Anda di halaman 1dari 8

JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016

(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 31-38)

KARTU INDENTIFIKASI FILUM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN YANG


INOVATIF UNTUK MEMPELAJARI MATERI KLASIFIKASI HEWAN
CARD OF IDENTIFICATION PHYLUM AS AN INOVATIVE MEDIA TO STUDY
ANIMAL CLASSIFICATIONS

Lukita Octavia Lukman Putri1


1
Jurusan Pendidikan Biologi, Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
e-mail: flurkita@student.upi.edu

ABSTRAK
Pembelajaran MIPA terutama Biologi menganggap bahwa kemampuan mengklasifikasi adalah
kemampuan penting. Kemampuan tersebut akan membantu siswa dalam membedakan, mengelompokkan,
mengkategorisasi, menghubungkan konsep dan lain-lain Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
pada beberapa sekolah di daerah Sumedang, didapatkan data bahwa dalam mengajarkan materi
Klasifikasi Hewan, siswa mengalami kesulitan dalam memahami istilah yang digunakan dalam kunci
determinasi. Guru-guru yang diwawancarai pun mengaku pembelajaran mengenai klasifikasi hewan
hanya diajarkan melalui kunci determinasi, sehingga dalam proses pembelajaran sering ditemukan siswa
yang curang dalam mengklasifikasikan makhluk hidup dengan menggunakan kunci determinasi.
Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka penulis menginovasikan kunci determinasi sebagai media
pembelajaran untuk mengajarkan materi Klasifikasi Hewan dengan menciptakan kartu identifikasi filum.
Penelitian ini merupakan penelitian Research and Develpoment (R&D). Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat membantu siswa mengasah kemampuan mengklasifikasi dan membantu guru dalam
media pembelajaran pengklasifikasian hewan.

Kata kunci: Kartu Identifikasi Filum, Kunci Determinasi, Media Pembelajaran

ABSTRACT
In science teaching and learning, especially Biology, ability to classify things is an important ability.
Those ability will help students to distinguishing, agglomerating, categorizing, connecting concepts with
or concepts and so on. Based on observation which done on Sumedang region’s schools, we discovered
that on Animal Classifications concepts, students have difficulty to understanding the terminology of
determination key. Besides, teachers also being interviewed and we collected data that in learning on
class, students apparently cheating the determination key to finish their work. From that observation and
interview data, we innovated determination key as a media to learn Animal Classifications with creating
card of phylum identification. This is a R&D model. The result of this research expected to help students
grow their classify ability and help teacher on teaching and learning as a learning media.

Keywords: Card of Phylum Identification; Determination Key, Learning Media

Luki Oktavia Lukman Putri, Kartu Identifikasi Filum 31


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 31-38)

Sains tidak terlepas dari produk, Hubungan ini mengindikasikan bahwa


proses dan aplikasinya. Produk dari sains dalam mempelajari sains, tidak terlepas
berupa konsep atau pengetahuan. Proses dari produk, proses dan aplikasinya/
sains berupa cara kerja, cara berpikir dan kegunaannya bagi masyarakat.
kemampuan memecahkan masalah. Pada tahun 1978, dikenalkan
Sedangkan aplikasi dari sains adalah sebuah metode belajar tentang bagaimana
mengenai manfaatnya. belajar (learning how to learn). Metode ini
Biologi merupakan cabang ilmu mendorong perluasan dari diagram Vee.
pengetahuan yang menghasilkan teori-teori Diagram Vee berisi elemen kunci untuk
dari berbagai aktivitas pengamatan atau memahami pengetahuan alamiah dan
penelitian. Melalui pengamatan, akan memproduksi pengetahuan. Diagram Vee
didapatkan data-data mengenai apa yang membantu kita untuk memahami bahwa
hendak diteliti. Data-data itu kemudian pengetahuan kita dibentuk dari objek dan
menjadi bukti untuk menegaskan prinsip kejadian (object or event).
atau teori yang kita yakini. Diagram Vee disusun dari sisi kiri
Oleh karena itu, dalam dan sisi kanan yang kemudian dibatasi oleh
pembelajaran biologi, banyak kegiatan object or event. Hal ini mengisyaratkan
praktikum/kegiatan laboratorium yang bahwa kegiatan laboratorium (object or
dilakukan. Tujuannya, selain untuk event) menggabungkan antara pengetahuan
membuktikan teori, juga untuk yang sudah didapat (left side) dengan
mengkonstruksi pengetahuan awal dengan pengetahuan yang didapat setelah
pengetahuan yang didapatkan melalui praktikum (right side). Dimana sisi kiri
pengamatan pada penelitian. (left side) berisi hal-hal konseptual dan sisi
Pada kurikulum KTSP, setiap kanan (right side) berisi hal-hal
standar kompetensi akan berhubungan metodologikal. Bentuk dari diagram Vee
dengan “salingtemas” atau sains, bisa dilihat pada Gambar 1.
lingkungan, teknologi dan masyarakat.

Gambar 1 Diagram Vee (Sumber: Novak & Gowin, 1984)

Luki Oktavia Lukman Putri, Kartu Identifikasi Filum 32


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 31-38)

Berikut ini adalah tahap-tahap dalam google kemudian melihat dari bawah ke
pembuatan desain kegiatan laboratorium: atas untuk mengerjakan praktikum kunci
1. Menganalisis potensi materi determinasi.Kecurangan tersebut tentu
Menurut Novak (1984), menganalisis dapat dilakukan oleh siswa karena siswa
potensi materi berarti merekonstruksi sudah memiliki pengetahuan awal tentang
kerangka berpikir untuk menghasilkan hewan-hewan yang di sekitarnya, bahkan
produk kreatif. Diagram Vee berfungsi mungkin siswa lebih hapal nama
sebagai blue print atau perencanaan daerahnya dibandingkan dengan nama
untuk membantu guru dan siswa ilmiahnya. Jika siswa sudah memiliki
mengkonstruksi pengetahuannya. pengetahuan awal dan sudah memiliki
2. Memperbaiki kegiatan laboratorium, pengetahuan tentang hewan-hewan
kegiatan lapangan dan langkah kerja tersebut, mengapa praktikum pengamatan
Diagram Vee membantu menganalisis hewan harus tetap dilaksanakan?Watson &
konsep apa yang terlebih dahulu harus Miller (2009) menyatakan bahwa
siswa pahami sebelum melakukan penggunaan kunci determinasi dalam
kegiatan laboratorium. pembelajaran memiliki keunggulan karena
mengembangkan daya kreativitas dan
Dari hasil observasi yang dilakukan penalaran siswa, memotivasi siswa untuk
pada salah satu SMA di daerah Sumedang, belajar dan memudahkan siswa
didapatkan data bahwa kegiatan praktikum memahami, membandingkan dan
yang dilakukan di sekolah tersebut tidak menganalisis materi yang sedang
efektif. Data ketidakefektifan tersebut dipelajari.
didapatkan dari wawancara dengan guru Kemampuan dalam mengklasifikasi
biologi di kelas X. Praktikum hanya adalah kemampuan yang penting dalam
dilakukan sebagai syarat kegiatan ilmiah pembelajaran MIPA, terutama Biologi.
dalam biologi. Selebihnya, kegiatan Kemampuan tersebut akan membantu para
praktikum belum mampu menjembatani siswa dalam hal membedakan, melakukan
pengetahuan awal siswa dengan penge- pengelompokan, melakukan kategorisasi,
tahuan yang didapat setelah pengamatan menghubungkan konsep dan lain-lain.
dalam praktikum. Rata-rata kegiatan Kemampuan mengklasifikasi tersebut tidak
praktikum di kelas X hanya dilakukan terlepas dari pembelajaran yang telah
sebanyak 2 kali dalam 1 tahun. Pada dilakukan oleh siswa sejak bayi. Manusia
semester 1 siswa melakukan praktikum mengalami perkembangan dari waktu ke
mengenai pengenalan alat laboratorium. waktu. Perkembangan tersebut terjadi tidak
Kemudian pada semester 2, siswa hanya pada fisik, juga pada kemampuan
melakukan praktikum dengan bantuan berpikir atau kognitifnya. Kemampuan
kunci determinasi. Kunci determinasi yang kognitif mengikuti tahap perkembangan
diberikan oleh guru kepada siswa pada usia-usia tertentu. Piaget dalam
didapatkan dari searching pada situs Santrock (2011) menyatakan bahwa bayi
google. Kunci determinasi tersebut sudah memiliki kemampuan mengkonsep
memuat beberapa istilah yang bahkan guru dan mengkategorisasi. Kemampuan
biologinya sendiri pun harus mencari arti mengkonsep dan mengkategorisasi ini
kata dari istilah tersebut ke kamus biologi dimulai sejak tahap sensory motor (0-2
atau mencari kembali di situs google. tahun), kemudian dilanjutkan pada tahap
Masalah lain dari kunci determinasi pre-operational (3-5 tahun), concrete
tersebut adalah siswa yang tidak mampu operation (6-7 tahun), formal operation (7-
mengklasifikasi/ mengkategorisasi atau dst). Jadi, kemampuan mengkonsep dan
cenderung malas akan mencurangi kunci mengkategorisasi ini penting untuk
determinasi tersebut. Seperti misalnya membangun kemampuan berpikir kognitif.
mencari nama ilmiah hewan tersebut di Terlewatnya tahap-tahap tersebut akan

Luki Oktavia Lukman Putri, Kartu Identifikasi Filum 33


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 31-38)

mengakibatkan sulitnya kita membangun menjadi dasar untuk siswa


kemampuan berpikir di usia dewasa. mendeskripsikan ciri umum dunia hewan
Kurikulum KTSP untuk tingkat dan mendeskripsikan ciri hewan
SMA kelas X, menuntut siswa harus berdasarkan pengamatan. Dari tinjauan SK
mempelajari keanekaragaman makhluk dan KD di atas, materi ini akan mengasah
hidup. Salah satunya keanekaragaman pada kemampuan siswa, tidak hanya dalam hal
kingdom animalia (hewan). Dalam kemampuan mengklasifikasi, juga menga-
mempelajari keanekaragaman tersebut, sah kemampuan siswa dalam berpikir
siswa harus memiliki kemampuan induktif dan deduktif. Induktif, bahwa
mengklasifikasi atau mengkategorisasi. siswa akan mampu mendeskripsikan ciri
Kemampuan dalam mengklasifikasi hewan berdasarkan pengamatan. Dan
memungkinkan siswa untuk dapat deduktif, bahwa siswa akan mampu
membedakan ciri antara satu organisme mendeskripsikan ciri umum dunia hewan
dengan organisme lain dan memahami setelah melakukan pengamatan.
mengapa organisme satu dengan yang Oleh karena itu, maka penulis
lainnya dikelompokkan menjadi satu. mengajukan sebuah inovasi desain
Berikut adalah Standar Kompetensi dan kegiatan laboratorium dalam hal media
Kompetensi Dasar dari kurikulum KTSP praktikum, yaitu dengan memodifikasi
yang harus dipelajari siswa disajikan pada kunci determinasi. Tujuannya agar
Tabel 1. pengetahuan siswa dapat terbentuk melalui
pengamatan atau learning by doing, tidak
Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi hanya sekedar dihapal melalui text book.
Dasar Kurikulum KTSP untuk materi Sehingga, meskipun siswa tidak mampu
Klasifikasi Makhluk Hidup
Standar : Memahami manfaat
mengingat ciri secara umum, siswa dapat
Kompetensi keanekaragaman hayati menerapkan kemampuan berpikir induktif
Kompetensi : Mendeskripsikan ciri-ciri atau berpikir deduktif. Inovasi yang
Dasar filum dalam dunia hewan dan penulis lakukan adalah menggabungkan
peranannya bagi kehidupan bentuk katalog kartu cat dengan kunci
Tujuan :  Mendeskripsikan determinasi. Selain itu, penulis merombak
Pembelajaran perbedaan dunia hewan
dan dunia tumbuhan
bahasa ilmiah yang dianggap sulit dan
 Mendeskripsikan ciri tidak dimengerti oleh siswa.
umum dunia hewan Menurut Purnamasari et al (2012)
 Mengklasifikasikan melalui jurnal penulis menelaah pengguna-
dunia hewan an kunci determinasi dan flashcard sebagai
 Membandingkan ciri- media pembelajaran inkuiri mengenai
ciri masing-masing
filum hewan makhluk hidup. Penelitian tersebut
 Mengamati beberapa mengindikasikan bahwa media
contoh kelas hewan pembelajaran berbasis inkuiri (praktikum)
 Menggambar struktur dengan menggunakan kartu dan gambar
tubuh hewan akan menambah daya ingat, ketertarikan
 Mendeskripsikan ciri dan keaktifan siswa dalam belajar. Inovasi
hewan berdasarkan
hasil pengamatan media kegiatan laboratorium ini disebut
kartu identifiksi filum. Kartu identifikasi
Berdasarkan Tabel 1, dari turunan filum ini digunakan sebagai alat bantu
Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar siswa melakukan praktikum pengamatan
dan tujuan pembelajaan, dapat dilihat hewan-hewan, misalnya di taman
bahwa materi dalam filum hewan ini serangga, pantai, dan lain-lain.
memiliki potensi untuk mengembangkan Berdasarkan latar belakang yang
kemampuan mengklasifikasi siswa. telah dipaparkan, dapat disusun sebuah
Kemampuan mengklasifikasi ini akan rumusan masalah mengenai pengembangan

Luki Oktavia Lukman Putri, Kartu Identifikasi Filum 34


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 31-38)

desain kegiatan laboratorium sebagai Arthropoda dan Mollusca. Untuk membuat


berikut, 1) Bagaimanakah bentuk DKL dan kartu identifikasi filum,
pengembangan desain kegiatan labora- dilakukan analisis diagram Vee dan
torium yang telah disusun? 2) Bagaimana rancangan bentuk kartu.
hasil uji coba yang telah dilakukan pada
siswa di kelas X? 3) Bagaimana bentuk a. Analisis Diagram Vee
rekonstruksi dari pengembangan desain Setelah dipaparkan mengenai
kegiatan laboratorium yang telah disusun? desain kegiatan laboratorium dan diagram
Vee. Berikut adalah desain kegiatan
METODE PENELITIAN laboratorium yang inovatif melalui analisis
dari diagram Vee. Analisis diagram Vee
Populasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mencari focus question,
adalah siswa kelas X semester genap di theories, conceptual knowledge, object and
daerah Sumedang. Pengambilan sampel event, data record, trasnformation,
penelitian menggunakan teknik purposive knowledge claim, dan value claim. Analisis
sampling karena disesuaikan dengan dari diagram Vee untuk membuat DKL
sekolah yang mengalami masalah pada dan kartu identifikasi filum dapat dilihat
materi Klasifikasi Hewan. Penelitian ini pada Gambar 2.
merupakan penelitian Research and b. Kartu Identifikasi Filum
Development (R&D) dengan menggunakan Setelah selesai membuat desain
metode deskriptif (Sugiyono, 2008). kegiatan laboratorium, maka selanjutnya
Metode deskriptif digunakan dalam membuat kartu identifikasi filum sebagai
penelitian awal untuk menghimpun data media kegiatan laboratorium. Kartu
mengenai kondisi yang ada, diantaranya identifikasi filum berisi halaman cover,
kondisi yang ada sebagai bahan petunjuk penggunaan, daftar isi, daftar
perbandingan, kondisi pengguna dan gambar dan daftar istilah. Petunjuk
kondisi faktor pendukung dan penghambat pengunaan mendeskripsikan bagaimana
dalam pengembangan dari produk. cara menggunakan kartu identifikasi.
Pada tahap awal dilakukan kajian Penggunaannya sama dengan pengunaan
silabus dan tujuan pembelajaran. kunci determinasi, perbedaannya adalah
Kemudian disusun media pembelajaran jika pada kunci determinasi lebih banyak
yang disesuaikan dengan kunci determinasi dideskripsikan dengan kata-kata, pada
beserta desain kegiatan laboratorium. Uji kartu identifikasi, penulis menambahkan
coba dilakukan pada siswa di kelas. Hasil gambar siluet.
uji coba menjadi dasar rekonstruksi Desain Tujuannya agar ketika siswa
Kegiatan Laboratorium dan Kartu mengamati hewan yang menjadi objek
Identifikasi Filum. klasifikasi, siswa tidak hanya dapat
membedakan mana yang bersayap mana
HASIL DAN PEMBAHASAN yang tidak, mana yang bersegmen mana
yang tidak. Penulis memberikan indikator
Analisis Desain Kegiatan Laboratorium kepada siswa. Agar ketika siswa
dan Kartu Identifikasi Filum mengamati, siswa dapat secara langsung
Tahap pertama pembuatan Kartu juga mengembangkan kemampuan kognitif
Identifikasi Filum adalah analisis silabus dalam hal membandingkan.
dan tujuan pembelajaran. Silabus yang Kegiatan akhir pencarian, siswa
digunakan pada sekolah yang diteliti tidak diberitahu hewan apa yang diamati
adalah KTSP. Dari turunan indikator dan sebelumnya. Siswa diajak untuk mengeta-
tujuan pembelajaran, Kartu Identifikasi hui pengelompokan hewan didasarkan
Filum dan Desain Kegiatan Laboratorium pada apa, mengapa nama ilmiahnya seperti
hanya untuk mengamati 2 filum, yaitu itu, dan lain-lain.

Luki Oktavia Lukman Putri, Kartu Identifikasi Filum 35


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 31-38)

Gambar 2 Analisis diagram Vee DKL dan kartu identifikasi filum

Pada kegiatan akhir, siswa diminta ketika penulis memeriksa hasil jawaban
untuk menggambar/memfoto hewan yang siswa, ternyata masih ada kelompok yang
diamatinya. salah mengelompokkan hewan-hewan
tersebut ke dalam kelompok yang salah.
Analisis Uji Coba pada Siswa Misalnya hiu, paus dan ikan badut dalam
Desain kegiatan laboratorim dan kelompok yang sama dan diberi nama
kartu identifikasi filum diujicobakan di kelompok ikan. Lobster, siput dan kerang
salah satu SMA di daerah Sumedang. dalam kelompok yang sama dan diberi
Tujuannya adalah untuk mengetahui nama kelompok hewan bercangkang.
kelayakan desain kegiatan laboratorium Laba-laba, semut, lebah, kecoak, dan
dan kartu identifikasi filum.Untuk uji coba caplak ke dalam kelompok serangga.
ini, penulis telah berkoordinasi dengan Kemudian lainnya, siswa hanya mampu
guru biologi di sekolah tersebut untuk mengelompokkan sebatas vertebrata dan
melaksanakan uji coba. Penulis bertindak invertebrata.
sebagai observer di kelas dan guru biologi Gambar fenomena di DKL terlalu
di sekolah tersebut melakukan mudah, siswa sudah dapat mengklasifikasi
pembelajaran di kelas, mengamati hewan-hewan tersebut meski pun belum
penggunaan kartu identifikasi filum. melakukan pengamatan dalam praktikum.
Setelah melakukan kegiatan uji Gambar yang ditampilkan merupakan
coba, berikut ini adalah analisis dari hasil hewan-hewan yang terlalu siswa kenal,
uji coba yang telah dilakukan pada 1 kelas. sehingga siswa tidak tertantang untuk
Dalam DKL yang penulis susun, penulis mengklasifikasi hewan-hewan tersebut.
membagi kegiatan laboratorium itu dalam Meski pun setelah penulis periksa, jawaban
beberapa bagian. siswa banyak yang salah/ miskonsepsi.
Berikut temuan-temuan tersebut
setelah melakukan uji coba: b. Temuan pada desain kegiatan
a. Temuan pada desain kegiatan laboratorium bagian 3
laboratorium bagian 1 dan 2 Ketika hendak memulai
Pada awal praktikum, penulis pengamatan, siswa tidak memperhatikan
berpikir siswa akan mengerjakan fenomena perbedaan dari kunci determinasi dengan
di DKL dengan benar, karena kartu identifikasi filum. Ketika praktikum
pengerjaannya terbilang cepat. Namun dimulai, siswa langsung mencari kunci

Luki Oktavia Lukman Putri, Kartu Identifikasi Filum 36


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 31-38)

determinasi di buku paketnya. Hal ini DKL ini disesuaikan dengan kesulitan
dimungkinkan karena siswa tidak pernah yang siswa alami pada saat pembelajaran.
melihat kartu identifikasi filum
sebelumnya. KESIMPULAN DAN SARAN
Penggunaan kartu identifikasi filum
menghemat waktu praktikum, biasanya Kesimpulan
menggunakan kunci determinasi, siswa Berdasarkan hasil uji coba dapat
hanya mampu mengidentifikasi 3-5 jenis disimpulkan bahwa kartu identifikasi filum
hewan, namun pada praktikum membantu siswa untuk mengidentifikasi
menggunakan kartu identifikasi filum, hewan-hewan dan membantu siswa
siswa dapat mengerjakan mengidentifikasi mengkonstruksi ciri-ciri melalui berpikir
10 jenis hewan bahkan lebih, mengerjakan induktif dan deduktif. Media ini dapat
soal diskusi dan melakukan perbandingan membantu pemahaman siswa dan
dengan kelompok lain. mengurangi kecurangan siswa dalam
Siswa lebih teratur dalam mempelajari kunci determinasi. Kartu ini
mengerjakan praktikumnya. Guru tidak mudah digunakan karena bahasanya
kesulitan menjelaskan penggunaan kartu disesuaikan dengan pemahaman siswa.
identifikasi filum. Siswa lebih aktif Siswa cenderung dapat mengidentifikasi
berdiskusi di kelompoknya. hewan dengan jumlah yang banyak dalam
waktu praktikum yang sedikit. Kartu ini
c. Temuan pada soal diskusi kelompok merupakan solusi inovatif, namnn perlu
Penulis membuat kartu identifikasi diperbaiki karena belum dapat menilai
filum dengan tidak menjelaskan perbedaan apakah ada perubahan dari konsepsi siswa
masing-masing filum sejak dari bentuk sebelum praktikum dan sesudah praktikum.
simetri tubuh, sehingga siswa pun tidak
ada yang menyebutkan dasar utama Saran
pengelompokkan hewan adalah simetri Kartu identifikasi filum merupakan
tubuh. media inovatif untuk mengembangkan
kemampuan mengklasifikasi. Diperlukan
d. Temuan pada kartu identifikasi filum pengembangan lebih lanjut pada media
Kartu identifikasi filum perlu tersebut, karena dalam penelitian ini,
diperbaiki. Kontennya perlu ditambah observasi hanya dilakukan pada 1 sekolah
dengan detail-detail penting lain dari ciri sehingga tidak dapat menggeneralisasi
klasifikasi hewan.Berdasarkan catatan kesulitan istilah yang dialami oleh siswa.
yang diberikan oleh guru biologi di Selain itu perlu desain yang lebih menarik
sekolah tersebut, kartu identifikasi filum agar siswa lebih tertarik menggunakan
pun bentuknya belum menarik dan perlu media. Filum yang dimasukkan ke dalam
diperhatikan dalam segi bentuknya. kartu identifikasi perlu ditambah.

Rekonstruksi Desain Kegiatan DAFTAR RUJUKAN


Laboratorium dan Kartu Identifikasi
Setelah dilakukan uji coba dan Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi
menganalisis kekurangan dan kelebihan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
dari DKL dan kartu identifikasi filum, Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian
penulis merancang kembali DKL dan kartu Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
identifikasi filumnya. Tujuannya agar Penerbit Rineka Cipta.
didapatkan DKL yang mampu Cresswell, J. W. 2014. Research Design.
menjembatani konsep dan fakta yang siswa Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
temukan di lapangan. Rekonstruksi dari Dahar, R. W. 1996. Teori-Teori Belajar.
Jakarta: Penerbit Erlangga.

Luki Oktavia Lukman Putri, Kartu Identifikasi Filum 37


JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA VOLUME 2 NOMOR 1 TAHUN 2016
(p-ISSN: 2442-3750; e-ISSN: 2527-6204) (Halaman 31-38)

Dahar, R. W. 2011. Teori-Teori Belajar Santrock, J. W. 2011. Life Span


dan Aplikasinya. Bandung: Penerbit Development. 13th Ed. New York:
Erlangga. McGraw-Hill Companies, Inc.
Dananjaya, U. 2010. Media Pembelajaran Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Aktif. Bandung: Penerbit Nuansa. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Novak, D. J. & Gowin, D. B. 1984. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Learning How To Learn. New York: Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
Cambridge University Press. Inovatif Berorientasi Konstruk-
Purnamasari, H., Rahayuningsih, M., & tivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Chasnah. 2012. Kunci Determinasi Watson, S. & Miller, T. 2009.
dan Flashcard Sebagai Media Classification and the dichotomus
Pembelajaran Inkuiri Klasifikasi key tools for teaching identification
Makhluk Hidup SMP. Unnes Science (report). Article The Science
Education Journal, 2(1): 103-110. Teacher, 50-54.

Luki Oktavia Lukman Putri, Kartu Identifikasi Filum 38

Anda mungkin juga menyukai