PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan dirinya.
Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dorongan nalurinya
serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini
berbeda dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan
manusia dia tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam
sekitarnya.
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah,
alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang
memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang
telah diberikan Allah Swt.
Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian
manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya
saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-
Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan
bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat
diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsure kimiawi yang
terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak
menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun
secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa
manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan
antara permatozoa dengan ovum.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalah sebagai berikut:
1. Dari apa manusia itu diciptakan?
2. Bagaimana Pendangan Al-Quran terhadap asal usul kejadian manusia?
3. Ayat- ayat apa saja yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari saripati tanah?
4. Bagaimana asal- usul manusia menurut ilmu dunia?
C.Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dari apa manusia itu diciptakan
2. Untuk mengetahui pandangan Al- Quran menurut pandangan Al- quran
3. Untuk mengetahui ayat- ayat yang menjelaskan bahwa manusia dicipkan dari saripati
tanah
4. Untuk mengetahui asal- usul manusia menurut ilmu dunia
D.Manfaat Penulisan
1. Kita mengetahui dari apa manusia diciptakan
2. Kita mengetahui bagaimana pandangan Al Quran terhadap asal-usul manusia
3. Kita mengetahui ayat-ayat yang menjelaskan tentang manusia diciptakan dari saripati
tanah
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan
ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud. (Q.S. al-
Hijr [15]: 28-29):
.
(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata, Mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau? Tuhan berfirman, Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak
kamu ketahui. (Q.S. al-Baqarah [2]: 30)
Sementara itu, kata insan terambil dari kata ins yang berarti jinak, harmonis, dantampak.
Musa Asyarie menambahkan bahwa kata insan berasal dari tiga kata: anasayang berarti
melihat, meminta izin, dan mengetahui; nasiya yang berarti lupa; dan al-unsyang berarti
jinak. Menurut M. Quraish Shihab, makna jinak, harmonis, dan tampaklebih tepat daripada
pendapat yang mengatakan bahwa kata insan terambil dari katanasiya (lupa) dan kata naasa-
yanuusu (berguncang). Dalam Al-Quran, kata insaandisebut sebanyak 65 kali.
Kata insaan digunakan Al-Quran untuk menunjuk kepada manusia dengan seluruh
totalitasnya, jiwa dan raga. Bahkan, lebih jauh Bintusy Syathi menegaskan bahwa makna
kata insaan inilah yang membawa manusia sampai pada derajat yang membuatnya pantas
menjadi khalifah di muka bumi, menerima beban takliifdan amanat kekuasaan.
Dua kata ini, yakni basyar dan insaan, sudah cukup menggambarkan hakikat manusia dalam
Al-Quran. Dari dua kata ini, kami menyimpulkan bahwa definisi manusia adalah makhluk
Allah yang paling sempurna, yang diciptakan secara bertahap, yang terdiri atas dimensi jiwa
dan raga, jasmani dan rohani, sehingga memungkinkannya untuk menjadi wakil Allah di
muka bumi (khaliifah Allah fii al-ardl).