Anda di halaman 1dari 9

Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat hal ini juga berbanding lurus kebutuhan
akan energi yang besar pula. Ditambah lagi dengan semakin maju suatu bangsa maka semakin besar
pula kebutuhan akan energi terutama untuk kebutuhan industri. Banyak keperluan energi untuk
industri yang sekarang mulai menipis, sehingga kita juga harus mencari sumber alternatif energi
baru untuk memenuhi kebutuhan energi yang tidak dapat dibendung lagi. Sehingga penulis ingin
membuat tugas tentang salah satu energi terbarukan yaitu dengan sampah, yang dikelola sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah atau biasa kita sebut dengan PLTsa.

Sampah, sudah menjadi suatu masalah baru yang menyedot banyak perhatian terutama di
wilayah Semarang ini karena banyaknya jumlah sampah yang setiap hari kita hasilkan baik dari
rumah tangga ataupun dari limbah pabrik tidak diimbangi dengan pengolahan sampah yang
terpadu sehingga membuat sampah menggunung. Hal ini telah banyak menimbulkan akibat mulai
dari pemandangan yang tidak indah dipandang mata, bau yang menyekat dari tumpukan sampah-
sampah hingga banjir yang terjadi tiap tahun. Padahal bila sampah ini dapat dikelola dengan baik
tidak hanya lingkungan kita yang bersih dan sehat bahkan sampah dapat mempunyai nilai ekonomi
yang tinggi.

Dengan sumberdaya yang mudah didapat karena sampah adalah barang yang dibuang tiap
harinya bahkan orang rela membayar uang sampah untuk membuang sampah agar tidak mengotori
rumah dan lingkungannya. Sehingga menjadikan sampah sebagai salah satu bahan yang ideal untuk
diolah menjadi energi terbarukan.

Permasalahan

Seiring pertumbuhan penduduk yang terus bertambah pada daerah semarang pada khususnya,
sampah yang dihasilkan pun semakin bertambah melalui hasil industry maupun keperluan rumah
tangga. Sampah sampah tersebut semakin lama jumlahnya tak terbendung karena pengelolaannya
sangat susah, seperti halnya yang terjadi pada TPA Jatibarang, Kedungpane, Mijen, kota Semarang, Jawa
Tengah tiap harinya rata rata menampung sampah sebanyak 650 800 ton dari salah satu wilayah di
Semarang. Pengelolaan sampah di TPA Jatibarang juga terbilang masih kurang mumpuni sehingga
sampah masih banyak yang belum terkumpul dan diolah. Namun jika dikelola dengan baik, sampah
dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu salah satunya sebagai sumber tenaga energi terbarukan.

Tujuan

Menjelaskan sampah merupaka solusi tepat sebagai penghasil sumber


energi baru
Menjelaskan mekanisme proses sampah menjadi sumber energi berupa
listrik di PLTsa
Data hasil survey penelusuran nyata dan data sekunder tentang potensi
energy yang dimiliki :
- data potensi calon penghasil energi

Luas Areal TPA Jatibarang Semarang 460.183m (46,02 ha) dengan perincian sebagai
berikut:

1. Luas Areal Buang 276.469,8 m (27,64 ha)


2. Infrastruktur 46. 018 m ( 4,6 ha)
3. Kolam Lindi 46. 018 m ( 4,6 ha)
4. Sabuk Hijau 46. 018 m ( 4,6 ha)
5. Lahan Cover 46. 018 m ( 4,6 ha)
TPA Jatibarang, Kedungpane, Mijen, kota Semarang, Jawa Tengah tiap harinya rata rata
menampung sampah masuk sebanyak 1000 ton/hari. Menurut salah satu PLTsa di
daerah GedeBage di kota Bandung diperkirakan dari 500 - 700 ton sampah atau
2.000 -3.000 m3 sampah per hari akan menghasilkan listrik dengan kekuatan
7 Megawatt, sehingga di TPA jatibarang bisa lebih dari 7 megawatt

- kondisi exsisting dari pemanfaatan sumber energy yang saat ini


digunakan

pemanfaatan sumber energi (sampah) di TPA jatibarang yang


sedang berjalan yaitu
1.MENGGALAKKAN METODE PEMBUATAN KOMPOS DISEMUA LINI
(MASYARAKAT,SEKOLAH, DLL)
2.PELAKSANAAN 3R
3.KEGIATAN BANK SAMPAH
4.BEKERJA SAMA DENGAN PIHAK KETIGA (DENGAN PT. NARPATI )
1. Proses Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Bantar Gebang

Pembangkit listrik tenaga sampah atau Pembangkit listrik sampah atau Pembangkit
listrik tenaga biomasa sampah adalah pembangkit listrik thermal dengan uap
supercritical steam dan berbahan bakar sampah atau gas sampah methan. Sampah
atau gas methan sampah dibakar menghasilkan panas yang memanaskan uap pada
boiler steam supercritical. Uap kompresi tinggi kemudian menggerakkan turbin uap
dan flywheel yang tersambung pada generator dinamo dengan perantara gear
transmisi atau transmisi otomatis sehingga menghasilkan listrik. Daya yang
dihasilkan pada pembangkit ini bervariasi antara 500 KW sampai 10 MW.
Bandingkan dengan PLTU berbahan bakar batubara dengan daya 40 MW sampai 100
MW per unit atau PLT nuklir berdaya 300 MW sampai 1200 MW per unit.
Proses Kerja PLTsa terdapat dua macam yaitu: Proses pembakaran dan proses
teknologi fermentasi metana.
a. Proses pembakaran
PLTSa dengan proses pembakaran menggunakan proses konversi Thermal dalam
mengolah sampah menjadi energi. Proses kerja tersebut dilakukan dalam beberapa
tahap yaitu:
1) Pemilihan dan penyimpanan Sampah
Limbah sampah kota yang berjumlah 1000 ton akan dikumpulkan pada
suatu tempat yang dinamakan Tempat Pengolahan Akhir (TPA).
Pemilahan sampah sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan PLTSa.
Sampah ini kemudian disimpan didalam bunker yang menggunakan
teknologi RDF (Refused Derived Fuel).Teknologi RDF ini berguna dalam
mengubah limbah sampah kota menjadi limbah padatan sehingga
mempunyai nilai kalor yang tinggi.
Penyimpanan dilakukan selama lima hari hingga kadar air tinggal 45 %
yang kemudian dilanjutkan dengan pembakaran.
2) Pembakaran sampah
Tungku PLTSa pada awal pengoperasiannya akan digunakan bahan bakar
minyak.
Setelah suhu mencapai 850oC 900oC, sampah akan dimasukkan dalam
tungku pembakaran (insenerator) yang berjalan 7800 jam.
Hasil pembakaran limbah sampah akan menghasilkan gas buangan yang
mengandung CO, CO2, O2, NOx, dan Sox. Hanya saja, dalam proses
tersebut juga terjadi penurunan kadar O2. Penurunan kadar O2 pada
keluaran tungku bakar menyebabkan panas yang terbawa keluar menjadi
berkurang dan hal tersebut sangat berpengaruh pada efisiensi pembangkit
listrik.
3) Pemanasan boiler
Panas yang dipakai dalam memanaskan boiler berasal dari pembakaran
sampah. Panas ini akan memanaskan boiler dan mengubah air didalam boiler
menjadi uap.
4) Penggerakan Turbin dan Generator serta hasil
Uap yang tercipta akan disalurkan ke turbin uap sehingga turbin akan
berputar. Karena turbin dihubungkan dengan generator maka ketika turbin
berputar generator juga akan berputar. Generator yang berputar akan
mengahsilkan tenaga listrik yang kan disalurkan ke jaringan listrik milik PLN.
Dari proses diatas dengan jumlah sampah yang berkisar 1000 ton tiap harinya
dapat diolah menjadi sumber energi berupa listrik sebesar +/- 10 Megawatt.
b. Teknologi Fermentasi Metana
Pada tauhn 2002, di Jepang, telah dicanangkan biomass-strategi total Jepang
sebagai kebijakan negara. Sebagai salah satu teknologi pemanfaatan biomass
sumber daya alam dapat diperbaharui yang dikembangkan di bawah moto bendera
ini, dikenal teknologi fermentasi gas metana. Sampah dapur serta air seni, serta isi
septic tank diolah dengan fermentasi gas metana dan diambil biomassnya untuk
menghasilkan listrik, lebih lanjut panas yang ditimbulkan juga turut
dimanfaatkan. Sedangkan residunya dapat digunakan untuk pembuatan kompos.
Karena sampah dapur mengandung air 7080%, sebelum dibakar, kandungan air
tersebut perlu diuapkan. Di sini, dengan pembagian berdasarkan sumber penghasil
sampah dapur serta fermentasi gas metana, dapat dihasilkan sumber energi baru
dan ditingkatkan efisiensi termal secara total. Pemanfaatan Gas dari Sampah
untuk Pembangkit Listrik dengan teknologi fermentasi metana dilakukan dengan
dengan metode sanitary landfill yaitu, memanfaatkan gas yang dihasilkan dari
sampah (gas sanitary landfill/LFG).
Landfill Gas (LFG) adalah produk sampingan dari proses dekomposisi dari
timbunan sampah yang terdiri dari unsur 50% metan (CH4), 50% karbon dioksida
(CO2) dan <1% non-methane organic compound (NMOCs). LFG harus dikontrol
dan dikelola dengan baik karena lanjut Dia, jika hal tersebut tidak dilakukan dapat
menimbulka smog (kabut gas beracun), pemanasan global dan kemungkinan
terjadi ledakan gas, sistem sanitary landfill dilakukan dengan cara memasukkan
sampah kedalam lubang selanjutnya diratakan dan dipadatkan kemudian ditutup
dengan tanah yang gembur demikian seterusnya hingga menbentuk lapisan-
lapisan.
Untuk memanfatkan gas yang sudah terbentuk, proses selanjutnya adalah
memasang pipa-pipa penyalur untuk mengeluarkan gas. Gas selanjutnya dialirkan
menuju tabung pemurnian sebelum pada akhirnya dialirkan ke generator untuk
memutar turbin. Dalam penerapan sistem sanitary landfill yang perlu diperhatikan
adalah, luas area harus mencukupi, tanah untuk penutup harus gembur,
permukaan tanah harus dalam dan agar ekonomis lokasi harus dekat dengan
sampah sehingga biaya transportasi untuk mengangkut tanah tidak terlalu tinggi.

2. Konsep-konsep Fisika yang terkait dalam Instalasi PLTSa


a. Perubahan wujud zat
a) Perubahan wujud zat adalah perubahan termodinamika dari satu fase benda ke
keadaan wujud zat yang lain. Perubahan wujud zat ini bisa terjadi karena
peristiwa pelepasan dan penyerapan kalor.Perubahan wujud zat terjadi ketika
titik tertentu tercapai oleh atam/senyawa zat tersebut yang biasanya
dikuantitaskan dalam angka suhu. Semisal air untuk menjadi padat harus
mencapai titik bekunya dan air menjadi gas harus mencapai titik didihnya
b) Jenis perubahan wujud zat.
Membeku
Mencair
Menguap
Mengembun
Menyublim
Mengkristal
b. Energi
Energi adalah properti fisika dari suatu objek, dapat berpindah melalui interaksi
fundamental, yang dapat diubah bentuknya namun tak dapat diciptakan maupun
dimusnahkan. Joule adalah satuan SI untuk energi, diambil dari jumlah yang
diberikan pada suatu objek (melalui kerja mekanik) dengan memindahkannya
sejauh 1 meter dengan gaya 1 newton. Kerja dan panas adalah 2 contoh proses
atau mekanisme yang dapat memindahkan sejumlah energi. Hukum kedua
termodinamika membatasi jumlah kerja yang didapat melalui proses pemanasan-
beberapa diantaranya akan hilang sebagai panas terbuang. Jumlah maksimum
yang dapat digunakan untuk kerja disebut energi tersedia. Sistem seperti mesin
dan benda hidup membutuhkan energi tersedia, tidak hanya sembarang energi.
Energi mekanik dan bentuk-bentuk energi lainnya dapat berpindah langsung ke
bentuk energi panas tanpa batasan tertentu.
Macam-macam energi sebagai berikut:
Energi potensial
Energi potensial merupakan energi yang dimiliki oleh sebuah benda yang
belum digunakan. Sehingga bisa dikatakan semua benda memiliki potensi
bergerak yang belum tentu seberapa energi itu akan keluar atau seberapa besar
gaya yang dihasilkan dari pergerakannya.
Seperti yang kita ketahui, rumus energi potensial yaitu :
EP = m x g x h
Keterangan:
EP = Energi Potensial (Joule)
m = Massa benda (kg)
g = gravitasi bumi (m/s)
h = ketinggian benda dari permukaan bumi (m)
Energi kinetik
Energi kinetik sendiri merupakan energi gerak yang juga dapat disebut
sebagai energi dalam gerakan atau energi yang berhubungan dengan
pergerakan suatu benda. Energi ini dapat dihitung secara matematis yaitu,
1
EK = 2 mv2

Keterangan:
EK = Energi kinetik (Joule)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s2)
Energi Mekanik
Energi mekanik adalah bahwa energi mekanik adalah hasil sejumlah dari
energi potensial dan energi kinetic yang hadir di dalam komponen komponen
sustem mekanis. Untuk contohnya generator yang dirancang secara khusus
untuk menghasilkan listrik. Namun tanpa adanya sumber energi generator
tidak akan bisa berjalan. Untuk itu, biasanya generator akan menggunakan air
atau angin sebagai sumber daya untuk menghasilkan listrik. Contoh yang lain
adalah mesin pembakaran internal di dalam mobil mengubah energi kimia
dalam bahan bakar menjadi energi mekanik yang digunakan untuk membuat
mobil bergerak. Tanpa adanya bahan bakar, mustahil mobil akan bergerak
tanpa adanya sumber energi.
c. Generator
Generator adalah mesin yang mengubah energi kinetik menjadi energi listrik.
Energi kinetik pada generator dapat juga diperoleh dari angin atau air terjun.
Berdasarkan arus yang dihasilkan. Generator dapat dibedakan menjadi dua
rnacam, yaitu generator AC dan generator DC. Generator AC menghasilkan arus
bolak-balik (AC) dan generator DC menghasilkan arus searah (DC). Baik arus
bolak-balik maupun searah dapat digunakan untuk penerangan dan alat-alat
pemanas.
Prinsip kerja generator menggunakan percobaan faraday yaitu memutar magnet
dalam kumparan atau sebaliknya, ketika magnet digerakkan dalam kumparan
maka terjadi perubahan fluks gaya magnet (peribahan arah penyebaran medan
magnet) di dalam kumparan dan menembus tegak lurus terhadap kumparan
sehingga menyebabkan beda potensial antara ujung-ujung kumparan (yang
menimbulkan listrik). syarat utama, harus ada perubahan fluks magnetik, jika
tidak maka tidak akan timbul listrik. cara megubah fluks magnetik adalah
menggerakkan magnet dalam kumparan atau sebaliknya dengan energi dari
sumber lain, seperti angin dan air yang memutar baling-baling turbin untuk
menggerakkan magnet tersebut. jika suatu konduktor digerakkan memotong
medan magnet akan timbul beda tegangan di ujung-ujung konduktor tsb.
Tegangannya akan naik saat mendekati medan dan turun saat menjauhi. Sehingga
listrik yg timbul dalam siklus: positif-nol-negatif-nol (AC). Generator DC
membalik arah arus saat tegangan negatif, menggunakan mekanisme cincin-belah,
sehingga hasilnya jadi siklus: positif-nol-positif-nol (DC).

3. Manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Sampah


Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah mempunyai dua manfaat yaitu :
1) PLTS menghasilkan energi listrik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal
ini berarti mambantu menutupi defisit energi listrik PLN. Jadi, sudah waktunya
sampah diolah jadi energi listrik. Dengan begitu, krisis listrik yang dihadapi dapat
teratasi dan tarif pun bisa murah.
2) Keberadaan TPA tidak hanya menguntungkan pengelola tetapi juga masyarakat
sekitar. Adanya PLTS membuat masyarakat sekitar TPA dapat menggunakan
listrik dengan gratis. Solusi ini dapat mencegah penolakan masyarakat sekitar
terhadap keberadaan TPA.
4. Karakteristik yang timbul dari peserta didik
1) Peduli lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan dapat
memberikan pelajaran yang baik. Sesungguhnya, sampah dapat didaur ulang
dengan hasil yang baik.
2) Menimbulkan sikap bertanggung jawab untuk mengurangi dampak negatif dari
sampah.
3) Membangun kreatifitas dalam mengolah sampah.
4) Membangun kerjasama dalam menciptakan ramah lingkungan.
5) Menimbulkan kedesiplinan untuk dapat menjaga lingkungan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai