Anda di halaman 1dari 3

Deteksi Bakteri Penyebab Infeksi Saluran Kemih dan Pola Sensitivitas

Antibiotik di RSU Anwar Medika

PENDAHULUAN
Infeksi saluran kemih (ISK) saluran kemih (urinary tract
merupakan salah satu jenis infeksi infection) menempati urutan pertama
nosokomial yang sering terjadi di yaitu sebesar 42%, infeksi daerah
rumah sakit. Sepertiga sampai operasi sebesar 24%, dan ventilator
setengah dari seluruh infeksi associated pneumonia (VAP) sebesar
nosokomial terjadi di salurah kemih.1 11%. Berdasarkan laporan National
ISK adalah istilah umum yang Healthcare Safety Network (NHSN)
menunjukkan keberadaan tahun 2008 menyebutkan bahwa
mikroorganisme dalam urin.2 Infeksi angka kematian akibat infeksi saluran
ini paling sering dijumpai kedua kemih mencapai angka tertinggi yaitu
setelah infeksi saluran nafas.3 ISK lebih dari 13.000 (2,3%). Angka
dapat disebabkan oleh bakteri gram insiden infeksi nosokomial di Jawa
positif maupun bakteri gram negatif. Timur tahun 2011 hingga 2013
Bakteri gram negatif yang dapat berdasarkan jenis infeksinya pada 13
menyebabkan ISK misalnya rumah sakit pemerintah, 2 rumah
Escherichia coli, Klebsiella spp., sakit TNI/Polri dan BUMN, dan 14
Proteus mirabilis, Pseudomonas rumah sakit swasta yaitu infeksi
aeruginosa, Acinetobacter spp., dan daerah operasi (IDO) sebanyak 67
Serratia spp. Sedangkan bakteri kasus dan infeksi saluran kemih
Gram positif yang menyebabkan ISK sebanyak 24 kasus.
contohnya Enterococcus spp., dan Infeksi saluran kemih adalah
Staphylococcus spp.4 Menurut infeksi yang disebabkan oleh
penelitian yang pernah dilakukan, mikroorganisme patogen naik dari
ISK sebagian besar disebabkan oleh uretra ke kandung kemih dan
bakteri Gram negatif, terutama E. berkembangbiak serta meningkat
coli.5 jumlahnya sehingga menyebabkan
National Ambulatory Medical infeksi pada ureter dan ginjal.
Care Survey and National Hospital Keberadaan bakteriuria merupakan
Ambulatory Medical Care Survey indikasi infeksi saluran kemih yaitu
tahun 1997 menyatakan bahwa, ISK terjadi pertumbuhan bakteri murni
diderita oleh hampir 7 juta pasien sebanyak > 100.000 colony forming
yang mendatangi kantor praktek units (cfu/ml) pada biakan urin. Jenis
dokter, 1 juta pasien yang mendatangi bakteri patogen penyebab bakteriuria
Unit Gawat Darurat, dan 100.000 dari adalah Escherichia coli, Klebsiella,
pasien tersebut harus menjalani rawat Proteus, Pseudomonas, Enterobacter,
inap.6 Serratia, Streptococcus, dan
Infeksi saluran kemih Staphylococcus. Infeksi nosokomial
merupakan infeksi nosokomial saluran kemih umumnya disebabkan
tersering yang mencapai 30–40% ketidakmampuan kandung kemih
kejadian (WHO, 2002). Hasil untuk mengosongkan urine dan
penelitian di beberapa negara penurunan mekanisme alamiah
Amerika dan Eropa melaporkan kandung kemih untuk
bahwa kejadian infeksi nosokomial mempertahankan sterilitas terhadap
mikroorganisme (Smeltzer dan Bare, dipakai pemeriksaan biakan kemih.
2008). Diagnosis ISK ditegakkan apabila
Penyakit ISK merupakan didapatkan bakteriuria bermakna
masalah kesehatan masyarakat di dalam biakan kemih. Dikatakan
Indonesia yang perlu mendapatkan bakteriuria bermakna apabila dalam
perhatian yang serius. Diperkirakan biakan kemih terdapat > 105CFU/ml
8% anak wanita dan 2% anak laki-laki (6).
pernah mengalami ISK pada masa Prinsip pengobatan ISK pada
kanak-kanaknya (4). Insidens ISK anak adalah memberantas bakteri
belum diketahui dengan pasti. Swedia penyebab, menghilangkan gejala-
melaporkan pada tahun 1999 gejala yang ditimbulkan, serta
didapatkan 2,2% pada anak laki-laki mencegah terjadinya kerusakan ginjal
dan 2,1% pada anak wanita pada usia sedini mungkin (7,8,9). Pemberian
2 tahun, dan pada usia 6 tahun antibiotik pada ISK sebaiknya
menjadi 2,5% pada anak laki-laki dan disesuaikan dengan hasil biakan
8,0% pada anak wanita. Sedangkan di kemih, tetapi hal ini tidak selalu dapat
Inggris utara insidens ISK pada anak dilakukan sebab pengobatan ISK
usia 16 tahun adalah 3,6% pada anak harus segera diberikan sambil
laki-laki dan 11,3% pada anak wanita menunggu hasil biakan kemih
(2). tersebut. Antibiotik diberikan
ISK pada masa bayi dan anak sekurang-kurangnya 7–10 hari,
seringkali mengakibatkan hal-hal meskipun dalam waktu 48 jam
yang kurang menguntungkan di kelak biasanya telah terlihat respon klinik
kemudian hari oleh karena dapat dan biakan kemih telah steril (7,8,9).
menimbulkan berbagai komplikasi Dan akhir-akhir ini dilaporkan
seperti ISK berulang, refluks semakin banyak jenis bakteri
vesikoureter, batu saluran kemih, penyebab ISK yang resisten terhadap
hipertensi, bahkan dapat antibiotik tertentu (7,10).
mengakibatkan gangguan fungsi Berdasarkan uraian diatas,
ginjal berupa gagal ginjal kronik dan dilakukan penelitian untuk
berakhir dengan gagal ginjal terminal mengetahui hasil biakan kemih pasien
yang memerlukan dialisis serta dan pola sensitivitas bakteri terhadap
transplantasi (1,2,3,5). Untuk antibiotik, di RSU Anwar Medika,
menegakkan diagnosis pasti ISK Sidoarjo tahun 2017–2018.
DAFTAR PUSTAKA

1. Castle M, Ajemian E. Hospital Infection Control : Principles and Practice, 2 ed.


Canada: John Wiley & Sons, Inc., 1987.
2. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam 4ed. Vol. 1. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
2006.
3. Porth C. Pathophysiology, 5 ed. Philadelphia: Lippincott-Raven, 1998.
4. Melaku S, Kibret M, Abera B, et al. Antibiogram of nosocomial urinary tract
infections in Felege Hiwot referral hospital, Ethiopia. Afr Health Sci
2012;12(2):134-9.
5. Sahm DF, Thornsberry C, Mayfield DC, et al. Multidrug-resistant urinary tract
isolates of Escherichia coli: prevalence and patient demographics in the United
States in 2000. Antimicrob Agents Chemother 2001;45(5):1402-6.

World Health Organization. 2002. Prevention of Hospital-Acquired Infections, A


practical guide, 2nd Edition, Department of Communicable Disease
Surveillance and Response.
Smeltzer, SC dan Bare, BG. 2008. Textbook of Medical-Surgical Nursing, 8th ed,
Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins.

1) Sverker H, Ulf J. Urinary Tract Infection. Di dalam: Ellis D, William EH,


Patrick N (eds). Paediatric Nephrology. 5th edition. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2004; 1007 – 1026.
2) Lambert H, Coulthard M. The child with urinary tract infection. Di dalam:
Webb NJA, Postlethwaite RJ (eds). Clinical Paediatric Nephrology. 3rd editon.
Oxford: Oxford University Press; 2003; 197 – 225.
3) Halstorm A, Hanson E, Hansson S. Association between urinary symptoms at
7 years old and previous urinary tract infection. Arch Dis Child 1991; 66: 232–
234.
4) Travis LB, Brouhard BH.Infections of urinary tract. Di dalam:Rudolph
AM(ed). Rudolph’s Pediatrics. 20 th edition. Satnford Conn:Appleton &
Lange;1996;1388 – 1392.
5) Feld LG. Urinary tract infections in childhood:
definition,pathogenesis,diagnosis and management. Pharmacotherapy
1991;11: 326–335.
6) Hansson S, Jodal U. Urinary tract infection. Di dalam: Barrat TM, Avner ED,
Harmon WE (eds). Pediatric Nephrology. 4th edition. Baltimore: Lippincott
William & Wilkins ;1999: 835 – 850.
7) Syed M, Ahmed, Steven K,et al. Evaluation and treatment of urinary tract
infection in children. American Family Physician 1998; 3:67 – 73.
8) Kherr KK, Leichter HE. Urinary Tract Infection. Di dalam: Kherr KK, Makker
SP (eds). Clinical Pediatric Nephrology. New York: Mc Graw-Hill, inc;1992;
277 – 321.
9) Smellie JM, Normand ICS. Management of Urinary Tract Infection. Di dalam:
Postlethwaite RJ(ed). Clinical Paediatric Nephrology. Bristol: Wright;1986;
372 – 393.
10) Jee LD. Urinary tract infections in children. The Medicine Journal 2001.

Anda mungkin juga menyukai