Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Serangga (insect) merupakan hewan yang dominan di muka bumi bahkan
menurut penelitian jumlahnya jauh lebih besar daripada jumlah manusia.
Dominasi yang demikian disebabkan serangga memiliki kemuampuan adaptasi
yang tinggi serta waktu generasi yang singkat. Anggota classis insecta ini
memiliki bentuk, ukuran dan warna yang beraneka ragam sehingga membuat
banyak orang tertarik untuk mempelajarinya.
Saat ini serangga yang telah berhasil diidentifikasi dan diberi nama hanya
sekitar sejuta ekor serangga. Jika diperkirakan jumlah seluruh makhluk hidup
adalah 10 juta, maka menurut perkiraan Rothschild (Ride, 1978 dalam Otang et
al., 2004) terdapat sekitar 7 juta serangga atau 70% dari seluruh makhluk hidup
yang ada saat ini (Hawksworth, 1991 dalam Otang etal, 2004 : 1). Jadi masih ada
6 juta serangga lagi yang belum diidentifikasi.

70%

Gambar 1.1 : Perbandingan relatif berbagai kelompok makhluk hidup


(Hawksworth, 1991 dalam Otang et al., 2004)

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 1


Dikarenakan jumlah populasi serangga yang begitu besar, maka kelompok
penulis merasa sangat penting untuk mengetahui salah satu peranan serangga
dalam suatu sistem kehidupan yakni kepetingan manusia.
Terkait dengan kepentingan manusia, ada serangga yang menguntungkan
dan adapula serangga yang merugikan (hama). Karena itu dalam upaya
mengurangi jumlah hama, sejak ratusan tahun lalu telah dilakukan praktek
pengendalian hayati, yakni upaya menurunkan atau mengendalikan jumlah
populasi hama dengan memanfaatkan musuh biologis alami yang tidak dapat
dilepaskan dari kehidupan hama tersebut. Salah satu musuh alami tersebut adalah
serangga lain yang bisa memakan atau memangsa hama tersebut (predator).
Ordo Coleptera memiliki beberapa familia predator yang terkenal
misalnya kumbang kubah (Coccinellidae) dan kumbang tanah (Carabidae). Selain
itu ordo ini diyakini memiliki keanekaragaman paling tinggi dibandingkan dengan
ordo-ordo lain dalam classis Insecta ( 40% dari jumlah seluruh serangga).
Dikarenakan hal tersebut, kelompok penulis memilih anggota ordo Coleoptera
(terbatas pada familia Coccinelidae dan Carabidae) yang berperan sebagai
predator menjadi bahan penelitian.
Dengan memahami karakter-karakter tertentu anggota familia
Coccinelidae dan Carabidae yang bersifat predatif, diharapkan kelompok penulis
bisa memahami bagaimana kumbang-kumbang tersebut bisa memiliki potensi
untuk memangsa musuh alaminya, yang dalam jumlah besar adalah hama bagi
manusia.

B. Rumusan Masalah
Berikut adalah beberapa masalah yang telah dirumuskan kelompok penulis
:
1. Apakah terdapat perbedaan morfologi antara Coccinelidae dan Carabidae
predator dengan Coleoptera non-predator sebagai bentuk adaptasi
morfologi?

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 2


2. Apakah terdapat pula adaptasi fisiologi dan tingkah laku Coccinelidae dan
Carabidae predator jika dibandingkan dengan anggota kumbang non-
predator?
3. Apakah Coccinelidae dan Carabidae predator hanya mempredasi satu
mangsa (monofag) ataukah bisa lebih dari satu (polygofag)?
4. Apakah Coccinelidae dan Carabidae yang bersifat predator, baik ketika
fase larva maupun dewasa?
5. Bagaimana cara Coccinelidae dan Carabidae predator mempredasi
mangsanya?
6. Keadaan lingkungan yang seperti apa yang mendukung perkembangan
Coccinelidae dan Carabidae predator (tidak mengganggu siklus
hidupnya)?
7. Bagaimanakah upaya manusia dalam memanfaatkan potensi Coccinelidae
dan Carabidae predator saat ini?

C. Tujuan Penelitian

Berikut adalah beberapa tujuan yang telah dirumuskan kelompok penulis :


1. Mengetahui perbedaan morfologi antara Coccinelidae dan Carabidae
predator dengan Coleoptera non-predator sebagai bentuk adaptasi
morfologi.
2. Mengetahui adaptasi fisiologi dan tingkah laku Coccinelidae dan
Carabidae predator jika dibandingkan dengan anggota kumbang non-
predator.
3. Mengetahui apakah Coccinelidae dan Carabidae predator hanya
mempredasi satu mangsa (monofag) ataukah bisa lebih dari satu
(polygofag).
4. Mengetahui apakah Coccinelidae dan Carabidae yang bersifat predator,
baik ketika fase larva maupun dewasa.
5. Mengetahui cara Coccinelidae dan Carabidae predator mempredasi
mangsanya

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 3


6. Mengetahui keadaan lingkungan yang mendukung perkembangan
Coccinelidae dan Carabidae predator (tidak mengganggu siklus hidupnya).
7. Mengetahui upaya manusia dalam memanfaatkan potensi Coccinelidae
dan Carabidae predator saat ini.

D. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penilitian yang bersifat
deskriptif karena hanya melibatkan satu variabel. Sedangkan teknik pengumpulan
datanya adalah melalui observasi partisipatif dan kajian pustaka, kemudian
membandingkannya dengan landasan teori dari berbagai sumber.

E. Lokasi dan Sampel Penelitian

Observasi dilakukan di dua tempat yakni laboratorium serangga di


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan museum serangga dan kupu-
kupu di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Lokasi tersebut dipilih dikarenakan
keduanya memiliki koleksi serangga yang lengkap terutama yang berdistribusi di
Indonesia.

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 4


BAB II
LANDASAN TEORI

A. Serangga Predator
Serangga predator merupakan serangga yang memakan atau memangsa
serangga lain. Keberadaannya sangat penting terutama bagi manusia sebagai
musuh alami berbagai jenis hama sehingga bisa mengendalikan populasi hama
tersebut tanpa campur tangan manusia. Karena itu pula serangga predator banyak
diteliti dalam upaya pengendalian hayati. Peningkatan populasi inang akan
ditanggapi secara numerik (respond numeric) yaitu dengan meningkatkannya
jumlah predator dan respon fungsional (daya makan per predator) diharapkan
jumlah inang akan berkurang (Otang et al., 2004 : 5-7).
Sebagai predator tentunya serangga tersebut memiliki keunggulan tertentu
dibanding mangsanya. Umumnya serangga predator berukuran lebih besar dari
pada mangsanya, rahang (terutama mandibula) yang lebih besar dan kuat dengan
tipe mulut menggigit atau mengunyah. Serangga predator juga harus bisa
beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan mangsanya serta memiliki respon
fungsional (daya makan per predator) yang baik.
Predator adalah hewan yang memburu dan memakan atau
menghisap cairan tubuh mengsanya untuk keperluan hidupnya. Adapun
peristiwa predator memangsa serangga hama disebut predatisme.
Ciri-ciri predator secara umum sebagai berikut :
1. Mepunyai ukuran tubuh yang lebih besar dan lebih kuat dari tubuh
mangsanya.
2. Mangsa yang di bunuh dan dimakan biasanya hanya untuk memenuhi
kebutuhan makan pada saat itu juga.
3. Pada umumya, Larva atau nimfa serangga predator selalu hidup sebagai
predator, sedangkan stadium dewasa mungkin bukan sebagai predator.
4. Predator tidak selalu harus hidup pada habitat yang sama dengan
mangsanya, dengan demikian predator dapat hidup diluar sawah/lahan
pertamanan.

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 5


5. Biasanya predator mempunyai daur hidup yang lebih lama dari pada
mangsanya (Dinas Pertanian dan Kehutanan prov. Jakarta, 2008)

Gambar 2.1 : Beberapa modifikasi alat mulut serangga


(A) Mandibula untuk pemakan tumbuhan; (B) Mandibula untuk karnivora; (C) Mandibula Scavenger
(pemakan bangkai) dimodifikasi dengan adanya filter makanan dari air; In, Incisor; Mo, Mola; (Sumber :
Suhara, Slide Perkuliahan Entomologi)

B. Kumbang (Ordo Coleoptera)

Gambar 2.2 : Berbagai jenis kumbang


(Sumber : http://abank-udha123.tripod.com/coleoptera.htm)

1. Ciri-ciri umum
Ordo coleoptera merupakan ordo terbesar dari kelas Insecta yang
ditemukan pada berbagai habitat. Hal ini dikarenakan Coleoptera merupakan
insecta yang mempunyai adaptasi yang tinggi pada habitat subcortical (di bawah

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 6


kulit kayu pepohonan) serta fungi. Ordo Coleoptera ini mempunyai labih dari 400
ribu species yang sudah teridentifikasi.
Kata Coleoptera (bahasa Latin) berasal dari kata coleos (perisai), dan
pteron (sayap), sehingga bisa diartika serangga yang memiliki sayap berupa
perisai (pelindung). Coleoptera memiliki dua pasang sayap yakni sepasang sayap
yang termodifikas yaitu elytra dan sepasang sayap yang berupa selaput (Naura,
2009).
Sayap depan (elytra) merupakan modifikasi sayap luar yang bentuknya
halus dan keras karena tersusun atas zat tanduk dan berfungsi sebagai sayap
pelindung. Sedangkan sayap belakang berupa selaput tipis, dan biasanya lebih
panjang dari sayap depan, dan bila dalam keadaan istirahat sayap ini akan terlipat
dibawah elytra.

Gambar 2.3 : Morfologi umum Coleoptera Gambar 2.4 : Kumbang Saat Akan Terbang
(http://en.wikipedia.org) (http://en.wikipedia.org)

Tipe mulut Coleoptera adalah mulut pengunyah dengan mandibula yang


sangat berkembang, tetapi beberapa (familia Curculionidae) memiliki cranium
yang memanjang membentuk moncong, ada pula beberapa dengan mandibula
yang berlekuk/beralur (=blood channel), mirip dengan adaptasi yang terlihat pada

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 7


Neuroptera (sucking-like), dan beberapa dengan maksila yang memanjang
(Meloidae tertentu); yang berfungsi untuk menghisap (Naura, 2009)
Beberapa anggota dari Coleoptera bisa menghasilkan bunyi walaupun
tidak sebaik anggota Orthoptera. Bunyi ini dihasilkan ketika aktivitas makan dan
terbang, dengan cara menggesekkan beberapa bagian tubuh pada subtrat tertentu
dan dibantu oleh alat penghasil suara. Kumbang memiliki mata majemuk (facet)
besar, tanpa mata tunggal (ocellus) (Naura, 2009). Abdomen memiliki 10 ruas dan
pada daerah sternum ruas-ruas tersebut tidak semua terlihat. Pada kumbang
jantan, protoraks dan mandibula kerapkali membesar dan digunakan unuk
berkelahi (Suhara, 2009).

Gambar 2.5 : Anatomi umum Coleptera


(Anonim, 2009)

Bagi herbivora pencernaan dengan midgut sedangkan bagi predator


percernaan terjadi di crop dengan bantuin enzim dari midgut. Sistem saraf di
bentuk oleh ganglion ganglion syaraf Respirasi dengan sistem trakea Sistem
sirkulasi dengan sistem peredaran darah terbuka dengan jantung pembuluh
(http:en.wikipedia.org).

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 8


Gambar 2.6 : Siklus hidup umum Coleptera
(Anonim, 2009)
Kumbang mengalami metamorfosis sempurna (telur larva pupa
imago) Menarik pasangan pada musim kawin dengan senyawa kimia feromon
alami yang di hasilkan oleh tubuh mereka. Feromon merupakan turunan dari asam
lemak sintetis dan terkadang bersatu dengan asam amino. Kumbang betina akan
bertelur beberapa lusin setiap musim kawin dan meletakkan telurnya di suatu
substrat (misalnya pada daun atau dibenamkan ke dalam substrat). Telur
kemudian akan menetas menjadi sebentuk ulat kecil yang kita sebut larva (instar)
sampai dua atau tiga kali tergantung species. Larva kemudian menjadi pupa dan
berpuasa sampai beberapa waktu, setelah itu menetas menjadi imago (Naura,
2009).

2. Klasifikasi
Ordo Coleoptera dibagi kedalam beberapa subordo, yaitu:
a. Subordo Adephaga
Serangga dewasa ruas abdomen I yang terlihat terpotong oleh rongga
coxae kaki belakang sehingga bagian tengah nya terpisah oleh bagian bagian
pinggir nya, antara pronotum dan propleura. Tedapat sutura yang jelas. Larva
Compoideiform. Kaki terdiri atas 6 ruas dan biasanya punya 1 pasang kuku.
Biasanya imago dan larva bersifat predator (Otang et al, 2004).

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 9


Gambar 2.3 : Dasar abdomen, pandangan ventral yang menunjukkan perbedaaan antara
Adephaga dan Polyphaga
(A), kumbang harimau (Adephaga); (B), kumbang penyuka jamur (Polyphaga). cx3, koksa belakang; el,
elytron; fm, femur belakang; stn3, metaseternum; su, sutura metasternm transversal; tr3, trochanter
belakang; 1,2, sterna abdomen (Sumber : Borror, Triplehorn, Jonhnson, 1996 dalam Otang et al., 2004 :
60)

1) Familia Carabidae (Ground beetle)


Saat ini diketahui sebagai anggota subordo Adehaga yang paling besar
keanaekaragamannya (30.000 species). Larva biasanya hidup sebagai predator,
dan beberapa adapula yang sangat terspesialisasi. Adapula bersifat fitofag
(memakan tumbuhan) atau bersifat omnivore dan pemakan biji yakni anggota
subfamily Harpalinae (Maddison, 2006 : http://tolweb.org/Carabidae/8895).
Imago bentuk pipih dengan warna logam, mandibula kuat, larva maupun imago
merupakan musuh dari banyak serangga terutama ulat dan kepompongnya.
Antenna biasanya berbentuk filiform, kadang kadang berbentuk moniliform.
Biasanya hidup dalam tanah atau dekat tanah. Mereka biasanya aktif pada
malam hari (nocturnal), pada siang hari mereka bersembunyi di bawah daun, atau
di bawah batu, atau di bawah batang tanaman. Beberapa spesies yang berwarna
terang aktif di siang hari (diurnal). Larva biasanya hidup sebagai predator,
beberapa bersifat fitofag (memakan tumbuhan) atau bersifat omnivore. Beberapa
hewan dewasa dan larva dari familia Carabidae merupakan predator hama yang
penting. Contoh : Calosoma scrutator (Fabricius) (Otang et al, 2004).

2) Familia Cincindelidae
Imago hidup bebas, larvanya hidup dalam tempat perlindungan dimana ia
bisa menangkap mangsa yang lewat. Contoh : Cincindela

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 10


Pada siang hari banyak berterbangan di jalan jalan atau di tempat kering.
Larva Cincindela hidup pada lubang dalam tanah dan siap menangkap mangsa.
Bentuk kepala pipih dan bisa digunakan sebagai penutup liang (Otang et al,
2004).

b. Subordo Polyphaga
Ruas abdomen pertama tidak terpotong oleh rongga coxae. Kaki belakang
antara pronotum dan propleura, tidak terdapat sutura. Larva bermacam macam
tipe. Jenis yang berkaki, memiliki jumlah ruas tidak melebihi 5 ruas, tarsus
berkuku tunggal.
1) Familia Coccinelidae (lady bird beetle)
Imago bentuk nya setengah tempurung dan bentuknya mencolok. Ada
yang hidup dari kutu perisai, kutu daun, campuran dari tepung sari, dari jaringan
tumbuhan. Kumbang kumbang kelompok Coccinelidae berukuran kecil
(panjangnya 0.8 10 mm). kepala tersembunyi, di tutupi dari atas oleh pronotum
yang luas. Kebanyakan kumbang kumbang Familia Coccinelidae, baik yang sudah
dewasa maupun yang masih berbentuk larva keduanya bersifat predator.
Jenis pemakan kutu mempunyai arti penting dalam membasmi hama
secara biologis. Contoh :
1. Scymnus severini : merupakan musuh dari Aspidiotus destructor
2. Cryptolaemus montrouzieri : merupakan musuh dari Subfamilia
Dactylopiinae
3. Rodolia cardinalis : merupakan jenis yang sangat terkenal yang pertama
kali bisa memberantas hama secara biologis di California, USA. Musuh
dari kutu Icerya purchasi (kutu jeruk)
4. Orcus zanthinus : musuh dari kutu tempurung Coccus viridis (hama kopi
dan jeruk)
5. Epilachna sp. : pemakan jaringan daun, berbulu halus banyak merusak
jenis Solanaceae, Solanum torvum. Daun yang di serang seperti teralis,
tengah tulangnya saja, epidermis bagian atas di tinggalkan. Warna tubuh
sawo matang, ada titik hitam (12 16 titik) (Otang et al, 2004)

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 11


2) Familia Elatiridae (Click beetle)
Kurang mempunyai arti ekonomi. Badannya merupakan pegas, sehingga
bisa meloncat dan membalik. Kebanyakan kumbang kumbang ini panjangnya
abntara 12 30 mm. tubuh memanjang , biasanya bersisi sejajar dan membulat
pada ujung ujungnya. Contoh : Hemicrepidius sp. dan Ctenicera noxia.

3) Familia Bupresidae
Pada umumnya berwarna indah, suka sinar matahari, larva merupakan
penggerek batang, cabang atau daun. Larva panjang, bagian torax agak pipih,
dengan ruas ruas agak pipih, tidak punya tungkai. Pada umumnya serangga ini
bukan merupakan hama, sebab serangga nya sekunder (menyerang tanaman yang
sudah lapuk). Contoh : Chrysochroa sp. (teka-teka), Dicerca tenebrosa,
Acmaeodera pulchella, dan Agrilus bilineatus

4) Familia Dermestidae
Hidup dari bahan kering yang berasal dari hewan (kulit yang belum di
samak), daging kering, wool. Larva mempunyai rambut dan biasanya
berkelompok. Banyak yang merupakan serangga gudang (pencari nectar). Contoh
: Dermester ater.

5) Familia Ptinidae
Pada umumnya merupakan penggerek batang yang kering, yang telah tua,
kayu yang telah kering, bamboo, rotan, dan ada juga serangga dari familia ini
yang merupakan serangga gudang. Contoh : Lasioderma cerricorne. Serangga
gudang yang cosmopolit dan fitofag. Di Indonesia sering merusak tembakau yang
di keringkan. Cerutu baerlubang lubang, sering merusak herbarium, ketumbar,
jinten, kunyit.

6) Familia Botrychidae
Hidup pada kayu yang mati atau kayu yang sedang mati, beberapa jenis
dari familia ini merupakan pemakan kayu kering yang berkualitas rendah.

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 12


Contoh : Dinoderos sp. Merusak kayu dan rotan kering. Rhizopertha sp.
Pemakan bahan simpanan (Otang et al, 2004).

7) Familia Meloidae
Mempunyai warna peringatan warning color kuning dan hitam. Ada
juga yang berkamuflase, beberapa jenis ada yang beracun, dan juga larvanya
hidup parasit pada serangga lain (parasitoid). Contoh: Mylabris postulate, larva
hidup pada telur Valanga sp. Sedangkan kumbangnya yang dewasa memakan
Valanga sp.

8) Familia Tenebrionidae
Hidup dalam tanah, pada batang kayu busuk, atau bahan kering. Yang
hidup di tanah makan daun-daun kering yang gugur, atu berupa humus, dan juga
akar tanaman, tanaman yang masih muda, yang hidup pada batang yang busuk
memakan kapang, atau makan kayu yang berjamur. Hidup pada bahan kering
yang kita simpan. Kumbang yang berwarna hitam, biru, berwarna logam. Contoh:
Tribolium castaneum hidup dalam tepung, umumnya terdapat di gudang, sehingga
sering juga disebut hama gudang (Otang et al, 2004).

9) Familia Cerambycidae
Long horn beetle antenanya yang panjang bisa melebihi panjang
tubuhnya. Kumbang tanduk, alasannya antenanya panjang. Larva hidup sebagai
penggerek batang atau cabang tapi pada tanaman yang sudah mati. Larva tidak
bertungkai, bentuk memanjang, kepala kecil, mandibula kecil. Kebanyakan aktif
malam hari. Serangga ini kalau kita pegang mengeluarkan bunyi yang khas
dengan menggunakan kepala sehingga di sebut engket-engket.

10) Familia Chrysomelidae


Terutama merupakn perusak daun-daunan, larva hidup bebas, kumbang
kecil, mempunyai warna mengkilat seperti logam. Daun yang terserang
mempunyai ciri-ciri terdapat lubang kecil, kehitaman pada daun. Sekalipun

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 13


makanannya daun hidupnya dekat tanah dan banyak jenisnya dapat meloncat
dengan baik, disebut juga pinjal tanah. Contoh: Ceratia similis, terdapat pada
daun Cucurbitacea.

11) Famiia Dynastidae


Kumbang nya berukuran besar, mudah di kenal karena pada pronotum dan
pada kepala serangga jantan mempunyai tanduk. Tanduk ini berguna untuk
berkelahi dalam berebut pasangannya. Untuk hidupnya serangga tersebut
memerlukan cairan tanaman. Caranya dia merusak bagian bagian tanaman muda
yang belum terbuka dari jenis Palmae, dan juga pada batang Graminae (Familia
rumput rumputan) yang tebal. Larva tidak merugikan karena hidup pada sampah.
Contoh : Larva hidup pada sampah yang belum busuk. Xylotropes gedeon,
serangga jantan memilik tanduk pada pronotum dan kepala.

12) Familia Rutelidae


Larva hidup dalam tanah yaitu dari bahan yang berasal dari tumbuhan
yang membusuk, juga makan akar atau tumbuhan lainnya. Kumbangnya berwarna
mencolok dan kadang kadang merusak daun daunan.
Contoh : Euchlora viridis (hijau mengkilat) dan pada umumnya terdapat
pada Albizia, Acacia, Erythrina litospera (dadap)

13) Familia Melolonthidae


Merusak berbagai macam tanaman , larvanya memakan akar tanaman.
Contoh : Exopolis hypoleuca, di Jawa dan Sumatera Utara merupakan jenis yang
merusak. Kepala dan pronotum berwarna sawo matang kehitaman sedangkan
elytra nya berwarna sawo matang muda.

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 14


14) Familia Curculionidae
Kumbang moncong (snout beetle) karena kepala nya memanjang berupa
moncong dan alat alat mulutnya terdapat di ujung moncong. Jika di ganggu cepat
menarik tungkainya kemudian jatuh seperti mati. Larva tidak bertungkai, badan
bengkok pendek. Contoh : Calandara oryza, merusak bersak beras dan jagung,
sehingga beras jadi ringan. Cylas formicarius (lanas) (Otang et al, 2004).

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 15


BAB III
METODE PENELITIAN

Seperti yang telah kelompok penulis ungkapkan sebelumnya, penelitian


yang dilakukan adalah penilitian yang bersifat dekriptif, yakni terbatas pada
mendeskripsikan/menggambarkan hasil pengamatan di lapangan sehingga hanya
melibatkan satu variabel. Selain itu, kelompok penulis juga mengkaji beberapa
informasi terkait pokok bahasan dan membandingkannya dengan hasil pengamtan.
Sampel yang kelompok penulis pilih adalah awetan serangga anggota ordo
Coleptera familia Carabidae dan Coccinolidae serta familia lain sebagai
perbandingan yang dikoleksi di laboratorium LIPI dan museum serangga di TMII.
Penelitian ditekankan untuk membandingkan Coleptera predator (familia
Carabidae dan Coccinelidae) dengan Coleptera non-predator dari berbagai aspek
(aspek yang dimaksud bisa dilihat kembali di bab pendahuluan).
Instrumen penelitian berupa lembar observasi, yang pengisiannya
berdasarkan pengamatan langsung dan informasi dari guide, dosen mata kuliah
entomologi dan asisten praktikum yang terlibat. Dikarenakan penelitian yang
dilakukan bersifat deskriptif, maka dalam proses pengembangan instrumennya
maka kelompok penulis melakukan verifikasi melalui berbagai sumber kajian
pustaka untuk mengetahui bahwa informasi yang di dapat ketika observasi cukup
valid.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui observasi
partisipatif (observasi secara langsung). Hal tersebut dikarenakan kelompok
penulis memerlukan bukti berupa foto asli di lapangan yang akan dibandingkan
dengan foto dari internet. Selain itu, pengamatan (observasi) langsung merupakan
dasar dari seluruh metode ilmiah, kerena itu sangat penting untuk dilakukan.
Berikut adalah alat dan bahan serta prosedur pelaksanaan penelitian :
A. Alat dan Bahan
1. Format Observasi
2. Kamera Saku Digital
3. Alat tulis

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 16


B. Prosedur/Cara Kerja
1. Dikunjungi laboratorium serangga LIPI dan museum serangga TMII
2. Disimak pengarahan yang disampaikan dosen, guide dan asisten
praktikum
3. Dilakukan pengamatan terhadap aspek yang perlu diamati
4. Dicatat hasil observasi pada lembar observasi yang telah disediakan
5. Didiskusikan hasil observasi dalam kelompok praktikum
6. Dilakukan verifikasi hasil observasi terhadap kajian teori
7. Dibuat makalah hasil observasi berdasarkan hasil pengamatan

Format Observasi Kelompok V Kelas B Kuliah Lapangan Entomologi


Klasifikasi Adaptasi morfologi :
Classis : Kuku :
Ordo : Mulut :
Family : Kaki :
Genus : Sayap :
Species : Antena :
Nama Lokal
:
Komponen/karaketristik yang dicari : Adaptasi Fisiologi :
Hidup di musim/bulan : Enzim pencernaan : Ada/Tidak

Larva Bersifat Predatif : Ya/Tidak Adaptasi tingkah laku :


Mangsa : Monofag/Poligofag
-
- Ciri khas :
-
Cara memangsa :
Habitat dan Persebaran :

Bagian Tubuh Mangsa yang Dimakan :

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 17


BAB IV
ISI
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan ditampilkan berupa deskripsi dan taksonomi species
yang ditemukan di LIPI dan Museum serangga TMII. Selain itu ditampilkan pula
beberapa species yang tidak penulis temukan di LIPI namun ada di beberapa
sumber referensi yang relevan sebagai tambahan informasi dan penguatan pada
bagian perbandingan morfologi.
Hasil Pengamatan tersebut bisa dilihat di halaman berikutnya :

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 18


1. Hasil Pengamatan Familia Carabidae Predator di LIPI dan TMII

PERBANDINGAN GAMBAR
KLASIFIKASI
Gambar Pengamatan Gambar Internet
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo Coleoptera
Subordo
: Adephaga
Familia : Carabidae
Subfamilia : Harpalinae
Genus : Mormolyce
Species : Mormolyce phyllodes

(Dok. Pribadi : 2011) (http://raeexd.blogspot.com)


DESKRIPSI
Serangga ini juga dikenal sebgai The violin beetle karena tubuh mereka mirip
dengan alat musik biola. Serangga ini memiliki tubuh yang rata karena mereka tinggal
di antara retakan tanah, di bawah kulit dan lapisan antara dari jamur.

Panjangnya sekitar 8-9 cm. Dilihat dari antenna yang juga panjang (tipe
filiform), serangga ini hidup di malam hari (nocturnal). M. phyllodes memiliki tipe
mulut mengigit dengan mandibula (incisor) yang cukup besar. M. phyllodes merupakan
pemakan daging dan memakan larva serangga lain (polygofag), dan bersifat predator
(http://raeexd.blogspot.com)
bahkan ketika fase larva, karena itu fisiologinya dilengkapi enzim pencernaan protease.

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 19


PERBANDINGAN GAMBAR
KLASIFIKASI
Gambar Pengamatan Gambar Internet
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo Coleoptera
Subordo
: Adephaga
Familia : Carabidae
Genus : Chlaenius
Species : Chlaenius femoratus

(Dok. Pribadi) (http://www.galerie-insecte.org)


DESKRIPSI
Nama genus ini berasal dari chlaen, yang berarti menutup-nutupi. Kepala, pronotum, dan elytra memiliki rambut halus (setae),
sehingga disebut setose. Pada tarsomer 1-3 dari jantan terdapat sesuatu yang kenyal yang digunakan dalam perkawinan. Kumbang ini
menarik karena memiliki warna-warna metalik di bagian kepala dan pronotum serta pronotumnya memiliki lekukan khusus.

Genus ini banyak ditemukan di Amerika Utara. Biasanya hidup di daerah lembab dan beberapa semiaquatic. Genus Chlaenius
merupakan serangga predator (polygofag) bahkan ketika fase larva. Kumbang ini memiliki mulut tipe mengigit dengan dua mandibula
yang berukuran cukup besar. Sasarannya larva dan serangga yang lebih kecil, pemakan daging sehingga sistem fisiologinya dilengkapi
protease. Dilihat dari antenanya yang pendek, kumbang ini hidup di siang hari (diurnal). Telur kumbang ini diletakkan di permukaan
daun bagian bawah, morfologi telurnya berbeda-beda setiap spesies. Banyak spesies memiliki satu generasi tiap tahunnya. Hewan
dewasa akan bertelur di musim semi.

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 20


2. Hasil Pengamatan familia Coccinolidae predator di LIPI

PERBANDINGAN GAMBAR
KLASIFIKASI
Gambar Pengamatan Gambar Internet
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo Coleoptera
Subordo
: Polyphaga
Familia : Coccinelidae
Genus : Scymnus
Species : Scymnus severini

(Dok. Pribadi) (http://www.galerie-insecte.org)


DESKRIPSI
Scymnus severini merupakan pemangsa Aspiodotus destructor dan Chrysomphalus ficus
(polygofag), hama pertanian yang menyebabkan Coconut scale (sisik) pada daun dan kulit luar
kelapa. Larva Scymnus severeni sangat rakus menyerang kutu sisik muda dengan cara diisapnya,
sedangkan imago memakan telur kutu sisik.. Masa reproduksi biasanya dimulai dibulan Mei tetapi
seringkali tergantung faktor cuaca dan ketersediaan makanan. Induk biasanya menyimpan telur
didekat habitat mangsa agar menjamin ketersediaan makanan ketika menetas sekitar bulan Juli.
Perkembangan dari telur ke larva 18 hari. Larva mengalami molting sebannyak tiga kali. Hewan
ini memiliki dua bintik jingga panjang (tipe bended) di bagian latero-dorsal.
Aspiodotus destructor (kutu sisik)

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 21


PERBANDINGAN GAMBAR
KLASIFIKASI
Gambar Pengamatan Gambar Internet
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo Coleoptera
Subordo
: Polyphaga
Familia : Coccinelidae
Genus : Rodolia
Species : Rodolia cardinalis

(Dok. Pribadi) (http://www.galerie-insecte.org)


DESKRIPSI
Rodolia cardinalis (Vedalia beetle/Cardinal ladybird) merupakan jenis yang terkenal
yang pertama kali bisa memberantas hama biologis di California, USA pada akhir
abad ke-19. Hewan ini merupakan musuh dari kutu Icerya purchasi (kutu jeruk)
sehingga saat ini diketahui sebagai monofag. Sama seperti anggota familia
Coccinelidae lainnya, Rodolia cardinalis mengalami molting sebanyak tiga kali dan
biasanya bertelur sekitar bulan Mei. Species ini terkadang dideskripsikan sebagai
endemic di Australia.

Icerya purchasi (kutu jeruk)

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 22


3. Perbandingan Morfologi Carabidae Predator dengan Carabidae Non-predator
Carabidae Predator Carbidae Non-predator (Pemakan Biji)
Calosoma scrutator (Schimming, 2005) Harpalus rupifes (http://www.biopix.com)

Mandibula besar dan


lebar dengan incisor
Mandibula yang lebih kecil
Claw/kuku lebih
besar dengan
tajam dan besar
incisor tajam

Claw/kuku
tidak sebesar
Ukuran femur predator
cendrung kecil

Jumlah tarsus
5 (ciri khas Ukuran femur
Carabidae) lebih besar dan
panjang

Jumlah tarsus 5 (ciri


khas Carabidae)

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 23


4. Perbandingan Morfologi Coccinelidae Predator dengan Coccinelidae Non-predator
Coccinelidae Predator Coccinelidae Non-predator (Herbivora)
Adalia punctata (http://www.ladybird-survey.org/ladybirds.aspx) Epilachna sp (http://personal.auna.com)

Bintik/spot
berjumlah tujuh
Bintik/spot
berjumlah dua

Mandibula
Tarsus berukuran
Mandibula berukuran Tarsus
berjumlah pendek
besar dengan incisor berjumlah
dua
yang tajam dua

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 24


B. Pembahasan
Pada kuliah lapangan kali ini, meskipun telah dilakukan observasi langsung,
wawancara terhadap guide dan menganalisis sumber referensi yang relevan, ternyata
tidak sepenuhnya komponen poin pengamatan yang diinginkan bisa didapat. Karena
itu hanya beberapa komponen poin pengamatan saja yang akan kelompok penuis
kemukakan. Berikut adalah komponen poin pengamatan yang dimaksud :

1. Mormolyce phyllodes
a. Species ini mempunyai adaptasi morfologi berupa rahang yang kuat
dengan mandibula (terutama bagian incisor) lebih panjang dan besar.
Selain itu bagian femur dan claw/kuku juga sedikit lebih besar. Tidak ada
adaptasi morfologi pada sayap dan antenna yang berhubungan dengan
perannya sebagai predator. Adaptasi yang demikian dimaksudkan untuk
menyesuaikan diri terbatas pada kondisi habitatnya.
b. Tidak diketahui adanya adaptasi tingkah laku, tetapi terdapat adaptasi
fisiologi berupa enzim protease.
c. Bersifat predator baik larva maupun imagonya.
d. Memangsa lebih dari satu species (polygofag)
e. Mempredasi mangsa dengan cara memakan bagian tubuh diluar sayap
(jika berukuran besar) dan eksoskeleton.
f. Hidup di antara retakan tanah dan jamur. Jika habitat tersebut tidak
diganngu, maka potensi bereproduksi akan besar.
g. Tidak ada informasi mengenai pemanfaatannya dalam PHT

2. Chlaenius femoratus
a. Sama dengan species sebelumnya, species ini ini mempunyai adaptasi
morfologi berupa rahang yang kuat dengan mandibulalebih panjang dan
besar. Selain itu bagian claw/kuku juga sedikit lebih besar. Tidak ada

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 25


adaptasi morfologi pada sayap dan antena yang berhubungan dengan
perannya sebagai predator.
b. Tidak diketahui adanya adaptasi tingkah laku, tetapi terdapat adaptasi
fisiologi berupa enzim protease.
c. Bersifat predator baik larva maupun imagonya.
d. Memangsa lebih dari satu species (polygofag)
e. Mempredasi mangsa yang lebih kecil (umumnya golongan Aphids)
dengan cara memakan bagian tubuh diluar sayap (jika berukuran besar)
dan eksoskeleton.
f. Hidup diantara dedaunan
g. Tidak ada informasi mengenai pemanfaatannya dalam PHT

3. Scymnus severini
a. Memiliki mandibula yang panjang
b. Memiliki enzim protease
c. Bersifat predator baik larva (memakan kutu sisik muda) maupun
imagonya (memakan telur). Imago kutu sisik memiliki eksoskeleton yang
hempir menyelimuti seluruh tubuh, sulit untuk dimakan/dicerna.
d. Polygofag (Aspiodotus destructor dan Chrysomphalus ficus)
e. Memakan cairan/isi tubuh
f. Hidup di dekat habitat inang
g. Sering dimanfaatkan manusia dalam PHT, terutama kareana kelapa
(Cocos nucifera) merupakan komoditi dagang yang menjanjikan.

4. Rodolia cardinalis
a. Memimiliki mandibula panjang
b. Memiliki enzim protease
c. Bersifat redator baik larva maupun imago

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 26


d. Monofag (Icerya purchasii), tidak ditemukan adanya mangsa lain.
e. Memakan bagian tubuh kecuali eksoskeleton dan sayap
f. Hidup di dekat habitat inang
g. Sejak akhir abad ke-19 sering dimanfaatkan dalam PHT terutama di
California AS, Australia dan New Zealand.

Berdasarkan hasil pengamatan morfologi umum familia Carabidae dan


Coccinelidae memiliki ciri serangga predator pada umumnya yakni :
1. Rahang kuat dan mandibula besar serta memiliki kuku lebih besar dan
tajam
2. Memiliki enzim protease bagi kumbang yang memakan bagian daging
(carniora)
3. Ukuran lebih besar daripada mangsanya
4. Beberapa hidup disekitar mangsanya, bahkan induk sengaja bertelur
didekat mangsa agar larva predator tercukupi asupan makanannya.
5. Hanya makan untuk memenuhi kebutuhan makanan pada saat itu juga
(tidak dibuat cadangan makanan di dalam tubuh)
6. Sebagian besar bersifat predator baik larva ataupun imagonya.
7. Umumnya polygofag, tapi ada pula yang monofag atau belum diketahui
mangsanya yang lain.
8. Beberapa memiliki indra yang lebih peka terutama jika mendeteksi
mangsanya.
9. Daur hidup umumnya lebih lama daripada mangsa.

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 27


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, berikut adalah kesimpulan dari
kelompok penulis :
1. Dibandingkan dengan kumpang non-predator kumbang predator (terutama
Carabidae dan Coccinelidae) memiliki mandibula (incisor) yang besar dan
tajam serta rahang yang kuat. Selain itu beberapa diantaranya memiliki
kuku dan femur yang besar.
2. Tidak diketahui adanya adaptasi tingkah laku, tetapi ada adaptasi fisiologi
berupa enzim protease dari mid gut
3. Ada yang bersifat poligofag dan ada pula yang monofag, atau karena
belum diketahui memangsa species lain selain species mangsa utama.
4. Species yang berhasil diidentifikasi seluruhnya bersifat predatif baik larva
ataupun imagonya. Namun pada beberapa species beberapa ada yang tidak
tidak predatif ketika fase imago
5. Keadaan lingkungan yang memungkinkan kelanjutan siklus predator
sangat bervariasi sesuai dengan habitat aslinya (Mormolyce phyllodes
retakan tanah dan Chlaenius femoratus pada dedaunan atau didekat
habitatnya (Scymnus severini dan Rodolia cardinalis)
6. Scymnus severini dan Rodolia cardinalis telah dimanfaatkan potensinya
dalam PHT secara optimal namun tidak ada catatan mengenai
pemanfaatan Mormolyce phyllodes dan Chlaenius femoratus dalam PHT,
sehingga disimpulkan pemanfaatan kedua species tersebut oleh manusia
tergolong kurang.

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 28


DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi Jakarta. 2008. Predator. Tersedia : [Online]
: http://pangkalandata-opt.net/?q=berita&p=isiberita&o=isiberita_lihat&id=3
(06 Maret 2011)
Hamizah, Naura. 2009. Coleoptera. Tersedia : [Online] :
http://naurahhamizah.blogspot.com/2009_10_01_archive.html (18 Mei 2011)
Maddison, David R. 2006. Carabidae Ground Beetles and Tiger Beetles. Tersedia :
[Online] : http://tolweb.org/Carabidae/8895 (18 Mei 2011)
Otang, Hidayat et al,. 2003. Dasar-dasar Entomologi. Bandung : Jurusan Pendidikan
Biologi FPMIPA UPI
Pracaya. 2008. Hama dan Penyakit. Depok : Penebar Swadaya

Ramel, Gordon. Tidak ada tahun. Lady Beetles (Coccinelidae). Tersedia : [Online] :
http://www.earthlife.net/insects/coccinel.html (18 Mei 2011)

Shelton, Antony. Tidak ada tahun. Predator. Tersedia : [Online] :


http://www.biocontrol.entomology.cornell.edu/predators.html (08 Juni 2011).
Suhara. 2009. Ordo Coleptera Familia Carabidae dan Cincindelidae. Tersedia :
[Online] : http://www.scribd.com/doc/45997628/Cole-Opt-Era-Carabidae-
Ppt-Entomologi (27 Mei 2011)
Suhara, 2009. Slide Perkuliahan Entomologi : Ordo Coleoptera. Bandung : (tidak
diterbitkan).

Kelompok V Kelas B 2009 Entomologi 29

Anda mungkin juga menyukai