BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Reumatoid Artrisis (Rematik) adalah salah satu
penyakit yang lumrah diderita masyarakat Indonesia baik
tua maupun muda. Di masyarakat, masih terus berkembang
mitos dan anggapan yang salah mengenai penyakit ini.
Padahal mitos-mitos ini menyesatkan bila dikaji dari sisi
medis dan bisa merugikan penderita. Salah satu mitos
tersebut yaitu dengan sering mandi malam diusia muda
memicu rematik diusia tua. Faktanya sejauh ini belum ada
bukti yang menguatkan hal tersebut.
Prevalensi terjadinya penyakit ini adalah 1 % orang
dewasa. Lebih dominan terjadi pada perempuan. Perempuan 3
kali lebih rentan menderita reumatoid artritis dibanding
dengan laki-laki. Penyakit ini menyerang semua etnis,
dengan insiden pada orang berusia 18 tahun berkisar 0,1 %
- 0,3 %. Sedangkan pada anak-anak dan remaja yang berusia
kurang dari 18 tahun 1 / 100.000 orang.
Pada tahun 2000, jumlah penderita Rematoid Artritis
(Rematik) sekitar 120 orang. Walaupun pravalensi penyakit
rendah, tetapi penyakit ini sangat progresif dan paling
sering menyebabkan kecacatan. Dari hasil observasi yang
dilakukan selama penulis melakukan praktik di Desa
Meninting, didapatkan sejumlah lansia baik laki-laki
maupun perempuan yang menderita Reumatoid Artritis. Oleh
karena itu penulis tertarik untuk mengangkat kasus
penyakit ini sebagai tugas dalam praktik klinik
keperawatan gerontik di Desa Meninting Tahun 2012.
1
2
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Penulis dapat mengaplikasikan teori yang didapat saat
proses belajar mengajar secara nyata kepada lansia
dengan Reumatoid Artritis (Rematik) dan secara
langsung memberikan asuhan keperawatan kepada kelayan.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu mengidentifikasi tanda dan gejala
Reumatoid Artritis secara langsung.
b. Penulis mampu melaksanakan proses keperawatan
secara langsung, mulai dari pengkajian data
kelayan, menganalisa data tersebut kemudian
merumuskan diagnosa keperawatannya. Selanjutnya
membuat rencana tindakan dan melaksanakannya serta
melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan
yang diberikan kepada kelayan.
C. METODE PENULISAN
Dalam mengumpulkan data untuk menyusun laporan ini,
penulis menggunakan beberapa pendekatan antara lain :
1. Observasi : Melakukan pengamatan terhadap kelayan
dalam melakukan kegiatan dan
aktivitas.
2. Wawancara : Penulis mewancarai kelayan dan
melakukan sesi tanya jawab serta
menyesuaikan kemampuan kelayan dalam
menjawab semua pertanyaan yang
diajukan.
3. Studi Kasus : Penulis melakukan atau mempelajari
kasus yang akan dilakukan pengkajian.
4. Studi Kepustakaan : Penulis mempelajari kasus
dengan menggunakan berbagai teori atau
literatur yang diambil dari buku dan
kepustakaan.
3
5. Sumber Data :
a. Primer : Yang diperoleh dari kelayan itu sendiri.
b. Sekunder : Yang diperoleh dari orang terdekat, team
kesehatan lain, serta hasil pemeriksaan
fisik.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk memudahkan dalam penyusunan dan pemahaman dari
Asuhan Keperawatan ini, maka sistematika penulisan ini
dapat dibagi dalam lima bab yaitu:
Bab I : Merupakan pendahuluan meliputi ; latar
belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II : Berisi tinjauan teori meliputi ; konsep
dasar proses menua, konsep dasar penyakit
Rematik (masalah utama) dan konsep dasar
asuhan keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Bab III : Berisi tinjauan kasus yang meliputi
pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Bab IV : Pembahasan yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi dimana semua
yang ada dalam pembahasan ini merupakan
perbandingan antara tinjauan teori dengan
tinjauan kasus.
Bab V : Berisi penutup yang meliputi kesimpulan
dan saran.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
4. Patofisiologi
Destruksi Nyeri
sendi
Defisit
perawatan diri
10
5. Pemeriksaan Diagnostik
Faktor rheumatoid : Positif pada 80% - 95% kasus
Fiksasi lateks : Positif pada 75% dari kasus-
kasus khas.
Reaksi-reaksi aglutinasi : Positif pada lebih
dari 50% kasus-kasus khas.
LED : Umumnya meningkat pesat (80-
100mm/h). Mungkin kembali
normal sewaktu gejala-gejala
meningkat.
Protein C-Relatif : Positif selama masa
eksaserbasi.
6. Penatalaksanaan Medis
Prinsip pengobatan reumatoid artritis adalah
mengistirahatkan sendi yang terkena. Obat-obat yang
biasa digunakan, antara lain :
a. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS)
Kelompok obat ini dapat mengurangi peradangan
dengan menghalangi produksi mediator peradangan.
Yang paling banyak digunakan adalah aspirin dan
ibuprofen.
b. Obat Slow Acting
a. Senyawa emas
b. Penisilamin
c. Hidrioxi Kloroquin dan Sulfozalazin
c. Kortikosteroid
Untuk pemakaian kortikosteroid, harus diperhatikan
hal berikut :
Pemberian oral dilakukan pada kasus-kasus RA yang
tidak berespon terhadap AINS dan obat-obatan yang
bekerja lambat.
Untuk mengatasi gejala-gejala penyakit yang
terjadi selama menunggu efek obat-obatan yang
bekerja lambat.
11
f. Neurosensori
Gejala : Kebas/kesemutan pada tangan dan kaki,
hilangnya sensasi pada jari tangan.
Tanda : Pembengkakan sendi simetris.
g. Interaksi sosial
Gejala : Perusakan interaksi dengan keluarga/orang
lain, perubahan peran, isolasi.
h. Keamanan
Gejala :
Kulit mengkilat
Tegang
Lesi kulit
Ulkus kaki
Kesulitan dalam menangani ugas
Demam ringan menetap
Kekeringan pada mata dan membran mukosa
i. Interaksi ego
Gejala :
Keputusasaan dan ketidakberdayaan
Ancaman pada konsep diri, citra tibuh,
Idetitas pribadi
2. Diagosa Keperawatan
a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi
jaringan oleh akumulasi cairan proses inflamasi
ditandai dengan :
Keluhan nyeri, kelelahan
Fokus pada diri sendiri
Perilaku yang bersifat hati-hati
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
atau ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot,
ditandai dengan :
Ketidakmampuan untuk dengan segaja bergerak dalam
lingkungan fisik.
Membatasi rentang gerak
13
3. Perencanaan
a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi
jaringan oleh akumulasi cairan proses inflamasi.
Kaji keluhan nyeri (lokasi, intensitasnya).
Rasional : Membantu dalam menentukan kebutuhan
manajemen nyeri dan kefektifan
program.
Sarankan kelayan menggunakan matras/kasur keras,
dan bantal kecil.
Rasional : Matras yang lembut/empuk, bantal yang
besar akan mencegah pemeliharaan
kesejajaran tubuh yang tepat,
menempatkan stres pada sendi yang
sakit.
14
4. Pelaksanaan
a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi
jaringan oleh akumulasi cairan proses inflamasi.
Mengkaji keluhan nyeri.
Menganjurkan kelayan untuk menggunakan
matras/kasur keras dan bantal kecil.
Meninggikan linen tempat tidur sesuai dengan
kebutuhan.
Memotivasi kelayan untuk sering merubah posisi.
Membantu kelayan untuk mendapatkan posisi yang
nyaman.
Memberikan massase lembut.
Menganjurkan manajemen stres, seperti teknik
relaksasi.
Memberikan obat-obatan sesuai dengan petunjuk.
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/
ketidaknyamanan, penurunan kekuatan otot.
Mengkaji tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi.
Membantu kelayan melakukan rentang gerak
aktif/pasif.
Memotivasi kelayan mempertahankan postur tegak
dan duduk tinggi, berdiri dan berjalan.
Memodifikasi lingkungan.
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
dtandai dengan keluhan susah tidur/istirahat.
Mendiskusikan kebiasaan pola dan kebutuhan tidur.
Memotivasi kelayan untuk melakukan ritual
menjelang tidur, seperti membaca/minum hangat.
Menyarankan untuk melakukan tindakan mengilangkan
nyeri sebelum tidur.
Menganjurkan untuk memposisikan sendi dengan
tepat.
Menciptakan tidur tanpa gangguan untuk
memungkinkan siklus tidur lengkap.
19
5. Evaluasi
S : Subyektif, keluhan yang dirasakan kelayan
O : Obyektif, kelihan kelayan yang dapat dilihat dan
diobservasi
A : Assesment
P : Planning
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
21
22
B. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki / Perempuan hidup
: Laki-laki/ Perempuan meninggal
: Hubungan perkawinan
: Kelayan
: Hubungan keluarga
: Tinggal serumah
C. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Kelayan saat ini dalam keadaan
tidak bekerja, hanya tinggal di
panti. Biasanya kelayan
membersihkan halaman panti pada
pagi hari setelah shalat subuh.
Alamat pekerjaan : Tidak ada
Jarak dari rumah : Tidak ada
Alat transportasi : Tidak ada
Pekerjaan sebelumnya : Kelayan mengatakan dulu bekerja
sebagai tukang cuci.
Jarak dari rumah : Kelayan mengatakan + 100 m
23
E. Riwayat Rekreasi
Hobby/minat : Jalan-jalan.
Keanggotaan organisasi : Tidak dikaji
Liburan perjalanan : Kelayan mengatakan diajak
bertamasya oleh keluarganya
1 kali dalam 1 tahun pada
saat pulang k kopang.
24
F. Sistem Pendukung
Kelayan mengatakan bila rasa sakit datang
biasanya kelayan k klinik di panti, akan tetapi jarang
mendapatkan obat.
G. Deskripsi Kekhususan
Kebiasaan ritual : Kelayan mengatakan biasanya Shalat
5 waktu di masjid yang ada di
panti.
H. Status Kesehatan
Status kesehatan untuk selama setahun yang lalu :
Kelayan mengatakan sering merasakan sakit pada daerah
lutut.
Status kesehatannya selama 5 tahun terakhir adalah
kelayan mengatakan pernah terjatuh kurang lebih 4
tahun yang lalu dan tangan kiri sempat patah.
I. Keluhan Utama
Kelayan mengatakan nyeri di bagian kedua lutut sampai
kaki bagian bawah
1. Provokatif/Paliative : Kelayan mengatakan sakit
lutut pada saat mau tidur malam.
2. Quality/Quantity : Kelayan mengatakan sakitnya
seperti ditusuk-tusuk, panas dan terasa ngilu,
dengan frekuensi sering.
3. Region: Kelayan mengatakan sakit terasa pada bagian
kedua lutut sampai ke kaki.
4. Severity Scale : Skala nyeri sedang(5)(0-10)
5. Timming : Kelayan mengatakan nyeri pada malam hari
setelah shalat Isya saat mau tidur malam, pada saat
dingin.
Pemahaman dan Penatalaksanaan Masalah Kesehatan :
Kelayan mengatakan menderita rematik. Apabila sakitnya
kambuh, biasanya kelayan hanya memijat-mijat bagian
yang sakit. Kelayan mengatakan tidak mengetahui cara
yang bisa dilakukan agar sakitnya tidak kambuh.
Obat-obatan yang diminum :
kelayan mengatakan saat ini tidak mengkonsumsi obat.
25
Status imunisasi :
Tetanus : tidak dikaji
Difentri : tidak dikaji
Influenza : tidak dikaji
Pneomovaks : tidak dikaji
Alergi :
Kelayan mengatakan tidak alergi dengan makanan dan
obat-obatan
Penyakit yang diderita :
Rematik
J. Aktivitas Hidup Sehari-hari
1. Indeks Katz
Skor A yaitu kelayan mandiri dalam hal makan,
kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan
mandi.
2. Oksigenasi
Kelayan mengatakan tidak pernah mengalami gangguan
dalam bernapas, RR:21x/menit
3. Cairan dan elektrolit
Kelayan mengatakan minum air putih yang dimasak + 8
gelas / sehari (+ 1.600 mL)
4. Nutrisi
Kelayan mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi
sedang dan komposisi nasi, sayur bening, ikan,
kdang-kadang buah.
5. Eliminasi
Kelayan mengatakan BAB 1 kali/hari pada pagi hari
dengan konsistensi lembek, bau khas, warna kuning
pucat. BAK 4-6 kali/hari warna bening dan agak
kekuningan, bau khas, tidak ada keluhan.
6. Istirahat dan tidur
Kelayan mengatakan istirahat dari jam 21.00-05.00
Wita, setelah itu kelayan tidak tidur lagi sampai
pagi karena kelayan harus k masjid untuk solat
subuh. Terkadang kelayan terbangun tengah malam
26
Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1. DS :
P: Kelayan mengatakan Destruksi sendi Nyeri Akut
sakit pada kedua lutut
Q: Kelayan mengatakan
sakit seperti ditusuk-
tusuk, panas dan Inflamasi
terasa ngilu, dengan membran sinovial
frekuensi sering.
R: Kelayan mengatakan
nyeri terasa di lutut
sampai kaki bagian Melepas reseptor
bawah stimulus nyeri
S: skala nyeri 5 (brakinin,
(sedang) (0-10) histamin)
T: kelayan mengatakan
nyeri kambuh pada
malam hari setelah
shalat Isya, pada saat
mau tidur Nyeri akut
DO :
Kelayan tampak
meringis.
Skala nyeri 5 (0-10)
31
nyeri ringan
Kelayan memegang
bagian lutut
K/U : Baik
TTV :
N : 84x/ menit
RR :21x/ menit
TD:130/90mmHg
Prioritas masalah :
b. Nyeri akut
c. Gangguan pola tidur
d. Manajemen regimen terapeutik tidak efektif
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut, berhubungan dengan destruksi sendi
ditandai dengan :
Ds :
P: Kelayan mengatakan sakit pada kedua lutut
Q: Kelayan mengatakan sakit seperti ditusuk-tusuk,
panas dan terasa ngilu, dengan frekuensi sering.
R: Kelayan mengatakan nyeri terasa di lutut sampai
kaki bagian bawah
S: skala nyeri 5 (sedang) (0-10)
T: kelayan mengatakan nyeri kambuh pada malam hari
setelah shalat Isya, pada saat mau tidur
Do :
Kelayan tampak meringis.
Skala nyeri 5 (0-10) nyeri ringan
Kelayan memegang bagian lutut K/U : Baik
TTV :
N : 84x/ menit
RR : 21x/ menit
TD : 130/90 mmHg
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri akut
ditandai dengan
Ds :
Kelayan mengatakan tidak bisa istirahat / tidur jika
nyerinya kambuh
Kelayan sering terbangun tengah malam karena nyeri
(biasanya jam 01.00 atau 02.00 Wita), kadang-kadang
kelayan tidak bisa tidur kembali sampai pagi
Do :
33
N. RENCANA TINDAKAN
Hari/tgl
No Diagnosa Keperawatan TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
jam
1. Senin Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1. Observasi keluhan 1. Membantu dalam
18-12-17 dengan destruksi sendi tindakan nyeri (penyebab, menentukan
Pukul ditandai dengan : keperawatan selama kualitas, lokasi, kebutuhan
12.00 Ds : 3 x 24 jam, skala dan waktu) manajemen nyeri
WITA P: Kelayan mengatakan diharapkan nyeri 2. Diskusikan tindakan 2. Mengetahui
sakit pada kedua lutut terkontrol, dengan yang telah dilakukan kemampuan
Q: Kelayan mengatakan Kriteria hasil: kelayan untuk kelayan
sakit seperti ditusuk- Skala nyeri 1 – 3 menangani nyeri mengatasi nyeri
tusuk, panas dan (0-10) nyeri 3. Diskusikan dengan 3. Membantu kelayan
terasa ngilu, dengan ringan kelayan upaya lain menangani nyeri
frekuensi sering. Tidak mengeluh yang bisa dilakukan secara mandiri
R: Kelayan mengatakan nyeri untuk menangani nyeri
nyeri terasa di lutut Tidak meringis seperti terapi jahe
S: skala nyeri 5 TTV dalam batas 4. Anjurkan kelayan 4. Membantu
(sedang) (0-10) normal menerapkan terapi mengatasi nyeri
T: kelayan mengatakan Kelayan mampu jahe setiap hari
nyeri kambuh pada melakukan 5. Berikan massase 5. Meningkatkan
malam hari setelah penanganan lembut relaksasi
shalat Isya, pada saat 6. Kolaborasi : berikan 6. Mengurangi/
dingin dan bangun obat-obatan yang menghilangkan
tidur dapat mengurangi rasa rasa nyeri
Do : nyeri ; analgesik
Kelayan tampak
meringis.
Skala nyeri 3 (0-10)
nyeri ringan
Kelayan memegang
35
TD : 130/90 mmHg
O. PELAKSANAAN
Hari/ No
No Tindakan Keperawatan Evaluasi Tindakan
Tgl/Jam Dx
1. Senin I 1. Mengobservasi keluhan nyeri 1. Silu-silu kambuh saat bekerja
18-12-17 (penyebab, kualitas, lokasi, skala berlebihan, bila beristirahat rasa
Pukul dan waktu) sakit berkurang, sakit seperti di
12.00 tusuk-tusuk, panas di daerah lutut dan
WITA punggung, skala nyeri sedang (5) (0-10)
2. Mendiskusikan tindakan yang telah 2. Kelayan menggunakan air hangat untuk
dilakukan kelayan untuk menangani mandi, tetapi tidak terus menerus
penyakit
3. Mendiskusikan dengan kelayan upaya 3. Kelayan mengatakan baru mengetahui
lain yang bisa dilakukan untuk manfaat jahe untuk silu-silu, nyeri
menangani nyeri seperti menggunakan berkurang; skala nyeri ringan :2 (0-10)
jahe
4. Menganjurkan kelayan menerapkan 4. Kelayan tampak mengangguk, mau menuruti
terapi jahe setiap hari anjuran perawat
5. Memberikan massase lembut pada 5. Kelayan tampak rileks dan merasa nyaman
daerah lutut dan punggung. pada saat diberikan massase
6. Kolaborasi : memberikan obat-obatan 6. Kelayan belum mendapatkan terapi
yang dapat mengurangi rasa nyeri farmakologi
38
P. EVALUASI
No Hari/Tanggal Dx Evaluasi
1. Jumat I S :
22-12-17 - Kelayan mengatakan nyeri berkurang ; skala ringan (2) (0-10)
Pukul 12.00 - Silu-silu kambuh saat bekerja berlebihan, bila beristirahat rasa sakit
WITA berkurang, sakit seperti di tusuk-tusuk di daerah lutut dan punggung
- Kelayan menggunakan air hangat untuk mandi, tetapi tidak terus menerus
- Kelayan mengatakan baru mengetahui manfaat jahe untuk silu-silu
O :
- Kelayan tampak mengangguk, mau menuruti anjuran perawat
- Kelayan tampak rileks
- Kelayan merasa nyaman saat diberikan massase
- Kelayan belum mendapatkan terapi farmakologi
A : Masalah teratasi sebagian
P : Inervensi dilanjutkan
1. Anjurkan kelayan menerapkan terapi jahe setiap hari
2. Berikan massase lembut pada daerah lutut dan pinggang
2. Jumat II S :
22-12-17 - Kelayan kooperatif menanyakan dan memperhatikan penjelasan yang diberikan
Pukul 12.00 - Kelayan aktif mencoba mengikuti ritual meminum air hangat sebelum tidur
WITA - Kelayan aktif mengikuti percobaan relaksasi napas dalam
O :
- Kelayan aktif mencoba mendapatkan posisi yang nyaman
- Konjungtiva tidak anemis
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi di lanjutkan
- Menganjurkan kelayan untuk melaksanakan ritual minum air hangat sebelum tidur
40
3 Jumat III S :
22-12-17 - Kelayan mengatakan sekarang mengerti tentang penyakit reumatik
Pukul 12.00 - Kelayan mengatakan mandi menggunakan air hangat, tetapi tidak terus menerus
WITA - Kelayan mengatakan mau mematuhi terapi jahe dengan mengobati lutut dan
pinggang tiap pagi dan sore
O :
- Kelayan tampak senang saat diberikan pujian
- Kelayan tampak kooperatif
- Kelayan kooperatif mengikuti terapi non-farmakologi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
41
BAB IV
PEMBAHASAN
41
42
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada tinjauan teori tentang konsep dasar asuhan
keperawatannya, terdapat 6 diagnosa, sedangkan pada
tinjauan kasus penulis mengangkat 3 diagnosa yang
semuanya ada di tinjauan teori. Hal ini terjadi karena
dalam pengkajian ditemukan data yang mendukung masalah
keperawatan kelayan.
C. PERENCANAAN
Dalam perencanaan teoritis, terdapat rencana
kolaborasi dengan tenaga medis lain seperti dokter untuk
pemberian terapi. Hal ini direncanakan pada perencanaan
kasus karena diharapkan dapat meningkatkan status
kesehatan kelayan. Tetapi pada kenyataannya dokter hanya
berkunjung tiga bulan sekali. Tidak semua perencanaan
yang ada di perencanaan teoritis dimasukkan ke
perencanaan kasus karena disesuaikan dengan tujuan dan
kebutuhan asuhan keperawatan, selain itu juga harus
disesuaikan dengan kemampuan perawat yang memberikan
asuhan keperawatan.
D. PELAKSANAAN
Pemberian tindakan keperawatan kepada kelayan
disesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat. Faktor
pelaksanaan tindakan keperawatan adalah health education
tentang bagaimana penanganan jika nyeri lutut dan
pinggang tidak dirasakan lagi. Tindakan difokuskan
kepada bagaimana mengalihkan rasa nyeri kelayan, ini
berhasil dilakukan karena kelayan sudah paham dengan apa
yang dijelaskan dan diajarkan oleh penulis. Sedangkan
penanganan gangguan masalah tidur, tindakan difokuskan
kepada pengalihan nyeri. Ini dikarenakan jika kelayan
merasakan nyeri kelayan tidak dapat beristitirahat /
tidur dengan tenang. Untuk masalah manajemen regimen
terapeutik tidak efektif, tindakan difokuskan untuk
meningkatkan kemandirian kelayan untuk memanfaatkan
43
E. EVALUASI
Dalam mengevaluasi keberhasilan pencapaian
pelaksanaan asuhan keperawatan kepada kelayan dilakukan
setelah 3 x 24 jam, tetapi eveluasi tindakan dilakukan
setiap selesai melaksanakan tindakan keperawatan. Pada
saat evaluasi akhir, menunjukkan pencapaian kriteria
evaluasi, misalnya untuk diagnosa I kelayan tampak
rileks yang menunjukkan nyeri berkurang. Hal ini sesuai
dengan kriteria hasil pada perencanaan.
44
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah proses pemberian asuhan keperawatan pada
kelayan Pq”J” penulis dapat menyimpulkan :
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan pada lansia, banyak
ditemukan hambatan-hambatan sehingga kita harus benar-
benar mengenal lansia itu agar kita bisa mencari jalan
keluar jika muncul hambatan terutama pada proses
pengkajian.
2. Dalam proses memberikan asuhan keperawatan asuhan
keperawatan pada lansia, kita harus sabar menghadapi
perubahan emosi yang setiap saat berubah-ubah.
3. Memberikan asuhan keperawatan pada lansia dengan
gangguan khusus seperti kelayan dengan gangguan
pendengaran memiliki trik-trik tersendiri agar
komunikasi lancar. Berbeda dengan lansia yang tidak
mengalami gangguan pendengaran, pelaksanaan asuhan
keperawatan lebih mudah.
B. SARAN
1. Bagi Kelayan
Hendaknya kelayan tetap menjaga kesehatan, jangan
terlalu memaksakan diri untuk bekerja dan lebih aktif
dalam kegiatan-kegiatan panti.
2. Bagi Perawat
Hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan agar lebih
peka terhadap masalah-masalah yang dialami lansia
serta meningkatkan kerjasama.