Anda di halaman 1dari 13

PERCOBAAN 31 : PEMERIKSAAN SALMONELLA SHIGELLA PADA AIR

TUJUAN

1. Mengetahui kehadiran bakteri Salmonella Shigella pada sample air

PRINSIP PERCOBAAN

Pada percobaan ini sample air yang telah diambil dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer
yang berisi kaldu tetrathionate beserta dengan swab. Erlenmeyer kemudian diinkubasi pada
suhu 37oC selama 24 jam. Setelah inkubasi, inokulasikan pada medium SS menggunakan
swab yang telah disimpan dalam erlenmeyer.

TEORI DASAR

Salmonella merupakan suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat


yang menyebabkan tifus, paratifus, dan penyakit foodborne. Spesies-spesies Salmonella dapat
bergerak bebas dan menghasilkan hydrogen sulfida. Salmonella dinamai dari Daniel Edward
Salmon, ahli patologi Amerika, walaupun sebenarnya, rekannya Theobald Smith (yang
terkenal akan hasilnya pada anafilaksis) yang pertama kali menemukan bacterium tahun 1885
pada tubuh babi.

Berikut adalah klasifikasi dari Bakteri Salmonella :

Kerajaan : Bakteri

Kelas : Gamma Proteobacteria

Order : Enterobacteriales

Keluarga : Enterobacteriaceae

Genus : Salmonella

Species : S. enterica (Anonimb, 2009).

Salmonella adalah penyebab utama dari penyakit yang disebarkan melalui makanan
(foodborne diseases). Pada umumnya, serotipe Salmonella menyebabkan penyakit pada organ
pencernaan. Penyakit yang disebabkan oleh Salmonella disebut salmonellosis. Tiga serotipe
utama dari jenis S. enterica adalah S. typhi, S. typhimurium, dan S. enteritidis. S. typhi
menyebabkan penyakit demam tifus (Typhoid fever), karena invasibakteri ke dalam
pembuluh darah dan gastroenteritis, yang disebabkan oleh keracunan makanan/intoksikasi.

Pada pengujian identifikasi bakteri Salmonella metode yang digunakan adalah metode
analisa secara kualitatif. Pada metode analisa kualitatif ini memiliki tahapan – tahapan
tertentu dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya suatu mikroorganisme dalam
makanan. Prinsip pengujian deteksi Salmonella menurut Metode Analisis Mikrobiologi (MA
PPOM 74/MIK/06) yaitu ada empat tahap untuk mendeteksi adanya Salmonella :

1. Pra. Pengkayaan dalam media cair non selektif yang diinkubasi pada 37±1 °C selama
18+2jam.

2. Pengkayaan dalam media cair selektif yang diinkubasi pada 41,5 + 1° C selama 24 ±
3 jam dalam RVS cair dan 37±1° C selama 24±3 jam MKTTn cair.

3. Inokulasi & identifikasi dalam 2 media padat selektif, media selektif pertama
diinkubasi pada 37±1° C selama 24±3 jam dan dengan media yang digunakan.

4. Konfirmasi terhadap identitas Salmonella dengan uji biokimia dan serologi.

Pada pengujan deteksi Salmonella diguanakan Buffered Peptone Water (BPW)


sebagai media cair non selektif, Muller Kaufimann Tetrathionate Novobiocin Broth (MKTTn)
dan Rappaport Vassiliadis Medium + Soya (RVS) sebagai media cair selektif, Bismuth Green
Agar (BGA) dan Xylose Lysine Deoxycholate (XLD) media padat selektif untuk
mengisolasi Salmonella.

Uji Salmonella digunakan untuk menetapkan adanya Salmonella dalam makanan.


Salmonella merupakan bakteri gram-negatif berbentuk tongkat yang menyebabkan tifus,
paratifus, dan penyakit foodborne. Salmonella terdiri dari sekitar 2500 serotipe yang
kesemuanya diketahui bersifat pathogen baik pada manusia atau hewan.

Bakteri ini bukan indikator sanitasi, melainkan bakteri indikator keamanan pangan . Artinya,
karena semua serotipe Salmonella yang diketahui di dunia ini bersifat patogen maka adanya
bakteri ini dalam makanan dianggap membahayakan kesehatan. Oleh karena itu berbagai
standar makanan siap santap mensyaratkan tidak adaSalmonella dalam 25 gram sampel
makanan.
Salah satu contoh uji Salmonella yang telah dilakukan pengidentifikasian yakni pada
sampel mayonnaise dengan pustaka syarat yang telah ditetapkan pada SNI 01-4473-1998
dengan syarat negatif koloni/ 25 gram. Karena mungkin keberadaan Salmonella pada
makanan sangat kecil karena itu tidak dibuat dalam 1 gram tetapi 25 gram. Salmonella adalah
bakteri yang termasuk mikroorganisme yang amat kecil dan tidak terlihat mata. Selain itu
bakteri ini tidak meninggalkan bau maupun rasa apapun pada makanan. Kecuali jika bahan
makanan (daging ayam) mengandung Salmonella dalam jumlah besar, barulah terjadi
perubahan warna dan bau (merah muda pucat sampai kehijauan, berbau busuk). Biasanya
bakteri dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium.

Salmonella bisa terdapat di udara, air, tanah, sisa kotoran manusia maupun hewan
atau makanan hewan. Yang sangat sering sekali terjadi adalah keracunanSalmonella dari
makanan yang mengandung telur mentah (tidak diolah), seperti mayonaise, es krim dan
pudding. Mayonaise biasanya sudah bersifat asam (pH dibawah 4, Salmonella hidup pada pH
4-9). Pada Mayonaise ditambahkan asam asetat sebagai cuka. Asam asetat pada mayonaise
akan membunuh Salmonella. Untuk mendeteksi keberadaan Salmonella dilakukan dalam 4
tahap yaitu pra-pengkayaan non selektif, pengkayaan selektif, inokulasi dan identifikasi, dan
konfirmasi terhadap identitas Salmonella yang diuji.

Pada pengujian salmonella ini dibuat juga kontrol positif yaitu sampel yang telah
diberi biakan kultur salmonella sebagai pembanding. Dari pengkayaan selektif, biakan dari
MKTTn dan RVS diinokulasikanpada media BGA dan XLD untuk tahap inokulasi dan
identifikasi. Pada tahap ini hanya biakan dari BGA yang berasal dari MKTTn yang
menunjukkan pertumbuhan koloni. Sedangkan pada media XLD tidak ada pertumbuhan
koloni. Selanjutnya koloni dari biakan BGA dilakukan uji identifikasi yaitu uji biokimia dan
uji serologi.

ALAT DAN BAHAN

Alat : Bahan :

Jarum ose Sample air

Pembakar bunsen Kaldu tetrathionate

Tabung reaksi Medium SS


Swab

Pipet ukur

Tabung erlenmeyer

DATA DAN PENGAMATAN

No. Data Pengamatan Keterangan


1. Tanggal Pengamatan : 04
November 2015

Waktu inkubasi : 24 jam

Sample : Air keran Laboratorium


Mikrobiologi

Media : Kaldu SS

Hasil : Ada pertumbuhan koloni


dengan daerah berwarna
Gambar 2. Hasil pengamatan Salmonella
kekuningan
Shigella medium agar SS

(Sumber : Kelompok 8)
2. Tanggal Pengamatan : 04
November 2015

Waktu inkubasi : 24 jam

Sample : Air kolam intel bagian


atas

Media : Kaldu SS
Gambar 2. Hasil pengamatan Salmonella
Hasil : Ada pertumbuhan koloni
Shigella medium agar SS
dengan daerah berwarna hijau kilat
(Sumber : Kelompok 9) metal
3. Tanggal Pengamatan : 04
November 2015

Waktu inkubasi : 24 jam

Sample : Air keran toilet TL

Media : Kaldu SS

Hasil : Ada pertumbuhan koloni


dengan daerah berwarna hijau kilat
metal
Gambar 3. Hasil Pengamatan Salmonella
Shigella medium agar SS

(Sumber : Kelompok 2)
4. Tanggal Pengamatan : 04
November 2015

Waktu inkubasi : 24 jam

Sample : Air keran mushola bundar

Media : Kaldu SS

Hasil : Ada pertumbuhan koloni


dengan daerah berwarna coklat
kekuningan

Gambar 4. Hasil Pengamatan Salmonella


Shigella

(Sumber : Kelompok 5)
5. Tanggal Pengamatan : 04
November 2015

Waktu inkubasi : 24 jam

Sample : Air minum kantin Barrack

Media : Kaldu SS

Hasil : Ada pertumbuhan koloni


dengan daerah berwarna hijau hitam
kecoklatan
Gambar 5. Hasil Pengamatan Salmonella
Shigella

(Sumber : Kelompok 7)
6. Tanggal Pengamatan : 05
November 2015

Waktu inkubasi : 24 jam

Sample : Air keran toilet TL

Media : Agar TSI

Hasil : Ada pertumbuhan koloni


dengan warna hijau kilat metal,
slant berwarna merah
Gambar 6. Hasil Pengamatan Salmonella
Shigella medium agar TSI

(Sumber : Kelompok 2)
7. Tanggal Pengamatan : 05
November 2015

Waktu inkubasi : 24 jam

Sample : Air minum kantin Barrack

Media : Agar TSI

Hasil : Ada pertumbuhan koloni


dengan daerah berwarna coklat
kekuningan, dan butt terangkat

Gambar 7. Hasil Pengamatan Salmonella


Shigella

(Sumber : Kelompok 7)
8. Tanggal Pengamatan : 05
November 2015

Waktu inkubasi : 24 jam

Sample : Air minum kantin Barat


Laut

Media : Agar TSI

Hasil : berwarna kekuningan, dan


butt terangkat
Gambar 8. Hasil Pengamatan Salmonella
Shigella

(Sumber : Kelompok 1)
9. Tanggal Pengamatan : 05
November 2015

Waktu inkubasi : 24 jam

Sample : Air kamar mandi Lab. TL

Media : Agar TSI

Hasil : slant berwarna kuning, butt


terdapat endapan hitam, medium
terangkat.
Gambar 8. Hasil Pengamatan Salmonella
Shigella

(Sumber : Kelompok 2)
10. Tanggal Pengamatan : 05
November 2015

Waktu inkubasi : 24 jam

Sample : Air intel ujung atas

Media : Agar TSI

Hasil : slant berwarna kuning, butt


terdapat endapan hitam,
memproduksi gas

Gambar 9. Hasil Pengamatan Salmonella


Shigella medium TSI

(Sumber : Kelompok 9)
11. Tanggal Pengamatan : 05
November 2015

Waktu inkubasi : 24 jam

Sample : Air keran


lab.mikrobiologi TL

Media : Agar TSI

Hasil : slant berwarna kuning,


terbentuk gas

Gambar 11. Hasil Pengamatan Salmonella


Shigella medium Tsi

(Sumber : Kelompok 8)

ANALISIS

Proses pengerjaan pada percobaan ini dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama, sample air
yang telah diambil dipindahkan ke dalam erlenmeyer yang telah diisi dengan kaldu
tetrathionate sebanyak 50 ml menggunakan pipet ukur. Kemudian, inkubasi erlenmeyer yang
berisi kaldu dan sample air pada suhu 37 oC selama 24 jam. Tahap kedua dilakukan setelah
inkubasi. Erlenmeyer hasil inkubasi kemudian diinokulasi pada cawan petri yang berisi
medium agar SS menggunakan swab yang ada dalam erlenmeyer yang juga ikut diinkubasi.
Proses selanjutnya yakni inkubasi cawan petri dalam keadaan terbalik.

Dari percobaan, diperoleh hasil bahwa koloni yang tumbuh pada media agar SS memiliki
karakteristik warna hijau kilat metal. Hal ini menunjukkan bahwa bakteri yang terdapat pada
sample air merupakan Salmonella Shigella. Sedangkan jika pada medium agar SS bukan
berwarna hijau kilat metal melainkan warna lain seperti muncul daerah bening kuning
kecoklatan maka bukan Salmonella Shigella.

Salmonella dapat dibedakan dengan menggunakan kaldu tetrathionat atau sodium


selenit. Selanjutnya hanya sedikit yang dapat diidentifikasi pada spesimen yang banyak
kontaminan dengan media yang diperkaya. Salmonella merupakan bakteri mesophylic,
dengan suhu pertumbuhan optimum antara 35 - 37°C, tetap dapat tumbuh pada range 5 -
46°C. Dapat dimatikan pada suhu dan waktu pasteurisasi, sensitif pada pH rendah (≤ 4,5).
Sel-selnya dapat bertahan pada pembekuan dan bentuk kering dalam waktu yang lama.
(Hartoko, 2007) Salmonella menghasilkan gas dari glukosa menggunakan sitrat sebagai
sumber karbon. Bakteri ini mereduksi nitrat menjadi nitrit tetapi tidak menghasilkan indol
dan urease. Reaksi dekarboksilase dan lysine dan ornitin biasanya (+). Hidrogen Sulfida
dihasilkan oleh beberapa dari Salmonella.

Genus Salmonella termasuk dalam famili Enterobacteriaceae, adalah bakteri gram-


negatif berbentuk batang (0.7– 1.5x2-5 μm), fakultatif anaerobik, okidase negatif, dan
katalase positif. Sebagian besar strain motil dan memfermentasi glukosa dengan membentuk
gas dan asam. Umumnya memfermentasi dulcitol, tetapi tidak laktose, menggunakan sitrat
sebagai sumber karbon, menghasilkan hidrogen sulfida, decarboxylate lysine dan ornithine,
tidak menghasilkan indol, dan negatif untuk urease.

Pada percobaan ini digunakan medium agar SS yang merupakan media selektif yang
digunakan untuk mengisolasi Enterobacteriaceae patogen khususnya Salmonella spp.
dan Shigella spp. dari makanan, alat-alat kesehatan lain dan bahan percobaan klinik.
Komposisi dari Salmonella Shigella (SS) Agar ini antara lain:

a. 8,5 gram Bile salt atau garam bile

b. 0,33 gram Brilliant green

c. 5 gram Beef extract

d. 2,5 gram Pancreatic Digest of Casein

e. 2,5 gram Peptic Digest of Animal Tissue

f. 10 gram Lactose

g. 8,5 gram Sodium Citrate

h. 8,5 gram Sodium Thiosulfate

i. 1 gram Ferric Citrate

j. 0,025 gram Neutral Red

k. 13,5 gram Agar


Adanya bismuth sulfite dan brilliant green dapat menghambat pertumbuhan gram
positif dan coliform. Adanya S dalam media akan diubah menjadi H 2S yang berperan
mengendapkan besi, sehingga koloni berwarna coklat-hitam dengan kilap logam, tampak
seperti mata kelinci. Mikroba lain yang dapat tumbuh antara lain Pseudomonas, Shigella dan
Vibrionaceae. Media ini sangat baik digunakan pada tahap awal untuk memilahkan
Salmonella dari mikroba lain. Sedangkan mikroba lain yang tumbuh terutama
Pseudomonas dapat dipilah dengan media lain.

Brilian green Agar mengandung brilian green yang sangat baik untuk menghambat E.
coli dan bakteri yang memfermentasi sukrosa dan laktosa. Garam empedu berperana
menghambat bakteri untuk batang gram negatif. Media ini sangat selektif untuk
isolasi Salmonella sp. Salmonella typhii akan berwarna merah dikelilingi zona
merah. Pseudomonas dihambat, tetapi jika tumbuh menyerupai koloni Salmonella berwarna
merah. Untuk menetapkan kontaminan tersebut Salmonella atau Pseudomonas diperlukan
konfirmasi dengan media lain ( Usman, 2010).

Pada tahap selanjutnya, koloni yang telah tumbuh pada medium agar SS kemudian
diinokulasikan pada medium agar miring TSI. Agar TSI yang telah diinokulasi kemudian
diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Hasil yang diperoleh setelah inkubasi dari
beberapa tabung yakni tumbuhnya koloni yang ditandai dengan adanya daerah berwarna
hijau kehitaman yang berbentuk serabut. Selain itu, tanda lain yakni terangkatnya medium
menunjukkan bahwa bakteri yang bersangkutan dapat memproduksi gas sebagai hasil dari
fermentasi. Berdasarkan literatur dari internet, hasil positif pada uji TSIA menunjukkan
warna media slant berubah menjadi merah karena bakteri bersifat basa ini menandakan
bahwa bakteri ini tidak memfermentasi laktosa dan sukrosa. Pada media daerah butt media
berubah berwarna kuning ini menandakan bakteri memfermentasi glukosa. Pembentukan gas
positif ini hasil dari fermentasi H2 dan CO2 dapat dilihat dari pecahnya dan terangkatnya
agar.Pembentukan H2S positif ditandai dengan adanya endapan berwarna hitam. TSIA agar
mengadung laktosa dan sukrosa dalam konsentrasi 1%, glukosa 0,1% dan phenol red sebagai
indikator yang menyebabkan perubahan warna dari merah orange menjadi kuning dalam
suasana asam. TSIA juga mengandung natrium trisulfat, yaitu suatu substrat untuk penghasil
H2S, ferro sulfat menghasilkan FeS (precipitat), bewarna hitam untuk membedakan bakteri
H2S dengan bakteri-bakteri lainnya (Sugianto, 2012).
Setelah dilakukan pengujian tahap dua yakni pada medium agar miring TSI diperoleh
hasil positif dengan kriteria seperti di atas pada sample air yang diambil dari kamar mandi
Laboratorium TL dan dari kolam intel bagian ujung paling atas. Sedangkan dengan ketujuh
sample air lainnya menunjukkan hasil negatif dengan pengujian agar miring TSI. Tidak
adanya Salmonella dalam air bukan berarti air tersebut benar-benar baik karena bisa jadi air
tersebut dibubuhi zat kimia seperti kaporit atau klorin.

KESIMPULAN

Dari percobaan diperoleh hasil pengujian akhir sebagai berikut :

No. Sample Air Hasil Pengujian Salmonela Shigella


1. Air minum Kantin Barat Laut (KBL) -
2. Air kamar mandi Lab.TL + (Salmonella)
3. Air kolam partitur -
4. Air minum water tab masjid Salman -
5. Air keran musholla bundar -
6. Air kolam intel belakang tugu friend zone -
7. Air minum kantin Barrack -
8. Air keran Lab. Mikrobiologi TL -
9. Air kolam intel bagian ujung atas +

DAFTAR PUSTAKA
http://docslide.us/documents/7-koliform-dan-salmonella.html diakses tanggal 13 November
2015 pukul 17.45

http://www.neogen.com/Acumedia/pdf/ProdInfo/7152_PI.pdf diakses tanggal 14 November


2015 pukul 08.07

http://dokumen.tips/documents/laporan-pemeriksaan-salmonella.html diakses tanggal 14


November 2015 pukul 21.17

Anda mungkin juga menyukai