sebagai berikut :
Pembuatan pulp pada Pulper: Dalam tanki pencampur, pulp dicampur dengan air
menjadi slurry. Slurry kemudian dibersihkan lebih lanjut dan dikirimkan ke mesin
kertas. Bahan baku dimasukkan kedalam PULPER untuk defiberization dan
mempercepat beating serta fibrillation dikarenakan pemekaran serat.
Cleaner: Proses pemutihan untuk tipe pulp Kraft dilakukan dalam beberapa menara
dimana pulp dicampur dengan berbagai bahan kimia, kemudian bahan kimia diambil
kembali dan pulp dicuci.
Pemurnian: Pulp dilewatkan plat yang berputar pada alat pemurnian bentuk disk. Padaproses
mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding selnya, sehingga serat menjadi lebih lentur.
Tingkat pemurnian pada proses ini mempengaruhi kualitas kertas yang
dihasilkan.
Pembentukan: Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan proses sizing dan pewarnaan
untuk menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan. Sizing dilakukan untuk
meningkatkan kehalusan permukaan kertas; pada saat pewarnaan ditambahkan
pigmen, pewarna dan bahan pengisi. Proses dilanjutkan dengan pembentukan
lembaran kertas yang dimulai pada headbox, dimana serat basah ditebarkan pada
saringan berjalan.
Pengepresan: Lembaran kertas kering dihasilkan dengan cara mengepres lembaran
diantara silinder pada calendar stack.
Pengeringan: Sebagian besar air yang terkandung didalam lembaran kertas dikeringkan
dengan melewatkan lembaran pada silinder yang berpemanas uap air.
Calender Stack: Tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada calendar
Stack, yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak tertentu untuk
mengontol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.
Pope Reel: Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu
pemotongan kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam
gulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi lembaran,
dirapikan kemudian dikemas.
Manfaat Bambu Tali
Batang Bambu :
sebagai senjata tradisional. Bambu tali dapat dibuat senjata, misalnya dibuat
bambu runcing
tiang bendera
Bambu apus dikenal juga sebagai bambu tali atau dalam bahasa Sundanya awi tali. Bambu
apus (Gigantochloa apus) termasuk dalam genus Gigantochloa, jenis bambu yang tumbuh
merumpun. Tingginya bisa mencapai 20 m dengan warna buluh hijau cerah atau kekuningkuningan. Batangnya tidak bercabang di bagian bawah, diameternya 2,5-15 cm, tebal dinding 613 mm, dan panjang satu ruas 45-65 cm. Panjang batang yang dapat dimanfaatkan antara 3 m
15 m. Bambu apus berbatang kuat, liat, dan lurus. Bentuk batangnya sangat teratur dengan
buku-buku yang sedikit membengkak. Bambu apus hanya ditemukan di Jawa, mulai dari dataran
rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Rebungnya pahit dan tidak bisa dimakan. G. apus
terkenal paling bagus untuk dijadikan bahan baku anyaman karena seratnya yang panjang,
halus, dan lentur. Sebaliknya jenis bambu ini tidak baik digunakan sebagai alat musik, karena
buku-bukunya yang cekung menyebabkan gaung yang tidak beraturan.
Bambu ini, dalam keadaan basah berwarna hijau dan tidak keras. Sebaliknya bila sudah kering
warnanya menjadi putih kekuning-kuningan, liat, dan tidak mudah putus. Karena itu, tak heran
bila bambu ini digunakan sebagai bahan utama untuk kerajinan anyaman.
membuat tulup. Tulup adalah alat permainan tradisional, bambu tulup dibuat
tulup dengan cara memotong ruasnya. Cara memainkan tulup yakni dengan
meniup lubang bambu dengan kencang sehingga peluru yang biasanya berupa
butiran tanah liat/kacang hijau bisa keluar karena tekanan udara dari tiupan
tersebut.
BAHAN TAMBAHAN
v v Larutan Cl2. Larutan ini digunakan sebagai bahan pemutih pada tahap
bleaching (proses pemutihan pulp)
v Gas Ozon. Digunakan juga dalam salah satu tahap proses pemutihan.
Khususnya digunakan untuk mengoksidasi semua ikatan rangkap pada semua
gugus alipatik dan aromatik.
v Hipoklorit (H), Klordioksida (D), dan Nitrogen Dioksida (N). Digunakan sebagai
oksidator untuk mendegradasi dan menghilangkan lignin dari gugus kromoform.
v NaOH. Sebagai basa kuat untuk mendegradasi lignin dengan cara hidrolisa dan
melarutkan gugus gula sederhana yang masih bersatu di dalam pulp.
2.
3.
4.
Stone Ground Wood Pulping (SGP) : Pada proses ini digunakan batu gerinda untuk menguraikan bahan
baku. Bahan baku kayu digiling dan disemprotkan air. Rendemen yang diperoleh antara 93-98%.
Kekuatan dan derajat putih pulp yang dihasilkan rendah. Energi dan air yang diperlukan cukup banyak.
Refiner Mechanical Pulping (RMP) : Proses ini menggunakan penggilingan dengan cakram untuk
menguraikan bahan baku. Bahan baku utama yang digunakan adalah kayu jarum karena sifat fisik yang
dihasilkan lebih baik dibandingkan pulp kayu asah, sedangkan energi yang digunakan lebih rendah jika
dibandingkan dengan proses SGP.
Thermo Mechanical Pulping (TMP) : Proses ini juga menggunakan penggilingan dengan cakram untuk
menguraikan bahan baku. Namun, perbedaan TMP dengan RMP adalah adanya proses pemanasan
sebelum penggilingan sehingga ikatan-ikatan yang dibentuk lignin dilemahkan. Proses ini menyebabkan
jumlah serat panjang lebih banyak sehingga memiliki kekuatan yang lebih besar. Perlakuan awal dengan
pemanasan pada suhu tinggi menyebabkan komponen lignin menjadi lunak, serta komponen yang
mudah larut dalam air dan mudah menguap hilang.
Chemical Thermo Mechanical Pulping (CTMP) : Proses ini adalah pengembangan da ri proses TMP.
Pada proses ini, perlakuan awal yang diberikan selain pemanasan adalah perlakuan kimiawi yang
diharapkan dapat lebih mudah menghilangkan lignin. Rendemen yang dihasilkan lebih rendah dari proses
mekanik biasa tetapi menghasilkan pulp yang memiliki sifat fisik yang lebih baik. Fraksi serat panjang
yang dihasilkan lebih banyak dari pulp yang berasal dari proses mekanik lainnya.
3. Proses Kimia
Pembuatan pulp dengan proses kimia adalah proses untuk merusak dan melarutkan zat pengikat serat yang
terdiri dari lignin, pentosa dan lainnya dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Proses untuk merusak dan
melarutkan ini umum disebut sebagai proses pemasakan. Proses pemasakan bahan baku dengan larutan kimia
dilakukan dalam reaktor yang disebut sebagai digester. Selama pemasakan berlangsung, lignin bereaksi dengan
larutan kimia pemasak dan membentuk senyawa-senyawa terlarut yang mudah dicuci. Namun karena kesamaan
sifat fisik dan kimia dari selulosa dan lignin, sebagian selulosa ikut bereaksi juga, sehingga dapat menurunkan
rendemen pulp yang dihasilkan.
Berdasarkan bahan kimia yang digunakan untuk pemasakan, pembuatan pulp dengan proses kimia dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
2. Proses Sulfit.
Proses ini menggunakan bahan kimia aktif, yaitu asam sulfit, kalsium bisulfit, sulfur dioksida yang dinyatakan
dalam larutan Ca(HSO3)2 dengan H2SO3 berlebih. Bahan baku yang digunakan biasanya kayu lunak dan
larutan
pemasak
SO2
dan
Ca(HCO3)2.
Reaksi
pembuatan
larutan
pemasak
adalah:
S
+
O2
-> SO2
2SO2 + H2 O + CaCO3 > Ca(HSO3)2 + CO2
Lignin yang terikat pada selulosa akan bereaksi dengan larutan Ca(HSO3)2 membentuk lignin sulfonat dengan
reaksi sebagai berikut:
Ca(HSO3)2
>
Lignin
+
HSO
Lignin-OH + HSO3 > Lignin-SO3 + H2O
Ca
3-
->
2+ +
SO2+
2HSO3Lignin-OH
Pulp yang dihasilkan dari proses sulfit baik untuk pembuatan kertas tissue dan kertas-kertas cetak bermutu.
Beberapa keuntungan pulp sulfit adalah:
1.
Rendemen yang lebih tinggi pada bilangan kappa tertentu, yang melibatkan kebutuhan kayu yang
rendah;
2.
Derajat putih pulp yang tidak dikelantang lebih tinggi; dan
3.
Persoalan pencemaran sedikit.
Cara ini sudah sangat jarang dipakai, karena biayanya yang terlalu mahal (Anonymous, 2002).
Proses pulping atau pembuatan bubur kertas dapat diuraikan menjadi 9 bagian atau tahapan yaitu
sebagai berikut:
1. Woodyard, dimana sebuah lapangan luas umumnya terbuka tempat menerima dan
menyimpan kayu gelondongan yang selanjutnya proses pengkulitan, pemotongan kecil-kecil
& penyaringan potongan kayu.
2. Barker, dalam proses penghilangan kulit kayu ini glondongan kayu dimasukkan dalam
"debarking drums", gelondongan silinder berputar mengakibatkan gelondongan kayu ikut
berputar dan bergesekan satu dengan yang lain melucuti kulit kayunya.
3. Chipper, mesin memotong gelondongan kayu menjadi ukuran kecil yaitu kurang dari 2 cm
dan setipis 1/2 cm.
4. Screen, diperlukan filter penyaring untuk memisahkan potongan kayu yang lebih besar dari
target ukuran diatas, dan menghilangkan debu mesin potong yang tidak perlu.
5. Digester, prinsipnya seperti panci masak didapur tempat ibu atau istri anda masak. Potongan
kayu yang disebut chips dimasak dengan suhu dan tekanan yang tinggi dalam suatu larutan
kimia penghancur. Larutan dan proses masak ini akan melembutkan dan akhirnya
memisahkan serat kayu yang diinginkan dari "lignin" yaitu unsur kayu semacam lem yang
menahan serat kayu bersatu.Chemical Recovery and Regeneration.
6. Proses sampingan kimia inorganik yang diolah ulang dari proses "memasak" sebelumnya,
untuk memasak kembali. Bahan kimia buangan dari proses memasak sebelumnya masih
dapat diproses ulang, tidak dibuang begitu saja.
7. Blow Tank , ibaratnya setelah selesai dimasak maka makanan disimpan dalam panci
penyimpan untuk disajikan kemudian sesuai selera masing-masing individu, apa mau sedikit
asin, manis, indah didekorasi dan lain sebagainya. Disini serat kayu sudah terpisah satu
sama lain, secara resmi mereka sudah disebut pulp atau bubur kertas.
8. Washing, "mesin cuci" ini akan membersihkan sisa-sisa larutan kimia dan ligin yang masih
tertinggal, yang dikirim keproses nomor 6 yaitu chemical recovery process. Ibaratnya saat
anda masak nasi, maka beberapa kali anda mentiriskan air beras yang anda cuci sebelum
dimasak supaya kotoran hilang. Harap diingat disini anda bukan bertujuan membuatnya
menjadi putih bersih! Pada tahap ini bubur kertas secara alami berwarna coklat dan umunya
digunakan untuk membuat kertas kantong dan corrugated box yang coklat.
9. Bleaching, proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach, yang
tujuan utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas budaya. Jadi proses
pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat.
Proses
pada
Mesin
Secara kondisi stock atau bubur kertas diproses, maka proses di mesin kertas dibagi dua yaitu wet
end and dry end. Namun secara urutan proses maka ada sembilan bagian proses yaitu:
1. Beater
2. Refiners
3. Cleaners and Screeners
4. Headbox
5. Wire
6. Presses
7. Dryers
8. Size press
9. Reel
Bagian Stock
preparation
Stock preparation adalah proses mengkondisikan bubur kertas sedemikian rupa sehingga serat serat
siap untuk diproses pada mesin kertas sesuai dengan target produktifitas, efisiensi dan kualitas kertas
yang ingin dicapai. Bubur kertas pada tahapan ini banyak mengandung air dilakukan dalam kondisi
basah atau Wet End, untuk memudahkan proses dan menjadi media proses itu sendiri. Pada
puncaknya di bagian Head Box, kandungan air bisa sekitar 99.5% sementara sisanya 0.5% yang
disebut stock adalah serat dan bahan penambah lainnya (wet end additives).
Ada 3 proses secara umum yaitu:
1. Memisahkan serat dari satu sama lain, memotong dan menghaluskan; ada 2 bagian yang
digunakan yaitu, Beater dan Refiner.
2. Membersihkan
serat
dari
kotoran,
yaitu
menggunakan Cleaner (centrifugal)
dan Screenerdimana kedua alat ini ditemukan terpisah satu sama lain. Cleaner sebagai tahap
pembersih
pertama
dan
relatif
serat
berukuran
lebih
besar
dari
serat
pada Screener. Screener terletak sebelum Headbox dimana ukuran serat jauh lebih halus.
3. Menambahkan bahan penambah - wet end additives, ada beberapa bahan penambah
diantaranya; filler, sizing, color dye, optical brightening agent (OBA), deformer dll.
Bagian Wet End
1. Refiners
Alat penghalus serat dimana bubur kertas dipotong dan dihancurkan kecil-kecil. Proses ini bertujuan
meningkatkan properti kekuatan dan "bonding" serat (bersatunya serat satu sama lain). Sistim Jordan
memompa dan mendesak campuran bubur melewati rongga yang sangat sempit dalam proses
penghalusan serat. Bila digunakan pulp kering, maka pabrik menggunakan Pulp Beater,
dimana pulp yang kering dimasukkan kedalam tangki penghancur dan dicampur air untuk dibasahkan
sebelum campuran bubur masuk ke refiner.
2. Cleaners
Alat pembersih serat, dimana serat pulp yang bersih akan terangkat keatas dan kotoran yang lebih
berat akan turun kebawah tabung pembersih. Alat pembersih ini menggunakan "centrifugal force"
(kuatan putar) menyebabkan material yang berat dan solid kehilangan momentum pada sisi dinding
dalam cleaner. Efek ini membuat material berat tadi lebih cepat turun kebawah tabung dibanding fiber
yang ringan. Sebelum fiber masuk ke Headbox, serat di saring kembali dengan Screeneruntuk
mendapatkan ukuran serat dan bahan yang lain yang seragam agar siap didistribusikan pada mesin
pembentuk lembaran kertas selanjutnya.
3. HeadboxBubur kertas yang bersih dan bercampur dengan filler dan kimia penambah lainnya atau
disebut stock, kemudian dicampur dengan air untuk membuat "furnish." Furnish adalah 99.5% air dan
0.5% stock. Furnish disalurkan kedalam Headbox, dimana diregulasi sedemikian rupa
agarstock terdistribusi merata disepanjang box dan stock tidak bergumpal.
4. Wire (dari
mesin
kertas Fourdriner)
Berfungsi membentuk bentangan lembaran kertas dengan menyaring furnish terhadap air yang
menjadi media pembawa. Air disaring sedemikian rupa lewat lobang halus (mesh) permukaan wire,
dan furnish terdiri dari serat dan filler tertahan diatasnya.
Di pabrik modern, pembuatan kertas dilakukan menggunakan mesin secara beberapa tahap.
Pertama-tama, kayu dipotong kecil-kecil terlebih dahulu menggunakan mesin chipping. Potongan
kayu ini kemudian dimasak di dalam digester untuk memisahkan serat kayu (bahan yang digunakan
untuk membuat kertas) dengan lignin. Proses pemasakan ini ada dua macam, yaitu chemical pulping
process dan mechanical pulping process. Dari proses ini, dihasilkanlah bubur kertas atau yang biasa
disebut pulp.
Sebelum masuk ke areal paper machine, pulp diolah dulu pada bagian stock preparation. Bagian ini
berfungsi meramu bahan baku seperti menambahkan pewarna untuk kertas, menambahkan zat
retensi, dan menambahkan filler (untuk mengisi pori-pori di antara serat kayu). Bahan yang keluar
dari bagian ini disebut stock, campuran antara pulp, bahan kimia, dan air.
Dari stock preparation, sebelum masuk ke headbox, dilakukan pembersihan dulu dengan alat yang
disebut cleaner. Dari cleaner, stock berulah masuk ke headbox. Alat ini berfungsi membentuk
lembaran kertas (membentuk formasi) di atas fourdrinier table. Meja ini berfungsi membuang air yang
berada dalam stock. Hasil yang keluar disebut dengan kertas basah. Kadar padatnya sekitar 20
persen.
Kertas basah itu kemudian dimasukkan ke mesin pres hingga kandungan airnya tinggal 50 persen.
Setelah itu, kertas masuk ke mesin pengering hingga kadar airnya hanya 6 persen. Hasilnya disimpan
dalam bentuk gulungan kertas. Barulah kemudian kertas dipotong-potong sesuai kebutuhan.
Nah, dari uraian kertas tersebut, kita jadi paham bahwa bahan dasar pembuatan kertas adalah bubur
kertas. Bubur kertas itu didapat dari potongan kayu. Kayu ini tentu saja didapat dari penebangan
pohon. Berarti, makin banyak kertas yang kita butuhkan, semakin banyak pula pohon yang ditebang.
Selain itu, pembuatan kertas juga butuh listrik, air, dan bahan bakaryang semuanya membutuhkan
energi.
Jika menggunakan tidak meminimalisasi penggunaan kertas, kita berarti ikut berpartisipasi dalam
pemborosan energi sekaligus merusak lingkungan. Agar pemakaian kertas tidak berlebihan, kita bisa
mendaur ulang kertas yang sudah tidak terpakai dengan cara sederhana, mengadopsi proses
pembuatan kertas pabrik modern seperti yang telah disebutkan tadi.
Karena membuatnya secara sederhana, peralatan yang dibutuhkan juga mudah didapat, yakni kertas,
blender, baskom, spons, meja, kain, screen,papan, dan alat pemberat. Berikut ini tahap-tahap cara
pembuatannya.
1. Robek kecil-kecil kertas bekas dan rendam di dalam air selama satu hari.
2. Blender kertas sampai menjadi bubur.
3. Tuangkan bubur ke dalam baskom yang berisi air dan diaduk.
4. Letakkan spons di atas meja, lalu taruh kain yang sudah dibasahi di atasnya.
5. Saring campuran (jangan terlalu tebal) di baskom memakai screen sablon.
6. Letakkan campuran itu di atas spons yang sudah dilapisi kain dengan posisi terbalik, gosok sedikit
screen-nya, dan angkat dengan hati-hati.
7. Tutup dengan kain yang sudah dibasahi. Tambah satu lapis lagi kain basah. Ulangi langkah 5 dan
6.
8. Sesudah beberapa lapis, pres dengan menaruh papan besar di atasnya dan beri pemberat seperti
batako atau batu.
9. Biarkan selama sekitar satu jam agar airnya berkurang. Sebelum diangkat, pastikan sudah cukup
kering. Angkat sepasang demi sepasang dan jemur di tempat yang panas. Lalu, setrika sepasang
demi sepasang kemudian buka kainnya pelan-pelan.
Jika ingin membuat dengan corak khusus, kita bisa mencoba beberapa proses berikut ini.
1. Proses Tempelan. Sebelum menutup campuran bubur kertas dengan kain yang sudah dibasahi,
tempelkan bunga, rumput, atau daun-daun kecil di atasnya.
2. Proses Campuran. Ketika memblender kertas, tambahkan bunga, rumput, atau bahan alami
lainnya yang akan memberikan warna dan pola khusus.
3. Proses Pres. Ketika sedang mengepres kertas, taruhlah daun atau sesuatu yang bermotif bagus.
Letakkan papan di atasnya dan beri pemberat.
Berikut ini contoh barang yang bisa dibuat dengan kertas daur ulang.
1. Kertas untuk menggambar karya seni.
2. Pembungkus buku, tempat pensil, dan lain-lain.
3. Undangan, amplop, map, dan lain-lain. Kertas daur ulang juga bagus sekali untuk ditempel di atas
karya-karya yang bisa dibikin dari karton.
4. Kotak pensil dan bingkai foto.
5. Kotak kado.
Jika ingin warna yang lebih variatif, kita bisa menggunakan bahan alami yang ada di sekitar kita.
Contohnya adalah kunyit (warna kuning), daun jati (merah), daun pandan (hijau), gambir (hitam),
pacar cina (merah muda), dan nila (biru). Untuk menghasilkan warna tersebut, parut bahan-bahan itu
dan campurkan ke dalam daur ulang kertas.
Hasil daur ulang kertas ini memang tidak bisa kita gunakan untuk menggantikan kertas untuk skripsi,
surat-menyurat resmi, ataupun untuk mencetak buku. Tapi setidaknya, dengan mendaur ulang kertas,
kita bisa memanfaatkan limbah dari kertas ini menjadi produk yang lebih bermanfaat. Jadi,
penebangan kayu yang dilakukan untuk membuat kertas bisa dimanfaatkan secara maksimal.