Anda di halaman 1dari 25

A.

PENGERTIAN
Tumor payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang
terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di
payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker
bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi
pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu
sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
(Erik, 2007).
Suatu keadaan di mana sel kehilangan kemampuannya dalam
mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya.Normalnya, sel yang
mati sama dengan jumlah sel yang tumbuh. Apabila sel tersebut sudah mengalami
malignansi/ keganasan atau bersifat kanker maka sel tersebut terus menerus
membelah tanpa memperhatikan kebutuhan, sehingga membentuk tumor atau
berkembang “tumbuh baru” tetapi tidak semua yang tumbuh baru itu bersifat
karsinogen. (Daniele gale 2008).
Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan
tidak terkendali, inilah yang disebut kanker payudara. Sel-sel tersebut dapat
menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh. Kumpulan besar dari
jaringan yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak
semua tumor merupakan kanker karena sifatnya yang tidak menyebar atau
mengancam nyawa. Tumor ini disebut tumor jinak. Tumor yang dapat menyebar
ke seluruh tubuh atau menyerang jaringan sekitar disebut kanker atau tumor
ganas. Teorinya, setiap jenis jaringan pada payudara dapat membentuk kanker,
biasanya timbul pada saluran atau kelenjar susu.

B. ETIOLOGI
Belum ada penyebab spesifik Tumor payudara yang diketahui, para peneliti
telah mengidentifikasi sekelompok faktor resiko. Riset lebih lanjut tentang faktor-
faktor resiko akan membantu dalam mengembangkan strategi yang efektif untuk
mencegah Tumor payudara. Faktor-faktor resiko mencakup :
2

1. Tinggi melebihi 170 cm


Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara
karena pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat
adanya perubahan struktur genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya
berubah ke arah sel ganas.
2. Anak perempuan dari ibu dengan kanker payudara (herediter)
3. Menarke dini. Resiko Tumor payudara meningkat pada wanita yang
mengalami menstruasi sebelum usia 12 tahun.
4. Nulipara dan usia maternal. Lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita
yang melahirkan setelah usia 30 tahun lebih berisiko mengalami Tumor
payudara.
5. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun.
6. Hormon, diduga tidak adanya keseimbangan estrogen sehingga dapat
menyebabkan Tumor mammae. Oleh sebab itu Tumor mammae lebih
banyak perempuan dibandingkan dengan laki-laki pernah mengalami
radiasi didaerah dada.

C. KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah metastase keotak,hati,kelenjar
adrenal,paru,tuang,dan ovarium (Junaidi,2007).

D. MANIFESTASI KLINIS
Pasien biasanya datang dengan benjolan/massa di payudara, rasa sakit,
keluar cairan dari puting susu, kulit sekung (lesung), retraksi atau deviasi putting
susu, nyeri tekan atau rabas khususnya berdarah, dari putting. Kulit Peau d’
orange, kulit tebal dengan pori-pori yang menonjol sama dengan kulit jeruk, dan
atau ulserasi pada payudara keduanya merupakan tanda lanjut dari penyakit.
Tanda dan gejala metastasis yang luas meliputi pembesaran kelenjar getah
bening, nyeri pada daerah bahu, pinggang, punggung bagian bawah, atau pelvis,
batuk menetap, anoreksi atau berat badan yang turun, gangguan pencernaan,
pusing, penglihatan yang kabur dan sakit kepala.
3

Tumor payudara dapat terjadi dibagian mana saja dalam payudara tetapi
mayoritas terjadi pada kuadran atas terluar dimana sebagian besar jaringan
payudara terdapat. Tumor payudara umumnya terjadi pda payudara sebelah kiri.
Umumnya lesi tidak terasa nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak
teratur. Keluhan nyeri yang menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi
pada saat menstruasi biasanya berhubungan dengan penyakit payudara jinak.
Metastasis ke kulit dapat dimanifestasikan adanya Tumor payudara pada tahap
lanjut

E. PATOFISIOLOGI
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri:
proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh
struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker
yang menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi
jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara
menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi
perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas
tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah
menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal. Proses jangka panjang
terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi bourgeois
lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker
pada manusia. Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-
tahun samapi bisa merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini
tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat karsinogen tersebut,
tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat
karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. Fase in situ: 1-5 tahun
4

Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous
yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran
cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu
sampai beberapa tahun.
4. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-
tempat lain bertambah.
5
6

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum
atau plasma
e. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan
yang keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan
yang keluar dari ekskoriasi
2. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara
dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker
yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi
pada masa menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker
diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
3. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada
mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan
kista. kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
4. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
5. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-
pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan
sirkulasi sekitar sisi tumor.
6. Biopsi
7

Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,


dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap
massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
7. CT. Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ
lain
8. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran
darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

H. PENATALAKSANAAN
1. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya
benjolan di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri.
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi.
Sebelum menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan
pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada
payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak
terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat
keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat
kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah
pergi ke dokter.
b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua
payudara.
c. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa
lagi.
d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang
kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri
dengan telapak jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada
8

payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau


pembengkakan pada ketiak kiri.
e. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya
kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa
kenyal dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras
dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya).
Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah
pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan
untuk sembuh secara sempurna. Lakukan hal yang sama untuk
payudara dan ketiak kanan

2. Pembedahan
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran)
Mulai dari lumpektomi sampai pengangkatan segmental
(pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena) sampai
kuadranektomi (pengangkatan seperempat payudara), pengangkatan
atau pengambilan contoh jaringan dari kelenjar limfe aksila untuk
penentuan stadium; radiasi dosis tinggi mutlak perlu (5000-6000 rad).
b. Mastektomi total
Dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe
dilateral otocpectoralis minor.
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksila
d. Mastektomi radikal
Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya,
seluruh isi aksila.
e. Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe
mamaria interna.
9

3. Non pembedahan
a. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi
pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe,
aksila, kekambuhan tumor local atau regional setelah mastektomi.
b. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang
lanjut.
c. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen,
antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi. (Smeltzer,
dkk. 2002).

L. PENGKAJIAN
Pengkajian pada klien dengan kanker payudara diperoleh data sebagai berikut:
1. Aktifitas/istirahat:
Gejala: kerja, aktifitas yang melibatkan banyak gerakan
tangan/pengulangan, pola tidur (contoh, tidur tengkurap).
2. Sirkulasi
Tanda: kongestif unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe).
3. Makanan/cairan
Gejala: kehilangan nafsu makan, adanya penurunan berat badan.
4. Integritas Ego
Gejala: stresor konstan dalam pekerjaan/pola di rumah. Stres/takut tentang
diagnosa, prognosis, harapan yang akan datang.
5. Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri pada penyakit yang luas/metastatik (nyeri lokal jarang terjadi
pada keganasan dini). Beberapa pengalaman ketidaknyamanan atau
perasaan lucu pada jaringan payudara. Payudara berat, nyeri sebelum
menstruasi biasanya mengindikasikan penyakit fibrokistik.
10

6. Keamanan
Tanda: massa nodul aksila. Edema, eritema pada kulit sekitar.
7. Seksualitas
Gejala: adanya benjolan payudara, perubahan pada ukuran dan
kesimetrisan payudara. Perubahan pada warna kulit payudara atau suhu,
rabas puting yang tak biasanya, gatal, rasa terbakar atau puting meregang.
Riwayat menarke dini (lebih muda dari usia 12 tahun), menopause lambat
(setelah 50 tahun), kehamilan pertama lambat (setelah usia 35 tahun).
Masalah tentang seksualitas/keintiman.
Tanda: perubahan pada kontur/massa payudara, asimetris. Kulit cekung,
berkerut, perubahan pada warna/tekstur kulit, pembengkakan, kemerahan
atau panas pada payudara. Puting retraksi, rabas dari puting (serosa,
serosangiosa, sangiosa, rabas berair meningkatkan kemungkinan kanker,
khususnya bila disertai benjolan)

M. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Operatif
1. Nyeri kronis berhubungan dengan berhubungan dengan:
a. Ketidakmapuan psiko sosial atau fisik secara kronis
Ditandai dengan:
a. Perubahan berat badan
b. Perubahan pola tidur
c. KelelahanTakut cedera kembali
d. Interksi dengan orang lain menurun
e. Perubahan kemampuan dalam melakukan aktifitas.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan:


a. Ketergantungan zat kimia
b. Penyakit kronis
c. Kesulitan mengunyah atau menelan
d. Faktor ekonomi
11

e. Intoleransi makanan
f. Kebutuhan metabolic tinggi
g. Kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi
h. Akses terhadap makanan terbatas
i. Hilang nafsu makan
j. Mual dan muntah
k. Gangguan psikologis
Ditandai dengan
a. Berat badan kurang dari 20% atau lebih dibawah berat badan ideal untuk
tinggi badan dan rangka tubuh
b. Asupan makanan kurang dari kebutuhan metabolic, baik kalori total maupun
zat gizi tertentu
c. Kehilangan berat baan dengan asupan makanan yang adekuat
d. Melaporkan asupan makanan yang tidak adekuat kurang dari RDA.

3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan:


a. Ansietas
b. Posisi tubuh
c. Deformitas tulang
d. Deformitas dinding dada
e. Penurunan energy dan kelelahan
f. Hiperventilasi
g. Sindrom hipoventilasi
h. Kerusakan musculoskeletal
i. Imaturitas neurologis
j. Disfungsi neuromuscular
k. Obesitas
l. Nyeri
m. Kerusakan persepsi atau kognitif
n. Kelelahan otot-otot pernapasan
o. Cedera medulla spinalis
12

Ditandai dengan :
Subjektif
a. Dispnea
b. Napas pendek
Objektif
a. Perubahan ekskursi dada
b. Mengambil posisi tiga titik tumpu
c. Bradipnea
d. Penurunan tekanan inspirasi-ekspirasi
e. Penurunan vntilasi semenit
f. Penurunan kapasitas vital
g. Napas dalam
h. Peningkatan diameter anterior-posterior
i. Napas cuping hidung
j. Ortopnea
k. Fase ekspirasi memanjang
l. Pernapasan binir mencucu
m. Kecepatan respirasi
n. Usia dewasa atau 14 tahun lebih ; ≤11 atau ≥24 x permenit
o. Usia 5-14 tahun < 15 atau > 25
p. Usia 1-4 tahun <20 atau >30
q. Usia bayi <25 atau >60
r. Takipnea
s. Rasio waktu
t. Pengunaan otot bantu asesoris untuk bernapas

5. Ansietas berhubungan dengan


a. Hubungan keluarga/hereditas
b. Transmisi dan penularan interpersonal
c. Krisis situasi dan maturasi
13

d. Stress
e. Penyalahgunaan zat
f. Ancaman kematian
g. Ancaman atau perubahan pada status peran, fungsi peran, lingkungan, status
kesehatan, status ekonomi, atau pola interaksi
h. Ancaman terhadap konsep diri
i. Konflik yang tidak disadari tentang nilai dan tujuan hidup yang esensial
j. Kebutuhan yang tidak terpenuhi
Ditandai dengan :
Perilaku
a. Penurunan produktivitas
b. Mengekspresikan kekhawatiran akibat perubahan dalam peristiwa hidup
c. Gerakan yang tidak relevan
d. Gelisah
e. Memandang sekilas
f. Insomnia
g. Kontak mata buruk
h. Resah
i. Menyelidik dan tidak waspada
Afektif
a. Gelisah
b. Kesedihan yang mendalam
c. Distress
d. Ketakutan
e. Perasaan tidak adekuat
f. Fokus pada diri sendiri
g. Peningkatan kekhawatiran
h. Iritabilitas
14

i. Gugup
j. Gembira berlebihan
k. Nyeri dan peningkatan ketidakberdayaan yang persisten
l. Marah
m. Menyesal
n. Perasaan takut dan khawatir
o. Ketidakpastian’
Fisiologis
a. Wajah tegang
b. Peningkatan keringat
c. Peningkatan keteganbgan
d. Terguncang
e. Gemetar/tremor
f. Suara bergetar
Parasimpatis
a. Nyeri abdomen
b. Penurunan TD, nadi
c. Diare
d. Pingsan
e. Keletihan
f. Mual
g. Gangguan tidur
h. Kesemutan pada ekstremitas
i. Sering berkemih
Simpatis
a. Anoreksia
b. Mulut kering
15

c. Wajah kemerahan
d. Jantung berdebar-debar
e. Peningkatan TD, nadi, reflek, pernapasan
f. Dilatasi pupil
g. Kesulitan bernapas
h. Kedutan otot
i. Kelemahan
Kognitif
a. Kesadaran terhadap gejala-gejala fisiologis
b. Bloking fikiran
c. Konfusi
d. Penurunan lapang pandang
e. Kesulitan untuk berkonsentrasi
f. Keterbatasan kemampuan untuk menyelesaikan masalah
g. Keterbatasan kemampuan untuk belajar
h. Takut terhadap konsekuensi yang tidak spesifik
i. Mudah lupa
j. Gangguan perhatian dan cenderung untuk menyalahkan orang lain
k. Melamun

6. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan


a. Keterbatasan kognitif
b. Kesalahan dalam memahami informasi yang ada
c. Kurang pengalaman
d. Kurang perhatian didalam belajar
e. Kurang kemampuan mengingat kembali
f. Kurang familier dengan sumber-sumber informasi
Ditandai dengan
16

Subjektif:
a. Mengungkapkan masalah secara verbal
Objektif
a. Tidak mengikuti instruksi yang diberikan secara akurat
b. Performa uji tidak akurat
c. Perilaku yang tidak sesuai atau terlalu berlebihan (histeris, bermusuhan,
agitasi atau apatis)

Intra Operatif
1. Resiko infeksi berhubungan dengan
a. Penyakit kronis
b. Penekanan system imun
c. Ketidak adekuatan imunitas dapatan
d. Pertahanan primer yang tidak adekuat
e. Pertahanan lapis dua yang tidak memadai
f. Peningkatan pemajanan lingkungan terhadap pathogen
g. Pengetahuan yang kurang untuk menghindari pajanan pathogen
h. Prosedur invasive
i. Malnutrisi
j. Agen farmasi
k. Kerusakan jaringan
l. Trauma

Post Operasi
1. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan
Biofisika (penyakit kronis), kognitif/persepsi (nyeri kronis), kultural/spiritual,
penyakit, krisis situasional, trauma/injury, pengobatan (pembedahan,
kemoterapi, radiasi)
Ditandai dengan:
a. Depersonalisasi bagian tubuh
17

b. Perasaan negatif tentang tubuh


c. Secara verbal menyatakan perubahan gaya hidup
d. Perubahan aktual struktur dan fungsi tubuh
e. Kehilangan bagian tubuh
f. Bagian tubuh tidak berfungsi

2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan


Eksternal (lingkungan)
a. Zat kimia
b. Kelembaban
c. Hipertermia
d. Hipotermia
e. Factor mekanik (terpotong, tertekan, akibat restrain)
f. Obat
g. Kelembaban kulit
h. Imobilisasi fisik
i. Radiasi
Internal (somatic)
a. Perubahan status cairan
b. Perubahan pigmentasi
c. Perubahan turgor
d. Factor perkembangan
e. Ketidakseimbangan nutrisi
f. Deficit imunologis
g. Gangguan sirkulasi
h. Gangguan status metabolic
i. Gangguan sensasi
j. Penonjolan tulang
Factor perkembangan
a. Usia eksterm muda atau tua
Ditandai dengan :
18

a. Kerusakan pada lapisan kulit


b. Kerusakan pada permukaan kulit
c. Invasi struktur tubuh

N. RENCANA KEPERAWATAN
Pre Operasi
No. Tujuan /NOC Intervensi / NIC
Dx
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pain Management
selama 1 x 24 jam, diharapakan nyeri 1. Kaji tingkat nyeri,meliputi :
berkurang dengan kriteria: lokasi,karakteristik,dan
Kontrol Nyeri onset,durasi,frekuensi,kuali
a. Mengenal faktor penyebab tas, intensitas/beratnya
b. Mengenal reaksi serangan nyeri nyeri, faktor-faktor
c. Mengenali gejala nyeri presipitasi
d. Melaporkan nyeri terkontrol 2. Kontrol faktor-faktor
lingkungan yang dapat
Tingkat Nyeri mempengaruhi respon
a. Frekuensi nyeri pasien terhadap
b. Ekspresi akibat nyeri ketidaknyamanan
3. Ajarkan teknik
nonfarmakologi untuk
menguragi nyeri (relaksasi,
distraksi)
4. Perhatikan tipe dan sumber
nyeri
5. Turunkan dan hilangkan
faktor yang dapat
meningkatkan nyeri
6. Lakukan teknik variasi
untuk mengurangi nyeri
7. Tingkatkan istirahat atau
tidur untuk memfasilitasi
manajemen nyeri
Analgetik Administration
1. Cek obat, dosis, frekuensi,
pemberian analgesik
2. Cek riwayat alergi obat
3. Pilih analgetik atau
19

kombinasi yang tepat


apabila lebih satu analgetik
yang diresepkan
4. Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Pantau nilai laboratotium,
selama 1x24 jam pasien akan khususnya transferin,
memperlihatkan status gizi: asupan albumin, dan elektrolit
makanan dan cairan yang adekuat 2. Tentukan kemampuan
dengan kriteria hasil: pasien untuk memenuhi
a. mempertahankan berat badan…. Kg kebutuhan nutrisi
ata bertambah…kg pada…..(tglnya) 3. Pantau kandungan nutrisi
b. menjelaskan komponen gizi adekuat dan kalori pada catatan
c. mengungkapkan tekad untuk asupan
mematuhi diet 4. Timbang pasien pada
d. menoleransi diet yang dianjurkan interval yang tepat
e. mempertahankan masa tubuh dan 5. Berikan terapi nutrisi
berat badan dalam batas normal 6. Berikan konseling nutrisi
f. memiliki nilai laboratorium dalam 7. Monitor nutrisi
batas normal 8. Berikan bantuan perawatan
g. melaporkan tingkat energy yang diri: pemberian makan
adekuat 9. Ajarkan terapi menelan
10. Monitor tanda-tanda vital
11. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang jumlah kalori, dan
jenis zat gizi yang
dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan
nutrisi.

3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Auskultasi suara nafas, catat


selama 1x24 jam pasien menunjukkan adanya · suara tambahan
keefektifan pola nafas dengan kriteria 2. Posisikan pasien untuk
hasil: memaksimalkan ventilasi
a. Mendemonstrasikan batuk efektif 3. Pasang mayo bila perlu
dan suara nafas yang bersih 4. Lakukan fisioterapi dada
b. Tidak ada sianosis dan dyspneu jika perlu
(mampu mengeluarkan sputum, 5. Keluarkan sekret dengan
mampu bernafas dengan mudah, batuk atau suction
20

tidakada pursed lips) 6. Monitor respirasi dan status


c. Menunjukkan jalan nafas yang paten O2
(klien tidak merasa tercekik, irama 7. Bersihkan mulut, hidung
nafas, frekuensi pernafasan dalam dan sekret
rentang normal, tidak ada suara nafas 8. Pertahankan jalan nafas
abnormal) yang paten
d. Tanda Tanda vital dalam rentang 9. Observasi adanya tanda
normal (tekanan darah, nadi, tanda hipoventilasi
pernafasan) 10. Monitor adanya
kecemasan pasien
terhadap oksigenasi
11. Monitor vital sign
12. Ajarkan pada pasien dan
keluarga tentang tehnik
relaksasi untuk
memperbaiki pola nafas.
13. Ajarkan teknik batuk
efektif
14. Monitor pola nafas
15. Kolaborasi pemberian
bronkodilator

4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi tingkat


selama selama 1x24 jam diharapkan kecemasan
kecemasan teratasi dengan kriteria 2. Gunakan pendekatan yang
hasil: menenangkan
3. Nyatakan dengan jelas
a. Klien mampu mengidentifikasi dan harapan terhadap pelaku
mengungkapkan gejala cemas pasien
4. Jelaskan semua prosedur
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan apa yang dirasakan
dan menunjukkan tehnik untuk selama prosedur
mengontrol cemas 5. Temani pasien untuk
memberikan keamanan dan
d. Vital sign dalam batas normal mengurangi takut
6. Berikan informasi faktual
a. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa mengenai diagnosis,
tubuh dan tingkat aktivitas tindakan prognosis
menunjukkan berkurangnya 7. Libatkan keluarga untuk
mendampingi pasien
21

kecemasan 8. Ajarkan teknik relaksasi


9. Dengarkan keluhan pasien
dengan penuh perhatian
10. Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
11. Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
12. Kolaborasi pemberian
obat anti cemas

5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Kaji tingkat pengetahuan


selama 1x24 jam, pasien menunjukkan pasien dan keluarga
pengetahuan tentang proses penyakit 2. Jelaskan patofisiologi dari
dengan kriteria hasil: penyakit dan bagaimana hal
a. Pasien dan keluarga menyatakan ini berhubungan dengan
pemahaman tentang penyakit, anatomi dan fisiologi,
kondisi, prognosis dan program dengan cara yang tepat.
pengobatan 3. Gambarkan tanda dan
b. Pasien dan keluarga mampu gejala yang biasa muncul
melaksanakan prosedur yang pada penyakit, dengan cara
dijelaskan secara benar yang tepat
c. Pasien dan keluarga mampu 4. Gambarkan proses
menjelaskan kembali apa yang penyakit, dengan cara yang
dijelaskan perawat/tim kesehatan tepat
lainnya 5. Identifikasi kemungkinan
penyebab, dengan cara
yang tepat
6. Sediakan informasi pada
pasien tentang kondisi,
dengan cara yang tepat
7. Sediakan bagi keluarga
informasi tentang kemajuan
pasien dengan cara yang
tepat
8. Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
9. Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
22

mendapatkan second
opinion dengan cara yang
tepat atau diindikasikan
10. Eksplorasi
kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara
yang tepat

Intra Operasi

1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Inspeksi kulit dan


selama 1x24 jam pasien tidak membran mukosa terhadap
mengalami infeksi dengan kriteria hasil: kemerahan, panas, drainase
2. Pertahankan teknik aseptif
b. Klien bebas dari tanda dan gejala 3. Batasi pengunjung bila
infeksi perlu
4. Cuci tangan setiap sebelum
c. Menunjukkan kemampuan untuk dan sesudah tindakan
mencegah timbulnya infeksi keperawatan
5. Gunakan baju, sarung
d. Jumlah leukosit dalam batas normal tangan sebagai alat
pelindung
e. Menunjukkan perilaku hidup sehat 6. Tingkatkan intake nutrisi
7. Berikan terapi antibiotic
f. Status imun, gastrointestinal, 8. Monitor tanda dan gejala
genitourinaria dalam batas normal infeksi sistemik dan local
9. Pertahankan teknik isolasi
k/p
10. Monitor adanya luka
11. Dorong masukan cairan
12. Dorong istirahat
13. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
14. Kaji suhu badan pada
23

pasien neutropenia

setiap 4 jam

Post Operasi
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Kaji secara verbal dan
selama 2x24 jam, gangguan body nonverbal respon klien
image pasien teratasi dengan kriteria terhadap tubuhnya
hasil: b. Monitor frekuensi
a. Body image positif mengkritik dirinya
b. Mampu mengidentifikasi kekuatan c. Jelaskan tentang
personal pengobatan, perawatan,
c. Mendiskripsikan secara faktual kemajuan dan prognosis
perubahan fungsi tubuh penyakit
d. Mempertahankan interaksi sosial d. Dorong klien
mengungkapkan
perasaannya
e. Identifikasi arti
pengurangan melalui
pemakaian alat bantu
f. Fasilitasi kontak dengan
individu lain dalam
kelompok kecil

2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Observasi luka : lokasi,


selama 1x24 jam diharapkan pasien dimensi kedalaman luka,
menunjukkan keutuhan integritas karakteristik,warna, cairan,
jaringan: kulit dan membrane mukosa, granulasi, jaringan nekrotik,
serta penyembuhan luka primer dan tanda-tanda infeksi lokal,
sekunder formasi traktus
ditandai dengan : 2. Anjurkan pasien untuk
a. menunjukkan rutinitas perawatan menggunakan pakaian yang
kulit atau perawatan luka yang longgar
optimal 3. Hindari kerutan pada
b. drainase purulen atau bau luka tempat tidur
minimal 4. Jaga kebersihan kulit agar
c. tidak ada lepuh atau maserasi pada tetap bersih dan kering
kulit 5. Monitor kulit akan adanya
d. nekrosis, selumur, lubang, perluasan kemerahan
luka kejaringan dibawah kulit, atau 6. Monitor status nutrisi
24

pembentukan saluran sinus pasien


berkurang atau tidak ada 7. Ajarkan pada keluarga
e. eritema kulit dan eritema disekitar tentang luka dan perawatan
luka minimal luka
8. Lakukan tehnik perawatan
luka dengan steril
9. pertahankan jaringan
sekitar terbebas dari
drainase dan kelembaban
yang berlebihan
10. Kolaburasi ahli gizi
pemberian diet TKTP,
vitamin

O. DISCHARGE PLANNING
Pertimbangan Rencana Pemulangan: DRG menjelaskan kebutuhan bantuan
dalam pengobatan/rehabilitasi, keputusan, aktivitas perawatan diri, pemeliharaan
rumah.
25

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, dkk. 2015. Nursing Intervension Classification. Jakarta: EGC.

Daniell, Jane Charette. 2006. Ancologi Nursing Care. Jakarta: EGC.


Heather, Herdman. 2015. Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.

Moorhead, dkk. 2015. Nursing Outcomes Classification. Jakarta: EGC.


Theodore, R. Schrock. 2007. Ilmu Bedah, Edisi 7. Jakarta, EGC
Thomas, F Nelson. 2007. Ilmu Bedah, edisi 4. Jakarta: EGC

Velde, Van de.2006. Ilmu bedah Edisi 5. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai