Anda di halaman 1dari 10

Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)


Merupakan salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini
bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi
neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di
kalangan ibu.
Program kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu prioritas utama pembangunan
kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan bagi
ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu tujuan program ini adalah
menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu.Definisi:

Bayi BBLR = berat lahir kurang dari 2500 gram atau ukuran LILA < 9,5 cm atau LIDA <
29,5 cm.
Bayi risiko tinggi: asfiksia, trauma lahir, pnemonia berat, BBLR, menderita Tetanus
Neonatorum. Anak balita risiko tinggi: balita tinggal di keluarga dengan penderita TB atau
kusta, HIV, balita dengan kelainan tumbuh kembang, balita dengan kelainan gizi.
IBU HAMIL
Rumus BB ideal ibu hamil (BBIH) = BBI + (UH x 0.35)
Dimana penjelasannya adalah :

• BBIH adalah Berat Badan Ideal Ibu Hamil yang akan dicari.

 BBI = ( TB – 110) jika TB diatas 160 cm


 (TB – 105 ) jika TB dibawah 160 cm
 Berat badan ideal ini merupakan pengembangan dari (TB-100) oleh Broca untuk
orang Eropa dan disesuaikan olehKatsura untuk orang Indonesia.

• UH adalah Umur kehamilan dalam minggu,

 Diambil perminggu agar kontrol faktor resiko penambahan berat badan dapat dengan
dini diketahui.
 0.35 adalah Tambahan berat badan kg per minggunya 350-400 gram diambil nilai
terendah 350 gram atau 0.35 kg
 Dasarnya diambil nilai terendah adalah penambahan berat badan lebih ditekankan
pada kualitas (mutu) bukan pada kuantitas (banyaknya).

Usia kehamilan:
• Trimester I : 0-14 mgg
• Trimester II : 14-28 mgg
• Trimester III: 28-42 mgg

Jumlah kunjungan K1 ibu hamil = jumlah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan
baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan antenatal
sesuai standar yang ditetapkan.

Jumlah kunjungan K4 ibu hamil = jumlah kontak keempat atau lebih ibu hamil dengan tenaga
kesehatan baik di dalam maupun di luar gedung Puskesmas untuk mendapatkan pelayanan
antenatal sesuai standar yang ditetapkan.
Frekuensi pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan , TERKECUALI
TERHADAP IBU HAMIL DENGAN FAKTOR RISIKO DAN RISIKO. Untuk ibu hamil
dengan faktor risiko dan risiko pelayanan antenatalnya tidak terhingga.

Pelayanan Asuhan Standar Minimal “7 T”


1. Timbang berat badan dan tinggi badan.
2. Ukur tekanan darah.
3. Ukur tinggi fundus uteri.
4. Imunisasi TT lengkap (skrining TT)
5. Pemberian tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan.
6. Tengok/ periksa ibu hamil dari ujung rambut sampai dengan
ujung kaki.
7. Tanya (temu wicara) dalam rangka persiapan rujukan.
8. Tes penyakit menular seksual.

Pemeriksaan luar ibu hamil:


• LEOPOLD = L1,L2,L3,L4
• Taksiran Berat Janin = (Tinggi FU-N) x 155
• N 13 bila kepala blm melewati PAP
• N 12 bila kepala msh berada di atas spina iskiadika
• N 11 bila kepala msh berada di bawah spina iskiadika

Kehamilan:
• Kehamilan cukup bulan: 40-43 mgg
• Kehamilan prematur : 28-36 mgg
• Kehamilan postmatur/serotinus: > 43mgg

PERSALINAN NORMAL
Proses Persalinan dibagi menjadi 4 kala:
1. Kala I : Kala pembukaan serviks
o Fase Laten: 8 jam, sampai pembukaan 3 cm. His masih lemah dan jarang
o Fase aktif
- Fase akselerasi: 2 jam, dg pembukaan 2-3 cm
- Fase dilatasi max: 2 jam, dg pembukaan 4-9 cm
- Fase deselerasi: 2 jam, pembukaan lebih dari 9 cm sampai pembukaan lengkap. His
tiap 3-4 menit selama 45 detik
Total 14 jam pada primigravida

2. Kala II : Kala pengeluaran


• Setelah serviks membuka lengkap, janin akan segera keluar.
• His terjadi tiap 2-3 menit, lamanya 60-90 detik.
• Janin keluar sampai lahir karena kekuatan his dan kekuatan mengedan
• Nilai APGAR score!
Pada primigravida berlangsung 1,5 jam sedang multigravida 0,5 jam

3. Kala III : Kala uri


- Plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan, ada 2 fase:
• Melepasnya plasenta dari dinding uterus
• Pengeluaran plasenta dari kavum uteri
- Berlangsung 6-15 menit setelah janin dikeluarkan.
– Kala IV : Hingga 1 jam stlh plasenta lahir
• Yang perlu diperhatikan:
– Kontraksi uterus baik
– Tidak ada perdarahan hebat
– Plasenta dan selaput ketuban telah lahir lengkap
– Vesika urinaria kosong
– Luka perineum baik
– Ibu dan bayi dalam keadaan baik
• Observasi ibu dan bayi 24 jam.
Induksi Persalinan:
- Induksi persalinan adalah tindakan terhadap ibu hamil untuk merangsang timbulnya
kontraksi rahim agar terjadi persalinan
- Tujuannya agar didapat his 3x dalam 10 menit, lamanya 40 detik (3x/10’/40’’).

MAKING PREGNANCY SAFER:


1. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kes. Ibu, bayi baru lahir di
tingkat pelayanan dasar dan rujukan
2. Membangun kemiteraan yang efektif
3. Mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat
4. Penguatan manajemen program KIA: sistem survailans, monitoring dan
informasi KIA dan pembiayaan.

Buku KIA
- Menyediakan informasi tentang kesehatan dan gizi ibu dan anak di tingkat
keluarga
- Meningkatkan komunikasi antara petugas dan ibu/keluarga mengenai KIA
- Meningkatkan jangkauan & kualitas pelayanan KIA yang paripurna dan
berkesinambungan

Tujuan Buku KIA


Umum:
Ibu dan anak mempunyai catatan kesehatan yang lengkap, sejak ibu hamil sampai anak
berumur lima tahun
Khusus:
1. Untuk mencatat dan memantau kesehatan ibu dan anak
2. Alat komunikasi dan penyuluhan yang dilengkapi dengan informasi penting
bagi ibu, keluarga dan masyarakat tentang kesehatan, gizi dan standar
pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
3. Alat untuk mendeteksi secara dini adanya gangguan atau masalah kesehatan
ibu dan anak
4. Catatan pelayanan gizi dan kesehatan ibu dan anak termasuk rujukannya

Komponen Ibu dalam Buku KIA


Kesehatan:

1. Ibu Hamil
2. Ibu Bersalin
3. Ibu Nifas
4. KB
5. Catatan Kesehatan Ibu
6. P4K (Perencanaan Persalinan & Pencegahan Komplikasi)
Komponen Anak dalam buku KIA
1. Kesehatan Anak
• Perawatan Bayi Baru Lahir sampai Balita
• Perawatan sehari-hari balita
• Perawatan Anak Sakit
• Cara memberi makan anak
• Cara merangsang perkembangan anak
2. Catatan Kesehatan Anak
3. Kartu Menuju Sehat

Manfaat Buku KIA dalam mendukung Kesehatan Ibu dan Anak:


1. Sebagai alat untuk mobilisasi sosial dan pemberdayaan masyarakat.
2. Sebagai Alat untuk meningkatkan kualitas pelayanan KIA:
- standar pelayanan oleh petugas
- hak ibu menerima pelayanan sesuai standar
- kerjasama petugas dan masyarakat untuk mewujudkan pelayanan KIA yang
berkualitas
3. Sebagai alat untuk meningkatkan surveilance, monitoring dan sistem informasi:
- catatan kesehatan berguna dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak walaupun
diberikan oleh petugas kesehatan yang berbeda
- indikator komitmen pemerintah terhadap kesehatan ibu dan anak

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan suatu


kegiatan yang difasilitasi oleh BdD dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga
dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi
komplikasi pada ibu hamil, termasuk perencanaan pemakaian Alat Kontrasepsi Paska
Persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran untuk menigkatkan
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir serta KB.

Tujuan P4K:
Tujuan umum
Meningkatkan Persalinan oleh Kesehatan terlatih sehingga menjamin
keselamatan ibu hamil dalam persalinan dan menurunkan ‘unmet need’ KB pada
ibu hamil

Tujuan Khusus:
- Dipahaminya setiap persalinan berisiko oleh Suami, keluarga, masyarakat
luas
- Meningkatnya ketrampilan SPK 8 saat ANC oleh bidan
- Adanya rencana persalinan aman yang disepakati antara ibu hamil, suami,
keluarga dgn bidan
- Adanya rencana untuk menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan yang
disepakati oleh ibu hamil, suami, keluarga dan Bidan
- Adanya dukungan secara luas dari tokoh-tokoh masyarakat baik formal
maupun non formal, kader, dukun bayi dll dalam rencana persalinan & KB
setelah melahirkan sesuai dengan perannya masing-masing.
Adanya dukungan sukarela dari keluarga dan masyarakat dalam perencanaan
persiapan persalinan dalam hal biaya, sarana transportasi, donor darah
dan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses persalinan termasuk
menghadapi kegawat daruratan ibu hamil, ibu bersalin dan bayi baru lahir.
- Memantapkan kerjasama antara bidan, dukun bayi & kader.

Komponen P4K dengan stiker:


• Pencatatan Ibu Hamil
• Donor Darah
• Transport/Ambulan Desa
• Suami/Keluarga menemani Ibu pada saat bersalin
• IMD
• Kunjungan Nifas
• Kunjungan Rumah
• Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin) = uang yang dikumpulkan oleh ibu hamil dan disimpan
sendiri di rumah, di bank atau di bidan yang akan membantu persalinan.
• Dasolin (Dana Sosial Bersalin) = dana bersama yang dikumpulkan warga dan dikelola oleh
pengurus berdasarkan kesepakatan bersama dengan warga, bisa berupa barang yang bisa
dirupiahkan.

Bentuk kegiatan P4K:


- Mengunjungi bumil sekian kali kunjungan
- Menyepakati tempat bersalin
- Menanyakan siapa penolong persalinan menurut ibu
- Menanyakan siapa penolong persalinan menurut keluarga
- Menentukan transportasi untuk ke bidan
- Membicarakan masalah biaya persalinan
- Membicarakan siapa calon donor darah
- Membicarakan siapa pendamping saat melahirkan
- Membicarakan siapa yg manjaga anak yg lain di rumah
- Menyampaikan tanda-tanda bahaya pd kehamilan dan persalinan
- Menentukan siapa yang siaga di keluarga ibu saat persalinan
- Membicarakan apa metode KB yang disetujui keluarga setelah melahirkan.

Kegiatan selanjutnya KESEPAKATAN antara IBU HAMIL dengan BIDAN dan diketahui
oleh keluarga yang berisikan :
1. Yang akan membantu persalinan adalah Bidan/tenaga kesehatan yang
berkompeten
2. Persiapan biaya persalinan
3. Persiapan transportasi/kendaraan
4. Metode KB yang dipergunakan setelah melahirkan
5. Siapa pendonor darah.

Semua rumah yang di dalamnya terdapat ibu hamil akan ditempeli stiker berisi nama, tanggal
taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping persalinan,
transportasi dan calon pendonor darah. Dengan demikian, setiap kehamilan sampai dengan
persalinan dan nifas dapat dipantau oleh masyarakat sekitar dan tenaga kesehatan sehingga
persalinan ibu tersebut berjalan dengan aman dan selamat. Kegiatan ini merupakan penguatan
terwujudnya Desa Siaga melalui upaya mengenali dan melakukan pencatatan data kehamilan
yang ada di desa, serta memberikan Stiker Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi kepada setiap ibu hamil di rumahnya agar masyarakat sekitar mengetahui
keberadaan ibu hamil di wilayah mereka dan dapat dipantau bidan secara intensif. Selain itu,
stiker ini juga bertujuan untuk meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan,
membentuk kelompok donor darah agar ada jaminan ketersediaan darah yang dapat
digunakan sewaktu-waktu apabila terjadi perdarahan pada ibu hamil, bersalin dan nifas,
merencanakan dan menyiapkan sistem angkutan desa untuk menangani kasus darurat pada
saat persalinan apabila diperlukan rujukan, serta merencanakan pengumpulan dana dan
menginformasikan ketersediaan bantuan Jamkesmas bagi yang membutuhkan. Stiker
dilepaskan sampai 40 hari pasca persalinan dimana ibu dan bayi yang dilahirkan aman dan
selamat.

Ibu hamil berisiko adalah Ibu hamil berisiko adalah ibu hamil yang mempunyai faktor risiko
dan risiko tinggi.

Faktor risiko :
Faktor risiko adalah kehamilan normal yang mempunyai resiko kehamilan, namun tidak
secara langsung meningkatkan risiko kematian ibu.
Ibu hamil dengan faktor resiko:
1. Primigravida < 20 tahun atau > 35 Tahun.
2. Hamil > 4
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun. 4. Tinggi badan < 145 cm. 5.
Berat badan < 38 kg atau LILA < 23,5 cm 6. Riwayat keluarga menderita kencing manis,
hipertensi dan riwayat cacat kongenital 7. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang
belakang atau panggul. EMPAT TERLALU: - Terlalu muda melahirkan - Terlalu sering
melahirkan - Terlalu rapat jarak melahirkan - Terlalu tua melahirkan Risiko tinggi/komplikasi
suatu keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu maupun bayi. Ibu hamil dengan resiko tinggi: 1. Hb < 8gr% 2. Tekanan darah
tinggi (sistole > 150 mmHg, diastole > 90 mmHg)
3. Edema nyata
4. Eklampsia
5. Perdarahan pervaginam
6. Ketuban pecah dini
7. Letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu
8. Letak sungsang pada primigravida
9. Infeksi berat/sepsis
10. Persalinan prematur
11. Kehamilan ganda
12. Janin yang besar.
13. Penyakit kronis pada ibu: jantung, paru, ginjal, dll.
14. Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah caesar dan komplikasi kehamilan.

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

Tujuan:
Menggeser peran dukun bayi dalam pertolongan persalinan sebagai mitra bidan, yang semula
sebagai penolong persalinan menjadi kegiatan perawatan bayi dan ibu setelah persalinan.
Kemitraan Bidan dan Dukun merupakan bentuk kerja sama yang saling menguntungkan
antara bidan dan dukun.
Diharapkan seluruh pertolongan persalinan ditangani oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
kemampuan dan keterampilan khusus dalam pertolongan persalinan dengan tetap melibatkan
dukun pada kegiatan yang terbatas dan tidak membahayakan ibu dan bayinya.
Dalam kerja sama:
1. Ada kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing-masing anggota:
- Dukun bayi dan bidan sepakat bermitra dalam menolong persalinan
- Dukun bayi tidak boleh menolong persalinan sendiri dan harus memanggil bidan desa bila
menolong persalinan
- Dukun bayi tidak boleh periksa dalam
- Dukun bayi tidak boleh langsung memandikan bayi vbaru lahir
- Pembayaran persalinan dilakukan sendiri oleh ibu/keluarga pasien
- Untuk pasien maskin bidan desa dibyar melalui Jamkesmas, sedang dukun bayi boleh
seikhlas pasien
- Setiap bumil yang kunjungan pertama ke dukun, harus dirujuk ke bidan desa
- Apabila dukun menolong persalinan sendiri, sangsinya adalah menyerahkan
menyerahkan sebagian biaya persalinan ke bidan desa
- Dukun bayi bersedia arisan setiap bulan.
2. Peninjauan kembali terhadap kesepakatan yang telah dibuat
3. Saling berbagi dalam resiko maupun manfaat yang diperoleh.

Tiga prinsip kemitraan:


1. Keterbukaan
2. Kesetaraan
3. Saling menguntungkan

Bentuk kegiatan kemitraan Bidan dan ukun:


- Pendataan jumlah ibu hamil, kelahiran dan kematian ibu dan bayi
- Pemetaan (kantong persalinan)
- Penyebarluasan informasi terutama tentang
- Tanda bahaya
- Persiapan persalinan dan menghadapi keadaan kegawatdaruratan
- Pelaksanaan Posyandu, Polindes
- Pemeriksaan kehamilan.
Bekerja sama untuk meningkatkan cakupan pemeriksaan ibu hamil baru dan menurunkan
kehilangan kesempatan mendapatkan pelayanan kehamilan lengkap (K4)
Pendampingan persalinan
Berdampingan dalam penatalaksanaan pelayanan pertolongan persalinan
- Pelaksanaan pelayanan pada masa nifas dan keluarga berencana.
Diutamakan pada:
- pencegahan terjadinya kehamilan 4 terlalu
- memastikan semua ibu nifas serta ibu pasca keguguran menggunakan
kontrasepsi
- Bekerjasama dalam penatalaksanaan rujukan kasus kegawatdaruratan.

Tiga keterlambatan:
1. Terlambat mengenali tanda bahaya obsterik dan terlambat mengambil keputusan
karena rendahnya tingkat pendidikan
2. Terlambat merujuk karena faktor geografi, ketersediaan transportasi yang
terbatas dan dana
3. Terlambat mendapatkan penanganan di fasilitas kesehatan karena masih
kurangnya tenaga terampil mulai bidan desa dan tim Puskesmas yang belum
mampu memberikan PONED dan belum ada RS ponek.

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001, penyebab langsung kematian
ibu diantaranya adalah perdarahan (28%), eklamsi (24%), infeksi (11%), komplikasi
puerpurium (8%), partus lama (5%), dan abortus (5%), trauma obstertrik (5%), emboli
obstetrik (3%), lain-lain (11%).
Sedangkan penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia diantaranya asfiksia (27%), berat
bayi baru lahir rendah (29%), tetanus neonatorum (10%), masalah pemberian makanan
(10%), gangguan hematologik (6%), infeksi (5%), dan lain-lain (13%).
Komplikasi kehamilan: hiperemesis, eklampsia, infeksi, perdarahan, dll

IBU MENINGGAL KARENA 3 TERLAMBAT:


4. Terlambat mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan (di rumah)
a. Keputusan keluarga
- Pengetahuan
- Ketersediaan biaya
- Kesibukan keluarga
- Sosial budaya
b. Ketersediaan transportasi
5. Terlambat mencapai fasilitas kesehatan (di perjalanan)
a. Sarana transportasi
b. Tingkat kesulitan
c. Waktu tempuh
6. Terlambat mendapatkan pelayanan kesehatan
a. Di Puskesmas
- Kesiapan petugas
- Ketersediaan alat dan bahan
- Sikap petugas
b. Di RS
- Ketersediaan alat dan bahan
- Sikap petugas
- Biaya

- Perdarahan: 28 % kematian ibu dan 60%nya (35% - 40% total kematian) karena perdarahan
postpartum ® 50%nya dapat dicegah dgn manajemen aktif kala III persalinan normal (Prev &
prom)
- Sepsis: 11% kematian ibu ® dapat dicegah dgn persalinan bersih (Prev & prom)
- Gangguan pernafasan dan kardivaskuler serta kematian neonatal yang berhubungan dengan
persalinan ® dapat dicegah dengan persalinan aman dan bersih

AUDIT MATERNAL PERINATAL


AMP dilakukan semua kematian ibu dan bayi untuk mencari penyebabnya dan dirancang
untuk tidak menyalahkan ataupun memberi sangsi pada satu pihak, namun diharapkan agar
terulang kejadian sama dikemudian hari, selanjutnya ditelusuri lebih atas kepatuhan petugas
kesehatan terhadap prosedur atau protokol yang seharusnya, oleh karena itu perlu dihadirkan
tenaga ahlinya
Audit Maternal:
- Perdarahan
- Infeksi Jalan Lahir
- Pre/eklampsi
- Partus lama
- Komplikasi abortus
- Kematian ibu sebab lain
Audit Perinatal:
- BBLR
- Tetanus Neonatorum
- Asfiksia
- Hipotermi
- Kasus lain perinatal

Jumlah rujukan maternal dan perinatal


Jumlah kematian:
- Bayi lahir mati
- Bayi mati sebab lain
- Anak Balita Mati

Vitamin A Profilaksis
Guna: mencegah peradarahan otak (PDVK)
Dosis:
- IM = 1 mg dosis tunggal
- Oral = 3 x 2 mg diberikan sewaktu BBL, usia 3-7 hari dan 1-2 bulan.

Kunjungan Nifas (Bufas) adalah adalah kontak ibu nifas dgn tenaga kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan.
Kunjungan nifas bisa dikatakan lengkap telah dilakukan bila kunjungan telah dilaksanakan 3
kali:
- Bufas 1 = 6 jam post partum s/d 24 jam pp
- Bufas 2 =hari ke-2 s/d hari ke-7
- Bufas 3 = hari ke-8 s/d 42 hari
sudah dapat tablet Fe dan Vit A dlm 24 jam postpartum.

Pada bulan Desember 2002, The International Vitamin A Consultative Group (IVACG)
mengeluarkan rekomendasi bahwa seluruh ibu nifas seharusnya menerima 400.000 SI atau
dua kapsul dosis tinggi @ 200,000 SI. Pemberian kapsul pertama dilakukan segera setelah
melahirkan dan kapsul kedua diberikan satu hari setelah pemberian kapsul pertama dan tidak
lebih dari 6 minggu seteah melahirkan.
Apa manfaat kapsul vitamin A untuk ibu nifas?
a. Meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI).
b. Bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit karena infeksi.
c. Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan.
Mengapa ibu nifas harus minum 2 kapsul vitamin A?
a. Bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah.
b. Kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan peningkatan daya tahan
tubuh.
c. Pemberian 1 (satu) kapsul vitamin A 200.000 SI warna merah pada ibu nifas hanya cukup
untuk meningkatkan kandungan vitamin A dalam ASI selama 60 hari.
d. Pemberian 2 (dua) kapsul vitamin A 200.000 SI diharapkan dapat menambah kandungan
vitamin A dalam ASI sampai bayi usia 6 bulan.
Penyebab rendahnya cakupan vit A Ibu nifas: Stok vit A kurang tersedia setiap saat,
ketersediaan vit A pd bulan Feb – Agt tidak mencukupi karena banyak kapsul vit A yg
kadaluarsa/expired.

Kunjungan Neonatal (KN) adalah Kunjungan Neonatal adalah kontak neonatal dgn tenaga
kesehatan untuk mendapatkan palayanan dan pemeriksaan kesehatan.
vit K1KN1 = 6 jam postpartum s/d hari ke-3
vit K2KN2 = Hari ke-4 s/d hari ke-7
vit K3KN3 = Hari ke-8 – 28 hari
Pertolongan persalinan tidak termasuk KN.

Kunjungan bayi:
- Imunisasi
- SDIDTK
- Asi Eksklusif
- Pemberian Vit A
- Pengobatan/rujukan

Bayi disebut paripurna bila


- mendapat vit K
- mendapat kunjungan KN3
- minimal 4 kali kunjungan dalam setahun
- mendapat vit A dua kali pada bulan Aebruari dan Agustus
- mendapat stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang
- mendapat imunisasi dasar sampai dengan campak

Anda mungkin juga menyukai