Anda di halaman 1dari 4

2

WHITE LIQUOR ANALYSIS


Kompetensi Dasar :
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa mampu menjelaskan prosedur dan langkah
Penentuan konsentrasi NaOH, Na2S, TAA dan %S dalam white liquor..

2.1 PENDAHULUAN
Proses kraft ditemukan oleh C.F Dahl (jerman) ketika ia menambahkan sodium
sulfat (salt cake) kedalam recovery furnace sebagai pengganti bahan kimia yang hilang
selama operasi proses soda. Adanya reaksi proses kimia dalam recovery furnace
menyebabkan senyawa sulfat berkurang dan berubah menjadi senyawa sulfida dan
terikut dalam cairan pemasakan. Adanya senyawa sulfide dalam cairan pemasakan
ternyata dapat mempercepat penghilangan lignin pada proses pemasakan (Casey, 1980).
2.2 DASAR TEORI
Alkali aktif menyatakan jumlah dari larutan NaOH dan Na2S sebagai Na2O, yang
ditambahkan sebagai larutan pemasak (White liquor) dan dinyatakan dalam persen
beratnya terhadap berat kering bahan pemasak.
Alkali aktif = NaOH + Na2S
Cairan pemasak mengandung senyawa natrium lain yang tidak aktif seperti natrium
karbonat, natrium sulfat, natrium sulfide, natrium hidroksida thiosulfat dan natrium
klorida.
Natrium hidroksida berfungsi untuk mendegradasi dan melarutkan lignin
sehingga mudah dipisahkan dari serat selulosa dan hemiselulosa, sedangkan natrium
sulfide berfungsi untuk mengaktifkan alkali yang hilang dalam proses pemasakan (Casey,
1980), dan dinyatakan dalam persen beratnya terhadap berat kering bahan pemasak.
Alkali aktif menyatakan jumlah dari larutan NaOH dan Na2S yang ditambahkan
sebagai larutan pemasak (White liquor) dan dinyatakan dalam persen beratnya terhadap

12 WHITE LIQUOR
berat kering bahan kimia pemasak. Jumlah alkali aktif berkisar anatara 15-18 % terhadap
berat kering kayu (Casey, 1980).
Bila penambahan alkali aktif terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap penurunan
rendemen dan kekuatan pulp yang dihasilkan. Hal ini disebabkan semakin banyaknya
bagian kayu yang dapat dilarutkan termasuk selulosa dan hemiselulosa. Degradasi ini
merupakan penyebab utama menurunnya nilai rendemen dan kekuatan pulp (Kocurek,
1989).
Hubungan persentase alkali aktif dengan waktu pemasakan merupakan hubungan
yang sangat penting, dimana bila alkali aktif ditingkatkan, maka waktu pemasakan harus
dipersingkat agar diperoleh rendemen yang optimum (40 % -50 %) dengan sifat fisik yang
baik (Casey, 1980). Persentase alkali aktif yang terlalu tinggi dapat juga diubah dengan
cara menaikkan nilai perbandingan larutan pemasak untuk persentase jumlah alkali
terhadap berat kayu yang tetap. Nilai perbandingan larutan pemasak (ratio) yang paling
banyak digunakan berkisar antara 3,5 – 4 banding 1 (Janes, 1969)
Preparasi white liquor serta menganalisis konsentrasi yang digunakan untuk
menghitung jumlah minimum white liquor, berdasarkan rasio perbandingan kayu
terhadap white liquor meliputi :
No. Tahap Informasi Durasi (menit)
Sampel liquor diambil dari
1. Persiapan sampel 30
Recaust Kiln Department
Biarkan sampel (liquor) dingin
2. Conditioning 1.440
secara alami
Analisa Konsentrasi Periksa konsentrasi dan sufiditas-
3. 30
dan Sulfida nya
Pengelompokan sulfiditas dan
4. Sulfidity Treatment 60
pengecekan kembali sampel
Beri label pada botol sampel
5. Pelabelan berdasarkan konsentrasi dan 3
sulfiditas-nya

2.3 PERCOBAAN

13 WHITE LIQUOR
 Tujuan :
Prosedur pengujian ini menggunakan titrasi asam basa dengan menggunakan
larutan standar Asam Klorida dan Indikator PP dengan prinsip reaksi netralisasi.
Penentuan konsentrasi NaOH, Na2S, TAA dan %S dalam white liquor.
 Alat yang digunakan adalah :
1. Gelas piala 100 ml
2. Erlenmeyer 125 ml
3. Pipet gondok 2 ml
4. Buret 50 ml
5. Standar & klem
6. Beaker glass
7. Pump pipet
 Bahan yang digunakan :
1. Larutan HCl 0,5 N
2. Larutan BaCl2 10%
3. Larutan HCHO 40%
4. Larutan Indikator PP
6. Sampel (NaOH, Na2S, TAA)
7. Sampel white liquor
 PERCOBAAN
1. Ambil sampel yang berupa white liquor setelah didiamkan selama 24 jam.
2. Masukkan 50 mL aquadest kedalam erlemneyer.
3. Kemudian tambahkan 2 mL sampel white liquor
4. Siapkan larutan HCl 0,5 N sebagai larutan titrasi.
5. Tambahkan 25 mL larutan BaCl2 10% kedalam erlenmeyer yang berisikan sampel.
6. Selanjutnya tambahkan 2-3 tetes larutan PP.
7. Titrasi campuran dengan menggunakan larutan HCl 0,5 N sampai larutan menjadi
tidak berwarna (sebagai “A”).

14 WHITE LIQUOR
8. Kemudian tambahkan 5 mL Formaldehid 40% kedalam larutan yang dititrasi dan
lanjutkan titrasi sampai larutan tidak berwarna lagi (sebagai “B”)
9. Catat volume titrasi dan hitung konsentrasi masing-masing white liquor, %S dan
beri label.
Perhitungan/ Analisis
Untuk menghitung konsentrasi white liquor, digunakan persamaan :
1. NaOH = (2𝐴 − 𝐵) × 7,75
2. Na2S = (𝐵 − 𝐴)2 × 7,75
3. TAA = NaOH + Na2S
𝑁𝑎 𝑆
4. %S = (𝑁𝑎𝑂𝐻 +2 𝑁𝑎 × 100%
2 𝑆)

Keterangan :
A = Volume titrasi A
B = Volume titrasi B
Daftar Pustaka
1. G.A. Smook, 1988 “ Handbook for Pulp and Paper Technologist “,Joint
Textbook Committee of The Paper Industry, Canadian Pulp and paper
Association : Montreal, Quebec Canada
2. Pratiwi, Wieke, “ Diktat Pemutihan”, Akademi Teknologi Pulp dan Kertas :
2006 - 2007 Biermann, Christopher J. Handbook of pulping and papermaking,
2nd ed., Academic Press, Inc :San Diego, California
3. Kocurek, M.J. Pulp and Paper Manufacture Volume 5 Alkaline Pulping. The
joint textbook committee of paper industry, Canada, 1989.

15 WHITE LIQUOR

Anda mungkin juga menyukai