Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

LINGKUNGAN PENDIDIKAN

MATA KULIAH
PENGANTAR PENDIDIKAN

Dosen Pengampu:
Dra. Nur Iffah, M. Kes

Disusun Oleh :

Abdul Ghofur (166013)


Alfin Rahmad Fatoni (166038)
Anjas Kurnia Shandi (166061)
Nadya Firda Ulfa Hasanah (166042)
Rizka Miraturroisah (16695)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA JOMBANG
Jln.Patimura III No. 20, Sengon, Kec. Jombang Kab. Jombang Jawa Timur
61418 Telp (0321) 861319
TAHUN AJARAN 2016/2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatNyalah akhirnya
makalah ini telah selesai disusun untuk memenuhi tugas Pengantar Pendidikan .
Makalah ini disusun agar mahasiswa atau para pembacanya agar mengetahui dan
memahami terhadap studi Pengantar Pendidikan .
Dalam proses penyusunan makalah ini, penyusun berupaya mengumpulkan informasi
dari berbagai referensi agar dapat merumuskan pokok-pokok bahasan tentang Lingkungan
Pendidikan.
Semoga makalah ini dapat membantu memperluas wawasan mahasiswa ataupun para
pembacanya tentang Lingkungan Pendidikan. Tentu saja makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kami selaku penyusun makalah ini mohon maaf atas segala
kekurangan yang ada, kami selalu menanti saran dan kritik dari dosen pembimbing maupun
pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik lagi kedepannya.

2
DAFTAR ISI

COVER ...........................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................,................3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.3. Tujuan .................................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 5
1. Penegrtian Lingkungan Pendidikan ........................................................................................... 5
1.2 Fungsi Pendidikan.....................................................................................................................6
2. Macam Macam Lingkungan Pendidikan ............................................................................ 6
2.1 Lingkungan Pendidikan Keluarga .............................................................................................6
2.2 Lingkungan Pendidikan Sekolah (Lingkungan Pendidikan Formal) ........................................9
2.3 Lingkungan Masyarakat ( lingkungan Pendidikan Nonformal) .............................................11
3. Hubungan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat ......................................................................13
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 14
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................................... 14
3.2. Saran ..................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada peserta didik guna
menumbuhkan dan mengembangkan jasmani maupun rohani secara optimal untuk mencapai
tingkat kedewasaan. Pendidikan dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu pendidikan formal dan
pendidikan informal. Pendidikan formal yaitu suatu pendidikan yang mengajarkan pengetahuan
umum dan pengetahuan-pengetahuan yang bersifat terprogram, terstruktur dan berlangsung di
persekolahan dalam rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu. Sedangkan
pendidikan informal yaitu pendidikan yang bersifat tidak terprogram, tidak terstruktur dan
berlangsung kapanpun dan dimana pun dalam rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan-
pekerjaan tertentu.
Selanjutnya, berbicara tentang pendidikan yaitu berbicara tentang bagaimana membentuk
karakter manusia bagaimanapun caranya menjadi apa yang diinginkan. Sedangkan karakter akan
terbentuk oleh berbagai faktor yang ada, dan di antaranya adalah lingkungannya. Setiap orang
memiliki karakter yang berbeda, disebabkan oleh karena mereka tumbuh di lingkungan yang
berbeda. Jadi dapat dikaitkan bahwa dominasi lingkungan sangat berpengaruh pada pendidikan
seseorang. Adapun, lingkungan pendidikan dibagi menjadi 3 yaitu lingkungan pendidikan
keluarga, sekolah dan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas muncul beberapa rumusan masalah yaitu :
1. Apa pengertian dari lingkungan pendidikan?
2. Apa saja yang termasuk dalam lingkungan pendidikan dan bagaimana perannya?
3. Bagaimana hubungan keluarga , sekolah, dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan ?

1.2 Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah dapat diketahui tujuan pembahasan materi ini yaitu :
1. Mengetahui pengertian tentang lingkungan pendidikan.
2. Mengetahui tentang pengertian dari lingkungan pendidikan keluarga, sekolah dan
masyarakat
3. Mengetahui peran lingkungan pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
4. Memgetahui hubungan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat sebagai
lingkungan pendidikan.
5. Menambah wawasan tentang pengantar ilmu pendidikan
6. Meningkatkan pemahaman tentang materi pengantar ilmu pendidikan tentang lingkungan
sekolah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Lingkungan Pendidikan
1.1 Pengertan Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia, baik berupa
benda mati, makhluk hidup ataupun peristiwa-peristiwa yang terjadi termasuk kondisi
masyarakat terutama yang dapat memberikan pengaruh kuat kepada individu. Seperti lingkungan
tempat pendidikan berlangsung dan lingkungan tempat anak bergaul. Lingkungan ini kemudian
secara khusus disebut sebagai lembaga pendidikan sesuai dengan jenis dan tanggung jawab yang
secra khusus menjadi bagian dari karakter lembaga tersebut.
Pengertian lembaga pendidikan adalah organisasi atau kelompok manusia yang karena
satu dan hal lain memiliki tanggung atas terlaksananya pendidikan. Badan pendidikan itu
bertugas memberikan pendidikan kepada si terdidik (Marimba, 1980). Secara umum funsi
lembaga-lembaga pendidikan adalah menciptakan situasi ang memungkinkan proses pendidikan
dapat berlangsung sesuai tugas yang di bebankan kepadanya karena situasi lembaga pendidiakn
harus berbeda dengan situasi lembaga lain (Azra, 1998).
Menurut Musbullah (2003), lingkungan pendidikan mencangkup :
1. Tempat (lingkungan fisik), keadaan iklim, keadaan tanah, keadaan alam
2. Kebudayaan (lingkungan budaya) dengan warisan budaya tertentu seperti bahasa, seni,
ekonomi, ilmu pengetahuan, pedagang hidup dan pedagang keagamaan dan
3. Kelompok idup bersama (lingkungan sosila atau masyarakat) keluaga, kelompok
bermain, desa perkumpulan dan lainnya.
Lingkungan serta lembaga pendidikan bersifat positif bilamana memberikan pengaruh
sesuai dengan arah tujuan pendidikan. Lingkungan bersifat negatif bilamana berpengaruh secara
kontradiktif dengan arah dan tujuan pendidikan sebagai contoh mendidik agama dalam
lingkungan masyarakat yang agamis dengan kehidupan masyarakat yang taat menjalankan
agama dengan sarana pribadatan yang lengkap dan memberikan dukungan positif bagi
pendidikan agama. Sebaliknya lingkungan masyaraka yang penuh dengan kejahatan serta
minimnya sarana/prasarana keagamaan menyebabkan anak terpengaruh dengan lingkungannya
dan akan berbuat seperti apa yang ada dalam lingkungannya.
Lingkungan pendidikan memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap peserta didik
.perbedaan pengaruh tersebut tergantung jenis lingkungan pendidikan tempat peserta didik
terlibat didalamnya. Hal ini karena msing-masing jenis lingkungan pendidikan memiliki situasi
sosial yang berbeda-beda. Situasi sosial yang dimaksud meliputi faktor perencanaan, sarana dan
sistem pendidikan pada masing-masing jenis lingkungan. Intensitas pengaruh lingkungan
terhadap peserta didik tergantung sejauh mana lingkungan mampu memahami dan memberikan
fasilitas terhadap kebutuhan pendidikan peserta didik.

5
1.2 Fungsi Pendidikan
Fungsi pertama lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam
berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya baik lingkungan fisik, sosil dan budaya
terutama berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia agar dapat dicapai tujuan pendidikan
secara optimal. Penataan lingkungan pendidikan ini terutama dimaksudkan agar proses
pendidikan dapat berkembang efesiaen dan efektif.
Perkembangan manusia dari interaksinya dengan lingkungan sekitar akan berjalan secara
alamiah, tetapi perkembangan tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan atau
bahkan menyimpang darinya. Oleh karena itu diperlukan usaha sadar untuk mengatur dan
mengendalikan lingkungansedemikian rupa agar mempunyai orentasi pada tujuan-tujuan
pendidikan.
Fungsi kedua lingkungan pendidikan adalah mengajarkan tingkah laku umum dan untuk
menyeleksi serta mempersiapkan peranan-peranan tertentu dalam masyarakat. Hal ini karena
masyarakat akan berfungsi dengan baik jika setiap individu belajar berbagai hal, baik pola
tingkah laku umum maupun peranan yang berbeda-beda.
Dalam menjalankan kedua fungsinya, lingkungan pendidikan haruslah digambarkan sebagai
kesatuan yang utuh di antara berbagai ragam bentuknya. Untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan secara menyeluruh masing-masing lingkungan mempunyai andil dalam mencapainya
(Tirtahardjha,2004).
2. Macam Macam Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah tempat seseorang memperoleh pendidikan secara langsung
atau tidak langsung. Oleh karena itu, lingkungan pendidikan ada yang bersifat sosial dan
material. Lingkungan pendidikan secara garis besarnya oleh Ki Hajar Dewantoro dibagi menjadi
tiga yang disebut dengan Tri Pusat Pendidikan, yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat, hal itu
sejalan yang dinyatakan oleh Langeveld bahwa yang bertanggung jawab dalam pendidikan
adalah keluarga,sekolah dan masyarakat (Tirtahardjha,2004).
2.1 Lingkungan Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi manusia
karena manusia pertama kalinya memperoleh pendidikan di lingkungan ini sebelum mengenal
lingkungan pendidikan yang lainnya. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak
lahir bahkan sejak dalam kandungan. Pendidikan keluarga disebut sebagai pendidikan utama
karena di dalam lingkungan ini segenap potensi yang dimiliki manusia terbentuk dan sebagian
dikembangkan. Pendidikan keluarga dapat dibedakan menjadi 2 yaitu pendidikan prenatal
(pendidikan dalam kandungan) dan pendidikan postnatal (pendidikan setelah lahir).
Pendidikan prenatal ( pendidikan dalam kandungan) diyakini merupakan pendidikan
untuk pembentukan potensi yang akan dikembangkan dalam proses pendidikan selanjutnya.
Wujud praktek pendidikan prenatal cenderung dipengaruhi oleh praktik praktik budaya seperti
doa untuk si janin, mitoni, neloni, sirikan, dll. Sedangkan, pendidikan postnatal ( pendidikan

6
setelah lahir) yaitu pendidikan yang diberikan kepada si anak setelah lahir dengan hal hal yang
akan bermanfaat dan berguna dalam hidupnya. Wujud praktek pendidikan postnatal yaitu
cenderung pada pendidikan karakter dan perilaku dari individu tersebut.
Dasar tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan anaknya yang pertama meliputi
motivasi cinta kasih yang menjiwai hubungan orangtua dengan anak. Cinta kasih ini akan
mendorong sikap dan tindakan untuk menerima tanggung jawab dan mengabdikan hidupnya
untuk sang anak. Yang kedua yaitu motivasi kewajiban moral orang tua terhadap anak.
Tanggung jawab moral ini meliputi nilai nilai religious spiritual untuk memelihara martabat
dan kehormatan keluarga. Serta tanggung jawab sosial sebagai bagian dari keluarga yang pada
gilirannya juga akan menjadi bagian dari masyarakat.
Fungsi Keluarga
Keluarga berfungsi untuk membekali setiap anggota keluarganya agar dapat hidup sesuai
dengan tuntutan nilai-nilai agama, pribadi, dan lingkungan. Demi perkembangan dan pendidikan
anak, keluarga harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik dan seimbang. M.I Soelaeman
(1994) mengemukakan beberapa fungsi kelurga yaitu :
a. Fungsi Edukasi
keluarga sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi anak-anaknya agar menjadi
manusia yang sehat, tangguh, maju dan mandiri sesuai dengan tuntunan perkembangan waktu.
b. Fungsi Sosialisasi
Keluarga mempersiapkan anak sebagai anggota masyarakat yang baik dan berguna
kehidupan di masyarakatnya.
c. Fungsi Proteksi
keluarga sebagai tempat memperoleh rasa aman, nyaman, damai dan tenteram bagi seluruh
anggota keluarga.
d. Fungsi Afeksi
keluarga sebagai tempat untuk menumbuhkembangkan rasa cinta dan kasih sayang antara
sesama anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
e. Fungsi Religius
keluarga berkewajiban memperkenalkan dan mengajak anak kepada kehidupan beragama
dengan menciptakan iklim keluarga yang religius sehingga dapat dihayati oleh keluarganya
f. Fungsi Ekonomi
meliputi pencarian nafkah, perencanaan, serta pemanfaatan dan pembelajarannya.
g. Fungsi Rekreasi
keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan, cerah, ceria, hangat dan
penuh semangat.
h. Fungsi Biologis
keluarga sebagai wahana menyalurkan reproduksi sehat bagi semua anggota keluarganya.

7
Peranan Anggota Keluarga dalam Pendidikan Anak.
Setiap anggota keluarga keluarga memiliki peranan tertentu sesuai dengan
kedudukannya. Mengenai peranan anggota-anggota keluarga dalam pendidikan anak dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Peranan Ibu
Ibu memegang peranan penting dalam mendidik anak-anaknya. Sejak dilahirkan ibulah
yang selalu disampingnya, memberi makan, minum mengganti pakaian dan sebagainya. Oleh
karena itu kebanyakan anaka lebih cinta kepada ibunya dari pada anggota keluarga lainnya. Ibu
dalam keluarga merupakan orang pertama kali berinteraksi dengan anaknya, ia merupakan orang
pertama kali dikenal anaknya. Dari seorang ibu diharapkan ia mengahdapi anaknya dengan
penuh kasih sayang, sehingga dikatakan bahwa ibu berperan sebagai lambang kasih sayang.
Ngalim Purwanto (2004:82) mengatakan bahwa sesuai dengan fungsi serta tanggung
jawabnya sebagai anggota keluarga, dapat dijelaskan bahwa peranan ibu dalam pendidikan anak-
anaknya adalah sebagai berikut : 1) Sumber dan pemberi rasa kasih sayang, 2). Pengasuh dan
pemelihara. 3). Tempat mencurahkan isi hati, 4). Pengatur dalam kehidupan berumah tangga, 5).
Pembimbing hubungan pribadi, dan 6). Pendidik dalam segi-segi emosional.
b. Peranan Ayah
Di samping ibu, ayah pun mempunyai peranan yang tidak kalah pentinya terhadap
pembentukan keperbadian anak. Anak memendang ayahnya sebagai orang yang gagah, paling
berani, paling perkasa. Kegiatan yang dilakukan ayah dalam pekerjaan sahari-hari sangat
berpangaruh besar kepada anak-anaknya.
Menurut ngalim purwanto (2004 : 83) peranan ayah dalam pendidikan anak-anaknya
adalah sebagai berikut : 1). Sumber kukuasaan dalam keluarga, 2). Penghubung intern antara
keluarga dengan masyarakan atau dunia luar, 3). Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota
keluarga, 4). Pelindung terhadap ancaman dari luar, 5). Hakim atau yang mengadili jika terjadi
perselisihan, dan 6). Pendidik dalam segi-segi rasional.
Jadi seorang ayah hendaknya memiliki kesadaran bahwa ia turut bertanggung jawab
dalam penjagaan, perawatan, dan pemeliharaan serta pendidikan anak-anaknya itu bersama
dengan seorang ibu.
Karakteristik Lingkungan Pendidikan Informal (Keluarga)
Lingkunagn pendidikan keluarga tergolong jalur pendidikan informal, adapun
karakteristinya antara lain (a). Tujuan pendidikannya lebih menekankan pada pengembangan
karakter. (b). Peserta didiknya bersifat heterogen. (c). Isi pendidikannya tidak terprogram secara
formal/ tidak ada kurikulum tertulis. (d). Tidak berjenjang. (e). Waktu pendidikannya tidak
terjadwal secara ketat, relatif lama. (f). Cara pelaksanaan pendidikan bersifat wajar (g). Evalusai
pendidikan tidak sistematis dan insidental.(h).Credential tidak ada dan tidak penting.

8
2.2 Lingkungan Pendidikan Sekolah (Lingkungan Pendidikan Formal)
Sekolah memegang peranan penting dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali
pada jiwa anak. Karena itu disamping keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolahpun
mempunyai fungsi sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan kepribadian anak. Karena
sekolah tersebut sengaja disedikan khusus untuk pendidikan yang sekaligus berfungsi
melanjutkan pendidikan keluarga dengan guru sebagai ganti orang tua yang harus ditaati.
Pendidikan disekolah, biasanya disebut sebagai pendidikan formal karena ia adalah
pendidikan yang mempunyai dasar , tujuan,isi, metode, alat-alatnya disusun secara eksplisit,
sistematis dan distandarisasikan (Azra,1998).
Penjabaran fungsi sekolah memberikan pendidikan formal, terlihat pada institusional,
yaitu tujuan kelembagaan pada masing-masing jenis dan tingkatan sekolah. Di Indonesia
lembaga pendidikan formal pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah
mengengah atas yang terdiri dari sekolah menengah umum dan kejuruan, serta perguruan tinggi
dengan aneka ragam bidangnya. Tujuan institusional untuk masing-masing tingkat atau jenis
pendidikan, pencapaiannya ditopang oleh tujuan-tujuan kurikuler dan tujuan instruksional.
Sekolah hendaknya memberikan pendidikan keagamaan, akhlak sesuai dengan ajaran-
ajaran agama. Pendidikan agama yang diajarkan jangan bertentangan dengan pendidikan agama
yang telah diberikan keluarga. Karena si anak akan mengahadapi pertentangan-pertentangan
nilai-nilai, sehingga mereka akan bingung dan kehilangan kepercayaan.
Sekolah, yaitu pendidikan skunder yang mendidik anak mulai dari usia masuk sekolah
sampai keluar sekolah dengan pendidiknya (guru) yang mempunyai kompotensi yang
profesional, personal, sosial dan pedagogis. Mengacu pada Sistem sekolah sebagai pendidikan
formal dirancang sedemikian rupa agar lebih efektif dan lebih efesien, yaitu bersifat klasikal dan
berjenjang. Sistem klasikal memungkinkan beberapa sejumlah anak belajar bersama dan dipinpin
oleh seorang atau beberapa guru sebagai fasilitator. Sebagi konsekuensinya mereka menerima
materi yang sama. Untuk itu, pada suatu kelas biasa murid-muridnya mempunyai kemampuan
yang relatif sama dari kelompok umur yang hampir sama pula.
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Sekolah
Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional pembelajaran
disekolah hendaknya memiliki fungsi dan tujuan yang mengacuh pada pendidikan nasional.
Sekolah hendaknya berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
bertujuan berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sekolah sebagai lembaga sosial melaksanakan fungsi sosial sebagai sebagai mana lembaga-
lembaga pendidikan lainnya. Soleh Seogiyanto (Bambang Robandi, 2007) mengemukakan
fungsi-fungsi sekolah sebgai berikut :

9
1. Sekolah berfusi sebgai lembaga sosialisasi, membantu anak-anak mempeajari cara-cara
hidup di tempat mereka dilahirkan.
2. Untuk menstramisi dan mentrasformasi kebudayaan, dan
3. Menyeleksi murid untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Di samping itu sekolah sebgai satuan pendidikan bertujuan sesuai masing-masing tujuan
untuk pendidikan. Selain itu sekolah hendaknya berperan sebagai masyarakat belajar, yaitu
masyarakat yang memiliki tata kehidupan yang mengatur hubungan antara guru dan
lingkungannya yang membelajarkan guru untuk mencapai tujuan pendidikan dakam suasana
mengairahkan.
Guru : Pendidik di Sekolah
Dalam lingkungan keluarga ayah dan ibu merupakan pendidik, sedangkan disekolah
disebut guru. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan anak didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Guru sebgai pengganti orang tua di sekolah harus
memberikan kemudahan dalam pembelajaran bagi semua anak didik. Agar mampu
mengembangkan segala kemapuan dan potensi yang dimiliki anak.
Tugas Guru
Tugas utama guru menurut Undang-Undang Guru dan Dosen adalah mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi anak didik. Kalau dijadikan kata
benda Guru adlah sebagai pendidik, Pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih dan penilai.
Karakteristik Sekolah
Lingkungan pendidikan Sekolah tergolong jalur pendidikan formal, adapun
karakteristiknya, antara lain : (a) secara faktual tujuan pendidikan lebih menekankan pada
pengembangan intelektual. (b) peserta didiknya bersifat heterogen. (c) isi pendidikannya
terprogram secara formal/kurikulumnya tertulis.(d) terstruktur berjenjang dan bersinambungan.
(e) waktu pendidikan terjadwal secara ketat, relatif lama. (f) cara pelaksanaan ppendidikan
bersifar formal dan artificial. (g) evaluasi pendidikan dilaksanakan secara sistematis. (h)
credential ada dan penting. Lingkungan Pendidikan Masyarakat
Selanjutnya, manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya
memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan dirinya. Dengan kata
lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar
yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya. Ada 5 pranata sosial
(social institutions) yang terdapat di dalam lingkungan social atau masyarakat yaitu :
1. Pranata pendidikan bertugas dalam upaya sosialisasi
2. Pranata ekonomi bertugas mengatur upaya pemenuhan Kemakmuran
3. Pranata politik bertugas menciptakan integritas dan stabilitas masyarakat
4. Pranata teknologi bertugas menciptakan teknik untuk mempermudah manusia
5. Pranata moral dan etika bertugas mengurusi nilai dan penyikapan dalam
pergaulan masyarakat

10
Akhir akhir ini sekolah dinilai terjadi kesenjangan dengan masyarakatnya. Sekolah
dianggap cenderung arogan terhadap masyarakatnya sedangkan masyarakat kurang peduli
terhadap sekolah. Dalam banyak hal sekolah dinilai telah tertinggal dari masyarakatnya dan kini
banyak sekolah yang belajar dari masyarakat. Hal ini karena berbagai inovasi seperti dalam hal
teknologi terlebih dahulu terjadi di masyarakat daripada sekolah. Dan hal ini tentu sangat wajar
karena sekolah hanya salah satu pranata yang ada dalam masyarakat diantara empat pranata
yang lain. Selain itu, masyarakatlah yang memiliki berbagai sumber daya yang memungkinkan
untuk mengembangkan berbagai inovasi.
2.3 Lingkungan Masyarakat ( lingkungan Pendidikan Nonformal)
Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa pendidikan berlangsung dalam tiga lingkungan,
yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Masyarakat mencakup sekelompok orang yang
berinteraksi antar sesamanya, saling ketergantungan dan terikat oleh nilai dan norma yang
dipatuhi bersama. Masyarakat sebagai kesatuan hidup memiliki ciri seperti yang dikemukakan
oleh Tirtarahadja dan La Sulo (2000), yaitu antara lain :
a. Ada interaksi warga-warganya
b. Pola tingkah laku warganya di atur oleh adat istiadat, norma-norma hukum dan aturan-
aturan yang berlaku.
c. Ada rasa Idensitas yang kuat yang mengikat pada warganya. Kesatuan wilayah,
kesatuan adat istiadat, rasa identitas, dan rasa loyalitas terhadap kelompoknya
merupakan pangkal dari perasaan bangsa sebagai patriotisme, jiwa korps, dan
kesetiakawanan dan lain-lain.
Selanjurnya kaitan masyarakat dengan pendidikan menurut Tirtarahadja dan La Sulo
(2000), dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu :
a. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dikembangkan maupun yang
tidak dikembangkan.
b. Lembaga-lembaga kemasyarakatan baik langsung maupun tidak langsung, ikut mempunyai
peran dan fungsi pendidikan.
c. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang
dimanfaatkan. Perlu pula diingat bahwa manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan
selalu memperoleh manfaat dan pengalaman hidupnya untuk meningkatkan dirinya. Dengan
kata lain manusia berusaha mendidik dirinya sendiri dengan memanfaatkan sumber-sumber
belajar yang tersedia di masyarakatnya dalam bekerja, bergaul dan sebagainya.
Di lingkungan masyarakat, setiap orang akan memperoleh pengalaman tentang berbagai
hal, misalnya tentang lingkungan alam, tentang hubungan sosial, politik kebudayaan dan
sebagainya. Di dalam lingkungan masyarakat setiap orang akan memperoleh pengaruh yang
sifatnya mendidik dari oarng-orang yang ada disekitarnya, baik dari teman sebaya maupun oarng
dewasa melalui interaksi sosial secara langsung atau tatap muka. Pengaruh pendidikan tersebut
dapat pula diperoleh melaui interaksi sosial secara tidak langsung.

11
Bentuk Lingkungan Pendidikan Nasional
Masyarakat sebagai lingkunagn pendidikan nonformal sebagai lingkungan pendidikan di
luar keluarga dan diluar sekolah. Pendidikan nonformal dapat terselengara secara terstruktur dan
berjenjang. Contoh penyelenggaran pendidikan di dalam lingkungan pendidikan nonformal yang
terstruktur dan berjenjang antara lain Kelompok Belajar Paket A, Paket B, Kursus Komputer dan
bahasa inggris di lembaga kursus tertentu juga ada yang terstruktur dan berjenjang dan lain-lain.
Adapun contoh penyelenggaraan pendidikan yang tidak terstruktur dan tidak berjenjang adalh
ceramah agama yang titangkan di televisi, penyampaian informasi melalui koran
Tanggung Jawab dan Fungsi Pendidikan Nonformal
Pendidikan nonformal selain menjadi tanggung jawab pemerintah, juga menjadi tanggung
jawab bersama para orang dewasa (masyarakat) yang ada di lingkungan masyarakat yang
bersangkutan. Pendidikan dalam lingkungan masyarakat dapat berfungsi sebagai pengganti,
pelengkap, penambah, dan mungkin juga pengembangan pendidikan di lingkungan keluarga dan
sekolah
Kebudayaan sebagai Bagian dari pendidikan.
Di masyarakat ada kebudayaan, sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi
dan karya akan selalu terkait dengan pendidikan, utamnya belajar. Kebudayaan adalah hasil cipta
dan karya manusia berupa norma-norma, nilai-nilai kepercayaan, tingkah laku dan tekhnologi
yang dipelajari dan dimiliki semua anggota masyarakat tertentu.
Menurut Taylor ( Made Pidarta, tanpa tahun) kebudayaan adlah totalitas yang kompleks
yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh orang sebgai masyarakat. Sedangkan
menurut Kuncaraningrat ( Tirtarahadja dan La Sulo,2000). Kebudayaan dalam arti luas dapat
berwujud:
a. Ideal seperti ide, gagasan, nilai dan sebgainya.
b. Kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
c. Fisik yakni hasil benda manusia.
Kebudayaan dengan wujud ideal merupakan hasil-hasil karya manusia termasuk ilmu
pengetahuan dan teknologi, UUD 1945 di mana didalamnya tercantum dasar negara pancasila.
Jadi pancasila merupakan hasil karya bangsa Indonesia memiliki nilai kehidupan yang tinggi
bagi bangsa Indonesia, sehingga diakui dan dijadikan dasar dan pedoman dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Mayarakat Kebudayaan, dan Pendidikan
Antara kebudayaan, masyarakat dan pendidikan tidak dapat dipisahkan, dimana
kebudayaan dan pendidikan merupakan bagian dari masyarakat. Pendidikan merupakan usaha
manusia untuk memanusiakan dirinya, yaitu manusia yang berbudaya. Kebudayaan itu sendiri
dibentuk, dilestarikan, atau dikembangkan melalui pendidikan.

12
Karakterisrik Lingkungan Pendidikan Nonformal
Lingkungan pendidikan masyarakat seperti kursus, kelompok belajar, majelis taklim,
bimbingan tes, tergolong jalur pendidikan nonformal adapun karakteristiknya antara lain : (a)
secara faktual tujuan pendidikannya lebih menekankan pada penegmbangan keterampilan praktis
(b) peserta didiknya bersifat heterogen (c) isi pendidikannya ada yang terprogram secara tertulis
(d) dapat terstruktur berjenjang dan berkesinambungan (e) waktu pendidikan terjadwal secara
ketat atau tidak terjadwal, lama pendidikannya relatif singkat (f) cara pelaksanaan pendidikan
mungkin bersifat artificial mungkin pula bersifat wajar,(g) evaluasi pendidikan mungkin
dilaksanakan secara sistematis dapat pula tidak sistematis. (h) credential mungkin ada dan
mungkin pula tidak ada.
3. Hubungan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat
Pada masyarakat tradisional pendidikan cukup dilaksanakan dilingkungan keluarga dan
masyarakat saja. Akan tetapi dalam masyarakat modern, keluarga tidak dapat lagi memenuhi
kebutuhan dan aspirasi pendidikan bagi anak-anaknya, baik menyangkut pengetahuan, sikap
maupun keterampilan untuk melaksanakan perannya dalam masyarakat. Dengan demikian,
sekolah dan masyarakat berfungsi untuk melengkapi pendidikan yang tidak bisa diberikan
keluarga. Namun demikian, tidak berarti bahwa keluarga dapat melepaskan tanggung jawab
pendidikan bagi anak-anaknya. Keluarga diharapkan bekerja sama dan mendukung kegiatan
pendidikan di sekolah dan masyarakat.
Peserta didik di sekolah berasal dari berbagai keluarga dengan latar belakang sosial
budayanya masing-masing. Sekolah mendapat mandat tugas dan tanggung jawab pendidikan
oleh para orang tua dan masyarakat. Sebab itu, pendidikan disekolah tidak boleh berjalan sendiri
tanpa memperhatikan aspirasi keluarga dan masyarakat. Dalam melaksanakan pendidikannya,
sekolah perlu bekerja sama dengan para orang tua peserta didik dan dan berperannya Komite
Sekolah.
Dewasa ini, sekalipun sekolah adalah, tetapi sekolah tidak mampu memberikan
keseluruhan kebutuhan pendidikan bagi peserta didiknya, juga belum (tidak) mampu
menampung seluruh anak usia sekolah. Karena itu, pendidikan disekolah perlu dilengkapi,
ditambah dan dikembangkan melalui pendidkan di dalam lingkungan masyarakat. Bahkan dalam
konteks wajib belajar sembilan tahun, pendidikan di dalam masyarakat seperti kejar paket A dan
kejar paket B merupakan penggati pendidikan SD dan SMP.
Pengaruh Keluarga Terhadap Sekolah dan Masyarakat
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat mendapat peranan sangat
penting karena membentuk kepribadian dan watak anggota keluarganya. Sedangkan masyarakat
terdiri dari keluarga-keluarga. Dari satuan terkecil itu terbentuklah gagasan untuk terus
mewariskan standar watak dan kepribadian yang baik yang diakui oleh semua golongan
masayarakat salah satu institusi yang mewarisakan kepribadian dan watak kepada masayarakat
adalah sekolah.

13
Sekolah tidak akan terus berdiri jika tidak di dukung oleh masyarakat, maka dari itu
kedua sistem sosial ini saling mendukung dan melengkapi. Jika di sekolah dapat terbentuk
perubahan sosial yang baik berdasarkan nilai atau kaidah yang berlaku, maka masyarakat pun
akan mengalami perubahan sosial.
Sebagai salah satu wujud sekolah sebagai bagian dari masyarakat maka terbentuklah
sekolah masyarakat (community school). Sekolah ini bersifat life centered. Yang menjadi pokok
pelajaran adalah kebutuhan manusia, masalah-masalah dan proses-proses sosial dengan tujuan
untuk memperbaiki kehidupan dalam masyarakat. Masyarakat dipandang sebagai laboratorium
dimana anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam usaha-usaha masyarakat yang
mengandung unsur pendidikan.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Simpulan yang dapat ditarik dari pembahasan makalah tersebut bahwasannya hubungan
antara keluarga, sekolah dan masyarakat saling .berkesinambungan,sama-sama media sosialisasi.
Keluarga merupakan media utama sedangkan sekolah adalah pembimbing menuju sosialisasi
yang lebih tinggi. Setelah di didik dari lingkup keluarga, bimbingan dari sekolah juga perlu
sekaligus menambah luas lingkup pergaulan anak. Keluarga adalah media sosialisasi primer,
sedang sekolah adalah media sosialisasi sekunder. jadi sekolah adalah merupakan kelanjutan dari
sosialisasi yang dilakukan di dalam keluarga. Dalam masyarakat yang lebih maju maka
pendidikan di dalam keluarga tidak cukup, oleh karena itu orang tua menyerahkan pendidikan
pada lembaga pendidikan formal yang disebut sekolah. Dalam sekolah anak diberi berbagai
pengetahuan baik pengetahuan yang berkaitan untuk pengembangan pribadi, pengetahuan untuk
bekal hidup dalam masyarakat, dan pengetahuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi lebih lanjut. Pendidikan di sekolah dilaksanakan secara bertingkat-tingkat, pada
dasarnya dibedakan pendidik dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Anak yang
telah selesai pada tingkat pendidikan tertentu yang memerlukan keterampilan tertentu dapat
masuk pada pendidikan nonformal dalam lembaga pendidikan masyarakat. Setelah mendapatkan
tambahan keterampilan maka ia terjun kedunia kerja dalam masyarakat. Akan tetapi ada juga
yang setelah selesai pendidikan pada tingkat pendidikan tertentu langsung memasuki dunia kerja
dalam masyarakat. Masyarakat sebagai pemakai hasil tiga pendidikan itu akan memberi balikan
bagi masing-masing penyelenggara pendidikan dalam ketiga lingkungan pendidikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abd.Kadir,dkk.2012. Dasar-DasarPendidikan.Jakarta. KencanaPrenada Media Grup.


Din Wahyudin,dkk.2007. PengantarPendidikan. Jakarta. Universitas Terbuka
Drs.UyohSadulloh. M.Pd,dkk. 2013.Pedagogik (IlmuMendidik). Bandung. Alfabeta

16

Anda mungkin juga menyukai