REFERENSI
Wight and MacGregor, J.G., 2012, Reinforced
Concrete : Mechanics and Design, 6th edition
Prentice Hall, New York.
MacGregor,J.G. and Bartlett, F.M., 2000, Reinforced
Concrete: Mechanics and Design, 1st Canadian
Edition, Prentice Hall, Canada.
Park,R. and Paulay, T., 1975, Reinforced Concrete
Structures.
1
3
INTRODUCTION
Gaya geser merupakan salah satu gaya dalam
(Internal force) yang harus dipikul komponen
struktur.
Gaya geser biasanya berinteraksi dengan gaya
dalam lainnya spt. Lentur, torsi maupun normal.
Keruntuhan geser sangat getas (brittle).
Prediksi geser adalah cukup sulit, namun komponen
struktur harus aman terhadap bahaya geser.
bI z 4
dA
v
b f
Section
Distribusi tegangan Geser
Struktur Beton Bertulang I 4
2
Perilaku Balok Elastis Homogen
Balok dengan 4 titik beban. Tegangan pada
elemen 1 seperti Gbr (a). Dengan prinsip
lingkaran Mohrs (Gbr. B) didapat tegangan-2
utama pada elemen (Gbr. C). +v
v
Plane B f
B
f v A v f
2
1 A
1 v
v 2
(a) Balok dua tumpuan (a) Tegangan pada elemen 1 - D O +
C
-v
f2
D
B
f1
1 C
f2 f1
f1
-v
f2 Plane A (b) Diagram mohr's untuk tegangan
f
B
f
q Tegangan utama dan sudut
v A v
2 secara umum dapat dihitung
(a) Tegangan pada elemen 1
v
sebagai berikut:
f1
2
D fx + fy f + fy
f2
f1, 2 = x + v 2
2 2
2 C
f2
f1 2v
Plane A
tan 2 =
(c) Tegangan utama ( fx + f y )
Struktur Beton Bertulang I 6
3
Perilaku Balok Elastis Homogen
Jika tegangan utama dari setiap elemen
dalam balok diplot dengan menghubungkan
tegangan utama yang besarnya sama,
maka didapat kontur trayektori tegangan.
V
M M+M
T = (V.x)/jd
jd jd
qDari Gbr. C, T dipikul oleh
tegangan geser horizontal
v
V
T T+T
rata-rata(v) sepanjang
(b) Bagian Balok diantara retak
(d) Tegangan Geser Rata-rata elemen x.
v=T/(bw.x) atau
v = V/(bw.jd)
4
9
5
Perilaku Balok gagal Geser
Perilakubalok yang gagal karena geser bervariasi
tergantung dari kontribusi relatif dari beam action dan
arch action serta jumlah tulangan badan.
Kekuatan balok akan berkurang dengan kehadiran
gaya geser.
very
short slender Very slender
Momen pad titik beban
short
Kegagalan geser
Mn kapasitas lentur
kapasitas lentur
Shear
retak miring dan
failure
kegagalan
(a) Momen saat retak dan gagal (b) Geser saat retak dan gagal
Struktur Beton Bertulang I 11
12
6
13
14
7
15
16
400 160
Theoretical flexural
350 140 strength of section Mu
Shear force corresponding
with the theoretical 120
300 flexural capacity Vu
Observed ultimate
250 100 moment
Moment, kNm
Shear force, kN
0 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 0 1 2 3 4
5 6 7 8
a M a M
Momen / Shear ratio = Momen / Shear ratio =
d Vd d Vd
a/d < 2.5 (Crushing / Splitting of concrete - Type 3)
2 < a/d < 3 (Shear compression failure - Type 1)
3 < a/d < 7 (Flexural tension failure - Type 2)
Struktur Beton Bertulang I
8
Perilaku Balok gagal Geser
Mode keruntuhan balok dengan rasio av/d =
1,5 s/d 2,5 (short shear spans)
Crushing
18
Span
1 Mark (m) a/d
1 0.90 1.0
2 2 1.15 1.5
3 3 1.45 2.0
4 1.70 2.5
4 5 1.95 3.0
5 6 2.35 4.0
7/1 3.10 5.0
8/1 3.60 6.0
6 10/1 4.70 8.0
9/1 5.80 7.0
7/1
8/1
10/1
9/1
9
Internal forces w/o Stirrups
Tranfer
geser oleh gaya-gaya sepanjang retak
pada balok tanpa stirrups sebagai berikut:
A q Transfer geser sepanjang garis
Vcz
C1 A-B-C disediakan oleh gaya-gaya
Va B Vcz, Vay dan Vd.
Vay Vcz = Geser pada daerah tekan
Vax Vax D
C'1 Vay = komponen vertikal dari
T2 Vay
Va
gaya akibat agregat interlock.
C Vd V'cz
Vd = dowel action tulangan
Vd
Vu
T2
T1 longitudinal.
F
q Segera setelah terjadi retak
E
miring, 40% s/d 60% dari total
Vu = Vcz + Vay + Vd gaya geser dipikul bersama-sama
Setelah retak miring melebar, oleh Vay dan Vd.
Vay =0 dan Vd =0. maka
Vu = Vcz
Struktur Beton Bertulang I 19
20
10
21
22
11
23
24
Pengaruh Pw thd
P
Tahanan Geser
vu a c a
800
d h
700 (5) ..
l bw As
600 (4)
Vu A
Ultimate shear stress : vu = ; w = b sd
500 bwd
psi (N/mm2)
w
(3) w = 0.50%
400
0.80% Larger flexural steel content
300 (2) 1.88% will increase the strength
2.80% of the beam action.
200
(1)
100 Vd
vu = 0.85 (1.9fc + 2500 w ) psi
M
0
a/d
0 1 2 3 4 5 6 7 8
12
Pengaruh d thd kegagalan Geser
25
miring.
13
Internal forces w/ Stirrups
Tujuan dari tulangan badan (stirrups) untuk menjamin
kapasitas lentur balok dicapai.
Gaya-gaya dalam sepanjang retak miring sebagai berikut:
A
C1
q Transfer geser oleh tulangan badan
Va B
Vcz (Vs) adalah tetap saat retak membuka,
Vay sehingga Vcz dan C1 akan selalu
Vax
Vs
Vs bekerja pada bagian balok dibawah
T2
C Vd
Vax
D retak. T2 < T1, selisihnya tergantung
C'1
Vu Vay
dari jumlah tulangan badan yang
Va V'cz
Vd
terpasang. Namun T2 selalu > T = M/jd
T2 T1 berdasarkan momen pada titik C
F E
q Vu = Vcz + Vay + Vd + Vs
Setelah retak miring terbuka, Vd, Va
menjadi nol
Vu = Vcz + Vs
Struktur Beton Bertulang I 27
28
14
TRUSS MODEL MECHANISM
Berikut
adalah salah satu model rangka batang
sederhana untuk balok yang mengalami retak
geser.
s Note:
C C
Truss model yang lebih
komplek dapat dilihat
pada MacGregor (2000)
T
jd cot
A B
c d e
jd
a b f
A B
(b) Analogi Rangka batang
Struktur Beton Bertulang I 29
30
15
INTERNAL FORCES IN TRUSS MODEL
Balok dengan beban merata di idealisasi
sebagai simple truss model (Peter Marti).
beban merata, w
Internal Forces
s A s B jd cos
N L J G E N L J Nv/2
D
jd f2
Avfy
Avfy
R R Nv/2
M K Avfy M K H
A jd.cot
B
V V
a) Calculation of forces in stirrups
b) Calculation of stress in
compression diagonals
16
Internal Forces
Tegangan rata-rata arah diagonal (f2):
V
f2 =
bw jd cos sin
atau
V 1
f2 = tan +
bw jd tan
bw = lebar badan balok, jika bw tipis maka f2
dapat menyebabkan badan hancur.
Gaya aksial tarik pada tulangan (Nv):
Nv = V cot
Jika tegangan geser dianggap konstan sepanjang
badan balok, maka D dan Nv bekerja pada tengah-
tengah tinggi balok sehingga gaya tarik Nv/2
bekerja pada batang atas dan bawah.
Struktur Beton Bertulang I 33
17
35
36
18
Desain Geser Balok
37
Vu Vu Vu
d d d
Vu
d
Vu
19
Gaya geser Vc (Psl. 13.3)
Komponen struktur yang dibebani geser dan
lentur.
Vc = 0.17 fc' bw d
Komponen struktur yang dibebani aksial
tekan.
Nu N
Vc = 0.17 1+ fc' bw d ; u dalam MPa
14.Ag Ag
(4h d) w Ag
M u Nu
8
Vd
Dimana u dapat lebih dari 1, 0 dengan Vu dan M m adalah gaya terfaktor
Mm
dan dihitung pada penampang yang ditinjau
20
Perhitungan Vc Lebih Rinci
Komponen Struktur bulat, untuk menghitung Vc,
maka luas (bwd) dapat dipakai diameter x tinggi
effective nya ( +/- 0.8 diameter penampang)
(11.2.3)
42
6.0
5.0
.
. . . . . . .
, psi
. .
4.0 . .. . .
... .... . ... . .. . . . . ... ... ..
....... . ... . . . . .. .. . ... .
..... v . . 2500. w Vd .
fc bwdfc
3.0
. . . . .. .
............................ . ... .
v = V
= 1.9 + 3.5
. .
2.0 .. . ..
fc M fc
v =2
fc
1.0
21
43
Tulangan Geser
Untukstruktur non-prategang tulangan
tulangan geser (11.4.1.1; 11.4.1.2)
Sengkang vertikal.
Jaring kawat baja las.
Spiral, sengkang ikat bundar atau persegi.
Sengakng dengan sudut 45o
Tulangan longitudinal ditekuk dengan sudut > 30o
Kombinasi sengkang dan Tul. Longitudinal yang
ditekuk.
Kuat
leleh rencana tulangan geser (fsv) < 420
MPa, kecuali jaring kawat baja las fsv < 550
Mpa. (11.4.2)
Struktur Beton Bertulang I
44
22
Batas Tulangan Minimum
Bila Vu > Vc, maka dipasang tulangan
geser minimum, kecuali untuk:
23
Perencanaan Tulangan Geser
Bila Vu < Vc, maka tidak perlu tulangan
geser. ( = 0.75)
Bila Vc < Vu < Vc, maka dipasang
tulangan geser minimum.
Bila Vu > Vc, maka diperlukan tulangan
geser. Vs dihitung sebagai berikut:
Av f y d
Vs = untuk tulangan geser vertikal
s
Av f y (sin + cos )d
Vs = untuk sengkang miring
s
Vs = Av f y cos 0,25 fc' bw d untuk 1 batang tunggal
atau kelompok batang sejajar ditekuk miring
Struktur Beton Bertulang I 47
Vs 0, 66 fc' bw d
24
Flowchart Desain Geser
49
Start
Change the
Find : Vu dimension of
beam
1 50
Check :
spacing of shear reinforcement, s
no yes
Vs > (fc/3) bw d
smax = d/2 or 600 mm smax = d/4 or 300 mm
no
s < smax s = smax Finish
yes
* Use double stirrups or
s < smin no
* Increase
no
2
Finish Struktur Beton Bertulang I
25