Indonesia telah aktif mengkampanyekan penanganan kondisi kekurangan
vitamin A, dengan program suplementasi vitamin A dua kali dalam satu tahun, sejak tahun 1970-an sehingga saat ini permasalahan kekurangan vitamin A sudah tidak menjadi permasalahan kesehatan masyarakat. Hingga saat ini program pemberian suplementasi vitamin A pada kelompok masyarakat yang rentan kekurangan vitamin A masih terus dilakukan. A. DATA CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA TAHUN 2013 Menurut Profil Kesehatan (2013), Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita usia 6-59 bulan di Indonesia tahun 2013 mencapai 83,9%. Capaian ini sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 82,8%. Dengan peningkatan yang tidak terlalu tinggi, maka masih diperlukan upaya untuk meningkatkan cakupan pemberian kapsul vitamin A. Upaya tersebut antara lain melalui peningkatan integrasi pelayanan kesehatan anak, sweeping pada daerah yang cakupannya masih rendah dan kampanye pemberian kapsul vitamin A. Provinsi dengan cakupan pemberian vitamin A tertinggi pada tahun 2013 adalah DI Yogyakarta sebesar 98,88%, diikuti oleh Jawa Tengah sebesar 98,61% dan Bali sebesar 96,79%. Sedangkan cakupan terendah terdapat di Provinsi Papua sebesar 45,92%, diikuti oleh Papua Barat sebesar 50,70% dan Maluku sebesar 62,91%. Cakupan pemberian kapsul vitamin A menurut provinsi ditampilkan pada gambar dibawah ini. Berikut presentase anak umur 6-59 bulan yang menerima kapsul vitamin A selama enam bulan terakhir menurut provinsi, Riskesdas 2013. B. DATA CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA TAHUN 2014 Berdasarkan target program pada tahun 2014 sebesar 90%, maka cakupan pemberian vitamin A secara nasional (85,4%) belum mencapai target namun ada tujuh provinsi telah mencapai target program yaitu DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Aceh, Bengkulu, Jawa Timur. Cakupan pemberian vitamin A pada balita 6-59 bulan tertinggi yaitu DI Yogyakarta sebesar 99,2% dan terendah di Provinsi Papua sebesar 40,5%. Terdapat seperti yang terlihat pada Gambar 5.32 berikut ini (Profil Kesehatan, 2014). C. DATA CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA TAHUN 2015 Pada tahun 2015 cakupan pemberian Vitamin A pada balita 6-59 bulan di Indonesia sebesar 83,5%, sedikit menurun dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 85,4%. Dari 31 provinsi yang melapor, sebelas provinsi di antaranya (35%) telah mencapai cakupan pemberian Vitamin A 90%. Cakupan pemberian Vitamin A pada balita 6-59 bulan tertinggi yaitu DI Yogyakarta sebesar 98,8% dan terendah di Sumatera Utara sebesar 53,2%. Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita (6-59 bulan) menurut provinsi tahun 2015 yaitu sebagai berikut. Sumber: Ditjen Kesehatan Masyarakat, Kemenkes RI, 2016
Menurut sasarannya, cakupan pemberian Vitamin A pada bayi 6-11 bulan
sebesar 75,4% dengan kisaran 16,4% (Sumatera Utara) sampai 99,3% (DI Yogyakarta). Sedangkan pemberian Vitamin A pada anak 12-59 bulan sebesar 84,9% dengan kisaran antara 55,3% (DKI Jakarta) sampai 98,7% (DI Yogyakarta). Besarnya cakupan Vitamin A antara lain disebabkan kondisi geografis dan keterjangkauan akses menuju lokasi posyandu dalam pendistribusian Vitamin A. Provinsi yang memiliki cakupan Vitamin A yang tinggi, cakupan penimbangan balita di posyandu juga tinggi. Begitu pula sebaliknya, provinsi yang memiliki cakupan Vitamin A yang rendah seperti Papua dan Papua Barat disebabkan oleh tingkat partisipasi masyarakat dalam penimbangan balita di posyandu (D/S) juga rendah karena kendala geografis. Pemberian kapsul Vitamin A pada provinsi DKI Jakarta dan Sumatera Utara sangat rendah dikarenakan pencatatan dan pelaporan yang tidak lengkap. Tidak semua kegiatan di wilayah tersebut dilaporkan, termasuk kegiatan sweeping pemberian kapsul Vitamin A oleh tenaga kesehatan. D. DATA CAKUPAN PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A PADA TAHUN 2016 Berdasarkan target program pada tahun 2016 sebesar 90%, maka cakupan pemberian vitamin A secara nasional (90,1%) sudah mencapai target namun ada 12 provinsi belum mencapai target program yaitu Sumatra Utara, DKI Jakarta, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Cakupan pemberian vitamin A pada balita 6-59 bulan tertinggi yaitu DI Yogyakarta sebesar 94,5% dan terendah di Provinsi Papua sebesar 75,3%. Terdapat seperti yang terlihat pada Tabel berikut ini (Profil Kesehatan, 2016). Data cakupan pemberian vitamin A pada balita dari beberapa tahun terakhir dapat kami simpulkan sudah tercapai yaitu sebesar 90,1% pada tahun 2016 dari target yang ditentukan sebesar 90%. Meskipun sudah mencapai target, masih terdapat beberapa wilayah yang belum mencapai target yaitu seperti wilayah Papua. Dengan demikian kegiatan pemberian vitamin A pada balita masih perlu dilanjutkan, karena bukan hanya untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, namun lebih penting lagi, vitamin A meningkatkan kelangsungan hidup, kesehatan dan pertumbuhan anak. Apabila program pemberian vitamin A ini tidak dilanjutkan maka akan memberikan dampak pada balita, diantaranya kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di negara berkembang. Kurang Vitamin A pada anak biasanya terjadi pada anak yang menderita Kurang Energi Protein (KEP) atau gizi buruk sebagai akibat asupan zat gizi sangat kurang,termasuk zat gizi mikro dalam hal ini vitamin A. Anak yang menderita kurang vitamin A mudah sekali terserang infeksi seperti infeksi saluran pernafasan akut, campak, cacar air, diare dan infeksi lain karena daya tahan anak menurun. Namun masalah kekurangan vitamin A dapat juga terjadi pada keluarga dengan penghasilan cukup. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu tentang gizi yang baik. Gangguan penyerapan pada usus juga dapat menyebabkan kekurangan vitamin A.