Anda di halaman 1dari 16

TUGAS 2

LANDASAN FILOSOFIS PENDIDIKAN DASAR


“ANTROPOLOGI DAN PENDIDIKAN DASAR”

Tugas ini dibuat untuk melengkapi tugas individu


Mata kuliah Landasan Filosofi Pendidikan Dasar

Oleh :
Lora Syupriyanti
17124033

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


Prof. Dr. Neviyarni S, M.S
Dr. Hj. Irdamurni, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................ i


MIND MAP ................................................................................................. ii
1. KEBUDAYAAN DAN PENDIDIKAN DASAR ................................. 1
2. KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN .............................................. 4
3. TRANSMISI BUDAYA ......................................................................... 6
4. IMPLEMENTASI ANTROPOLOGI DALAM PENDIDIKAN
DASAR .................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 10


SOAL DAN JAWABAN .............................................................................. 11
YEL-YEL ...................................................................................................... 13

i
ii
PENJELASAN MIND MAPPING
ANTROPOLOGI DAN PENDIDIKAN DASAR

A. Kebudayaan dan Pendidikan Dasar


1. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan merupakan suatu sistem pengetahuan, gagasan dan ide yang
dimiliki oleh suatu kelompok masyarakat yang berfungsi sebagai landasan pijak dan
pedoman bagi masyarakat itu dalam bersikap dan berperilaku dalam lingkungan
alam dan sosial di tempat mereka berada
Konsep kebudayaan merupakan konsep dasar dalam ilmu-ilmu sosial, karena
konsep tersebut dapat dijadikan titik tolak bagi kajian semua aspek perilaku
manusia.Kebudayaan adalah milik manusia yang membedakannya dari makhluk
lainnya di muka bumi ini.Hanya masyarakat manusialah yang punya kebudayaan.
Konsep kebudayaan dapat pula dipakai untuk mengkaji pendidikan karena
dalam arti luas pendidikan (education) adalah proses pembudayaan melalui mana
masing-masing anak, yang dilahirkan dengan potensi belajar yang lebih besar dari
makhluk menyusui lainnya, dibentuk menjadi anggota penuh dari suatu masyarakat,
menghayati dan mengamalkan bersama-sama anggota-anggota lainnya suatu
kebudayaan tertentu.Dalam arti praktis pendidikan dapat diartikan sebagai proses
termasuk keterampilan, pengetahuan, sikap-sikap, dan nilai-nilai, serta pola-pola
perilaku tertentu.
Dalam hal ini kebudayaan berarti gejala alam yang bisa diamati seperti benda-
benda dan peristiwa-perstiwa.Ada pula menekankan aspek gagasan, dalam hal ini
kebudayaan dilihat sebagai sistem pengetahuan dan kepercayaan yang terorganisasi
yang membimbing suatu masyarakat menyusun pengalaman-pengalaman dan
pengertian-pengertian mereka.
Untuk definisi bersifat deskriptif menurut E.B. Tylar (dalam Imran Manam,
1989:8) menyatakan bahwa “kebudayaan adalah totalitas yang kompleks yang
mencakup pengetahuan, keprcayaan, seni, hukum, moral, adat, dan apa saja
kemampuan-kemampuan dan kebiasaan-kebiasaan yang “diperoleh” orang sebagai
anggota masyarakat”. Sedangkan menurut Margaret Mead “kebudayaan bermakna
seluruh kompleks perilaku tradisional yang telah dikembangkan oleh ras manusia
yang secara berturutan “dipelajari” oleh masing-masing generasi”.Selain itu, definisi

1
yang bersifat normatif dikemukakan oleh Kluckhohn dan Kelly “dengan kebudayaan
dimaksudkan semua “model bagi kehidupan”, explicit dan implicit, rasional,
irasional, dan non rasional; yang ada pada masa tertentu sebagai “pembimbing”
potensial bagi perilaku-perilaku anggota-anggota suatu masyarakat”.
Pada dasarnya pendidikan tidak akan pernah bisa dilepaskan dari ruang
lingkup kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil perolehan manusia selama
menjalin interaksi kehidupan baik dengan lingkungan fisik maupun lingkungan non
fisik.Hasil pemerolehan tersebut berguna untuk meningkatkan kualitas hidup
manusia.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Berikut beberapa
pendapat ahli tentang kebudayaan:
a. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa
segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.Istilah untuk pendapat itu adalah
Cultural-Determinism.
b. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic.
c. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian
nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur
sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan
artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
d. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.

Hal tersebut berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah “ke-
budayaan” karena hanya sedikit tindakan, manusia dalam kehidupan masyarakat yang
tidak perlu dibiasakan dengan belajar yaitu hanya beberapa tindakan naluri, beberapa
refleks, beberapa tindakan akibat proses fisiologi, atau kelakuan membabi buta. Bahkan
berbagai tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang terbawa dalam
gen bersama kelahirannya (seperti makan, minum atau berjalan dengan kedua kakinya),
juga dirombak olehnya menjadi tindakan berkebudayaan. Manusia makan pada waktu-

2
waktu tertentu yang dianggapnya wajar dan pantas, ia makan dan minum dengan alat-
alat, cara-cara dan sopan santun atau protocol yang sering kali sangat rumit, harus
dipelajarinya dahulu dengan susah payah. Manusia berjalan tidak hanya menurut
wujud biologisnya yang telah ditentukan oleh alam, tetapi merombak cara berjalannya
dengan gaya seperti prajurit, berjalan dengan gaya lemah lembut, berjalan seperti
pragawati dan sebagainya, semuanya harus dipelajari terelebih dahulu.
Menurut Ihsan (2010:67) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah soal manusia.
Makhluk-makhluk lain, misalnya hewan tidak berkebudayaan. Kenapa manusia
berkebudayaan tapi hewan tidak? Karena manusia memiliki sesuatu yang esensial yang
tidak ada pada hewan. Manusia mempunyai roh atau jiwa,yang menyatakan diri pada
berpikir dan merasa rohaniah. Hewan memang mempunyai otak tetapi otaknya tidak
berpikir. Ia mempunyai hati, tapi aktivitasnya tidak membentuk rasa rohaniah. Rupanya
kehidupan bathiniah atau rohaniahlah yang merupakan pangkal kebudayaan.
Jadi, yang dimaksud dengan kebudayaan adalah totalitas cara hidup yang
dihayati oleh suatu masyarakat tertentu yang terdiri dari cara berfikir, cara bertindak,
dan cara merasa yang dimanifestasikan, umpanya dalam agama, hukum, bahasa, seni,
dan kebiasaan-kebiasaan, serta dalam budaya materi seperti papan,sandang, dan
peralatan.

2. Pengertian Pendidikan Dasar


Pendidikan dasar berarti proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
latihan. Pendidikan dasar dilakukan semenjak seseorang lahir sampai menempuh
jenjang pendidikan. Di indonesia pendidikan dasar berlangsung selama 9 tahun yakni
menempuh pendidikan dasar (SD) 6 tahun dan setelah siswa itu lulus pendidikan
dilanjutkan ke jenjang berikutnya yaitu (SMP/MTS) selama 3 tahun. Pendidikan dasar
menjadi dasar bagi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar dapat membantu
seseorang untuk mengembangkan pengetahuannya kejenjang berikutnya karena, ia
telah belajar dasar terlebih dahulu.
Guru sekolah dasar sebagai operator pendidikan, memiliki tanggung jawab
dan peran yang besar dalam menentukan keberhasilan anak untuk mendayagunakan
semua potensi yang dimilikinya dan menjadi manusia yang seutuhnya. Di sinilah
anak memperoleh berbagai bimbingan, pengajaran dan latihan dasar untuk terus
dikembangkan setelahnya. Bagaimanapun, mendidik anak yang masih berada di

3
tingkatan sekolah dasar berbeda dengan mendidik anak yang sudah mencapai tingkatan
di atasnya, sehingga memberikan tantangan tersendiri bagi guru dalam
menghadapi anak-anak didiknya
3. Hubungan Kebudayaan dan Pendidikan Dasar
Hubungan antara pendidikan / pendidikan dasar dengan kebudayaan adalah
suatu hubungan antara proses dengan isinya. Pendidikan ialah suatu proses, satu
lembaga, satu aktivitas, sedangkan kebudayaan adalah isi di dalam proses itu, isi suatu
lembaga dan aktivitas pendidikan itu fungsi dan misi pendidikan secara teknis ialah
mengoperkan kebudayaan dari manusia yang berkebudayaan kepada anak didik yang
belum berkebudayaan.
Menurut Kartadinata dan Dantes (1997:33) menjelaskan kebudayaan secara
luas, merupakan semua perwujudan dari aktivitas daya cipta, rasa, dan karsa manusia.
Dalam proses pendidikan, pada hakikatnya manusia melakukan pelaku dan sekalidus
sasarannya. Hal ini menuntut kepada setiap pendidik untuk menyadari betapa
kompleknya permasalahan yang dihadapi dalam bidang pendidikan karena aktivitas
pendidikan tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan latar budaya masing-masing.
Keragaman budaya yang melatar belakangi masing-masing anak didik menuntut guru
agar memiliki wawasan yang luas terhadap keadaan sosial budaya yang ada pada ling-
kungan dimana guru mengajar, pengetahuan guru tentang keragaman budaya akan
berpengaruh terhadap pola-pola sikap dan perilaku setiap individu.
Aspek lain dari fungsi itu adalah mengolah kebudayaan itu menjadi sikap
mental,tingkah laku, bahkan menjadi kepribadian anak didik. Transfer nilai-nilai
budaya dimiliki paling efektif adalah melalui proses pendidikan. Dalam masyarakat
modern proses pendidikan tersebut didasarkan pada program pendidikan secara formal.
Oleh sebab itu dalam penyelenggarannya dibentuk kelembagaan pendidikan formal.
B. Kebudayaan dan Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian
Kepribadian yang ada dalam diri manusia bukanlah sesuatu yang didapatnya
dari lahir layaknya karunia. Kepribadian terbentuk karena proses yang terjadi di
sekitar kita, lingkungan keluarga, sekolah, sosial, kerja, dan dunia bermain
membentuk seperti apa kepribadian seseorang tersebut. Lingkungan yang tidak baik
akan membentuk pribadi seseorang menjadi tidak baik pula, begitu pun sebaliknya.
Berikut ini adalah pengertian kepribadian menurut para ahli.

4
a. Menurut Yinger, kepribadian adalah seluruh perilaku seorang individu dengan
sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
b. Menurut Gordon W. Allport, kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis
dari sistem psiko-fisik individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran
insividu secara khas.
c. Menurut M. A. W. Bouwer, kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang
meliputi kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap seseorang.
d. Menurut George Kelly, kepribadian adalah cara unik dari individu dalam
mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya.
Kepribadian bukan terbentuk secara kodrati, tetapi kepribadian terbentuk karena
adanya proses seseorang dengan lingkungan sekitarnya termasuk salah satunya
karena adanya Kebudayaan. Kepribadian juga merupakan kecenderungan psikologis
seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa perasaan,
berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan.
2. Hubungan Kebudayaan dan Kepribadian
Kebudayaan sangat berperan dalam membentuk kepribadian seseorang, karena
kebudayaan itu dapat berbentuk norma dalam keluarga, lingkungan, teman dan
kelompok sosial. Hal tersebut dapat membantu manusia dalam membentuk
kepribadian dalam dirinya. Budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi
seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu
kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Banyak segi
positif yang dapat diambil dari kebudayaan dalam membentuk kepribadian,
diantaranya sikap gotong royong, toleransi yang di tanamkan kepada seseorang akan
sangat berpengaruh pada kepribadian orang tersebut.
Secara umum kebudayaan dan kepribadian saling memiliki keterkaitan dalam
kehidupan setiap manusia. Karena, pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial
yang saling berinteraksi satu dengan yang lainnya, selain itu karena disebut sebagai
makhluk sosial, maka manusia tidak bisa hidup sendiri / saling ketergantungan.
Jadi, apabila Kebudayaan telah di terapkan dengan baik kepada seseorang,
maka seseorang tersebut akan membentuk Kepribadian yang baik serta sesuai dengan
apa yang telah diajarkan kepadanya.

5
C. Tranmisi Budaya
Transmisi budaya adalah satu proses yang dikenal luas tentang kebudayaan.
Dalam kepustakaan yang berhubungan dengan penyampaian kebudayaan dari satu
generasi ke generasi berikutnya ditemui berbagai istilah yang sering dipakai secara
bergantian, tumpang tindih, dan secara khusus.Istilah-istilah tersbut adalah enculturation,
socialization, education, dan schooling.Secara sederhana mungkin dapat diterjemahkan
dengan pembudayaan, permasyarakatan, pendidikan dan perselokalahan.Tetapi secara
ilmiahnya istilah-istilah tersebut telah mendapat pengertian-pengertian tertentu yang
perlu dijelaskan sehingga bermanfaat untuk kepentingan pemahaman gejala-gejala
pendidikan.
Menurut Tomasello, Kruger, dan Ratner dalam Matsumoto dan Juang (2008)
kemampuan unik dari manusia adalah dapat melihat berbagai perspektif (sudut pandang)
dengan belajar mengenai budaya, belajar disini bukan hanya ‘dari’ orang lain tetapi juga
‘melalui’ orang lain. Seorang anak bukan hanya belajar dengan meniru orang dewasa
tetapi juga dengan menginternalisasi pengetahuan dari orang lain melalui kognisi sosial
mereka. Kita dapat melakukan hal tersebut karena kita memiliki kemampuan untuk
memahami perspektif, keinginan, dan tujuan orang lain; kemudian kita
menginternalisasinya dan belajar darinya. Budaya adalah sesuatu yang secara unik
dipelajari oleh manusia (Tomasello dalam Matsumoto dan Juang, 2008).
Transmisi budaya merupakan kegiatan pengiriman atau penyebaran pesan dari
generasi yang satu ke generasi yang lain tentang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan
dan sulit diubah. Transmisi budaya adalah cara sekelompok orang atau hewan dalam
suatu masyarakat atau budaya cenderung untuk belajar dan menyampaikan informasi
baru.
1. Akulturasi.
Suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing.
Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya
sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
2. Sosialisasi.
Sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu
generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah
sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena
dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

6
3. Enkulturasi
Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur ditransmisikan dari generasi
satu ke generasi selanjutnya. Kita mempelajari budaya, bukan mewarisinya. Kultur
ditransmisikan melalui proses belajar, bukan dengan gen. Orang tua, teman-teman,
lembaga sekolah, dan pemerintahan adalah guru utama di bidang kultur. Dan
enkulturasi terjadi melaui mereka.
D. Implementasi Antropologi dalam Pendidikan Dasar
Implementasi landasan antropologi dalam pendidikan dasar adalah dirumuskannya
hakikat subjek didik yang akan menjadi sasaran didik, dan tahap-tahap perkembangannya
yang akan menjadi bahan pokok dalam menentukan tingkat perkembangan logika, sosial,
emosional, dan kepribadiannya dalam rangka pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran.
Keragaman budaya tersebut telah memberikan pengaruh terhadap hubungan sosial
masyarakat, sistem pendidikan, mata pencaharian, dan pola berfikir manusia.Misalnya
kebutuhan akan makan. Makan adalah kebutuhan dasar yang tidak termasuk dalam
kebudayaan. Tetapi bagaimana kebutuhan itu dipenuhi; apa yang dimakan, bagaimana
cara memakan adalah bagian dari kebudayaan.
Kebudayaan yang berbeda dari kelompok-kelompoknya menyebabkan manusia
melakukan kegiatan dasar itu dengan cara yang berbeda. Contohnya adalah cara makan
yang berlaku sekarang. Pada masa dulu orang makan hanya dengan menggunakan
tangannya saja, langsung menyuapkan makanan kedalam mulutnya, tetapi cara tersebut
perlahan lahan berubah, manusia mulai menggunakan alat yang sederhana dari kayu
untuk menyendok dan menyuapkan makanannya dan sekarang alat tersebut dibuat dari
almunium. Begitu juga tempat dimana manusia itu makan.Dulu manusia makan
disembarang tempat, tetapi sekarang ada tempat-tempat khusus dimana makanan itu
dimakan.Hal ini semua terjadi karena manusia mempelajari atau mencontoh sesuatu yang
dilakukan oleh generasi sebelumya atau lingkungan disekitarnya yang dianggap baik dan
berguna dalam hidupnya.
Proses perubahan tata cara makan tersebut merupakan terjadi dari proses belajar
sehingga menghasilkan perubahan perilaku yang dinilai baik dan berkembang sesuai
dengan perkembangan teknologi dan pendidikan. Dengan berbagai macam suku bangsa
dan kebudayaan secara alamiah dari dulu telah berlangsung upaya pendidikan sebagai
proses transmisi dan transformasi kebudayaan. Untuk itu, pendidikan di masing-masing
daerah berbeda dan disesuaikan dengan budaya daerah tersebut. Proses pendidikan
bangsa telah ada sebelum kedatangan penjajah dan memiliki antropologis yang kuat.

7
Setelah bangsa Eropa datang maka diintrodusirlah sistem persekolahan, dengan
kurikulum yang diatur oleh tim pengembang kurikulum dari luar.
Kurikulum yang sudah diterapkan pada masing-masing daerah berdampak
perkembangan pengetahuan yang berbeda dan mempengaruhi kemajuan masyarakat.Hal
ini tentunya berbeda dengan masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan dengan daerah
pedesaan.Masyarakat perkotaan, memberikan pendidikan anaknya mulai tingkat dasar
sampai perguruan tinggi. Program pendidikan di sekolah terdiri dari: sekolah
reguler, home schooling, akselerasi, dan sekolah berstandar internasional (RSBI). Selain
itu, di kota merupakan pusat pemerintahan dan perdagangan, sehingga memungkinkan
perkembangan pendidikan mudah dijangkau dan cepat.
Berbeda dengan daerah pedesaan, melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
merupakan permasalahan. Hal ini dikarenakan tingkat ekonomi penduduk yang masih
minim, kesadaran orang tua akan pendidikan masih kurang, akses lembaga pendidikan
terbatas, dan angka migrasi tinggi. Hal ini menyebabkan angka anak drop out dari
keluarga kurang mampu tersebut tinggi.
Melihat permasalahan tersebut, maka peranan pendidikan sangat penting
khususnya penyusunan kurikulum oleh satuan pendidikan yang disesuaikan dengan
kondisi dan kebutuhan peserta didik.Hal ini bertujuan untuk mewujudkan pendidikan
nasional dan tercapainya tujuan pembelajaran.Salah satu kurikulum berbasis budaya lokal
telah memberikan sumbangan untuk lebih mengenal potensi budaya di masing-masing
daerah, sehingga peserta didik dapat mengenal potensi budayanya sendiri, dapat
mengembangkan potensi budaya, serta dapat bermanfaat bagi kelangsungan hidupnya
(berwirausaha).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam implikasi landasan antropologi, adalah
sebagai berikut.
1. Identifikasi kebutuhan belajar masyarakat
Identifikasi kebutuhan masayarakat ini bersumber dari informasi masyarakat
sekitar.Masyarakat tersebut terdiri dari tokoh masyarakat, baik secara formal maupun
informal, tokoh agama, dan perwakilan masyarakat kelas bawah.Hal ini bertujuan
untuk memperoleh informasi dan data yang dijadikan bahan pengembangan
kurikulum.

8
2. Keterlibatan partisipasi masyarakat
Setelah mengidentifikasi kebutuhan belajar, maka masyarakat ikut serta dalam
merancang kurikulum, menyediakan sarana dan prasarana, menentukan nara sumber
sebagai fasilitator, dan ikut menilai hasil belajar.
3. Pemberian Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup merupakan pendidikan dalam bentuk pemberian
keterampilan dan kemampuan dasar pendukung fungsional, membaca, menulis,
berhitung, memcahkan masalah, mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok,
dan menggunakan teknologi (Dikdasmen 2002, dalam Efendi 2009:153)

9
DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Amsal. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta : Rajawali Pers.


Ihsan, Fuad. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta.
Imran Manam. (1989). Dasar-dasar Sosial Budaya Pendidikan. Jakarta: P2LPTK.
Kattsof, Louis. 2004. Pengantar filsafat. Ygyakarta: Tiara Wacana Yogja.
Sidharta, Arief. 2008. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu itu. Bandung : Pustaka Sutra
Surajiyo. 2009. Filsafat Ilmu dan Pengembangannya di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.

10
SOAL TENTANG ANTROPOLOGI DAN PENDIDIKAN DASAR

Pertanyaan:

1. Suatu sistem pengetahuan, gagasan dan ide yang dimiliki oleh suatu kelompok
masyarakat yang berfungsi sebagai landasan pijak dan pedoman bagi masyarakat itu
dalam bersikap dan berperilaku dalam lingkungan alam dan sosial di tempat mereka
berada merupakan pengertian dari …
a. Kebudayaan c. Ketenangan
b. Keperibadan d. Transmisi
2. Cara sekelompok orang atau hewan dalam suatu masyarakat atau budaya cenderung
untuk belajar dan menyampaikan informasi baru disebut .....
a. Kebudayaan c. Transmisi budaya
b. Imitasi d. Antropologi
3. Proses transmisi budaya meliputi ….
a. Imitasi, identifikasi, transmisi c. Imitasi, antropologi, sosiologi
b. Imitasi, identifikasi, dan sosialisasi d. Imitasi, aksiologi, epistimologi
4. Antara pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang sangat erat. Jika dilihat
dalam kontek kebudayaan pendidikan memainkan peran sebagai …
a. Aktor dan manipulator budaya
b. Pendukung kebudayaan itu sendiri
c. Pembentukan kepribadian suatu bangsa
d. Agen pengajaran nilai-nilai budaya
5. Kebudayaan dan kepribadian terdapat suatu interaksi yang saling menguntungkan yang
disebut sebab-akibat sirkuler. Artinya adalah …
a. Kepribadian dan kebudayaan berkenaan dengan suatu hal yang sama yakni nilai-nilai
b. Dalam perkembangan kepribadian diperlukan kebudayaan dan kebudayaan akan dapat
berkembang melalui kepribadian tersebut
c. Kebudayaan dan kepribadian dapat ditransmisikan kepada generasi berikutnya
d. Kebudayaan dan kepribadian adalah suatu proses yang keduanya terdapat satu
dinamika

11
Kunci Jawaban:

1. A. Kebudayaan

2. C. Transmisi budaya

3. C. Imitasi, antropologi, sosiologi

4. D. Agen pengajaran nilai-nilai budaya

5. B. Dalam perkembangan kepribadian diperlukan kebudayaan dan kebudayaan akan dapat

berkembang melalui kepribadian tersebut

12
Yel-yel Topik “Antropologi dan Pendidikan Dasar”

Nyanyikan sesuai dengan irama lagu “Kampung Nan Jauh di Mato”

Ayo semua kita belajar


Belajar landasan filosofi
Antropologi pendidikan dasar
Itulah materi kedua

Sekarang buka buku


Kita akan belajar
Antropologi pendidikan dasar
Ada empat materi

Kebudayaan dan pendidikan dasar


Itulah materi pertama
Kebudayaan dan kepribadian
Itulah materi kedua

Yang ketiga tentang transmisi budaya


Yang keempat implementasi
Implementasi antropologi
Itulah empat Materi kita
Yang harus kita kuasai
Sekarang baca lagi ayo kita belajar bersama-sama
Untuk mendapat ilmu

13

Anda mungkin juga menyukai