Anda di halaman 1dari 6

LBM 3

STEP 1

Intrauterin : kehamilan secara umum dalam uterus

STEP 2

1. Mengapa pasien mengeluh , pusing , padangan kabur, nyeri ulu hati, dan bengkak pada kedua
kaki?
2. Mengapa didapatkan proteinuria, tekanan darah meningkat pada penderita ?
3. Mengapa dokter memberikan terpi MgSO4, Ca Glukonas ?
4. Mengapa dokter memoitoring tanda kejang, TTV , dan reflek patella , dan volume urin ?
5. Apa hubungan obesitas dengan kelaian di scenario ?
6. Apa saja faktor resiko dan etiologi dari scenario ?
7. Apa Diagnosis dan DD pada scenario ?
8. Bagaimana alur diagnosis dari scenario ?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang ?
10. Bagaimana penatalaksananaan dari diagnosis ? dan jelaskan farmakodinamik dan
farmakokinetik ?
11. Apa saja komplikasi dari scenario ?

STEP 3

1. Mengapa pasien mengeluh pusing , padangan kabur, nyeri ulu hati, dan bengkak pada kedua
kaki?
2. Mengapa didapatkan proteinuria, tekanan darah meningkat pada penderita ?

3. Mengapa dokter memberikan terpi MgSO4, Ca Glukonas ?


Obat-obat terpilih untuk mengatasi kejang pada eklampsia adalah MgSO4. Pada wanita yang
telah mendapat pengobatan MgSO4 profilkasis, kadang magnesium plasma harus dipertahankan
dengan pemberian infuse MgSO4 1-2 gram secara cepat. Pada penderita yang tidak mendapatkan
pengobatan profilkasis tersebut harus diberikan infuse 2-6 gram secara cepat, diulang setiap 15
menit. Dosis awal ini memungkinkan untuk diberikan pada penderita insufisiensi renal. Sedangkan
mekanisme kerja MgSO4 dalam mereduksi kejang belum diketahui secara pasti. Beberapa
mekanisme kerja MgSO4 yaitu:
Efek vasodilatasi selektif pada pembuluh darah otak
Perlindungan terjadap endotel dari efek perusakan radikal bebas
Mencegah pemasukan ion kalsium ke dalam sel yang iskemik
Efek antagonis kompetitif terhadap respetor glutamate N-metil-D-aspartat (yang merupakan
foksu epileptogenik)
MgSO4 menghambat atau menurukan kadar asetilkolin pada rangsangan serat saraf dengan
menghambat transmisi neuromuscular. Tansmisi neuromuscular memerlukan kalsium pada sinaps.
Pada pemberian MgSO4 magnesium akan menggeser kalsium sehingga aliran rangsangan tidak
terjadi (terjadi kompetitif inhibition antara ion kalsium dan magnesium). Kadar kalsium yang tinggi
dalam darah dapat menghambat kerja MgSO4.
Sebelum pemberian MgSO4 periksa terlebih dahulu frekuensi pernafasan minimal 16x/menit,
reflex patella +, urin minimal 30 ml/4 jam terakhir. Persiapkan pula antidotum MgSO4 bila terjadi
intoksikasi yaitu kalsium glukonas 10% diberikan iv 3 menit.

ILMU KEBIDANAN, SARWONO PRAWIOHARDJO, PT BINA PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARJO,


JAKARTA, 2009
Dosis pemberian MgSO4
1. Dosis inisial: 4-6 g. IV bolus dalam 15-20 menit; bila kejangtimbul
setelah pemberian bolus, dapat ditambahkan 2 g. IV dalam 3-5
menit.Kurang lebih 10-15% pasien mengalami kejang lagi setelah
pemberianloading dosis.
2. Dosis rumatan: 2-4 g./jam IV per drip. Bila kadar magnesium >10
mg/dl dalam waktu 4 jam setelah pemberian per bolus maka dosis
rumatandapat diturunkan.Pasien dapat mengalami kejang ketika
mendapat magnesium sulfat. Bilakejang timbul dalam 20 menit
pertama setelah menerima loading dose, kejang biasanya pendek dan
tidak memerlukan pengobatan tambahan. Bila kejang timbul>20
menit setelah pemberian load-ing dose, berikan tambahan 2-4
grammagnesium.
Kontraindikasi pemberian MgSO
adalah pada pasien dengan hipersensitif terhadap magnesium, adanya
blok pada jantung, penyakit Addison, kerusakan otot jantung, hepatitis
berat, atau myasthenia gravis.

Interaksi MgSO4 terhadap obat lain adalah jika penggunaan bersamaan


dengannifedipin dapat menyebabkan hipotensi dan blokade
neuromuskular. Kategorikeamanan pada kehamilan : A - aman pada
kehamilan.
Perhatikan selalu adanya refleks yang hilang, depresi nafas dan
penurunanurine output: Pemberian harus dihentikan bila terdapat
hipermagnesia dan pasienmungkin membutuhkan bantuan ventilasi.
Depresi SSP dapat terjadi pada kadar serum 6-8 mg/dl, hilangnya
refleks tendon pada kadar 8-10 mg/dl, depresi pernafasan pada kadar
12-17 mg/dl, koma pada kadar 13-17 mg/dl dan henti jantung pada
kadar 19-20 mg/dl. Bila terdapat tanda keracunan magnesium,
dapatdiberikan kalsium glukonat 1 g. IV secara perlahan
Sumber : Norwitz, Errol. 2007. At a Glance Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: Erlangga. Hlm: 88-89.
Scott, James. Danforth, Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta:
Widya Medika. Hlm: 202-213

4. Mengapa dokter memoitoring tanda kejang, TTV , dan reflek patella , dan volume urin ?
Pengaruh RR dan reflek patella dengan MgSO4
MgSO4 bisa diberikan asma berat
NMDA

5. Apa hubungan obesitas dengan tekanan darah di scenario ?


Normal pada ibu metabolisme lemak meningkat
TFU
IUGR Arteri spilaris mengalami kerusakan
6. Apa saja faktor resiko dan etiologi dari scenario ?
Faktor resiko :
Kondisi yang menyebabkan mikrovaskular( DM, hipertensi kronik
Sindrom APS
Nefropati
Obesitas
Riwayat keluarga preeklamsi dan eklamsi
Tua nya kehamilan menebalkan dinding vili dan fibrotic iskemik hipertensi

Asupan Nutrisi ? kenapa kalsium ?


7. Apa Diagnosis dan DD pada scenario ?

TD : 170/110

Proteinuria

32 minggu

Ada kejang eklamsi

Pre eklamsi ringan


TD > 140 /110

Berat

TD >

Oliguria

Gangguan

Diagnosis : preeklamsi berat

DD: sumperimposed preeklamsi , hipertensi gestasional, hipertensi kronik,

8. Bagaimana alur diagnosis dari scenario ?


TD >140/90
Nyeri kepala , proteinuria
Hamil < 20 minggu Hipertensi kronik dan h. superimposed preeklamsi
Kejang positif eklamsi
Negate hipertensi dan preklamsi ringan dan berat
9. Apa saja pemeriksaan penunjang ?
Diagnostic dasar TD
Analis protein , pe,eriksaan edem
Lab jumlah trombosit, Ht,
Bilirubin serum
Fungsi ginjal ureum dan kreatinin
Disertai dengan sindrom HELLP hemolisis, kenaikan enzim SGPTdan SGOT, dan low platelet, (
dilihat trombosit , laktat dehidrogenase , D-dimer

10. Bagaimana penatalaksananaan dari diagnosis ? dan jelaskan farmakodinamik dan


farmakokinetik ?
Metildopa ( PO ) 500 mg
Preeklamsi berat
Kejang antikonvulsan dan obat anti hipertensi
Beeri infuse
Monitoring DJJ ,
Gawat janin dilkaukan beda sesar
Indikasi sesar dan partus pervagina
Low dose aspilet

11. Apa saja komplikasi dari scenario ?


IUFD
Comma
Solution placenta
Eclampsia
Rupture hepar
Acute vascular accident

STEP 3

Anda mungkin juga menyukai