Kontaktor
Prinsip kerja contactor sama seperti relay, dalam contactor terdapat beberapa saklar
yang dikendalikan secara elektromagnetik. Pada suatu contactor terdapat beberpa saklar
dengan jenis NO (Normaly Open) dan NC (Normaly Close) dan sebuah kumparan atau coil
elektromagnetik untuk mengendalikan saklar tersebut. Apabila coil elektromagnetik contactor
diberikan sumber tegangan listrik AC maka saklar pada contactor akan terhubung, atau
berubah kondisinya, yang semula FF menjadi ON dan sebaliknya yang awalnya ON menjadi
OFF. Untuk memahami prinsip kerja contactor dapat dilihat dari gambar skema
contactor berikut.
Pada saat teminal A1 dan A2 diberikan sumber tegangan maka coil akan menari tuas
saklar pada contactor, setiap saklar dengan tipe NO (03 04, 13 14, 23 24) akan berubah
menjadi ON dan setiap saklar tipe NC (31 32, 41 42) akan berubah menjadi OFF. Saklar
contactor tipe NO pada umumnya memiliki kapasitar mengalirkan arus yang lebih besar
daripada saklar tipe NC contactor.
2. Overload
Thermal overload adalah alat pengaman rangkaian dari arus lebih yang diakibatkan
beban yang terlalu besar dengan jalan memutuskan rangkaian ketika arus yang melebihi
setting melewatinya. Thermal overload berfungsi untuk memproteksi rangkaian listrik dan
komponen listrik dari kerusakan karena terjadinya beban lebih.
Thermal overload memproteksi rangkaian pada ketiga fasanya (untuk rangkaian tiga fasa)
baik yang menggunakan sistem bimetal maupun yang menggunakan sistem elektronik tanpa
suplai terpisah (maksudnya thermal overload elektronik ini tidak membutuhkan sumber daya
listrik secara khusus) dan mempunyai sensitifitas terhadap hilangnya fasa yang bekerja
dengan sistem diferensial (tidak langsung trip pada kasus terjadinya hilang satu fasa), namun
apabila dibutuhkan rangkaian untuk trip segera saat kehilangan satu fasa, maka perlu
diperlukan tambahan alat proteksi lain.
Motor listrik 3 fasa adalah motor yang bekerja dengan memanfaatkan perbedaan fasa
pada sumber untuk menimbulkan gaya putar pada bagian rotornya. Perbedaan fasa pada
motor 3 phase didapat langsung dari sumber. Hal tersebut yang menjadi pembeda antara
motor 1 fasa dengan motor 3 fasa.
Secara umum, motor 3 fasa memiliki dua bagian pokok, yakni stator dan rotor. Bagian
tersebut dipisahkan oleh celah udara yang sempit atau yang biasa disebut dengan air gap.
Jarak antara stator dan rotor yang terpisah oleh air gap sekitar 0,4 milimeter sampai 4
milimeter.
Terdapat dua tipe motor 3 fasa jika dilihat dari lilitan pada rotornya, yakni rotor belitan
(wound rotor) dan rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor). Motor 3 fasa rotor belitan (wound
rotor) adalah tipe motor induksi yang lilitan rotor dan statornya terbuat dari bahan yang sama.
Sedangkan motor 3 fasa rotor sangkar tupai (squirrel-cage rotor) adalah tipe motor
induksi yang konstruksi rotornya tersusun dari beberapa batangan logam yang dimasukkan
melewati slot-slot yang ada pada rotor motor, kemudian pada setiap bagiannya disatukan oleh
cincin. Akibat dari penyatuan tersebut, terjadi hubungan singkat antara batangan logam
dengan batangan logam yang lainnya.