Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENYULUHAN METODE PERMAINAN EDUKATIF DAN METODE CERAMAH TERHADAP

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN TENTANG PENCEGAHAN PENYAKIT DIARE


PADA MURID SD DI KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2015
1 2 3
Dita Anugrah Pratiwi Nani Yuniar Putu Eka Meiyana Erawan
123
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
1 2 3
ditaanugrah29@gmail.com naniyuniar@yahoo.co.id putu_eka87@yahoo.com

ABSTRAK
Penyakit diare merupakan penyumbang angka kesakitan dan kematian anak di berbagai negara. Pada
tahun 2010 hingga tahun 2014 Puskesmas Poasia masuk dalam tiga besar puskesmas dengan kasus diare tertinggi
di Kota Kendari. Data Puskesmas Poasia menunjukan bahwa pada tahun 2014 prevalensi diare sebesar 2900 per
100.000 penduduk, dan hingga September 2015 kasus diare mencapai 375 kasus. Anak usia sekolah dasar rentan
terkena penyakit diare, karena sebagian besar berperilaku beresiko terkena penyakit diare. Kurangnya
pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Pemberian pengetahuan kepada anak sekolah dasar dapat
dilakukan dengan cara penyuluhan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan
metode permainan edukatif dan metode ceramah terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan tentang
pencegahan penyakit diare pada murid SD di Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015. Jenis penelitian ini
adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design dengan populasi seluruh murid
SDN 11 Poasia kelas V dan SDN 07 Poasia kelas V yang berjumlah 93 orang. Sampel sebanyak 76 orang, masing-
masing 38 orang di SDN 11 Poasia sebagai kelompok eksperimen, dan 38 orang di SDN 07 Poasia sebagai
kelompok kontrol yang ditentukan berdasarkan Purposive Sampling dengan kriteria insklusi dan eksklusi. Analisis
yang digunakan yakni analisis bivariat dengan uji Mc Nemar dan uji Chi Square dengan alternatif uji Fisher Exact.
Hasil penelitian terdapat peningkatan pengetahuan, sikap, dan tindakan sebelum dan sesudah penyuluhan pada
kelompok eksperimen ( value= 0.008 untuk pengetahuan, value= 0.031 untuk sikap, dan value=0.021 untuk
tindakan). Sedangkan, pada kelompok kontrol terdapat peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah
penyuluhan ( value= 0.031) namun tidak ada peningkatan sikap dan tindakan sebelum dan sesudah
penyuluhan (p value= 0.500 untuk sikap, p value= 0.125 untuk tindakan). Terdapat perbedaan pengetahuan dan
sikap antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sesudah penyuluhan (p value= 0.028 untuk
pengetahuan, p value= 0.050 untuk sikap) serta tidak ada perbedaan tindakan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sesudah penyuluhan (p value= 0.084).

Kata Kunci : Pencegahan Penyakit Diare, Penyuluhan, Permainan Edukatif, Ceramah, Pengetahuan, Sikap,
Tindakan.
ABSTRACT
Diarrheal disease is a contributor to morbidity and mortality of children in various countries. In 2010 to
2014, PHC of Poasia entered the top three public health centers with the highest cases of diarrhea in Kendari. The
data of Poasias PHC show that in 2014 the prevalence of diarrhea were at 2900 per 100,000 population, and until
September 2015 reached 375 cases of diarrhea. The children at the Elementary school age are vulnerable to
diarrheal disease, due largely to behave at risk of diarrheal disease. The lack of knowledge can affect a person's
behavior. A knowledge can be given to elementary school children through health counseling. This study intend to
determine the effects of educative game extension method and discourse methods to knowledge, attitude and
disease prevention measures of diarrhea on elementary school students in poasia district kendari 2015. The
research is a Quasi Experiment with the design of the Non Equivalent Control Group with the entire population is
all of students in DES (Domestic Elementary School) 11 Poasia grade V and DES 07 Poasia grade V class as much
as 93 people. A sample of 76 people, respectively 38 people at DES 11 Poasia as the experimental group, and 38 in
DES 07 Poasia as the control group were determined by purposive sampling with inclusion and exclusion criteria.
The analysis used for bivariate analysis is using Mc Nemar test and chi square test with Fisher Exact test as
alternatives. The research result shows that there is an increased knowledge, attitudes, and actions before and
after the extension of the experimental group ( value = 0.008 for knowledge, value = 0.031 for attitude, and
value = 0.021 for the action). Meanwhile, in the control group there was an increase of knowledge before and
after counseling ( value = 0.031), but there was no increase in the attitudes and actions before and after
counseling (p value = 0.500 for attitude, p value = 0.125 for the action). There are few differences in knowledge
and attitudes between the experimental group and control group after counseling (p value = 0.028 for knowledge,
p value = 0.050 for the attitude) and there is no difference between the experimental group and control groups
after counseling (p value = 0084).

Keywords: Diarrhea Disease Prevention, Counseling, Educational Games, Teaching, Knowledge, Attitudes, Actions.
1
PENDAHULUAN
Dewasa ini berbagai jenis penyakit menular Penyakit diare harus terus menerus diwaspadai
telah dapat diatasi terutama pada negara-negara karena disamping sering menimbulkan KLB juga
maju, akan tetapi sebagian besar penduduk dunia karena sifatnya yang akut dan sangat rentan terjadi
yang mendiami negara-negara berkembang, masih pada setiap lapisan masyarakat di semua usia,
terancam dengan berbagai jenis penyakit menular, terutama masyarakat menengah ke bawah yang
salah satunya adalah penyakit diare. Penyakit diare merupakan golongan mayoritas, khususnya di
adalah penyakit yang sampai saat ini masih menjadi Sulawesi Tenggara. Tinggi rendahnya kasus diare
salah satu masalah kesehatan masyarakat yang juga mencerminkan kualitas hidup suatu masyarakat
penting karena sering menimbulkan Kejadian Luar di daerah tertentu4. Data Dinas Kesehatan Provinsi
Biasa (KLB) dan jika penanganannya tidak tepat Sulawesi Tenggara menunjukan bahwa pada tahun
dapat berujung pada kematian. Selain itu, penyakit 2012 prevalensi penyakit diare di Sulawesi Tenggara
diare juga merupakan penyumbang angka kesakitan sebesar 4.182 per 100.000 penduduk, pada tahun
dan kematian anak di berbagai negara. 2013 sebesar 2.139 per 100.000 penduduk, dan
Menurut data United Nations Childrens Funs pada tahun 2014 sebesar 1.753 per 100.000
5
(UNICEF) dan World Health Organization (WHO) penduduk .
tahun 2009, diare merupakan penyebab kematian Data Dinas Kesehatan Kota Kendari
urutan kedua pada balita di dunia, urutan ketiga menunjukan bahwa prevalensi penyakit diare di
pada bayi, dan urutan kelima bagi segala umur. Kota Kendari pada tahun 2012 yaitu 1.974 per
Berdasarkan data UNICEF bahwa 1,5 juta anak 100.000 penduduk, pada tahun 2013 yaitu 1.664 per
meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. 100.000 penduduk, pada tahun 2014 yaitu 1.607
Angka tersebut bahkan masih lebih besar per 100.000 penduduk, dan pada pada tahun 2015
kejadiannya dari Acquired Immuno Deficiency bulan Januari hingga Juni mencapai 2.273 kasus.
Syndrome (AIDS), malaria, dan cacar. Selain itu, di Tahun 2010 hingga tahun 2014 Puskesmas Poasia
beberapa negara berkembang hanya 39% penderita masuk dalam tiga besar puskesmas dengan kasus
mendapatkan penanganan yang serius1. diare tertinggi di Kota Kendari6.
Penyakit diare di Indonesia berdasarkan Survei Data Puskesmas Poasia menunjukan bahwa di
Morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare Puskesmas Poasia pada tahun 2012 prevalensi
Departemen Kesehatan Republik Indonesia dari penyakit diare sebesar 5738 per 100.000 penduduk,
tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 terlihat pada tahun 2013 sebesar 2915 per 100.000
kecenderungan insidens naik. Pada tahun 2000 penduduk, pada tahun 2014 sebesar 2900 per
insiden rate penyakit diare 301 per 1000 penduduk, 100.000 penduduk, dan hingga September 2015
tahun 2003 naik menjadi 374 per 1000 penduduk, kasus diare di Puskesmas Poasia mencapai 375
tahun 2006 naik menjadi 423 per 1000 penduduk kasus. Pada tahun 2012 hingga 2014 penyakit diare
2
dan tahun 2010 menjadi 411 per 1000 penduduk . masuk dalam 10 besar penyakit di Puskesmas
7
Kejadian Luar Biasa (KLB) diare juga masih Poasia .
sering terjadi, dengan CFR yang masih tinggi. Pada Kejadian diare dapat terjadi pada semua
tahun 2008 terjadi KLB di 69 Kecamatan dengan kelompok umur. Namun, kelompok usia anak-anak
jumlah kasus 8133 orang, kematian 239 orang (CFR adalah kelompok usia yang paling menderita akibat
2,94%). Tahun 2009 terjadi KLB di 24 Kecamatan diare karena daya tahun tubuhnya yang masih
8
dengan jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian lemah Pada usia anak sekolah dasar ditemukan
100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 banyak permasalahan kesehatan yang akan
terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah menentukan kualitas anak di masa yang akan
penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74 datang. Anak usia sekolah dasar rentan terkena
%)2. penyakit diare, karena sebagian besar berperilaku
Insidensi penyakit diare di Indonesia untuk yang beresiko terkena penyakit diare. Diare dapat
seluruh kelompok umur pada tahun 2013 adalah menyebar melalui praktik-praktik yang tidak
3,5% dan angka prevalensi sebesar 7,0%. Lima hygienis seperti menyiapkan makanan dengan
provinsi dengan insidensi dan prevalensi diare tangan yang belum dicuci, setelah buang air besar
tertinggi adalah Papua (6,3% dan 14,7%), Sulawesi atau membersihkan tinja seseorang anak serta
Selatan (5,2% dan 10,2%), Aceh (5,0% dan 9,3%), membiarkan seseorang anak bermain di daerah
Sulawesi Barat (4,7% dan 10,1%), dan Sulawesi dimana ada tinja yang terkontaminasi bakteri-
9
Tengah (4,4% dan 8,8%). Insidensi dan prevalensi bakteri penyebab diare .
penyakit diare di Indonesia pada tahun 2013 untuk Anak sekolah dasar adalah anak-anak yang
kelompok umur 5 14 tahun adalah 3,0% dan berusia 7-12 tahun, memiliki fisik lebih kuat,
3
6,2% . mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak
10
bergantung dengan orang tua . Usia sekolah

2
merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar lebih menarik jika disampaikan dengan metode dan
pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri media yang menarik pula. Berdasarkan
pada kehidupan dewasa dan memperoleh permasalahan yang terjadi, maka peneliti tertarik
keterampilan tertentu. Anak usia sekolah dasar untuk mengangkat judul Pengaruh Penyuluhan
berada dalam tahap pertumbuhan dan Metode Permainan Edukatif dan Metode Ceramah
perkembangan sehingga mudah untuk dibimbing, terhadap Pengetahuan, Sikap dan Tindakan tentang
diarahkan, dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan Pencegahan Penyakit Diare pada Murid SD di
baik11. Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015.
Kurangnya pengetahuan dapat mempengaruhi
perilaku seseorang termasuk perilaku kesehatan, METODE
sehingga bisa menjadi penyebab tingginya angka Penelitian ini merupakan jenis penelitian Quasi
penyebaran suatu penyakit termasuk penyakit diare Eksperimental dengan menggunakan rancangan Non
yang mempunyai resiko penularan dan penyebaran Equivalent Control Group Design. Pada jenis
yang cukup tinggi. Penyakit diare dipengaruhi oleh penelitian ini tidak adanya randomisasi, hal ini
keadaan kebersihan baik perorangan maupun berarti pengelompokkan terhadap anggota sampel
kebersihan lingkungan perumahan. Sanitasi yang pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
memenuhi syarat kesehatan serta didukung oleh tidak dilakukan dengan random, kemudian kontrol
kebersihan perorangan yang baik akan dapat terhadap variabel-variabel yang berpengaruh
mengurangi resiko munculnya suatu penyakit terhadap eksperimen tidak dilakukan, karena
14
termasuk diantaranya penyakit diare. Kebersihan eksperimen ini biasanya dilakukan di masyarakat .
perorangan dan sanitasi lingkungan sekolah yang Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
baik bisa terwujud apabila didukung oleh perilaku Desember 2015 hingga Februari 2016 di SD Negeri
murid sekolah yang baik atau perilaku yang 11 Poasia dan SD Negeri 07 Poasia Kecamatan
mendukung terhadap program-program Poasia Kota Kendari Tahun 2015. Alasan pemilihan
pembangunan kesehatan termasuk program tempat penelitian ini dikarenakan kedua SD ini
pemberantasan dan program penanggulangan berakreditasi yang sama yaitu B, memiliki jumlah
penyakit diare12. murid kelas V yang hampir sama pada tahun 2015.
Pemberian pengetahuan kepada anak sekolah Selain itu, akses menuju kedua sekolah tersebut
dasar dapat dilakukan dengan cara penyuluhan tidak bisa dicapai dengan menggunakan alat
kesehatan. Penyuluhan merupakan upaya bantuan transportasi umum karena terletak bukan dalam
yang diberikan pada peserta didik agar mereka jalur angkutan umum.
memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam murid SD Negeri 11 Poasia kelas V wilayah
memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan Kecamatan Poasia Kota Kendari yaitu sebanyak 49
13
datang orang dan seluruh siswa SD Negeri 07 Poasia kelas V
Penyuluhan kesehatan dapat dilakukan dengan wilayah Kecamatan Poasia Kota Kendari yaitu
berbagai metode. Secara garis besar metode dibagi sebanyak 44 orang dengan total populasi 93 orang.
menjadi dua, yaitu metode didaktif dan metode Untuk menetukan jumlah sampel, digunakan rumus
sokratik. Metode didaktif yaitu metode yang Slovin dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 76
dilakukan secara satu arah. Misalnya ceramah, film, responden, dengan sampel pada kelompok
leaflet, buklet, dan poster. Selanjutnya, metode eksperimen sebanyak 38 murid dan kelompok
sokratik yaitu metode yang dilakukan secara dua kontrol sebanyak 38 murid. Teknik sampel yang
arah. Misalnya, diskusi kelompok, debat, bermain digunakan adalah Purposive Sampling sesuai dengan
3
peran, sosiodrama, permainan dan demonstrasi1 . kriteria inklusi dan eksklusi yang harus dipenuhi
Dalam penyuluhan kesehatan, metode penyuluhan responden, yaitu : umur 9-11 tahun; duduk di kelas
yang akan digunakan adalah bagian yang V; dapat berkomunikasi dengan baik, dapat
mempengaruhi tercapainya hasil penyuluhan yang membaca, dan menulis; dan bersedia untuk
optimal. dijadikan responden selama penelitian berlangsung.
Penyuluhan kesehatan sejak dini tentang Sedangkan, kriteria eksklusinya adalah murid yang
pencegahan penyakit diare kepada anak usia memenuhi kriteria inklusi, tetapi saat penelitian
sekolah dasar, merupakan salah satu langkah untuk tidak masuk karena sakit, izin, atau sedang diskors.
menurunkan angka kesakitan dan kematian anak Analisis dilakukan secara deskriptif pada
akibat penyakit diare yang masih tinggi. Dalam masing-masing variabel dengan analisis pada
penyuluhan kesehatan, metode ceramah adalah distribusi frekuensi. Pada analisis bivariate, untuk
metode yang sering digunakan, sedangkan metode melihat perbedaan nilai rata-rata pengetahuan,
permainan edukatif adalah metode yang baru dalam sikap dan tindakan responden sebelum dan sesudah
penyuluhan kesehatan. Pemberian pengetahuan intervensi menggunakan uji Mc Nemar, sedangkan

3
untuk melihat pengaruh penyuluhan dengan sebanyak 29 responden (76,3%) dan pada saat post
metode permainan edukatif dan metode ceramah test bertambah menjadi 37 responden (97,4%).
terhadap perbedaan proporsi pengetahuan, sikap Sedangkan murid yang berpengetahuan kurang
dan tindakan respoden menggunakan uji Chi Square pada saat pre test adalah sebanyak 9 responden (
dengan uji alternatif Fisher Exact. Derajat 23,7%) dan pada saat post test berkurang menjadi 1
kepercayaan 95%. responden (2,6%).
2. Kelompok Kontrol
HASIL Hasil
Umur Responden Pengeta Total
huan Pre Test Post Test
Kelompok
(n) (%) (n) (%) n (%)
Umur Eksperimen Kontrol
Cukup 24 63,2 30 78,9 54 71,1
(n) (%) (n) (%)
Kurang 14 36,8 8 21,1 22 28,9
9 tahun 3 7,9 3 7,9
Total 38 100 38 100 76 100
10 tahun 29 76,3 25 65,8
Sumber: Data Primer, Januari 2016
11 tahun 6 15,8 10 26,3
Tabel 4 diatas menunjukan bahwa murid yang
Total 38 100 38 100 berpengetahuan cukup pada saat pre test adalah
Sumber: Data Primer, Januari 2016 sebanyak 24 responden (63,2%) dan pada saat post
Tabel 1 diatas menunjukan hasil bahwa umur test bertambah menjadi 30 responden (78,9%).
responden pada kelompok eksperimen paling Sedangkan murid yang berpengetahuan kurang
banyak terdapat pada umur 10 tahun dengan pada saat pre test adalah sebanyak 14 responden (
presentase 76,3% dan paling sedikit berada pada 36,8%) dan pada saat post test berkurang menjadi 8
umur 9 tahun dengan presentase 7,9%. Pada responden (21,1%).
kelompok kontrol, umur responden paling banyak Sikap Pencegahan Penyakit Diare
terdapat pada umur 10 tahun dengan presentase 1.Kelompok Eksperimen
65,8% dan paling sedikit berada pada umur 9 tahun Hasil
dengan presentase 7,9%. Total
Sikap Pre Test Post Test
Jenis Kelamin Responden
(n) (%) (n) (%) n (%)
Kelompok
Positif 30 78,9 36 94,7 66 86,8
Jenis Kelamin Eksperimen Kontrol
Negatif 8 21,1 2 5,3 10 13,2
(n) (%) (n) (%)
Total 38 100 38 100 76 100
Laki-laki 16 42,1 14 36,8
Perempuan 22 57,9 24 63,2 Sumber: Data Primer, Januari 2016
Tabel 5 diatas menunjukan bahwa murid yang
Total 38 100 38 100
bersikap positif pada saat pre test adalah sebanyak
Sumber: Data Primer, Januari 2016
30 responden (78,9%) dan pada saat post test
Tabel 2 diatas menunjukan hasil bahwa jenis
bertambah menjadi 36 responden (94,7%).
kelamin responden pada kelompok eksperimen
Sedangkan murid yang bersikap negatif pada saat
paling banyak yaitu perempuan dengan presentase
pre test adalah sebanyak 8 responden (21,1%) dan
57,9%, dan paling sedikit yaitu laki-laki dengan
pada saat post test berkurang menjadi 2 responden
presentase 42,1%. Pada kelompok kontrol, jenis
(5,3%).
kelamin responden paling banyak yaitu perempuan
2. Kelompok Kontrol
dengan presentase 63,2% dan paling sedikit yaitu
Hasil
laki-laki dengan presentase 36,8%. Total
Sikap Pre Test Post Test
Analisis Univariat
Pengetahuan tentang Pecegahan Penyakit Diare (n) (%) (n) (%) n (%)
1. Kelompok Eksperimen Positif 27 71,1 29 76,3 56 73,3
Hasil Negatif 11 28,9 9 23,7 20 26,3
Pengeta Total Total 38 100 38 100 76 100
huan Pre Test Post Test
Sumber: Data Primer, Januari 2016
(n) (%) (n) (%) n (%)
Tabel 6 diatas menunjukan bahwa murid yang
Cukup 29 76,3 37 97,4 66 86,8
bersikap positif pada saat pre test adalah sebanyak
Kurang 9 23,7 1 2,6 10 13,2
27 responden (71,1%) dan pada saat post test
Total 38 100 38 100 76 100 bertambah menjadi 29 responden (76,3%).
Sumber: Data Primer, Januari 2016 Sedangkan murid yang bersikap negatif pada saat
Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa murid yang pre test adalah sebanyak 11 responden (28,9%) dan
berpengetahuan cukup pada saat pre test adalah

4
pada saat post test berkurang menjadi 9 responden responden yang memiliki pengetahuan kurang
(23,7%). sebelum diberikan penyuluhan dan setelah
Tindakan Pencegahan Penyakit Diare diberikan penyuluhan memiliki pengetahuan cukup
1. K sebanyak 8 responden, sedangkan responden yang
elompok Eksperimen memiliki pengetahuan kurang sebelum maupun
Hasil
Total sesudah diberikan penyuluhan sebanyak 1
Tindakan Pre Test Post Test
(n) (%) (n) (%) n (%)
responden.
Analisis dengan uji Mc Nemar diperoleh p
Baik 26 68,4 34 89,5 60 78,9
value (0,008) < (0,05), maka H0 ditolak dan H1
Buruk 12 31,6 4 10,5 16 21,1
diterima. Ini dapat disimpulkan bahwa Ada
Total 38 100 38 100 76 100 pengaruh penyuluhan metode permainan edukatif
Sumber: Data Primer, Januari 2016 terhadap pengetahuan murid SD tentang
Tabel 7 diatas menunjukan bahwa murid yang pencegahan penyakit diare sebelum dan sesudah
memiliki tindakan baik pada saat pre test adalah penyuluhan di SDN 11 Poasia Tahun 2015.
sebanyak 26 responden (68,4%) dan pada saat post 2. Kel
ompok Kontrol
test bertambah menjadi 34 responden (89,5%). Penget Pengetahuan (Post Test)
Sedangkan murid yang memiliki tindakan buruk -ahuan Total P
(Pre Cukup Kurang value
pada saat pre test adalah sebanyak 12 responden
Test) (n) (%) (n) (%) n (%)
(31,6%) dan pada saat post test berkurang menjadi 4
Cukup 24 63,2 0 0 24 63,2
responden (10,5).
Kurang 6 15,8 8 21,2 14 36,8 0.031
2. Kelompok Kontrol
Hasil Total 30 78,9 8 21,2 38 100
Total
Tindakan Pre Test Post Test Sumber: Data Primer, Februari 2016
(n) (%) (n) (%) n (%) Tabel 10 menunjukkan bahwa dari 38
Baik 23 60,5 27 71,1 50 65,8 responden yang memiliki pengetahuan cukup
sebelum maupun sesudah diberikan penyuluhan
Buruk 15 39,5 11 28,9 26 34,2
sebanyak 24 responden dan tidak ada responden
Total 38 100 38 100 76 100 yang memiliki pengetahuan cukup sebelum
Sumber: Data Primer, Januari 2016 penyuluhan dan memiliki pengetahuan kurang
Tabel 8 diatas menunjukan bahwa murid yang sesudah diberikan penyuluhan. Selanjutnya,
memiliki tindakan baik pada saat pre test adalah responden yang memiliki pengetahuan kurang
sebanyak 23 responden (60,5%) dan pada saat post sebelum diberikan penyuluhan dan setelah
test bertambah menjadi 27 responden (71,1%). diberikan penyuluhan memiliki pengetahuan cukup
Sedangkan murid yang memiliki tindakan buruk sebanyak 6 responden, sedangkan responden yang
pada saat pre test adalah sebanyak 15 responden memiliki pengetahuan kurang sebelum maupun
(39,5%) dan pada saat post test berkurang menjadi sesudah diberikan penyuluhan sebanyak 8
11 responden (28,9%). responden.
Analisis Bivariat Analisis dengan uji Mc Nemar diperoleh p
Hasil Pre test dan Post test Pengetahuan Murid value (0,031) < (0,05), maka H0 ditolak dan H1
tentang Pencegahan Penyakit Diare pada diterima. Ini dapat disimpulkan bahwa Ada
Kelompok Eksperimen dan Kontrol pengaruh penyuluhan metode ceramah terhadap
1. K pengetahuan murid SD tentang pencegahan
elompok Eksperimen
Penget Pengetahuan (Post Test) penyakit diare sebelum dan sesudah penyuluhan di
-ahuan Total P
(Pre Cukup Kurang value
SDN 07 Poasia Tahun 2015.
Test) (n) (%) (n) (%) n (%) Perbedaan hasil pre test pengetahuan
Cukup 29 76,3 0 0 29 76,3 responden mengenai pencegahan penyakit diare
Kurang 8 21,1 1 2,6 9 23,7 0.008
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
dapat dilihat dalam tabel 11 berikut.
Total 37 97,4 1 2,6 38 100 Pengetahuan (Pre Test)
Sumber: Data Primer, Februari 2016 Kelom Total P
Cukup Kurang
Tabel 9 diatas menunjukkan bahwa dari 38 pok value
(n) (%) (n) (%) n (%)
responden yang memiliki pengetahuan cukup Eksperi
sebelum maupun sesudah diberikan penyuluhan men
sebanyak 29 responden dan tidak ada responden Kontrol
yang memiliki pengetahuan cukup sebelum
5
29 79,3 9 23,7 38 100

24 63,2 14 36,8 38 100 0.318

Total 53 69,7 23 30,3 76 100


penyuluhan dan memiliki pengetahuan kurang
sesudah diberikan penyuluhan. Selanjutnya, Sumber: Data Primer, Februari 2016

6
Dari hasil analisis uji Chi Square diatas sikap positif sebelum penyuluhan dan memiliki sikap
diperoleh bahwa sebelum diberikan penyuluhan negatif sesudah diberikan penyuluhan. Selanjutnya,
terdapat 9 responden (23,7%) yang berpengetahuan responden yang memiliki sikap negatif sebelum
kurang pada kelompok eksperimen, sedangkan pada diberikan penyuluhan dan setelah diberikan
kelompok kontrol terdapat 14 responden (36,8%) penyuluhan memiliki sikap positif sebanyak 6
yang berpengetahuan kurang. Hasil uji statistik responden, sedangkan responden yang memiliki
didapatkan nilai p value = 0,318 maka dapat sikap negatif sebelum maupun sesudah diberikan
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi penyuluhan sebanyak 2 responden.
pengetahuan responden pada kedua kelompok Analisis dengan uji Mc Nemar diperoleh p
sebelum diberikan intervensi. value (0,031) < (0,05), maka H0 ditolak dan H1
Perbedaan hasil post test pengetahuan diterima. Ini dapat disimpulkan bahwa Ada
responden mengenai pencegahan penyakit diare pengaruh penyuluhan metode permainan edukatif
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap sikap murid SD tentang pencegahan
dapat dilihat dalam tabel 12 berikut. penyakit diare sebelum dan sesudah penyuluhan di
Pengetahuan (Post Test) SDN 11 Poasia Tahun 2015.
Kelom Total P
Cukup Kurang
2.Kelompok Kontrol
pok value
(n) (%) (n) (%) n (%) Sikap Sikap (Post Test)
Eksperi Total P
(Pre Positif Negatif
37 97,4 1 2,6 38 100 value
men Test)
0.028 (n) (%) (n) (%) n (%)
Kontrol 30 78,9 8 21,1 38 100
Positif 27 71,1 0 0 27 71,1
Total 67 88,2 9 11,8 76 100 Negatif 2 5,3 9 23,7 11 28,9 0.500
Sumber: Data Primer, Februari 2016 Total 29 76,3 9 23,7 38 100
Dari hasil analisis uji Fisher Exact diatas
diperoleh bahwa terdapat 1 responden (2,6%) yang Sumber: Data Primer, Februari 2016
Tabel 14 menunjukkan bahwa dari 38
berpengetahuan kurang pada kelompok eksperimen
responden yang memiliki sikap positif sebelum
yang diberikan penyuluhan dengan metode
maupun sesudah diberikan penyuluhan sebanyak 27
permainan edukatif, sedangkan pada kelompok
responden dan tidak ada responden yang memiliki
kontrol yang diberikan penyuluhan dengan metode
sikap positif sebelum penyuluhan dan memiliki sikap
ceramah terdapat 8 responden (21,1%) yang
negatif sesudah diberikan penyuluhan. Selanjutnya,
berpengetahuan kurang. Hasil uji statistik
responden yang memiliki sikap negatif sebelum
didapatkan nilai p value = 0,028 maka terdapat
diberikan penyuluhan dan setelah diberikan
perbedaan proporsi pengetahuan responden antara
penyuluhan memiliki sikap positif sebanyak 2
kelompok eksperimen yang diberikan penyuluhan
responden, sedangkan responden yang memiliki
metode permainan edukatif dengan kelompok
sikap negatif sebelum maupun sesudah diberikan
kontrol yang di berikan penyuluhan dengan metode
penyuluhan sebanyak 9 responden.
ceramah. Sehingga disimpulkan, Ada perbedaan
Analisis dengan uji Mc Nemar diperoleh p
pengetahuan responden tentang pencegahan
value (0,500) > (0,05), maka H0 diterima dan H1
penyakit diare antara kelompok eksperimen dengan
ditolak. Ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada
kelompok kontrol sesudah penyuluhan di
pengaruh penyuluhan metode ceramah terhadap
Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015.
sikap murid SD tentang pencegahan penyakit diare
Hasil Pre test dan Post test Sikap Murid tentang
sebelum dan sesudah penyuluhan di SDN 07 Poasia
Pencegahan Penyakit Diare pada Kelompok
Tahun 2015.
Eksperimen dan Kontrol
Perbedaan hasil pre test sikap responden
1. Kelompok Eksperimen
mengenai pencegahan penyakit diare pada
Sikap Sikap (Post Test)
Total P kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat
(Pre Positif Negatif value dilihat dalam tabel 15 berikut.
Test) (n) (%) (n) (%) n (%) Sikap (Pre Test)
Positif 30 78,9 0 0 30 78,9 Kelom Total P
pok Positif Negatif value
Negatif 6 15,8 2 5,3 8 21,2 0.031 (n) (%) (n) (%) n (%)
Total 36 94,7 2 5,3 38 100 Eksperi
30 78,9 8 21,1 38 100
men
Sumber: Data Primer, Februari 2016 Kontrol 27 71,1 11 28,9 38 100 0.596
Tabel 13 diatas menunjukkan bahwa dari 38
responden yang memiliki sikap positif sebelum Total 57 75 19 25 76 100
maupun sesudah diberikan penyuluhan sebanyak 30 Sumber: Data Primer, Februari 2016
responden dan tidak ada responden yang memiliki

7
Dari hasil analisis uji Chi Square diatas buruk sesudah diberikan penyuluhan. Selanjutnya,
diperoleh bahwa sebelum diberikan penyuluhan responden yang memiliki tindakan buruk sebelum
terdapat 8 responden (21,1%) yang bersikap negatif diberikan penyuluhan dan setelah diberikan
pada kelompok eksperimen, sedangkan pada penyuluhan memiliki tindakan baik sebanyak 9
kelompok kontrol terdapat 11 responden (28,9%) responden, sedangkan responden yang memiliki
yang bersikap negatif. Hasil uji statistik didapatkan tindakan buruk sebelum maupun sesudah diberikan
nilai p value = 0,596 maka dapat disimpulkan bahwa penyuluhan sebanyak 3 responden.
tidak ada perbedaan proporsi sikap responden pada Analisis dengan uji Mc Nemar diperoleh p
kedua kelompok sebelum diberikan intervensi. value (0,021) < (0,05), maka H0 ditolak dan H1
Perbedaan hasil post test sikap responden diterima. Ini dapat disimpulkan bahwa Ada
mengenai pencegahan penyakit diare pada pengaruh penyuluhan metode permainan edukatif
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat terhadap tindakan murid SD tentang pencegahan
dilihat dalam tabel 16 berikut. penyakit diare sebelum dan sesudah penyuluhan di
Sikap (Post Test) SDN 11 Poasia Tahun 2015.
Kelom Total P
pok Positif Negatif 2.Kelompok Kontrol
value
Tindak Tindakan (Post Test)
(n) (%) (n) (%) n (%)
Eksperi an Baik Buruk Total P
36 94,7 2 5,3 38 100 (Pre value
men
Test) (n) (%) (n) (%) n (%)
Kontrol 29 76,3 9 23,7 38 100 0.050
Baik 23 60,5 0 0 23 60,5
Total 65 85,5 11 14,5 76 100 Buruk 4 10,5 11 28,9 15 39,5 0.125
Sumber: Data Primer, Februari 2016 Total 27 71,1 11 28,9 38 100
Dari hasil analisis uji Chi Square diatas
Sumber: Data Primer, Februari 2016
diperoleh bahwa terdapat 2 responden (5,3%) yang
Tabel 18 diatas menunjukkan bahwa dari 38
bersikap negatif pada kelompok eksperimen yang
responden yang memiliki tindakan baik sebelum
diberikan penyuluhan dengan metode permainan
maupun sesudah diberikan penyuluhan sebanyak 23
edukatif, sedangkan pada kelompok kontrol yang
responden dan tidak terdapat responden yang
diberikan penyuluhan dengan metode ceramah
memiliki tindakan baik sebelum penyuluhan dan
terdapat 9 responden (23,7%) yang bersikap negatif.
memiliki tindakan buruk sesudah diberikan
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,050
penyuluhan. Selanjutnya, responden yang memiliki
maka terdapat perbedaan proporsi sikap responden
tindakan buruk sebelum diberikan penyuluhan dan
antara kelompok eksperimen yang diberikan
setelah diberikan penyuluhan memiliki tindakan baik
penyuluhan metode permainan edukatif dengan
sebanyak 4 responden, sedangkan responden yang
kelompok kontrol yang di berikan penyuluhan
memiliki tindakan buruk sebelum maupun sesudah
dengan metode ceramah. Sehingga disimpulkan,
diberikan penyuluhan sebanyak 11 responden.
Ada perbedaan sikap responden tentang
Analisis dengan uji Mc Nemar diperoleh p
pencegahan penyakit diare antara kelompok
value (0,125) > (0,05), maka H0 diterima dan H1
eksperimen dengan kelompok kontrol sesudah
ditolak. Ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada
penyuluhan di Kecamatan Poasia Kota Kendari
pengaruh penyuluhan metode ceramah terhadap
Tahun 2015.
tindakan murid SD tentang pencegahan penyakit
Hasil Pre test dan Post test Tindakan Murid tentang
diare sebelum dan sesudah penyuluhan di SDN 07
Pencegahan Penyakit Diare pada Kelompok
Poasia Tahun 2015.
Eksperimen dan Kontrol
1. Kelompok Eksperimen Perbedaan hasil pre test tindakan responden
Tindak mengenai pencegahan penyakit diare pada
Tindakan (Post Test)
an Total P kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat
(Pre Baik Buruk value dilihat dalam tabel 19 berikut.
Test) (n) (%) (n) (%) n (%) Tindakan (Pre Test)
Baik 25 65,8 1 2,6 26 68,4 Kelom Total P
pok Baik Buruk value
Buruk 9 23,7 3 7,9 12 31,6 0.021
(n) (%) (n) (%) n (%)
Total 34 89,5 4 10,5 38 100 Eksperi
26 68,4 12 31,6 38 100
men
Sumber: Data Primer, Februari 2016 Kontrol 23 60,5 15 39,5 38 100 0.632
Tabel 17 diatas menunjukkan bahwa dari 38
responden yang memiliki tindakan baik sebelum Total 49 64,5 27 35,5 76 100
maupun sesudah diberikan penyuluhan sebanyak 25 Sumber: Data Primer, Februari 2016
responden dan 1 responden yang memiliki tindakan Dari hasil analisis uji Chi Square diatas
baik sebelum penyuluhan dan memiliki tindakan diperoleh bahwa sebelum diberikan penyuluhan

8
terdapat 12 responden (31,6%) yang memiliki eksperimen dilakukan di ruang kelas dan di halaman
tindakan buruk pada kelompok eksperimen, depan kelas V SD Negeri 11 Poasia, hal ini karena
sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 15 alat permainan edukatif ular tangga membutuhkan
responden (39,5%) yang memiliki tindakan buruk. tempat yang cukup agar dapat digunakan oleh
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,596 responden. Sedangkan intervensi untuk kelompok
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada kontrol dilakukan di ruang kelas V SD Negeri 07
perbedaan proporsi tindakan responden pada kedua Poasia.
kelompok sebelum diberikan intervensi. Dalam prosesnya, penyuluhan yang diberikan
Perbedaan hasil post test tindakan responden pada kelompok eksperimen berlangsung selama 2
mengenai pencegahan penyakit diare pada jam dengan menggunakan metode permainan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat edukatif ular tangga yang telah dimodifikasi dan
dilihat dalam tabel 20 berikut. memuat materi tentang pencegahan penyakit diare,
Tindakan (Post Test) kemudian diberikan sesi tanya jawab pada akhir
Kelom Total P
pertemuan. Sedangkan pada kelompok kontrol
pok Baik Buruk value
(n) (%) (n) (%) n (%)
penyuluhan menggunakan metode ceramah
Eksperi diberikan selama 1 jam. Penyuluhan dilakukan
34 89,5 4 10,5 38 100
men menggunakan metode ceramah dengan alat bantu
Kontrol 27 71,1 11 28,9 38 100 0.084 laptop dan power point dengan animasi yang
Total 61 80,3 15 19,7 76 100 menarik, dan diakhiri dengan sesi tanya jawab.
Sumber: Data Primer, Februari 2016 Intervensi yang dilakukan pada kedua kelompok
Dari hasil analisis uji Chi Square diatas tersebut diberikan setelah responden mengerjakan
diperoleh bahwa terdapat 4 responden (10,5%) yang pre-test selama 30 menit.
memiliki tindakan buruk pada kelompok eksperimen Pada kelompok eksperimen, hasil pre test dan
yang diberikan penyuluhan dengan metode post test menunjukan bahwa terdapat peningkatan
permainan edukatif, sedangkan pada kelompok pengetahuan respoden sebelum dan sesudah
kontrol yang diberikan penyuluhan dengan metode diberikan penyuluhan dengan metode permainan
ceramah terdapat 11 responden (28,9%) yang edukatif ular tangga tentang pencegahan penyakit
memiliki tindakan buruk. Hasil uji statistik diare. Hal ini juga terjadi pada kelompok kontrol,
didapatkan nilai p value = 0,084 maka tidak ada dimana hasil pre test dan post test menunjukan
perbedaan proporsi tindakan responden antara bahwa terdapat peningkatan pengetahuan respoden
kelompok eksperimen yang diberikan penyuluhan sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan
metode permainan edukatif dengan kelompok metode ceramah tentang pencegahan penyakit
kontrol yang di berikan penyuluhan dengan metode diare.
ceramah. Sehingga disimpulkan, Tidak ada Peningkatan pengetahuan pada kedua
perbedaan tindakan responden tentang pencegahan kelompok ini terjadi setelah diberikan penyuluhan
penyakit diare antara kelompok eksperimen dengan kesehatan, dimana peneliti selaku komunikator
kelompok kontrol sesudah penyuluhan di (penyuluh kesehatan) memberikan materi
Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015. pembelajaran mengenai pencegahan penyakit diare
pada murid yang telah memenuhi kriteria sebagai
DISKUSI responden penelitian sebanyak 76 orang dengan
Peningkatan Pengetahuan pada Kelompok dua kelompok penyuluhan menggunakan metode
Eksperimen dan Kelompok Kontrol yang berbeda. Peningkatan pengetahuan pada
Dalam penelitian ini terdapat dua perlakuan responden dikarenakan adanya kemauan responden
pada dua kelompok yang berbeda. Pada kelompok untuk mengetahui lebih rinci mengenai pencegahan
eksperimen diberikan penyuluhan menggunakan penyakit diare, sehingga mereka antusias mengikuti
metode permainan edukatif, sedangkan pada penyuluhan kesehatan tersebut.
kelompok kontrol diberikan penyuluhan Sementara itu, hasil uji Chi Square untuk
menggunakan metode ceramah. Kedua kelompok ini melihat perbedaan tingkat pengetahuan antara
sama-sama diberi pre test dan post test untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol di saat
mengukur tingkat keberhasilan intervensi yang pre test menunjukan tidak ada perbedaan tingkat
diberikan. Penyuluhan kesehatan yang diberikan pengetahuan responden, sehingga dapat dikatakan
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pengetahuan awal seluruh responden hampir sama.
dilakukan satu kali di waktu yang telah disepakati Sedangkan pada hasil uji fisher menunjukan ada
oleh pihak sekolah khususnya kepala sekolah dan perbedaan pengetahuan responden tentang
wali kelas, agar hendaknya tidak mengganggu pencegahan penyakit diare setelah diberikan
proses belajar mengajar. Intervensi untuk kelompok penyuluhan dengan metode permainan edukatif dan
metode ceramah.

9
Hal ini dimungkinkan karena ketepatan tersebut bermain secara bergantian. Selama
pemilihan metode penyuluhan yang digunakan pada melakukan permainan edukatif ular tangga
kelompok eksperimen sehingga sesuai dengan responden juga secara langsung belajar materi-
karakteristik responden, yaitu anak sekolah dasar. materi tentang pencegahan penyakit diare.
Penggunaan metode permainan edukatif ular tangga Pada penelitian sebelumnya oleh Zamzami
yang menarik dan suasana belajar yang (2014) digunakan metode ular tangga untuk
menyenangkan sehingga dapat membuat responden meningkatkan pengetahuan siswa SD tentang
lebih mudah menerima informasi yang di berikan. pencegahan penyakit PES. Hasil dari penelitian
Permainan edukatif ular tangga merupakan metode tersebut bahwa, ada pengaruh pendidikan
penyuluhan yang mengajak bermain, bergerak dan kesehatan dengan metode ular tangga terhadap
belajar. Metode ini dipilih dan disesuaikan dengan pengetahuan siswa SD tentang pencegahan penyakit
20
responden yaitu murid SD. Anak SD akan lebih PES (p-value=0,000) .
senang belajar dengan cara bermain, bergerak, Hasil ini juga didukung oleh penelitian Putri
bekerja dalam kelompok, dan melakukannya secara (2013) yang juga menggunakan metode permainan
15
langsung . edukatif ular tangga dan metode ceramah pada
Pada dasarnya, selama bertahun-tahun penyuluhan tentang keamanan makanan jajanan
bermain permainan bahkan tanpa koneksi ke konten sekolah terhadap pengetahuan anak sekolah dasar.
pendidikan tertentu telah dianggap sebagai salah Pada penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa
16
satu bentuk dasar pembelajaran dan karena itu ada perbedaan pengetahuan tentang keamanan
tidak mengherankan bahwa permainan terkait erat makanan jajanan sekolah setelah diberikan
dengan pengalaman pendidikan intrinsik. penyuluhan dengan metode cemarah dan
21
Pembelajaran berbasis permainan biasanya permainan edukatif ular tangga (p-value=0,024) .
memerlukan beberapa derajat pemahaman siswa Pada penelitian Daloukas dkk. (2012) dalam
tentang permainan mekanik dan aturan dan dengan International Journal of Game-Based Learning
demikian sebelum terlibat dengan proses belajar itu penelitian ini melihat bagaimana potensi
sendiri, siswa harus belajar bagaimana cara untuk menggunakan permainan kasual ular tangga
bermain permainan tersebut17. Dalam prosesnya, elektronik untuk penilaian siswa. Hasil penelitian
sebelum bermain ular tangga para murid diberikan menunjukan bahwa permainan ini diterima positif
informasi cara bermain permainan edukatif ular oleh siswa, serta guru yang berpartisipasi dalam
tangga tersebut selama beberapa menit. evaluasi yang mengarah ke kesimpulan bahwa
Alat yang digunakan dalam permainan edukatif permainan kasual dengan kemudahan dan
ular tangga berupa alas ular tangga seluas 2 x 3 m fleksibilitas yang mereka tawarkan memberikan
sebanyak 2 buah yang berisikan informasi tentang potensi yang menarik untuk ditempatkan di
22
pencegahan penyakit diare disertai dengan gambar- lingkungan pendidikan .
gambar yang menarik, serta 4 buah dadu warna- Sejalan dengan hasil dari penelitian-penelitian
warni berukuran 30 x 30 cm. Permainan edukatif tersebut, maka penyuluhan dengan metode
ular tangga dicetak dalam ukuran 2 x 3 m, sehingga permainan edukatif baik digunakan untuk
responden dapat terlibat langsung dalam permainan meningkatkan pengetahuan kesehatan terkhusus
tersebut, pada prosesnya responden melihat anak usia sekolah dasar.
informasi yang terdapat pada ular tangga, Peningkatan Sikap pada Kelompok Eksperimen dan
responden membaca dengan lantang informasi yang Kelompok Kontrol
terdapat pada ular tangga, responden Sikap adalah kesiapan atau kesediaan
mempraktekkan perintah yang terdapat di ular seseorang untuk bertingkah laku atau merespon
rangga, dan responden melihat dan mendengar sesuatu baik terhadap rangsangan positif maupun
informasi yang dilakukan dan diucapkan oleh rangsangan negatif dari suatu objek rangsangan23.
responden lain. Pengetahuan yang ada pada setiap Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang
manusia ditangkap atau diterima melalui panca masih tertutup terhadap stimulus atau obyek.
indera. Semakin banyak indera yang digunakan Manifestasi sikap tidak dapat dilihat secara
untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan dari
18
semakin jelas pengetahuan yang diperolehnya . perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
Permainan edukatif ular tangga dimodifikasi merupakan konotasi adanya kesesuaian reaksi
24
berwarna-warni dan diberikan gambar-gambar terhadap stimulus tertentu .
menarik sehingga membuat respoden tertarik dan Pada kelompok eksperimen, responden yang
sangat antusias ketika bermain. Responden pada memiliki sikap negatif pada saat pre test mengalami
kelompok eksperimen dibagi menjadi 8 kelompok peruabahan menjadi memiliki sikap positif setelah
yang terdiri dari 3-5 responden, karena idealnya ular intervensi dan diukur saat post test. Hal ini
19
tangga dimainkan oleh 2-5 orang . Setiap kelompok bermakna secara statistik sehingga diperoleh bahwa

1
penyuluhan metode permainan edukatif pencegahan penyakit PES. Hasil dari penelitian
berpengaruh terhadap sikap responden tentang tersebut bahwa, ada pengaruh pendidikan
pencegahan penyakit diare sebelum dan sesudah kesehatan dengan metode ular tangga terhadap
intervensi. sikap siswa SD tentang pencegahan penyakit PES (p-
20
Penyuluhan tentang pencegahan penyakit value=0,000) .
diare yang telah diberikan kepada responden Peningkatan Tindakan pada Kelompok Eksperimen
melalui metode permainan edukatif ular tangga dan Kelompok Kontrol
mempengaruhi perubahan sikap responden Penyuluhan merupakan serangkaian kegiatan
sehingga mengalami peningkatan sebelum dan yang dilakukan secara sistematik dan peran secara
sesudah intervensi. Pengetahuan yang mereka sistematik dengan melibatkan peran serta aktif
peroleh mampu memunculkan pemahaman individu maupun kelompok guna memecahkan
terhadap diri mereka bahwa mereka membutuhkan suatu masalah masyarakat dengan cara merubah
27
dan harus melakukan upaya pencegahan penyakit perilaku manusia itu sendiri .
diare. Selain itu, perubahan sikap responden setelah Pada kelompok eksperimen terjadi
mendapatkan penyuluhan dikarenakan metode peningkatan tindakan setelah pemberian
permainan edukatif ular tangga yang digunakan penyuluhan dengan metode permainan edukatif
menyenangkan bagi responden sehingga ular tangga, walaupun masih terdapat responden
memudahkan proses penerimaan informasi tentang yang memiliki tindakan buruk. Penggunaan metode
pencegahan penyakit diare. permainan edukatif ular tangga merupakan salah
Salah satu komponen dalam sikap manusia satu faktor yang menyebabkan terjadinya
adalah komponen afektif yang merupakan perasaan perubahan tindakan pada responden, dimana
yang menyangkut aspek emosional subjektif permainan edukatif ular tangga mengharuskan
seseorang terhadap suatu objek sikap. Komponen responden bergerak dan mempraktikan cara
ini merupakan perasaan individu terhadap objek pencegahan penyakit diare secara langsung selain
sikap dan menyangkut masalah emosi25. membaca, mendengar dan mengingat. Pemberian
Bermain game dapat bermanfaat bagi siswa informasi dengan permainan ular tangga yang
dan dapat berdampak positif terhadap menarik dan suasana belajar yang menyenangkan
perkembangan emosional dan intelektual mereka, dapat membuat responden lebih mudah menerima
yang memungkinkan mereka untuk berlatih informasi yang telah diberikan. Permainan ini cukup
kemampuan memecahkan masalah pada lingkungan menyenangkan sesuai dengan tahap perkembangan
yang tidak membahayakan, memberikan kontribusi anak usia sekolah yang mayoritas respondennya
untuk kesejahteraan dan harga diri mereka, dan berumur 10 tahun berada dalam tahap operasional
28
membantu mereka untuk belajar untuk mengelola yang konkrit .
26
perasaan mereka . Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Pada kelompok kontrol, terjadi peningkatan Sari, dkk (2012) menyatakan bahwa, pendidikan
sikap positif pada responden setelah diberikan kesehatan gosok gigi dengan metode permainan
intervensi melalui penyuluhan metode ceramah. simulasi ular tangga dapat meningkatkan nilai
Namun, secara statistik tidak ada pengaruh yang aplikasi tindakan gosok gigi pada responden
bermakna terhadap penyuluhan dengan metode kelompok perlakuan. Hasil penelitian ini
ceramah terhadap sikap responden tentang menguatkan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang
pencegahan penyakit diare sebelum dan sesudah menyatakan dengan adanya penyuluhan kesehatan
intervensi. menggunakan metode permainan edukatif dapat
Sementara itu, hasil uji Chi Square menunjukan memperbaiki dan meningkatkan tindakan
tidak ada perbedaan sikap responden saat pre test responden tentang pencegahan penyakit diare,
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, namun diperlukan pemberian penyuluhan
sehingga dapat dikatakan sikap awal seluruh kesehatan secara rutin sehingga responden dapat
responden hampir sama. Sedangkan hasil analisis selalu berperilaku mencegah penyakit diare29.
saat post test menunjukan ada perbedaan sikap Sedangkan, pada kelompok kontrol tidak
tentang pencegahan penyakit diare pada responden terjadi perubahan tindakan responden sebelum dan
setelah diberikan penyuluhan antara metode sesudah penyuluhan dengan metode ceramah. Hal
permainan edukatif dan metode ceramah. Maka ini dimungkinkan karena responden hanya
dapat disimpulkan bahwa peningkatan sikap pada mendengar informasi dari komunikator kesehatan
kelompok eksperimen dikarenakan perbedaan (penyuluh) tentang pencegahan penyakit diare
perlakuan penyuluhan. tanpa mempraktekkan secara langsung. Pendidikan
Sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh kesehatan tidak saja cukup dengan memberikan
Zamzami (2014) digunakan metode ular tangga informasi secara tertulis maupun ceramah saja,
untuk meningkatkan sikap siswa SD tentang dibutuhkan beberapa metode dan media yang tepat

10
untuk dapat meningkatkan pengetahuan 8. Ada perbedaan sikap responden tentang
30
masyarakat . pencegahan penyakit diare antara kelompok
Sementara itu, hasil uji Chi Square untuk eksperimen dengan kelompok kontrol sesudah
melihat perbedaan tindakan responden antara penyuluhan di Kecamatan Poasia Kota Kendari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Tahun 2015.
menunjukan tidak ada perbedaan tindakan 9. Tidak ada perbedaan tindakan responden
responden saat pre test antara kelompok tentang pencegahan penyakit diare antara
eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga dapat kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol
dikatakan tindakan awal seluruh responden hampir sesudah penyuluhan di Kecamatan Poasia Kota
sama. Sementara itu, hasil analisis saat post test Kendari Tahun 2015.
menunjukan ada perbedaan tindakan responden
pada kedua kelompok ini. Namun, secara statistik SARAN
tidak bermakna, maka disimpulkan tidak ada 1. Bagi instansi kesehatan, sebaiknya petugas
perbedaan tindakan tentang pencegahan penyakit kesehatan bersama kader-kader kesehatan
diare setelah diberikan penyuluhan dengan metode dapat lebih melakukan penyuluhan kesehatan
permainan edukatif dan metode ceramah. dan memberikan informasi-informasi kesehatan
Dari hasil-hasil studi yang dilakukan oleh WHO terkait pencegahan penyakit-penyakit menular
dan para ahli pendidikan kesehatan terungkap salah satunya adalah penyakit diare, tidak hanya
bahwa pengetahuan masyarakat tentang kesehatan kepada masyarakat akan tetapi bisa melalui
sudah tinggi, namun praktik mereka yang masih institusi pendidikan dasar sebagai program
rendah. Hal ini berarti bahwa perubahan atau pendidikan sejak dini kepada murid sekolah
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang dasar dengan lebih mengembangkan metode
kesehatan sering kali tidak diimbangi dengan permainan edukatif sebagai salah satu bentuk
24
peningkatan atau perubahan perilakunya . inovasi metode penyuluhan.
2. Bagi pihak sekolah, sebaiknya senantiasa
SIMPULAN membangun kerjasama dengan puskesmas
1. Ada pengaruh penyuluhan metode permainan terdekat guna melakukan kegiatan penyuluhan
edukatif terhadap pengetahuan murid SD kesehatan minimal seminggu sekali, sehingga
tentang pencegahan penyakit diare sebelum dan dapat menanamkan pemahaman sejak dini
sesudah penyuluhan di SDN 11 Poasia Tahun kepada murid-murid sekolah dasar tentang
2015. pentingnya kesehatan dan berbagai cara
2. Ada pengaruh penyuluhan metode permainan pencegahan penyakit.
edukatif terhadap sikap murid SD tentang 3. Bagi orang tua, hendaknya selalu
pencegahan penyakit diare sebelum dan sesudah memperhatikan kesehatan dan mengaplikasikan
penyuluhan di SDN 11 Poasia Tahun 2015. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) di rumah
3. Ada pengaruh penyuluhan metode permainan pada anak agar terhindar dari penyakit-penyakit
edukatif terhadap tindakan murid SD tentang menular yang rentan terjadi di kalangan anak-
pencegahan penyakit diare sebelum dan sesudah anak.
penyuluhan di SDN 11 Poasia Tahun 2015. 4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan adanya
4. Ada pengaruh penyuluhan metode ceramah penelitian lebih mendalam terkait metode-
terhadap pengetahuan murid SD tentang metode penyuluhan lainnya, misalnya
pencegahan penyakit diare sebelum dan sesudah membandingkan pengaruh metode permainan
penyuluhan di SDN 07 Poasia Tahun 2015. edukatif dengan pemutaran video. Dengan
5. Tidak ada pengaruh penyuluhan metode kemajuan teknologi saat ini, peneliti lain dapat
ceramah terhadap sikap murid SD tentang mengaplikasikan permainan edukatif ular tangga
pencegahan penyakit diare sebelum dan sesudah ini dalam bentuk aplikasi permainan komputer.
penyuluhan di SDN 07 Poasia Tahun 2015.
6. Tidak ada pengaruh penyuluhan metode DAFTAR PUSTAKA
ceramah terhadap tindakan murid SD tentang 1. Rahmadi, Renggani. 2010. Hubungan Sarana
pencegahan penyakit diare sebelum dan sesudah Sanitasi Dasar dengan Kejadian Diare pada
penyuluhan di SDN 07 Poasia Tahun 2015. Balita di Pemukiman Tidak Terencana Kebon
7. Ada perbedaan pengetahuan responden tentang Singkong Kel. Klender Jakarta Timur Tahun 2002.
pencegahan penyakit diare antara kelompok Skripsi. Jurusan Kesehatan Lingkungan Fakultas
eksperimen dengan kelompok kontrol sesudah Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
penyuluhan di Kecamatan Poasia Kota Kendari 2. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Situasi Diare di
Tahun 2015. Indonesia. Jakarta.
(http://www.depkes.go.id/download.php?file=d

11
ownload/pusdatin/buletin/buletin-diare.pdf) WAL.pdf) Diakses pada tanggal 5 November
Diakses tanggal 20 November 2015 2015
3. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset 21. Putri, Aprina Ria. 2013. Perbedaan Pengetahuan
Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta. Anak Sekolah Dasar tentang Keamanan
4. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Makanan Jajanan Sekolah setelah Mendapat
2013. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara. Penyuluhan dengan Menggunakan Strategi
Kendari. Berbeda (Media Permainan Edukatif Ular Tangga
5. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Dan Metode Ceramah) di SD N Soropadan
2014. Data Kesehatan Sulawesi Tenggara. Karangasem Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan
Kendari. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
6. Dinas Kesehatan Kota Kendari. 2015. Data (http://Eprints.Ums.Ac.Id/27258/19/Naskah_Pu
Kesehatan Kota Kendari. Kendari. blikasi_Aprin.Pdf) Diakses tanggal 8 November
7. Puskemas Poasia. 2015. Data Diare Puskesmas 2015.
Poasia. Kendari. 22. Daloukas, Vasilis, Maria Rigou, Spiros
8. Widoyono. 2011. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Sirmakessis. 2012. Is there a Place for Casual
Penularan Pencegahan, dan Pemberantasan. Games in Teaching and Learning? The Snakes
Jakarta : Erlangga. and Ladders Case. International Journal of Game-
9. Departemen Kesehatan RI. 2008. Manajemen Based Learning, 2(1), 16-32, January-March 2012
Terpadu Balita Sakit. Jakarta. 23. Sarwono, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Perilaku.
10. Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2. Jakarta: Papas Sinar Jakarta: Rineka Cipta.
Sinanti. 24. Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan Teori
11. Lucie, Permana Sari, dkk. 2006. Hubungan dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.
antara Alat Permainan Edukatif dan 25. Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori
Perkembangan Motorik Anak pada Taman dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.
Penitipan Anak. Majalah Kedokteran Nusantara 26. Petsche, Jennifer. 2011. Engage and Excite
Volume 39 No. 1 Maret 2006: 27-34. Students with Educational Games. American
12. Sanusi, Anwar,. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Library Association. Knowledge Quest, 09/2011,
Jakarta : Salemba Empat. Volume 40, Issue 1.
13. Maulana, Heri D. J. 2012. Promosi Kesehatan. 27. Sulistyoningsih, H. 2010. Gizi Untuk Kesehatan
Jakarta : EGC. Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha Ilmu.
14. Riyanto, A., 2011, Aplikasi Metodologi Penelitian 28. Saputri, Kristiawati & Krisnana. 2010. Peningatan
Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Pengetahuan & Sikap dalam Pemelihan Jajajan
15. Marsudi S., Rubiyanto R., Hartini S. 2008. Sehat Menggunakan Alat Permainan Edukatif
Perkembangan Peserta Didik. Surakarta : BP-FKIP Ular Tangga. Fakultas Keperawatan. Universitas
UMS. Airlangga.
16. Huizinga, J. (1949). Homo Ludens. London, UK: 29. Sari, Ernita Kurnia., dkk. 2012. Pengaruh
Routledge & Kegan Paul. Pendidikan Kesehatan Gosok Gigi Dengan
17. Peirce, N., & Wade, V. (2010, October 21-22). Metode Permainan Simulasi Ular Tangga
Personalised learning for casual games: The Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan
Language Trap Online Language Learning Aplikasi Tindakan Gosok Gigi Anak Usia Sekolah
Game. In Proceedings of the 4th European di SD Wilayah Paron Ngawi. Artikel Penelitian.
Conference on Game Based Learning, Fakultas Keperawatan. Universitas Airlangga.
Copenhagen, Denmark (pp. 306-315). Surabaya.
18. Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat (http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Ernita%20K.d
Ilmu dan Seni Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rineka ocx) Diakses pada Februari 2016.
Cipta 30. Mubarak, Wahid iqbal, Chayatin, Nurul, Rozikin,
19. Green R. 2013. Brain Power SD: Aktivitas, Khoirul dan Supradi. 2007. Promosi Kesehatan;
Permainan, dan Ide Praktis Belajar Ilmu Sosial. Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar
Jakarta : Erlangga. dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
20. Zamzami, Muhammad, dkk. 2014. Pengaruh
Pendidikan Kesehatan dengan Metode Ular
Tangga tentang Pencegahan Penyakit Pes
terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa
SD Negeri 1 Selo Boyolali. Program Studi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
(http://eprints.ums.ac.id/31199/1/HALAMAN_A

12

Anda mungkin juga menyukai