PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Serangga (insect) merupakan hewan yang dominan di muka bumi bahkan
menurut penelitian jumlahnya jauh lebih besar daripada jumlah manusia.
Dominasi yang demikian disebabkan serangga memiliki kemuampuan adaptasi
yang tinggi serta waktu generasi yang singkat. Anggota classis insecta ini
memiliki bentuk, ukuran dan warna yang beraneka ragam sehingga membuat
banyak orang tertarik untuk mempelajarinya.
Saat ini serangga yang telah berhasil diidentifikasi dan diberi nama hanya
sekitar sejuta ekor serangga. Jika diperkirakan jumlah seluruh makhluk hidup
adalah 10 juta, maka menurut perkiraan Rothschild (Ride, 1978 dalam Otang et
al., 2004) terdapat sekitar 7 juta serangga atau 70% dari seluruh makhluk hidup
yang ada saat ini (Hawksworth, 1991 dalam Otang etal, 2004 : 1). Jadi masih ada
6 juta serangga lagi yang belum diidentifikasi.
70%
B. Rumusan Masalah
Berikut adalah beberapa masalah yang telah dirumuskan kelompok penulis
:
1. Apakah terdapat perbedaan morfologi antara Coccinelidae dan Carabidae
predator dengan Coleoptera non-predator sebagai bentuk adaptasi
morfologi?
C. Tujuan Penelitian
D. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penilitian yang bersifat
deskriptif karena hanya melibatkan satu variabel. Sedangkan teknik pengumpulan
datanya adalah melalui observasi partisipatif dan kajian pustaka, kemudian
membandingkannya dengan landasan teori dari berbagai sumber.
A. Serangga Predator
Serangga predator merupakan serangga yang memakan atau memangsa
serangga lain. Keberadaannya sangat penting terutama bagi manusia sebagai
musuh alami berbagai jenis hama sehingga bisa mengendalikan populasi hama
tersebut tanpa campur tangan manusia. Karena itu pula serangga predator banyak
diteliti dalam upaya pengendalian hayati. Peningkatan populasi inang akan
ditanggapi secara numerik (respond numeric) yaitu dengan meningkatkannya
jumlah predator dan respon fungsional (daya makan per predator) diharapkan
jumlah inang akan berkurang (Otang et al., 2004 : 5-7).
Sebagai predator tentunya serangga tersebut memiliki keunggulan tertentu
dibanding mangsanya. Umumnya serangga predator berukuran lebih besar dari
pada mangsanya, rahang (terutama mandibula) yang lebih besar dan kuat dengan
tipe mulut menggigit atau mengunyah. Serangga predator juga harus bisa
beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan mangsanya serta memiliki respon
fungsional (daya makan per predator) yang baik.
Predator adalah hewan yang memburu dan memakan atau
menghisap cairan tubuh mengsanya untuk keperluan hidupnya. Adapun
peristiwa predator memangsa serangga hama disebut predatisme.
Ciri-ciri predator secara umum sebagai berikut :
1. Mepunyai ukuran tubuh yang lebih besar dan lebih kuat dari tubuh
mangsanya.
2. Mangsa yang di bunuh dan dimakan biasanya hanya untuk memenuhi
kebutuhan makan pada saat itu juga.
3. Pada umumya, Larva atau nimfa serangga predator selalu hidup sebagai
predator, sedangkan stadium dewasa mungkin bukan sebagai predator.
4. Predator tidak selalu harus hidup pada habitat yang sama dengan
mangsanya, dengan demikian predator dapat hidup diluar sawah/lahan
pertamanan.
1. Ciri-ciri umum
Ordo coleoptera merupakan ordo terbesar dari kelas Insecta yang
ditemukan pada berbagai habitat. Hal ini dikarenakan Coleoptera merupakan
insecta yang mempunyai adaptasi yang tinggi pada habitat subcortical (di bawah
Gambar 2.3 : Morfologi umum Coleoptera Gambar 2.4 : Kumbang Saat Akan Terbang
(http://en.wikipedia.org) (http://en.wikipedia.org)
2. Klasifikasi
Ordo Coleoptera dibagi kedalam beberapa subordo, yaitu:
a. Subordo Adephaga
Serangga dewasa ruas abdomen I yang terlihat terpotong oleh rongga
coxae kaki belakang sehingga bagian tengah nya terpisah oleh bagian bagian
pinggir nya, antara pronotum dan propleura. Tedapat sutura yang jelas. Larva
Compoideiform. Kaki terdiri atas 6 ruas dan biasanya punya 1 pasang kuku.
Biasanya imago dan larva bersifat predator (Otang et al, 2004).
2) Familia Cincindelidae
Imago hidup bebas, larvanya hidup dalam tempat perlindungan dimana ia
bisa menangkap mangsa yang lewat. Contoh : Cincindela
b. Subordo Polyphaga
Ruas abdomen pertama tidak terpotong oleh rongga coxae. Kaki belakang
antara pronotum dan propleura, tidak terdapat sutura. Larva bermacam macam
tipe. Jenis yang berkaki, memiliki jumlah ruas tidak melebihi 5 ruas, tarsus
berkuku tunggal.
1) Familia Coccinelidae (lady bird beetle)
Imago bentuk nya setengah tempurung dan bentuknya mencolok. Ada
yang hidup dari kutu perisai, kutu daun, campuran dari tepung sari, dari jaringan
tumbuhan. Kumbang kumbang kelompok Coccinelidae berukuran kecil
(panjangnya 0.8 10 mm). kepala tersembunyi, di tutupi dari atas oleh pronotum
yang luas. Kebanyakan kumbang kumbang Familia Coccinelidae, baik yang sudah
dewasa maupun yang masih berbentuk larva keduanya bersifat predator.
Jenis pemakan kutu mempunyai arti penting dalam membasmi hama
secara biologis. Contoh :
1. Scymnus severini : merupakan musuh dari Aspidiotus destructor
2. Cryptolaemus montrouzieri : merupakan musuh dari Subfamilia
Dactylopiinae
3. Rodolia cardinalis : merupakan jenis yang sangat terkenal yang pertama
kali bisa memberantas hama secara biologis di California, USA. Musuh
dari kutu Icerya purchasi (kutu jeruk)
4. Orcus zanthinus : musuh dari kutu tempurung Coccus viridis (hama kopi
dan jeruk)
5. Epilachna sp. : pemakan jaringan daun, berbulu halus banyak merusak
jenis Solanaceae, Solanum torvum. Daun yang di serang seperti teralis,
tengah tulangnya saja, epidermis bagian atas di tinggalkan. Warna tubuh
sawo matang, ada titik hitam (12 16 titik) (Otang et al, 2004)
3) Familia Bupresidae
Pada umumnya berwarna indah, suka sinar matahari, larva merupakan
penggerek batang, cabang atau daun. Larva panjang, bagian torax agak pipih,
dengan ruas ruas agak pipih, tidak punya tungkai. Pada umumnya serangga ini
bukan merupakan hama, sebab serangga nya sekunder (menyerang tanaman yang
sudah lapuk). Contoh : Chrysochroa sp. (teka-teka), Dicerca tenebrosa,
Acmaeodera pulchella, dan Agrilus bilineatus
4) Familia Dermestidae
Hidup dari bahan kering yang berasal dari hewan (kulit yang belum di
samak), daging kering, wool. Larva mempunyai rambut dan biasanya
berkelompok. Banyak yang merupakan serangga gudang (pencari nectar). Contoh
: Dermester ater.
5) Familia Ptinidae
Pada umumnya merupakan penggerek batang yang kering, yang telah tua,
kayu yang telah kering, bamboo, rotan, dan ada juga serangga dari familia ini
yang merupakan serangga gudang. Contoh : Lasioderma cerricorne. Serangga
gudang yang cosmopolit dan fitofag. Di Indonesia sering merusak tembakau yang
di keringkan. Cerutu baerlubang lubang, sering merusak herbarium, ketumbar,
jinten, kunyit.
6) Familia Botrychidae
Hidup pada kayu yang mati atau kayu yang sedang mati, beberapa jenis
dari familia ini merupakan pemakan kayu kering yang berkualitas rendah.
7) Familia Meloidae
Mempunyai warna peringatan warning color kuning dan hitam. Ada
juga yang berkamuflase, beberapa jenis ada yang beracun, dan juga larvanya
hidup parasit pada serangga lain (parasitoid). Contoh: Mylabris postulate, larva
hidup pada telur Valanga sp. Sedangkan kumbangnya yang dewasa memakan
Valanga sp.
8) Familia Tenebrionidae
Hidup dalam tanah, pada batang kayu busuk, atau bahan kering. Yang
hidup di tanah makan daun-daun kering yang gugur, atu berupa humus, dan juga
akar tanaman, tanaman yang masih muda, yang hidup pada batang yang busuk
memakan kapang, atau makan kayu yang berjamur. Hidup pada bahan kering
yang kita simpan. Kumbang yang berwarna hitam, biru, berwarna logam. Contoh:
Tribolium castaneum hidup dalam tepung, umumnya terdapat di gudang, sehingga
sering juga disebut hama gudang (Otang et al, 2004).
9) Familia Cerambycidae
Long horn beetle antenanya yang panjang bisa melebihi panjang
tubuhnya. Kumbang tanduk, alasannya antenanya panjang. Larva hidup sebagai
penggerek batang atau cabang tapi pada tanaman yang sudah mati. Larva tidak
bertungkai, bentuk memanjang, kepala kecil, mandibula kecil. Kebanyakan aktif
malam hari. Serangga ini kalau kita pegang mengeluarkan bunyi yang khas
dengan menggunakan kepala sehingga di sebut engket-engket.
PERBANDINGAN GAMBAR
KLASIFIKASI
Gambar Pengamatan Gambar Internet
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo Coleoptera
Subordo
: Adephaga
Familia : Carabidae
Subfamilia : Harpalinae
Genus : Mormolyce
Species : Mormolyce phyllodes
Panjangnya sekitar 8-9 cm. Dilihat dari antenna yang juga panjang (tipe
filiform), serangga ini hidup di malam hari (nocturnal). M. phyllodes memiliki tipe
mulut mengigit dengan mandibula (incisor) yang cukup besar. M. phyllodes merupakan
pemakan daging dan memakan larva serangga lain (polygofag), dan bersifat predator
(http://raeexd.blogspot.com)
bahkan ketika fase larva, karena itu fisiologinya dilengkapi enzim pencernaan protease.
Genus ini banyak ditemukan di Amerika Utara. Biasanya hidup di daerah lembab dan beberapa semiaquatic. Genus Chlaenius
merupakan serangga predator (polygofag) bahkan ketika fase larva. Kumbang ini memiliki mulut tipe mengigit dengan dua mandibula
yang berukuran cukup besar. Sasarannya larva dan serangga yang lebih kecil, pemakan daging sehingga sistem fisiologinya dilengkapi
protease. Dilihat dari antenanya yang pendek, kumbang ini hidup di siang hari (diurnal). Telur kumbang ini diletakkan di permukaan
daun bagian bawah, morfologi telurnya berbeda-beda setiap spesies. Banyak spesies memiliki satu generasi tiap tahunnya. Hewan
dewasa akan bertelur di musim semi.
PERBANDINGAN GAMBAR
KLASIFIKASI
Gambar Pengamatan Gambar Internet
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo Coleoptera
Subordo
: Polyphaga
Familia : Coccinelidae
Genus : Scymnus
Species : Scymnus severini
Claw/kuku
tidak sebesar
Ukuran femur predator
cendrung kecil
Jumlah tarsus
5 (ciri khas Ukuran femur
Carabidae) lebih besar dan
panjang
Bintik/spot
berjumlah tujuh
Bintik/spot
berjumlah dua
Mandibula
Tarsus berukuran
Mandibula berukuran Tarsus
berjumlah pendek
besar dengan incisor berjumlah
dua
yang tajam dua
1. Mormolyce phyllodes
a. Species ini mempunyai adaptasi morfologi berupa rahang yang kuat
dengan mandibula (terutama bagian incisor) lebih panjang dan besar.
Selain itu bagian femur dan claw/kuku juga sedikit lebih besar. Tidak ada
adaptasi morfologi pada sayap dan antenna yang berhubungan dengan
perannya sebagai predator. Adaptasi yang demikian dimaksudkan untuk
menyesuaikan diri terbatas pada kondisi habitatnya.
b. Tidak diketahui adanya adaptasi tingkah laku, tetapi terdapat adaptasi
fisiologi berupa enzim protease.
c. Bersifat predator baik larva maupun imagonya.
d. Memangsa lebih dari satu species (polygofag)
e. Mempredasi mangsa dengan cara memakan bagian tubuh diluar sayap
(jika berukuran besar) dan eksoskeleton.
f. Hidup di antara retakan tanah dan jamur. Jika habitat tersebut tidak
diganngu, maka potensi bereproduksi akan besar.
g. Tidak ada informasi mengenai pemanfaatannya dalam PHT
2. Chlaenius femoratus
a. Sama dengan species sebelumnya, species ini ini mempunyai adaptasi
morfologi berupa rahang yang kuat dengan mandibulalebih panjang dan
besar. Selain itu bagian claw/kuku juga sedikit lebih besar. Tidak ada
3. Scymnus severini
a. Memiliki mandibula yang panjang
b. Memiliki enzim protease
c. Bersifat predator baik larva (memakan kutu sisik muda) maupun
imagonya (memakan telur). Imago kutu sisik memiliki eksoskeleton yang
hempir menyelimuti seluruh tubuh, sulit untuk dimakan/dicerna.
d. Polygofag (Aspiodotus destructor dan Chrysomphalus ficus)
e. Memakan cairan/isi tubuh
f. Hidup di dekat habitat inang
g. Sering dimanfaatkan manusia dalam PHT, terutama kareana kelapa
(Cocos nucifera) merupakan komoditi dagang yang menjanjikan.
4. Rodolia cardinalis
a. Memimiliki mandibula panjang
b. Memiliki enzim protease
c. Bersifat redator baik larva maupun imago
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, berikut adalah kesimpulan dari
kelompok penulis :
1. Dibandingkan dengan kumpang non-predator kumbang predator (terutama
Carabidae dan Coccinelidae) memiliki mandibula (incisor) yang besar dan
tajam serta rahang yang kuat. Selain itu beberapa diantaranya memiliki
kuku dan femur yang besar.
2. Tidak diketahui adanya adaptasi tingkah laku, tetapi ada adaptasi fisiologi
berupa enzim protease dari mid gut
3. Ada yang bersifat poligofag dan ada pula yang monofag, atau karena
belum diketahui memangsa species lain selain species mangsa utama.
4. Species yang berhasil diidentifikasi seluruhnya bersifat predatif baik larva
ataupun imagonya. Namun pada beberapa species beberapa ada yang tidak
tidak predatif ketika fase imago
5. Keadaan lingkungan yang memungkinkan kelanjutan siklus predator
sangat bervariasi sesuai dengan habitat aslinya (Mormolyce phyllodes
retakan tanah dan Chlaenius femoratus pada dedaunan atau didekat
habitatnya (Scymnus severini dan Rodolia cardinalis)
6. Scymnus severini dan Rodolia cardinalis telah dimanfaatkan potensinya
dalam PHT secara optimal namun tidak ada catatan mengenai
pemanfaatan Mormolyce phyllodes dan Chlaenius femoratus dalam PHT,
sehingga disimpulkan pemanfaatan kedua species tersebut oleh manusia
tergolong kurang.
Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi Jakarta. 2008. Predator. Tersedia : [Online]
: http://pangkalandata-opt.net/?q=berita&p=isiberita&o=isiberita_lihat&id=3
(06 Maret 2011)
Hamizah, Naura. 2009. Coleoptera. Tersedia : [Online] :
http://naurahhamizah.blogspot.com/2009_10_01_archive.html (18 Mei 2011)
Maddison, David R. 2006. Carabidae Ground Beetles and Tiger Beetles. Tersedia :
[Online] : http://tolweb.org/Carabidae/8895 (18 Mei 2011)
Otang, Hidayat et al,. 2003. Dasar-dasar Entomologi. Bandung : Jurusan Pendidikan
Biologi FPMIPA UPI
Pracaya. 2008. Hama dan Penyakit. Depok : Penebar Swadaya
Ramel, Gordon. Tidak ada tahun. Lady Beetles (Coccinelidae). Tersedia : [Online] :
http://www.earthlife.net/insects/coccinel.html (18 Mei 2011)