0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan1 halaman
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 48 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 48 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 48 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Kinerja bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
1. a. Tidak adanya peningkatan kompetensi SDM melalui diklat/workshop/training. b. Sinergi dan koordinasi kerja antar bagian sangat rendah. c. Penempatan pegawai (termasuk mutasi) kurang mempertimbangkan minat, bakat, dan tahun kerja pegawai. 2. Untuk honorer, kerja lembur gaji telat. 3. Intervensi orang dekat pimpinan. 4. Kurangnya koordinasi antar bagian/pimpinan. 5. Mutasi staf mengakibatkan beberapa pos tertentu tidak memiliki SDM yang memiliki kompetensi yang mumpuni. 6. Sinergi antar bagian yang dirasa berjalan belum saling support. Dengan kondisi saat ini (tuntutan perkembangan zaman yang bersaing dengan kemajuan teknologi) situasi untuk saling menunjang mutlak untuk diperlukan. 7. a. Masih belum terkai dengan beban kerja. b. Ada unit yang sangat sibuk/overload, ada yang sama sekali tidak sibuk. c. Belum terbuka dengan perubahan dan mutase. d. Belum sesuai kebutuhan organisasi 8. Kurangnya pengaruh pimpinan sehingga organisasi tidak optimal. Organisasi dengan SDM memadaipun akan lemah jika tidak adanya visi pimpinan yang jelas. 9. a. Sistem Kaderisasi kurang jelas a. b. Sistem kepegawaian tentang jabatan fungsional selain pranata humas yang kurang diinformasikan. c. Diklat-diklat yang dilaksanakan internal hanya pengulangan tidak ada variasi. 10. Mungkin pelaksanaan kegiatan terkesan sendiri-sendiri dan tidak memiliki strategi yang satu. 11. Tidak adanya QPA (Quality Performance Appraisal) yang jelas dari masing-masing unit/eselon sehingga kurang mampu mengukur kualitas capaian kerja. 12. Tumpang tindih tugas pokok.