Disusun oleh:
1. Ambar Febriyanti (RB201707911)
2. Dea Digna (RB201700397)
3. Ginanjar Wahyudianto (RB201705685)
4. Ibrahim Ashari Masdika (RB201707685)
5. Intan Rahmawati (RB201702150)
2017
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang dan waktu merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Segala peristiwa
yang terjadi di kehidupan pasti memiliki ruang dan waktu. Ruang dapat diartikan sebagai
tempat terjadinya suatu peristiwa tersebut. Sedangkan waktu terjadinya peristiwa
menunjukkan hitungan jam terjadinya peristiwa. Waktu tidak hanya ditunjukkan
menggunakan jam tetapi juga bisa menggunakan suasana misal pagi, siang, atau malam.
Konsep waktu dalam sejarah mempunyai arti kelangsungan (continuity) dan satuan
atau jangka berlangsungnya perjalanan waktu (duration). Kelangsungan waktu atas
kesadaran manusia, terhadap waktu dibagi menjadi tiga dimensi yaitu: waktu yang lalu,
waktu sekarang dan waktu yang akan datang di dalam satu kontinuitas.
Ruang dan waktu merupakan dua konsep yang saling melengkapi. Selain dua
konsep tersebut juga ada konsep manusia yang menjadi pelaku utama dalam suatu peristiwa.
Sehingga ketiga unsur tersebut menjadi syarat sebuah peristiwa. Peristiwa dibagi menjadi
tiga waktu kejadian yakni masa lalu, sedang berlangsung, dan masa depan. Peristiwa yang
bisa dipelajari hanya peristiwa mas lalu atau yang disebut dengan sejarah dan masa yang
sedang berlangsung/terjadi. Sedangkan masa depan tidak bisa dipelajari melainkan
diprediksi melalui perkiraan-perkiraan dari masa lalu dan masa yang tengah berlangsung.
Konsep waktu, ruang, dan manusia merupakan kesatuan tiga unsur penting dalam
peristiwa sejarah. Waktu (dimensi temporal) berjalan linier sedangkan ruang (dimensi
spasial) merupakan tempat terjadinya peristiwa, dan manusia (dimensi manusia) adalah
objek dan subjek dalam peristiwa sejarah.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep ruang dan waktu dalam dinamika kehidupan global?
C. Tujuan
1. Menjelaskan konsep ruang.
2. Menjelaskan konsep waktu.
3. Mengidentifikasi hubungan ruang dan waktu.
4. Menganalisis konsep ruang dan waktu dalam dinamika kehidupan global.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Ruang
1. Pengertian Ruang
Ruang adalah tempat yang memberikan kita hidup karena di dalamnya terdapat
unsur-unsur yang diperlukan untuk kehidupan. Karena itu, menurut istilah geografi
umum yang dimaksud dengan ruang (space) adalah seluruh permukaan bumi yang
merupakan lapisan biosfera tempat hidup tumbuhan, binatang, dan manusia.
Sedangkan menurut istilah geografi regional bahwa ruang adalah suatu wilayah yang
mempunyai batasan geografi, yaitu batas menurut keadaan fisik, sosial, atau
pemerintahan yang terjadi dari sebagian permukaan bumi dan lapisan tanah
dibawahnya, serta lapisan udara di atasnya. Menurut Sumaatmadja, mengatakan bahwa
wujud ruang dipermukaan bumi berbentuk tiga dimensi, bentangannya berupa daratan
dan perairan, sedangkan kearah vertikal berupa lapisan udara, dalam ruang ini berlokasi
benda hidup dan benda mati serta gejala-gejala yang satu sama lainnya beriteraksi.
2
3
penbentuk ruang. Elemen-elemen tersebut dapat disimbulkan dalam tiga bentuk utama,
yaitu: (1) kenampakan titik (point features), (2) kenampakan garis (line features), dan
(3) kenampakan bidang (areal features).
Kerangka kerja analisis pendekatan keruangan bertitik tolak pada permasalahan
susunan elemen-elemen pembentuk ruang. Dalam analisis itu dilakukan dengan
menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.
a. What? Struktur ruang apa itu?
b. Where? Dimana struktur ruang tesebut berada?
c. When? Kapan struktur ruang tersebut terbentuk sperti itu?
d. Why? Mengapa struktur ruang terbentuk seperti itu?
e. How? Bagaimana proses terbentukknya struktur seperti itu?
f. Who suffers what dan who benefits whats? Bagaimana struktur keruangan tersebut
didayagunakan sedemikian rupa untuk kepentingan manusia. Dampak positif dan
negatif dari keberadaan ruang seperti itu selalu dikaitkan dengan kepentingan
manusia pada saat ini dan akandatang.
Dalam melakukan pendekatan terhadap gejala dan masalah, geografi akan
menggunakan pendekatan topik utama, biasanya mencari apa yang menjadi pusat
perhatian manusia. Misalnya di daerah tertentu topik yang menjadi perhatian utama
adalah kelaparan. Maka kelaparan inilah yang menjadi sorotan utamanya. Artinya
dapat dijuga dikatakan ruang di mana kelaparan berlangsung.
Kelaparan di daerah yang bersangkutan diungkapkan jenis-jenisnya,
sebabsebabnya, penyebarannya, intensitasnya, dan interelasinya dengan gejala yang
lain dan dengan masalah secara keseluruhan. Pokoknya hal-hal yang berkenaan dengan
topik kelaparan harus diungkapkan sedalam-dalamnya, sehingga diperoleh deskripsi
ruang geografi mengenai kelaparan tersebut.
Diharapkan bahwa pengungkapan topik kelaparan tadi berkenaan dengan
penyebarannya, interelasinya, deskripsi dan sebab-sebabnya, dapat mengungkapkan
masalah geografi di daerah bersangkutan secara lebih luas. Hal yang sama dapat pula
dilakukan terhadap topik-topik lainnya, seperti pengangguran, erosi, kenakalan remaja,
kekurangan air, industri, dan lain-lain sebagainya.
Yang menjadi pegangan utama dalam melakukan pendekatan topik ini yaitu
bahwa tidak boleh dilepaskan hubungannya dengan ruang yang menjadi wadah gejala
atau topik yang kita dekati. Faktor-faktor geografi seperti manusia dan keadaan fisisnya
tidak boleh diabaikan. Berdasarkan landasan keruangan ini, kita akan dapat
mengungkapkan karakteristik kelaparan di daerah/wilayah yang bersangkutan bila
dibandingkan dengan gejala atau kelaparan di daerah/ wilayah yang lainnya.
4
Karena itu dalam wilayah fungsional, hal yang khas dari ciri wilayah bukan didasarkan
atas keseragaman atau kesamaannya (sebagaimana pada wilayah formal) tetapi dalam
wilayah fungsional; beberapa kegiatan yang berbeda menjadi komponen-komponen
yang menciptakan suatu sistem kehidupan wilayah fungsional.yang menciptakan suatu
sistem kehidupan wilayah fungsional. Kehidupan kota adalah wilayah fungsional
karena kota tidak dapat “hidup” tanpa ada daerah hinterland-nya (wilayah belakang
yang menyediakan hasil-hasil pertanian).
Menurut Jayadinata (1999), adanya wilayah formal dan fungsional dapat
memudahkan bagi para perencana untuk melakukan pendekatan dalam mengembangan
wilayah tersebut. Berdasarkan pembedaan wilayah tersebut, dalam perencanaan
wilayah dibagi dua pendekatan yaitu:
a. Pendekatan teritorial, untuk perencanaan suatu wilayah formal. Perencanaan
wilayah macam ini memperhitungkan mobilisasi terpadu dari semua sumberdaya
manusia dan sumberdaya alam dari suatu wilayah tertentu yang dicirikan oleh
perkembangan sejarahnya. Sejarah dijadikan salah satu faktor yang mengikat antar
anggota masyarakat sehingga membentuk wilayah terirorial tertentu. Perencanaan
wilayah teritorial atau formal diarahkan untuk peningkatan perkembangan untuk
melayani aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang berada di dalamnya. Perluasan
wilayah dalam pengembangan wilayah formal akan dibatasi oleh batas wilayah lain
yang berbatasan.
b. Pendekatan fungsional, yaiu suatu perencanaan yang memperhitungkan lokasi
berbagai kegiatan ekonomi dan pengaturan secara ruang dari sistem perkotaan
mengenai berbagai pusat dan jaringan. Dalam perencanaan akan dikembangkan
model-model perencanaan seperti model gravitasi, analisis masukan-keluaran,
pusat pertumbuhan, dan lain-lain. Perluasan wilayah fungsional memperhitungkan
dan mengambil manfaat dari keadaan wilayah lain yang berbatasan dalam interaksi
dan memenuhi kebutuhan yang tidak dimiliki oleh masing-masing wilayah
bersangkutan.
Akhirnya dari masing-masing pengertian tentang ruang ternyata memiliki fungsi
yang berbeda-beda, walauapun pada akhirnya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
diklasifikasikan sesuai fungsinya sehingga dapat dilakukan pengaturan ruang agar lebih
nyaman, berguna, dan dapat berkelanjutan.
4. Tiga konsep ruang dalam ilmu Geografi
a. Ruang Absolut
Ruang absolut dipahami sebagai koordinat eksternal benda atau sebuah kotak atau
wadah yang tidak berubah untuk suatu peristiwa dan proses. Ruang Absolut antara
8
lain didefinisikan oleh lokasi pada garis lintang dan garis bujur. Garis Lintang
adalah garis khayal yang melintang melingkari bumi. Garis Bujur adalah garis
khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan.
b. Ruang Relatif
Ruang Relatif mengacu pada hubungan antara berbagai lokasi. Ruang Relatif
dinyatakan dalam bentuk dimensi yang menunjukkan tingkat keterjangkauannya
dalam konteks hubungan antarruang.
c. Ruang Relasional
Ruang Relasional adalah ruang yang menjadi bagian intrinsik dari keberadaan kita
di dunia.Konsep tentang ruang relasional berkaitan dengan kegiatan kita
5. Tempat sebagai suatu konsep yang terikat pada suatu lokasi dalam ruang
Dalam geografi, tempat yang diartikan sebagai suatu lokasi dalam ruang
(permukaan bumi) akan diikatkan pada suatu titik koordinat berdasarkan titik lintang
dan bujur dalam tata koordinat bumi. Misalnya, suatu tempat yang terletak di titik 7o14’
Bujur Timur dan 4o11’ Lintang Selatan. Dengan mengetahui titik ikat tersebut maka
akan mudah mencarinya dalam peta. Indonesia juga mudah kita cari di permukaan bumi
pada saat mengetahui tempatnya berdasarkan lokasi atau koordinat bumi.
Konsep tempat ada dua yaitu tempat yang mutlak dan tempat relatif. Tempat
yang mutlak misalnya berdasarkan lokasi astronomis sebagaimana dijelaskan pada
paragaf di atas. Sedangkan tempat relatif terkait dengan tempat lainnya di suatu ruang
atau wilayah. Misalnya kota Jakarta dapat dikatakan sebelah timur, tetapi pada waktu
yang lain dapat dikatakan di sebelah barat, tergantung dari mana kita menyebutnya.
Pada saat kita berada di Propinsi Banten, maka Jakarta berada di sebelah timur tetapi
manakala kita berada di Kota Subang maka Jakarta berada di sebelah barat.
a. Tempat sebagai suatu wilayah dapat membentuk suatu pola
Tempat sesuatu yang terpilih dan dipertimbangkan berdasarkan pemikiran
rasional umumnya akan membentuk suatu pola. Jika tersebar dalam ruang, tempat-
tempat tertentu dapat membuat suatu jaringan yang terpadu. Dalam mengkaji
tempat, orang dapat menganalisisnya berdasarkan pola sebarannya, pola
keterkaitannya, dan pola ketergantungannya.
Identifikasi persebaran objek geografi yang paling efektif adalah melalui peta.
Kelebihan peta dalam menampilkan data atau informasi yang terkait dengan unsur
geografis selain mengidentifikasi persebaran, juga pola dan hubungan objek
geografi.
b. Pola dan hubungan antar tempat geografi
9
Pada peta kita dapat mengidentifikasi suatu pola tertentu. Pada sejumlah
disiplin ilmu seperti planologi (perencanaan wilayah), hidrologi, dan biogeografi
sangat berkepentingan mempelajari pola-pola tertentu pada peta. Dalam planologi
dikenal pola pengembangan wilayah kota dan desa. Gambar dibawah ditampilkan
contoh pola persebaran permukiman di wilayah perdesaan.
Pola persebaran di atas terkait dengan objek geografi lain misalnya, pola
permukiman yang memanjang sungai. Hal tersebut menandakan bahwa pola
kehidupan masyarakat kampung tersebut sangat tergantung dengan aliran sungai,
misalnya untuk memenuhi kebutuhan mencuci, kebutuhan sarana transportasi,
mencari penghidupan (mencari ikan), dan lain-lain.
Hubungan antara objek geografi dapat pula digambarkan antara adanya
tempat sesuatu membuktikan adanya sesuatu di tempat sekitarnya. Ketika ada delta
di muara sungai, maka dapat dipastikan bahwa di daerah hulu sungai mengalami
erosi lahan yang kuat. Melalui aliran sungai bahan hasil erosi di bawa menuju muara
dan di endapkan di muara sungainya
Pola dan hubungan antara faktor kegiatan manusia dengan lingkungan fisik
dapat dilihat pada gambar di bawah ini pada Buku interaksi desa-kota karangan R.
Bintarto (1989) bahwa pola perluasan kota lebih cepat berkembang ke arah kota
perdagangan dibandingkan dengan daerah laut atau pegunungan. Perbedaan pola
perluasan tersebut tentunyan terkait bahwa aktifitas manusia cenderung mencari
penghidupan ke daerahdaerah yang lebih ramai.
10) Iklim dan sumber air, menentukan kegiatan industri, artinya keadaan iklim dan
ketersediaan sumber air jangan sampai menghambat kegiatan produksi. Namun
semua faktor industri tersebut tentunya tidak seluruhnya dapat diakomodasi
secara keseluruah. Terkadang satu industri akan lebih dekat dengan lokasi bahan
baku tetapi jauh dengan lokasi pemasaran, atau sebaliknya. Karena banyak
faktor yang harus dipertimbangkan maka lahirlah teori-teori untuk membantu
memecahkan masalah penentuan lokasi, yaitu harus didasarkan pada faktor-
faktor produksi paling dominan dari suatu kegiatan industri.
B. Konsep Waktu
1. Pengertian Waktu
Waktu (dimensi temporal) memiliki dua makna yakni makna denotatif dan
makna konotatif makna waktu secara denotatif adalah merupakan satu kesatuan: detik,
menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad dst. Sedangkan makna waktu secara
konotatif adalah waktu sebagai suatu konsep. Ruang (dimensi spasial) merupakan
tempat terjadinya berbagai peristiwa alam maupun peristiwa sosial dan peristiwa
sejarah dalam proses perjalanan waktu. Manusia (dimensi manusia) adalah pelaku
dalam peristiwa sosial dan peristiwa sejarah. Ketiga konsep tersebut merupakan
kesatuan tiga unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan
perubahannya.
Suatu kejadian dapat diamati berdasarkan dimensi ruang, dimensi waktu dan
dimensi manusia. Berdasarkan dimensi ruang, suatu peristiwa memiliki batas-batas
tertentu. Dalam suatu ruang akan berlangsung berbagai peristiwa atau kejadian pada
waktu bersamaan. Berdasarkan dimensi manusia, manusia adalah menjadi objek dan
subjek dari peristiwa tersebut. Setiap peristiwa membawa pengaruh terhadap
perubahan pada dimensi manusia, baik sebagai objek maupun subjek. Perubahan
tersebut diharapkan adalah perubahan kearah yang lebih baik. Untuk itu diperlukan
kesadaran manusia dalam memaknai setiap peristiwa.
Berdasarkan dimensi waktu, suatu peristiwa merupakan suatu proses artinya,
peristiwa tersebut mengalami perubahan sejalan dengan waktu. Waktu itu ada dan
terus berjalan (continuity). Waktu dapat dimanfaatkan oleh setiap orang yang memiliki
kesadaran bahwa waktu itu terus berjalan. Jadi, hanya manusia yang dapat
memanfaatkan waktu yang dapat mengalami perubahan kearah yang lebih baik.
merupakan unsur penting dari sejarah yaitu kejadian masa lalu. Dengan kata lain waktu
merupakan konstruksi gagasan yang digunakan untuk memberi makna dalam
kehidupan di dunia. Manusia tak dapat dilepaskan dari waktu karena perjalanan hidup
manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri.
Tiap masyarakat memilki pandangan yang relatif berbeda tentang waktu yang
mereka jalani. Contoh : masyarakat Barat melihat waktu sebagai sebuah garis lurus
(linier). Konsep garis lurus tentang waktu diikuti dengan terbentuknya konsep tentang
urutan kejadian. Dengan kata lain sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses
perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang dan zaman
yang akan datang.
Berikut beberapa jenis waktu yang berkaitan dengan sejarah :
a. Periodisasi
Periodisasi adalah pembabakan masa atauwaktu yang digunakan untuk mengetahui
berbagai peristiwa dalam sejarah. Periodisasi yang dibuat para ahli tentang suatu
peristiwa yang sama dapat berbeda-beda bentuknya dikarenakan alasan pribadi atau
subyektif. Periodisasi/pembabakan waktu sejarah Indonesia menurut Dr.
Kuntowijoyo dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Sejarah, dibagi menjadi
4 periode, yaitu: zaman prasejarah, zaman kuno, zaman Islam, dan zaman modern.
Periodesasi dimaksudkan untuk mempermudah dalam memahami peristiwa-
peristiwa sejarah. Contoh periodesasi sejarah , misalnya sejarah Indonesia.
Untuk mempermudah memahami perkembangan sejarah Indonesia, maka sejarah
Indonesia disusun dalam periodesasi sebagai berikut: 1) Prasejarah (jaman batau
dan jaman logam )
2) Masuk dan berkembangnya pengaruh budaya India
3) Masuk berkembangnya islam
4) Zaman colonial
5) Zaman pendudukan jepang
6) Revolusi kemerdekaan
7) Masa orde lama
8) Masa orde baru
9) Masa reformasi
Tujuan di buatnya periodisasi bukan berarti memutuskan peristiwa yang satu
dengan yang lainnya , karena dalam sejarah aspek kesinambungan dan kontinuitas
merupakan suatu hal yang pokok.
13
b. Kronologi
Kronologi adalah istilah yang artinya diambil dari kata krono/chrono yang
artinya waktu dan -logi yang artinya ilmu maka disimpulkan kronologi adalah ilmu
yang mempelajari waktu atau sebuah kejadian pada waktu tertentu. Dengan kata
lain kronologi adalah penentuan urutan waktu terjadinya suatu peristiwa sejarah.
Kronologi berdasarkan hari kejadian atau tahun terjadinya peristiwa sejarah. Tujuan
dibuatnya kronologi dalam sejarah adalah agar penyusunan berbagai peristiwa
sejarah dalam periodisasi tertentu tidak tumpangtindih atau rancu dengan metode
lainnya . Kronologi sejarah berarti sesuai dengan urutan waktu kejadian dari
peristiwa sejarah tersebut , sehingga tidak berlangsung secara loncat-loncat .
Walaupun demikian susunan kejadian berdasarkan urutan waktu tersebut harus
tetap berkisinambungan dan menunnjukan kuasalitas (sebab-akibat). Penyusunan
peristiwa berdasarkan urutan waktu tanpa adanya hubungan sebab akibat
dinamakan kronik , bukan sebagai sejarah.
Manfaat kronologi adalah:
1) Dapat membantu menghindarkan kerancuan dalam pembabakan waktu sejarah.
2) Dapat merekonstruksi peristiwa sejarah dimasa lalu berdasarkan urutan waktu.
3) Dapat menghubungkan dan membandingkan kejadian sejarah di tempat lain
dalam waktu yang sama.
3. Pentingnya Waktu dalam Sejarah
Sejarah sebagai suatu ilmu. Kata sejarah berasal dari bahasa arab “syajara”,
artinya terjadi “syajaratun” (baca Syajarah) artinya pohon kayu itu tumbuh dan
berkembang hingga manusia dapat memanfaatkannya bagi kelangsungan hidup dan
kesejarahteraannya. Jadi, pengertian sejarah secara etimologis yaitu tumbuh, hidup,
dan berkembang yang akan berlangsung terus tiada hentinya sepanjang masa .
Di samping itu kata “syajara”, dalam bahasa Arab terdapat beberapa kata yang
hampir mirip artinya di antaranya adalah :
a) Silsilah yang menunjukkan pada keluarga atau nenek moyang. Contohnya,
prasasti kedua atau Mantyasih merupakan silsilah raja-raja Mataram kuno (Hindu)
b) Riwayat atau hikayat yakni cerita yang diambil dan kehidupan, kadang-kadang
lebih mengenai perseorangan dan keluarga. Contohnya hikayat Amir Hamzah dan
Bayan Budiman.
c) Kisah yang merupakan cerita kejadian yang benar-benar terjadi pada masa
lampau. Contohnya kisah Nabi Nuh dengan perahunya.
d) Tarikh yang menunjukkan tradisi dalam sejarah Islam, seperti tarikh nabi.
14
Sejarah sebagai suatu kata yang dapat diartikan sebagai riwayat kejadian-
kejadian masa lampau yang benar-benar terjadi (Badudu-Zain: 2001, 1241).
Sedangkan sejarah sebagai suatu ilmu, tercermin body of knowledge. Ada tiga
penyebab terjadinya perbedaan sejarah yaitu karena luasnya bidang ilmu sejarah,
penekanan (stressing) yang diberikan dari bagian definisi itu, dan sudut pandang
darimana sejarah itu ditinjau.
Berikut ini dikemukakan beberapa definisi sejarah yang memiliki penekanan
pada konsep waktu :
a) Edward Hallet Carr
Sejarah ialah suatu proses interaksi serba terus antara sejarawan dengan fakta-
fakta yang ada padanya ; suatu dialog tiada henti-hentinya masa sekarang dengan
masa silam.
b) James Bank
Sejarah adalah semua peristiwa masa lampau (sejarah sebagai kenyataan). Sejarah
dapat membantu para siswa untuk memahami perilaku manusia pada masa lampau
masa sekarang dan masa yang akan datang.
c) Ismaun
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan tentang rangkaian kejadian yang
berkualitas pada masyarakat manusia dengan segala aspeknya serta proses gerak
perkembangannya yang kontinu dari awal sejarah hingga saat ini yang berguna
bagi pedoman kehidupan masyarakat manusia masa sekarang serta arah cita-cita
masa depan.
d) Muhammad Yamin
Sejarah adalah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan dengan
bertarikh sebagai hasil penafsiran kejadian-kejadian dalam masyarakat manusia
pada waktu yang lampau, yaitu susunan hasil penyelidikan bahan-bahan tulisan
atau tanda-tanda yang lain.
Mengacu pada empat definisi di atas , maka pada esensinya sejarah adalah :
a) Sebagai suatu ilmu pengetahuan
b) Tersusun sebagai hasil penyelidikan
c) Menggunakan sumber sejarah sebagai hasil penyelidikan (benda, tulisan,
dan sumber lisan)
d) Menunjukkan adanya hubungan antara satu gejala dengan gejala lain secara
kronologi dan bertarikh
e) Kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam masyarakat manusia pada zaman
lampau
15
d) Perubahan
Perubahan terjadi apabila masyarakat mengalami pergeseran, sama dengan
perkembangan. Akan tetapi, asumsinya ialah adanya perkembangan besar-besaran
dan dalam waktu yang relatif singkat. Biasanya perubahan ini terjadi akibat
pengaruh dari luar. Contoh : Gerakan Paderi di Sumatera Barat yang menentang
kaum adat sering dianggap sebagai hasil pengaruh Gerakan Wahabi di Arab yang
ditularkan lewat para haji yang sepulang dari mekka dan tidak puas dengan
kekuasaan kaum adat.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Waktu atau dimensi temporal memiliki dua, yaitu makna denotatif dan
makna konotatif. Makna waktu secara denotatif adalah merupakan suatu kesatuan ,
seperti menit, detik, hari , minggu, bulan, tahun, abad, dst. Sedangkan makna secara
konotatif adalah waktu sebagai konsep. Ruang (dimensi spasial) merupakan tempat
terjadinya berbagai peristiwa, baik peristiwa alam maupun peristiwa social dan
peristiwa sejarah dalam proses perjalanan waktu. Proses terjadinya suatu peristiwa
dan perubahannya berlangsung dalam batas ruang dan waktu.
Suatu kejadian dapat diamati berdasarkan dimensi ruang, dan dimensi
waktu. Berdasarkan dimensi ruang , suatu peristiwa memiliki batas-batas tertentu.
Dalam suatu ruang akan berlangsung berbagai peristiwa atau kejadian , pada waktu
yang bersamaan, dan berdasarkan dimensi manusia , manusia menjadi objek dan
subjek dari peristiwa tersebut. Setiap peristiwa membawa pengaruh terhadap
perubahan pada dimensi manusia, baik sebagai objek maupun subjek.
Berdasarkan dimensi waktu, suatu peristiwa merupakan proses. Artinya
peristiwa tersebut mengalami perubahan sejalan dengan waktu. Konsep waktu itu
ada dan terus berjalan (continuity).Waktu dapat dimanfaatkan oleh setiap orang
yang memiliki kesadaran bahwa waktu ituterus berjalan. Jadi hanya manusia yang
dapat memanfaatkan waktu yang dapat mengalami perubahan ke arah yang lebih
baik.
B. Saran
Dengan adanya Konsep ruang dan waktu kita dapat mengetahui apakah
semua materi tersebut berhubungan satu dengan yang lainnya. Dalam kaitannya
dengan pemuda penerus bangsa hendaknya kita mengetahui tentang konsep waktu,
sejarah lokal, perubahan sosbud dan konsep kebudayaan itu sendiri sehingga
kecintaan terhadap bangsa dan negara lebih meyakini dan lebih dalam. Untuk itulah
perlu kiranya pendidikan yang membahas/mempelajari tentang Konsep ruang dan
waktu dalam dinamika kehidupan golobal. Untuk masyarakat Indonsia (baik bagi
pembuat makalah, pembaca makalah serta yang lain) agar dapat mendalami materi
tentang konsep ruang dan waktu dalam dinamika kehidupan golobal
17
DAFTAR PUSTAKA
18