Anda di halaman 1dari 5

METODOLOGI PENELIAN

RESUME HIPOTESIS PENELITIAN

Oleh :

ALIF FIANA
1715152330

Bimbingan dan Konseling

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2017
Populasi dan Sampel
A. Pengertin Populasi

Populasi adalah wilyah generalisasi yang terdiri atas obyek subyek yang mempunyai
kualitas dan karakterisik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga onyek dan benda-benda alam
yang lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
diamati, meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek/obyek itu. Misalnya ingin
melakukan penelitian di sekolah X, maka sekolah X ini merupakan populasi, hal ini berarti
populasi dalam arti kuantitas. Sekolah X juga memiliki karakteristik orang-orangnya seperti
motivasi kerja, disipilin kerja, kepemimpinanya.

Populasi dapat dibedakan menjadi populasi terbatas dan populasi terbatas. Populasi
terbatas memiliki batas kuantitatif secara jelas, misalnya 5 juta guru SMA tahun 2017,
sedangkan populasi tak terbatas tidak dapat ditentukan batasannya misalnya guru di Indonesia.
Selain itu, ada juga sifat populasi, yaitu populasi homogen dan populasi heterogen. Populasi
homogen yaitu populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, maka tidak dipersoalkan
jumlah secara kuantitatif, sedangkan populasi heterogen, yaitu populasi yang unsur-unsurnya
memiliki sifat yang bervariasi, sehingga memerlukan batasan kuantitatif atau kualitatif.

B. Pengertian Sampel

Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu. Sampel akan memberikan kesimpulan akan populasi, jka sampel yang
diambil betul-betul representatif. Contohnya : anak laki-lai dan perempuan Indonesia yang
berumur 16 – 18 tahun. Missal, SMA X menjadi sampel bagi anak remaja Indonesia, mereka
merupakan sampel dari populasi karena mereka anak Indonesia yang berumur 16 – 18 tahun.
C. Teknik Sampling

 Probability sampling : simple random sampling, proportionate stratified random


sampling, dispropotionate stratified random sampling, area (cluster) sampling (sampling
menurut daerah)
 Non probability sampling : sampling sistematis, sampling kuota, sampling incidental,
purposive sampling, sampling jenuh, snowball sampling

D. Jenis Teknik Probability Sampling

1. Simple random sampling


Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada di populasi itu. cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap
homogen. Prosedur pernarikan sampel yang paling banyak dikenal orang adalah
penarikan sampel acak atau random sampling. Ciri dasar penarikan sampel acak ini
adalah bahwa semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama. langkah dalam
pemarikan sampel acak ini adalah :

Langkah 1 Menentukan jumlah elemen/unit sampling dalam populasi

Langkah 2 Menentukan besar sampel (n)

Langkah 3 Memilih n menggunakan pengambilan acak

Contoh, seorang peneliti ingin meneliti perilaku hidup bersih sehat (PHBS) di Dusun
Lodadi yang terdiri atas 200 KK. Peneliti membuat gulungan kertas masing-masing nama
KK dan mengambil sebanyak 50 kali secara acak gulungan kertas. Gulungan kertas yang
terpilih menjadi sampel . Cara lain untuk mengacak adalah dengan menggunakan tabel
nomor acak dan program acak komputer (seperti SPSS).

2. Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai latar belakang
pendidikan berstrata maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya : jumlah pegawai
yang lulus S1: 45, S2: 30, STM : 800, SMP : 900, SMA: 400, SD: 300.
3. Dispropotionate stratified random sampling

Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai 3 orang
lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang lulusan S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang
lulusan SMP. Maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang lulusan S2 itu diambil semua
sebagai sampel karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan
kelompok lainnya.

4. Area (cluster) sampling


Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi, atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka
pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Misalnya di
Indonesia terdapat 30 propinsi dan sampelnya akan menggunakan 15 propinsi maka
pengambilan 15 propinsi itu dilakukan secara random, tetapi perlu diingat karena
propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya
menggunakan stratified random sampling. Propinsi di Indonesia ada yang penduduknya
padat, tidak padat. Teknik sampling ini digunakan melalui dua tahap yaitu tahap pertama
menentukan sampel daerah dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada
pada daerah itu secara sampling juga.

E. Jenis Non probability sampling

Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
1. Sampling sistematis
Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang
diberik nomor urut. Misal anggota ada 100 orang. Dari semua anggota diberi nomor 1
sampai dengan 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja,
genap saja, atau kelipatan.
Contoh :
Populasi : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Sampel : 3 6 9 12 15 18 21 24
2. Sampling kuota
Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah kuota yang diinginkan. Sebagai contoh akan melakukan penelitian tentang
pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan ijin mendirikan
bangunan. Jumlah yang ditentukan 500 orang, kalau pengumpulan data belum 500 orang
maka penelitian dianggao belum selesai.
3. Sampling insidental
Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja secara
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila
dianggap cocok sebagai sumber data.
4. Sampling purposive
Teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan
melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah
orang yang ahli makanan.
5. Sampling jenuh
Teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Hal ini dilakukan bila jumlah populasi dianggap kecil kurang dari 30 orang.
6. Snowball sampling
Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil kemudian membesar
ibarat bola salju yang menggelinding. Pertama dipilih satu atau dua orang tetapi karena
dengan dua orang belum merasa lengkap maka peneliti mencari orang lain sehingga
jumlah sampel semakin banyak.

Anda mungkin juga menyukai