PENDAHULUAN
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No.17 tahun 2001 tentang jenis usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL),rencana kegiatan tambang
batubara yang akan dilaksanakan oleh PT. USAHA BARA SEJAHTERA pada lahan seluas ±
1000 Ha wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) yang disusun juga merupakan
salah satu syarat penerbitan / peningkatan status perizinan bagi PT. USAHA BARA
SEJAHTERA dari Kuasa Pertambangan (KP) Explorasi menjadi Kuasa Pertambangan (KP)
Eksploitasi.
Dalam ANDAl ini juga akan diprediksi besaran dampak yang akan ditimbulkan oleh
komponen-komponen kegiatan tambang batubara PT. USAHA BARA SEJAHTERA,ddengan
tolok ukur yang telah ada ,dan mengevaluasi tingkat kepentingan dampak,sehingga akan
diketahui dampak penting dan tidak penting yang diperkirakan akan terjadi.
Hasil studi dalam ANDAL tambang PT. USAHA BARA SEJAHTERA ini merupakan pedoman
dalam penyusunan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) selanjutnya.
1
1.1.1. Peraturan perundang – undangan
Salah satu upaya ke arah tersebut adalah dengan penyusunan Analisis Dampak
Lingkungan Hidup (ANDAL) ini , yang akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
tambang nantinya.
2
1.1.3. Kaitan Rencana Kegiatan Dengan Dampak Penting Yang Mungkin Timbul
Isu pokok yang akan mengarah menjadi dampak penting yang mungkin terjadi,terkait
dengan kondisi lingkungan pada lokasi Kuasa Pertambangan PT. USAHA BARA SEJAHTERA
adalah sebagai berikut:
a. Penggalian dan pemindahan tanah penutup pada tahap operasi dapat menimbulkan
dampak perubahan bentang lahan (morfologi) yaitu timbulnya lubang-lubang galian
tambang,serta terjadinya penurunan kualitas air permukaan akibat air asam tambang
yang dihasilkan dari hidrolisa Pyrit (Fes) yang terdapat pada tanah penutup.
Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) rencana kegiatan tambang batubara PT. USAHA
BARA SEJAHTERA ini dilakukan dengan tujuan:
1.Mengidentifikasi rona lingkungan hidup awal ,yaitu kondisi dan tatanan lingkungan
wilayah setempat sebelum adanya kegiatan tambang,terutama yang akan terkena
dampak penting baik pada tahap persiapan penambangan ,tahap penambangan dan
tahap pasca tambang.
3
4.Memperkirakan dan mengevaluasi dampak penting akibat dilaksanakan rencana
kegiatan.
Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) rencana kegiatan tambang batubara PT. USAHA
BARA SEJAHTERA ini memiliki kegunaan antara lain:
4
BAB II
METODE STUDI
Secara umum dalam studi Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) ini dampak penting yang
ditelaah,merupakan akibat yang diprediksi akan ditimbulkan oleh rencana rencana
kegiatan tambang batubara PT. USAHA BARA SEJAHTERA ,baik pada tahap persiapan
,tahap operasi / penambangan maupun tahap pasca tambang.
Komponen kegiatan tambang batubara PT. USAHA BARA SEJAHTERA yang akan menjadi
dasar telaahan dampak penting yang diperkiran akan timbul diuraikan sebagai berikut:
1.Tahap Persiapan
a. Pembebasan Lahan
Komponen kegiatan pembebasan lahan dengan berbagai pola penggunaan lahan yang
akan dilakukan berpotensi menimbulkan dampak social dan ekonomi terhadap
masyarakat pemilik lahan.
Pembersihan jalan dari debu dengan penyiraman air serta pembersihan dan pelumasan
mesin dan alat berat. Debu dari jalan dapat mencemari udara sekitar dan juga menutupi
tumbuhan disekitar jalan tersebut. Oli yang digunakan untuk membersihkan dan
melumas alat, jika dibuang sembarangan akan merusak lingkungan dan tanah ditambah
lagi oli tidak dapat dinetralisir oleh alam, sehingga kerusakannya tidak akan bisa
diperbaiki secara alami.
5
f. Mobilisasi Peralatan
Mobilisasi peralatan dari lokasi melintasi jalan tambang ,diperkirakan akan menimbulkan
dampak terhadap komponen fisik-kimia ,sosekbud dan kesehatan masyarakat.
g. Pembersihan lahan
Kegiatan pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup yang dilakukan dengan menggunakan
alat bulldozer,shovel,whell loader dan ripper serta peledakan (blasting) berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan pada komponen geo-fisik-kimia,sosekbud dan kesehatan
masyarakat.
Tanah pucuk dan tanah penutup yang telah dikupas dan digali dipindahkan dengan
menggunakan dumb truck yang selanjutnya diangkut ketempat penimbunan (waste dumb) .
Komponen kegiatan ini berpotensi menimbulkan dampak terhadap komponen lingkungan
fisik-kimia,sosekbud dan kesehatan masyarakat.
Komponen kegiatan penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup pada lokasi penimbunan
sementara sebelum digunakan kembali untuk penimbunan lubang bukaan tambang
berpotensi menimbulkan dampak fisik-kimia,biologi,sosekbud serta kesehatan masyarakat.
d. Penambangan Batubara
Komponen kegiatan tambang dengan metode open pit berpotensi menimbulkan dampak
fisik-kimia , biologi,sosekbud dan kesehatan masyarakat.
6
e. Pengangkutan Batubara
h. Proses Pengolahan
7
4. rona lingkungan awal yang akan terkena dampak
Rona lingkungan hidup awal dalam analisis dampak lingkungan (ANDAL) tambang batubara
PT. USAHA BARA SEJAHTERA terdiri dari tiga bagian yaitu :
a. Komponen fisik-kimia
b. Komponen biologi
c. Komponen sosekbud
Uraian komponen-komponen rona lingkungan hidup awal yang akan terkena dampak
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Komponen fisik-kimia
Kom[ponen fisik-kimia yang akan terkena dampak penting,baik secara langsung
maupun tidak langsung akibat kegiatan tambang batubara PT. USAHA BARA
SEJAHTERA meliputi iklim , hidrologi , fisiografi serta ruang dan lahan.
1) Komponen Iklim
2) Hidrologi
Rona lingkungan hidup awal yang akan terkena dampak penting dalam aspek hidrologi
adalah kualitas air permukaan dan sungai yang akan menerima limpasan air permukaan dari
lokasi tambang,dengan parameter yang sesuai dengan Baku Mutu Kualitas Air Permukaan
pada Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001.
3) Fisiografi
Rona lingkungan hidup awal yang akan terkena dampak penting dalam aspek fisiologi lahan
adalah bentang lahan serta kelerangan .
8
4) Tanah
Rona lingkungan hidup awal yang akan terkena dampak penting dalam aspek tanah adalah
bahaya erosi lahan.
Rona lingkungan hidup awal yang akan terkena dampak penting dalam aspek ruang dan
lahan adalah perubahan pola pengguanaan lahan dan tata ruang setempat (untuk
sementara).
b. Komponen Biologi
1) Flora darat
Rona lingkungan hidup awal yang akan terkena dampak penting dalam aspek flora darat
meliputi tipe dan jenis vegetasi dan jenis vegetasi yang dilindungi.
2) Fauna darat
Rona lingkungan hidup awal yang akan terkena dampak penting dalam aspek fauna darat
meliputi penurunan populasi satwa liar serta punahnya jenis satwa yang dilindungi.
3) Biota perairan
Rona lingkungan hidup awal yang akan terkena dampak penting dalam aspek biota perairan
meliputi punahnya jenis-jenis biota air ,seperti benthos,nepthon dan plankton.
c. Komponen Sosekbudkesmas
2) Lapangan kerja
4) Kesehatan masyarakat
9
2.2. Wilayah Studi
Dalam Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) rencana kegiatan tambang batubara PT. USAHA
BARA SEJAHTERA lingkup wilayah studi merupakan batasan wilayah dimana penelitian akan
dilaksanakan . penetapan lingkup wilayah studi ini dilakukan dengan mempertimbangkan
beberapa lingkup wilayah berikut (Peta Wilayah Studi Terlampir):
Batas wilayah proyek adalah batas wilayah Kuasa Pertambangan (KP) PT. USAHA BARA
SEJAHTERA dimana tapak kegiatan / proyek akan dilaksanakan,yaitu meliputi areal seluas
± 1000 Ha.
Batas sosial adalah batas- batas wilayah kegiatan yang dampaknya berkaitan dengan
kondisi sosial masyarakat yang bermukim disekitar tapak proyek.
Data parameter lingkungan dan komponen iklim mencakup tipe iklim, suhu udara rata-
rata, kelembapan nisbi udara rata- rata dan curah hujan.
1. Iklim
a.Pengambilan data
Data parameter komponen iklim untuk suhu, kelembapan nisbi, dan curah hujan yang
dipergunakan data sekunder, sumber data adalah Kantor Badan Meteorologi dan
Geofisika (BMG) kota Balikpapan.
b. Metode Analisis Data
Data parameter suhu udara, kelembapan nisbi dan curah hujan dihitung untuk
memperoleh data rata- rata tahunan dari parameter tersebut, sedangkan analisis tipe
iklim diperoleh dari perhitungan menggunakan klasifikasi iklim menurut Schmith dan
Ferguson, yaitu rata- rata jumlah bulan basah dibagi dengan rata- rata jumlah bulan
kering.
c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh tim penyusun.
10
2. Kualitas Udara
Data kualitas udara yang diteliti adalah kualitas pameter kebisingan, debu,CO ( karbon
monoksida), CO2 (karbon dioksida), Nox (oksida nitrogen), Sox ( oksida sulfur), dan CxHy
(hidrokarbon).
4. Hidrologi
Data hidrologi yang diteliti adalah kualitas air permukaan
a.Lokasi sampling
Lokasi pengambilan sample data kualitas air permukaan adalah pada aliran air badan air
yang berada dan keluar dari lokasi rencana tambang.
b. Peralatan pengambilan sample
yang digunakan dalam pengambilan data dan sample adalah stop watch, meteran, pH
meter dan jerigen. Sedangkan penelitian pola/ arah aliran air permukaan dilakukan oleh
tim studi ANDAL
11
2. Satwa liar
a. lokasi sampling
Lokasi sampling untuk satwa liar sama dengan lokasi sampling biologi (fauna), dengan
asumsi bahwa hutan merupakan habitat satwa liar.
b. Metode analisis sample data
Metode analisis sample adalah analisis jumlah dan jenis vegetasi.
c.Peralatan pengambilan sample.
Kamera dan binokuler.
3. Biota perairan.
a.Lokasi sampling
Lokasi sampling untuk biota perairan sama dengan lokasi hidrologi
b. Metode analisis sample data
Analisis data dengan perhitungan jumlah populasi per volume air
c. Peralatan pengambilan sample
Plankton net dan dradge.
a. Lokasi penelitian
lokasi penelitian untuk jumlah tenaga kerja.
b. Metode pengumpulan data
pencacatan secara langsung dari menografi kelurahan.
c. Pengumpulan data
pengumpulan dilakukan oleh tim penyusun.
12
3. persepsi masyarakat
a.Lokasi penelitian
lokasi penelitian untuk persepsi masyarakat dekat lokasi tambang.
c. Metode pengumpulan data
Pencacatan sacara langsung hasil tanya jawab dengan masyarakat.
d. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan oleh tim penyusun.
13
RONA LINGKUNGAN KEGIATAN YANG AKAN
DILAKUKAN
SAAT PENELITIAN
NO.KEP-02/1988
PRAKIRAAN DAMPAK
NO.KEP-229/1996
EVALUASI DAMPAK PENTING
DAMPAK PENTING
SK GUB 7 TAHUN 2000
14
BAB III
DISKRIPSI KEGIATAN
Balikpapan Timur.
Penanggung jawab
Nama : Dr. Farid Kundori, M.Eng
Alamat : Jl. Permata Indah,No.102 Surabaya
Telphone/Hp : (021) 415884/0852 7405 2766
B. Penyusun ANDAL
Penanggung Jawab
Nama : Dr.Alfredo Simatupang S.H
Alamat : Apartement Dimension off kemang, No. 255, Jakarta Pusat
Telphone/Hp : (021)333444/0852 464 90505
Tim Penyususn
Ketua Tim : Drs. Bayu Pratama, S.E
Tim Geofisika-Kimia : Alfian S.Si
Tim Biologi : Andrian Agus Saputra S.H
Tim Soskes : Andrean , S.sos
Tim Teknis Keg : Doni Surya Bong M.T
Tim Geodesi : Prof. Andi Rahman
15
3.2. Tujuan dari rencana kegiatan
Tujuan utama dari kegiatan tambang batubara PT. USAHA BARA SEJAHTERA tentunya
adalah untuk mengeksploitasi cadangan batubara yang berada pada lokasi kuasa
pertambangan (KP) yang dimiliki oleh PT. USAHA BARA SEJAHTERA.
3.3. Kegunaan dan keperluan rencana kegiatan
Kegunaan rencana kegiatan adalah untuk meningkatkan nilai tambah cadangan
batubara yang terdapat pada lokasi pertambangan dengan mengeksploitasi cadangan
batubara tersebut, mengolah dan menjualnya sehingga memberi keuntungan ekonomi
bagi pemrakarsa, pemerintah dan masyarakat.
3.4. Lokasi kegiatan
Secara administratif lokasi kuasa pertambangan (KP) eksplorasi batubara PT. USAHA
BARA SEJAHTERA seluas ± 100 ha berada di Solok Api Samboja, pada titik koordinat.
0°53'46.38" LS dan 117°10'22.67 BT (Titik Batas 1)
0°55'30.48” LS dan 117° 9'4.88” BT (Titik Batas 2)
0°52'48.83" LS dan 117° 9'17.95" BT (Titik Batas 3)
0°54'28.83" LS dan 117° 8'4.10" BT (Titik Batas 4)
16
Sebagaimana terlampir foto udara dibawah ini
17
3.5. Umur Kegiatan
3.6. Hubungan Antar Lokasi Kegiatan Dengan Sumberdaya Dan Kegiatan Lain Disekitarnya.
Hubungan Sumber Daya Alam dan sektor kehutanan Kegiatan ini selalu
berhubungan dengan sember daya alam karena merupakan kegiatan yang mengambil
hasil alam sehingga dalam penghasilannya harus diperhitungkan tiap bulan bahkan
pertahun agar semua yang dihasilkan dapat berguna bagi pendapatan perusahaan itu
sendiri dan pendapatan daerah tersebut.
Hubungan kegiatan ini dengan sektor kehutanan akan sedikit mengganggu
hutan karena pertambangan ini memerlukan perluasan wilayah yang akan dibangun
seperti Office, Mess Karyawan, Sarana Kesehatan, dan sarana lainnya yang dapat
mendukung kegiatan pertambangan ini agar mendapatkan hasil yang maksimal.
18
3.9. Komponen kegiatan penambangan batubara
Pelaksanaan kegiatan tambang batubara PT. USAHA BARA SEJAHTERA terbagi atas 3
tahap yaitu: tahap persiapan, tahap penambangan, dan tahap pasca tambang
Komponen kegiatan pada masing- masing tahapan adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan, terdiri dari:
a. Pembebasan lahan
Sebelum melaksanakan kegiatan pada tahap persiapan, terlebih dahulu PT.
USAHA BARA SEJAHTERA melakukan pendekatan kepada pemilik lahan untuk
menyampaikan rencana kegiatan tambang batubara.pemilik lahan akan
diberikan kesempatan untuk menyampaikan keinginan tentang pola yang akan
digunakan baik itu ganti rugi pemberian kontribusi atau sesuai dengan
keinginan masyarakat
b. Mobilisasi peralatan
Beberapa peralatan tambang seperti excavator, dump truck, dozer, ripper dll
akan digunakan dala operasi pertambangan
c. Pembersihan lahan (land clearing)
Sebelum pelaksanaan konstruksi sarana dan prasarana tambang dilakukan
pengupasan lahan terlebih dahulu. Kegiatan ini berupa pemotongan pepohonan
serta pembersihan semak belukar yang terdapat pada lokasi pertambangan.
d. Pembangunan sarana dan prasarana
Untuk menunjang kegiatan pertambangan PT, USAHA BARA SEJAHTERA akan
dibangun sarana dan prasarana pendukung seperti : jalan tambang, mess
karyawan, kantor dll
2. Tahap operasi, terdiri dari:
a. Pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup
Penguasan tanah pucuk dan tanah penutup yang dilakukan memiliki ketebalan
bervariasi sesuai dengan keterdapatan lapisan serta kemiringan lapisan (DIP)
batubara.top soil atau tanah pucuk dikupas secara hati- hati, karena tanah yang
relatif subur ini akan digunakan kembali untuk menutup lubang bekas tambang
(back filling).Tanah penutup (over burden) yang relatif lunak digali dengan
excavator dan ripper, sedangkan tanah penutup berupa batuan keras digali
dengan sistem peledakan (blasting).
b. Pemindahan tanah pucuk dan tanah penutup
Tanah pucuk dan tanah penutup yang telah dikupas dipindahkan menggunakan
dump truck ketempat penimbunan tanah pucuk
c. Penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup
Tanah pucuk dan tanah penutup yang telah dikupas dan digali ditimbun pada
lokasi penimbunan sementara yang telah dipersiapkan sebelumnya.
19
Lokasi penimbunan tanah pucuk terpisah dengan lokasi penimbunan tanah
penutup, untuk menjaga agar tanah pucuk yang subur tidak bercampur dengan
tanah yang subur.
d. Penambangan batubara
Setelah tanah penutup terkupas dilanjutkan dengan penambangan/ penggalian
batubara dengan metode open pit, dimana penggalian dapat dilakukan secara
single bench maupun secara multiple bench, tergantung pada posisis jumlah
lapisan batubara yang akan ditambang. Batubara yang sudah tersingkap diambil
dengan alat berat berupa excavator. Penggalian batubara dilakukan per blok
dan mengikuti arah kemajuan dari pengupasan tanah penutup.
e. Pengangkutan batubara
Setelah batubara tergali kemudian dimuat ke atas dump truck, yang selanjutnya
diangkut menuju tempat penimbunan batubara kotor (ROM Stockpile) yang
telah dipersiapkan sebelumnya.
f. Penimbunan batubara
Batubara kotor yang telah tergali kemudian ditimbun pada tempat penimbunan
batubara kotor (ROM Stockpile) yang telah dipersiapkan sebelumnya.
g. Pengangkutan batubara menuju kawasan pelabuhan
Setelah tonase batubara mencukupi, kemudian diangku menuju likasi
pelabuhan dengan menggunakan dump truck yang selanjutnya akan diproses
pada unit pengolahan.
h. Proses pengolahan
Batubara yang diangkut menuju kawasan pelabuhan, dilakukan proses
pengolahan dalam unit pengolahan batubara, yang terdiri dari crushing plant
dan washing plant.Yang merupakan rangkaian unit proses pengolahan
batubara. Proses pengolahan batubara di masing-masing unit pengolahan
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Washing plant
Washing plant merupakan salah satu instalasi pengolahan batubara, yang
bertujuan untuk mencuci batubara dan memisahkan batubara yang kotor
dan yang bersih
2. Crushing plant
Secara garis besar proses di cushing plant adalah penempatan batubara
didalam input hoper, dan kemudian diteruskan ke feeder breaker.pada
feeder breaker batubara diremukan sampai ukuran < 25 cm.Dengan
menggunakan delivery conveyor batu bara masuk ke single deck vibrating
screen yang sekaligus meremukan batubara menjadi ukuran <50mm dan >
50mm.
20
i. Pemeliharaan peralatan tambang
Kegiatan pemeliharaan peralatan tambang dilakukan di bengkel lapangan, yang
berguna untuk memelihara kesiapan peralatan yang akan digunakan baik untuk
penambangan maupun untuk kegiatan penunjang tambang
21
BAB IV
RONA LINGKUNAN AWAL
22
4.3. Komponen Sosial, Ekonomi, Budaya Dan Kesehatan
a. Jumlah penduduk
Menghitung seberapa besar tinglat kelahiran, umur, jenis kelamin, pendidikan,dan
mata pencaharian penduduk sekitar daerah pertambangan
b. Dalam pekerjaan tambang ini akan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat
sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar
c. Budaya
Dalam proses penambangan ini kita harus mengikuti norma-norma atau adat
istiadat masyrakat sekitar.
d. Kesehatan.
Tim andal juga menyediakan fasilitas kesehatan bagi masyarakat sekitar yang
terganggu akibat jalanya penambangan.
23
BAB V
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Penentuan arti pentingnya dampak dalam ANDAL rencana kegiatan tambang batubara
PT. USAHA BARA SEJAHTERA mengacu pada pedoman mengenai ukuran dampak
penting, yaitu keputusan kepala badan pengendalian dampak lingkungan No.Kep-056
Tahun 1994, sebagaimana uraian berikut:
1. Jumlah manusia yang terkena dampak, menjadi penting apabila manusia di wilayah
di wilayah studi ANDAL yang terkena dampak lingkungan tetapi tidak menikmati
manfaat dari usaha atau kegiatan, jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah
manusia yang menikmati manfaat dari usaha atau kegiatan di wilayah studi
24
2. Luas persebaran dampak, menjadi penting apabila rencana usaha atau kegiatan
mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami perubahan mendasar dari segi
intensitas dampak atu tidak berbaliknya dampak atu segi komulatif dampak
3. Lamanya dampak berlangsung, menjadi penting apabila rencana usaha atau kegiatan
mengakibatkan timbulnya perubahan mendasar dari segi komulatif dampak yang
berlangsung hanya pada saat satu atau lebih tahapan kegiatan
4. Jumlah komponen lingkungan lainya yang terkena dampak , menjadi penting apabila
rencana usaha atau kegiatan menimbulkan dampak sekunder dan dampak lanjutan
lainya yang jumlah komponennya lebih atau sama dengan komponen lingkungan
yang terkena dampak primer
5. Intensitas dampak, menjadi penting apabila:
a. Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan pada sifat- sifat fisik
dan atau hayati lingkungan yang melampaui baku mutu lingkungan menurut
peraturan perundang- undangan yang berlaku
b. Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan mendasar pada
komponen lingkunganyang melampaui kriteria yang diakui, berdasarkan
pertimbangan ilmiah
c. Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan spesies- spesies yang langka
atau dilindungi menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku terancam
punah atau habitat alaminya mengalami kerusakan
d. Rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan kerusakan pada kawasan
lindung
e. Rencana atau usaha kegiatan akan merusak atau memusnahkan benda-benda
dan bangunan sejarah yang bernilai tinggi
f. Rencana usaha atau kegiatan akan mengakibatkan konflik atau kontroversi
dengan masyarakat, pemerintah daerah atau pemerintah pusat
g. Rencana usaha atau kegiatan mengubah atau memodifikasi areak yang
mempunyai nilai keindahan alami yan tinggi.
6. Sifat komulatif dampak, menjadi penting apabila:
a. Dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan terus- menerus, sehingga
pada kurun waktu tertentu tidak dapat diasimilasi oleh lingkungan alam atau
sosial yang menerimanya
b. Beragam dampak lngkungan bertumpuk dalam suatu ruang tertentu sehingga
tidak dapat di asimilasi oleh lingkungan alam atau yang menerimanya
c. Efek lingkungan dari berbagai sumber kegiatan menimbulkan efek yang saling
memperkuat (sinergitik)
25
7. Berbalik dan tidak berbaliknya dampak, menjadi penting apabila perubahan yang
akan dialami oleh suatu komponen lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali
walaupun dengan intervensi manusia.
5.3. Perumusan Dampak Langsung Dan Tidak Langsung
Perumusan kategori dampak langsung dan tidak langsung antara kegiatan dengan
komponen lingkungan terkena dampak ditetapkan sebagai berikut:
1. Kegiatan yang diperkirakan akan berdampak langsung terhadap komponen sosial
2. Kegiatan yang diperkirakan akan berdampak langsung terhadap komponen biologi
3. Kegiatan yang di perkirakan akan berdampak langsung terhadap komponen fisik-
kimia yang selanjutnya pada komponen biologi dan akhirnya pada komponen sosial
4. Kegiatan yang diperkirakan akan berdampak langsung terhadap komponen fisik-
kimia yang selanjutnya pada komponen sosial
26
pemotongan pepohonan, serta peningkatan konsentrasi SO2 dan CO akibat
asap peralatan yang digunakan
2 Tahap operasi
Dampak penting secara langsung terhadap kualitas udara pada tahap
operasi diprakirakan akan timbul akibat kegiatan pengupasan tanah pucuk
dan tanah penutup, penggalian batubara serta pengakutan material tanah
dan batubara. Hal ini terjadi adanya debu yang beterbangan, serta akibat
dari aktifitas peralatan, serta peningkatan konsentrasi SO2 dan CO akibat
asap peralatan yang digunakan
3. Tahap pasca operasi
Kegiatan vegetasi lahan pada tahap pasca operasi akan menimbulkan
dampak penting secara tidak langsung terhadap pemulihan kualitas udara
c. Kualitas air
1. Tahap persiapan
Kualitas air permukaan akan menurun pada tahap persiapan, yang
merupakan dampak tidak langsung dari adanya erosi akibat dari akibat
pembersihan lahan, yang menyebabkan meningkatnya konsentrasi padatan
terlarut dan padatan tersuspensi, sehingga pH air menjadi sangat rendah.
Dampak penurunan kualitas air permukaan ini secara tidak langsung dapat
menjadi dampak penting pada kondisi kesehatan masyarakat, terutama
yang mempergunakan air permukaan dalam sehari-hari
2. Tahap operasi
Penurunan kualitas air permukaan pada tahap operasi merupakan dampak
tidak langsung dari peningkatan laju erosi dan air asam tambang akibat
pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup.serta penggalian batubara
3. Tahap pasca operasi
Pada tahap pasca operasi, dengan adanya reklamasi dan vegetasi
diprakirakan laju erosi tanah akan menurun, sehingga berdampak positif
terhadap peningkatan kualitas air permukaan
d. Tanah dan lahan
1. Tahap persiapan
Dampak penting tidak langsung berupa erosi pada tahap persiapan
diprakirakan akan timbul akibat pembersihan lahan, diman dengan
hilangnya vegetasi penutup tanah tingkat bahaya erosi akan semakin
meningkat.
2. Tahap operasi
27
Dampak erosi pada tahap operasi diprakirakan terjadi secara langsung pada
kegiatan pengupasanpanah pucuk dan tanah penutup serta penimbunannya
yang diakibatkan oleh gerusan air hujan.
3. Tahap pasca operasi
Kegiatan vegetasi lahan pada tahap pasca operasi akan menimbulkan
dampak penting terhadap penurunan laju erosi partikel tanah, terutama
dengan meningkatnya daya ikat tanah oleh perakaran vegetasi.
2. Biologi
a. Flora dan fauna
1. Tahap persiapan
Kegiatan pembersihan lahan akan menimbulkan dampak penting secara
langsung karena dapat menghilangnya flora dan fauna yang hidup di sekitar
areal pertambangan
2. Tahap operasi
Dampak penting terhadap flora dan fauna akan terjadi pada saat
pengakutan batubara, pembuangan oil bekas yang sembarangan akan
mengganggu kehidupan flora dan fauna di daerah sekitar
3. Tahap pasca operasi
Kegiatan reklamasi dan vegetasi lahan akan berdampak secara tidak
langsung terhadap keberadaab flora dan fauna. Revegetasi lahan yang
dilakukan akan memulihkan kehidupan flora dan fauna di daerah sekitar
pertambangan.
4. Sosial
a. Pembebasan lahan
Dampak sosial ekonomi akan terjadi secara langsung pada saat diambil
kesepakatan rencana pembebasan lahan masyarakat baik dengan adanya ganti
rugi lahan dan atau tanam tumbuh dan bangunan, sewa lahan dan atau
pemberian keuntungan hasil penjualan batubara
b. Pemutusan hubungan kerja (PHK)
Kegiatan pemutusan hubungan kerja (PHK) dapat menimbulkan dampak
penting secara langsung terhadap lingkungan sosial, terutama karena adanya
ketidak puasan nilai pesangon dan atau kekhawatiran kehilangan pekerjaan.
28
BAB VI
EVALUASI DAMPAK PENTING
Dari hasil prakiraan dampak penting, selanjutnya dengan metode matriks sederhana
dilakukan eveluasi dampak penting tersebut, untuk melihat sifat dampak (positif atau
negatif) sarta besaran dampak (besar, sedang atau kecil)
Tolak ukur yang digunakan adalah Keputusan Kepala Bbadan Pengendalian Dampak
Lingkungan (BAPEDAL) No.Kep- 056 Tahun 1994
Telaahan terhadap dampak penting (positif, negatif, kecil, sedang dan besar) kegiatan
tambang batubara PT. USAHA BARA SEJAHTERA adalah sebagai berikut:
30
c. Penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup
Ditinjau dari intensitas dampak tidak penting, karena parameter
pencemaran udara tidak akan melampaui baku mutu.
Secara keseluruhan dampak terhadap kualitas udara yang di timbulkan
oleh pemindahan tanah pucuk dan tanah penutup bersifat negatif tidak
penting (-TP) dengan bobot dampak adalah kecil (K)
d. Penambangan batubara
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting, karena parameter
pencemaran udara akan melampaui baku mutu.
Secara keseluruhan dampak terhadap kualitas udara yang di timbulkan
oleh penambangan batubara bersifat negatif penting (-P) dengan bobot
dampak adalah sedang (S)
e. Pengangkutan batubara
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting, karena parameter
pencemaran udara akan melampaui baku mutu.
Secara keseluruhan dampak terhadap kualitas udara yang di timbulkan
oleh pengangkutan batubara bersifat negatif penting (-P) dengan bobot
dampak adalah sedang (S)
f. Penumpukan batubara di ROM Stockpile
Ditinjau dari intensitas dampak tidak penting, karena parameter
pencemaran udara tidak akan melampaui baku mutu.
Secara keseluruhan dampak terhadap kualitas udara yang di timbulkan
oleh penumpkan batubara di ROM Stockpile bersifat negatif tidak penting
(-TP) dengan bobot dampak adalah kecil (K)
g. Pengolahan batubara
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting, karena parameter
pencemaran udara akan melampaui baku mutu.
Secara keseluruhan dampak terhadap kualitas udara yang di timbulkan
oleh pengolahan batubara bersifat negatif penting (-P) dengan bobot
dampak adalah kecil (K).
h. Penumpukan batubara di Stockpile
Ditinjau dari intensitas dampak tidak penting, karena parameter
pencemaran udara tidak akan melampaui baku mutu.
Secara keseluruhan dampak terhadap kualitas udara yang di timbulkan
oleh penumpkan batubara di Stockpile bersifat negatif tidak penting (-TP)
dengan bobot dampak adalah sedang (S).
3. Tahap pasca operasi
31
Kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan pada tahap pasca operasi berdampak
positif terhadap kualitas udara.
Ditinjau dari jumlah manusia yang terkena dampak menjadi penting, karena
dirasakan oleh masyarakat yang berada di sekitar wilayah KP.Berdasarkan dari
luas wilayah sebaran dampak menjadi penting,karena wilayah revegetasi
meliputi seluruh wilayah penambangan. Ditinjau dari lamanya dampak
berlangsung menjadi penting karena berlangsung terus selama vegetasi masih
terpelihara.Ditinjau dari intensitas dampak menjadi penting, karena kualitas
udara akan membaik dan merubah sifat- sifat fisik udara di sekitarnya yang
telah tercemar oleh akibat dari penambangan.banyaknya komponen
lingkungan yang terkena dampak menjadi tidak penting, karena meningkatnya
kualitas udara hanya akan berdampak lanjut pada komponen sosial. Sifat
komulatif dampak penting, karena akan terjadi terus selama vegetasi masih
terpelihara. Berbalik tidaknya dampak tidak penting, karena dapat berbalik
apabila vegetasi di musnahkan kembali.
Secara keseluruhan sifat dampak terhadap kualitas udara yang ditimbulkan
oleh reklamasi dab revegetasi adalah positif penting (+P) dengan bobot sedang
(S).
c. Kebisingan
1. Tahap persiapan
Dampak terhadap kebisingan pada tahap persiapan terjadi pada saat kegiatan
mobilisasi peralatan, pemberihan lahan dan pembangunan sarana dan prasarana
a. Mobilisasi perlatan
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting, karena bebisingan akan
melampaui baku mutu.
Secara keseluruhan dampak terhadap kebisingan yang ditimbulkan oleh
kegiatan mobilisasi peralatan bersifat negatif penting (-P) dengan bobot
dampak adalah sedang (S)
b. Pembersihan lahan
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting, karena bebisingan akan
melampaui baku mutu.
Secara keseluruhan dampak terhadap kebisingan yang ditimbulkan oleh
kegiatan pembersihan lahan bersifat negatif penting (-P) dengan bobot
dampak adalah sedang (S).
c. Pembangunan sarana dan prasarana
32
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting, karena bebisingan tidak akan
melampaui baku mutu.
Secara keseluruhan dampak terhadap kebisingan yang ditimbulkan oleh
kegiatan pembangunan sarana dan prasarana negatif tidak penting (-TP)
dengan bobot dampak adalah kecil (K).
3. Tahap operasi / Penambangan
Dampak terhadap kebisingan pada tahap operasi / penambangan disebabkan
oleh kegiatan pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup, pemindahan tanah
pucuk dan tanah penutup, penambangan batubara, pengankutan batubara,
serta pengolahan batubara.
a. Pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting, karena kebisingan akan
melampaui baku mutu.
Secara keseluruhan dampak kebisingan yang ditimbulkan oleh kegiatan
pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup bersifat negatif penting (-P)
dengan bobot dampak adalah sedang (S)
b. Pemindahan tanah penutup dan tanah pucuk
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting karena kebisingan akan
melampaui baku mutu
Secara keseluruhan dampak kebisingan yang ditimbulkan oleh kegiatan
pemindahan tanah pucuk dan tanah penutup bersifat negatif penting (-P)
dengan bobot dampak adalah sedang (S)
c. Penambangan batubara
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting karena kebisingan akan
melampaui baku mutu
Secara keseluruhan dampak kebisingan yang ditimbulkan oleh kegiatan
penambangan batubara bersifat negatif penting (-P) dengan bobot dampak
adalah sedang (S).
d. Pengankutan batubara
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting karena kebisingan akan
melampaui baku mutu
Secara keseluruhan dampak kebisingan yang ditimbulkan oleh kegiatan
pengangkutan batubara bersifat negatif penting (-P) dengan bobot
dampak adalah sedang (S).
e. Pengolahan batubara
Ditinjau dari intensitas dampak menjadi penting karena kebisingan akan
melampaui baku mutu
33
Secara keseluruhan dampak kebisingan yang ditimbulkan oleh kegiatan
pengolahan batubara bersifat negatif penting (-P) dengan bobot dampak
adalah kecil (K)
34
Secara keseluruhan dampak erosi dan sedimentasi yang ditimbulkan oleh
penambangan batubara bersifat negatif penting (-P) dengan bobot dampak
adalah kecil (K)
d. Pengolahan batubara
Ditinjau dari intensitas dampak penting karena sedimentasi dan/ atau TSS (
Total suspended solid) melampaui ambang batas dan akan mengganggu
komponen lingkungan lainnya.
Secara keseluruhan dampak erosi dan sedimentasi yang ditimbulkan oleh
pengolahan batubara bersifat negatif penting (-P) dengan bobot dampak
adalah sedang (S)
3. Tahap pasca operasi / pasca tambang
Kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan pada tahap pasca operasi / pasca
tambang berdampak positif terhadap erosi dan sedimentasi
Ditinjau dari intensitas dampak menjadi penting, karena penurunan laju erosi
dan sedimentasi partikel tanah dan batubara akan merubah sifat- sifat
lingkungan sekitarnya yang telah tercemar akibat erosi dan sedimentasi
partikel tanah dan batubara.
Secara keluruhan sifat dampak erosi dan sedimentasi yang ditimbulkan oleh
reklamasi dan revegetasi adalah positif penting (+P) dengan bobot sedang (S)
e. Kualitas air permukaan
1. Tahap persiapan
Penurunan kualitas permukaan pada tahap persiapan disebabkan oleh kegiatan
pembersihan lahan
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting, karena penurunan kualitas air
permukaan melampaui baku mutu. Penurunan kualitas air permukaan akan
berdampak lanjut pada komponen lingkungan seperti flora dan fauna
biotaperairan dan manusia yang mempergunakan air permukaan.
Secara keseluruhan dampak penurunan kualitas air permukaan oleh
pembersihan lahan bersifat negatif penting (-P) dengan bobot dampak adalah
sedang (S)
2. Tahap operasi
Penurunan kualitas air permukaan pada tahap operasi diakibatkan oleh
kegiatan pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup, penambangan
batubara, penumpukan batubara di ROM Stockpile, pengolahan batubara,
penumpukan batubara di stockpile dan pemeliharaan peralatan.
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting karena penurunan kualitas
permukaan air permukaan melampaui baku mutu,yang akan berdampak pada
flora dan fauna dan manusia yang mempergunakan air permukaan tersebut.
35
Secara keluruhan dampak Penurunan kualitas air permukaan pada tahap
operasi diakibatkan oleh kegiatan pengupasan tanah pucuk dan tanah
penutup, penambangan batubara, penumpukan batubara di ROM Stockpile,
pengolahan batubara, penumpukan batubara di stockpile dan pemeliharaan
peralatan bersifat negtif penting (-P) dengan bobot dampak adalah sedang (S).
3. Tahap pasca tambang
Dampak terhadap kualitas air permukaan pada tahap pasca operasi disebabkan
oleh kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan yang bersifat positif, karena
dengan revegetasi akan mengurangi erosi dan sedimentasi akan mengurangi
erosi dan sedimentasi serta menginfiltrasi dan menetralisir air permukaan
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting, karena pemulihan kualitas air
permukaan mencakup banyak parameter seperti BOD,COD, TSS, minyak dan
lemak, logam berat serta pH, dan akan memulihkan sifat- sifat fisik kimia air
permukaan
Secara keseluruhan dampak peningkatan kualitas air permukaan oleh
revegetasi bersifat positif penting (+P) dengan bobot dampak adalah sedang (S)
f. Kualitas air tanah
1. Tahap persiapan
Penurunan kualitas air tanah pada tahap persiapan disebabkan oleh kegiatan
pembersihan lahan. Penurunan kualitas air tanah ini meliputi berkurangnya
volume air tanah dan penurunan pH air
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting,karena penurunan kualitas air
tanah melampaui baku mutu.
abersifat negatif penting (-P) dengan bobot dampak adalah sedang (S)
2. Tahap operasi
Penurunan kualitas air tanahpada tahap operai diakibatkan oleh kegiatan
pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup, penambangan batubara,
penumpukan batubara di ROM Stockpile, pengolahan batubara, penumpukan
batubara di Stockpile dan pemeliharaan peralatan tambang.
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting, karena penurunan kualitas air
tanah melampaui baku mutu serta berdampak pada manusia yang
menggunakan air tanah tersebut.
Secara keseluruhan dampak Penurunan kualitas air tanahpada tahap operai
diakibatkan oleh kegiatan pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup,
penambangan batubara, penumpukan batubara di ROM Stockpile, pengolahan
batubara, penumpukan batubara di Stockpile dan pemeliharaan peralatan
tambang bersifat negatif penting (-P) dengan bobot dampak adalah sedang (S)
3. Tahap pasca operasi / pasca tambang
36
Dampak terhadap kualitas air tanah pada tahap pasca tambang / pasca operasi
disebabkan oleh kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan yang bersifat positif,
karena dengan revegetasi akan meningkatkan infiltrasi air permukaan serta
menetralisir kualitas air permukaan
Banyaknya komponen lingkungan yang terkena dampak menjadi penting
karena dampak pemulihan dan volumenya akan dirasakan oleh komponen
sosial.
Secara keseluruhan dampak peningkatan kualitas air permukaan oleh
revegetasi bersifat positif penting (+P) dengan bobot dampak adalah sedang (S)
2. Aspek biologi
a. Flora dan fauna
1. Tahap persiapan
Dampak terhadap flora dan fauna pada tahap persiapan disebabkan oleh
kegiatan pembersihan lahan. Dampak ini merupakan dampak langsung dan
bersifat negatif, karena pembersihan lahan menhilangkan sebagian besar flora
dan fauna yang ada.
Ditinjau dari intensitas dampak menjadi penting, karena akan merubah
komponen lingkungan secara mendasar,seperti tingginya tingkat bahaya erosi
lahan, pencemaran air.Dan juga dapat memusnahkan atau menghilangkan
flora dan fauna di sekitar lokasi tambang.
Secara keseluruhan dampak kegiatan pembersihan lahan terhadap flora dan
fauna bersifat negatif penting (-P) dengan bobot dampak adalah sedang (S)
2. Tahap operasional / penambangan
Dampak terhadap flora dan fauna yang disebabkan oleh kegiatan tambang
pada tahap operasional pertambangan merupakan dampak lanjutan dari erosi
dan sedimentasi serta penurunan kualitas air permukaan yang mengundang
padatan terlarut dan tersuspensi, logam berat serta bersifat asam, yang
mengalir ke dalam dan / atau melintasi lahan- lahan bervegetasi
Sumber- sumber dampak penting terhadadap flora dan fauna pada tahap
operasional / penambangan adalah pengupasan tanah pucuk dan tanah
penutup, penambangan batubara, penumpukan batubara di ROM Stockpile,
pengolahan batubara, penumpukan batubara di Stockpile dan pemeliharaan
peralatan.
Ditinjau dari intensitas dampak angat penting, karena akan merubah
komponen lingkungan secara mendasar, dan juga merusak vegetasi dan
musnahnya satwa.
37
Secara keseluruhan dampak penting terhadadap flora dan fauna pada tahap
operasional / penambangan adalah pengupasan tanah pucuk dan tanah
penutup, penambangan batubara, penumpukan batubara di ROM Stockpile,
pengolahan batubara, penumpukan batubara di Stockpile dan pemeliharaan
peralatan bersifat negatif penting (-P) dengan bobot dampak adalah kecil (K)
3. Tahap pasca operasional / pasca tambang
Dampak terhadap flora dan fauna pada tahap pasca tambang adalah adanya
reklamasi dan revegetasi. Dampak ini bersifat positif karena akan memulihkan
keberadaan dan memperkaya jenis- jenis flora dan fauna.
Ditinjau dari intensitas dampak menjadi penting, karena akan merubah sifat
fisik dan/ atau perubahan mendasar kondisi lingkungan dan memperkaya jenis
tanaman, memulihkan habitat satwa , menurunkan bahaya erosi serta menjaga
kualitas air permukaan.
Secara keseluruhan dampak terhadap flora dan fauna oleh kegiatan reklamasi
dan revegetasi bersifat positif penting (+P) dengan bobot adalah (S).
3. aspek sosial
a. Kesempatan Kerja
Dampak sosial terhadap kesempatan kerja hanya terjadi pada tahap pasca
tambang, yaitu pada saat pemutusan hubungan kerja. Beberapa pertimbangan
analisis dampak kesempatan kerja ini adalah :
1) Adanya selisih antara jumlah penduduk usia kerja serta jumlah penduduk yang
telah memiliki pekerjaan (data jenis mata pencahrian penduduk), dimana masih
terdapat penduduk usia kerja yang belum memiliki pekerjaan.
2) Potensi hilanhnya mata pencahrian penduduk lokal yang telah bekerja pada
kegiatan tambang.
Ditinjau dari intensitas dampak menjadi penting, karena dpat memicu konflik sosial.
b. Perekonomian Lokal
1) Tahap Persiapan
38
Dampak sosial untuk komponen perekonomian Lokal pada tahap persiapan
terjadi pada saat pembebasan lahan. Pertimbangan analisis dampak terhadap
perekonomian lokal ini adalah :
a) Adanya penduduk yang mata pencahriannya memanfaatkan lahan yang
dimiliki sebagai lahan perkebunan dan pertanian, yang lahannya akan
dialihfungsikan sebagai lahan tambang.
b) Terbukanya isolasi daerah, serta potensi tumbuhnya mata pencahrian baru
sebagai efek samping keberadaan efek samping keberadaan kegiatan
tambang (pedagang, pemasok kebutuhan pekerja tambang, penyediaan
tempat tinggal bagi pekerja tambang dll).
c) Adanya penduduk pendatang yang bekerja pada kegiatan tambang, yang
berpotensi memanfaatkan hasil bumi dan budi daya masyarakat lokal.
Ditinjau dari intensitas dampak menjadi penting, karena dapat merubah
kehidupan sosial masyarakat lokal
Secara keseluruhan dampak terhadap perekonomian lokal bersifat positif
penting (+P) dengan bobot dampak adalah besar (B)
2) Tahap Pasca Tambang
Dampak sosial untuk komponen perekonomian lokal pada tahap pasca
tambang terjadi pada saat pemutusan hubungan kerja (PHK).pertimbangan
analis dampak terhadap perekonomian lokal ini adalah hilangnya mata
pencaharian penduduk yang telah bekerja pada kegiatan tambang.
Ditinjau dari intensitas dampak menjadi penting karena dapat merubah
kehidupan sosial ekonomi masyarakat lokal
Secara kaseluruhan dampak terhadap perekonomian lokal bersifat negatif
penting (-P) dengan bobot dampak adalah besar (B).
c. Sikap / Persepsi Masyarakat
Dampak sosial terhadap sikap/persepsi masyarakat dapat terjadi sepanjang
kegiatan tambang,dari tahap persiapan sampai tahap tambang.Pertimbangan
analis dampak terhadap sikap dan persesepsi masyarakat ini adalah:
1) Ter bukanya mata pencaharian baru untuk masyarakat lokal.
2) Adanya pembebasan lahan ,dengan berbagai pola yang mungkin
dilaksanakan.
3) Ketersediaan sarana dan prasarana kebutuhan masyarakat lokal,dengan
adanya program Commnity Development.
4) Terbukanya isilasi daerah dengan adanya jalan tambang.
5) Bertambahnya jumlah penduduk serta keanekaragaman budaya,dengan
adanya pekerja tambang yang bukan dari asyarakat lokal.
39
6) Adanya potensi dampak pencemaran air permukaaan dan air tanah
,pencemaran udara dan kebisingan yang dirasakan oleh masyarakat lokal.
40
2. Tahap pasca tambang
c. Kesehatan masyarakat
41
tanah pucuk dan tanah penutup, pemindahan tanah pucuk dan tanah
penutup,penimbunan tanah pucuk dan tanah penutup,penambangan
batubara, pengangkuan batubara, penumpukan batubara di ROM
Stockpile, pengolahan batubara, penumpukan batubara di stockpile, dan
pemeliharaan peralatan tambang bersifat negatif penting (-P) dengan
bobot dampak adalah kecil (K)
2. Tahap pasca tambang
Dampak terhadap kesehatan masyarakat tahap pasca tambang terjadi
akibat komponen reklamasi dn revegetasi yang memulihkan vegetasi dan
mencegah terjadinya pencemaran air dan udara
Ditinjau dari intensitas dampak cukup penting, karena dapat menghindari
konflik sosial
Secara keseluruhan dampak terhadap kesehatan masyarakat akibat
kegiatan reklamasi dan revegetasi bersifat positif penting (+P) dengan
bobot dampak adalah kecil (K)
Prinsip dasar pegelolaan dalam analisis dampak lingkungan adalah pengelolaan hanya
pada dampak yang bersifat penting. Arahan sebagai dasar pengelolaan pada kegiatan
tambang batubara PT. USAHA BARA SEJAHTERA adalah sebagai berikut:
b. Kebisingan
1. Menggunakan filter / peredam suara pada gas buang peralatan
2. Mengatur jadwal kerja peralatan agar tidak beroperasi secara bersamaan
42
2. Mengatur timbunan tanah pucuk dan tanah penutup serta tumpukan batubara
agar tidak mudah terobsesi oleh air hujan
3. Membuat cek dam parit sedimen di sekeliling timbunan tanah pucuk dan tanah
penutup serta tumpukan batubara
4. Membuat setting ponds di beberapa titik out put aliran air permukaan dari
lokasi tambang ke badan air umum
2. Aspek biologi
3. Aspek sosial
c. pemutusan hubungan kerja (PHK) hendaknya dengan pesangon / uang saku yang
memadai sebelum mendapat pekerjaan baru / atau sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
43
GAMBAR DAN PETA LOKASI
Gambar . 1
44
Gambar . 2
45
Gambar . 3
46