TUJUAN
PRINSIP PERCOBAAN
Pada percobaan ini sample air yang telah diambil dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer
yang berisi kaldu tetrathionate beserta dengan swab. Erlenmeyer kemudian diinkubasi pada
suhu 37oC selama 24 jam. Setelah inkubasi, inokulasikan pada medium SS menggunakan
swab yang telah disimpan dalam erlenmeyer.
TEORI DASAR
Kerajaan : Bakteri
Order : Enterobacteriales
Keluarga : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan
(foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ
pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Tiga serotipe
utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi
menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasibakteri ke dalam
pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi.
Pada pengujian identifikasi bakteri Salmonella metode yang digunakan adalah metode
analisa secara kualitatif. Pada metode analisa kualitatif ini memiliki tahapan – tahapan
tertentu dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya suatu mikroorganisme dalam
makanan. Prinsip pengujian deteksi Salmonella menurut Metode Analisis Mikrobiologi (MA
PPOM 74/MIK/06) yaitu ada empat tahap untuk mendeteksi adanya Salmonella :
1. Pra. Pengkayaan dalam media cair non selektif yang diinkubasi pada 37±1 °C selama
18+2jam.
2. Pengkayaan dalam media cair selektif yang diinkubasi pada 41,5 + 1° C selama 24 ±
3 jam dalam RVS cair dan 37±1° C selama 24±3 jam MKTTn cair.
3. Inokulasi & identifikasi dalam 2 media padat selektif, media selektif pertama
diinkubasi pada 37±1° C selama 24±3 jam dan dengan media yang digunakan.
Bakteri ini bukan indikator sanitasi, melainkan bakteri indikator keamanan pangan . Artinya,
karena semua serotipe Salmonella yang diketahui di dunia ini bersifat patogen maka adanya
bakteri ini dalam makanan dianggap membahayakan kesehatan. Oleh karena itu berbagai
standar makanan siap santap mensyaratkan tidak adaSalmonella dalam 25 gram sampel
makanan.
Salah satu contoh uji Salmonella yang telah dilakukan pengidentifikasian yakni pada
sampel mayonnaise dengan pustaka syarat yang telah ditetapkan pada SNI 01-4473-1998
dengan syarat negatif koloni/ 25 gram. Karena mungkin keberadaan Salmonella pada
makanan sangat kecil karena itu tidak dibuat dalam 1 gram tetapi 25 gram. Salmonella adalah
bakteri yang termasuk mikroorganisme yang amat kecil dan tidak terlihat mata. Selain itu
bakteri ini tidak meninggalkan bau maupun rasa apapun pada makanan. Kecuali jika bahan
makanan (daging ayam) mengandung Salmonella dalam jumlah besar, barulah terjadi
perubahan warna dan bau (merah muda pucat sampai kehijauan, berbau busuk). Biasanya
bakteri dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium.
Salmonella bisa terdapat di udara, air, tanah, sisa kotoran manusia maupun hewan
atau makanan hewan. Yang sangat sering sekali terjadi adalah keracunanSalmonella dari
makanan yang mengandung telur mentah (tidak diolah), seperti mayonaise, es krim dan
pudding. Mayonaise biasanya sudah bersifat asam (pH dibawah 4, Salmonella hidup pada pH
4-9). Pada Mayonaise ditambahkan asam asetat sebagai cuka. Asam asetat pada mayonaise
akan membunuh Salmonella. Untuk mendeteksi keberadaan Salmonella dilakukan dalam 4
tahap yaitu pra-pengkayaan non selektif, pengkayaan selektif, inokulasi dan identifikasi, dan
konfirmasi terhadap identitas Salmonella yang diuji.
Pada pengujian salmonella ini dibuat juga kontrol positif yaitu sampel yang telah
diberi biakan kultur salmonella sebagai pembanding. Dari pengkayaan selektif, biakan dari
MKTTn dan RVS diinokulasikanpada media BGA dan XLD untuk tahap inokulasi dan
identifikasi. Pada tahap ini hanya biakan dari BGA yang berasal dari MKTTn yang
menunjukkan pertumbuhan koloni. Sedangkan pada media XLD tidak ada pertumbuhan
koloni. Selanjutnya koloni dari biakan BGA dilakukan uji identifikasi yaitu uji biokimia dan
uji serologi.
Alat : Bahan :
Pipet ukur
Tabung erlenmeyer
Media : Kaldu SS
(Sumber : Kelompok 8)
2. Tanggal Pengamatan : 04
November 2015
Media : Kaldu SS
Gambar 2. Hasil pengamatan Salmonella
Hasil : Ada pertumbuhan koloni
Shigella medium agar SS
dengan daerah berwarna hijau kilat
(Sumber : Kelompok 9) metal
3. Tanggal Pengamatan : 04
November 2015
Media : Kaldu SS
(Sumber : Kelompok 2)
4. Tanggal Pengamatan : 04
November 2015
Media : Kaldu SS
(Sumber : Kelompok 5)
5. Tanggal Pengamatan : 04
November 2015
Media : Kaldu SS
(Sumber : Kelompok 7)
6. Tanggal Pengamatan : 05
November 2015
(Sumber : Kelompok 2)
7. Tanggal Pengamatan : 05
November 2015
(Sumber : Kelompok 7)
8. Tanggal Pengamatan : 05
November 2015
(Sumber : Kelompok 1)
9. Tanggal Pengamatan : 05
November 2015
(Sumber : Kelompok 2)
10. Tanggal Pengamatan : 05
November 2015
(Sumber : Kelompok 9)
11. Tanggal Pengamatan : 05
November 2015
(Sumber : Kelompok 8)
ANALISIS
Proses pengerjaan pada percobaan ini dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama, sample air
yang telah diambil dipindahkan ke dalam erlenmeyer yang telah diisi dengan kaldu
tetrathionate sebanyak 50 ml menggunakan pipet ukur. Kemudian, inkubasi erlenmeyer yang
berisi kaldu dan sample air pada suhu 37 oC selama 24 jam. Tahap kedua dilakukan setelah
inkubasi. Erlenmeyer hasil inkubasi kemudian diinokulasi pada cawan petri yang berisi
medium agar SS menggunakan swab yang ada dalam erlenmeyer yang juga ikut diinkubasi.
Proses selanjutnya yakni inkubasi cawan petri dalam keadaan terbalik.
Dari percobaan, diperoleh hasil bahwa koloni yang tumbuh pada media agar SS memiliki
karakteristik warna hijau kilat metal. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri yang terdapat pada
sample air merupakan Salmonella Shigella. Sedangkan jika pada medium agar SS bukan
berwarna hijau kilat metal melainkan warna lain seperti muncul daerah bening kuning
kecoklatan maka bukan Salmonella Shigella.
Pada percobaan ini digunakan medium agar SS yang merupakan media selektif yang
digunakan untuk mengisolasi Enterobacteriaceae patogen khususnya Salmonella spp.
dan Shigella spp. dari makanan, alat-alat kesehatan lain dan bahan percobaan klinik.
Komposisi dari Salmonella Shigella (SS) Agar ini antara lain:
f. 10 gram Lactose
Brilian green Agar mengandung brilian green yang sangat baik untuk menghambat E.
coli dan bakteri yang memfermentasi sukrosa dan laktosa. Garam empedu berperana
menghambat bakteri untuk batang gram negatif. Media ini sangat selektif untuk
isolasi Salmonella sp. Salmonella typhii akan berwarna merah dikelilingi zona
merah. Pseudomonas dihambat, tetapi jika tumbuh menyerupai koloni Salmonella berwarna
merah. Untuk menetapkan kontaminan tersebut Salmonella atau Pseudomonas diperlukan
konfirmasi dengan media lain ( Usman, 2010).
Pada tahap selanjutnya, koloni yang telah tumbuh pada medium agar SS kemudian
diinokulasikan pada medium agar miring TSI. Agar TSI yang telah diinokulasi kemudian
diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Hasil yang diperoleh setelah inkubasi dari
beberapa tabung yakni tumbuhnya koloni yang ditandai dengan adanya daerah berwarna
hijau kehitaman yang berbentuk serabut. Selain itu, tanda lain yakni terangkatnya medium
menunjukkan bahwa bakteri yang bersangkutan dapat memproduksi gas sebagai hasil dari
fermentasi. Berdasarkan literatur dari internet, hasil positif pada uji TSIA menunjukkan
warna media slant berubah menjadi merah karena bakteri bersifat basa ini menandakan
bahwa bakteri ini tidak memfermentasi laktosa dan sukrosa. Pada media daerah butt media
berubah berwarna kuning ini menandakan bakteri memfermentasi glukosa. Pembentukan gas
positif ini hasil dari fermentasi H2 dan CO2 dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya
agar.Pembentukan H2S positif ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam. TSIA agar
mengadung laktosa dan sukrosa dalam konsentrasi 1%, glukosa 0,1% dan phenol red sebagai
indikator yang menyebabkan perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalam
suasana asam. TSIA juga mengandung natrium trisulfat, yaitu suatu substrat untuk penghasil
H2S, ferro sulfat menghasilkan FeS (precipitat), bewarna hitam untuk membedakan bakteri
H2S dengan bakteri-bakteri lainnya (Sugianto, 2012).
Setelah dilakukan pengujian tahap dua yakni pada medium agar miring TSI diperoleh
hasil positif dengan kriteria seperti di atas pada sample air yang diambil dari kamar mandi
Laboratorium TL dan dari kolam intel bagian ujung paling atas. Sedangkan dengan ketujuh
sample air lainnya menunjukkan hasil negatif dengan pengujian agar miring TSI. Tidak
adanya Salmonella dalam air bukan berarti air tersebut benar-benar baik karena bisa jadi air
tersebut dibubuhi zat kimia seperti kaporit atau klorin.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://docslide.us/documents/7-koliform-dan-salmonella.html diakses tanggal 13 November
2015 pukul 17.45