SKRIPSI
Disusun Oleh:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti haturkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena dengan berkat
dan anugerahNya aruh Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi
Pengaruhnya terhadap Biaya”.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dai berbagai pihak, banyak
kendala yang sulit untuk peneliti pecahkan hingga terselesaikannya penuyusunan
skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin ucapkan terima kasih kepada :
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pihak-pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sendiri.
Penulis
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................ iv
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
1.3. Batasan Masalah ............................................................................ 3
1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
1.5. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 4
2.2. Dasar Teori .................................................................................... 7
2.2.1. Keterlambatan Proyek ....................................................... 7
2.2.2. Penyebab Keterlambatan ................................................... 8
2.2.3. Jenis-Jenis Keterlambatan (Type of Delays) ...................... 10
2.2.4. Dampak Keterlambatan ..................................................... 11
2.2.5. Pertanggungjawaban Keterlambatan (Delay Responsibility) 15
2.2.6. Komponen Biaya Proyek Konstruksi ................................ 15
2.2.6.1. Biaya Langsung Proyek Konstruksi ................... 17
2.2.6.2. Biaya Tidak Langsung Proyek Konstruksi .......... 17
2.2.7. Penelitian Sejenis ............................................................... 21
2.2.8. Analisis Faktor (Factor Analysis)...................................... 22
2.2.9. Tahapan Analisis Faktor .................................................... 23
2.2.10. Analisis Regresicommit to user ...................................... 26
Linier Berganda
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN
commit to user
xii
xvii
perpustakaan.uns.ac.id 1
digilib.uns.ac.id
BAB 1
PENDAHULUAN
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
BAB 2
Menurut sebuah survey yang dilakukan oleh Mehzer et al,1998 mengenai faktor
penyebab keterlambatan proyek konstruksi di Lebanon dari persepsi owner,
kontraktor dan perusahaan konsultan/arsitektur menemukan bahwa owner lebih
berfokus pada persoalan keuangan sedangakan kontraktor dengan permasalahan
kesepakatan kontrak dan konsultan menjadikan manajemen proyek sebagai
persoalan yang paling penting.
Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek serta melibatkan banyak
pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan banyaknya pihak
yang terlibat dalam proyek konstruksi maka potensi terjadinya konflik sangat
besar sehingga dapat dikatakan bahwa proyek konstruksi mengandung konflik
yang cukup tinggi (Wulfram I. Ervianto, 2005 : 11).
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
Odeh et al, 2002 menyatakan kontraktor dan konsultan setuju bahwa campur
tangan owner, kontraktor yang kurang berpengalaman, masalah keuangan dan
pembayaran, produktifitas pekerja, pengambilan keputusan yang lambat,
perencanaan yang tidak tepat, dan subkontraktor yang tidak kualifikasi merupakan
sepuluh penyebab utama keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi di Joran.
Analisis faktor merupakan nama umum yang menunjukkan suatu kelas prosedur,
utamanya digunakan untuk mereduksi data atau mengklasifikasikan, dari variable
yang banyak diubah menjadi sedikit variabel baru yang disebut faktor dan masih
memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli (original
variable) (J. Supranto, 2010 : 114).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
Menurut Levis dan Atherley, 1996 (dalam Suyatno, 2010), jika suatu pekerjaan
sudah ditargetkan harus selesai pada waktu yang telah ditetapkan namun karena
suatu alasan tertentu tidak dapat dipenuhi maka dapat dikatakan pekerjaan itu
menglami keterlambatan. Hal ini akan berdampak pada perencanaan semula serta
pada masalah keuangan. Keterlambatan yang terjadi dalam suatu proyek
konstruksi akan memperpanjang durasi proyek atau meningkatnya biaya maupun
keduanya. Adapun dampak keterlambatan pada klilen atau owner adalah
hilangnya kesempatan untuk menempatkan sumber dayanya ke proyek lain,
meningkatkan biaya langsung yang dikeluarkan yang berarti bahwa bertambahnya
pengeluaran untuk gaji karyawan, sewa peralatan dan lain sebagainya serta
mengurangi keuntungan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
Faktor keterlambatan internal timbul dari empat pihak yang terlibat dalam proyek
pengadaan jasa konstruksi. Pihak-pihak tersebut yaitu owner, kontraktor,
konsultan perencana, dan konsultan pengawas sedangkan faktor keterlambatan
eksternal disebabkan pihak diluar keempat pihak tadi antara lain pemerintah,
supplier, dan cuaca.
(1) Keterlambatan yang tidak dapat dan dapat dimaafkan (excusable and non-
excusable delays)
(2) Keterlambatan yang layak dan tidak layak mendapat ganti rugi (compensable
and non-compensable delays), dan
(3) Keterlambatan yang terjadi bersamaan (concurrent delays)
Compensable Delays
Non-Excusable Delays
Excusable Delays
Excusable delays dikenal juga sebagai “force majeure” delays yang merupakan
jenis keterlambatan yang ketiga. Keterlambatan ini juga sering disebut “act of
God”.Pada kontrak sering dinyatakan bahwa kontraktor berhak mendapatkan
tambahan waktu dalam penyelesaian proyek jika keterlambatan disebabkan oleh
excusable delays tapi tidak mendapat tambahan biaya (Alaghbari, 2005).
Concurrent Delays
Menurut Levis dan Atherley, 1996 (dalam Suyatno, 2010), keterlambatan akan
berdampak pada perencanaan semula serta pada masalah keuangan.
Keterlamabatan dalam suatu proyek konstruksi akan memperpanjang durasi
proyek atau meningkatnya biaya maupun keduanya. Adapun dampak
keterlambatan pada owner adalah hilangnya potensial income dari fasilitas yang
dibangun tidak sesuai waktu yang ditetepkan, sedangkan pada kontraktor adalah
hilangnya kesempatan untuk mendapatkan sumber dayanya ke proyek lain,
meningkatnya biaya tidak langsung (indirect cost) karena bertambahnya
pengeluaran untuk gaji karyawan, sewa peralatan serta mengurangi keuntungan.
Obrien JJ, 1976 (dalam Suyatno, 2010), menyimpulkan bahwa dampak
keterlambatan menimbulkan kerugian :
1. Bagi pemilik, keterlambatan menyebabkan kehilangan penghasilan dari
bangunan yang seharusnya sudah bisa digunakan atau disewakan.
2. Bagi kontraktor, keterlambatan penyelesaian proyek berarti naiknya overhead
kerena bertambah panjang waktu
commitpelaksanaan,
to user sehingga merugikan akibat
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
kemungkinan naiknya harga karena inflasi dan naiknya upah buruh, juga akan
tertahannya modal kontraktor yang kemungkinan besar dapat dipakai untuk
proyek lain.
3. Bagi konsultan, keterlambatan akan mengalami kerugian waktu, karena
dengan adanya keterlambatan tersebut konsultan yang bersangkutan akan
terhambat dalam mengagendakan proyek lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
(3) Disputes
Perselisihan atau sengketa merupakan dampak utama dari keterlambatan
penyelesaian proyek konstruksi yang bisa disebabkan oleh berbagai pihak
seperti kontraktor, konsultan, owner, maupun pihak luar. Kurangnya
komunikasi menyebabkan perbedaan persepsi, konflik,dan perselisihan. Oleh
karena itu sebagai seorang mamajer proyek harus memiliki kemempuan
komunikasi yang baik dalam menjalankan sebuah proyek. Menurut Murali et
al.,(2007) factor kurangnya komunikasi yang baik antara berbagai pihak,
kondisi lapangan yang tak terduga, keterlambatan pembayaran untuk
penyelesaian pekerjaan, metode konstruksi yang kurang tepat, keterlambatan
yang disebabkan oleh subkontraktor dan ketidak sesuaian dengan isi dokumen
kontrak akan menimbulkan perselisihan antar berbagai pihak. Selanjutnya
apabila perselisihan tidak dapat diselesaiakan secara damai dapat
menyebabkan arbitrasi dan penyelesaian melalui proses pengadilan.
(4) Arbitration
Menurut Murali et al., (2007) keterlambatan yang disebabkan oleh pihak
kontraktor maupun owner yang meliputi perubahan rencana, kesalahan atau
ketidak sesuaian dengan isi dokumen kontrak dan kurangnya komunikasi
antara berbagai pihak dapat menimbulkan perselisihan yang akan
diselesaiakan melalui proses arbitrasi. Untuk keadaan ini dibutuhkan pihak
ketiga yang dapat menyelasaiakan perselisihan secara damai tanpa harus
proses pengadilan.
(5) Litigation
Menurut Murali et al., (2007) ketika keterlambatan yang disebabkan oleh
owner, kontraktor, pekerja, eksternal, dan hubungan kontrak misalnya
keterlambatan dalam pembayaran penyelesaian pekerjaan, masalah kondisi
lapangan, dan kurangnya tenaga kerja yang menimbulkan perselisihan dan
harus diselesaikan melalui proses pengadilan. Pihak-pihak yang terlibat pada
proyek konstruksi menggunakan proses pengadilan sebagai alternatif terakhir
commit to user
dalam penyelesaian perselisihan.
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
(6) Abandonment
Dampak yang paling merugikan dari keterlambatan penyelesaian proyek
adalah abondemen yang dapat terjadi sementara atau bila kondisi proyek
memburuk bisa terjadi selama proses konstruksi. Penyebab utamanya adalah
berbagai pihak yang terlibat dalam proyek dan menjadi dampak utama dari
keterlambatan proyek. Aibinu dan Jagboro (2002) mempelajari dampak dari
keterlambatan penyelesaian proyek pada industry konstruksi di Nigeria.
Mereka menyimpulkan bahwa total abandonment merupakan dampak utama
dari keterlambatan peyelesaian proyek.
Kesimpulan (Finding)
Dari semua ulasan literature di atas didapat enam dampak dari keterlambatan
penyelesaian proyek yang digambarkan dalam diagram tulang ikan di bawah ini.
Effect of
Delays
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
(1) Tanggung jawab owner (pemilik) : kontraktor berhak atas tambahan waktu
dan biaya
(2) Tanggung jawab kontraktor dan subkontraktor : kontraktor harus
melakukan perbaikan atas kegagalan fisik bangunan atas kinerjanya dan
bisa mendapat penalty.
(3) Pihak lain (Act of God) : kontraktor akan mendapatkan tambahan waktu
untuk menyelesaikan proyek tetapi tidak untuk biaya. Serta kegagalan fifik
yang disebabkan oleh “act of God” tidak menyebabkan penalty bagi
kontraktor.
Menurut Direktorat Bina Marga dalam Panduan Analisis Harga Satuan (PAHS)
(2006), komponen estimasi biaya konstruksi adalah sebagai berikut :
(A + B)
Biaya langsung adalah semua biaya yang menjadi komponen permanen hasil akhir
proyek, terdiri dari biaya material, biaya peralatan, biaya upah tenaga kerja dan
biaya subkontraktor (Oberlender dan Peurifoy, 2002)
Menurut Oberlender dan Peurifoy (2002) biaya tidak langsung adalah semua
biaya yang mendukung pekerjaan tetapi tidak tercantum dalam mata pembayaran
seperti biaya overhead (general overhead dan project overhead), contingencies
dan keuntungan (profit).
Komponen-komponen biaya tidak langsung menurut AACE International-the
Association for the Advancement of Cost Engineering Tahun 1992 adalah sebagai
berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
1. Pajak (Taxes)
Pajak yang termasuk dalam komponen biaya tidak langsung bermacam-
macam, yaitu pajak material, pajak peralatan, pajak pekerja, dsb. Nilai pajak
bervariasi secara signifikan tergantung dari lokasi dan status pajak owner. Pada
umumnya mereka mempunyai catalog secara terpisah untuk memfasilitasi
kegiatan keuangan.
a. Keuntungan (Profit)
Keuntungan adalah sejumlah uang yang oleh kontraktor dimasukkan ke
dalam harga sebagai kompensasi risiko, upaya, dan usaha untuk
menjalankan sebuah proyek, keuntungan sebenarnya adalah “sisa” dari uang
commit telah
yang tersisa setelah kontraktor to usermemenuhi semua biaya ( baik
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
Menurut Oberlender dan Peurifoy (2002), komponen biaya tidak langsung dalam
estimasi biaya konstruksi pada estimasi secara rinci, yaitu:
2. Contingencies (Kontijensi)
Biaya ini dialokasikan untuk mengantisipasi atas kekurangan informasi dan
kesalahan dalam menginterpretasikan informasi yang diperoleh sehingga
menimbulkan suatu ketidakpastian (uncertainty). Hal ini dapat menjadi salah
satu risiko yang akan dihadapi dalam pelaksanaan nantinya. Sebaiknya
pengalokasian biaya kontijensi diminimalkan dengan melakukan estimasi
dengan sebaik-baiknya dengan melengkapi ketidakjelasan atau kekurangan
informasi tersebut dengan menyatakan langsung kepada untuk mendapatkan
nilai-nilai penawaran yang tetap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
3. Keuntungan (Profit)
Tujuan estimator dalam menganalisis keuntungan adalah mengharapkan
keuntungan yang maksimal. Keuntungan dapat diartikan sebagai suatu yang
diperoleh atas risiko yang dihadapi. Besarnya nilai keuntungan dapat
ditambahkan pada nilai estimasi yang dibuat.
Beberapa penelitian sejenis yang sudah dilakukan yaitu oleh Budiman Praboyo.,
1999 ; I.A. Rai Widhiawati., 2009 ; Suyatno., 2010.
(1) Penelitian yang dilakukan oleh Budiman Praboyo (1999) bertujuan untuk
menemukan faktor-faktor yang sangat berperan atau mendominasi sebagai
penyebab keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi di wilayah
Surabaya, dengan maksud agar proses perencanaan dan penjadwalan
proyek konstruksi dapat dilakuakan dengan lebih lengkap dan cermat,
sehingga keterlambatan sedapat mungkin dihindarkan atau dikendalikan.
(2) I.A. Rai Widhiawati (2009) bertujuan untuk mengetahui penyebab utama
dari keterlambatan penyelesaian proyek konstruksi yang berada di
Kotamadya Denpasar.
(3) Suyatno (2010) bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab
keterlambatan penyelesaian proyek yang berada di Kotamadya Surakarta
dan untuk mengetahui peringkat (rangking) menurut persepsi penyedia
jasa terhadap faktor-faktor penyebab keterlambatan penyelesaian proyek.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
Merumuskan Masalah
Lakukan Rotasi
Interpretasikan Faktor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam analisis faktor yaitu:
1. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah meliputi beberapa kegiatan. Pertama, tujuan analisis
faktor harus dikenali. Variabel yang tercakup dalam analisis harus
disebutkan secara khusus berdasarkan penelitian sebelumnya (past
research), teori, dan pertimbangan subjektif dari peneliti. Variabel harus
benar-benar diukur secara tepat diukur pada skala interval atau rasio.
Besarnya sampel harus tepat. Sebagai petunjuk umum besarnya sampel (n)
paling sedikit empat atau lima kali banyaknya variabel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
4. Lakukan Rotasi
Output terpenting dari analisis faktor ialah matrix factor atau matriks
faktor pola (factor pattern matrix). Matriks faktor membuat koefisien yang
dipergunakan untuk mengekpresikan variabel yang dibakukan dinyatakan
dalam faktor (used to express the standardized variables in term of the
factors). Koefisien ini merupakan factor loading, mewakili koefisien
korelasi antara faktor dengan variabel. Koefisien dengan nilai mutlak
(absolute) yang besar menunjukkan bahwa faktor dan variabel sangat
terkait (closely related). Koefisien dari matriks faktor dapat dipergunakan
untuk menginterpretasi faktor.
Walaupun matriks faktor (komponen) awal atau yang belum dirotasi
menunjukkan hubungan antara faktor (komponen) dengan variabel secara
individu, akan tetapi masih sulit diambil kesimpulannya tentang
banyaknya faktor yang bisa diekstraksi, hal ini disebabkan karena faktor
(komponen) berkorelasi dengan banyak variabel atau sebaliknya variabel
tertentu masih berkorelasi dengan banyak faktor.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 26
digilib.uns.ac.id
5. Interpretasi Faktor
Interpretasi mengenai faktor bisa dipermudah dengan mengenali
(mengidentifikasi) variabel yang mempunyai nilai loading yang besar pada
faktor yang sama. Faktor tersebut kemudian bisa diinterpretasikan menurut
variabel-variabel yang mempunyai nilai loading yang tinggi dengan faktor
tersebut. Bantuan di dalam interpretasi yang berguna lainnya adalah
mengeplot variabel dengan menggunakan factor loading sebagai titik
koordinat.
)骀) 骀 骀 ⋯ 骀 ⋯ 骀 …………...(1)
Dimana :
b0 = Konstanta
2.2.11. Statistik
a) Uji Validitas
Menurut Azwar, 1994 : 118 (dalam Agus Winarno, 2011), validitas adalah
seberapa cermat suatu kuisioner melakukan fungsi ukurnya. Sebuah kuisioner bisa
dikatakan valid jika kuisioner tersebut benar-benar mengukur apa yang harus
diukur. Pengukuran validitas ini dilakukan dengan menghitung korelasi antara
total jawaban responden terhadap setiap pertanyaan. Pengolahan data dengan
menggunkan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solution)
versi 19.00
Tinggi rendahnya validitas suatu angket dihitung dengan teknik korelasi, dengan
rumus :
∑骀 ∑骀 ∑
………..……….………...(2)
∑骀 ∑骀 ∑ ∑
Dimana :
Y = Skor total
Kriteria uji validitas secara singkat adalah (rule of tumb) adalah 0,3. Jika korelasi
sudah lebih besar dari 0,3 maka kuisioner atau pertanyaan yang dibuat
dikategorikan sahih/valid. (Bambang Setiaji, 2008 : 25)
b) Uji Reliabilitas
∑
)) ) ……………………………...….(3)
)
Dimana :
Menurut Santoso dan Ashari (2005 : 251) bahwa penelitian responden dianggap
reliabel jika mencapai alpha lebih besar dari 0,6. Pengolahan data dengan
menggunakan bantuan program SPSS versi 19.00
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
Setelah model kita peroleh, maka kita harus menguji moel tersebut sedah termauk
BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) atau tidak. Suatu model dikatakan BLUE
bila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Linieritas
Untuk menguji linieritas hubungan 2 variabel maka kita harus membuat diagram
pencar (scatter plot) antara 2 variabel tersebut. Dari sini bisa terlihat apakah titik-
titik data membentuk pola linier atau tidak.
Ada satu metode lagi yang dapat menguji kelinieran model yang terbentuk, yaitu
membuat plot residual terhadap harga-harga prediksi. Jika grafik antara harga-
harga prediksi dan harga-harga residual tidak membentuk suatu pola tertentu
(parabola, kubik, dan sebagainya) maka asumsi linieritas terpenuhi. Jika asumsi
linieritas terpenuhi maka residual-tresidual akan didistribusikan secara random
dan akan terkumpul di sekitar garis lurus yang melalui titik 0.
Salah satu asumsi dalam regresi berganda adalah uji heterokedastisitas. Asumsi
heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak
sama untuk satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam regresi, salah satu
asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang
tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari
residual. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala
heterokedastisitas, sedangkan adanya gejala varians residual yang sama dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain disebut dengan homokedastisitas. Salah satu
metode visual untuk menguji heterokedastisitas ini adalah dengan melihat
penyebaran dari varians residual.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 30
digilib.uns.ac.id
3. Autokorelasi
4. Multikolinieritas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 31
digilib.uns.ac.id
5. Normalitas
Salah satu cara mengecek normalitas adalah dengan plot Probabilitas Normal.
Melalui plot ini, masing-masing nilai pengamatan dipasangkan dengan nilai
harapan dari distribusi normal, dan apabila titik-titik (data) terkumpul di sekitar
garis lurus. Selain plot normal ada satu plot lagi untuk menguji normalitas, yaitu
Detrend Normal Plot. Jika sampel berasal dari populasi normal, maka titik-titik
tersebut seharusnya terkumpul di sekitar garis lurus yang melalui 0 dan tidak
mempunyai pola. Meskipun plot probabilitas menyediakan dasar yang nyata untuk
memeriksa kenormalan, uji hipotesis juga sangat diperlukan. Dua buah uji yang
sering digunakan adalah uji Shapiro-Wilks dan uji Liliefors.
OUTPUT DATA
Dengan
INPUT DATA PROSES DATA Output Navigator
Dengan Dengan · Pivot Table Editor
Data Editor Data Editor
· Text Output Editor
· Chart Editor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 32
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
1. Data dimasukkan melalui data editor yang otomatis muncul di layar SPSS
pada saat SPSS dibuka.
2. Data yang telah diinput kemudian diproses melalui data editor.
3. Hasil pengolahan data muncul di layar window yang lain dari SPSS, yaitu
output navigator. Lalu tampilannya dapat berupa :
a. Tulisan
Pengerjaan (perubahan bentuk huruf, penambahan, pengurangan
dan lainnya) yang berhubungan dengan output berupa teks dapat
dilakukan melalui menu text output Editor.
b. Tabel
Semua pekerjaan yang berhubungan dengan tabel dapat dilakukan
melalui menu pivot table editor.
c. Grafik
Output yang berbentuk grafik (chart) dapat dilakukan melalui
menu chart editor.
1. Data Pribadi
Adalah pertanyaan terhadap responden mengenai kedudukan atau jabatan,
lama pengalaman responden bekerja pada bidang konstruksi, serta pendidikan
commit to user
responden.
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
2. Data Proyek
Sumber data proyek berupa tempat artinya sumber data yang menyajikan
tampilan berupa keadaan diam dan brgerak, diam contohnya luas bangunan
proyek sedangkan bergerak contohnya jenis pekerjaan, biaya.
3. Faktor Keterlambatan
Penelitian mengenai faktor keterlambatan penyelesaian proyek yang sudah
dilakukan oleh beberapa peneliti seperti Budiman Praboyo (1999) dalam
tesisnya yang berjudul Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Dan Peringkat
Dari Peyebab-Peyebabnya untuk proyek yang ada di wilayah Surabaya, I.A.
Rai Widhiawati (2009) dalam tesisnya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor
Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Konstruksi untuk proyek-
proyek yang ada di wilayah Bali, dan Suyatno (2010) dalam tesisnya yang
berjudul Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Peyelesaian Proyek
Gedung (Aplikasi Model Regresi) untuk proyek yang ada di wilayah
Surakarta. Setiap peneliti mempunyai faktor-faktor keterlambatan yang
berbeda yang ditampilkan dalam tabel di bawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
Berbagai faktor yang dikemukakan dari hasil penelitian terdahulu di atas dijadikan
sebagai dasar pertimbangan memilih faktor-faktor keterlambatan penyelesaian
proyek pada penelitian ini. Faktor-faktor penyebab keterlambatan yang menjadi
poin pembahasan pada penelitian ini dibedakan menjadi 10 faktor, yaitu:
No Variabel Peneliti
1 Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu Budiman Praboyo; I.A.
pelaksanan Rai Widhiawati; Suyatno
2 Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah Budiman Praboyo
3 Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan Budiman Praboyo & I.A.
yang lama Rai Widhiawati
4 Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu Budiman Praboyo &
pelaksanaan Suyatno
5 Kurangnya keahlian tenaga kerja Budiman Praboyo & I.A.
Rai Widhiawati
6 Keterlambatan pembayaran oleh pemilik Budiman Praboyo; I.A.
Rai Widhiawati; Suyatno
7 Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga Budiman Praboyo & I.A.
kerja) yang lambat Rai Widhiawati
8 Jumlah pekerja yang kurang memadai/sesuai Suyatno & Budiman
dengan aktivitas yang ada Praboyo
9 Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan I.A. Rai Widhiawati &
yang harus ada Budiman Praboyo
10 Akses ke lokasi proyek sulit Suyatno; Budiman
Praboyo; I.A. Rai
Widhiawati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
2.2.14.1. Populasi
2.2.14.2. Sampel
Menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya yang berjudul Metodologi Research, Jilid
I, 1981: 77, menyatakan sampel adalah bagian individu yang diselidiki,
sedamgkan menurut Suharsimi Arikunto dalam ikunya yang berjudul Presedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, 1981: 131, sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat
dinyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang representatif yang
menjadi subyek penelitian yang sesungguhnya.
Menurut Sri Rahayu dalam bukunya yang berjudul Materi Metodologi Penelitian,
2005: 30, menyatakan sebagai pedoman umum dalam pengambilan sampel yang
representative adalah jika populasi dibawah 100 dipergunakan sampel sebesar
50% dan jika di atas 100 maka diambil sebesar 15-20% sampel atau jumlah
sampel yang dianjurkan dalam pengertian SPSS adalah 50 sampai 100 baris
(antara 50 sampai 100 sampel). Selanjutnya jika variabel yang dipergunakan
dalam penelitian itu banyak maka ukuran sampelnya minimal 10 kali atau lebih
dari jumlah faktor atau variabel yang digunakan dalam penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 37
digilib.uns.ac.id
1) Kuisioner
Metode pengumpulan data dengan cara membagikan daftar pertanyaan sesuai
dengan yang diteliti kepada responden. Hal ini sesuai dengan pendapat
Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek, 1998: 55, Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuisioner dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian survey yaitu penelitian yang mengambil
sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan
data menurut Singaribun, 1995 (dalam Suyatno, 2010). Ada tiga persyaratan
penting dalam mengadakan kegiatan penelitian yaitu :
3. Mengikuti konsep ilmiah, apabila mulai dari awal sampai akhir kegiatan
penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip
memperoleh ilmu pengetahhuan.
Metode penelitian adalah suatu ilmu yang mempelajari cara-cara penelitian untuk
menemukan, mengumpulkan, mengembangkan, menganlisis dan menguji
kebenarannya, dikerjakan dengan hati-hati, sistematis dan berdasarkan ilmu
pengetahuan dengan metode ilmiah. Pada peneltian ini pengumpulan data
dilakukan dengan cara mengumpulkan data primer, yaitu langsung berhubungan
dengan responden dengan cara memberikan beberapa pertanyaan yang berupa
kuisioner yang disusun oleh peneliti.
Berkaitan dengan apa yang dipaparkan di atas, maka dapat dijelaskan dengan
commit
bagan alir dari flow chart berikut ini : to user
39
perpustakaan.uns.ac.id 40
digilib.uns.ac.id
Mulai
Pembahasan
Selesai
5. Pembahasan
Melakukan analisis untuk mengelompokkan factor-faktor penyebab
keterlambatan pekerjaan poryek konstruksi dan menganalisis factor
keterlambatan tersebut terhadap biaya.
commit to user
6. Menarik kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id 42
digilib.uns.ac.id
3.2. Responden
Data primer dalam penelitian ini berupa jawaban kuisioner responden dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti yang diisi oleh pihak
kontraktor.
Untuk memudahkan, hasil penelitian yang diperoleh dari kuisioner dibagi menjadi
tiga kelompok yaitu : Profil responden, profil proyek dan persepsi responden.
a. Profil responden.
1. Profil responden dipisahkan sesuai dengan jabatan responden, yaitu :
manajer proyek dan manajer lapangan
2. Pengalaman responden dikelompokkan menjadi dua yaitu :
pengalaman 1 s.d 5 tahun dan lebih besar 5 tahun
3. Pendidikan responden terakhir dikelompokkan menjadi lima yaitu :
sederajat SMA, diploma, S1, S2, dan S3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
b. Profil proyek
1. Nilai proyek dikelompokkan manjadi empat yaitu : 0-50 juta, 51-100
juta, 101 juta - 1 milyar dan di atas 1 milyar
2. Jenis proyek dikelompokkan menjadi dua yaitu : proyek gedung dan
proyek jalan
c. Persepsi responden
1. Jawaban responden terhadap pertanyaan”Apakah dalam pelaksanaan
proyek konstruksi di wilayah kotya Surakarta sering mengalami
keterlambatan yaitu : Ya / Tidak
2. Persepsi responden terhadap faktor-faktor penyebab keterlambatan
penyelesaian proyek-proyek konstruksi di wilayah karesidenan Ska.
1. Data responden.
Pada bagian ini dikumpulkan data mengenai Jabatan responden,
Pengalaman responden, Jenis proyek konstruksi di wilayah karesidenan
Ska yang telah dikerjakan/ditangani.
2. Data proyek.
Pada bagian ini akan didapat data mengenai jenis proyek konstruksi dan
nilai proyek yang pernah dikerjakan oleh responden, kemudian pengaruh
terhadap biaya yang telah direncanakan.
3. Data persepsi responden terhadap penyebab keterlambatan proyek. Bagian
ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana faktor keterlambatan proyek
tersebut berpengaruh pada keterlambatan pelaksanaan proyek konstruksi di
wilayah karesidenan Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 44
digilib.uns.ac.id
Tujuan analisis data menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasi. Dalam proses ini sering kali digunakan statistik karena
memang salah satu fungsi statistik adalah menyederhanakan data. Pengukuran
kuisioner dilakukan dengan skala linkert dimana responden diberi pilihan (obtion)
yang kemudian tinggal memilih derajat kesetujuan/ketidaksetujuannya atas
pertanyaan yang diajukan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
BAB 4
Dalam bab ini disajikan gambaran umum obyek penelitian serta hasil yang telah
diperoleh, beserta interpelasi data. Analisis data ini merupakan bagian terpenting
dari penyusunan skripsi karena dalam analisis ini diperoleh kesimpulan yang
merupakan gambaran jawaban dari masalah yang dikemukakan pada pendahuluan
di depan. Dalam penelitian ini terdapat 10 faktor penyebab terjadinya
keterlambatan penyelesaian proyek yang diperoleh dari beberapa refrensi
penelitian sejenis. Faktor-faktor tersebut ditampilkan dalam tabel di bawah ini.
No Variabel Peneliti
1 Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu Budiman Praboyo; I.A.
pelaksanan Rai Widhiawati; Suyatno
2 Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah Budiman Praboyo
3 Proses permintaan dan persetujuan contoh Budiman Praboyo & I.A.
bahan yang lama Rai Widhiawati
4 Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu Budiman Praboyo &
pelaksanaan Suyatno
5 Kurangnya keahlian tenaga kerja Budiman Praboyo & I.A.
Rai Widhiawati
6 Keterlambatan pembayaran oleh pemilik Budiman Praboyo; I.A.
Rai Widhiawati; Suyatno
7 Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga Budiman Praboyo & I.A.
kerja) yang lambat Rai Widhiawati
8 Jumlah pekerja yang kurang memadai/sesuai Suyatno & Budiman
dengan aktivitas yang ada Praboyo
9 Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan I.A. Rai Widhiawati &
yang harus ada Budiman Praboyo
10 Akses ke lokasi proyek sulit Suyatno; Budiman
Praboyo; I.A. Rai
Widhiawati
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id 47
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel di atas, ke-10 variabel akan dijadikan menjadi variabel bebas
untuk analisis faktor. Faktor tersebut adalah perubahan desain/detail pekerjaan
pada waktu pelaksanaan (X1), Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah (X2),
Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan yang lama (X3), Perubahan
lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan (X4), Kurangnya keahlian tenaga kerja
(X5), Keterlambatan pemayaran oleh pemilik (X6), Moilisasi sumber daya
(bahan, alat, tenaga kerja) yang lambat (X7), Jumlah perkerja yang kurang
memadai/sesuai dengan aktivitas pekerjaan yang ada (X8), Tidak lengkapnya
identifikasi jenis pekerjaan yang harus ada (X9), Akses ke lokasi proyek sulit
(X10). Sesuai dengan tahapan penelitian yang telah diutarakan pada bab
sebelumnya setelah didapatkan data primer yang dibutuhkan, kemudian
dilanjutkan dengan analisis data dan pembahasan untuk mendapatkan jawaban
dari rumusan yang ada. Analisis data ini dikerjakan dengan bantuan program
SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.00.
Populasi dalam penilitian ini adalah 40 responden yaitu dari pihak kontraktor dan
pihak perencana. Di bawah ini penulis tampilkan karakteristik responden
berdasarkan jabatan dalam perusahaan, lama bekerja dalam perusahaan,
pendidikan terakhir, umur, jenis kelamin, jenis proyek yg dikerjakan, rata-rata
nilai kontak proyek, dan persepsi keterlambatan proyek.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 48
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 49
digilib.uns.ac.id
Proyek konstruksi dikategorikan proyek yang kompleks dan rumit karena item
pekrjaan nya cukup banyak sehingga dalam operasionalnya membutuhkan banyak
tenaga ahli. Dalam suatu proyek akan ditemukan berbagai jabatan/posisi sesuai
dengan tanggungjawab pekerjaannya. Responden dalam penelitian ini meliputi
jabatan seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.
Dari tabel dan grafik di atas dapat dilihat bahwa jabatan dalam perusahaan
didominasi oleh kelompok manajer yaitu manajer proyek dan manajer lapangan
dengan persentase lebih dari 50% kemudian disusul olek kelompok supervisor
20%, site engineer 17,5% dan estimator/QC 5%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 50
digilib.uns.ac.id
40.00%
1-5 Tahun
> 5 Tahun
60.00%
Pendidikan Terakhir
0.00% 7.50%
17.50%
12.50%
Sederajat SMA
Diploma 3
S3
S2
S3
62.50%
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dilihat bahwa responden secara keseluruhan
berasal dari kalangan tingkat pendidikan S1 dengan persentase mencapai 62,5%
dan disusul S2 17,5%. Melihat persentase tersebut bisa dikatakan bahwa tingkat
kematangan emosional responden dalam memutuskan suatu tindakan yang harus
dilakukan dalam suatu proyek akan lebih baik bila dibandingkan dengan tingkat
pendidikan diploma 3 dan sederajatcommit
SMA. to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
Usia Responden
17.50%
25.00%
20-35 Tahun
35-55 Tahun
> 55 Tahun
57.50%
Dari tabel dan grafik di atas dilihat bahwa lebih dari 50% responden didominasi
oleh kalangan responden dengan usia 35-55 tahun, kemudian responden dengan
usia 20-35 tahun sebanyak 25% dan kelompok yang paling kecil yaitu responden di
atas 50 tahun. Melihat persentase tersebut bahwa responden tergolong ke dalam
usia produktif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 53
digilib.uns.ac.id
Karakteristik berikut ini yaitu berdasarkan jenis kelamin. Tujuan dari peneliti yaitu
ingin melihat perbandingan pria dan wanita yang berprofesi di bidang kostruksi
untuk wilayah karasidenan Surakarta.
Jenis Kelamin
10.00%
Pria
Wanita
90.00%
Melihat tabel dan grafik di atas dari 40 responden dengan jelas dapat diperhatikan
bahwa profesi sebagai kontraktor dan konsultan perencana dalam bidang
konstruksi masih didominasi oleh pria dengan rasio pria : wanita yaitu 9:1 untuk
wilayah karasidenan Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 54
digilib.uns.ac.id
Setiap jenis proyek mempunyai keunikan masing-masing dalam hal kendala yang
ditemui. Tidak ada proyek yang benar-benar identik sehingga metode kerja yang
akan digunakan juga berbeda.
32.50%
Proyek Gedung
Berdasarkan tabel dan grafik di atas disimpulkan bahwa jenis proyek yang paling
banyak dikerjakan oleh responden yaitu proyek gedung bila dibandingkan dengan
proyek jalan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id
Nilai kontrak proyek yang dapat diikuti oleh suatu kontraktor tergantung dari gred
perusahaan. Semakin tinggi gred perusahaan menunjukkan semakin besar
perusahaan tersebut sehingga proyek yang akan ditangani juga termasuk ke dalam
proyek skala besar.
0-50 Juta
45.00%
50-100 Juta
Dari tabel dan grafik di atas dicermati bahwa nilai kontrak proyek yang dikerjakan
oleh responden untuk wilayah karasidenan Surakarta lebih banyak bernilai antara
100 juta – 1 milyar yaitu 45% dan kemudian disusul proyek dengan nilai di atas 1
milyar sebanyak 37,5%. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan kontraktor yang
berada di wilayah Surakarta masih tergolong kontraktor dengan gred sedang yaitu
antara gred 3-5. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id
Melihat banyaknya pihak yang terkait dan banyaknya sumber daya yang harus
dikelolah dalam suatu proyek konstruksi maka diperlukan perencanaan dan
penjadwalan yang akurat supaya klaim keterlambatan dapat dihindarkan. Dibawah
ini merupakan persepsi responden mengenai keterlambatan yang dialami dalam
mengerjakan proyek konstruksi.
40.00%
60.00%
Ya Tidak
Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa proyek konstruksi
yang berjalan di wilayah karasidenan Surakarta sering mengalami keterlambatan
dalam penyelesaiannya. Persepsi jawaban responden mencapai persentase 60%
commit to user
yang menjawab bahwa proyek mengalami keterlambatan.
perpustakaan.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id
No Pertanyaan Kode
1 Perubahan desain/detail pekerjaan pada waktu pelaksanaan X1
2 Adanya banyak (sering) pekerjaan tambah X2
3 Proses permintaan dan persetujuan contoh bahan yang lama X3
4 Perubahan lingkup pekerjaan pada waktu pelaksanaan X4
5 Kurangnya keahlian tenaga kerja X5
6 Keterlambatan pembayaran oleh pemilik X6
7 Mobilisasi sumber daya (bahan, alat, tenaga kerja) yang
X7
lambat
8 Jumlah perkerja yang kurang memadai/sesuai dengan
X8
aktivitas pekerjaan yang ada
9 Tidak lengkapnya identifikasi jenis pekerjaan yang harus ada X9
10 Akses ke lokasi proyek sulit X10
11 Faktor-faktor tersebut di atas bagaimana pengaruhnya
Y
terhadap biaya
No Nama X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10
1 Ir. Sukarno 3 4 3 3 4 4 3 3 4 2
2 Ir. Sartono 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4
3 Ir. Sularto 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3
4 Ir. Amshori 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3
5 Ir. Supriyanto 3 2 3 3 4 3 1 3 4 3
6 Dhalia Indri Astuti,
4 3 2 3 2 3 1 3 4 3
S.psi
7 Ir. H Bambang
2 3 4 4 3 4 3 3 4 3
Nusantoro, MM
8 Ir. Agus Sarjoko 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3
9 Ir. Sudrajat
3 2 3 4 4 3 4 3 2 3
Pramusinto
10 Idoe Ranny Fajar N,
3 4 4 3 3 4 3 2 3 4
ST
11 Yosep Yauhansa, ST 4 3 2 3 2 3 1 3 4 3
12 Ari Nugroho, ST 2 commit
3 to user
4 4 3 4 3 3 4 3
13 Tri Wibowo, ST 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3
perpustakaan.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id
Untuk mengetahui kevalidtannya, dari ke-10 faktor yang diberikan dalam bentuk
kuisioner yang disampaikan kepada responden dilakukan uji validitas terhadap
setiap faktor dalam kelompok variabel dengan menggunakan program SPSS Versi
17.00. Hasil tes validitas dapat dilihat pada kolom Correlated Item Total
Correlation (lihat tabel). Kriteria uji validitas secara singkat (rule of tumb) adalah
0,3. Jika korelasi sudah lebih besar dari 0,3 maka kuisioner/pertanyaan yang
dibuat dikatakan sahih/valid.
Corrected Item-
Scale Mean if Scale Variance
Total
Item Deleted if Item Deleted
Correlation
Dari tabel 4.13 setelah pengujian seluruh item pertanyaan dapat dinyatakan valid.
Koefisien korelas (r hitung) terdapat pada kolom “Corrected Item Total
Correlation” dapat diketahui bahwa nilai koefisien kofrelasi (r hitung) lebih besar
dari nilai r tabel 0,312 (n=40,痸 %). R tabel dapat dilihat dalam lampiran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id
Uji reliabilitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari alat ukur
yang digunakan, dalam arti apakah alat ukur tersebut akurat, stabil, dan konsisten.
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini dikatakan andal (reliable) apabila
memiliki cronbach’s alpha lebih dari 0,6. Hasil tes reliabilitas dapat dilihat pada
kolom Cronbach’s Alpha If Item Delected (lihat tabel).
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1 .786
X2 .784
X3 .741
X4 .780
X5 .804
X6 .789
X7 .771
X8 .798
X9 .792
X10 .775
Dari tabel 4.14 seluruh item pertanyaan penelitian dinyatakan reliabel. Koefisien
reliabilitas seluruh item lebih besar dari koefisien alpha yang sesuai dengan
jumlah butir peranyaan yang diskoring yaitu untuk 11 butir nilai koefisien nya
0,34. Tabel nilai koefisien alpha dapat dilihat pada lampiran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id
df 45
Sig. .000
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil tabel di atas seluruh variabel dapat diterangkan oleh variabel
lainnya atau korelasi antar variabel tinggi. Nilai KMO 0,651 menunjukkan bahwa
variabel-variabel tersebut memenuhi syarat dan dapat digunakan untuk analsis
faktor.
Dalam teknik analisis faktor terdapat banyak metode yang dapat digunakan untuk
mengekstraksi atau meruduksi faktor. Pada penelitian ini peneliti memakai
metode principal component analysis dengan menggunakan program SPSS v.17.
Hasil ekstraksi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.17a Hasil sebelum Rotasi Faktor Tabel 4.17b Hasil setelah Rotasi Faktor
a a
Component Matrix Rotated Component Matrix
Component Component
1 2 3 1 2 3
Dari tabel 4.17 yang belum dirotasi menunjukkan hubungan antar-faktor masing-
masing variabel, jarang menghasilkan faktor yang bisa diinterpretasikan (diambil
kesimpulannya), oleh karena factor-faktor tersebut berkorelasi atau terkait dengan
banyak variabel lain (lebih dari satu) sebagai contoh, dari tabel 4. 17a, faktor 1
(Xb1), berkorelasi hampir dengan seluruh variabel, 10 variabel akan tetapi setelah
dirotasi, matriks factor diubah (to be transformed) ke dalam matriks yang lebih
sederhana, sehingga mudah diinterpretasi (disimpulkan). Sebagai contoh, dari
tabel 4.17b dapat dilihat dengan jelas bahwa fakor 1 (Xb1) terdiri dari variabel X9,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id
X10, X4, dan X1. Faktor 2 (Xb2) terdiri dari variabel X5, X7 dan X3. Factor 3
(Xb3) terdiri dari variabel X2, X8 dan X6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id
Gambar 4.11 Diagram Variabel Asli (X) dan Faktor Baru (Xb)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id
Dalam regresi linier berganda terdapat beberapa asumsi yang harus dipenuhi
sehingga persamaan regresi yang dihasilkan akan valid jika digunakan untuk
memprediksi. Penggunaan asumsi ini merupakan konsekuensi dalam menghitung
persamaan regresi linier. Beberapa asumsi tersebut meliputi asumsi data yang
terdistribusi secara normal, asumsi multikolinieritas, asumsi autokorelasi, asumsi
heterokedastisitas, dan asumsi linieritas. Dalam buku-buku statistik asumsi ini
disebut analisis ekonometrik. Berikut uji asumsi yang harus dilakukan terhadap
model regresi tersebut, yaitu :
1. Uji Normalitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id
Hasil uji normalitas dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17 dapat
dilihat pada tabel.
Faktor
N Skewness Kurtosis
Valid N (listwise) 40
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id
2. Uji Multikolinieritas
Collinearity
Statistics
Terlihat pada tabel 4.20 hasil uji multikolinieritas terletak pada kolom VIF, semua
variabel bebas untuk variabel terikat biaya hasil uji multikolinieritas bernilai
kurang dari 5, maka dapat disimpulkan tidak terjadi gejala multikolinieritas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 69
digilib.uns.ac.id
3. Autokorelasi
Adjusted R Durbin
Model R R Square Square Watson
a
1 .824 .716 .683 1.471
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 70
digilib.uns.ac.id
Salah satu asumsi dalam regresi berganda adalah uji heterokedastisitas. Asumsi
heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak
sama untuk satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam regresi, salah satu
asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tidak memiliki pola tertentu. Pola yang
tidak sama ini ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antar satu varians dari
residual. Gejala varians yang tidak sama ini disebut dengan gejala
heterokedastisitas, sedangkan adanya gejala varians residual yang sama dari satu
pengamatan ke pengamatan yang lain disebut dengan homokedastisitas. Salah satu
metode visual untuk menguji heterokedastisitas ini adalah dengan melihat
penyebaran dari varians residual. Salah satu cara pengujian heterokedastisittas
yaitu dengan melihat penyebaran dari residual yang dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id
5. Uji Linieritas
Pengujian linieritas ini perlu dilakukan untuk mengetahui model yang dibuktikan
merupakan model linier atau tidak. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan
curve estimation, yaitu gambaran hubungan linier antara variabel X dengan
variabel Y. pengujian menggunakan bantuan programSPSS versi 17. Jika nilai
pada tabel ANOVA sig f > 0,05, maka variabel X tersebut memiliki hubungan
linier dengan Y.
Dari tabel 4.22 di dapat dari perhitungan menggunakan bantuan program SPSS
versi 17. Dapat diambil kesimpulan bahwa variabel bebas perubahan lingkup dan
dokumen pekerjaan, koordinasi dan transportasi sumber daya serta keahlian
tenaga kerja, sistem evaluasi dan perencanaan memiliki hubungan linieritas
terhadap variabel terikat biaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 72
digilib.uns.ac.id
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
keahlian tenaga kerja, sistem evaluasi dan perencanaan, maka pemakaian biaya
akan berada pada 3,809 poin. Koefisien 0,079 X1 artinya apabila ada perubahan
lingkup dan dokumen pekerjaan sebesar 1 poin, maka pemakaian biaya akan
mengalami kenaikan sebesar 0,079 poin. Koefisien 0,71 X2 artinya apabila ada
keterlambatan yang disebabkan oleh koordinasi, dan transportasi sumber daya
serta keahlian tenaga kerja sebesar 1 poin, maka akan mengalami kenaikan
pemakaian biaya sebesar 0,71 poin. Koefisien 0,013 X3 artinya apabila ada
keterlambatan yang disebabkan oleh sistem evaluasi dan perencanaan yang kurang
tepat sebesar 1 poin, maka akan terjadi pula kenaikan biaya sebesar 0,013 poin.
Koefisien determinasi berganda yang diperoleh dari uji regresi linier berganda
yaitu sebesar R2 = 0,716. Hal ini beerarti bahwa 71,6% pemakaian biaya
dijelaskan oleh variabel bebas yaitu perubahan lingkup dan dokumen pekerjaan,
koordinasi, dan transportasi sumber daya serta keahlian tenaga kerja, sistem
evaluasi dan perencanaan. Sedangkan selebihnya dijelaskan oleh variabel lain
yang belum disebutkan pada penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 74
digilib.uns.ac.id
4.6. Pembahasan
3. Dari teknik analisis faktor 10 variabel asli diekstraksi menjadi 3 faktor baru.
Penentuan variabel baru tersebut berdasarkan eigenvalues dan persentase
komulatif, hanya variabel dengan eigenvalues lebih dari 1 (satu) yang
dipertahankan serta memiliki persen komulatif lebih dari 60%, yaitu :
5. Dari uji regresi linier berganda diperoleh satu persamaan yaitu Y = 3,809 +
0,079 Xb1 + 0,172 Xb2 + 0,013 Xb3. Dari persamaan tersebut dapat dikatakan
bahwa ketiga variabel bebas mempunyai pengaruh positif terhadap pemakaian
biaya artinya meningkatnya salah satu dari ketiga variabel bebas akan
menyebabkan meningkat pula pemakaian biaya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id
BAB 5
5.1. Kesimpulan
2. Dari uji regresi linier berganda diperoleh satu persamaan yaitu Y = 3,809
+ 0,079 Xb1 + 0,172 Xb2 + 0,013 Xb3. Dari persamaan tersebut dapat
dikatakan bahwa ketiga variabel bebas mempunyai pengaruh positif
terhadap pemakaian biaya artinya meningkatnya salah satu dari ketiga
variabel bebas akan menyebabkan meningkat pula pemakaian biaya.
commit to user
76
perpustakaan.uns.ac.id 77
digilib.uns.ac.id
5.2. Saran
commit to user