Anda di halaman 1dari 12

PEMERIKSAAN HEMOSTASIS

Hemostasis adalah mekanisme untuk menghentikan dan mencegah perdarahan. Bilamana


terdapat luka pada pembuluh darah, segara akan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah sehingga
aliran darah ke pembuluh darah yang terluka berkurang. Kemudian trombosit akan berkumpul
dan melekat pada bagian pembuluh darah yang terluka untuk membentuk sumbat trombosit.
Faktor pembekuan darah yang diaktifkan akan membentuk benang-benang fibrin yang akan
membuat sumbat trombosit menjadi non permeabel sehingga perdarahan dapat dihentikan.

Pedarahan mungkin diakibatkan oleh kelainan pembuluh darah, trombosit, ataupun


sistem pembekuandarah. Bila gejala perdarahan merupakan kalainan bawaan, hampir selalu
penyebabnya adalah salah satu dari ketiga faktor tersebut diatas kecuali penyakit Von
Willebrand. Sedangkan pada kelainan perdarahan yang didapat, penyebabnya mungkin bersifat
multipel. Oleh karena itu pemeriksaan penyaring hemostasis harus meliputi pemeriksaan
vasculer, treombosit, dan koagulasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan hemostasis :

1. Antikoagulan, Untuk pemeriksaan koagulasi antikoagulan yang dipakai adalah natrium


sitrat 0,109 M dengan perbandingan 9 bagian darah dan 1 bagian natrium sitrat.Untuk
hitung trombosit antikoagulan yang dipakai adalah Na2EDTA.Jika dipakai darah kapiler,
maka tetes darah pertama harus dibuang.

2. Penampung, Untuk mencegah terjadinya aktivasi factor pembekuan, dianjurkan memakai


penampung dari plastic atau gelas yang telah dilapisi silicon.

3. Semprit dan Jarum, Dianjurkan memakai semprit plastic dan jarum yang cukup besar.
Paling kecil nomor 20.

4. Cara pengambilan darah, Pada waktu pengambilan darah, harus dihindari masuknya
tromboplastin jaringan. Yang dianjurkan adalah pengambilan darah dengan memakai 2
semprit. Setelah darah dihisap dengan semprit pertama, tanpa mencabut jarum, semprit
pertama dilepas lalu pasang semprit kedua. Darah semprit pertama tidak dipakai untuk
pemeriksaan koagulasi, sebab dikhawatirkan sudah tercemar oleh tromboplastin jaringan.
5. Kontrol, Setiap kali mengerjakan pemeriksaan koagulasi, sebaiknya diperiksa juga satu
kontrol normal dan satu kontrol abnormal. Selain tersedia secara komersial, kontrol
normal juga dapat dibuat sendiri dengan mencampurkan plasma yang berasal dari 10
sampai 20 orang sehat, yang terdiri atas pria dan wanita yang tidak memakai kontrasepsi
hormonal. Plasma yang dipakai sebagai kontrol tidak boleh ikterik, lipemik, maupun
hemolisis.

6. Penyimpangan dan pegiriman bahan, Pemeriksaan koagulasi sebaiknya segara


dikerjakan, karena beberapa faktor pembekuan bersifat labil. Bila tidak dapat diselesaikan
dalam waktu 4 jam setelah pengambilan darah, plasma disimpan dalam tempat plastik
tertutup dan dalam keadaan beku. Untuk pemeriksaan APTT dan assay faktor VIII atau
IX, bahan yang dikirim adalah plasma citrat dalam tempat plastik bertutup dan diberi
pendingin, tetapi untuk PT dan agregasi trombosit jangan diberi pendingin karena suhu
dingin dapat mengaktifkan F VII tetapi menghambat agregasi trombosit.

Hemostasis terdiri dari enam komponen utama, yaitu: trombosit, endotel vaskuler,
procoagulant plasma protein faktors, natural anticoagulant proteins, protein fibrinolitik dan
protein antifibrinolitik. Semua komponen ini harus tersedia dalam jumlah cukup, dengan fungsi
yang baik serta tempat yang tepat untuk dapat menjalankan faal hemostasis dengan baik.
Interaksi komponen ini dapat memacu terjadinya thrombosis disebut sebagai sifat prothrombotik
dan dapat juga menghambat proses thrombosis yang berlebihan, disebut sebagai sifat
antithrombotik. Faal hemostasis dapat berjalan normal jika terdapat keseimbangan antara faktor
prothrombotik dan faktor antithrombotik. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
patofisiologik dan prinsip pemeriksaan laboratorium dari masing2 faktor yang berperan dalam
proses koagulasi dan interpretasi hasilnya.

Pemeriksaan faal hemosatasis adalah suatu pemeriksaan yang bertujuan untuk


mengetahui faal hemostatis serta kelainan yang terjadi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari
riwayat perdarahan abnormal, mencari kelainan yang mengganggu faal hemostatis, riwayat
pemakaian obat, riwayat perdarahan dalam keluarga. Pemeriksaan faal hemostatis sangat penting
dalam mendiagnosis diatesis hemoragik. Pemeriksaan ini terdiri atas:
A. Tes penyaring meliputi :

1. Percobaan pembendungan

Percobaan ini bermaksud menguji ketahanan dinding kapiler darah dengan cara
mengenakan pembendungan pada vena, sehingga tekanan darah di dalam kapiler
meningkat. Dinding kapiler yang kurang kuat akan menyebabkan darah keluar dan
merembes ke dalam jaringan sekitarnya sehingga nampak titik-titik merah kecil pada
permukaan kulit, titk itu disebut dengan petekia. Untuk melakukan percobaan ini mula-
mula dilakukan pembendungan pada lengan atas dengan memasang tensimeter pada
pertengahan antara tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan itu dipertahankan
selama 10 menit. Jika percobaan ini dilakukan sebagai lanjutan masa perdarahan, cukup
dipertahankan selama 5 menit. Setelah waktunya tercapai bendungan dilepaskan dan
ditunggu sampai tanda-tanda stasis darah lenyap. Kemudian diperiksa adanya petekia di
kulit lengan bawah bagian voler, pada daerah garis tengah 5 cm kira-kira 4 cm dari lipat
siku.

Pada orang normal tidak atau tidak sama sekali didapatkan petekia. Hasil positif
bila terdapat lebih dari 10 petekia. Seandainya di daerah tersebut tidak ada petekia tetapi
jauh di distal ada, hasil percobaan ini positif juga. Jika pada waktu dilakukan
pemeriksaan masa perdarahan sudah terjadi petekie, berarti percobaan pembendungan
sudah positif hasilnya dan tidak perlu dilakukan sendiri. Pada penderita yang telah terjadi
purpura secara spontan, percobaan ini juga tidak perlu dilakukan. Walaupun percobaan
pembendungan ini dimaksudkan unntuk mmengukur ketahanan kapiler, hasil tes ini ikut
dipengaruhi juga oleh jumlah dan fungsi trombosit. Trombositopenia sendiri dapat
menyebabkan percobaan ini barhasil positif.

2. Masa perdarahan (Bleeding Time)

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kemampuan vascular dan trombosit


untuk menghentikan perdarahan. Prinsip pemeriksaan ini adalah menentukan lamanya
perdarahan pada luka yang mengenai kapiler. Terdapat 2 macam cara yaitu cara Ivy dan
Duke.
Pada cara Ivy, mula-mula dipasang tensimeter dengan tekanan 40 mmHg pada
lengan atas. Setalah dilakukan tindakan antisepsis dengan kapas alkohol, kulit lengan
bawah bagian voler diregangkan lalu dilakukan tusukan denagn lancet sedalam 3mm.
Stopwatch dijalankan waktu darah keluar. Setiap 30 detik darah dihisap dengan kertas
saring. Setelah darah tidak keluar lagi, stopwatch dihentikan. Nilai normal berkisar antara
1-6 menit.

Pada cara duke, mula-mula dilakukan tindakan antisepsis pada anak daun telinga.
Dengan lancet, dilakukan tususkan pada tepi anak daun telinga. Stopwatch dijalankan
waktu darah keluar. Setiap 30 detik, darah dapat dihisap dengan kertas saring. Setelah
darah tidak keluar lagi, stopwatch dihentikan. Nilai normal berkiasar antara 1-3 menit.
Cara Duke sebaiknya dipakai untuk bayi dan anak kecil dimana sukar atau tidak mungkin
dilakukan pembendungan.

Pemeriksaan masa perdarahan merupakan suatu tes yang kurang memuaskan


karena tidak dapat dilakukan standarisasi tusukan baik mengenai dalamnya, panjangnya,
lokalisasinya maupun arahnya sehingga korelasi antara hasil tes ini dan keadaan klinik
tidak begitu baik. Perbedaan suhu kulit juga dapat mempengaruhi hasil tes ini.

Pada pemeriksaan ini tusukan harus cukup dalam, sehingga salah satu bercak
darah pada kertas saring mempunyai diameter 5 mm atau lebih. Masa perdarahan yang
kurang dari 1 menit juga disebabkan tusukan yang kurang dalam. Dalam hal seperti ini,
percobaan dianggap batal dan perlu diulang. Hasil pemeriksaan menurut cara Ivy lebih
dapat dipercaya daripada cara Duke, karena pada cara Duke tidak dilakukan
pembendungan sehingga mekanisme hemostatis kurang dapat dinilai. Apabila pada cara
Ivy perdarahan berlangsung lebih dari 10 menit dan hal ini diduga karena tertusuknya
vena, perlu dilakukan pemeriksaan ulang pada lengan yang lain. Kalau hasilnya tetap
lebih dari 10 menit, hal ini membuktikan adanya suatu kelainan dalam mekanisme
hemostatis. Tindakan selanjutnya adalah mencari letak kelainan hemostatis dengan
mengerjakan pemeriksaan-pemeriksaan lain.
3. Hitung trombosit

Hitung trombosit dapat dilakukan dengan cara langsung dan tak langsung. Cara
langsung dapat dilakukan dengan cara manual, semi otomatik, dan otomatik.

Pada cara manual, mula-mula darah diencerkan dengan larutan pengencer lalu
diidikan ke dalam kamar hitung dan jumlah trombosit dihitung dibawah mikroskop.
Untuk larutan pengencer yang dipakai larutan Rees Ecker atau larutan amonium oksalat
1%. Cara manula mempunyai ketelitian dan ketepatan yang kurang baik, karena
trombosit kecil sekali sehingga sukar dibedakan dari kotoran kecil. Lagi pula trombosit
mudah pecah dan cenderung saling melekat membentuk gumpalan serta mudah melekat
pada permukaan asing. Oleh karena itu alat-alat yang dipakai harus betul-betul bersih dan
larutan pengencer harus disaring terlebih dahulu. Sebagai bahan pemeriksaan d ipakai
darah dengan anticoagulant sodium ethylendiamine tetraacetate yang masih dalam batas
waktu yang diijinkan artinya tidak lebih dari 3 jam setelah pengambilan darah.

Pada cara semi otomatik dan otomatik dipakai alat electronic particle counter
sehingga ketelitiannya lebih baik daripada cara manual. Akan tetapi cara ini masih
mempunyai kelemahan, karena trombosit yang besar (giant trombocyte) atau beberapa
trombosit yang menggumpal tidak ikut terhitung, sehingga jumlah trombosit yang
dihitung menjadi lebih rendah. Pada cara tak langsung, jumlah trombosit pada sediaan
hapus dibandingkan jumlah trombosit dengan jumlah eritrosit kemudian jumlah
mutlaknya dapat diperhitungkan dari jumlah mutlak eritrosit.

Karena sukarnya dihitung, penilaian semi kuantitatif tentang jumlah trombosit


dalam sediaan hapus darah sangat besar artinya sebagai pemeriksaan penyaringan. Pada
sediaan hapus darah tepi, selain dapat dilakukan penilaian semi kuantitatif, juga dapat
diperiksa morfologi trombosit serta kelainan hematologi lain. Bila sediaan hapus dibuat
langsung dari darah tanpa antikoagulan, maka trombosit cenderung membentuk
gumpalan. Jika berarti membentuk gumpalan berarti tedapat gangguan fungsi trombosit.
Dalam keadaan normal jumlah trombosit sangat dipengaruhi oleh cara menghitungnya
dan berkisar antar 150.000 400.000 per l darah.
Pada umumnya, jika morfologi dan fungsi trombosit normal, perdarahan tidak
terjadi jika jumlah lebih dari 100.00/l. Jika fungsi trombosit normal, pasien dengan
jumlah trombosit diatas 50.000/l tidak mengalami perdarahan kecualai terjadi trauma
atau operasi. Jumlah trombosit kurang dari 50.000/l digolongkan trombositopenia berat
dan perdarahan spontan akan terjadi jika jumlah trombosit kurang dari 20.000/l.

4. Masa protombin plasma (Prothrombin Time, PT)

Pemeriksaan ini digunakan untuk menguji pembekuan darah melalui jalur


ekstrinsik dan jalur bersama yaitu faktor pembekuan VII, X, V, protrombin dan
fibrinogen. Selain itu juga dapat dipakai untuk memantau efek antikoagulan oral karena
golongan obat tersebut menghambat pembentukan faktor pembekuan protrombin, VII,
IX, dan X. Prinsip pemeriksaan ini adalah mengukur lamanya terbentuk bekuan bila ke
dalam plasma yang diinkubasi pada suhu 37C, ditambahkan reagens tromboplastin
jaringan dan ion kalsium.

Hasil pemeriksaan ini dipengaruhi oleh kepekaan tromboplastin yangh dipakai


oleh teknik pemeriksaan. Karena itu pemeriksaan ini harus dilakukan duplo dan disertai
kontrol dengan plasma normal. Nilai normal tergantung dari reagen, cara pemeriksaan
dan alat, dan alat yang digunakan. Sebaiknya tiap laboratorium mempunyai nilai normal
yang ditetapkan sendiri dan berlaku untuk laboratorium tersebut. Jika hasil PT
memanjang maka penyebabnya mungkin kekurangan faktor-faktor pembekuan di jalur
ekstrinsik dan bersama atau adnya inhibitor. Untuk membedakan hal ini, pemeriksaan
diulang sekali lagi dengan menggunakan campuran plasma penderita dan plasma kiontrol
dengan perbandingan 1:1. Bila ada inhibitor, masa protombin plasma tetap memanjang.

Selain dilaporkan dalam detik, hasil PT juga dilaporkan dalam rasio, aktivitas
protombin dan indeks. Rasio yaitu perbandingan antara PT penderita dengan PT kontrol.
Aktivitas protombin dapat ditentukan dengan menentukan dengan menggunakan kurva
standart dan dinyatakan dalam %. Pemeriksaan PT juga sering dipakai untuk memantau
efek pemberian antikoagulan oral. Pemberian kepekaan reagen tromboplastin yang
dipakai dan perbedaan cara pelaporan menimbulkan kesulitan bila pemantauan
dikerjakan di laboratorium yang berbeda-beda. Untuk mengatasi masalah tersebut ICTH
(International Comittee on Thrombosis and Haemostasis) dan ICSH (International
Comitte for Standardization in Haematology) menganjurkan agar tromboplastin jaringan
yang akan digunakan harus dikalibrasi terlebih dahulu terhadap tromboplastin rujukan
untuk mendapatkan ISI (International Sensitivity Index). Juga dianjurkan agar hasil
pemeriksaan PT dilaporkansecara seragam dengan menggunakan INR (International
Normalized Ratio), yaitu rasio yang dipangkatkan dengan ISI dari reagens tromboplastin
yang digunakan.

5. Masa tromboplastin partial teraktivasi (Activated partial thromboplastin time, APTT)

Pemeriksaan ini digunakan untuk menguji pembekuan darah melaui jalur intrinsik
dan jalur bersama yaitu faktor pembekuan XII, prekalikrein, kininogen, XI, IX, VIII, X,
V, protombin dan fibrinogen. Prinsip pemeriksaan ini adalah mengukur lamanya
terbentuk bekuan bila ke dalam plasma ditambahkan reagens tromboplastin parsial dan
aktivator serta ion kalsium pada suhu 370C. reagen tromboplastin parsial adalah
fosfolipid sebagai pengganti platelet factor 3. Nilai normal tergantung dari reagens, cara
pemeriksaan dan alat yang dipakai. Juga dianjurkan agar tiap laboratorium menentukan
nilai normalnya sendiri. Hasilnya memanjang bila terdapat kekurangan faktor pembekuan
dijalur intrinsik dan bersama atau bila terdapat inhibitor. Sama seperti PT, untuk
membedakan hal ini dilakukan pemeriksaan ulang terhadap campuran plasma penderita
dan plasma kontrol dengan perbandinagn 1:1. Bila hasilnya tetap memanjang, berarti ada
inhibitor. Pada hemofilia A maupun hemofilia B, APTT akan memanjang, tetapi
pemeriksaan ini tidak dapat membedakan kedua kelainan tersebut. Pemeriksaan ini juga
dipakai untuk memnatau pemberian heparin. Dosis heparin diatur sampai APTT
mencapai 1,5-2,5 kali nilai kontrol.

6. Masa trombin (Thrombin time, TT)

Pemeriksaan ini digunakan untuk menguji perubahan fibrinogen menjadi fibrin.


Prinsip pemeriksaan ini adalah mengukur lamanya terbentuk bekuan pada suhu 37C bila
ke dalam plasma ditambahkan reagens thrombin. Nilai normal tergantung dari kadar
thrombin yang dipakai. Hasil TT dipengaruhi oleh kadar dan fungsi fibrinogen serta ada
tidaknya inhibitor. Hasilnya memanjang bila kadar fibrinogen kurang dari 100 mg/dl atau
fungsi fibrinogen abnormal atau bila terdapat inhibitor thrombin seperti heparin atau FDP
(Fibrinogen degradation product). Bila TT memanjang, pemeriksaan diulang sekali lagi
dengan menggunakan campuran plasma penderita dan plasma control dengan
perbandingan 1:1 untuk mengetahui adanya tidaknya inhibitor.

Untuk membedakan apakah TT yang memanjang karena adanya heparin,


fibrinogen abnormal atau FDP, dilakukan pemeriksaan masa reptilase. Reptilase berasal
dari bisa ular Aneistrodon Rhodostoma. Apabila TT yang memanjang disebabkan oleh
heparin maka masa reptilase akan memberikan hasil normal, sedangkan fibrinogen
abnormal atau FDP akan menyebabkan masa reptilase memanjang.

7. Pemeriksaan Penyaring Untuk Faktor XIII

Pemeriksaan ini dimasukkan dalam pemeriksaan penyaring, karena baik PT,


APTT, maupun TT tidak menguji factor XIII, sehingga adanya defisiensi F XIII tidak
dapat di deteksi dengan PT, APTT, maupun TT. Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai
kemampuan factor XIII dalam menstabilkan fibrin.

Prinsipnya F XIII mengubah fibrin soluble menjadi fibrin stabil karena


terbentuknya ikatan cross link. Bila tidak ada F XIII, ikatan dalam molekul fibrin akan
dihancurkan oleh urea 5M atau monokhlorasetat 1%. Cara pemeriksaannya adalah
dengan memasukkan bekuan fibrin ke dalam larutan urea 5M atau asam
monokhloroasetat 1%, kemudian setelah 24 jam stabilitas bekuan dinilai. Bila factor XIII
cukup, setelah 24 jam bekuan fibrin tetap stabil dalam larutan urea 5M. jika terdapat
defisiensi factor XIII bekuan akan larut kembali dalam waktu 2-3 jam.

B.Tes khusus meliputi :

1.Tes faal trombosit

2.Tes Ristocetin

3.Pengukuran faktor spesifik (faktor pembekuan)


4.Pengukuran alpha-2 antiplasmin

8. INR

INR didapatkan dengan membagi nilai PT yang didapat dengan nilai PT normal
kemudian dipangkatkan dengan ISI di mana ISI adalah International Sensitivity Index.
Jadi INR adalah rasio PT yang mencerminkan hasil yang akan diperoleh bila
tromboplastin baku WHO yang digunakan, sedangkan ISI merupakan ukuran kepekaan
sediaan tromboplastin terhadap penurunan faktor koagulasi yang bergantung pada
vitamin K. Sediaan baku yang pertama mempunyai ISI = 1,0 ( tromboplastin yang kurang
peka mempunyai ISI > 1,0). Dengan demikian cara paling efektif untuk standardisasi
pelaporan PT adalah kombinasi sistim INR dengan pemakaian konsisten tromboplastin
yang peka yang mempunyai nilai ISI sama.

INR digunakan untuk monitoring terapi warfarin (Coumadin) pada pasien


jantung, stroke, deep vein thrombosis (DVT), katup jantung buatan, terapi jangka pendek
setelah operasi misal knee replacements. INR hanya boleh digunakan setelah respons
pasien stabil terhadap warfarin, yaitu minimal satu minggu terapi. Standar INR tidak
boleh digunakan jika pasien baru memulai terapi warfarin untuk menghindari hasil yang
salah pada uji. Pasien dalam terapi antikoagulan diharapkan nilai INR nya 2-3 , bila
terdapat resiko tinggi terbentuk bekuan, iperluakn INR sekitar 2,5 3,5.

9. FIBRINONGEN TEST

Pemeriksaan fibrinogen berguna untuk mengetahui adanya kelainan pembekuan


darah, mengetahui adanya resiko terjadinya pembekuan darah (peningkatan resiko
terjadinya Penyaikt Jantung Koroner (PJK) dan Stoke) dan mengetahui adanya gangguan
fungsi hati.Fibrinogen adalah glikoprotein dengan berat molekul mencapai 340.000
dalton. Fibrinogen disintesis di hati (1,7-5 g/hari) dan oleh megakariosit. Di dalam
plasma kadarnya sekitar 200-400 mg/dl. Waktu paruh fibrinogen sekitar 3-5 hari.

Fibrinogen tersusun atas 6 rantai, yaitu : 2 rantai A, 2 rantai B dan 2 rantai .


Trombin (FIIa) memecah molekul fibrinogen menjadi 2 fibrinopeptide A (FPA) dari
rantai A dan 2 fibrinopeptide B (FPB) dari rantai B. Fibrin monomer yang dihasilkan
dari reaksi ini kemudian berlekatan membentuk fibrin, yang selanjutnya distabilkan oleh
factor XIIIa. Tahap pertama stabilisasi terdiri atas ikatan dua rantai dari dua fibrin
monomer. Ikatan ini adalah asal dari D-Dimer, produk degradasi fibrin spesifik.
Fibrinogen dapat didegradasi oleh plasmin.

Pengukuran kadar fibrinogen dapat dilakukan secara manual (visual), foto optik
atau elektro mekanik. Pemeriksaan ini menilai terbentuknya bekuan bila ke dalam plasma
yang diencerkan ditambahkan thrombin. Waktu pembekuan dari plasma terdilusi
berbanding terbalik dengan kadar fibrinogen. Bahan pemeriksaan yang digunakan adalah
darah vena dengan antikoagulan trisodium sitrat 3.2% (0.109M) dengan perbandingan
9:1. Gunakan tabung plastik atau gelas yang dilapisi silikon. Sampel dipusingkan selama
10 menit dengan kecepatan 2.500 g. Plasma dipisahkan dalam tabung plastik tahan 8 jam
pada suhu 205oC.

Penurunan kadar : DIC, fibrinogenolisis, hipofibrinogenemia, komplikasi


obstetrik, penyakit hati berat, leukemia. Pada dasarnya, masa protrombin (PPT) dan masa
tromboplastin parsial (APTT) yang memanjang serta trombosit yang rendah menandakan
terjadinya defisiensi fibrinogen dan juga merupakan tanda DIC. Produk degradasi fibrin
(fibrin degradation product, FDP) biasanya diukur untuk memastikan terjadinya DIC.

Peningkatan kadar : infeksi akut, penyakit kolagen, diabetes, sindroma


inflamatori, obesitas. Pengaruh obat : kontrasepsi oral, heparin. Faktor yang dapat
mempengaruhi temuan laboratorium :

Tabel 1. Pemeriksaan pembekuan


Pemeriksaan Tujuan Nilai Normal Keterangan
Masa perdarahan Menilai fungsi 2-9,5 menit Mamanjang pada
trombosit dan trombositopenia,
vaskular trombositopati, penyakit von-
willebrand, ingesti aspirin,
terapi anti koagulan dan
uremia
Hitung trombosit Menilai konsentrasi 150.000- Menurun pada ITP dan
trombosit 400.000/mm3 keganasan sumsum tulang,
obat-obatan khususnya agen
kemoterapeutik, dapat
menyebabkan masa
perdarahan memanjang.
Meningkat pada permulaan
ganggua mieloproliferatif
Reaksi Pembekuan Menilai kecukupan Bekuan akan Retraksi bekuan buruk pada
trombosit untuk beretraksi sampai trombositopenia dan
membentuk bekuan menjadi setengah polisitemia; lisis bekuan pada
fibrin dari ukuran fibrinolisis
semula dalam 1
jam, menjadi
bekuan padat
dalam 24 jam jika
tidak diganggu
Waktu pembekuan Tes yang tidak sensitive.
Lee-Menilai koagulasi-waktu Memanjang
mekanisme 6-12 yang diperlukan pada defisiensi factor
menit untuk membentuk koagulasi, pada terapi
White (koagulasi) bekuan padat antikoagulan yang berlebihan
dan dengan antibiotic
tertentu. Menurun dengan
terapi kortikosteroid
International Standarisasi waktu Pencegahan dan Digunakan sebagai penuntun
Normalized Ratio protrombin pengobatan untuk terapi antikoagulan oral
(INR) thrombus vena yang diresepkan
2,0-3,0
Waktu protromin Mengukur jalur 11-16 detik Memanjang pada defisiensi
(PT) Pembekuan factor VII, X dan fibrinogen,
ekstrinsik terapi dikumarol yang
berlebihan, penyakit hati
berat dan def. vit. K
Waktu Mengukur jalur 26-42 detik Mamanjang pada def. factor
Tromboplastin Pembekuan VIII sampai XII dan
parsial intrinsic fibrinogen, pada terapi
teraktivasi (APTT) dan bersama antikoagulan didlm sirkulasi,
pada
peny. Hati dan DIC dan def.
vit. K. memendek pada
keganasan
Waktu thrombin Mengukur 10-13 detik Memanjang pada kadar
(TT) atau pembentukkan fibrinogen rendah, DIC,
pembekuan fibrin dari penyakit
trombin fibrinogen hati, terapi antikoagulan dan
disproteinemia
Tes pembentukan Mengukur 12 detik atau Memanjang pada
tromboplastin kemampuan kurang trombositopenia, dengan
(TGT) pembentukan defisiensi factor VIII sampai
tromboplastin XII dan antikoagulan di
dalam sirkulasi
Tes D-Dimer Mengukur <500 Meningkat pada DIC, emboli
pemecahan produk- paru, infark, terapi
produk trombolitik, pembedahan dan
bekuan fibrin trauma
plasma
Tes agregasi Tes fungsi Trombosit Agregasi berkurang atau tidak
trombosit Trombosit mengalami ada pada trombastenia,
agregasi dalam ingesti aspirin, gang.
waktu tertentu Mieloproliferatif, peny. Hati
jika terpajan berat, disproteinemia, peny.
ADP, kolagen dan Von-wille
epinefrin brand

Anda mungkin juga menyukai

  • Skrip Si
    Skrip Si
    Dokumen2 halaman
    Skrip Si
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kpaj Fix
    Proposal Kpaj Fix
    Dokumen36 halaman
    Proposal Kpaj Fix
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Lamaran Kerja
    Lamaran Kerja
    Dokumen1 halaman
    Lamaran Kerja
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Hemostasis
    Pemeriksaan Hemostasis
    Dokumen12 halaman
    Pemeriksaan Hemostasis
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • PKH Pendidikan Tamalate
    PKH Pendidikan Tamalate
    Dokumen48 halaman
    PKH Pendidikan Tamalate
    hikmah_hakim
    Belum ada peringkat
  • Makalah Polio
    Makalah Polio
    Dokumen22 halaman
    Makalah Polio
    Herperian Ari
    67% (3)
  • Hematologi II
    Hematologi II
    Dokumen7 halaman
    Hematologi II
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Konseptual
    Kerangka Konseptual
    Dokumen2 halaman
    Kerangka Konseptual
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Konseptual
    Kerangka Konseptual
    Dokumen2 halaman
    Kerangka Konseptual
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen2 halaman
    Lembar Pengesahan
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    andre palayukan
    Belum ada peringkat
  • Pembahasan Buat Ara
    Pembahasan Buat Ara
    Dokumen5 halaman
    Pembahasan Buat Ara
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Kimia Air
    Kimia Air
    Dokumen14 halaman
    Kimia Air
    Siti Maryam Septiani
    Belum ada peringkat
  • PestisidaBab1
    PestisidaBab1
    Dokumen19 halaman
    PestisidaBab1
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Asam Cuka Men
    Asam Cuka Men
    Dokumen9 halaman
    Asam Cuka Men
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kolesterol
    Laporan Kolesterol
    Dokumen24 halaman
    Laporan Kolesterol
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Tugas Hema
    Tugas Hema
    Dokumen11 halaman
    Tugas Hema
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Prinsip Kerja ELISA
    Prinsip Kerja ELISA
    Dokumen4 halaman
    Prinsip Kerja ELISA
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Docx
    Docx
    Dokumen11 halaman
    Docx
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Kendali Mutu
    Kendali Mutu
    Dokumen10 halaman
    Kendali Mutu
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Asam Cuka Men
    Asam Cuka Men
    Dokumen9 halaman
    Asam Cuka Men
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Asam Cuka Men
    Asam Cuka Men
    Dokumen9 halaman
    Asam Cuka Men
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • PestisidaBab1
    PestisidaBab1
    Dokumen19 halaman
    PestisidaBab1
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Tugas Hema
    Tugas Hema
    Dokumen11 halaman
    Tugas Hema
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Pemeriksaan Tinja (Cara-Cara)
    Pemeriksaan Tinja (Cara-Cara)
    Dokumen8 halaman
    Pemeriksaan Tinja (Cara-Cara)
    Salvitri Puspa Aryago
    100% (3)
  • Tugas Hema
    Tugas Hema
    Dokumen11 halaman
    Tugas Hema
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat
  • Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Genital Kel4
    Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Genital Kel4
    Dokumen22 halaman
    Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Genital Kel4
    Muhammad Munashir
    100% (1)
  • Asam Cuka Men
    Asam Cuka Men
    Dokumen9 halaman
    Asam Cuka Men
    Muhammad Munashir
    Belum ada peringkat