Akreditasi diberikan kepada laboratorium dan lembaga inspeksi yang memiliki status
hukum, memenuhi KAN 01 (syarat dan aturan Akreditasi Laoratorium dan Lembaga
Inspeksi), membayar biaya yang berkaitan dengan akreditasi, serta memiliki kompetensi yang
diperlukan untuk menjalankan sistem manajemen dan kompetensi teknis. Pengakuan yang
diberikan kepada Laboratorium Kesehatan yang telah menerapkan standard pelayanan
Laboratorium Kesehatan yang ditetapkan. Adapun landasan hukum Akreditasi Laboratorium
kesehatan adalah :
Permenkes no 411/MENKES/PER/III/2010 tentang Laboratorium Klinik
Tujuan umumnya adalah untuk memacu labkes memenuhi standar sehingga dapat
memberikan pelayanan yg bermutu & bertanggung jawab. Sedangkan tujuan khususnya
diantaranya adalah :
Dari sudut ekonomi atau menyangkut perdagangan internasional pada era globalisasi,
Indonesia menghadapi pasar bebas yang membutuhkan standar produk yang tinggi sehingga
menjadi tekanan kompetitif tersendiri. Selain itu, juga harus menyesuaikan dengan
persetujuan Technical Barrier to Trade (TBT) dan terintegrasi dengan pasar regional di
beberapa negara. Peranan laboratorium sangat menentukan dalam proses pengendalian mutu
dan penjaminan mutu dari produk yang dihasilkan. Untuk mencapai keseragaman hasil
analisis antar laboratorium dibutuhkan suatu standar yang bersifat internasional yang
mencakup sistem mutu dan teknis yang baik, salah satunya adalah standar ISO/IEC
17025:2005 General requirements for the competence of testing and calibration
laboratories.
1. Akreditasi Laboratorium Kesehatan dikelola oleh KALK (Komisi Akreditasi
Laboratorium Kesehatan) suatu komite di bawah Kementerian Kesehatan RI.
2. Surveior direkrut dari daerah-daerah, dipilih dan dilatih sesuai kualifikasi
3. Dinas Kesehatan Propinsi dan/atau KALK Propinsi akan melakukan penilaian
dokumen self assesment dan melakukan pembinaan pasca survei