistem
perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena memindahkan zat hara di daun dan
menghalangi pengambilan Nitrogen) dan mengganggu pertumbuhan tanaman.

Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan sumber
polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu menggunakan
masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan kesehatan. Tindakan yang
dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi polutan, bahan yang
mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah polutan, melarutkan polutan, dan
mendispersikan-menguraikan polutan. Upaya penanggulangan dilakukan dengan tindakan

22
pencegahan (preventif) yang dilakukan sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif
yang dilakukan sesudah terjadinya pencemaran.

3.2 Saran

Pencemaran udara memiliki dampak yang sangat menbahayakan kehidupan di bumi, dampak
yang terjadi tidak hanya bagi manusia, hewan dan tumbuhan saja tetapi juga kepada lapisan
ozon bumi. Jika melihat besarnya dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara maka
sebaiknya perlunya pengetahuan yang mendalam terhadap pencemaran udara. Perlunya
pengetahuan tentang cara cara mencegah serta menganggulangi efek dari pencemaran
lingkungan. Hal ini dilakukan agar dampak yang terjadi akibat pencemaran udara dapat di
tanggulangi dan di cegah sedini mungkin.

23
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2004. Masalah Pencemaran. Bandung : TARSITO.

Firmansyah R, Mawardi AH, Riandi MU. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi 1. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kistinnah I, Lestari ES. 2006. Biologi Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Subardi, Nuryani, Pramono S. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.

Sulistyorini A. 2009. Biologi 1. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

24
25

Anda mungkin juga menyukai