Anda di halaman 1dari 25

GESER BALOK

STRUKTUR BETON BERTULANG


Oleh
I K. Sudarsana

REFERENSI
Wight and MacGregor, J.G., 2012, Reinforced
Concrete : Mechanics and Design, 6th edition
Prentice Hall, New York.
MacGregor,J.G. and Bartlett, F.M., 2000, Reinforced
Concrete: Mechanics and Design, 1st Canadian
Edition, Prentice Hall, Canada.
Park,R. and Paulay, T., 1975, Reinforced Concrete
Structures.

Struktur Beton Bertulang I

1
3

INTRODUCTION
Gaya geser merupakan salah satu gaya dalam
(Internal force) yang harus dipikul komponen
struktur.
Gaya geser biasanya berinteraksi dengan gaya
dalam lainnya spt. Lentur, torsi maupun normal.
Keruntuhan geser sangat getas (brittle).
Prediksi geser adalah cukup sulit, namun komponen
struktur harus aman terhadap bahaya geser.

Struktur Beton Bertulang I

Perilaku Balok Elastis Homogen


Memahami perilaku geser R/C dimulai
dengan balok elastis homogen.
Tegangan geser horizontal (v) pada setiap
titik yang berjarak y dari grs netral:
h/2
V
v= ydA
bI z y1
Untuk penampang segi empat, dA = bdy
c
V h2 h n.a
v= y12 y

bI z 4
dA

v
b f
Section
Distribusi tegangan Geser
Struktur Beton Bertulang I 4

2
Perilaku Balok Elastis Homogen
Balok dengan 4 titik beban. Tegangan pada
elemen 1 seperti Gbr (a). Dengan prinsip
lingkaran Mohrs (Gbr. B) didapat tegangan-2
utama pada elemen (Gbr. C). +v
v
Plane B f
B
f v A v f
2
1 A
1 v
v 2
(a) Balok dua tumpuan (a) Tegangan pada elemen 1 - D O +
C
-v
f2

D
B
f1
1 C
f2 f1
f1

-v
f2 Plane A (b) Diagram mohr's untuk tegangan

(c) Tegangan utama

Struktur Beton Bertulang I 5

Perilaku Balok Elastis Homogen


Jika ditinjau elemen 2, tegangan utama dapat
juga dicari dengan lingkaran mohrs.
v
Plane B

f
B
f
q Tegangan utama dan sudut
v A v
2 secara umum dapat dihitung
(a) Tegangan pada elemen 1
v
sebagai berikut:
f1
2
D fx + fy f + fy
f2
f1, 2 = x + v 2
2 2
2 C
f2

f1 2v
Plane A
tan 2 =
(c) Tegangan utama ( fx + f y )
Struktur Beton Bertulang I 6

3
Perilaku Balok Elastis Homogen
Jika tegangan utama dari setiap elemen
dalam balok diplot dengan menghubungkan
tegangan utama yang besarnya sama,
maka didapat kontur trayektori tegangan.

(a) Balok dua tumpuan L


P
(b) Balok kantilever

Struktur Beton Bertulang I 7

Tegangan Rata-rata antara Retak


Balok beton bertulang yang mengalami retak.
av
P P
av Shear flow q Kesetimbangan Penampang:
T T+T T=M/jd dan
T+T=(M+M)/jd
atau
x

P (a) Balok retak P


(a) Bagian Bawah Balok
T = M/jd
x
qUntuk kesetimbangan momen:
M = V.x dan
C C+C

V
M M+M
T = (V.x)/jd
jd jd
qDari Gbr. C, T dipikul oleh
tegangan geser horizontal
v

V
T T+T
rata-rata(v) sepanjang
(b) Bagian Balok diantara retak
(d) Tegangan Geser Rata-rata elemen x.
v=T/(bw.x) atau
v = V/(bw.jd)

Struktur Beton Bertulang I

4
9

Mekanisme Transfer Geser


Bilabalok adalah prismatis dan jd tetap, maka
hubungan antara V dan T:
V=d(T.jd)/dx V= (dT/dx).jd + (djd/dx).T
Dua mekanisme tranfer geser yaitu Beam Action/aksi
balok dan Arching Action/aksi busur.
Beam action dapat terjadi bila jd konstan seperti
anggapan pada teori balok elastis.
djd/dx =0 dan V = (dT/dx).jd
dT/dx adalah shear flow sepanjang penampang
datar diantara baja tulangan dan daerah tekan.
Untuk dapat terjadinya beam action, maka shear flow
harus ada.
Arching action dapat terjadi bila dT/dx =0, maka:
V = T.(djd/dx).
Struktur Beton Bertulang I

Mekanisme Transfer Geser


Arching action terjadi jika shear flow tidak dapat
disalurkan karena baja tulangan unbonded atau
shear flow terhalang oleh retak miring yang terjadi
antara beban dengan perletakan.
n
sio
p res
Com
=
C
jd bervariasi
T = Tension

Pada Arching action Zone, Gaya tekan C pada


daerah tekan miring beton (strut) dan Gaya Tarik T
pada baja tulangan adalah konstan sepanjang
lengan geser (av).
Struktur Beton Bertulang I 10

5
Perilaku Balok gagal Geser
Perilakubalok yang gagal karena geser bervariasi
tergantung dari kontribusi relatif dari beam action dan
arch action serta jumlah tulangan badan.
Kekuatan balok akan berkurang dengan kehadiran
gaya geser.

very
short slender Very slender
Momen pad titik beban

short
Kegagalan geser

Mn kapasitas lentur
kapasitas lentur

Shear
retak miring dan
failure
kegagalan

retak miring av/d retak miring av/d


1,0 2,5 6,5 1,0 2,5 6,5
retak miring dan
kegagalan

(a) Momen saat retak dan gagal (b) Geser saat retak dan gagal
Struktur Beton Bertulang I 11

12

Perilaku Balok gagal Geser


Daerah terarsir pada gbr (a) menunjukan pengurangan
kekuatan akibat geser. Tulangan badan diperlukan
untuk meyakinkan balok mencapai kapasitas lenturnya.
Berdasarkan rasio av/d, balok dapat dikategorikan:
sangat pendek, pendek, langsing dan sangat langsing.
Balok sangat pendek dan pendek sering juga disebut
Balok tinggi (deep beams).

Struktur Beton Bertulang I

6
13

Perilaku Balok gagal Geser


Baloksangat pendek (0 < av/d <1), terjadinya
retak miring yang menghubungkan perletakan
dengan beban menghilangkan shear flow
pada tulangan sehingga perilaku beam action
berubah menjadi arch action. Baja tulangan
menjadi Batang tarik (tied) dari sebuah tied
arch dengan gaya tarik yang uniform. Model
keruntuhan balok seperti in adalah kegagalan
angkur (anchorage failure) pada ujung
batang tarik.

Struktur Beton Bertulang I

14

Perilaku Balok gagal Geser


Balok dengan bentangan geser pendek (1 < av/d
<2,5) terjadi retak miring dan setelah terjadinya
redistribusi gaya-gaya dalam, masih mampu
memikul tambahan beban melalui arch action.
Keruntuhan balok ini disebabkan oleh kegagalan
lekatan, split failure, kegagalan dowel sepanjang
tulangan longitudinal atau hancurnya beton pada
daerah tekan sepanjang retak. Kegagalan akibat
hancurnya daerah tekan in disebut shear
compression failure.
Retakmiring biasanya lebih panjang dari retak
lentur pada balok, maka kegagalan terjadi pada
beban lebih rendah dari kapasitas lentur balok
tersebut. Struktur Beton Bertulang I

7
15

Perilaku Balok gagal Geser


Balok langsing (2,5 < av/d < 6), terjadinya
retak miring akan menghancurkan
kesetimbangan pada tingkat tertentu dan
balok gagal pada beban yang
menyebabkan retak miring tersebut.
Balok sangat langsing (av/d > 6), kegagalan
terjadi akibat lentur sebelum terbentuknya
retak miring.

Struktur Beton Bertulang I

16

400 160
Theoretical flexural
350 140 strength of section Mu
Shear force corresponding
with the theoretical 120
300 flexural capacity Vu
Observed ultimate
250 100 moment
Moment, kNm
Shear force, kN

Observed ultimate shear


200 80
150 60
Shear corresponding Flexural capacity
with beam action corresponding with
100 40 beam action
in the shear span
50 20

0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 1 2 3 4
5 6 7 8
a M a M
Momen / Shear ratio = Momen / Shear ratio =
d Vd d Vd
a/d < 2.5 (Crushing / Splitting of concrete - Type 3)
2 < a/d < 3 (Shear compression failure - Type 1)
3 < a/d < 7 (Flexural tension failure - Type 2)
Struktur Beton Bertulang I

8
Perilaku Balok gagal Geser
Mode keruntuhan balok dengan rasio av/d =
1,5 s/d 2,5 (short shear spans)
Crushing

Loss of bond due to


splitting crack
(a) Shear-tension failure (b) Shear-compression failure

Modekeruntuhan balok tinggi (deep beams)


dengan av/d = 0,5 s/d 2,0
Tipe-tipe kegagalan:
4 5
3 1 : Anchorage failure
2 : Bearing failure
1 2 3 : Flexural failure
3
4,5 : Failure of compression strut
Struktur Beton Bertulang I 17

18

Span
1 Mark (m) a/d
1 0.90 1.0
2 2 1.15 1.5
3 3 1.45 2.0
4 1.70 2.5
4 5 1.95 3.0
5 6 2.35 4.0
7/1 3.10 5.0
8/1 3.60 6.0
6 10/1 4.70 8.0
9/1 5.80 7.0
7/1
8/1
10/1
9/1

Struktur Beton Bertulang I

9
Internal forces w/o Stirrups
Tranfer
geser oleh gaya-gaya sepanjang retak
pada balok tanpa stirrups sebagai berikut:
A q Transfer geser sepanjang garis
Vcz
C1 A-B-C disediakan oleh gaya-gaya
Va B Vcz, Vay dan Vd.
Vay Vcz = Geser pada daerah tekan
Vax Vax D
C'1 Vay = komponen vertikal dari
T2 Vay
Va
gaya akibat agregat interlock.
C Vd V'cz
Vd = dowel action tulangan
Vd
Vu
T2
T1 longitudinal.

F
q Segera setelah terjadi retak
E
miring, 40% s/d 60% dari total
Vu = Vcz + Vay + Vd gaya geser dipikul bersama-sama
Setelah retak miring melebar, oleh Vay dan Vd.
Vay =0 dan Vd =0. maka
Vu = Vcz
Struktur Beton Bertulang I 19

20

Internal forces w/o Stirrups


Dari Bagian D-E-F, Va dan Vd menyebabkan
momen terhadap titik E. Momen ini akan
diimbangi oleh momen akibat C1.
Kesetimbangan gaya horisontal pada
potongan A-B-D-E adalah T1 = C1 + C1 dan
pada akhirnya T1 dan C1+C1 akan
mengimbangi momen luar pada potongan
tersebut.
Bila retak miring melebar, Va menurun sehingga
meningkatkan bagian dari geser dipikul oleh
Vcz dan Vd. Dowel action (Vd) menyebabkan
beton pecah sepanjang tulangan longitudinal
sehingga Vd ~ 0. Struktur Beton Bertulang I

10
21

Internal forces w/o Stirrups


Jika Va, Vd, Vcz dan C1 sama dengan nol,
semua gaya geser dan tekan dipikul oleh AB
(compression zone). Hal in mengakibatkan
terjadi kehancuran pada daerah tekan.
Penting untuk dicatat bahwa jika C1 =0, maka
T2 = T1 dan T2 = C1. Atau Gaya tarik pada titik
C merupakan funsi momen pada penampang
A-B-D-E. Ada pergeseran in sangat penting
dalam memperhitungkan Cut-off tulangan
longitudinal.
Keruntuhan geser balok lansing tanpa stirrups
sangat getas dan dramatis. Keruntuhan seperti
in juga dapat terjadi bila stirrups tidak
mencukupi. Struktur Beton Bertulang I

22

Kapasitas geser balok w/o stirrups


Balok tanpa tulangan badan akan gagal saat
retak miring terjadi atau beberapa saat
setelahnya, sehingga kapasitas geser dari
balok tersebut diambil sebesar gaya yang
menyebabkan retak miring tersebut.
Ada lima faktor mendasar yang
mempengaruhi gaya yang menyebabkan
retak miring tersebut. Beberapa diantaranya
diperhitungkan dalam desain dan yang
lainnya tidak.

Struktur Beton Bertulang I

11
23

Kapasitas geser balok w/o stirrups


Faktor-fator yang mempengaruhi antara lain:
Kuat tarik beton (fct)
Rasio tulangan longitudinal ( = As/bd)
Rasio lengan geser thd tinggi efektif (av/d)
Dimensi balok (b, h)
Gaya aksial (Pu)

Struktur Beton Bertulang I

24

Pengaruh Pw thd
P
Tahanan Geser
vu a c a

800
d h
700 (5) ..
l bw As
600 (4)
Vu A
Ultimate shear stress : vu = ; w = b sd
500 bwd
psi (N/mm2)

w
(3) w = 0.50%
400
0.80% Larger flexural steel content
300 (2) 1.88% will increase the strength
2.80% of the beam action.
200
(1)
100 Vd
vu = 0.85 (1.9fc + 2500 w ) psi
M
0
a/d
0 1 2 3 4 5 6 7 8

Struktur Beton Bertulang I

12
Pengaruh d thd kegagalan Geser
25

balok berbagai dimensi.

Struktur Beton Bertulang I

Pengaruh Gaya Axial thd retak geser


26

miring.

Struktur Beton Bertulang I

13
Internal forces w/ Stirrups
Tujuan dari tulangan badan (stirrups) untuk menjamin
kapasitas lentur balok dicapai.
Gaya-gaya dalam sepanjang retak miring sebagai berikut:

A
C1
q Transfer geser oleh tulangan badan
Va B
Vcz (Vs) adalah tetap saat retak membuka,
Vay sehingga Vcz dan C1 akan selalu
Vax
Vs
Vs bekerja pada bagian balok dibawah
T2
C Vd
Vax
D retak. T2 < T1, selisihnya tergantung
C'1
Vu Vay
dari jumlah tulangan badan yang
Va V'cz
Vd
terpasang. Namun T2 selalu > T = M/jd
T2 T1 berdasarkan momen pada titik C
F E
q Vu = Vcz + Vay + Vd + Vs
Setelah retak miring terbuka, Vd, Va
menjadi nol
Vu = Vcz + Vs
Struktur Beton Bertulang I 27

28

TRUSS MODEL MECHANISM


Model yang terbaik untuk menggambarkan
balok langsing yang gagal geser adalah Model
Rangka Batang.
Analogy rangka batang pertama kali diusulkan
oleh Ritter (1899) dan Morch (1902) secara
terpisah.
Balokdengan tulangan badan yang mengalami
retak miring, terjadi gaya tekan C pada serat
atas dan gaya tarik T pada bagian serat bawah.
Gaya tarik vertikal pada sengkang dan gaya
tekan miring pada beton. Gaya-gaya statis tak
tentu in kemudian di modelkan dengan analogi
rangka batang. Struktur Beton Bertulang I

14
TRUSS MODEL MECHANISM
Berikut
adalah salah satu model rangka batang
sederhana untuk balok yang mengalami retak
geser.
s Note:
C C
Truss model yang lebih
komplek dapat dilihat
pada MacGregor (2000)
T

(a) Gaya-gaya dalam pada balok retak

jd cot
A B
c d e
jd

a b f

A B
(b) Analogi Rangka batang
Struktur Beton Bertulang I 29

30

TRUSS MODEL MECHANISM


Beberapa anggapan dan penyederhanaan
perlu dilakukan untuk mendapatkan model
analogi rangka. Semua stirrups yang
memotong penampang miring A-A
digabungkan menjadi satu batang vertikal b-
c, dan semua retak miring yang memotong
penampang vertikal B-B digabungkan menjadi
satu batang tekan miring e-f. Gaya tekan
beton pada serat atas dinyatakan sebagai
batang tekan dan gaya tarik pada tulangan
dinyatakan sebagai batang tarik bawah.
Pada Truss model, batang tekan dinyatakan
sebagai garis putus-putus dan batang tarik
dinyatakan sebagai garis utuh.
Struktur Beton Bertulang I

15
INTERNAL FORCES IN TRUSS MODEL
Balok dengan beban merata di idealisasi
sebagai simple truss model (Peter Marti).
beban merata, w

Truss Model pada Gambar b merupakan


rangka statis tak tentu, namun diselesaikan
a) Balok & Tulangan jika tulangan vertikal mulai leleh.
beban merata, w

Untuk Keperluan desain, lebih mudah


menggambarkan sebagai rangka statis
b) Truss Model tertentu seperti Gambar c. Gaya pada
w.jd.cot
batang vertikal, mewakili semua gaya pada
sengkang sepanjang jd cot begitu juga
jd batang tekan diagonal mewakili lebar badan
jd cos dan beban merata diidealisasikan

jd.cot jd.cot jd.cot jd.cot


dengan beban terpusat wjdcot
c) Statically Determinate Truss

Struktur Beton Bertulang I 31

Internal Forces
s A s B jd cos
N L J G E N L J Nv/2
D
jd f2
Avfy
Avfy
R R Nv/2
M K Avfy M K H
A jd.cot
B
V V
a) Calculation of forces in stirrups
b) Calculation of stress in
compression diagonals

Lihat FBD Gambar a:


D = V/sin
Jumlah sengkang terpotong garis A-A: V
jd.(cot)/s
Gaya pada satu sengkang: Nv = V cot

Avfy = Vs/(jdcot) c) Replacement of V with D and Nv

Lihat FBD Gambar b:


Gaya vertikal V akan diimbangi oleh D = V/
sin pada arah diagonal. Lebar daerah
diagonal jdcos.
Struktur Beton Bertulang I 32

16
Internal Forces
Tegangan rata-rata arah diagonal (f2):
V
f2 =
bw jd cos sin
atau
V 1
f2 = tan +
bw jd tan
bw = lebar badan balok, jika bw tipis maka f2
dapat menyebabkan badan hancur.
Gaya aksial tarik pada tulangan (Nv):
Nv = V cot
Jika tegangan geser dianggap konstan sepanjang
badan balok, maka D dan Nv bekerja pada tengah-
tengah tinggi balok sehingga gaya tarik Nv/2
bekerja pada batang atas dan bawah.
Struktur Beton Bertulang I 33

Nilai pada Compression Region


Jika balok R/C dibebani sampai runtuh, retak
miring awalnya terbentuk pada sudut 35o s/d 45o
terhadap garis horizontal. Dengan meningkatnya
beban sudut tegangan tekan mungkin
memotong beberapa retakan.
Beberapa batasan nilai :
Swiss Code: 0,5 < cot < 2,0 ( = 64o to 24o )
CEB-MC90 : 3/5 < cot < 5/3 ( = 59 to 31o)
Collins & Mitchell:
Vf
min = 10 + 110 '

f b
c c w jd
max = 90 min

Struktur Beton Bertulang I 34

17
35

Nilai pada Compression Region


Dalam Desain, Nilai q seharusnya dalam batas
15o < < 65o. Jika nilai q diambil kecil, jumlah
sengkang yang diperlukan akan berkurang
namun meningkatkan tegangan tekan pada
badan dan meningkatkan Nv sehingga
mengubah posisi diagram momen.

Dalam analisis sebuah balok, sudut q dihitung


berdasarkan jumlah sengkang yang diperlukan
untuk mengimbangi beban yang bekerja atau
reaksi yang terjadi.
Struktur Beton Bertulang I

36

Kuat hancur beton dalam badan


Badan (web) mengalami hancur jika tegangan
tekan miring f2 melewati kekuatan beton.

Kuat tekan maksimum beton yang sebelumnya


telah mengalami retak (f2max), dan terdapat
sengkang dengan tegangan tarik yang
memotong retak, akan lebih kecil dari kuat
tekan silinder beton.

Batasan yang cukup beralasan untuk kuat


tekan beton in adalah:
f2max = 0,25cfc untuk q = 30o sampai dengan
f2max = 0,45cfc untuk q = 45o
Struktur Beton Bertulang I

18
Desain Geser Balok
37

Menurut SNI 2847-2013 Bab 11


Perencanaan geser harus memenuhi:
Vn > Vu 11.1.1
Gaya geser nominal:
Vn = Vc + Vs 11.1.1
Vc = kuat geser yang disumbangkan oleh beton
Vs = kuat geser yang disumbangkan oleh
sengkang
Hal-hal yang harus diperhitungkan dalam
menentukan kuat geser:
Bukaan harus diperhitungkan
Rangkak dan susut harus diperhitungkan
Nilai (fc)1/2 < 25/3 Mpa (8,3 Mpa)
Nilai (fc)1/2 > 25/3 MPa boleh diperhitungkan untuk Vc, Vci
dan Vcw dalam struktur beton prategang
Struktur Beton Bertulang I

Desain Geser Balok


Menurut SNI-2013
Lokasi
geser maksimum yang diperhitungkan
dalam perencanaan.

Vu Vu Vu

d d d

Vu
d

Vu

Struktur Beton Bertulang I 38

19
Gaya geser Vc (Psl. 13.3)
Komponen struktur yang dibebani geser dan
lentur.
Vc = 0.17 fc' bw d
Komponen struktur yang dibebani aksial
tekan.
Nu N
Vc = 0.17 1+ fc' bw d ; u dalam MPa
14.Ag Ag

Bila gaya aksial berupa tarik aksial yang


cukup besar, maka seluruh gaya geser dipikul
oleh tulangan geser

Struktur Beton Bertulang I 39

Perhitungan Vc Lebih Rinci


Komponen Struktur dengan beban geser dan lentur,
(11.2.2.1) V d
Vc = 0.16 fc' +17w u bw d 0, 29 fc' bw d
Mu
Vu d
Dimana 1, 0 dengan Vu dan M u adalah gaya terfaktor
Mu
dan dihitung pada penampang yang ditinjau
Komponen struktur dibebani aksial tekan (11.2.2.2)


' V d b d 0, 29 fc' bw d 1+ 0, 29N u
Vc = 0.16 fc +17w u

(4h d) w Ag
M u Nu
8
Vd
Dimana u dapat lebih dari 1, 0 dengan Vu dan M m adalah gaya terfaktor
Mm
dan dihitung pada penampang yang ditinjau

Komponen struktur dibebani aksial tarik (11.2.2.3)


0, 29N u
Vc = 0,17 1+ fc' bw d 0
Ag
Nu
Dimana N u adalah negatif untuk tarik, dalam MPa
Ag
Struktur Beton Bertulang I 40

20
Perhitungan Vc Lebih Rinci
Komponen Struktur bulat, untuk menghitung Vc,
maka luas (bwd) dapat dipakai diameter x tinggi
effective nya ( +/- 0.8 diameter penampang)
(11.2.3)

Struktur Beton Bertulang I 41

42

Perbandingan Persamaan sederhana dan detail


dengan hasil percobaan

6.0
5.0
.
. . . . . . .
, psi

. .
4.0 . .. . .
... .... . ... . .. . . . . ... ... ..
....... . ... . . . . .. .. . ... .
..... v . . 2500. w Vd .
fc bwdfc

3.0
. . . . .. .
............................ . ... .
v = V

= 1.9 + 3.5
. .
2.0 .. . ..
fc M fc
v =2
fc
1.0

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 1.5 2.0


1000 wVd
M fc
Struktur Beton Bertulang I

21
43

Tulangan Geser
Untukstruktur non-prategang tulangan
tulangan geser (11.4.1.1; 11.4.1.2)
Sengkang vertikal.
Jaring kawat baja las.
Spiral, sengkang ikat bundar atau persegi.
Sengakng dengan sudut 45o
Tulangan longitudinal ditekuk dengan sudut > 30o
Kombinasi sengkang dan Tul. Longitudinal yang
ditekuk.
Kuat
leleh rencana tulangan geser (fsv) < 420
MPa, kecuali jaring kawat baja las fsv < 550
Mpa. (11.4.2)
Struktur Beton Bertulang I

44

Batas Spasi Tulangan Geser


Spasi tulangan geser vertikal (s) < d/2 atau 600
mm
Spasi tulangan miring dgn sudut 45o < d/2
Bila Vs > (fc1/2)/3.bwd, maka spasi maksimum,
smax = d/4 atau 300 mm. [setengah dari
ketentuan d/2]

Struktur Beton Bertulang I

22
Batas Tulangan Minimum
Bila Vu > Vc, maka dipasang tulangan
geser minimum, kecuali untuk:

Struktur Beton Bertulang I 45

Batas Tulangan Minimum


Luas tulangan geser minimum, dgn
mengabaikan puntir:
bw s b s
Av = 0, 062 fc' 0,35 w
f yt f yt
Dimana b w dan s dalam mm

Struktur Beton Bertulang I 46

23
Perencanaan Tulangan Geser
Bila Vu < Vc, maka tidak perlu tulangan
geser. ( = 0.75)
Bila Vc < Vu < Vc, maka dipasang
tulangan geser minimum.
Bila Vu > Vc, maka diperlukan tulangan
geser. Vs dihitung sebagai berikut:
Av f y d
Vs = untuk tulangan geser vertikal
s
Av f y (sin + cos )d
Vs = untuk sengkang miring
s
Vs = Av f y cos 0,25 fc' bw d untuk 1 batang tunggal
atau kelompok batang sejajar ditekuk miring
Struktur Beton Bertulang I 47

Perencanaan Tulangan Geser


Kuat Geser Vs maksimum:

Vs 0, 66 fc' bw d

Jika Vs maksimum dilampaui, maka


penampang komponen struktur harus
diperbesar.

Struktur Beton Bertulang I 48

24
Flowchart Desain Geser
49

Start
Change the
Find : Vu dimension of
beam

yes Vu < Vc no Vu > Vc


yes Vs = Vu - Vc
no
* No shear - Vc Vu Vc yes
reinforcement
Vs > (0,66fc) bw d
define : and no
Finish use Av min define :
2
Av min b=w s
3 fy Vs A=v fy d
s
Struktur Beton Bertulang I
1 1

1 50

Check :
spacing of shear reinforcement, s

no yes
Vs > (fc/3) bw d
smax = d/2 or 600 mm smax = d/4 or 300 mm

no
s < smax s = smax Finish
yes
* Use double stirrups or
s < smin no
* Increase
no
2
Finish Struktur Beton Bertulang I

25

Anda mungkin juga menyukai