Anda di halaman 1dari 21

BAB VII

MODEL-MODEL DALAM PEMBELAJARAN

A.Pengertian
Model adalah bentuk representasi akurat, sebagai proses actual yang memungkinkan
seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Pengertian
model pembelajaran dalam konteks ini merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan proses
analisis yang diarahkan pada implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat
operasional di depan kelas.
Macam-Macam Model Pembelajaran
Dibawah ini akan disampaikan beberapa contoh model pembelajaran yang bisa dipilih
dalam pembelajaran di Sekolah.

1. Model Pembelajaran Berbasis Proyek(Problem Based Leraning)


Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah model
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik
melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan
berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis Proyekmerupakan model belajar yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan
pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
Kriteria Pembelajaran Berbasis Proyek
Ada beberapa criteria pembelajaran yang menggunakan pembelajaran berbasis proyek
antara lain:
a. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja, adanya
permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,
b. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan,
c. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan,
d. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
e. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan,
f. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif
g. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
h. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,
i. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan,
j. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan,
k. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
l. eserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan,
m. produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,
Langkah-langkah operasional

Penentuan Menyusun Menyusun Jadual


Pertanyaan Perencanaan
Mendasar Proyek

Evaluasi Menguji Monitoring


Pengalaman Hasil

Pada pembelajaran yang menggunakan model berbasis proyek, akan menuntut peran penting
guru dalam hal :
a. Merencanakan dan mendesain pembelajaran,
b. Membuat strategi pembelajaran,
c. Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan peserta didik,
d. Mencari keunikan peserta didik,
e. Menilai peserta didik dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian dan
f. Membuat portofolio pekerjaan peserta didik.
Peran peserta didik pada pembelajaran berbasis proyek
Peran yang harus dimainkan oleh para peserta didik, dalam mengikuti pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran berbasis proyek antara lain:
a. Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir
b. Melakukan riset sederhana
c. Mempelajari ide dan konsep baru
d. Belajar mengatur waktu dengan baik
e. Melakukan kegiatan belajar sendiri/kelompok
f. Mengaplikasikanhasil belajar lewat tindakan
g. Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi
Sistem penilaian
Pada penilaian proyek ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
a. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola
waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
b. Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan,
pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek
peserta didik.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
a. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar, mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting, dan mereka perlu
untuk dihargai.
b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
c. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem-
problem yang kompleks.
d. Meningkatkan kolaborasi.
e. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
f. Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber.
g. Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan praktik
dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu dan sumber-
sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.
h. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara
kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
i. Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi dan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian diimplementasikan
dengan dunia nyata.
j. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik
maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
a. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
b. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
c. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana
instruktur memegang peran utama di kelas.
d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
e. Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan
informasi akan mengalami kesulitan.
f. Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
g. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara keseluruhan

Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning)


a. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek; langkah awal agar peserta didik
mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
b. Mendesain perencanaan proyek; menyusun perencanaan proyek bisa melalui
percobaan.
c. Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek.
d. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek; mengevaluasi proyek yang sedang
dikerjakan.
e. Menguji hasil; Fakta dan data dihubungkan dengan berbagai data lain.
f. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman; mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan
untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.
2. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah model pembelajaran yang menyajikan
masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. Dalam kelas yang
menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata (real world).
a. Prinsip Proses Pembelajaran PBL

Konsep
Dasar
(Basic
Concept) Pendefinisi
an
Penilaian
Masalaah
(Assessm
(Defining
ent)
PBL the
Problem)
Pertukaran Pembelajar
Pengetahuan an Mandiri
(Exchange (Self
knowledge) Learning)

Contoh penerapannya.
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih
dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu. Kemudian peserta
didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul.
Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis dalam
memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan peserta didik untuk
bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan pendapat yang berbeda dari mereka.
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar. Guru
memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks lingkungan peserta didik,
antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat. Penugasan yang diberikan oleh guru
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik
diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari.
Pengalaman belajar merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam
rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi
pembelajaran.
Contoh penerapannya
Tahapan-Tahapan Model PBL

FASE-FASE PERILAKU GURU


Fase 1  Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Orientasi peserta didik kepada logistik yg dibutuhkan
masalah  Memotivasi peserta didik untuk terlibat aktif
dalam pemecahan masalah yang dipilih
Fase 2 Membantu peserta didik mendefinisikan
Mengorganisasikan peserta didik danmengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut
Fase 3 Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
Membimbing penyelidikan individu informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen
dan kelompok untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah
Fase 4 Membantu peserta didik dalam merencanakan
Mengembangkan dan menyajikan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
hasil karya laporan, model dan berbagi tugas dengan teman

Fase 5 Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang


Menganalisa dan mengevaluasi proses telah dipelajari /meminta kelompok presentasi
pemecahan masalah hasil kerja

b. Sistem Penilaian
Penilaian dilakukan dengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge),
kecakapan (skill), dan sikap (attitude). Penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yang
mencakup seluruh kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS),
ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, dan laporan. Penilaian terhadap kecakapan
dapat diukur dari penguasaan alat bantu pembelajaran, baik software, hardware, maupun
kemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikap dititikberatkan
pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasi dalam diskusi, kemampuan
bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalam pembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga
aspek tersebut ditentukan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Penilaian
pembelajaran dengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan
dengan portfolio yang merupakan kumpulan yang sistematis pekerjaan-pekerjaan peserta
didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentu dalam
kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBL dilakukan
dengan cara evaluasi diri (self-assessment) dan peer-assessment. Self-assessment. Penilaian
yang dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya dan hasil pekerjaannya
dengan merujuk pada tujuan yang ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itu sendiri dalam
belajar. Peer-assessment. Penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan
penilaian terhadap upaya dan hasil penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri
maupun oleh teman dalam kelompoknya
c. Kelebihan Problem Based Learning (PBL)
Ada beberapa kelebihan jika pembelajaran menggunakan model problem based learning
(PBL), antara lain:
 Dengan PBL akan terjadi pembelajaran bermakna. Peserta didik/mahapeserta didik
yang belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan
yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan. Belajar
dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik
berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan
 Dalam situasi PBL, peserta didik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuan
dan ketrampilan secara simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
 PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif peserta
didik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat
mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.
 Langkah-langkah Pembelajaran menggunakan Project Based Learning;
 Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek; langkah awal agar peserta didik
mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
 Mendesain perencanaan proyek; menyusun perencanaan proyek bisa melalui
percobaan.
 Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek.
 Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek; mengevaluasi proyek yang sedang
dikerjakan.
 Menguji hasil; Fakta dan data dihubungkan dengan berbagai data lain.
 Mengevaluasi kegiatan/pengalaman; mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan
untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.

3. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)


a. Pengertian
Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran
yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi
diharapkan siswa mengorganisasi sendiri. Sebagai strategi belajar, Discovery Learning
mempunyai prinsip yang sama dengan inkuiri (inquiry) dan Problem Solving. Tidak ada
perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini, pada Discovery Learning lebih menekankan
pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui.
b. Tahap Perencanaan
1) Menentukan tujuan pembelajaran
2) Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar,
dan sebagainya)
3) Memilih materi pelajaran.
4) Menentukan topik-topik yang harus dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-
contoh generalisasi)
5) Mengembangkan bahan-bahan belajar yang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dan
sebagainya untuk dipelajari siswa
6) Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks, dari yang konkret
ke abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik
7) Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa
c. Langkah-langkah PBL
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
1) Stimulation (simullasi/Pemberian rangsangan)
2) Problem statemen (pertanyaan/identifikasi masalah
3) Data collection (pengumpulandata)
4) .Data processing (pengolahan Data)
5) Verification (pembuktian)
6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

d. Langkah-langkah operasional Pelaksanaan


1) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)
Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak memberi generalisasi, agar timbul
keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai kegiatan PBM
dengan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang
mengarah pada persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi untuk
menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu siswa
dalam mengeksplorasi bahan.
2) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan
dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk
hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah)
3) Data collection (Pengumpulan Data).
Ketika eksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan
atau membuktikan benar tidaknya hipotesis, dengan demikian anak didik diberi kesempatan
untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur,
mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan
sebagainya.
4) Data Processing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi
yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu
ditafsirkan. Semua informai hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semuanya
diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu
serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu
5) Verification (Pembuktian)
Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau
tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil
data processing (Syah, 2004:244). Verification menurut Bruner, bertujuan agar proses belajar
akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia
jumpai dalam kehidupannya.
6) Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang
dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama,
dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasil verifikasi maka
dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi
e. Sistem Peniliaiannya.
Dalam Model Pembelajaran Discovery Learning, penilaian dapat dilakukan dengan
menggunakan tes maupun non tes. Penilaian yang digunakan dapat berupa penilaian kognitif,
proses, sikap, atau penilaian hasil kerja siswa. Jika bentuk penialainnya berupa penilaian
kognitif, maka dalam model pembelajaran discovery learning dapat menggunakan tes tertulis.
Jika bentuk penilaiannya menggunakan penilaian proses, sikap, atau penilaian hasil kerja
siswa maka pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan pengamatan.

f. Kelebihan Pembelajaran Penemuan


1) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-keterampilan
dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini,
seseorang tergantung bagaimana cara belajarnya.
2) Pengetahuan yang diperoleh melalui metode ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
3) Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
berhasil.
4) Metode ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan
kecepatannya sendiri.
5) Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan
akalnya dan motivasi sendiri.
6) Metode ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh
kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
7) Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-
gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di
dalam situasi diskusi.
8) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada
kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
9) Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik;
10) Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar
yang baru;
11) Keuntungan model pembelajaran penemuan
12) Mendorong siswa berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri;
13) Mendorong siswa berfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
14) Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih
terangsang;
15) Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia
seutuhnya;
16) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa;
17) Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;
18) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

g. Kelemahan model pembelajaran penemuan


(1) Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi
siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
mengungkapkan hubungan antara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga
pada gilirannya akan menimbulkan frustasi.
(2) Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau
pemecahan masalah lainnya.
(3) Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan
siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
(4) Pengajaran discovery lebih cocok untuk mengembangkan pemahaman, sedangkan
mengembangkan aspek konsep, keterampilan dan emosi secara keseluruhan kurang
mendapat perhatian.
(5) Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan
yang dikemukakan oleh para siswa
(6) Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan oleh
siswa karena telah dipilih terlebih dahulu oleh guru.

Langkah-langkah model pembelajaran Discovery Based Learning


a. Stimulation (memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan
materi pembelajaran/topik/tema.
b. Problem Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan menanya,
mencari informasi, dan merumuskan masalah.
c. Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan
data/informasi, melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, mencari atau merumuskan
berbagai alternatif pemecahan masalah
d. Data Processing (mengolah data); mencoba dan mengeksplorasi pengetahuan
konseptualnya, melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
e. Verification (memferifikasi); mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan
data, mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, mengasosiasikannya
menjadi suatu kesimpulan.
f. Generalization (menyimpulkan); melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.

4. Examples Non Examples ( contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan
KD)
Langkah-langkah:
a. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b. ’Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP( LCD)
c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa,hasil diskusi dari analisa gambar tersebut
dicatat pada kertas.
e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
f. Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa,guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan
yang ingin dicapai
g. Kesimpulan.

5. Picture and Picture

Langkah-langkah :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b. Menyajikan materi sebagai pengantar

c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan


materi

d. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-


gambar menjadi urutan yang logis

e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut

f. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep materi/ sesuai
dengan kompetensi yang hendak dicapai.
g. Kesimpulan.

6. Numbered Heads Together ( Kepala bernomor)


( Spencer Kagan, 1992)

Langkah-langkah :

a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor

b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya

c. Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota


kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya

d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan
hasil kerjasama mereka

e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain

f. Kesimpulan

7. Model Cooerativ Script ( danserauau cs,1985

Skrip kooperatif :

metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan
mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari

a. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-


ide pokok dalam ringkasannya.

b. Sementara pendengar :

1) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap

2) Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi


sebelumnya atau dengan materi lainnya

c. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya.
Serta lakukan seperti diatas.

d. Kesimpulan Siswa bersama-sama dengan Guru

e. Penutup

8. Kepala Bernomor Struktur


( modifikasi dari number head)

Langkah-langkah :

a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor

b. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang
berangkai

c. Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan
soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya

d. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari
kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok
lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau
mencocokkan hasil kerja sama mereka

e. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain

f. Kesimpulan

9. Student Team -Achievement Divisions ( STAD)


Langkah-langkah :

a. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut


prestasi, jenis kelamin, suku, dll)

b. Guru menyajikan pelajaran

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok.
Anggotanya lalu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam
kelompok itu mengerti.

d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak
boleh saling membantu

e. Memberi evaluasi

f. Kesimpulan

10. Model Jigsaw ( Model Tim Ahli)

((Aronson,Blaney,Stephen,Sikes,And Snapp,1978)
Langkah-langkah :

a. Siswa dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim

b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda

c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan

d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka

e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh

f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi


g. Guru member evaluasi
h. Penutup.

11. Artikulasi

Langkah-langkah :

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

b. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa

c. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang

d. Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan
pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran.
Begitu juga kelompok lainnya

e. Suruh siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman


pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya

f. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa

g. Kesimpulan/penutup

12. Mind Mapping


Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan

Langkah-langkah :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya


permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban

c. Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang

d. Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi

e. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru
mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru

f. Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru memberi
bandingan sesuai konsep yang disediakan guru.

13. Make- A Match ( Mencari Pasangan )

Langkah-langkah :

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban

b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu

c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang

d. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal
jawaban)

e. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin

f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya

g. Demikian seterusnya

h. Kesimpulan/penutup

14. Think Pair and Share.

Langkah-langkah :

a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai


b. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru

c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan


mengutarakan hasil pemikiran masing-masing

d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya

e. Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan


menambah materi yang belum diuangkapkan para siswa

f. Guru memberi kesimpulan

g. Penutup

16. Debate

Langkah-langkah :

a. Guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra

b. Guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua
kelompok diatas

c. Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggotanya kelompok pro
untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan pendapatnya.

d. Sementara siswa menyampaikan gagasannya guru menulis guru menulis inti/ide-ide dari
setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi

17. Role Playing

Langkah-langkah :

a. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan

b. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari sebelum kbm

c. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang

d. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai

e. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah
dipersiapkan
f. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan
mengamati skenario yang sedang diperagakan

g. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan kertas sebagai lembar kerja
untuk membahas

h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya

i. Guru memberikan kesimpulan secara umum

j. Evaluasi

k. Penutup

18. Group Investigation

Langkah-langkah :

a. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen

b. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

c. Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat
tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain

d. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi
penemuan .

e. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil pembahasan

19. Talking STIK

Langkah-langkah :

a. Guru menyiapkan sebuah tongkat

b. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan


kesempatan kepada siswa untuk untuk membaca dan mempelajari materi pada
pegangannya/paketnya

c. Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa untuk


menutup bukunya

d. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan
pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian
seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru.
e. Guru memberikan kesimpulan
f. Evaluasi
g. Penutup.

20. Bertukar Pasangan


Langkah-langkah :

a. Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa
menunjukkan pasangannya

b. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya

c. Setelah selesai setiap pasangan bergabungdengan satu pasangan yang lain

d. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling
menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka

e. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada
pasangan semula

21. Bertukar Pasangan

Langkah-langkah :

a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua


kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi

c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian


menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya

d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan
satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok

e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa
yang lain selama ± 15 menit
f. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa
untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara
bergantian

g. Evaluasi

h. Penutup

22. Snowball Throwing

Langkah-langkah :

a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok


untuk memberikan penjelasan tentang materi

c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian


menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya

d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan
satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok

e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang
lain selama ± 15 menit

f. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara
bergantian

g. Evaluasi

h. Penutup

24. Student Facilitator and Explaining

Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya

Langkah-langkah :

a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan

b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok


untuk memberikan penjelasan tentang materi
c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya

d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan
satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok

e. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang
lain selama ± 15 menit

f. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara
bergantian

g. Evaluasi

h. Penutup

25. Course Review Horay

Langkah-langkah :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi

c. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab

d. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan
kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa

e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang
nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar ()
dan salan diisi tanda silang (x)

f. Siswa yang sudah mendapat tanda  vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak
horay … atau yel-yel lainnya

g. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh

h. Penutup

Anda mungkin juga menyukai