PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hampir semua diantara kita pernah mendengar kata pestisida,
herbisida, insektisida atau nama lainnya. Hampir dalam semua sisi kehidupan
kita tidak bisa lepas dari pestisida dalam berbagai bentuknya. Dari gunung
sampai pantai, dari desa sampai kota. Petani di pegununganpun tidak lepas
dari penggunaan pestisida. Petani sayuran di Dieng, Kopeng, atau petani
tembakau di lereng gunung Sindoro dan Sumbing. Nelayan dalam pembuatan
ikan asin misalnya, ada yang menggunakan pestisida. Tentunya cara ini tidak
dibenarkan, namun demikian adanya masyarakat kita. Pemakaian pestisida di
rumah tangga seperti penggunaan obat nyamuk, anti rayap / ngengat, pengusir
nyamuk (repelent) dan banyak lagi macamnya. Untuk itulah kita perlu
mengenal lebih jauh tentang pestisida. Penggunaan pestisida di Indonesia dari
tahun ke tahun terus meningkat. Menurut Atmawijaya, pada tahun 1985
diperkirakan menggunakan 10.000 ton pestisida, pada tahun 1991 meningkat
menjadi 600.000 ton. Jumlah ini mencapai 5 % konsumsi dunia.
Pestisida merupakan suatu bahan yang banyak dijumpai dan digunakan secara
luas dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai tujuan penggunaan termasuk
perlakuan yang bersifat pencegahan maupun untuk tujuan pengendalian
organisme pengganggu pada hampir semua sektor dalam masyarakat,
diantaranya sektor kesehatan, pertanian, kehutanan, perikanan, perdagangan,
perindustrian, ketenagakerjaan, perhubungan, lingkungan hidup dan di rumah
tangga.
Tidak hanya di bidang pertanian, pengunaaan pestisida dalam rumah
tangga Indonesia sudah demikian luas juga. Berbagai merek obat serangga
dapat kita temui di etalase supermarket hingga warung kecil, memudahkan
kita untuk mengakses racun ini dan memasukkannya ke dalam rumah kita.
Pestisida dalam rumah tangga biasanya digunakan untuk mengatasi semut,
mengatasi kecoa, mengusir lalat, mengatasi ngengat, mengatasi tikus,
mengatasi nyamuk. Walau banyak laporan dan penelitian tentang dampak
negatif pestisida ini (pada manusia dan lingkungan), seolah kita tidak punya
pilihan lain selain menyemprot hama pengganggu (dan pembawa penyakit)
ini dengan obat hama. Sekalipun sebagai bahan beracun (biosida) yang
memiliki potensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia, pestisida banyak digunakan karena mempunyai
kelebihan-kelebihan antara lain dapat diaplikasikan dengan mudah pada
hampir semua tempat dan waktu, hasilnya dapat dirasakan dalam waktu yang
relatif singkat, dan dapat diaplikasikan dalam areal yang luas.
Tanpa kita sadari terdapat berbagai jenis pestisida yang tersimpan dirumah.
Pestisida ini bukan saja digunakan di dalam rumah tetapi juga digunakan
dihalaman rumah dan kebun untuk melindungi tanaman dari gulma dan
hewanperusak lainnya. Anak-anak merupakan korban utama pada kasus
racunanini karena rasa keingin tahuannya yang tinggi dan tingkah lakunya
yaitu senang sekali memasukan apa saja yang ditemui ke dalam mulutnya
Memperhatikan hal-hal tersebut diatas maka merupakan suatu keharusan
bahwa pestisida perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar dapat diperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya dengan dampak negatif yang sekecil-kecilnya.
Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam
khususnya kekayaan alam hayati maka dalam pengelolaan pestisida antara
lain adalah peraturan pemerintah nomor 7 tahun 1973. berdasarkan peraturan
pemerintah tersebut, maka setiap pestisida yang akan diedarkan, disimpan dan
digunakan harus terlebih dahulu terdaftar dan memperoleh izin menteri
pertanian. Mengacu pada peraturan pemerintah tersebut, menteri pertanian
telah mengeluarkan beberapa keputusan yang bersifat kebijaksanaan dalam
kaitannya dengan pengelolaan pestisida, antara lain keputusan menteri
pertanian nomor 434.1 tahun 2001 tentang syarat dan tata cara pendaftaran
pestisida, dan keputusan menteri pertanian nomor 517 tahun 2002 tentang
pengawasan pestisida.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui Defenisi pestisida
2. Untuk mengetahui Uraian tentang pestisida
3. Untuk mengetahui Contoh senyawa kimia pestisida
4. Untuk mengetahui Contoh produk pestisida
5. Untuk mengetahui Mekanisme toksik pestisida
6. Untuk mengetahui Penanganan efek klinik pestisida
BAB II
ISI
A. Pengertian Pestisida
Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh
organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang
dibudidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya. Menurut PP No. 7
tahun 1973, yang dimaksud pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain
serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
a. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang
merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.
b. Memberantas rerumputan atau tanaman pengganggu/gulma.
c. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.
d. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman, tidak termasuk pupuk.
e. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan
peliharaan dan ternak.
f. Memberantas atau mencegah hama-hama air.
g. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.
h. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia dan binatang yang perlu dilindungi
dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Dalam Undang-Undang No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman, yang dimaksud dengan Pestisida adalah zat pengatur dan
perangsang tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau virus yang
digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman.
Pestisida merupakan bahan yang telah banyak memberikan manfaat
untuk keberlangsungan dunia produksi pertanian. Banyaknya Organisme
Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang dapat menurunkan hasil panen, dapat
diminimalisir dengan pestisida. Sehingga kehilangan hasil akibat OPT tidak
terlalu besar. Selain bidang pertanian, pestisida juga memberikan banyak
manfaat untuk membantu masalah yang timbul akibat adanya organisme
pengganggu di tingkat rumah tangga. Seperti pembasmian nyamuk misalnya,
dengan adanya pestisida maka proses pembasmian nyamuk akan menjadi
lebih cepat dan efisien. Bahkan masih banyak lagi peranan pestisida bagi
kehidupan manusia di berbagai bidang.
A. Kesimpulan
1. Pestisida adalah semua bahan racun yang digunakan untuk membunuh
organisme hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya
yang dibudidayakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya.
2. Contoh Senyawa Kimia Pestisida adalah Senyawa Organofospat,
Senyawa Organoklorin, Senyawa Arsenat, Senyawa Karbamat, Senyawa
Piretroid
3. Contoh produk pestisida Produk Fungisida, Produk Insektisida, Produk
Herbisida, Produk Moluskisida, Produk Bakterisida, Produk Akarisida,
Produk Pupuk Daun, Produk Perekat & Pembasah dan Produk Calsium
Super
4. Mekanisme masuknya pestisida ke dalam tubuh melalui tiga cara, yaitu
melalui penghirupan, pencernaan dan kulit. Pestisida terdistribusi ke
seluruh jaringan terutama sistem saraf pusat.
5. Penanganan keracunan : menjaga fungsi organ dan menghindarai absorpsi
lebih lanjut, mempercepat eliminasi, dan menormalkan fungsi tubuh.
B. Saran
1. Untuk mencegahan agar terhindar dari keracunan racun tikus di rumah
seperti yang terjadi di China tersebut dapat diperhatikan beberapa hal
yaitu :
a. Sebelum menggunakannya bacalah label yang ada dikemasan.
b. Jaga label jangan sampai rusak karena didalamnya terdapat
informasi mengenai cara menggunakannya, penyimpanan,
bahayanya dan pertolongan pertama jika terjadi keracunan serta
informasi lainnya.
c. Racun tikus hendaklah disimpan dan dipasang ditempat yang aman (
di tempat yang tidak terjangkau oleh anak-anak seperti dilemari yang
terkunci atau tempat yang agak tinggi) sebelum dan setelah
digunakan. Jangan menyimpan dan memasang dekat dengan bahan-
bahan makanan dan minuman.
d. Simpan dalam wadah aslinya dan jangan di pindahkan ke dalam
wadah lain terutama ke dalam wadah bekas makanan/minuman.
e. Jangan sekali-kali menggunakan bekas wadah untuk tempat
makanan atau minuman sekalipun untuk hewan peliharaan.
f. Jangan menggunakan racun tikus dengan tangan kosong, gunakanlah
alat seperti sendok plastik dan cuci tangan setelah menyediakan
racun tersebut.
2. Selain itu perlu sangsi hukum tegas yang tertuang dalam peraturan
maupun perundang-undangan yang mengatur terhadap pelanggaran tata
cara pebuatan, penjualan, penyimpanan dan penggunaan racun tikus agar
tidak membahayakan terhadap nyawa manusia, misalnya bagi orang yang
menyimpan, memasang dan membuang kemasan bekas racun tikus secara
sembarangan dan tidak mentaati aturan yang berlaku di hukum dengan
hukuman perdata yang berat.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Pupuk dan Pestisida, Pestisida Untuk Pertanian dan Kehutanan, Dit
Pupuk dan Pestisida Ditjen Bina Sarana Pertanian Deptan RI, Jakarta,
2001.
Direktorat Pupuk dan Pestisida, Pestisida Higiene Lingkungan, Dit Pupuk dan
Pestisida Ditjen Bina Sarana Pertanian Deptan RI, Jakarta, 2001. Olson
K.R.,
Poisoning and Drug Overdosis 4th ed. Appleton & Lange, USA. 2004.
Sentra Informasi Keracunan, Pedoman Penatalaksanaan Keracunan Untuk
Rumah
Sakit, Sentra Informasi Keracunan DitJen POM Depkes RI, Jakarta, 2001.
Fong T.S. et all, Management of Drug Overdose & Poisoning, Ministry of Health
Singapore, Singapore, 2001.
Fong T.S. et all, Management of Drug Overdose & Poisoning, Ministry of Health
Singapore, Singapore, 2001.