(STBR)
KOMPETENSI PERTEMUAN ini
Bioreaktor skala laboratorium dengan volume liquid kecil dari 10 liter biasanya konstruksi bioreaktor
terbuat dari gelas Pyrex. Untuk reaktor lebih besar digunakan stainless steel.
Keterangan Gambar
1. Bejana Gelas
2. Probe Dissolved Oxygen (DO)
3. Tube Sampling
4. Impeller/Pengaduk
5. Sparger
6. Probe pH
7. Probe Temperatur
8. Botol Sampling
9. Pemasukan air pendingin
10. Pengeluaran air pendingin
11. & 12. Filter Steril
13. Umpan basa
Stainless steel
Stainless steel adalah kombinasi beberapa alloys/logam
seperti terutama iron/besi, nickel dan chromium.
Molybdenum juga biasanya ditambahkan untuk
meningkatkan resistance steel terhadap korosi.
Stainless steels terdiri dari beberapa grade. Grade yang
umum biasanya ditunjukkan oleh standard codes, contoh:
302, 304, 316, 318
Umumnya, semakin tinggi angkanya maka akan semakin
besar resilience/daya pegas dari steel/baja tersebut.
Grade stainless steel yang paling sering dipakai pada
konstruksi bioreaktor adalah 316L. "L" menunjukkan steel
mempunyai kandungan karbon yang rendah.
Stainless steel untuk bioreaktor biasanya dipolish untuk
memudahkan pembersihan dan sterilisasi lebih mudah.
Komponen Stainless steel yang digunakan untuk konstruksi
bioreaktor digabungkan dengan suatu oxygen-free
environment dengan teknik khusus yang disebut TIG
welding. TIG adalah Total Inert Gas dan tekniknya dengan
menggunakan gas argon sebagai pengganti udara. Kehadiran
oksigen pada saat welding dapat menyebabkan korosi.
Geometri standard STR
STR biasanya berbentuk silindris atau mempunyai curved
base/dasar melengkung. Curved base membantu dalam
mixing /pencampuran isi dari reaktor.
STR biasanya dikonstruksi dengan dimensi standar, yaitu
seperti yang dipublish oleh International Standards
Organisation dan the British Standards Institution.
Dimensi-dimensi ini memperhitungkan keefektifan mixing
dan konsiderasi struktur.
Secara mekanis bioreaktor dilengkapi dg sparger dan turbin
Rushton mempunyai dimensi:
Nisbah (ratio) Nilai Catatan
Tinggi cairan dalam bioreaktor HL/Ht 0.7-0.8 Tergantung dari banyaknya busa
thd tinggi bioreaktor yang diproduksi selama kultivasi
Tinggi bioreaktor thd diameter HL/Dt 1-2 Bioreaktor prod.Eropa cendrung
tangki lebih tinggi daripada disain USA
Diameter impeller thd diameter Da/Dt 1/3-1/2 Rushton turbine reactors bianya
tangki 1/3 dr diameter tangki. Axial
flow impeller lebih besar
Diameter baffle thd diameter Db/Dt 0.008-0.1
tangki
W/Da 0.2
Tinggi bilah impeller thd
diameter impeller
Persamaan menjadi:
Sterilisasi inlet dan exit udara pada bioreaktor besar (> 10,000 liter)
jika menggunakan membrane filtration akan sangat mahal karena sulit
dibuat dan energi yang dibutuhkan udara untuk melewati filter akan
sangat besar.
Sterilisasi dengan panas adalah opsi lainnya. Steam dapat dipakai untuk
sterilisasi udara. Dengan compressor model lama, memungkinkan untuk
memanfaatkan panas yang dihasilkan oleh proses kompresi untuk
sterilisasi udara. Namun, compressor model sekarang adalah multi-stage
compressor yang dapat dilakukan pendinginan pada setiap tahap dan
temperatur disinfektan tidak dapat tercapai.
Sterilisasi dengan panas
Pada reaktor kecil, sistem
udara keluar menggunakan
condenser:
Condensor adalah heat
exchanger sederhana
dimana air pendingin
melewatinya. Material
volatile dan uap air
terkondensasi didalam
permukaan condenser. Hal
ini mengurangi penguapan
air dan kehilangan volatile
material. Drying udara juga
mencegah tertutupnya
filter udara keluar dengan
air.
Positive pressure
Selama sterilisasi berlangsung ada konsep "maintaining positive
pressure" yang akan sering dipakai. Positive pressure artinya selama
sterilisasi, pendinginan dan pengisian dan proses fermentasi, udara harus
dipompa kedalam reaktor sehingga reaktor bertekanan, oleh karenanya
kontaminan tidak akan terhisap masuk kedalam reaktor. Sangat penting
untuk mempertahankan positive pressure pada saat reaktor didinginkan
setelah sterilisasi. Tanpa udara yang secara kontinu dipompa kedalam
reaktor, vakum akan terbentuk dan kontaminan akan masuk kedalam
reaktor.
Probe DO
Probe DO harus dikalibrasi sebelum fermentasi berjalan.
Sebaiknya kalibrasi probe dilakukan sebelum autoclaving
probe dan setelahnya sebelum inokulasi karena probe DO
sering tidak akurat.
Prosedur kalibrasi Probe DO adalah sbb:
Hidupkan DO meter dan controller
Masukkan gas N2 terlebih dulu melalui filter kelubang head
plate tangki sambil diaduk. Amati DO meter, dan saat
nilai mencapai minimum (tidak ada perubahan lebih lanjut)
putar tombol kearah zero/nol sampai DO meter pada
bacaan 0.0.
Hentikan aliran gas N2 ke dalam vessel. Jangan ada bacaan
tekanan pada regulator.
Hidupkan kompressor udara melalui filter dan sparger
kedalam tanki/vessel. Amati lagi DO meter dan saat nilai
maximum dicapai, atur tombol sampai nilai mencapai 100.
Terakhir set controller ke nilai set-point yang diinginkan
antara zero dan 100.
3. Sparger
Berfungsi untuk memecah udara yang masuk
menjadi gelembung-gelembung kecil tipe
yang sering digunakan sparger ring (terdiri
dari tabung berlubang kecil, mudah
dibersihkan & tidak mudah tersumbat)
FA (litres.min-1)
= ----------------------
VL (litres)
Pada bioreaktor yang
menggunakan sparger,
diperlukan pengendali
busa.
Foto dibawah ini
menunjukkan
akumulasi busa pada
bioreaktor 2 Liter.
Busa yang berlebihan akan menyebabkan
penyumbatan pada filter udara keluar dan
meningkatkan tekanan didalam bioreaktor
yang menyebabkan kehilangan media dan
kerusakan bioreaktor (biasanya untuk
fermentor besar dilengkapi dg pengukur
tekanan)
Busa dikendalikan dengan penambahan
senyawa anti busa (silikon atau minyak nabati)
Penambahan senyawa anti busa yang
berlebihan dapat memperkecil laju
perpindahan oksigen
Faktor yang menyebabkan pembentukan busa:
*Media fermentasi kaya protein (e.g. whey powder
dan corn steep liquor)
*Produk yang dihasilkan selama fermentasi (senyawa
mirip deterjen: protein & lemak)
*Laju alir udara dan kecepatan agitasi
semakin besar kecepatan agitasi & laju aerasi
meningkatkan pembentukan busa
*Pemecah busa mekanik dapat mengeliminasi
atau mereduksi kebutuhan antifoam.
Contoh, jika fermentasi akan di-run pada pH konstan 6,5 maka setpoint
adalah 6,5.
Jika misalnya, 5% nilai deadband digunakan, maka limit atas deadband
adalah : 1.05 x 6.5 = 6.83
dan limit bawah deadband adalah : 0.95 x 6.5 = 6.18
Jika deadband terlalu kecil, maka mungkin pH akan sering melampaui
atas dan bawah deadband sehingga menyebabkan penambahan alkali dan
asam berlebihan. Jika deadband terlalu besar akan menuju pada
ketidakakuratan kontrol pH.
Karena umumnya fermentasi cenderung untuk menghasilkan asam
daripada alkali maka penambahan asam jarang diperlukan. Tidak semua
fermentasi membutuhkan kontrol pH secara kontinu.
Semua mikroorganisme pada kultur sensitif
terhadap pH medium. pH cytoplasma organisme
normalnya bernilai netral, karena protein-protein
bergantung pada ikatan hidrogen untuk fungsi
dan lipatannya. Umumnya mikoba tumbuh baik
pada nilai pH netral (antara pH 5.5-8).
Densitas sel yang tinggi akan menghasilkan
depletion satu atau beberapa nutrisi penting,
sering menghasilkan produksi dari asam-asam
organik seperti: acetic acid, succinate, formate
dan lactate.
Selain itu produksi CO2 menghasilkan dissolusi
CO2 dalam larutan membentuk bicarbonate.
Untuk menjaga pH/respons terhadap offset
rendah dari set point pH, biasanya basa yang
ditambahkan.
Seperti probe DO, probe pH juga harus dikalibrasi sebelum
dan sesudah autoclaving. Hal yang dilakukan adalah kalibrasi
probe pH dengan kontrol buffer sebelum dimasukkan
kedalam tangki, tambahkan media pertumbuhan sedikit
dibawah pH pertumbuhan optimum dan setelah autoclaving
dilakukan hal-hal sbb: