Anda di halaman 1dari 23

KOMPETENSI PERTEMUAN-3

1. Mahasiswa dapat menuliskan notasi peluang dan menghitung nilai


peluang berdasarkan beberapa pendekatan

2. Mahasiswa dapat membandingkan beberapa operasi himpunan dengan


notasi dan Diagram Venn

3. Mahasiswa dapat membedakan beberapa hukum dan sifat penting dari


kejadian

4. Mahasiswa dapat menghitung ruang sampel dengan cara permutasi dan


kombinasi
POKOK BAHASAN

- DEFENISI PROBABILITAS &BEBERAPA


TERMINOLOGI PENTING DALAM PROBABILITAS

- KEJADIAN: KOMPLEMEN, INTERSEKSI DAN


UNION (GABUNGAN)

- ATURAN PERKALIAN DAN PENJUMLAHAN


DALAM PENGHITUNGAN PROBABILITAS

- PERMUTASI DAN KOMBINASI


BAB 2
KONSEP DASAR PROBABILITAS

2.1. DEFENISI PROBABILITAS 1 u1


Pohon Keputusan

1 2 u2

Keputusan 2 1 u3

Aksi
2 u4 Konsekuensi;
Peluang
kegunaan

Sifat peluang

Aksi mana yang akan diambil merupakan keputusan yang sepenuhnya


dikendalikan oleh user.
Hal apa yang akan timbul sebagai akibat juga berada di bawah kendali user.
Contoh 3.1 1 = dingin u1 = rapi,nyaman !

1 memakai jaket

2 = hangat u2 = berkeringat !

1 = dingin u3 = brrr !
2 tdk memakai jaket u4 = yg paling
2 = hangat diinginkan!
Beberapa terminologi:

Eksperimen = proses/kegiatan yang menghasilkan suatu keluaran berupa titik sampel.

Ruang kemungkinan = universal set = ruang sampel, S =

{ himpunan yang memuat seluruh kemungkinan hasil, tanggapan, ukuran dari


sebuah eksperimen }

Event/kejadian, E = semua himpunan bagian dari hasil, tanggapan, ataupun ukuran


dalam suatu ruang sampel

Dengan defenisi di atas maka suatu event/kejadian E adalah subset dari S : E S

Probabilitas merupakan bilangan yang selalu mengambil nilai antara 0 dan 1 yang
berkaitan dengan suatu peristiwa/kejadian tertentu, serta dilambangkan oleh p(x)
p(x) = 1 artinya adalah kejadian itu pasti terjadi
p(x) = 0 artinya kejadian itu ,mustahil terjadi

jadi pelemparan sebuah koin ke atas maka


P(gambar kepala/heads) = 0.5 dan P(gambar ekor/tails) = 0.5
atau,
p(x) = 0.5 x = heads, tails
CATATAN: lambang P untuk suatu kejadian tertentu dan lambing p untuk fungsi

Defenisi klasik probabilitas (titik sampel mempunyai kesempatan yg sama untuk terjadi):
n( E )
P[ E ] = ,
n( S )
dimana n(E) = jumlah titik sampel [yang memiliki kesempatan yang sama] dalam
event E.

Atau umumnya, probabilitas dari sebuah event E dapat dihitung sebagai jumlah dari
probabilitas dari semua titik sampel yang termasuk dalam event tersebut:

P[E] = P[X]
(jumlah dari semua titik sampel X dalam E.)

Definisi Empiris probabilitas:

P[E] = (limit frekuensi relative dari E, jika eksperimen tersebut dilakukan


tak terhingga kali banyaknya/ N mendekati tak hingga }
Contoh 3.2: sebuah dadu dilempar ke atas satu kali. Ruang sampelnya adalah:

S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }

n(S) = 6 (titik sampel mempunyai kesempatan yang sama)

P[1] = 1/6 = P[2] = P[3] = ...

P[S] = 1
(S pasti ada)

Kumpulan himpunan nol = = {} [Note: this is not { 0 } !]

P[] = 0 ( adalah tidak mungkin)

2.2. ISTILAH-ISTILAH KEJADIAN


Pengertian-pengertian dari eksperimen, ruang sampel dan event/kejadian sering
diilustrasikan dengan Diagram Venn.

~ c
Komplemen dari A adalah A' (atau A , A* , A , NOT A , ~A, A ).

n(~A ) = n(S) n(A) dan

S
P[~A ] = 1 P[A]

Union (gabungan) AB = (A union/ditambah B) = A B


Interseksi A B = (A interseksi B) = A B = A B = A B

2.3. BEBERAPA ATURAN DASAR PROBABILITAS


Untuk tiap event E : Hukum Identitas

E = E E ~E =

E = E ~E = S

S E = S ~(~E ) = E

S E = E ~ = S

Jika himpunan B adalah subset dari himpunan P : B P.

Baca simbol "" sebagai


"terdapat seluruhnya di
dalam"

Jika P B , maka P = B (kedua himpunan identik/sama).

B P = B Untuk tiap event, E : E S

B P = P Juga: B ~P =
Contoh 3.3

Beberapa contoh Diagram Venn:

1. Kedua event A dan B terjadi. 2. Event A terjadi tetapi event


C tidak.

AB A C

3. Setidaknya dua event 4. Tidak satupun B atau C terjadi.


A, B dan C terjadi.

(AB)(BC)(CA) ~B ~C = ~(B C)

Contoh 3.3.4 adalah contoh dari Hukum de Morgan

~(A B) =
A%B%

tidak ada A maupun B


~(A B) =
A%B%

tidak ada irisan A dan B

Aturan Penjumlahan dalam Probabilitas

P[A B] = x + y + z

P[A] = x + y
P[B] = y + z

P[A B] = y

P[A B] = P[A] + P[B] - P[A B]

Jika dua kejadian saling berinterseksi (beririsan), probabilitasnya disebut sebagai


probabilitas bersama (joint probability).
Secara ringkas, aturan umum penjumlahan untuk kejadian-kejadian yang tidak saling
meniadakan pada dua kejadian A dan B dapat ditulis:

Diperluas menjadi tiga event, aturan ini menjadi:

P[A B C] = P[A] + P[B] + P[C]


P[A B] P[B C] P[C A]
+ P[A B C]
Jika dua event A dan B adalah mutually exclusive (saling meniadakan)
(= incompatible = tidak mempunyai titik sampel yang sama), maka
A B = P[A B] = 0 dan aturan penjumlahan disederhanakan menjadi

P[A B] = P[A] + P[B] .

Hanya jika A dan B adalah mutually exclusive, maka:


A B = A + B .

Hukum Total Probabilitas

Probabilitas total dari event A dapat berpartisi dalam dua mutually exclusive subset:
sebagian himpunan A berada dalam event lain B dan sebagian himpunan diluar B :
P[A] = P[A B] + P[A ~B]

Kasus khusus, jika A = S dan B = E:


P[S] = P[S E] + P[S ~E]
1 = P[E] + P[ ~E]

Contoh 3.4

Diberikan informasi bahwa P[ABC] = 2%, P[AB] = 7%, P[AC] = 5% dan P[A] = 26%,
Tentukan probabilitas bahwa, (event A,B,C), hanya event A yang terjadi.
Hanya A berarti = AB'C'
Kita tahu dari probabilitas interseksi,
Maka kita bisa mulai dari probabilitas di pusat.

Jumlah probabilitas dalam tiga lensa irisan


yang diilustrasikan adalah 0.05 + 0.02 + 0.03 =
0.10 .

Probabilitas yang diinginkan berada pada


daerah A yang tersisa dan adalah 0.26 0.10 =
0.16 .

Pada contoh berikutnya, akan diberikan cara


yang lebih sistematis untuk menyelesaikannya.
[Sambungan Contoh 3.4]

P[AB] = 0.07 = x + 0.02 x = 0.05

P[AC] = 0.05 = y + 0.02 y = 0.03

P[A] = 0.26 = z + 0.03 + 0.02 + 0.05

P[AB'C' ] = z = 0.26 0.10 = 0.16

Alternatif lain,
P[AB'C' ] = P[A] P[AB] P[AC] + P[ABC]
= 0.26 0.07 0.05 + 0.02 = 0.16

Jika informasi telah diberikan dalam bentuk union daripada interseksi, maka kita
bisa memulai dari luar Diagram Venn ke dalam untuk menyelesaikannya,
menggunakan Hukum deMorgan dan Aturan penjumlahan jika diperlukan.

Diagram Venn Diagram Venn


(tiap titik sampel diberikan): (satu perwakilan titik sampel diberikan):

Diagram Venn untuk probabilitas:


Beberapa aturan/hukum dalam himpunan lainnya (untuk union dan interseksi):

Hukum Komutatif: AB = BA , AB = BA

Hukum Assosiatif: (AB)C = A(BC) = ABC


(AB)C = A(BC) = ABC

Hukum Distributif: A(BC) = (AB)(AC)


A(BC) = (AB)(AC)

Semua hukum ini akan berlaku untuk semua set event A, B, C.

Contoh 3.5: Dua dadu dilemparkan ke atas satu kali

Jika E1 = jumlah mata dadu = 7 maka

P[E1] = n(E1) P[tiap titik sampel] = n(E1) / n(S)

1 1
= 6 =
36 6

Jika E2 = jumlah mata dadu > 10 maka

1 1
P[E2] = 3 =
36 12
E1 dan E2 tidak mempunyai titik sampel yang sama (disjoint sets; mutually exclusive
events)

6 3 9 1
P[E1 dan/ditambah E2] = P[E1] + P[E2] = + = =
36 36 36 4

Sambungan Contoh 3.5

Jika E3 = setidaknya satu mata dadu adalah angka 6 maka

11
P[E3] =
36

6 11 2 15 5
P[E1 dan E3] = + = =
36 36 36 36 12

(titik sampel yang sama terhitung dua kali/kejadian tidak saling meniadakan)

= P[E1] + P[E3] -P[E1 AND E3]


Sambungan Contoh 3.5
Tentukan probabilitas mata dadu berjumlah 7 dan salah satu dadu bukan berangka enam:

P[E1 ~E3 ] = P[E1] - P[E1 E3] (hukum total probabilitas)

6 2 4 1
= = =
36 36 36 9

[Hasil ini dapat juga diperoleh


langsung dari Diagram Venn ketiga
yang dijelaskan di atas ]

Contoh 3.6:
Diberikan informasi bahwa P[A B] = 0.9, P[A] = 0.7, P[B] = 0.6,
tentukan P[setidaknya satu dari A, B terjadi]
x
Hati-hati menuliskan nilai probabilitas pada
Diagram Venn:

"A" menunjukkkan keseluruhan dari


lingkaran yang di kiri.

Yang ditanyakan: AB' + A'B

Penulisan pada Diagram Venn yang benar:

P[AB'] = P[AB] P[B]


= 0.9 0.6 = 0.3
P[A'B] = P[AB] P[A]
= 0.9 0.7 = 0.2
P[AB' + A'B] = P[AB'] + P[A'B]
= 0.3 + 0.2
= 0.5
2.4. PERMUTASI DAN KOMBINASI

Dalam menentukan probabilitas peristiwa majemuk yang kompleks (yaitu kejadian yang
merupakan gabungan/kombinasi dari dua kejadian sederhana), perlu adanya teknik
pencacahan yang memudahkan diantaranya permutasi, kombinasi dan pohon probabilitas.
Disini kita akan melihat terlebih dahulu dengan cara permutasi dan kombinasi.

Jika sebuah peristiwa/kejadian dapat terjadi dengan n1 cara berlainan dan apabila masing-
masing cara bisa terjadi dengan n2 cara yang berlainan pula, maka banyaknya cara yang
mungkin bagi peristiwa tersebut adalah n1n2.

Misal: n1 = 2 cara
n2 = 3 cara
total = 6 cara (2x3)
n2

n1 n2

n2

n2

n1 n2

n2

Contoh 3.7

Tiga kartu, diberi label A , B dan C. Dalam berapa cara tiga kartu dapat diambil jika:
(a) dengan pengembalian?
(b) tanpa pengembalian?
(c) tanpa pengembalian (jika urutan kartu tidak menjadi masalah)?
Untuk pertanyaan bagian (a), ruang sampel seluruhnya adalah sbb:

AAA AAB AAC ABA ABB ABC ACA ACB ACC

BAA BAB BAC BBA BBB BBC BCA BCB BCC

CAA CAB CAC CBA CBB CBC CCA CCB CCC

Penghitungan sederhana menunjukkan ada 27 titik sampel.


Kartu pertama terpilih dapat A, B atau C: 3 cara, dimana untuk setiapnya
Kartu kedua terpilih dapat menjadi A, B atau C: 3 cara, dimana untuk setiapnya
Kartu ketiga terpilih dapat menjadi A, B atau C: 3 cara, sehingga total menjadi
3 3 3 = 27 cara.

Secara umum jika ditulis, banyak cara untuk memilih r objek dari n objek dengan
pengembalian adalah nr .

Untuk pertanyaan (b), karena tanpa pengembalian maka ruang sampel menjadi:

AAA AAB AAC ABA ABB ABC ACA ACB ACC

BAA BAB BAC BBA BBB BBC BCA BCB BCC

CAA CAB CAC CBA CBB CBC CCA CCB CCC

Penghitungan sederhana menunjukkan ada 6 titik sampel.


Kartu pertama terpilih dapat A, B atau C: 3 cara, dimana untuk setiapnya
Kartu kedua terpilih hanya : 2 cara, dimana untuk setiapnya
Kartu ketiga terpilih hanya: 1 cara, sehingga total menjadi
3 2 1 = 6 cara (nPr)

Hal ini adalah enam hasil PERMUTASI dari 3 kartu berhuruf { A, B, C }.

(c) Semua ke-enam permutasi terdapat kartu dengan huruf A, B, C


(dengan urutan terserah/sama saja/urutan tidak menjadi masalah).
Sehingga hanya ada satu KOMBINASI. (nCr )
Definisi penting fungsi faktorial:
n ! = n ( n 1) ( n 2 ) L 3 2 1

Jumlah cara dimana pada setiap pemilihan diambil sebanyak r objek dapat diambil dari n
objek yang berbeda tanpa pengembalian (dengan memperhatikan urutan susunannya)
adalah jumlah permutasi:

n
Pr = Pr, n = (n)r = n(n1)(n2) ... (n[r 1])

n n!
Pr =
( nr)!

r objek diambil dari r objek sendiri maka rPr = r ! cara.


Karena diikuti dengan defenisi bahwa 0 ! = 1 .

Jumlah cara dimana pada setiap pemilihan diambil sebanyak r objek dari n objek yang
berbeda tanpa pengembalian (dan tanpa memperhatikan urutan susunannya) adalah
jumlah kombinasi:
n n
n Pr n!
= Cr = =
r

r
Pr r !( n r ) !

Contoh 3.8

Tiga kartu, diberi label A , B dan C. Dalam berapa cara dua kartu dapat diambil jika:
(a) dengan pengembalian?
(b) tanpa pengembalian?
(c) tanpa pengembalian (jika urutan kartu tidak menjadi masalah)?

Untuk pertanyaan (a), ruang sampel seluruhnya adalah:

AA AB AC BA BB BC CA CB CC

(a) 32 = 9 cara.

3! 3!
(b) P2,3 = = = 3 x 2 = 6 cara
(3 2)! 1!
3 3! 3
(c) = == 3 car
2 2!1 1
Kombinasinya adalah: Permutasinya aadalah:
AB BC CA AB AC BA BC CA CB

Contoh 3.9

11 11! 11x10 x9 x8 x7 x(6 x...)


Evaluasi = 11
6 C= = = 462
6 6!(11 6)! (6 x...) x5 x 4 x3 x 2 x1

Lakukan mencoret faktorial yang lebih besar dan sama

[Umumnya, saat mengevaluasi kombinasi secara manual, selalu coret faktor


factorial yang lebih besar pada denominator dengan bagian yang di numerator.]

Contoh 3.10

9! 9 8 7!
P 2, 9 = P2 = = = 72
9
Evaluasi
( 9 2) ! 7!

Contoh 3.11

n n! n! n
Sederhanakan = n Cn r = = =
n r ( n r ) ! ( n [ n r ] ) ! ( n r ) ! r ! r

Simetri ini bukan merupakan hal yang baru: jika r objek diambil dari n, maka n
objek mula-mula terbagi menjadi dua bagian dari r yang diambil dan (nr) yang
tertinggal. Jumlah cara mengambil (nr) objek seharusnya akan sama dengan
jumlah cara mengambil r objek.
Contoh 3.12

n
Sederhanakan
n
n
Cr = n Pr r Pr n
Cn = n Pn n Pn 1

[Dari Contoh 3.11, maka juga nC0 = 1.]

Catatan juga:

n n
n
P0 = P 0, n = n
C0 = = = n
Cn = 1 ,
0 n

n n
Pn = P n, n = n ! = P n1 , n = Pn1

n n
dan n
P1 = P 1, n = n
C1 = = = n
Cn1 = n
1 n 1

Kesimpulan:

Jumlah cara yang diperoleh dengan mengambil r objek dari n objek yang berbeda:

[dengan pengembalian (urutan penting):] = nr


n
[tanpa pengembalian (urutan penting):] = Pr
n
[tanpa pengembalian (urutan tidak penting):] = Cr
Contoh 3.13

(a) Dalam berapa cara sebuah tim dari tiga laki-laki dan tiga perempuan dapat dipilih
dari suatu grup yang terdiri dari lima laki-laki dan enam perempuan?

(b) Dalam berapa cara sebuah tim dari tiga laki-laki dan tiga perempuan dapat dipilih
dari suatu grup yang terdiri dari lima laki-laki dan enam perempuan jika tim
tersebut memiliki satu pemimpin, satu lainnya anggota dan satu cadangan untuk
laki-laki maupun perempuan?

5 4
(a) Laki-laki:
5
C3 = = 10
2 1
6 5 4
Perempuan:
6
C3 = = 20
3 2 1
Tim: 1020 = 200

(b) Urutan menjadi penting


(B sebagai pemimpin, A sebagai cadangan adalah berbeda dari A sebagai
pemimpin, dan B sebagai cadangan).

Jumlah cara untuk memilih tim menjadi:


5! 6!
5
P3 6 P3 = = ( 5 4 3) ( 6 5 4 ) = 7200
2! 3!
Teknik menghitung lainnya the maze (jaring).

Telusuri jalan pada jaring,


seperti yang ditunjukkan,
SSFSSF , ke titik
(n, r) = (6, 4).

Semua jalan menuju


(6, 4)
Melalui jalan baik
(5, 4) atau (5, 3).

Sehingga menjadi

6
5
5

= +
4
4
3

Umumnya,

n +1 n n
Cr = Cr + Cr 1

Cara ini menuju cara


Segitiga Pascal di bawah
[halaman berikutnya].
Segitiga Pascal untuk nCr :

Tiap titik/entry pada segitiga ini dihasilkan dari hukum identitas bahwa:

n +1 n n
Cr = Cr + Cr 1

Tiap titik/entry merupakan jumlah dari dua titik/entry di atasnya (kecuali untuk
untuk '1' di awal pada puncak segitiga).
TUGAS

1. Menurut catatan yag ada pada Sekretariat FT UR, ada 500 orang yang mengambil
mata kuliah Biokimia (A), Dasar-Dasar Bioproses (B), dan Perancangan Bioreaktor
(C), dengan rincian sebagai berikut:

- Biokimia = 329 orang

- Dasar-Dasar Bioproses = 186 orang

- Perancangan Bioreaktor = 295 orang

- Biokimia dan Dasar-Dasar Bioproses = 83 orang

- Biokimia dan Perancangan Bioreaktor = 217 orang

- Dasar-Dasar Bioproses dan Perancangan Bioreaktor = 63 orang

- Biokimia, Dasar-Dasar Bioproses, dan Perancangan Bioreaktor = 53 orang


Jika kita memilih secara acak (random) seorang mahasiswa dari daftar nama ke-500
orang mahasiswa tersebut, berapa probabilitasnya jika mahasiswa tersebut:
a. Mengambil ketiga mata kuliah tadi
b. Mengambil Biokimia tetapi bukan Perancangan Bioreaktor
c. Mengambil Dasar-Dasar Bioproses tetapi bukan Biokimia
d. Mengambil Biokimia atau Perancangan Bioreaktor tetapi bukan Dasar-Dasar
Bioproses
e. Mengambil Biokimia tetapi bukan Dasar-Dasar Bioproses atau bukan
Perancangan Bioreaktor
(Gambarkan Diagram Venn)

2. Suatu kotak merah berisi 8 bola merah (8M), 3 putih (3P), dan 9 biru (9B). Apabila 3
bola dipilih secara acak, hitung probabilitas bahwa:
a. Ketiga-tiganya merah
b. Ketiga-tiganya putih
c. Dua merah, 1 putih
d. Tidak ada yang putih
e. Setiap warna diwakili
f. Hasilnya mempunyai urutan: merah, putih, biru

Anda mungkin juga menyukai