Anda di halaman 1dari 8

BAB II

GAMBARAN UMUM PROYEK

Tujuan pemeliharaan jalan adalah untuk mempertahankan kondisi jalan mantap


sesuai dengan tingkat pelayanan dan kemampuannya pada saat jalan tersebut selesai di
bangun dan di operasikan sampai dengan terciptanya umur rencana yang telah di tentukan.
Penanganan pemeliharaan jalan dapat di lakukan secara rutin maupun berkala.
Maka dari itu PT.KARYA INTERNUSA sebagai pemenang tender yang di lakukan
Pokja I kabupaten lamongan berhak melakukan pemeliharaan berkala di jalan Blimbing-
Laren.

2.1 Pekerjaan Pada Saat PKN Berlangsung


 Untuk persiapan awal, pemasangan titik – titik koordinat as jalan, batas dinding penahan
tanah, yang sesuai dengan Sta, sebagai titik awal dalam pekerjaan.
 Membuat titik elevasi untuk pemotongan tanah yang belum sesuai dengan kebutuhan, di
samping itu melakukan perataan tanah, agar bisa di gunakan dalam memulai pekerjaan yg
di butuhkan.
 Foto/Dokumentasi awal pekerjaan untuk Dokumentasi Awal (0%) Proyek
 Setelah titik koordinat sudah ada dan disesuaikan dengan sta, pekerjaan normalisasi badan
jalan bisa dilakukan dengan menambal lubang yang ada pada badan jalan

2.2 Penggunaan Material Dan Alat


 Bahan :
1. Perkerasan Telford :
a) Pasir
Pasir yang digunakan sebagai dasar ( bantalan) untuk meletakkan batu belah
adalah pasir bersih, pasir laut atau pasir urug yang baik dan tidak
mengandung lempung, bebas dari akar, rumput, sampah atau kotoran
lainnya. Lapisan pasir ini merupakan dasar untuk meletakkan batu belah
dengan tegak. Pasir ini harus mempunyai ukuran 95% < 4,.75 Cm. Tebal
lapisan pasir adalah 10-15 Cm padat.
b) Batu Pinggir
Batu pinggir atau batu penyangga dimaksud untuk menjaga supaya
pinggiran lapisan batu yang dihampar sebagai Lapisan Telford dapat
tertahan dengan baik. Batu Pinggir (batu penyangga) dipasang sepanjang
pinggiran Lapisan Telford memanjang jalan disebelah kiri dan kanan
dengan ukuran lebih tebal dari lapisan batu belah pokok (minimal 1.5
kalinya ), atau 20-25 Cm.
c) Batu Belah
Batu belah (pokok) yang dipergunakan haruslah batu belah dengan paling
sedikit 2 (dua) bidang pecah berasal dari batu besar yang dibelah-belah
(batu gunung atau batu kali) yang keras dan sedapat mungkin mempunyai
tampang melintang yang persegi. Ukuran batu belah (pokok) ini tergantung
dari ketebalan lapisan Telford yang dibuat, seperti yang tercantum dibawah
ini.

Tebal Lapisan Telford Ukuran batu belah (pokok)


(Cm)
(cm) Panjang Lebar Tinggi
15.00 15-20 10-15 15.00

20.00 15-25 10-15 20.00

Tabel 1. Spesifikasi batu belah

d) Batu Pengunci
Batu Pengunci terdiri atas batu pecah yang mengisi rongga antara batu belah
(pokok) dan mempunyai kualitas yang sama dengan batu pelah (pokok).
Umumnya untuk batu pengunci dipergunakan pecahan-pecahan dari batu
belah, mempunyai permukaan belahan lebih dari 3 (tiga) bidang. Ukuran
batu pengunci berkisar antara 5-7 Cm.
2. Pekerjaan Lapen
a) Batu
Batu yang dipakai pada pekerjaaan yang ditunjukan dalam gambar- gambar
haruslah :
 Batu harus dari bebatua yang baik serta yang homogen dan tidak
mengandung bidang retakan.
 Bidang permukaan bersih terhadap lumpur atau kotoran-kotoran
yang menempel pada permukaan batu tersebut.
 Ukuran batu diameter 10 – 15/ 15 – 30 Cm, untuk pekerjaan
pasangan batu Batu yang akan dipakai harus sesuai dengan
ketentuan dalam persyaratan teknik, tidak terdapat batu-batuan yang
gepeng dan pipih.
 Sebelum batu tersebut dipasang harus mendapat persetujuan dari
Direksi.
 Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi.
b) Pasir
 Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir dan harus memenuhi
Standar Nasional Indonesia N1-2 serta PUBI.
 Pasir tidak boleh terlalu terlalu banyak mengandung butiran kasar,
tanah/unsur dan tidak boleh mengandung garam serta harus memenuhi
pasal 3.3. PBI 1971.
 Sebelum pemakaian pasir tesebut, harus lebih dahulu mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.
c) Aggregat Kasar / Aggregat Halus
 Agregat kasar untuk beton dapat memakai batu kerikil, atau batu pecah
(Splits) dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
 Batu Kerikil/batu pecah (Splits) harus bergradasi baik dengan ukuran
20 mm -31,5 mm dan tidak berpori dan harus memenuhi seluruh pasal
3.4. PBI 1971.
 Harus berasal dari batuan yang baik, keras, padat, bersih tidak keropos,
serta
 tidak bercampur dengan batu apung.
 Tidak boleh banyak mengandung butiran-butiran yang pipih (Gepeng).
 Bila Kerikil (Splits) tersebut mengandung tanah atau lumpur, maka
sebelum digunakan harus dicuci terlebih dahulu.
 Sebelum kerikil/batu pecah tersebut digunakan harus terlebih dahulu
mendapat parsetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.
d) Aspal
Aspal yang digunakan aspal pen 60/70 atau 80/100, atau sesuai petunjuk
Direksi Pekerjan
3. Prime Coat
a) Dengan komposisi 60/70 yang dicairkan dengan minyak, berfungsi untuk
mengikat butiran/ agregate yg ada di bawah dan menahan air yang masuk
ke sela-sela butiran
4. Penghamparan Aspal AC-BC sebagai normalisasi untuk lapis perata
5. Penghamparan AC-WC
a) Hotmix di gelar dengan suhu 140°-110°C, awal penggilasan suhu 110°C
b) Penggilasan kedua 100°-80° C, penggilasan terakhir dengan suhu 80°-65°

 Alat :
1. AMP
Aspal Mixing Plant (Unit produksi campuran beraspal) adalah seperangkat
peralatan mekanik dan elektronik dimana agregat dipanaskan, dikeringkan dan
dicampur dengan aspal untuk menghasilkan campuran beraspal panas yang
memenuhi persyaratan tertentu.
 Bagian-bagian AMP jenis takaran adalah :
 Bin dingin
 Pintu pengatur pengeluaran agregat dari bin dingin.
 Sistem pemasok agregat dingin
 Pengering
 Pengumpul debu
 Cerobong pembuangan
 Sistem pemasok agregat panas
 Unit ayakan panas
 Bin panas
 Timbangan agregat
 Pencampuran
 Penimpanan bahan pengisi
 Tanki asap
 Sistem penimbangan aspal

Gambar 1. Aspal Mixing Plant


2. Aspal Sprayer
Alat ini digunakan sebagi finishing jalan atau aspal spayer berfungsi untuk
menyemprotkan aspal cair ke media jalan. Biasanya aspal spayer ini sebagai
pelengkap dan alat untuk kepentingan kontraktor.

Gambar 2. Aspal Sprayer


3. Aspal Finisher
Alat ini berperan untuk menghamparkan hot mix yang dituangkan dari truk dan
meratakan lapisannya. Konstruksi aspal finisher cukup besar hingga
memerlukan trado untuk mengangkut alat ini ke medan proyek. Aspal finisher
mempunyai roda yang berupa kelabang atu dimaksud dengan crawler track
dengan hopper yang tidak beralas. Sedang dibawah hopper itu juga ada pisau
yang selebar hopper. Ketika sistem penghampar, awalnya di awali dengan
memasukan hotmix ke hopper, lalu hotmix bakal segera turun ke permukaan
serta disisir oloeh pisau.

Gambar 3. Aspal Finisher

4. Tandem Roller
Tandem Roller merupakan pemadatan awal. Pemadatan ini dilakukan ketika
dump truck menuangkan hotmix kedalam asphal finisher kemudian
menghamparkan ke badan jala. Alat pemadat tandem roller harus dioperasikan
mengikuti gerak asphalt finisher.
Gambar 4. Tandem Roller

5. Tyre Roller :
Penggilas jenis ini terdiri dari rtoda-roda ban karet yang dipompa (pnemautic).
Susunan dari roda muka dan roda belakang selang seling sehingga bagian yang
tidak tergilas oleh roda bagian depan akan digilas oleh roda bagian belakang

Gambar 5. Tyre roller


6. Compressor
7. Truck Mixer
8. Mesin gilas 3 roda
9. Dump Truck
10. Baby roller
11. Wheel Loader
12. Motor Grader

Anda mungkin juga menyukai