Anda di halaman 1dari 44

TENTIR MODUL

GASTROINTESTINAL
KULIAH 1-5

Peringatan!!! Tentir bukanlah satu-satunya sumber


bacaan. Tentir dapat saja salah. Hal-hal yang
mencurigakan harap dicrosscheck dengan kuliah
maupun textbook.

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


- Organ asesorius sistem GI: Gigi, lidah, kelenjar: ludah (parotis, submandibula,
sublingua), hepar, vesica felea, pancreas. Hanya gigi dan lidah yang berkontak
langsung dengan makanan.
Disadur dari FKUI angkatan 2007 ABDOMEN
- Batas atas dinding abdomen adalah arcus costae dan bawahnya adalah pelvis.
Tim Refraksi Akpro - Batas posterior : columna vertebrae, anterior: dinding perut
- Dari luar ke dalam, dinding abdomen terdiri dari : Lapisan kulit, fascia Camper à
fascia Scarpa à peritoneum parietal à peritoneum visceral yang membungus organ
dalam.
- Daerah inguinal= daerah lipat paha
- Canalis ingunalis
Selamat Belajar !!! - Ada pintu-pintu masuk yang menghubungan viseral perut dengan bagian luar,
yang disebut canalis inguinalis
Semoga bermanfaat yaa - Isi canalis ingunalis Pada laki2 : funikulus spermatikus, Pada perempuan :
ligamentum teres uteri
^^ 2009 SUKSES ^^ - Mengapa funikulus spermatikus dan Lig.Teres Uteri bisa keluar dari dalam rongga
pelvis (pada laki2 ke skrotum dan pada perempuan ke area labium mayus) di daerah
inguinal ini adalah karena ada annulus ingunalis. Ada yang superfisial dan ada yang
profundus. Superfisial lebih lateral.
- Di bagian paling inferior ada suatu conjoint tendon yaitu tendo dari dindig otot2
abliquus abdominis, dll.
- Adanya hubungan antara rongga abdomen dengan bagian inferiornya
menyebabkan kemungkinan dapat terjadi hernia inguinalis.
- Hernia inguinalis : ada 2 à
K-1: ANATOMI SISTEM GI - Direct : isi abdomen akan “turun” menonjol di daerah paha, tetapi tidak ke
Oleh: Sasanthy Kusumaningtyas
daerah skrotum
- Indirect : masuk ke skrotum. Bisa ada pembesaran di daerah testis yang ternyata
- Sistem pencernaan meliputi saluran pencernaan dan berbagai organ yang
isinya adalah usus.
membantu pencernaan makanan
SELUBUNG RECTUS ABDOMINIS
- Traktus GI adalah tuba yang berkesinambungan yang memanjang dari mulut ke
- Posisi selubung rectus abdominis memiliki beberapa posisi terhadap selubung m.
anus melalui rongga dada dan abdominopelvis.
Obliqus externa, interna, dan transversus abdominis.
- Organ –organ traktus GI :mulut, sebagian besar faring, esofagus, lambung, usus
- Dibentuk oleh aponeurosis m.obliqus externus, internus dan traasversus
halus, dan usus besar.
abdominis.
- Panjang traktus GI = 5-7 meter pada manusia yang masih hidup.
- Pola ¾ cranial (di perut bagian atas)
- PADA KADAVER = 7-9 M.
Anterior: aponeurosis m.obliqus externus & lamina anterior aponeurosis m.obliqus
internus.

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


Posterior: lamina posterior aponeurosis m.obliqus internus & aponeurosis - Akibat lain dari lipatan2 peritonum juga adanya variasi posisi organ terhadap
m.transversus abdominis. peritoneum, ada organ intraperitoneal contoh colon transversum, sigmoid dan gaster,
- Jadi, pada bagian perut atas, selubung rectus abdominis berada di belakang dan Retroperitoneal yaitu pankreas, colon asendens dan desendens
aponeurosis m.obliqus externus dan sebagian aponeurosis m. Obliqus internus - Colon asenden dan desenden sering terlihat “hilang”pada sediaan kadaver
- Pola ¼ distal: karena tidak terlihat akibat tertutup oleh peritoneum.
Anterior : seluruh aponeurosis. - Pembagian regio di rongga abdomen (lihat di slide halaman 10 ya…)
Posterior: tidak ada aponeurosis. MULUT
- Jadi, pada bagian perut atas, selubung rectus abdominis berada di belakang - Batas:
aponeurosis m.obliqus externus dan sebagian aponeurosis m. Obliques internus. Anterior: bibir ; Lateral: pipi ; Superior: palatum ; Inferior: lidah ; Posterior: isthmus
Namun semakin ke bawah, posisi selubung rectus abdominis menjadi semakin faucium = pintu masuk ke faring
posterior dan berada di belakang seluruh aponeurosis otot yang lainnya. - Dibagi menjadi:
PERITONEUM Vestibulum oris = di antara gigi dengan bibir atau di lateral antara gigi dengan pipi.
- Membran serosa terbesar di tubuh Cavitas oris proria= ruang di dalam gigi. Bagian lidah,dll. Mulut sesungguhnya
- Dibagi menjadi peritoneum parietalis dan viseralis - INGAT : frenulum lidah. Merupakan lipatan di tengah yang terlihat saat seseorang
- Peritoneum Parietalis : melapisi dinding bagian dalam abdomen, pelvis dan mengangkat lidah, yang menghubungkan lidah dengan dasar rongga mulut.
bagian inferior diafragma. FARING
- Peritoneum viseral : melapisis beberapa organ dan serosa dalam rongga. - Membentang dari palatum molle à batas superior epiglottis.
- Berdasarkan Lokasi organ di rongga abdominopelvis terhadap peritoneum, ada - Arcus palatoglossus à lipatan membran mukosa yang menutupi m.palatoglossus.
tiga jenis organ: - Daerah antara arcus palatoglossus disebut isthmus faucium.
1. Organ intraperitoneal adalah organ yang berada di dalam rongga peritoneal, yang - Arcus palatopharyngeus à Lipatan membran mukosa pada dinding lateral
berarti setiap isi organ tersebut tertutupi oleh peritoneum viseral. Co. Lambung, hati, oropharinx; menutupi m.palatopharyngeus
dan ileum - Dibagi 3 bagian
2. Organ retroperitoneal dilingkupi oleh peritoneum viseral hanya pada bagian Nasopharynx= hanya memiliki fungsi respirasi
anteriornya saja, dan organ tersebut berada di luar rongga peritoneal. Organ-organ Oropharynx dan Laryngopharynx. = berfungsi untuk respirasi dan pencernaan
seperti ini biasanya tidak berasal dari usus embrional, seperti ginjal, ureter, aorta - Faring selanjutnya akan membuka ke esophagus setinggi VC VI.
abdominal, pankreas dan duodenum. ESOFAGUS
- Di dalam rongga perut, peritoneum membentuk lipatan2 yang disebut plica - Esofagus: terowongan muskular yang membawa makanan dan cairan ke
peritoneal yang berfungsi untuk memfiksasi organ. Jika memfiksasi gaster, disebut lambung,
omentum. Jika intestinum à disebut mesenterium. Dan jika menggantung kolon, - Letak : posterior dari trakea, melewati dinding dorsal mediastinum pada rongga
disebut mesocolon. Atau pada beberapa bagian dapat pula disebut ligamen. dada dan memasuki rongga peritoneal melalui bukaan di diafragma, yaitu hiatus
- Lipatan peritoneum membentuk rongga: esofageus à akhirnya berbatasan dengan lambung.
Greater sac – rongga paling besar di bagian depan usus. - Dimulai dari setinggi kartilago krikoid anterior atau sambungan pharynx (VC VI)
Bursa omentalis (lesser sac)- di belakang gaster. menuju thorax, hingga memasuki abdomen melalui hiatus esophagus dan berakhir di
- Bukaan dari greater sac ke dalam bursa omentalis disebut foramen epiploicum gaster pada orificium cardiac (T10)
Winslowi

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


- asupan darah dari arteri esofagus dan cabang dari (1) trunkus thyreoservikalis 4. Pilorus. Adalah ekor dari huruf J gaster. Pilorus dibagi menjadi antrum pyloricum,
dan arteri karotis eksterna di leher, (2) arteri bronkialis dan arteri esofageal di yang terhubung dengan korpus gaster, dan kanalis pyloricum, yang terhubung dengan
mediastinum, (3) serta arteri frenikus inferior dan arteri gastrika sinistra di abdomen. duodenum (segmen usus halus yang paling proksimal). Pergerakan untuk mencampur
- Darah vena dari kapiler esofagus akan menuju vena esofagus, thyroidalis inferior, makanan terjadi saat makanan memasuki pilorus, sehingga struktur ini berubah
azygos, dan gastrika. Esofagus dipersarafi oleh N.vagus dan trunkus simpatis melalui bentuk secara terus menerus.. sfingter pilorus yang muskular meregulasi pelepasan
plexus esofageus. kimus dari orifosium pilorus ke duodenum.
- Pada beberapa bagian, esofagus akan mengalami penyempitan atau konstriksi. Batas-batas gaster
Hal ini disebabkan adanya struktur lain yang berada di sekitar esofagus. Daerah - Posterior: a/v.lienalis
tersebut adalah di daerah: - Anterior: dinding abdomen
trachea & n.laryngeus, 15 cm dari incisivus - Kanan: lobus quadratus & sinistra hepar.
Arcus aorta, 22 cm dari incisivus - kiri: lien
Bronchus kiri, 27 cm dari incisivus - Caudal curvatura major: colon trasversum
Diaphragma à hiatus esophagus, 37 cm dari incisivus Perdarahan Lambung
LAMBUNG (GASTER) - Ketiga cabang dari arteri seliaka menyuplai darah ke lambung.
- Lambung : organ intraperitoneal yang seperti huruf J yang digelembungkan. - A.gastrika sinistra menyuplai darah ke kurvatura minor dan kardia.
- mengisi regio abdomen hipokondriak kiri, dan epigastrika. Namun dalam keadaan - A.splenica/lienalis menyuplai fundus dengan langsung dan kurvatura mayor
penuhà dapat mengisi regio umbilikal dan regio lumbar kiri. melalui a. Gastroepiploica sisnistra.
- Sebagian daerah gaster tertutup oleh costae. - A. Hepatica komunis menyuplai darah ke kurvatura mayor dan minor melalui
- Bentuk dan ukuran lambung sangat bervariasi dari satu individu dengan individu a.gastrica dextra , a.gastroepiploica dextra, dan a.gastroduodenal.
lainnya dan dari satu waktu makan ke yang lainnya. DUODENUM
- kurvatura minor : bagian cekung di medial – menempel pada omentum minus - Duodenum = bagian usus halus yang terletak retroperitoneal sehingga tidak
dan lig. Hepatoduodenale. (jaringan ikat yang menghubungkan hepar dengan digantung oleh peritoneum, kecuali pada perbatasan dengan gaster di mana masih
duodenum) Di belakang ligamentum ini ada lubang yang menghubungkan rongga agak intraperitoneal.
perut dengan bagian belakang gaster, yaitu foramen epiploicum Winslowi. - Penggantung intestinum tenue membentuk suatu bentuk kipas yang pusatnya
- kurvatura mayor : bagian lateral – menempel pada omentum mayus dan disebut radix mesenterium. Dalam mesenterium ini terdapat arteri dan vena yang
ligametum gastrolienale memperdarahi usus halus, serta plexus saraf otonom dan kelenjar getah bening.
- Lambung dibagi menjadi 4 regio, yaitu - Regio= epigastricum dan umbilikalis, dan
1. Kardia. Esofagus berkontak dengan permukaan medial lambung di regio kardia, yang - berada mengelilingi kaput pankreas.
dinamakan kardia karena dekatnya daerah tersebut dengan jantung. Lumen esofagus - difiksasi ke hepar melalui ligamentum Hepatoduodenale.
berkontak ke kardia di orificium kardiaka. - Terdapat beberapa flexura di duodenum, yaitu flexura superior, inferior , dan
2. Fundus. Merupakan bagian lambung yang superior terhadap batas gastroesofageal. duodenojejunalis. Pada flexura duodenojejunalis, duodenum diikat oleh ligamentum
Fundus berkontak dengan bagian inferior dan posterior diafragma, Tretz.
3. Corpus. Merupakan area nyata fundus dengan ekor huruf J pada gaster. Korpus adalah Ada bagian duodenum
bagian gster yang paling besar, berfungsi sebagai tangki pencampuran makanan dan  Superior (berhubungan dengan gaster) setinggi L1
sekresi gastrik.  descendens setinggi L2
 horisontal/inferior- bagian yang menyilang setinggi L3

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


 ascendens – sebelum masuk ke dalam jejunum setinggi L2 - Appendix terkadangn membuat masalah, yaitu appendisitis.
- Bagian dalam duodenum membentuk lipatan-lipatan, yaitu papilla duodenalis Anatomi appendix :
mayor dan minor. Papilla duodenalis mayor adalah tempat bermuaranya duktus - Basis : 2 cm inferior terhadap garis yang dibentuk antara linea midclavicular dengan
pankreatikus mayor dan duktus koledukus. Papilla duodenalis minor adalah tempat bidang transtubercular, yaitu garis yang dibentuk dari yang ditarik dari krista iliaka.
bermuaranya duktus pankreatikus minor. - Titik McBurney adalah proyeksi permukaan basis appendix yaitu bagian yang paling
- pars inferior : terdapat arteri mesenterika superior di bagian anteriornya dan sakit jika seseorang memiliki appendisitis. Titik tersebut terletak 1/3 lateral & 2/3
Vena Cava Inferior dan a.mesenterika inferior pada bagian posterior. Terkadang kedua medial pada garis yang menghubungkan SIAS dengan umbilicus (pusar)
a.mesenterika menjepit duodenum sehingga aliran makanan di duodenum tidak Rektum
lancar. - Rectum = segmen retroperitoneal sekunder yang membentuk traktus GI pada 15 cm
JEJUNUM DAN ILEUM terakhir.
- Jejunum merupakan usus halus yang mewakiliki 2.5 bagian proksimal kompleks
Karakteristik Jejunum Ileum
jejunum ileum, yang terletak pada kuadran kiri atas. Lokasi Bagian kiri atas Lower right quadrant
- Ileum mewakili 3/5 distal dan berada pada kuadran kanan bawah.
- Ciri khas jejunum dan ileum Diameter 2 – 4 cm 2 – 3 cm
Lumen Lebih luas Lebih rempit
- Dari mesenterium : jejunum maka akan terlihat bayangan arteri dan vena di
mesenterium susunan pembuluh darah akan membentuk arcade dan vasa recta Dinding Lebih tebal dan vaskular Lebih tipis dan kurang
- Jejunum memiliki arkade yang hanya satu hingga 2 tingkat dan vasa rectanya vaskular
panjang dan tidak rapat. Ada daerah yang transparan di vasa recta. Daerah tersebut Plika sirkularis Lebih besar dan ketat Lebih kecil dan tersebar
berarti daerah tersebut aliran darahnya lebih sedikit. Plica sirkularis pada jejunum
juga lebih rapat daripada di ileum Mesenterium ada “jendela” Tidak ada jendela
- Sementara itu, ileum memiliki arkade bertingkat-tingkat. Vasa recta bersifat Sedikit lemak Lebih banyak lemak
pendek namun rapat, serta tidak ada daerah yang trasparan. Arcade 1 atau 2 arcade, 3-6
INTESTINUM CRASSUM Vasa recta, lebih panjang Vasa recta lebih pendek
- Intestinum crassum /usus besar membentang dari terminal ileum hingga anus. dan sedikit dan banyak
- terdiri dari caecum, colon, rectum, dan anus. Nodul limfoid Tidak ada ada
- Pada usus besar terdapat ciri khas yaitu memiliki plica semilunaris. (Peyer’s Patches)
- Di daerah ini juga terdapat appendix vermiformis (umbai cacing). - bagian terakhir dari rectum, yaitu kanalis analis, terdiri dari lipatan longitudinal kecil
- Pada usus besar bentuknya seperti berkantung-kantung. Lekukan tersebut yang disebut dengan kolum anal.
disebut dengan haustra. Di bagian dalam haustra ini terdapat lipatan yang disebut - Batas distal dari kolum anal disatukan dengan plica transversal
plica semilunaris. - kanalis anal berakhir di anus. Epidermis yang dekat dengan anus menjadi berkeratin
- Di bagian luar terdapat selubung yang disebut taenia coli. dan mirip dengan permukaan kulit.
- antara ileum dengan caecum ada katup, yaitu valvula ileocecal. Ada yang labium - Vena di lamina propria dan submukosa kanalis anak terkdang terdistensi à
inferior dan superior hemorroid.
- Di daerah ini juga terdapat appendix vermiformis yang digantung oleh mesoappendix - otot sirkular dari muskularis eksterna di regio ini membentuk spinchter anal internal.
- Appendix memiliki posisi tertentu terhadap usus. Ada yang pelvica, retrocecal, serat otot halus di spinchter anal internal tidak dapat dikontrol secara volunteer
perileal, dan retroileal.

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


- .spinchter anal eksterna, mengelilingi bagian distal kanalis anal dan terdiri dari cinci  Porta hepatis merupakan pintu masuk a.hepatic propria, v.porta ke dalam hepar dan
otot skelet yang dapat dikontrol secara volunter. pintu keluar ductus hepaticus.
(Teman2 untuk gigi dan lidah baca slide aja ya...)  Bagian hepar yang bebas/terlepas dari diafragma disebut bare area
TAMBAHAN: gigi mendapat pendarahan dari a.carotis externa dan filewati N.V dan III  Hati difiksasi oleh beberapa ligamen, seperti:
 Falciformis: fiksasi hepar ke dinding anterior abdomen
KELENJAR LUDAH (gambar lihat di slide)  Teres hepatis: degenerasi v.umbilicalis
 Membuka ke dalam rongga oral  Triangulare (dextra & sinistra): fiksasi ke diaphragma
 Dibagi menjadi kelenjar ludah intrinsik dan ekstrinsik  Coronarus (anterior & posterior): fiksasi ke diaphragma
 Kelenjar ludah intrinsik: kelenjar pada lidah, palatum, bibir, pipi  Hepatogastrium: menghubungkan hepar-gaster
 Kelenjar ludah ekstrinsik : kelenjar parotis, submandibular, dan sublingual  Hepatoduodenale: menghubungkan hepar-duodenum
 Kelenjar ludah parotis berada di depan dari daun telinga dan ditembus N.IV. Ductus  Ligamentum falciformis berada pada anterior hepar dan membagi hepar menjadi
paroticus menembus m.masseter. lobus dextra dan sinistra. Jika dilihat pada belakang ada 2 tambahan lobus, yaitu lobus
 Kelenjar ludah submandibularis, ductusnya bermuara pada sisi-sisi frenulum lidah. caudatus (superior) dan quadratus (inferior). Pada bagian belakang, lobusnya dibagi
Terdiri atas bagian superior dan inferior oleh beberapa ligamentum, yaitu ligamentum venosum dan ligamentum teres (pada
lobus sinistra), fisura transversus (porta hepatis) memisahkan caudatus dan
HEPAR quadratus, sedangkan fossa sagitalis kanan yang dilalui vena cava inferior
 Hepar merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia dengan berat 1,4-1,6 kg, memisahkan kedua lobus (caudatus dan quadratus) dari lobus dextra
memiliki tekstur yang halus, dan berwarna cokelat kemerah-merahan. Pada VESICA FELEA
permukaan anterior bisa didapatkan jejak-jejak costae yang disebut impressio costae  Vesica felea (kandung empedu) berbentuk bulat lonjong seperti buah alpukat/pir
 Letaknya di bawah diafragma pada regio hypochondrica dextra & epigastrica atau dengan ukuran ± 5 x 7 cm dan berisi 30-60 ml empedu.
kuadran kanan atas dari rongga abdomen. Hepar berada di permukaan atas vesica  Kandung empedu hanya berfungsi sebagai penampung empedu yang dihasilkan sel
felea (kandung empedu) hepatosit sebanyak 500-1500ml/hari
 Berdasarkan letak permukaannya:  Berdasarkan struktur:
 Permukaan diaphragmatica: menghadap ke anterior, superior, dan posterior.  Fundus, Corpus, Collum
 Permukaan visceral: menghadap ke inferior. Permukaan visceral ditutupi oleh  Proyeksi kandung empedu:
peritoneum viscerale, kecuali pada porta hepatis dan fossa untuk vesica felea.  Fundus: sudut antara batas kanan m.rectus abdominis & batas bawah costae V
Juga pada bagian superior yang ditutupi oleh diafragma. Peritonium merupakan C10.
membran ganda yang mengurangi gesekan dengan organ lain.  Bagian fundus umumnya menonjol sedikit keluar tepi hati, di bawah lengkung iga
 Hepar menerima pendarahan ganda dari vena porta hepatika dan arteri hepatika. kanan, di tepi lateral M.Rektus Abdominis. Sebagian besar korpus menempel dan
 V. porta hepatika menyuplai sekitar 75% darah hepar. Vena ini membawa darah vena tertanam di dalam jaringan hati.
yang disalurkan dari limpa, traktus gastrointestinal, dan organ-organ yang berkaitan.  Ductus cysticus berjalan keluar dari kandung empedu dan dinding lumennya
Sedangkan a.heptika menyuplai darah arteri ke hepar. Oksigen didapat dari keduanya mengandung katup berbentuk spiral Heister, yang memudahkan cairan empedu
dengan perbandingan 50:50. masuk ke dalam kandung empedu, tapi emnahan aliran keluarnya.
 Aliran darah melalui sinusoid-sinusoid menuju ke vena sentralis pada setiap lobusnya.  Ductus hepaticus komunis akan bersatu dengan ductus cysticus dan membentuk
Vena sentralis akan bersatu ke dalam vena hepatika, yang meninggalkan hepar ductus coledochus (common bile duct) dan bermuara ke papilla duodenalis major
menuju vena cava inferior (papilla vateri). Papilla ini juga merupakan muara dari ductus pancreaticus.

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


 Bagian distal dari ductus hepaticus komunis memiliki sfingter untuk mengatur aliran
empedu menuju duodenum yang disebut sfingter Oddi. SISTEM PORTOCAVAL, KELENJAR GETAH BENING baca di slide aja ya...
 Kontraksi dinding kandung empedu distimulasi oleh n.vagus dari sistem Klo PERSARAFAN..
parasimpatetik dan dipengaruhi hormon kolesistokinin Parasymphatetic : pusat di craniosacral
PANKREAS  Meningkatkan gerakan peristaltik
 Terletak retroperitoneal melintang di abdomen bagian atas mulai dari duodenum  Meningkatkan sekresi kelenjar pencernaan
(kanan) hingga lien (kiri), dengan panjang ± 25 cm, dan berat 120 g Symphatetic : pusat thoracolumbal
 Berdasarkan strukturnya, terdiri atas:  Menghambat peristaltik
 Caput setinggi L2  Meningkatkan kontraksi otot sfingter
 Leher/collum: anterior terhadap a/v. mesenterica superior; setinggi L1
 Corpus: : anterior terhadap aorta abdominalis. Traktus gastrointestinal memiliki sistem persarafan sendiri yang disebut sistem saraf
 Cauda setinggi T12 enterik. Sistem ini seluruhnya terletak di dinding usus, mulai dari esophagus dan
 Processus uncinatus: penonjolan bagian inferior caput, posterior terhadap a/v memanjang sampai ke anus. Jumlah neuron pada sistem enteric ini sekitar 100 juta,
mesenterica superior hampir sama dengan jumlah pada keseluruhan medula spinalis.
 2 ductus: Sistem enterik terutama terdiri atas dua pleksus, (1) satu pleksus bagian luar yang
 Ductus panceraticus mayor à akan bertemu dengan ductus choledocus dan terletak diantara lapisan otot longitudinal dan sirkular, disebut pleksus mienterikus atau
bermuara di papilla duodenalis mayor pleksus AUERBACH, dan (2) satu peksus bagian datang yang disebut pleksus submukosa
 Ductus panceraticus minor atau pleksus MEISSNER, yang terletak di dalam submukosa.
 Caput Terdapat serat-serat simpatis dan parasimpatis yang berhubungan dengan kedua
 Meliputi v.cava setinggi L2 pleksus mienterikus dan submukosa. Walaupun sistem saraf enterik dapat berfungsi
 Bagian posterior bertetangga dengan ginjal kanan, v.renalis, gl.adrenalis dengan sendirinya, tidak tergantung dari saraf-saraf ekstrinsik ini, perangsangan oleh
 Bagian lateral berelasi ke bagian medial dari duodenum sistem simpatis dan parasimpatis dapat mengaktifkan atau menghambat fungsi
 Ductus biliaris komunis masuk dari bagian atas dan belakang dari caput pankreas dan gastrointestinal lebih lanjut. Ujung-ujung saraf simpatis yang berasal dari epiteilium
bermuara ke bagian kedua dari duodenum gastrointestinal atau dinding usus mengirimkan serat-serat saraf aferen ke kedua pleksus
 Syntopi sistem enterik juga ke ganglia prevertebral dari sistem simpatis, beberapa berjalan melalui
 Aliran darah: saraf simpatis ke medula spinalis dan yang lainnya berjalan di dalam saraf vagus ke batang
 A.coeliaca, A.mesenterica superior dan cabang2 pancreaticoduodenalis memberi otak. Saraf-saraf sensoris ini dapat mengadakan reflek-reflek lokal di dalam usus itu sendiri
darah untuk caput dan reflek-reflek lain yang disiarkan kembali ke usus baik dari ganglia prevertebral maupun
 A.pancreatico dorsal memberi darah untuk leher dan corpus dan daerah basal sistem saraf pusat. Bila pleksus dirangsang, efeknya yang terutama
 A.pancreatico caidalis memberi darah untuk cauda adalah
 Jalannya vena mengikuti arteri dan bermuara ke vena porta (1) peningkatan kontraksi tonik, atau tonus dinding usus,
 Getah bening berhubungan langsung antara jaringan getah bening pankreas dengan (2) peningkatan intensitas kontraksi ritmis,
ductus thoracicus à merupakan rute utama insulin (masuk ke duct.thoracicus) (3) sedikit peningkatan kecepatan irama kontraksi
 Nyeri oleh caput pankreas menyebar ke paramedia kanan
Nyeri oleh corpus pankreas menyebar ke epigastrik =======================================================================
Nyeri oleh cauda pankreas menyebar ke seluruh abdomen kiri

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


K-2: Histologi Sistem GI gerakan ritmis dari ujung ke ujung. Lapisan sirkular di pemotongan melintang akan
Oleh: dr.Lia Damayanti tampak memanjang. Kalau longitudinal di potongan transversal akan melintang.
4. Lapis adventitia/serosaà terdiri dari jar.ikat longgar, jar.lemak. apabila terdapat
Sistem pencernaan mesotel, maka disebut dengan lapis serosa.
Tugas: mengolah bahan makanan jadi zat yang bisa diserap tubuh, dan membuang sisa
hasil pencernaan atau zat yg tidak diperlukan tubuh Esofagus:
Agar dapat diserap, harus dicerna dulu dengan adanya gigi mengunyah, kelenjar liur, Tunika mukosanya berbeda dari bagian lain karena dia terdiri dari epitel gepeng berlapis
supaya nanti komponen makanan dari molekul besar jadi lebih kecil dan sederhana. tanpa lap.tanduk. di submukosa ada kelenjar serosinosa atau seromukosa. Esophagus
Proses ini dimulai dari mulutàanus. Ada kelenjar2 pencernaan juga, tetapi kandung adalah jalan biasa menuju lambung, jadi belum ada proses pencernaan.
empedu: BUKAN kelenjar, fungsinya hanya tempat menampung empedu yang dihasilkan Sebelum masuk lambung ada daerah peralihan esophago-cardial junction. Tandanya dari
oleh hati. epitel lapis gepeng berubah jadi epitel khas lambung, yaitu selapis torak.
Sal.cerna: lepas dari rongga mulut, dimulai dari esophagusà lambungà usus halusà
usus besarà anus Lambung:
Usus halus: ada 3 bag (duodenum, jejunum, dan ileum). Usus besar juga 3 (sekum, colon, Terdiri dari bodi dan cekungan. Bodi dibagi 4 kompartemen. Kardia yang langsung
rectum). berhubungan esofagus, terus di atasnya ada fundus di daerah menonjol trus korpus yg
Walaupun panjang, dari esofagus sampai rectum dan anus, gambarannya sama. Yaitu gede. Mulai menyempit jadi pylorus. Bagian pilorus yang menonjol disebut antrum.
bentuknya tabung. Terdiri dari 4 lapisan, ada mukosa, submukosa, muscular, adventitia. Semua area lambung punya kesamaan. Terdiri dari tunika mukosa, submukosa, muscular,
Juga dilapisin selapis epitel gepeng à serosa (mesotel) dan lapis serosa/adventisia. Yang umumnya sama persis adalah lapisan muscular dan
serosanya. Di mukosa sama tapi ada bagian yang punya hal2 khusus. Epitel lambung
1. Lapis mukosa semuanya selapis silindris, gak ada sel goblet, gak ada mikroviili. Tapi dia ada daerah
Epitel tiap bagian berbeda-beda, bisa untuk mengenali masing2 bagian saluran masuk membentuk sumur: foveola gastrika. Dari permukaan itu, ada kelenjar2 lambung
pencernaan, juga menandai bagian peralihan. yang umumnya adalah kelenjar tubuloalveolar, ada sel2 sekretoris lambung: mucus,
Di lamina propria, semua sama, terdiri dari jar.ikat dan ada sel radang yang kebanyakan parietal, zimogen, arginafin. Tempatnya mereka tergantung daerah lambung. Di kardia
adalah limfosit. Bisa juga ada nodulus limfatikus. Sel radang tersebut tergabung di GALT beda dengan di korpus misalnya.
(Gut associated lymphoid tissue) yang berperan menghasilkan IgA. Juga ada kapiler dan Sel dan apa yang disekresikan: (baca di slide..) di pewarnaan biasa sulit ditentukan yang
serat otot polos yg merupakan lanjutan lapisan muskularis mukosa. mana sel arginafin.
Muskularis mukosa: otot polos tipis. yang berlanjut ke lamina propria, masuk ke bangunan keterangan gambar: epitel selapis torak, inti sel di basal, gak ada goblet, ada sumur2, gak
epitel. Fungsinya berkontraksi untuk memerah kelenjar agar sekretnya bisa dikeluarkan. terlalu dalam kira2 sepertiga. Lalu ada kelenjar semuanya terdiri dari sel2 yg
2. Lapis Submukosaà ada 2 lapis submukosa: terdiri dari jar.ikat. bedanya jaringan ikatnya sitoplasmanya pucat putih, tidak berwarna. itu ciri lambung kardia. Tubulonya
lebih padat. Di saluran cerna yang juga khas adalah adanya plexus meissner yg merupakan memanjang, berkelok. Karena awalnya dia lurus baru bawahnya berkelok.
saraf otonom yang juga terdapat ganglion. Tandanya juga adanya pembuluh darah dan Kalo fundus.. epitel permukaannya juga torak selapis, cekungan gak dalam, penuh dengan
kelenjar yang menjorok dari mukosa. Lebih besar dari lamina propria. tubuloalveolar. Kalo di fundus dari awal udah berkelok, jadi pas dipotong melintang bulat2
3. Lapis muscular: tebal di saluran cerna, otot polos, ada 2 lapis à sirkuler dan gtu. Trus kalo kardia putih pucat kalo fundus berwarna. ada yg merah, ada yang lebih
longitudinal. Yang di dalam adalah lapis sirkular yang dimulai dari lumen. Yang luar pucat. Jadi sel sekretorisnya penampakan macem2..ada yang pucat ada yang merah.. itu
longitudinal. Yang khusus juga, di antara kedua lapisnya ada plexus auerbach, merupakan khas fundus (berwarna warni katanya)
sistem saraf otonom terdiri dari serat saraf dan ganglion. Saluran cerna melakukan

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


Pylorus: epitelnya sama, bedanya gastric pit nya dalam2, minimal ½ dari lapisan mukosa. Brush border.. sebenarnya merupakan tonjolan sitoplasma yang diliputi membran sel.
Di bawahnya tubuloalveolar pylorus yang penampakannya mirip kelenjar di kardia, sama2 Dilapisi glikokaliks. Dalam tiap mikrovilus ada 2 filamen halus, terutama aktin yang
sel yang sitoplasmanya pucat. Tapi kalo di pylorus kelenjarnya secara jumlah dan ketebalan menyatu dengan terminal web. Di poros atau teras dari mikrovili ada 20 filamen halus,
lebih daripada kardia. terutama aktin, di bawahnya nyambung dengan web2 yg tediri dari myosin. Itu yang bikin
Fundus: terdapat sel besar, inti tengah kadang pinggir..itu sel parietalnya. Sitoplasma mikrovilus dapat berkontraksi dan bergerak. Mikrovilus itu garis tipis berwarna lebih tua di
merah. puncak vilus. Tentu juga ada sel limfosit
Dari lambung, lanjut ke usus halus. Glikokaliks:bagian mikrovili. Mempunyai peran proteksi. Karena dia ujung tombak
Lapisan mukosa terdiri dari epitel permukaan.. sama kyk gaster, torak selapis. Bedanya penyerapan makanan, harus ada proteksi. Dia tahan bahan proteolitik dan mukolitik. Juga
udah ada sel goblet dan mikrovili. Bangunan khusus yang ada di mukosa di usus halus ada: untuk absorpsi amylase dan protease yang diproduksi pancreas. Juga mengandung
vilus intestinal (vili), kriptus lieberkuhn (kelenjar usus), plica semisirkularis kerckring, disakaridase dan dipeptidase..enzim2 untuk pencernaan.
mikrovilis tersusun rapat membentuk brush border di epitel permukaan. Lieberkuhn.. daerah yang masuk, bermuara di antara dasar vilus (di antara 2 vilus ada
Sel2 di epitel permukaan yang terutama sel torak dari sel induk, tempatnya sel induk di yang masukàlieberkuhn). Lurus, gak bercabang. Paling jauh bisa sampe m.mukosa.
dasar kriptus. Ada plika semisirkularis kerckring: lipatan permanen, melebar. Terutama ada di
Sel silindris di semua bagian usus halus, disebut juga enterosit/absortif karena fungsinya. duodenum. Di distal ileum dia sudah gak ada lagi. Bedanya sama vilus: kalo vilus tonjolan
Oleh karena itu dia ada lipatan, memperluas permukaan. Ada tonjolan2 untuk ada epitel sama lamina aja. Kalo si kerckring ada semuanya sampe submukosa2nya. Plica
bergandengan dengan sebelahnya. Namanya hubungan interdigitasi (bayangin jari2 masuk yah lebih gede.. dia lipatan yang memuat vilus plus submukosa. Tanda submukosa: ada
ke jari yang lain). Kalo di apical gak pake interdigitasi, tapi emang udah ada junctional kelenjar2, plexus, pembuluh darah besar. Rongga / lubang yg dilapisi endotel.
complex: occludens, adherens, macula. Karena usus halus adalah untuk menyerap zat Kita perlu penanda untuk tahu area2 usus halus. Perhatikan lamina propria. Kalo hanya
dibutuhkan tubuh, ia harusnya kedap dengan hal yang harusnya gak masuk tubuh.. itulah jar.ikat dan kapiler,dan sel2 radang yang tersebar..hanya 1 nodulus limfatikus.. itu bisa
kerjaan zona occludens. Selain itu ada juga sel goblet, sel piala/penghasil mucus. Tersebar terdapat di seluruh saluran cerna. tapi kalo kita lihat bangunan khusus vili, trus di
di antara sel silindris. Inti di basal, hitam, terdesak sitoplasma yang terisi mucus. Mucus itu laminanya banyak nodulus limfatikus bisa beberapa: ileum..disebut plak peyeri.
buat melapisi epitel. Di lapisan mukosanya ada yang umum: lamina kayak yang lain,gak khusus. Kita lihatlah
Ada juga sel paneth di dasar kriptus, letaknya khusus, hanya di dasar, bisa di semua bagian submukosanya. Kalo di submukosanya ada kelenjar brunner, maka dia itu duodenum. Dia
usus halus (duodenum-ileum), tapi konsentrasi paling besar di jejunum. Bentuk pyramid, menghasilkan mucus bersifat basa dan berfungsi protektif. Selain itu juga hasilin
asidofilik (berwarna merah di bawah mikroskop), sekresi lisozym untuk lisis dinding urogastron… (sesuatu). brunner terlihat sitoplasma yang pucat dan banyak. padat kelenjar
bakteri. Juga mengatur flora normal agar jumlahnya gak berkurang..sehingga saat kuman lah pokoknya si duodenum.
datang, dia bisa mengeliminasi flora gak normal tu. Gambar ada 3 (slide 49): yang ungu di kanan itu ileum karena ada peyeri dan limfonodus
di lamina propria. Yang kiri atas itu duodenum karena padat kelenjar di submukosa dan
Bangunan khusus : vilus intestinal/vili. Di dalamnya hanya terkandung epitel permukaan ada vili. Yang kiri bawah itu jejunum karena bervili, tapi gak ada apa2 di mukosa maupun
dan lamina propria. Bentuknya beragam, tergantung tempat. Yang paling khas di ileum: submukosanya. Di gaster gak ada bagian yang massif limfonodusnya. HATI2!!
panjang2 dan kurus kayak jari tangan. Duodenum jejunum: lebih lebar. Di tengah vilus ada
arteriol dan venula, juga pembuluh limfe yang buntu. Serat tunggal: perluasan lapisan Kolon
muskularis mukosa. Bedain lapis otot polos di muskularis mukosa dengan yang di lapis Submukosa juga mengandung plexus2. Bahkan di kolon, auerbachnya jadi lebih penting
muskularis. Fungsinya membuat vili berkontraksi dan memperlancar aliran limfe. (baca Lapis mukosanya selapis silindris dengan sel goblet. Bedanya sama usus halus, dia gak ada
sistem lakteal sentral). Hati2 mirip sama pylorus.. di pylorus gak keliatan kayak kriptus2, mikrovili karena gak ada fungsi absorpsi. Lieberkuhn masih ada. Bangunan vili juga ga ada.
keliatan lebih datar. Lamina sama, ada serabut jar.ikat, otot polos, nodulus limfatikus. Semua colon modelnya

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


sama..namanya berdasar anatominya. Di histo mah ga disebut2 ascenden descenden, Hati dibungkus kapsula glisson, menginvasi ke dalam jadi septa yang membagi2 hati.
sama aja. Permukaan rata kayak gaster. Selapis silindris goblet tapi ada lieberkuhn. Kalo Secara histologis ada kapsula jar.ikat.. khususnya, si hepatosit tersusun radial terhadap
digaster kan disebutnya gastric pit. Di submukosa gak ada yang khusus. Yang khasnya vena sentralis. Sel2 hati tersusun dalam lempengan2 yang saling berhubungan. Struktur
Cuma mukosa yang beda sama yang lain: bersel goblet tanpa mikrovilus segienam. lobulus dengan pusatnya, yaitu vena sentralis, adalah lobulus klasik.
Fungsi :absorpsi cairan..makanan kita berubah jadi cair, pas masuk ke colon tugasnya Sel hati tersusun di lempeng yang radial.. lalu beranastomosis.. dan diantara plate sel hati
adalah memadatkannya. Makanya dia mengabsorpsi sebagian besar cairan yang ada. terdapat sinusoid. Sinusoid bermuara ke v.centralis, dilapisi endotel.
Selain itu, karena selapis silindris goblet, jadi fungsi pelumas juga. semakin distal, feses Di hati ada daerah terdiri atas jar ikat. Cabang dari vena porta, arteri hepatica, duktus
makin padat. Makanya kolon harus hasilin pelumas untuk lindungi diri biar feses gak biliaris, dan pembuluh limf kecil yang ngumpul di satu tempat itu berada di jalur yang
mengiritasi mukosa usus besar. Di usus besar, plexus jadi perhatian karena ada penyakit disebut jalur portal. Atau biasa disebut segitiga kirnan. Sel hati yang berada di daerah
morbus hirschprung (ketiadaan auerbach sehinga ga ada gerak peristaltic)àjadi stagnan. portal bentuknya lebih kecil2. Disebut limiting plate ato lempeng pembatas.

Usus buntu: bagian dari kolon.. merupakan perluasan caecum (awal kolon). Dia sama Jalur portal/kanal/segitiga kirnan : Terdiri cab.arteri hepatica, vena porta, lalu pembuluh
kayak kolon daerah lain, terdiri atas lapis mukosa selapis torak dengan sel goblet. Sama limf, dan duktus biliaris…khas karena selapis epitel kuboid.
semua. Kecuali di lamina proprianya dia punya banyak banget nodulus limfatikus. Hati yang besar dibagi jadi unit2.. lobulus klasik.lobulus portal. Dan asinus hati.
Tergantung dari aktivitas nodulus limfatikus melawan agen luar. Kalo dia jadi aktif gara2 Lobulus klasik.. bayangkanlah dia seperti segienam.. di hati babi, lobulus klasik jelas
mikroorganisme, maka terjadilah appendicitis. Fungsi appendik sampe sekarang belum banget. Kepentingannya secara histologis
ketauan. Pasti ada gunanya sih..entah apa Lobulus portal imajiner..dengan jalur portal sebagai pusatnya, bentuknya segitiga prisma.
Kebalikan lobulus klasik. Kalo klasik kan vena sentralis, sudut2nya portal. Sedangkan si
Anus portal pusatnya jalur portal dan sudut2nya vena sentralis. Lobulus portal memiliki makna
Epidermis dan dermis.. karena langsung bersambungan dengan kulit. Makin dia kearah fisiologis..karena memberikan penjelasan tentang arah aliran cairan empedu. Karena si
luar, maka lapisan gepengnya makin ada tanduknya. Tapi di lebih dalam epitel gepeng duktus biliaris kan masuk ke lobulus hati.
berlapis gak punya lapisan tanduk. Daerah dermisnya banyak kelenjar sirkum anal yg Asinus hati.. portal acinus of rappaport :
merupakan kelenjar apokrin. Lapisan muskularisnya khusus karena sangat tebal Ireguler tapi membayangkan seperti belah ketupat dengan sudut2nya 2 vena centralis
membentuk 2 bangunan yang disebut sfingter ani internum dan externum. Yang internum berhadapan dan 2 jalur portal. Bayangkan, sekali lagi, bayangkan.
terdiri dari otot polos yang tebal. Yang externum otot rangka yang tebal. Setelah internum Pentingnya..misal kalo kita minum obat dalam jumlah besar, sel2 yang rusak duluan adalah
terangsang karena feses udah deket, dia juga rangsang yang externum, penting dong kita sel yang lebih jauh dari daerah arteri hepatica.
menahan supaya feses ga keluar. Rapaport membagi 3 bagian.. 1,2,3.. … (baca sendiri deh kayaknya)….rapaport 1 adalah
daerah yang paling dekat arteri hepatica.. 2 yang deket vena centralis, 3 yang jauh bener.
Recto-Anal. Di dalam. Jadi gak ada lap.tanduk. tapi makin luar makin skuamosa. Yang necrosis duluan adalah sel2 yg deket vena centralis ato rapaport 3..
Gambar: (slide 59) - kiri atas, appendix.. gak ada vilus, di lamina propria banyak nodule Sel hati : polygonal yang mempunyai daerah berikatan dengan sel hepatosit sekitarnya
limfatikus; Yang bawah tengah.. ileum karena vilus panjang2 dan banyak; Yang kanan atas tapi ada yang bebas juga yang berhadapan dengan sinusoid terhadap penonjolan
kolon sitoplasma. Sedangkan di daerah yang berhubungan erat dengan sel hati di sebelahnya, di
tengahnya ada celah yang disebut kanalikuli biliaris.. sisanya daerah tautan/desmosom.
HATI Ada celah di tengahnya si kanalikuli itu. Sitoplasmanya banyak mengandung mitokondria
Saluran cerna juga punya kelenjar2. Ada liur dan kelenjar besar pencernaan:hati dan dan golginya ekstensif terutama di deket inti dan deket kanalikuli. Membrane selnya jelas.
pankreas. Vesica felea (kandung empedu) àCuma kantung penampung empedu.

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


Membrane sel hati itu ada sisi yang berhub sel hati dan ada yang sinusoid. Di antara Terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah dan pembuluh limfe
membrane sel hati dan sinusoid ada celah/ruang perisinusoid ato celah Disse. Yang lain, dan pleksus saraf submukosa (pleksus Meissner). Mungkin juga mengandung kelenjar
permukaan gak teratur.. di enterosit membentuk hubungan dengan plasmalemma sel di dan jaringan limfoid.
sebelahnya.. ada desmosom. Di tengah ada celah buat kanalikuli. 3. Muskularis eksterna
Sinusoid dibatasi endotel. Dia bukan kapiler..kegedean! lamina basalnya tidak kontinu, Mengandung sel-sel otot polos yang berorientasi secara spiral dan terbagi dalam
ada daerah yang keputus2.. juga endotel pada hubungan dengan lainnya itu tidak kontinu, beberapa lapisan menurut arah utama perjalanan sel otot. Lapisan ini juga
ada celahnya. Sinusoid bermuara ke v.centralis. yang melapisi sinusoid adalah epitel, mengandung pleksus saraf mienterikus (pleksus Auerbach) yang terletak diantara
terdiri dari 3 macam.. endothelial yg kecil2 plasma tipis.. lapisan otot. Terdapat juga pembuluh darah dan pembuluh limfe dalam jaringan ikat
Ada sel fagosit..perannya kayak makrofag. Berperan memfagosit zat yg tidak diperlukan. diantara lapisan.
Kalo berkembang jadi fagosit intinya jadi besar pucat dan sitoplasma menyebar.. biasa 4. Serosa/Adventisia
melintang di dinding sinusoid depannya. Biasanya dia memfagosit eritrosit dan granula Lapisan tipis, terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya pembuluh darah dan
pigmen. pembuluh limfe serta jaringan lemak, dan epitel selapis gepeng mesotel sebagai
Hati adalah organ yang sangat khusus, merupakan sel yang sangat hebat, karena jika pelapis (jika tanpa mesotel disebut sebagai adventisia).
kelenjar lain kita bisa bedain endokrin eksokrin, di hati setiap selnya punya fungsi endokrin
dan eksokrin. Jadi satu sel tiap sel hati punya fungsi ganda..endokrin dan eksokrin.  Rongga Mulut
Kuppfer sel lebih besar, pucat.. juga penyusun dinding sinusoid. Bisa melintang ke
dapannya juga. Keliatan kuppfer ada pigmen coklat.. bisa empedu ato eritrosit..
di sisi lain ada celah antara endotel dan sel hati yang namanya ruang perisinusoid. Di
ruang perisinusoid ada sel Ito..celah disse lebih keliatan di situ.
Aliran empedu : kanalikulisàtrus duktus duktus
sel oval sel induk akan gantikan hepatosit yang rusak
Aliran darah hati: kebanyakan vena porta.. lainnya a.hepatika. ..liat di slide urut2annya

Tambahan dari LTM


Secara umum, saluran cerna terdiri dari empat lapisan yang sama di sepanjang saluran.
Hanya saja, setiap bagiannya menunjukkan modifikasi dan spesialisasi regional masing-
masing. Empat lapisan itu adalah :
1. Mukosa
Terdiri atas :
o Epitel pelapis
o Lamina Propia
Jaringan ikat longgar dengan banyak pembuluh darah dan pembuluh limfe,
kadang-kadang mengandung kelenjar dan jaringan limfoid Dilapisi epitel berlapis gepeng dengan atau tanpa lap.tanduk, lap tanduk melindungin
o Muskularis mukosa mukosa selama menguyah, terdapat di gingival dan palatum durum, sedangkan epitel
Terdiri atas lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapis longitudinal luar serat otot berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk menutupi pallatum molle, bibir, pipi, dan dasar
polos yang memisahkan lapisan mukosa dari submukosa mulut.
2. Submukosa

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


 Lidah Papilla circumvallate
Massa otot rangka Terletak di anterior sulkus terminalis dan jumlah sekitar 8-12 dengan bentuk yang besar.
Permukaan dorsal lidah tampak tidak teratur, yang ditutupi disebelah anterior oleh Papilla ini terletak lebih ke dalam permukaan, sehingga bagian atasnya tertutup epitel.
sejumlah besar tonjolan kecil yang disebut papilla, terdapat 4 jenis papilla : papilla Papil ini memiliki banyak kelenjar serosa (von Ebner) yang memberikan sekret ke dalam
piriformis, papilla fungiformis, paila foliata, dan papilla sirkumvalata alur yang mengitari setiap papilla. Alur ini mengalirkan cairan di atas sejumlah besar
kuncup kecap yang terdapat sepanjang sisi papilla. Kelenjar inin juga mensekresi lipase,
 Faring untuk mencegah terbentuknya lapisan hidrofobik di atas kuncup kecap yang dapat
Faring dilapisi epitel berlapis gepeng tak bertanduk yang berlanjut ke esophagus dan menghambat fungsinya.Aliran sekret ini penting untuk menghanyutkan pertikel makanan
dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersilia dan sel goblet di sebelah rongga hidung dari ke kuncup kecap agar dapat menerima dan mengolah rangsangan baru.
Kuncup Kecap (Taste Buds)
 Gigi dan struktur terkait Merupakan organ sensorik intraepitel yang berfungsi untuk mengecap rasa. Permukaan
Manusia dewasa memiliki 32 gigi permanen (20 berasal dari gigi susu), tersebar dalam 2 lidah dan aspek posterior dari rongga mulut memiliki rata-rata 3000 kuncup kecap. Setiap
lengkung simetris bilateral di tulang maksila dan mandibula dengan 8 gigi di tiap kuadran : kuncup kecap terdiri dari 60-80 sel berbentuk kumparan, oval, dan lebih pucat dari epitel
2 insisivus, 1 kaninus, 2 premolar, dan 3 molar tetap disekitarnya. Ujung dari kuncup kecap berlokasi pada permukaan bebas epitel dan
Setiap gigi tertanam dalam soket tulangnya, alveolus, oleh ligamen periodontal. Gingiva menonjol, disebut inti kecap, dilapisi oleh epitel gepeng di atasnya.
menyokong gigi dan epitelnya mengisolasi rongga mulut dari jaringan ikat subepitel. Gigi Terdapat 4 tipe sel yang menyusun kuncup kecap:
dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian yang terlihat (mahkota/korona) dan akar. Bagian Sel basal (sel tipe IV);Sel gelap (sel tipe I);Sel terang (sel tipe II);Sel intermediet (sel tipe III)
di antaranya disebut cervix. Seluruh bagian gigi tersusun atas tiga substansi yang Hubungan antara sel2 ini belum jelas, walaupun diperkirakan sel basal berfungsi sebagai
terkalsifikasi, yaitu enamel, dentin, dan sementum yang membentuk pulp (rongga pulpa). sel cadangan pengganti sel kuncup kecap yang memiliki waktu hidup 10 hari. Ada 4 rasa
primer, yaitu: asin, manis, pahit, dan asam. Tiap kuncup kecap pada dasarnya dapat
 Papil Lingual membedakan keempat rasa tersebut, namun tiap kuncup kecap minimal berspesialisasi
Papilla adalah penonjolan epitel mulut serta lamina propria yang memiliki bentuk dan merasakan 2 dari 4 rasa. Hal ini disebabkan karena adanya kanal ion spesifik (asin dan
fungsi berlainan. asam) dan reseptor membran G-protein coupled (pahit dan manis) di plasmalemma sel
Terdiri atas 4 tipe yaitu: dari kuncup kecap. Proses persepsi rasa tersebut disebabkan karena apparatus oflfaktori
Papilla filiform dibandingkan kuncup kecap.
Struktur yang langsing, tipis, berbentuk kerucut panjang dan dilapisi epitel berlapis gepeng
berkeratin. Berfungsi untuk menggosokan makanan pada permukaan. Tidak memiliki  Esofagus
kuncup kecap (taste buds). Epitel Epitel berlapis gepeng tidak berkeratin
Papilla fungiform Lamina Propia Esophageal cardiac glands (di dekat pharynx dan di perbatasan
Berbentuk seperti jamur, dengan bentuk batang yang ramping dan bagian permukaan dengan lambung), memproduksi mukus yang melubrikasi dan
yang lebar. Epitel yang melapisinya adalah epitel berlapis gepeng non-keratin. Memiliki melindungi esophagus
kuncup kecap (taste buds) pada permukaan dorsalnya. Cell of Glands Mensekresi mucus
Papilla foliate Muskularis Mukosa Layer Longitudinal
Submukosa Esophageal glands
Terletak di bagian postero-lateral lidah. Tampak sebagai alur vertikal. Pada papilla ini,
Muskularis eksterna Inner circular, Outer Longitudinal; sepertiga atas esophagus
ketika masih neonatus terdapat kuncup kecap, namun akan menghilang pada tahun ke-3.
terdiri atas otot rangka, sepertiga tengah terdiri dari otot
Foliate memiliki kelenjar saliva minor, yaitu kelenjar von Ebner.

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


rangka dan otot polos, sepertiga bawah terdiri atas otot polos. Serosa/Adventisia Serosa
Serosa/Adventisia Adventisia, tetapi serosa setelah memasuki rongga abdomen  Usus Halus
Histologi
Modifikasi Permukaan
 Lambung  Plicae Circulares (valves of Kerckring)
Cardiac Lipatan transversal dari lapisan submukosa dan mukosa yang membentuk elevasi
Epitel Epitel selapis kolumnar tanpa sel goblet semisirkular. Lipatan ini bersifat permanen
Lamina Propia Cardiac glands, sumur lambung (foveola gastrica) dangkal  Villi
Cell of Glands Sel mukus leher (di leher), sel regenerative (di leher dan Penonjolan lamina propia yang seperti jari, diliputi epitel. Setiap vilus, intinya
isthmus), sel parietal (di leher dan dasar; eosinofilik), mengandung kapiler darah dan kapiler limfe yang buntu (lacteal). Viili memperluas
zymogenic cells (di dasar; basofilik), sel APUD (amine permukaan dari usus halus.
precursor uptake and decarboxylation)  Microvilli
Muskularis Mukosa Inner circular, outer longitudinal, outermost circular Modifikasi dari apical plasmalemma dari sel epitel yang melapisi villi intestinal.
Submukosa Tidak ada kelenjar Memperluas permukaan usus halus dengan factor 20.
Muskularis eksterna Inner oblique, midlle circular, outermost longitudinal
Serosa/Adventisia Serosa
Fundus/Corpus Duodenum
Epitel Epitel selapis kolumnar tanpa sel goblet Epitel Epitel selapis kolumnar dengan sel goblet; terdapat sel DNES
Lamina Propia Fundic Glands; Terdiri dari isthmus, leher dan dasar. Lamina Propia Kriptus Lieberkuhn
Cell of Glands Sel mukus leher (di leher), sel regenerative (di leher dan Cell of Glands Surface absorptive cells, goblet cells, regenerative cells, DNES
isthmus), sel parietal (di leher dan dasar; eosinofilik), cells, Paneth cells
Muskularis Mukosa Inner circular, outer Longitudinal
zymogenic cells (di dasar; basofilik), sel APUD (amine
Submukosa Brunner,s Glands
precursor uptake and decarboxylation) Muskularis eksterna Inner circular, outer Longitudinal
Muskularis Mukosa Inner circular, outer longitudinal, outermost circular Serosa/Adventisia Serosa dan Adventisia
Submukosa Tidak ada kelenjar Jejunum
Muskularis eksterna Inner oblique, midlle circular, outermost longitudinal
Serosa/Adventisia Serosa Epitel Epitel selapis kolumnar dengan sel goblet; terdapat sel DNES
Lamina Propia Kriptus Lieberkuhn
Pylorus
Cell of Glands Surface absorptive cells, goblet cells, regenerative cells, DNES
Epitel Epitel selapis kolumnar tanpa sel goblet
cells, Paneth cells
Lamina Propia Pyloric glands, Sumur lambung dalam
Muskularis Mukosa Inner circular, outer Longitudinal
Cell of Glands Sel mukus leher (di leher), sel regenerative (di leher dan
Submukosa No Glands
isthmus), sel parietal (di leher dan dasar; eosinofilik), Muskularis eksterna Inner circular, outer Longitudinal
zymogenic cells (di dasar; basofilik), sel APUD (amine Serosa/Adventisia Serosa
precursor uptake and decarboxylation) Ileum
Muskularis Mukosa Inner circular, outer longitudinal, outermost circular Epitel Epitel selapis kolumnar dengan sel goblet; terdapat sel DNES
Submukosa Tidak ada kelenjar Lamina Propia Kriptus Lieberkuhn; Peyer,s Patches
Muskularis eksterna Inner oblique, midlle circular (membentuk pyloric sphincter), Cell of Glands Surface absorptive cells, goblet cells, regenerative cells, DNES
outermost longitudinal cells, Paneth cells

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


Muskularis Mukosa Inner circular, outer Longitudinal  Merupakan campuran kelenjar eksokrin dan endokrin yang memproduksi enzim dan
Submukosa No glands, Peyer’s Pathces hormone pencernaan. Enzim yang diproduksi disimpan dan dilepaskan oleh sel dari
Muskularis eksterna Inner circular, outer Longitudinal bagian eksokrin. Hormonnya disintesis dalam kelompok sel-sel dari jaringan endokrin
Serosa/Adventisia Serosa
yang dikenal sebagai pulau-pulau Langerhans.
 Bagian eksokrin pancreas adalah kelenjar asinar kompleks. Asinus eksokrin pancreas
 Hati
terdiri atas beberapa sel serosa yang mengelilingi lumen. Sel-sel ini sangat
Stroma
terpolarisasi; memiliki inti bulat, dan merupakan sel penghasil protein khas.
 Hati dibungkus oleh simpai tipis jaringan ikat (kapsula Gilson) yang menebal di Hilum.  Asinus dikelilingi oleh lamina basal yang ditunjang selubung serat-serat retikular
Pembuluh-pembuluh dan duktus yang masuk dari daerah porta dikelilingi oleh halus.
jaringan ikat sepanjang jalannya di daerah portal dan di antara lobules hati klasik  Pankreas ditutupi oleh simpai tipis jaringan ikat yang mencabangkan septa ke bagian
Lobulus Hati dalamnya, memisahkan lobuli pankreas.
 Komponen struktural utama dari hati ialah sel hati, atau hepatosit. Sel epitelial ini
berkelompok membentuk lempeng-lempeng yang saling berhubungan membentuk
kesatuan structural yang disebut lobulus hati klasik.
 Hepatosit berderet secara radier dalam lobulus hati. Mereka membentuk lapisan
setebal 1-2 sel. Lempeng sel ini mengarah dari tepian lobulus ke pusatnya dan
beranastomosis secara bebas. Celah diantara lempeng-lempeng ini mengandung
kapiler, yaitu sinusoid hati. Sinusoid muncul di tepian lobulus, berjalan ke arah pusat,
tempat mereka bermuara ke dalam vena sentralis.
 Sel-sel endotel sinusoid hati dipisahkan dari hepatosit dibawahnya oleh celah
subendotelial yang dikenal sebagai celah disse.
 Pada beberapa daerah, lobulus hati dibatasi oleh jaringan ikat yang mengandung
duktus biliaris, pembuluh limfe, saraf, dan pembuluh darah. Daerah ini disebut celah
portal. Terdapat di sudut lobulus.
 Duktus biliaris di dalam celah portal dilapisi epitel kuboid, membawa empedu dari sel
parenkim (hepatosit) dan akhirnya disalurkan ke dalam duktus hepatikus.
 Satuan fungsional hati
a. Lobulus portal
Pusatnya merupakan celah portal, dan bagian tepinya terdiri atas bagian lobulus
yang berdekatan, yang kesemuanya mencurahkan empedunya ke duktus biliaris
dari celah portal di pusatnya. Sebuah lobulus portal tampak berbentuk segitiga.
Pada ujung setiap sudutnya terdapat sebuah vena sentralis.
b. Asinus Hati (Rappaport) K-
Satuan parenkim hati yang mendapat darahnya dari cabang terminal vena 3 FISIOLOGI SISTEM GI
distribusi. Pada sajian tampak berbentuk ketupat. Oleh: dr.Minarma S.

 Pankreas Pendahuluan

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


Bahan makanan merupakan material berukuran besar yang tidak dapat langsung
diserap oleh tubuh sehingga tubuh melalui sistem pencernaan berupaya memudahkan Sekresi
makanan untuk diserap dengan menghancurkan makanan secara mekanik dan enzimatik. Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan
Bahan makanan dapat digolongkan menjadi mikronutrien seperti vitamin dan mineral oleh kelenjar-kelenjar eksokrin yang terletak disepanjang rute, masing-masing dengan
serta makronutrien seperti karbohidrat, lemak, dan protein. produk sekretorik spesifiknya sendiri. Setiap sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit,
Pada dasarnya semua makronutrien akan melalui proses hidrolisis terlebih dahulu dan konstituen organik spesifik yang penting dalam proses pencernaan seperti enzim,
untuk memecahnya menjadi molekul yang lebih kecil. Perbedaan proses hidrolisis garam empedu dan mukus. Sekresi semua getah pencernaan memerlukan energi. Sekresi
makronutrien tersebut hanya pada jenis enzim yang berperan serta. Karbohidrat akan dikeluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf
dihidrolisis menghasilkan monosakarida, lemak dihidrolisis menghasilkan asam lemak dan atau hormon yang sesuai. Dalam keadaan normal, sekresi pencernaan direabsorpsi dalam
gliserol, dan protein dihidrolisis menjadi asam amino penyusunnya. satu bentuk atau bentuk lain untuk dikembalikan ke darah setelah produk sekresi tersebut
ikut serta dalam proses pencernaan. Kegagalan proses reabsorpsi ini (misalnya akibat
MEKANISME PENCERNAAN muntah atau diare) menyebabkan hilangnya cairan yang ‘dipinjam’ oleh plasma tersebut.
Motilitas
Motilitas mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi Pencernaan
saluran pencernaan. Otot polos di dinding saluran pencernaan terus menerus berkontraksi Molekul-molekul seperti karbohidrat, protein dan lemak tidak mampu
dengan kekuatan rendah dikenal sebagai tonus. Tonus penting untuk mempertahankan menembus membran plasma utuh untuk diserap dari lumen saluran pencernaan ke dalam
agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap serta untuk mencegah dinding saluran darah atau limfe. Pencernaan mengacu pada proses penguraian makanan dari struktur
pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami peregangan. kompleks diubah menjadi satuan-satuan kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang
Terdapat 2 jenis dasar motilitas pencernaan; gerakan propulsif (mendorong) dan diproduksi didalam sistem pencernaan.
gerakan mencampur. Gerakan propulsif mendorong atau memajukan isi saluran
pencernaan ke depan dengan kecepatan yang berbeda-beda dengan laju propulsi Penyerapan
bergantung pada fungsi yang dilaksanakan oleh setiap regio saluran pencernaan. Gerakan Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus.
mencampur memiliki fungsi ganda. Pertama, dengan mencampur makanan dengan getah Melalui proses penyerapan (absorpsi), satuan-satuan kecil yang dapat diserap yang
pencernaan (digestive juices), gerakan tersebut membantu pencernaan makanan. Kedua, dihasilkan dari proses pencernaan tersebut, bersama dengan air, vitamin dan elektrolit,
gerakan tesebut mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian isi usus dipindahkan dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.
ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.
Pergerakan suatu bahan melintasi saluran pencernaan sebagian besar terjadi Pengaturan fungsi pencernaan
akibat kontraksi otot polos di dalam dinding organ-organ pencernaan, dengan Ada 4 faktor yang berperan dalam pengaturan fungsi sistem pencernaan 1) fungsi otonom
pengecualian motilitas di kedua ujung saluran yaitu mulut sampai bagian awal esofagus otot polos, 2) pleksus saraf intrinsik, 3) saraf ekstrinsik, 4) hormon saluran pencernaan.
dan sphincter anus eksternus di akhir – melibatkan otot rangka dan bukan otot polos. Fungsi otonom otot polos
Dengan demikian, tindakan mengunyah, menelan dan defekasi memiliki komponen Sebagian sel otot polos adalah sel “pemacu” yang tidak memiliki potensial
volunter karena otot-otot rangka berada di bawah kontol kesadaran, sedangkan motilitas istirahat yang konstan karena potensial membrannnya memperlihatkan variasi yang
otot pencernaan dikontrol oleh mekanisme involunter yang kompleks. spontan dan berirama. Jenis aktivitas listrik spontan yang menonjol adalah potensial

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


gelombang lambat atau irama listrik dasar (Basic Electrical Rhythm, BER) saluran pencernaan, sekresi getah pencernaan, dan sekresi hormon pencernaan. Jaringan saraf
pencernaan. Gelombang ini bersifat ritmik, berfluktuasi seperti gelombang potensial intriksik ini terutama bertanggungjawab mengkoordinasikan aktivitas lokal di dalam
membran mandekati atau menjauhi ambang. Osilasi gelombang ini disebabkan oleh saluran pencernaan. Contohnya, apabila potongan besar makanan tersangkut di esofagus,
+ +
variasi berkala kecepatan pompa Na memindahkan Na keluar dari sel pemacu tersebut. respons kontraktil lokal yang dikoordinasikan oleh pleksus intrinsik dimulai untuk
Jika gelombang tersebut mencapai ambang pada puncak-puncak depolarisasi, suatu mendorong maju makanan. Aktivitas saraf intrinsik, pada gilirannya, dapat dipengaruhi
lonjakan potensial aksi akan terpicu, menimbulkan siklus ritmis kontraksi otot yang oleh pleksus ekstrinsik.
berulang-ulang. Saraf ekstrinsik
Ambang dapat dicapai atau tidak bergantung pada efek berbagai faktor mekanis, Saraf-saraf ekstrinsik adalah saraf yang berasal dari luar saluran pencernaan dan
sistem saraf dan hormonal yang mempengaruhi potensial “istirahat” atau titik awal dari mempersarafi berbagai organ pencernaan – yaitu serat-serat saraf dari kedua cabang dari
irama gelombang lambat tersebut berosilasi. Apabila titik awal dekat dengan ambang, sistem saraf otonom. Saraf otonom mempengaruhi motilitas dan sekresi saluran
seperti pada saat tidak ada makanan, kecil kemungkinannya ambang tercapai, sehingga pencernaan melalui modifikasi aktivitas yang sedang berjalan di pleksus intrinsik, sehingga
frekuensi potensial aksi dan aktivitas kontraktil menurun. mengubah tingkat sekresi hormon saluran pencernaan, atau pada beberapa keadaan,
Lembaran otot-otot polos dihubungkan oleh gap junction yang berfungsi sebagai melalui efek langsung pada otot polos dan kelenjar.
titik dengan resistensi rendah sehingga aktivitas listrik yang dipacu di sel-sel pemacu dapat Secara umum sistem saraf simpatis dan parasimpatis yang mempersarafi jaringan
menyebar ke sel-sel otot polos di sekitarnya. Jika ambang tercapai dan potensial aksi tertentu menimbulkan efek yang bertentangan di jaringan pencernaan. Sistem simpatis
terpicu, keseluruhan lembaran otot tersebut akan berlaku seperti sinsitium fungsional, cenderung menghambat atau memperlambat kontraksi dan sekresi saluran pencernaan.
yaitu tereksitasi dan berkontraksi sebagai satu kesatuan. Apabila ambang tidak tercapai, Sistem saraf parasimpatis pula mendominasi pada situasi tenang pada saat jenis-jenis
aktivitas listrik tetap menyebar ke seluruh lapisan tanpa disertai aktivitas kontraktil. aktivitas yang bersifat pemeliharaan, misalnya pencernaan, dapat berlangsung secara
optimum. Dengan demikian, serat saraf parasimpatis yang mempersarafi saluran
Pleksus saraf intrinsik pencernaan, yang tiba terutama melalui saraf vagus, cenderung meningkatkan motilitas
Pleksus saraf adalah jaringan sel-sel saraf yang saling berhubungan. Terdapat 2 otot polos dan mendorong sekresi enzim dan hormon pencernaan.
jaringan serat saraf yang membentuk pleksus di saluran pencernaan: pleksus mienterikus
(Auerbach), yang terletak di antara lapisan otot polos longitudinal dan sirkuler, dan Saluran Pencernaan
pleksus submukosa (Meissner), yang terletak di submukosa. kedua pleksus ini dikenal Mulut
sebagai pleksus intrinsik karena keduanya seluruhnya berada di dalam dinding saluran Pintu masuk saluran pencernaan adalah melalui mulut atau rongga oral. Lubang
pencernaan. Kedua pleksus tersebut terdapat di seluruh saluran pencernaan dari berbentuk bibir berotot, yang membantu memperoleh, mengarahkan dan menampung
esofagus sampai anus. Dengan demikian, saluran pencernaan memiliki sistem saraf makanan di mulut.
intramural (dalam dinding sendiri), yang mengandung neuron sebanyak neuron di korda Palatum yang membentuk atap lengkung rongga mulut, memisahkan mulut dari
spinalis, sehingga saluran ini cukup memiliki kemampuan untuk mengatur dirinya. saluran hidung. Keberadaannya memungkinkan bernafas dan mengunyah atau menghisap
Bersama-sama kedua pleksus tersebut sering disebut sebagai sistem saraf enterik (usus). berlangsung bersamaan. Kearah depan mulut adalah palatum durum dan belakang adalah
Pleksus-pleksus intrinsik mempengaruhi semua faset aktivitas saluran palatum molle. Di belakang dekat tenggorokan terdapat uvula yang berperan untuk
pencernaan. Melalui persarafan sel-sel otot polos serta sel-sel eksokrin dan endokrin menutup saluran hidung ketika menelan.
saluran pencernaan, pleksus intrinsik secara langsung mempengaruhi motilitas saluran

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


Lidah yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang SALIVA. Sekresi air liur adalah satu-satunya sekresi pencernaan yang seluruhnya
dikontrol secara volunter. Pergerakan lidah memandu makanan di dalam mulut sewaktu berada dibawah kontrol saraf. Semua sekresi pencernaan lainnya diatur oleh refleks sistem
mengunyah dan menelan. saraf dan hormon.
Faring adalah rongga di belakang tenggorokan. Rongga itu merupakan saluran Saliva diproduksi oleh 3 pasang kelenjar saliva utama: kelenjar sublingual,
bersama untuk sistem pencernaan (menghubungkan mulut dengan esofagus untuk submandibula, dan parotis yang terletak di luar rongga mulut dan menyalurkan air liur
makanan) dan sistem pernapasan. melalui duktus-duktus pendek ke dalam mulut. Selain itu, terdapat kelenjar liur minor,
Pencernaan di mulut melibatkan hidrolisis polisakarida menjadi disakarida oleh yakni kelenjar bukal yang dilapisi mukosa pipi. Saliva terdiri dari 99,5% H2O serta 0,5%
amilase. Namun, sebagian besar pencernaan yang dilakukan oleh enzim ini berlangsung di protein dan elektrolit. Protein air liur terpenting, amilase, mukus dan lisozim, menentukan
korpus lambung setelah massa makanan dan air liur telah tertelan. Asam menyebabkan fungsi saliva seperti berikut:
amilase tidak aktif, tetapi di bagian tengah massa yang belum dicapai oleh asam lambung, 1. Air liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur, suatu
enzim ini terus berfungsi selama beberapa jam lagi. enzim yang memecah polisakarida menjadi disakarida.
Gigi bertanggungjawab untuk mengunyah, menguraikan makanan, 2. Air liur mempermudah proses menelan dan membasahi partikel-partikel makanan,
mencampurkannya dengan air liur dan merangsang sekresi pencernaan. sehingga mereka saling menyatu serta dengan menghasilkan pelumasan karena adanya
Langkah pertama proses pencernaan adalah mastikasi atau mengunyah, motilitas mukus yang kental dan licin.
mulut yang melibatkan pemotongan, perobekan, penggilingan dan pencampuran 3. Air liur memiliki efek antibakteri melalui efek ganda – pertama oleh lisozim, suatu
makanan yang masuk oleh gigi. Gigi atas dan bawah biasanya tepat satu sama lain pada enzim melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu, dan kedua dengan membilas
saat kedua rahang dikatupkan. Oklusi tersebut memungkinkan makanan digiling dan bahan yang mungkin digunakan bakteri sebagai sumber makanan.
dihancurkan diantara kedua permukaan. Tujuan mengunyah adalah: 1) menggiling dan 4. Air liur berfungsi sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang merangsang papil
memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil untuk mempermudah pengecap. Hanya molekul dalam larutan yang dapat bereaksi dengan reseptor papil
proses menelan, 2) untuk mencampur makanan dengan air liur, 3) untuk merangsang papil pengecap.
pengecap. Yang terakhir ini tidak saja menimbulkan sensasi rasa yang menyenangkan, 5. Penyangga bikarbonat di air liur menetralkan asam di makanan serta asam yang
tetapi juga secara refleks memicu sekresi lambung, pankreas, dan empedu sebagai dihasilkan oleh bakteri di mulut, sehingga membantu mencegah karies gigi.
persiapan untuk menyambut kedatangan makanan. Walaupun memiliki banyak fungsi, air liur tidak esensial untuk pencernaan dan
Tindakan mengunyah dapat bersifat volunter, tetapi sebagian besar proses penyerapan makanan, karena enzim-enzim yang dihasilkan oleh pankreas dan usus halus
mengunyah ketika makan merupakan suatu refleks ritmik yang ditimbulkan oleh dapat menyelesaikan pencernaan makanan walaupun tidak ada sekresi liur dan lambung.
pengaktifan otot-otot rangka pada rahang, bibir, pipi dan lidah sebagai respons terhadap Masalah utama yang berkaitan dengan penurunan sekresi air liur yaitu xerostomia, adalah
tekanan makanan ke jaringan mulut. Gigi dapat menghasilkan tekanan yang jauh lebih kesulitan mengunyah dan menelan, artikulasi bicara tidak jelas kecuali jika pada saat
besar daripada yang diperlukan untuk mengunyah makanan biasa. Geraham pada dewasa berbicara yang bersangkutan sering meneguk air, dan peningkatan insidens karies gigi.
dapat menghasilkan gaya penghancur sampai sebesar 100 kg, yang cukup untuk
memecahkan biji-bijian yang keras, tetapi gaya sebesar ini biasanya tidak digunakan. Pada Faring dan Esofagus
kenyataannya, derajat oklusi lebih penting daripada kekuatan menggigit dalam Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan, atau
menentukan efisiensi mengunyah. deglutition. Menelan mengacu pada keseluruhan proses pemindahan makanan dari mulut
melalui esofagus ke dalam lambung.

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


Menelan dimulai ketika suatu bolus atau bola makanan, secara sengaja didorong Karena esofagus terpajan ke tekanan intrapleura subatmosfer, terdapat gradien
oleh lidah ke bagian belakang mulut menuju faring. Tekanan bolus di faring merangsang tekanan antara atmosfer dan esofagus. Dengan demikian, apabila pintu masuk esofagus
reseptor tekanan di faring yang kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di tidak tertutup, udara akan masuk ke esofagus serta ke trakea setiap kali kita bernapas.
medula. Pusat menelan kemudian secara refleks mengaktifkan serangkaian otot yang Kecuali sewaktu menelan, sfingter faringoesofagus menjaga pintu masuk esofagus tetap
terlibat dalam proses menelan. Menelan adalah suatu contoh refleks all-or-none yang tertutup untuk mencegah masuknya sejumlah besar udara ke esofagus dan lambung saat
terprogram secara sekuensial dengan berbagai respons dipacu dalam suatu rangkaian bernafas dan udara hanya diarahkan kearah saluran nafas. Apabila tidak ada sfingter
waktu spesifik. Jadi, sejumlah aktivitas yang sangat terkoordinasi dipacu dalam pola faringoesofagus, saluran pencernaan akan menerima banyak gas yang dapat
teratur selama periode waktu tertentu untuk melaksanakan tindakan menelan. Menelan menyebabkan eructation (bersendawa) berlebihan.
dimulai secara volunter, tetapi setelah dimulai proses tersebut tidak dapat dihentikan. Berbeda dengan kebanyakan sfingter, yang menyebabkan esofagus menutup saat
Menelan dibagi menjadi 2 tahap: tahap orofaring dan tahap esofagus. sfingter esofagus melemas adalah ketegangan elastik pasif di dinding sfingter tersebut.
TAHAP OROFARING. Berlangsung sekitar 1 detik dan berupa perpindahan bolus Selama menelan, sfingter tersebut berkontraksi, sehingga sfingter terbuka dan bolus dapat
dari mulut melalui faring dan masuk ke esofagus. Saat masuk faring sewaktu menelan, lewat ke dalam esofagus. Setelah bolus berada dalam esofagus, sfingter faringoesofagus
bolus harus diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke saluran lain yang menutup, saluran pernapasan terbuka, dan bernapas dapat kembali dilakukan. Tahap
berhubungan dengan faring. Dengan kata lain, makanan harus dicegah untuk kembali ke orofaring selesai, dan tahap ini memakan waktu kira-kira 1 detik setelah proses menelan
mulut, masuk ke hidung, dan masuk ke trakea. dimulai.
 Makanan dicegah kembali ke mulut selama menelan oleh posisi lidah menekan langit- Pusat menelan memulai gelombang peristaltik primer yang mengalir dari pangkal
langit keras. ke ujung esofagus, mendorong bolus di depannya melewati esofagus ke lambung.
 Uvula terangkat dan tersangkut di bagian belakang tenggorokan, sehingga saluran Peristalsis mengacu pada kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak
hidung tertutup dari faring dan makanan tidak masuk faring. secara progresif ke depan dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus ke depan
 Makanan dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan erat kontraksi. Dengan demikian, pendorongan makanan melalui esofagus adalah melalui
pita suara melintasi lubang laring atau glotis. Selain itu, bolus menyebabkan epiglotis proses aktif yang tidak mengandalkan gravitasi. Makanan dapat didorong ke lambung
tertekan ke belakang menutupi glotis yang menambah proteksi untuk mencegah bahkan dalam posisi kepala di bawah. Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5-9 detik
makanan masuk ke saluran pernafasan. untuk mencapai ujung bawah esofagus. Kemajuan gelombang tersebut dikontrol oleh
 Dengan laring dan trakea tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong pusat menelan, melalui persarafan vagus.
bolus ke dalam esofagus. Cairan, yang tidak tertahan oleh friksi dinding esofagus, dengan cepat dapat
TAHAP ESOFAGUS. Esofagus adalah saluran berotot yang relatif lurus dan turun ke sfingter esofagus akibat gravitasi dan kemudian harus menunggu sekitar 5 detik
berjalan memanjang di antara faring dan lambung. Sebagian besar esofagus terletak di sampai gelombang peristalsis primer akhirnya sampai sebelum cairan tersebut dapat
dalam rongga toraks dan menembus diafragma untuk menyatu dengan lambung di rongga melewati sfingter gastroesofagus.
abdomen di beberapa sentimeter di bawah diafragma. Esofagus dijaga dikedua ujungnya Apabila bolus berukuran besar atau lengket tertelan dan tidak dapat terdorong ke
oleh sfingter. Sfingter adalah struktur berotot berbentuk seperti cincin yang jika ditutup, lambung oleh gelombang peristaltik primer, bolus yang tertelan tersebut akan
akan mencegah lewatnya benda melalui saluran yang dijaganya. Sfingter esofagus atas meregangkan esofagus dan memicu reseptor tekanan di dalam dinding esofagus,
(sfingter faringoesofagus) dan sfingter bawah (sfingter gastroesofagus). menimbulkan gelombang peristaltik kedua yang lebih kuat yang diperantarai oleh pleksus
saraf intrinsik di tempat peregangan. Gelombang peristaltik sekunder ini tidak melibatkan

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


pusat menelan, dan orang yang bersangkutan juga tidak menyadari keberadaannya. depolarisasi sel-sel pemacu, sehingga mendekati potensial istirahat yang membuat
Peregangan esofagus juga secara refleks meningkatkan sekresi air liur. Bolus yang potensial gelombang lambat mampu mencapai ambang dan mencetuskan aktivitas
terperangkap tersebut akhirnya dilepaskan dan digerakkan ke depan melalui kombinasi kontraktil.
lubrikasi air liur tambahan dan gelombang peristaltik sekunder yang lebih kuat. Sifat dasar otot polos tersebut diperkuat oleh relaksasi refleks lambung pada saat
Sfingter gastroesofagus berperan untuk mencegah refluks isi lambung. Sfingter terisi. Interior lambung membentuk lipatan-lipatan yang disebut rugae, selama makan
tetap berkontraksi (kecuali sewaktu menelan) untuk mempertahankan sawar antara rugae mengecil dan mendatar pada saat lambung sedikit demi sedikit melemas karena
esofagus dan lambung, sehingga mengurangi kemungkinan refluks isi lambung asam ke terisi. Relaksasi refleks lambung sewaktu menerima makanan ini disebut relaksasi resesif.
esofagus. Apabila isi lambung mengalir kembali ke esofagus walaupun terdapat sfingter,
keasaman isi lambung tersebut akan mengiritasi esofagus, menimbulkan rasa tidak b. Penyimpanan Lambung
nyaman di esofagus disebut heartburn. Selama makanan masuk ke lambung, makanan membentuk lingkaran konsentris
Sfingter gastroesofagus melemas secara refleks saat gelombang peristaltik makanan di bagian oral lambung, makanan yang paling baru terletak paling dekat dengan
mencapai bagian bawah esofagus sehingga bolus dapat masuk ke dalam lambung. Setelah pembukaan esofagus dan makanan yang yang paling akhir terletak paling dekat dengan
bolus masuk ke lambung, sfingter gastroesofagus kembali berkontraksi. Jika terjadi dinding luar lambung. Normalnya bila makanan meregangkan lambung refleks vasovagal
akalasia, sfingter esofagus bawah tidak dapat melemas sewaktu menelan, tetapi malah dari lambung ke batang otak dan kemudian kembali ke lambung akan mengurangi tonus di
berkontraksi lebih kuat. Akan terjadi penimbunan makanan di esofagus menyebabkan dalam dinding otot korpus lambung sehingga dinding menonjol keluar secara progresif,
esofagus melebar karena perjalanan makanan ke lambung terhambat. menampung jumlah makanan yang makin lama makin banyak sampai suatu batas saat
lambung berelaksasi sempurna, yaitu 0,8 sampai 1,5 liter. Tekanan dalam lambung tetap
Lambung rendah sampai batas ini tercapai.
Lambung terbagi menjadi beberapa bagian yaitu fundus adalah bagian lambung
yang terletak di atas lubang esofagus, korpus yaitu bagian tengah atau utama lambung, c. Pencampuran Lambung
lambung bagian bawah yaitu antrum, bagian akhir lambung adalah sfingter pilorus, yang Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan
berfungsi sebagai sawar antara lambung dan bagian atas usus halus, duodenum. bercampur dengan sekresi lambung dan menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik
MOTILITAS. Motilitas lambung bersifat kompleks dan dikontrol oleh beberapa antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter pilorus. Apabila kimus terdorong oleh
faktor, terdapat empat aspek motilitas lambung, yaitu : kontraksi peristaltik yang kuat akan melewati sfingter pilorus dan terdorong ke duodenum
a. Pengisian Lambung tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas keluar,
Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini dapat mengembang gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus menyebabkan sfingter berkontraksi
hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi perubahan volume lebih kuat, menutup dan menghambat aliran kimus ke dalam duodenum.
ini akan menyebabkan ketegangan pada dinding lambung dan meningkatkan tekanan Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak masuk ke
intralambung, tetapi hal ini tidak akan terjadi karena adanya faktor plastisitas otot polos duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak kembali ke
lambung dan relaksasi resesif lambung pada saat terisi. Plastisitas adalah kemampuan otot dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak kembali pada saat gelombang
polos mempertahankan ketegangan konstan dalam rentang panjang yang lebar, dengan peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut disebut retropulsi,
demikian pada saat serat-serat otot polos lambung teregang pada pengisian lambung, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum.
serat-serat tersebut melemas. Peregangan dalam tingkat tertentu menyebabkan

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


Pankreas memiliki kelenjar endokrin dan eksokrin. Bagian yang predominan
d. Pengosongan Lambung adalah kelenjar eksokrin, yang terdiri atas kelompok-kelompok sel sekretorik seperti
Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan pencampuran lambung juga anggur yang membentuk kantung-kantung (asinus). Kelenjar endokrinnya terdiri atas
menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan lambung. Jumlah kimus yang masuk pulau-pulau Langerhans yang tersebar di seluruh pankreas.
Kelenjar eksokrin pankreas mensekresikan:
ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter pilorus tertutup
1. Enzim pankreas, oleh sel-sel asinus.
tergantung pada kekuatan peristaltik. Intensitas peristaltik antrum sangat bervariasi
 Enzim proteolitik: tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase.
tergantung dari pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum. Tripsinogen merupakan bentuk inaktif yang ketika disekresikan ke lumen
duodenum akan diaktifkan oleh enterokinase di usus halus menjadi tripsin.
SEKRESI. Mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang penting, Tripsin kemudian mengubah kemotripsinogen dan prokarboksipeptidase menjadi
yaitu kelenjar oksintik (disebut juga kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik kimotripsin dan karboksipeptidase. Tiap-tiap enzim proteolitik tersebut
menyekresi asam hidroklorida, pepsinogen, faktor intrinsik, dan mukus. Kelenjar pilorik menyerang ikatan peptida yang berbeda. Produk akhir yang dihasilkan adalah
terutama menyekresi mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari asam lambung. campuran asam amino dan rantai peptida pendek.
 Amilase pankreas
Kelenjar pilorik juga menyekresi hormon gastrin.
Mengubah polisakarida menjadi disakarida maltosa. Amilase disekresikan dalam
Sel-sel parietal secara aktif mengeluarkan HCl ke dalam lumen kantung lambung, bentuk aktif karena tidak membahayakan sel-sel sekretorik.
hal ini menyebabkan pH lumen turun sampai 2. HCl membantu fungsi pencernaan dengan  Lipase pankreas
(1) Mengaktifkan prekursor enzim pepsinogen menjadi enzim aktif pepsin Lipase menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas,
(2) Membantu penguraian serat otot dan jaringan ikat, sehingga partikel makanan yaitu satuan lemak yang dapat diabsorbsi. Defisiensi enzim pankreas
menyebabkan maldigesti lemak yang serius, sehingga dapat menimbulkan
berukuran besar dapat dipecah menjadi partikel kecil
steatorea (kelebihan lemak pada feses).
(3) Bersama dengan lisosom mematikan sebagian besar mikroorganisme yang masuk
2. Alkali encer, oleh sel-sel duktus yang melapisi duktus pankreatikus.
bersama makanan Cairan alkalis ini kaya akan NaHCO 3. Fungsinya untuk menetralkan kimus yang asam
Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang disintesa oleh aparatus golgi dan dari lambung, karena enzim-enzim pankreas bekerja dengan baik pada pH netral atau
retikulum endoplasma kemudian disimpan di sitoplasma dalam vesikel sekretorik yang sedikit basa.
dikenal dengan granula zimogen. Pepsinogen mengalami penguraian oleh HCl menjadi Regulasi
enzim bentuk aktif yaitu pepsin. Pepsin berfungsi untuk mengaktifkan kembali pepsinogen Selama fase sefalik pencernaan, terjadi sekresi pankreas dalam jumlah kecil, yang
(proses otokatalitik) dan sintesa protein dengan memecah ikatan asam amino menjadi diinduksi oleh sistem parasimpatis, disertai peningkatan lebih lanjut selama fase lambung
sebagai respon terhadap gastrin. Namun, stimulasi utama untuk sekresi pankreas terjadi
peptida. Sekresi mukus berfungsi sebagai sawar protektif dari cedera terhadap mukosa
selama fase usus, yang diregulasi oleh hormon sekretin dan kolesistokinin.
lambung karena sifat lubrikalis dan alkalisnya dengan menetralisasi HCl yang terdapat di
 Sekretin
dekat mukosa lambung. Hormon gastrin disekresikan oleh sel-sel gastrin (sel-sel G) yang Sekretin disekresikan terutama bila ada stimulus asam di duodenum. Sekretin
terletak di daerah kelenjar pilorus lambung, gastrin merangsang peningkatan sekresi getah diangkut dalam darah ke pankreas dan bekerja meningkatkan sekresi cairan alkali ke
lambung yang bersifat asam, dan mendorong pertumbuhan mukosa lambung dan usus duodenum. Jumlah sekretin yang dikeluarkan setara dengan jumlah asam yang masuk
halus, sehingga keduanya dapat mempertahankan kemampuan sekresi mereka. ke duodenum.
 Kolesistokinin (CCK)
Disekresikan terutama bila ada stimulus berupa lemak dan protein. CCK akan
Sekresi Pankreas
menstimulasi pankreas untuk meningkatkan sekresi enzim-enzim pankreas. Ketiga

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


jenis enzim pankreas terkemas bersama-sama dalam granula zimogen, sehingga
semua enzim pankreas dibebaskan jika granula tersebut mengalami eksositosis. Garam Empedu
Sekresi Empedu Garam empedu adalah turunan kolesterol. Setelah ikut serta dalam pencernaan
Sistem empedu mencakup hati, kandung empedu, dan duktus-duktus terkait. lemak, sebagian besar garam empedu direabsorbsi ke dalam darah oleh mekanisme
transport aktif khusus yang terdapat di ileum terminal. Setelah itu, garam empedu
Hati dikembalikan melalui sistem porta hepatika ke hati, lalu disekresikan ke dalam empedu.
Hati penting bagi sitem pencernaan, terutama untuk sekresi garam empedu. Fungsi lain Daur ulang garam empedu (dan sebagian komponen empedu yang lain) antara usus halus
dari hati, yaitu: dan hati ini disebut sirkulasi enterohepatik.
1. Pengolahan metabolik karbohidrat, protein, dan lemak setelah diabsorbsi. Garam empedu membantu pencernaan dan penyerapan lemak melalui efek
2. Detoksifikasi zat-zat sisa serta senyawa-senyawa asing. deterjen dan pembentukan misel. Efek deterjen mengacu pada kemampuan garam
3. Sistesis berbagai protein plasma. empedu mengubah globulus-globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak, yang
4. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin.
terdiri dari banyak butir lemak kecil yang terbenam di dalam cairan kimus. Dengan
5. Pengaktivan vitamin D (dilakukan bersama-sama dengan ginjal).
6. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah yang usang (oleh makrofag) demikian, luas permukaan untuk aktivitas lipase menjadi lebih besar sehingga pencernaan
7. Ekskresi kolesterol dan bilirubin. lemak jadi lebih cepat. Fungsi ini dapat dilakukan karena garam empedu terdiri atas bagian
yang larut lemak dan larut air. Bagian yang larut air akan mencegah droplet-droplet lemak
Tiap-tiap sel hati mampu melaksanakan berbagai tugas metabolik di atas, kecuali kecil kembali menyatu menjadi globulus lemak yang besar. Lipase tidak dapat langsung
aktivitas fagositik yang dilakukan oleh sel Kupffer. Setiap hepatosit dapat berkontak berikatan dengan permukaan garam empedu, sehingga harus dibantu oleh collipase yang
langsung dengan darah dari 2 sumber: darah vena dari saluran pencernaan, dan darah dihasilkan di pankreas.
arteri dari aorta, melalui sistem porta hati. Di dalam hati, arteri hepatika dan vena porta Garam empedu bersama kolesterol dan lesitin berperan penting untuk
bercabang-cabang menjadi jaringan kapiler (sinusoid hati) yang memungkinkan penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Lesitin memiliki bagian yang larut lemak
pertukaran antara darah dan hepatosit, sebelum mengalirkan darah ke vena hepatika. Zat- dan larut air, sementara kolesterol hampir tidak dapat larut dalam air. Dalam suatu misel,
zat makanan yang telah diabsorbsi dibawa ke hati lebih dulu untuk diolah, disimpan, dan garam empedu dan lesitin menggumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian
didetoksifikasi sebelum masuk ke sirkulasi umum. larut lemak berkumpul di tengah membentuk inti hidrofobik, sedangkan bagian larut air
Hepatosit terus-menerus mengeluarkan empedu ke dalam kanalikulus biliaris, membentuk selaput hidrofilik di bagian luar. Misel meupakan vehikulum yang praktis
kemudian mengalir melalui duktus biliaris. Duktus biliaris dari berbagai lobulus hati untuk mengangkut bahan-bahan yang tidak larut air di dalam lumen yang banyak
menyatu dan membentuk duktus biliaris komunis, yang menyalurkan empedu dari hati ke mengandung air. Bahan yang diangkut dengan misel berupa produk pencernaan lemak
duodenum. Lubang duktus biliaris komunis dikontrol oleh sfingter Oddi, yang mencegah dan vitamin-vitamin larut lemak. Jika tidak menumpang di misel ini, nutrient-nutrien
empedu memasuki duodenum, kecuali selama ingesti makanan. Apabila sfingter tertutup, tersebut akan terapung di permukaan kimus (seperti minyak terapung di atas air).
empedu akan dibelokkan ke kandung empedu untuk disimpan dan dipekatkan diantara Sekresi empedu dapat ditingkatkan melalui 3 mekanisme:
waktu makan. Jumlah empedu yang disekresikan per hari berkisar dari 250 ml-1 liter. 1. Mekanisme kimiawi (garam empedu). Koleretik adalah bahan yang meningkatkan
Empedu memiliki 6 kandungan utama: (1) garam empedu, (2) lesitin, (3) ion sekresi empedu. Koleretik terkuat adalah garam empedu. Selama makan (sewaktu
bikarbonat dan garam lainnya, (4) kolesterol, (5) pigmen empedu dan sejumlah kecil sisa garam empedu sedang dipakai) sekresi empedu ditingkatkan.
metabolisme lainnya, dan (6) trace metals. Garam empedu dan lesitin disintesis di hati 2. Mekanisme hormonal (sekretin). Sekretin merangsang sekresi empedu alkalis encer
untuk membantu mengemulsi lemak di usus halus. Ion bikarbonat berfungsi menetralisasi tanpa disertai peningkatan garam empedu.
3. Mekanisme saraf (nervus vagus). Stimulasi nervus vagus hati hanya sedikit
keasaman di duodenum. Tiga komponen empedu yang terakhir diekstraksi dari darah dan
meningkatkan sekresi empedu selama fase sefalik pencernaan.
diekskresikan melalui empedu.

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


1. Ikterus prahepatik (hemolitik) à disebabkan oleh penguraian (hemolisis) berlebihan
sel darah merah, sehingga hati menerima lebih banyak bilirubin.
2. Ikterus hepatik à terjadi jika hati sakit dan tidak mampu menangani beban normal
bilirubin.
3. Ikterus pascahepatik (obstruktif) à terjadi jika duktus biliaris tersumbat (misalnya oleh
batu empedu), sehingga bilirubin tidak dapat dieliminasi.

Usus Halus
Usus halus merupakan tempat utama terjadinya digesti dan absorpsi. Usus halus
terbagi menjadi 3: duodenum, jejunum, dan ileum.
MOTILITAS. Motilitas usus halus terdiri dari: segmentasi dan migrating motility complex.
1. Segmentasi
 Merupakan primary method yang terjadi selama digesti makanan.
 Mencampur dan mendorong kimus
 Kerjanya adalah dengan kontraksi otot polos sirkuler sepanjang usus halus, di antara
area relaksasi terdapat kimus. Setelah beberapa waktu, area yg relaksasi akan
berkontraksi dan sebaliknya.
 Kimus akan tercampur, terpecah-pecah.
 Segmentasi diinisiasi oleh sel pacemaker usus halus yang memproduksi Basic
Electrical Rhythm (BER). Apabila BER usus halus membawa otot polos sirkuler usus
halus menuju threshold, terjadi stimulasi segmentasi dengan frekuensi segmentasi
sesuai dengan frekuensi BER.
 Responsivitas otot polos dan intensitas kontraksi segmentasi dapat dipengaruhi oleh

Kontrol sekresi empedu distensi usus, hormon gastrin, dan aktivitas saraf ekstrinsik.
 Segmentasi hanya sedikit terjadi atau bahkan tidak terjadi di antara waktu makan,
namun menjadi sangat aktif segera setelah makan.
Bilirubin
 Duodenum dan ileum mulai bersegmentasi secara simultan ketika makanan pertama
Bilirubin adalah komponen utama empedu, tetapi tidak berperan dalam proses
masuk ke usus halus. Duodenum mulai bersegmentasi terutama karena respons
pencernaan. Bilirubin adalah pigmen empedu utama yang berasal dari penguraian bagian
heme (mengandung besi) dari hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah. distensi lokal karena adanya kimus. Ileum yang kosong juga bersegmentasi karena
Bilirubin diekstraksi dari darah oleh hepatosit dan secara aktif diekskresikan ke dalam adanya hormon gastrin yang disekresikan sebagai respons adanya kimus di gaster
empedu. Warna bilirubin yang kuning akan dimodifikasi oleh bakteri di usus besar (refleks gastroileal).
sehingga menjadi warna kecoklatan pada feses. Sejumlah kecil bilirubin direabsorbsi ke  Parasimpatis --> meningkatkan segmentasi. Simpatis --> mengurangi segmentasi.
 Fungsi segmentasi:
dalam darah dan dikeluarkan melalui urin, sehingga urin berwarna kuning.
o Mencampur kimus dengan getah sekret digesti
Penimbunan bilirubin di tubuh menyebabkan ikterus (jaundice). Ikterus dapat o Mengekspos kimus ke permukaan absorpsi
ditimbulkan oleh 3 mekanisme: o Mendorong kimus sepanjang usus halus secara perlahan

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


 Semakin distal, frekuensi segmentasi berkurang. Sel pacemaker di duodenum SEKRESI. Tiap harinya, kelenjar eksokrin di mukosa usus halus mensekresi sekitar
berdepolarisasi lebih cepat drpd bagian distal. Frekuensi kontraksi di duodenum 1,5 L larutan mukus dan garam yang disebut succus entericus. Sekresi meningkat setelah
sekitar 12x/menit, pada ileum terminal 9x/menit. Frekuensi proksimal > frekuensi makan sebagai respons dari stimulasi lokal akibat adanya kimus.
distal, shg kimus lebih banyak didorong maju daripada didorong mundur --> gerakan Sekresi mukus memberikan proteksi dan lubrikasi. Sekresi larutan ini juga
maju perlahan. memberikan banyak H2O untuk hidrolisis (digesti). Tidak ada enzim digesti yang
 Gerakan lambat tsb menguntungkan karena memberikan waktu lebih untuk digesti disekresikan dalam sekret ini --> Usus halus mensintesis enzim digestif tetapi enzim-enzim
dan absorpsi (3-5jam) tsb beraksi pada membran brush-border sel epitel yang melapisi lumen, bukan
disekresikan ke lumen.
2. Migrating motility complex
 Setelah makanan hampir habis diabsorpsi, segmentasi menghilang perlahan-lahan DIGESTI. Digesti pada lumen usus halus dikerjakan oleh enzim pankreatik dengan
dan digantikan o/ migrating motility complex yg terjadi di antara waktu makan. digesti lemak diperkuat oleh sekresi empedu. Hasil dari aktivitas pankreas:
 Gerakan ini merupakan gerakan gelombang peristaltik lambat dan berulang. 1. Lipid dipecah seluruhnya menjadi monogliserida dan asam lemak bebas
Gelombang bermula di gaster dan bermigrasi turun ke usus halus. Gelombang ini 2. Protein dipecah menjadi fragmen peptida dan sejumlah asam amino
3. Karbohidrat dipecah menjadi disakarida dan sejumlah monosakarida.
berlangsung selama 100-150 menit untuk bermigrasi dari gaster ke akhir usus halus,
Digesti lipid selesai pada lumen usus halus, sedangkan karbohidrat dan protein
dgn tiap kontraksinya menyapu sisa-sisa makanan plus debris mukosa, serta bakteri
belum benar-benar komplet. Proyeksi seperti sikat pada permukaan epitel lumen usus
menuju kolon --> “intestinal housekeeper.”
 Setelah mencapai terminal usus halus, siklus dimulai kembali dan terus berlanjut halus (microvilli / brush border). Membran plasma mikrovili mengandung 3 kategori enzim
sampai makan selanjutnya. terikat membran:
 Motilitas ini diduga diregulasi oleh hormon motilin yang disekresikan saat keadaan 1. Enterokinase: mengaktivasi tripsinogen (enzim pankreas)
tidak makan oleh sel endokrin mukosa usus halus. Pelepasan motilin diinhibisi dengan 2. Disakaridase (maltase, sukrase, laktase) : hidrolisis disakarida
3. Aminopeptidase: hidrolisis peptida menjadi asam amino
makan.
Sehingga, digesti karbohidrat dan protein benar-benar komplet di mikrovili.
Pada perbatasan usus halus dan usus besar, bagian akhir ileum berhubungan
ABSORPSI. Absorpsi terjadi terutama di duodenum dan jejunum. Sedikit sekali
dengan cecum (valvula ileocecal). Daerah ini berperan sebagai barrier karena:
terjadi di ileum. Hali ini bukan karena ileum tidak punya kemampuan absorpsi, tetapi
1. Susunan anatomisnya berupa lipatan seperti katup yang mencuat dari ileum ke lumen
karena sebagian besar absorpsi sudah selesai terjadi sebelum mencapai ileum.
cecum. Ketika isi ileum didorong maju menuju lumen cecum, katup dengan mudah
50% usus halus dapat dihilangkan dengan gangguan absorpsi yang tidak
terbuka, namun akan tertutup apabila isi cecum bergerak mundur.
2. Otot polos di beberapa cm dinding terminal ileum menebal, membentuk sphincter bermakna. Namun, apabila ileum terminal dihilangkan, vitamin B12 dan garam empedu
yang berada di bawah kontrol neural dan hormonal. Hampir sepanjang waktu, tidak dapat diabsorpsi dengan baik, karena mekanisme transpor untuk substansi tsb hanya
sphincter ileocecal ini berada pada keadaan konstriksi ringan. Tekanan dari sisi cecum terdapat pada regio itu.
menyebabkan kontraksi lebih dari sphincter, namun distensi dari sisi ileum Mukosa usus halus sangat baik untuk fungsi absorpsi karena 2 alasan:
menyebabkan relaksasi sphincter. Reaksi tsb dimediasi oleh plexus intrinsik. 1. Usus halus memiliki area permukaan yang luas
2. Sel epitel di daerah usus halus memiliki bervariasi mekanisme transpor
Dengan cara tersebut, daerah ileocecal mencegah bakteri dari usus besar
Adaptasi yang meningkatkan area permukaan usus halus:
mengkontaminasi usus halus. Relaksasi sphincter diperkuat oleh gastrin pada saat makan
1. Permukaan dalam usus halus berupa lipatan-lipatan sirkuler yang dapat terlihat
(saat aktivitas gastrin tinggi), sehingga sisa-sisa makanan yang berasal dari makan
dengan mata biasa --> area permukaan meningkat 3x lipat.
sebelumnya terdorong maju dan makanan yang baru masuk ke traktus pencernaan.

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


2. Villi --> proyeksi dari permukaan yang terlipat-lipat tsb. Dapat dilihat dengan Sel Paneth juga dapat ditemukan di kriptus. Sel ini berfungsi sebagai mekanisme
mikroskop --> meningkatkan luas permukaan 10x lipat. pertahanan, menjaga stem cell. Sel tsb memproduksi 2 bahan kimia yang mencegah
3. Mikrovilli --> meningkatkan luas permukaan 20x lipat. Tiap sel epitel memiliki 3000- bakteri:
6000 mikrovilli. Terlihat hanya dengan mikroskop elektron. 1. Lisozim --> enzim lisis bakteri yang juga ditemukan di saliva
Total --> luas permukaan meningkat sekitar 600x lipat. 2. Defensin --> protein kecil dengan kekuatan antimikrobial.
Tiap villus memiliki komponen berikut:
1. Sel epitel yang melapisi permukaan villus. Antara sel epitel yg 1 dgn yang lainnya Usus Besar
dihubungkan oleh tight junction. Pada brush border, sel-sel epitel ini memiliki carrier Usus besar terdiri atas: cecum membentuk kantong setelah perbatasan usus
untuk absorpsi nutrien spesifik dan elektrolit dari lumen, serta enzim terikat halus-usus besar pada valvula ileocecal; appendix vermiformis merupakan jaringan limfoid
membran. yang menyimpan limfosit; Kolon merupakan komposisi utama usus besar, terdiri atas colon
2. Inti jaringan ikat --> lamina propria ascendens, colon transversum, colon descendens, dan colon sigmoid.
3. Network kapiler Kolon normalnya menerima 500 ml kimus dari usus halus tiap harinya, yg terdiri
4. Pembuluh limf --> tiap villus disupply oleh sebuah pembuluh limf buntu yang dikenal
atas residu makanan tak tercerna (misal: selulosa), komponen empedu yg tak terabsorpsi,
sebagai lacteal sentralis.
dan cairan sisa. Kolon mengekstraksi H2O dan garam dari kimus tsb. Dan yg tersisa untuk
Absorpsi --> Substansi melewati sel epitel, berdifusi melalui cairan interstitial dieliminasi adalah feces. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan feces sebelum
dalam inti jaringan ikat, dan menyeberangi dinding kapiler/limf. Absorpsi dapat aktif defekasi.
maupun pasif. Menjorok ke dalam dari permukaan mukosa di antara villi terdapat Otot polos longitudinal luar tidak seluruhnya mengelilingi usus besar. Namun,

invaginasi yang disebut cryptus Lieberkuhn --> tidak mensekresi enzim (tidak seperti terdiri atas 3 otot longitudinal yg terpisah (taenia coli), yg berada sepanjang usus besar.

sumur gaster), namun mensekresi air dan elektrolit yang turut berperan dalam Taenia coli lebih pendek daripada otot polos sirkular dan lapis mukosa di bawahnya

pembentukan succus entericus. apabila lapisan tsb diregangkan. Karena itulah lapisan tsb membentuk kantong-kantong yg
Kriptus berfungsi sebagai tempat produksi sel pengganti. Sel epitel yang melapisi disebut sebagai haustra. Haustra tidaklah permanen pasif, tetapi secara aktif berganti
usus halus lepas dan digantikan dengan kecepatan tinggi karena aktivitas stem cell di lokasi sebagai akibat kontraksi dari lapis otot polos sirkular. Hampir sepanjang waktu,
dalam kriptus. Sel-sel baru diproduksi terus-menerus dalam kriptus, bermigrasi ke atas villi pergerakan usus besar lambat dan nonpropulsif, sesuai dengan fungsi absorpsi dan
dan akhirnya mendorong sel yang tua pada ujung villi menuju lumen. Dengan cara ini, storagenya.
lebih dari 100juta sel intestin lepas per menit. Perjalanan dari kriptus sampai puncak villi MOTILITAS. Motilitas utama kolon adalah kontraksi haustral yg diinisiasi oleh

berlangsung selama kurang lebih 3 hari, sehingga epitel tsb diganti tiap 3 hari. ritmik autonom sel otot polos. Kontraksi tersebut menyerupai segmentasi namun terjadi
Sel baru mengalami beberapa perubahan selama migrasi ke puncak villus. jauh lebih jarang. Antara kontraksi haustral terdapat jarak 30 menit. Pergerakan kontraksi
Konsentrasi enzim brush-border meningkat dan kapasitas absorpsi meningkat --> sel pada ini nonpropulsif; secara perlahan mencampur kimus maju-mundur yang mengekspos isi
puncak villus memiliki kemampuan digesti dan absorpsi paling optimal. kolon ke mukosa untuk absorpsi. Kontraksi haustral dikontrol oleh refleks lokal yg
Turnover yang cepat pada sel-sel usus halus penting karena kondisi lumen yang melibatkan pleksus intrinsik.
keras --> sel terekspos kepada isi lumen yang abrasif dan korosif --> mudah rusak dan tidak 3-4x sehari, umumnya setelah makan, terdapat peningkatan motilitas, yaitu
dapat hidup lama. Sel yang lepas didigesti kembali dengan konstituen sel diabsorpsi ke segmen ascendens dan transverse colon berkontraksi secara simultan, membawa feces
darah dan salah satunya dapat digunakan untuk sintesis sel baru. 1/3 – 3/4 dari panjang colon dalam beberapa detik. Kontraksi masif ini disebut dgn mass

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


movement, membawa isi kolon menuju area distal usus besar, di mana material disimpan SEKRESI. Usus besar tidak mensekresi enzim apapun karena memang tidak
sampai defekasi terjadi. diperlukan --> digesti sudah selesai sebelum kimus mencapai colon.
Ketika makanan masuk ke gaster, mass movement terpicu terutama karena Sekresi colon terdiri atas larutan mukus alkali (NaHCO 3) yg berfungsi untuk
refleks gastrocolic, yg dimediasi dari gaster ke kolon oleh gastrin dan oleh saraf autonom melindungi mukosa usus besar dari trauma mekanik dan kimia. Mukus memberikan
ekstrinsik. Pada kebanyakan orang, refleks ini paling terasa setelah makan pagi yang lubrikasi untuk memfasilitasi gerakan feces, sedangkan NaHCO 3 menetralisasi asam iritan
biasanya diikuti dengan keinginan untuk defekasi. Karena itu, ketika makanan baru masuk yang diproduksi oleh fermentasi bakteri lokal. Sekresi meningkat sebagai respons stimulasi
ke saluran cerna, refleks diinisiasi untuk menggerakkan isi yang telah ada sebelumnya mekanik dan kimia mukosa colon yg dimediasi oleh refleks pendek dan persarafan
lebih jauh untuk memberikan tempat bagi makanan yang baru. Refleks gastroileal parasimpatis.
menggerakkan isi sisa usus halus menuju usus besar dan refleks gastrocolic mendorong isi DIGESTI. Tidak ada digesti terjadi di usus besar karena tidak terdapat enzim.
colon menuju rectum dan memicu refleks defekasi. Namun, bakteri colon mencerna sejumlah selulosa.
Ketika mass movement colon mendorong feces ke rectum, distensi resultan dari Karena gerakan colon yang lambat, bakteria memiliki waktu untuk tumbuh dan
rectum menstimulasi reseptor regang di dinding rectum, menginisiasi refleks defekasi. berakumulasi di usus besar. Sebaliknya, di usus halus, pertumbuhan bakteri tidak terjadi
Refleks ini menyebabkan sphincter ani internus (otot polos) untuk relaksasi dan rectum karena pergerakan kimus terlalu cepat. Mulut, gaster, dan usus kecil mensekresikan agen
serta colon sigmoid untuk berkontraksi. Apabila sphincter ani eksternus (otot rangka) juga antimikrobial, namun colon tidak. Tidak semua bakteria yang tertelah dihancurkan oleh
relaksasi, maka terjadilah defekasi. Namun, sphincter ani eksternus berada di bawah lisozim dan HCl. Bakteria yg bertahan hidup berkembang biak di usus besar.
kontrol sadar. Distensi dinding rectal dibarengi dengan keinginan sadar untuk defekasi. Mikroorganisme colon ini memberikan keuntungan, yaitu:
1. Meningkatkan imunitas usus dengan berkompetisi dengan mikroba patogen dalam
Apabila keadaan tidak memungkinkan untuk defekasi, kontraksi sadar dari sphincter ani
mendapatkan nutrien dan ruang
eksternus dapat mencegah terjadinya defekasi meskipun terdapat refleks defekasi. Apabila 2. Promote motilitas colon
defekasi ditunda, dinding rectum yang tadinya berdistensi secara gradual berelaksasi, dan 3. Membantu menjaga integritas mukosa colon
keinginan untuk defekasi menghilang sampai adanya mass movement berikutnya yg akan 4. Kontribusi nutrisi. Misal: bakteri mensintesis vitamin K dan meningkatkan asam colon
kembali memicu refleks defekasi. yang membantu absorpsi Ca, Mg, dan Zn; sejumlah glukosa yg dilepas selama
Ketika defekasi terjadi, biasanya disertai dengan gerakan sadar yang memproses serat diet diabsorpsi oleh mukosa colon.
menghasilkan tekanan, yaitu melibatkan kontraksi simultan dari otot abdomen dan ABSORPSI. Absorpsi di colon tidak sebanyak di usus kecil. Permukaan lumen
ekspirasi paksa melawan glotis yang tertutup. Manuver ini meningkatkan tekanan colon halus shg area absorpsi rendah. Colon juga tidak dilengkapi dengan mekanisme
intraabdominal yang membantu mengeluarkan feces. transpor spesifik seperti di usus halus. Apabila motilitas usus halus yang berlebih
Apabila defekasi ditunda terlalu lama, dapat terjadi konstipasi karena lebih dari memberikan isinya ke colon sebelum absorpsi nutrien selesai, colon tidak dapat
jumlah normal H2O direabsorpsi dari feces sehingga feces menjadi keras dan kering. mengabsorbsi materi tsb dan akan terbuang melalui diare.
Frekuensi normal defekasi berkisar antara tiap setelah makan sampai 1x seminggu. Ketika Colon normalnya mengabsorbsi garam dan H2O. Na diabsorbsi secara aktif, Cl
frekuensi kurang dari normal untuk orang tertentu, konstipasi dan gejala-gejalanya mengikuti gradien elektrik secara pasif, dan H2O mengikuti secara osmosis. Colon
(ketidaknyamanan abdomen, nyeri kepala, hilangnya nafsu makan, mual, depresi mental) mengabsorbsi sejumlah elektrolit termasuk vitamin K yang disintesis bakteri colon.
Dari 500 ml materi yg masuk ke colon per hari, 350 ml diabsorbsi, meninggalkan
dpt terjadi. Gejala tsb terjadi bukan karena toksin yang diabsorbsi dari feces yang
150 gr feces untuk dibuang per harinya. Feces terdiri atas 100 gr H2O dan 50 gr solid
tertahan. Meskipun metabolisme bakteri memproduksi sejumlah substansi yang toksik di
(termasuk selulosa yg tidak tercerna, bilirubin, bakteri, dan sejumlah kecil garam). Produk
kolon, substansi tsb akan melalui sistem portal dan dibuang oleh hati sebelum mencapai
sisa utama yg diekskresikan dalam feces adalah bilirubin.
sirkulasi sistemik.

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


Kadang, selain feces yg keluar melalui anus, gas intestinal / flatus juga dapat sesuai dengan latihan atau pertandingan olahraga dengan menggunakan tabel tersendiri.
keluar. Gas ini berasal dari: Kalikan jumlah jam yang digunakan untuk latihan per minggu dengan besar energi yang
1. Udara yg tertelan (500 ml udara dapat tertelan selama makan) dikeluarkan untuk aktivitas olahraga.
2. Gas yg diproduksi oleh fermentasi bakteri di colon
Keberadaan gas di dalam lumen menimbulkan suara gurgling yang disebut borborygmi. Total energi didapatkan dari perhitungan energi dalam sepekan kemudian dibagi
Sendawa menghilangkan sebagian besar udara yg tertelan dari gaster, namun tujuh untuk mendapatkan penggunaan energi yang dikeluarkan per hari. Tambahkan
sisanya menuju intestinal. Biasanya, gas yg terdapat di usus halus sangat sedikit, karena besarnya penggunaan energi ini dengan besarnya energi yang dapat pada perhitungan
gas cepat diabsorbsi atau berjalan menuju colon. Sebagian besar gas di colon disebabkan langkah 4. Dengan cara ini, akan didapatkan kebutuhan energi berdasarkan aktivitas
oleh aktivitas bakteri, dengan kuantitas dan nature gas tergantung dari tipe makanan dan olahraga dilihat dari berat badan dengan satuan kalori per menit.
karakteristik dari bakteri colon. Beberapa makanan, misal kacang-kacangan, mengandung Langka keenam, apabila atlet tersebut masih dalam usia pertumbuhan, maka
tipe karbohidrat yg tdk dapat dicerna manusia namun dapat dicerna oleh bakteri yg tambahkan kebutuhan energi berdasarkan umur dan jenis kelamin.
memproduksi gas. Sejumlah gas diabsorpsi melalui mukosa intestinal. Sisanya dikeluarkan
melalui anus.
Untuk secara selektif mengeluarkan gas ketika feces juga terdapat di rectum, seseorang K-4 : BIOKIMIA SISTEM GI
secara sadar mengkontraksi otot abdomen dan sphincter ani externus pada saat yg sama. Oleh: dr. Parwati Abadi
Ketika kontraksi abdomen menghasilkan tekanan yg cukup melawan sphincter ani yg
berkontraksi, gradien tekanan memaksa udara keluar dengan kecepatan tinggi melalui Aspek biokimia yang terlibat dalam sistem pencernaan terutama mengenai bagaimana
lubang yg terlalu sempit untuk keluarnya feces solid. Keluarnya udara dengan kecepatan nutrien dicerna, diserap, ditranspor ke tempat-tempat tujuan, serta metabolisme mereka.

tinggi menyebabkan ujung dari lubang anus bervibrasi, menimbulkan suara berfrekuensi
DEFINISI DASAR PROSES DIGESTI-ABSORBSI-TRANSPORTASI
rendah.
Pada dasarnya, nutrien yang terdapat dalam makanan terdiri dari dua jenis: makronutrien
dan mikronutrien. Proses digesti diperlukan oleh makronutrien, sementara absorpsi dan
KEBUTUHAN ENERGI transportasi dibutuhkan oleh keduanya. Alasannya tidak lain adalah bahwa mikronutrien
Kebutuhan energi dapat dihitung berdasarkan komponen-komponen dapat dengan mudah diserap, sementara makronutrien seringkali berukuran terlalu besar
penggunaan energi terdapat enam langkah dalam menghitung kebutuhan energi untuk untuk bisa diserap dan/atau dimanfaatkan, sehingga perlu direduksi menjadi partikel lebih
setiap atlet. Pertama, tentukan status gizi atlet dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh kecil lagi. Biasanya proses ini disebut proses hidrolisis.
(IMT). IMT merupakan pembagian berat badan dalam kg oleh tinggi badan dalam satuan Proses digesti, sebagaimana proses kimia lainnya, merupakan serangkaian reaksi kimia.
meter dikuadratkan. Oleh karena itu, proses digesti memiliki properti-properti yang sama, yaitu keperluan
Kedua, tentukan Basal Metabolic Rate (BMR) yang sesuai dengan jenis kelamin, untuk mengefisiensikan reaksi. Misalkan, proses digesti berlangsung lebih efektif pada
umur dan berat badan. Cara menentukan BMR dengan melihat BMR untuk laki-laki dan suhu tubuh dan diefektifkan dengan pengecilan ukuran partikel makanan (prinsip luas
permukaan reaksi)---terutama di lambung, di mana makanan dicairkan oleh gerak
perempuan berdasarkan berat badan. Tambahkan BMR dengan specific dynamic action
peristaltik dan lainnya menjadi cairan chyme. Untuk mempercepat reaksi, proses digesti
(SDA) yang besarnya 10 % BMR.
banyak dikatalisasi oleh enzim-enzim, yang sebagian besar merupakan enzim hidrolase.
Ketiga, tentukan aktivitas fisik setiap hari, kemudian hitung besarnya energi untuk
Perlu diketahui bahwa enzim pencernaan memiliki dua cara kerja: memutus ikatan di
aktivitas fisik tersebut (tanpa kegiatan olahraga). Keempat, kalikan faktor aktivitas fisik
tengah struktur dan menghasilkan beberapa rantai yang lebih pendek (endohidrolase)
dengan BMR yang sudah ditambahkan dengan SDA. Kelima, tentukan penggunaan energi atau memutuskan ikatan satu per satu dari ujung rantai (eksohidrolase).

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


Biasanya enzim-enzim ini disekresikan dalam bentuk zimogen untuk mengantisipasi Polisakarida ========> oligo-/tri-/disakarida ============> monosakarida
kemungkinan enzim mencerna sistem gastrointestinal (GI) sendiri. Selain itu, untuk pemecahan amilosa dan amilopektin
mengoptimalkan kerja enzim dan sistem gastrointestinal, ada sekret-sekret tertentu yang
turut memberi andil, seperti HCl, NaHCO 3, garam empedu, dan hormon-hormon lainnya. DIGESTI: Di mulut, terjadi pencernaan secara
Tentunya enzim-enzim dan sekret ini tidak dikeluarkan secara asal. Pengaturan terjadi di mekanis dan kimiawi. Pencernaan mekanis oleh
level sel yang mensekresikan enzim-enzim tersebut. Umumnya regulasi sekresi diperankan gigi bertujuan untuk mengecilkan ukuran partikel
oleh zat-zat tertentu yang memicu ataupun menghambat sekresi. Zat-zat yang bersifat supaya lebih mudah ditelan dan dicerna.
demikian dinamakan secretagogues. Pencernaan kimiawi dimediasi enzim α-
Proses penyerapan zat pada umumnya berlangsung dengan dua cara: transpor aktif dan
transpor pasif (kadang bisa difasilitasi protein transpor). Selain itu, dari jalurnya, ada dua
jenis transpor, yakni transpor transelular dan paraselular. Masalah utama dari proses
absorpsi adalah fakta bahwa selalu ada selapis tipis fluid yang tidak bergerak di dinding
lumen apapun, termasuk di daerah lumen sistem GI. Hal ini menghambat absorpsi,
mengingat lapisan ini bersifat ‘menjebak’ zat-zat yang berusaha menembusnya,
menyebabkan konsentrasi zat di lapisan ini rendah. Setelah melewati ini, maka zat akan
melewati salah satu dari dua mekanisme di atas (baik mekanisme ataupun sawar yang
dilewati) dan keluar dari sel, melewati batas kontralumen.
Nantinya, setelah diabsorpsi, zat tentunya perlu diangkut menuju ke tempat tujuan. Ada
dua mekanisme, yakni pengangkutan melewati darah via v. porta hepatica atau melewati
cairan limfe via pembuluh lakteal sentral di villi usus halus. Beberapa zat kecil seperti
glukosa larut dalam plasma darah, sementara zat-zat lainnya perlu berikatan dengan
protein plasma untuk bisa diangkut. Khusus untuk lemak, pengangkutan membutuhkan
molekul khusus yang disebut chylomicron.

PENCERNAAN KARBOHIDRAT
Karbohidrat memiliki tiga bentuk: polisakarida, yang
merupakan polimer dari berbagai jenis monosakarida;
oligosakarida; tri-/disakarida, dan monosakarida.
Bentuk karbohidrat terutama dalam makanan sehari-
hari adalah pati/amilum. Pencernaan karbohidrat
bertujuan memecah polisakarida menjadi bentuk
monomernya agar mudah diserap dan diutilisasi dalam
jaringan. Karbohidrat dicerna di mulut dan usus halus.
Proses pencernaan dasar karbohidrat:
amilum
tri-/disakaridase

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


glukoamilase1, yang lebih dikenal dengan α-amilase. Hasil utama dari reaksi ini adalah mediteranean. Namun, biasanya orang yang menderita lactose intolerance dapat
maltosa, maltotriosa, α-dekstrin, dan isomaltosa. Sayangnya, pencernaan kimiawi tidak menerima yoghurt dnegan baik karena pada yoghurt terdapat laktase bakterial.
berlangsung lama di mulut; makanan segera ditelan dan memasuki gaster, di mana ABSORPSI DAN TRASNPOR: Dari sini, hasil yang berupa glukosa, galaktosa, dan fruktosa
sebagian besar reaksi hidrolisis segera terhenti oleh karena perbedaan pH, kecuali pada diabsorpsi di lumen usus. Ada dua mekanisme yang berbeda untuk setiap zat. Golongan
pusat bolus di mana HCl tidak mampu masuk ke dalam. Segera setelah memasuki usus heksosa(glukosa, galaktosa) akan diangkut secara simpor bersama ion Na +, dengan protein
halus dan pH asam dinetralisasi, α-amilase duodenum (yang memiliki properti yang sama transpor SGLT1. Gula-gula pentosa lainnya (fruktosa), di lain pihak, akan diangkut secara
dengan ptialin) akan segera bekerja, menghidrolisis amilum yang masih ada. Hasilnya difusi terfasilitasi oleh bantuan protein GLUT5. namun, hal tersebut juga dapat terjadi
sama dengan pencernaan pada rongga mulut, dengan tambahan berupa limiting dextrine. pada glukosa dan galaktosa. Setelah masuk ke dalam sel, semuanya akan dikeluarkan ke
Dari sini, pencernaan selanjutnya terjadi di jejunum-ileum, dengan memanfaatkan enzim- pembuluh darah dengan menggunakan protein GLUT2. Walaupun demikian, ada bukti
enzim disakaridase dan trisakaridase spesifik. Sebagian besar enzim ini bersifat bahwa gula heksosa bisa diangkut dengan proses transpor aktif. Untuk transpor, tidak ada
eksoglukosidase. Enzim-enzim ini biasanya terdapat pada dinding sel epitel lumen, jalur khusus, mengingat semua monosakarida mudah larut dalam plasma darah.
tepatnya di sisi brush border-nya. Enzim-enzim yang ada (serta substratnya) antara Absorpsi Glukosa, Fruktosa, Galaktosa
lain:
ENZIM SUBSTRAT TARGET HASIL PENCERNAAN PROTEIN
Maltose, Protein pada dasarnya merupakan polipeptida yang sudah mengalami modifikasi. Ini
Maltase/α-glukosidase isomaltosa, limiting Ikatan α-1,4 Glukosa secara tidak langsung menyatakan bahwa protein merupakan polimer dari asam amino.
dextrine Dalam tubuh, protein dibutuhkan bukan dalam bentuk utuhnya, melainkan dalam bentuk
Sukrosa dan derivat asam amino yang nantinya akan digunakan untuk membentuk bermacam-macam protein
Kompleks sukrase- Ikatan α-1,4
maltosa selain Glukosa, fruktosa yang dibutuhkan. Khusus pada anak kecil dan bayi, protein kecil bisa diserap dalam jumlah
isomaltase2 dan α-1,6
maltosa banyak. Pencernaan protein terjadi di lambung dan usus halus.
Laktase/β- Glukosa, galaktosa, Proses dasar pencernaan protein:
Laktosa, glikolipid Ikatan β-1,4
galaktosidase3 ceramide peptidase protease
Trehalase Trehalosa Ikatan α-1,1 Glukosa Protein (polipeptida) ===============> pepton ===============> asam amino

Patut ditekankan bahwa aktivitas α-amilase tetap ada sepanjang usus halus dan malah
DIGESTI: Protein dicerna pertama kali di lambung. Sebelum dicerna, protein terlebih
cenderung meningkat secara progresif; tujuannya adalah untuk membatasi jumlah amilum
dahulu didenaturasi oleh HCl. Ini berguna supaya protein lebih mudah dicerna.
yang lolos tak tercerna.
Pencernaan dilakukan oleh enzim pepsin4, yang disekresikan dalam bentuk inaktif namun
(1) Pemecahan oligomer glukosa yang linear. (2) Pemecahan rantai -dextrin.
diaktifkan oleh HCl dan juga mampu melakukan autoaktivasi. Protein akan segera diubah
menjadi protein pendek yang dinamakan pepton. Pentingnya aktivitas pepsin bukan
Kaitan klinis
terletak pada jumlah hasilnya, namun lebih pada fungsi hasilnya sebagai salah satu
 Defisiensi oligosakaridase mengakibatkan diare, flatulence, dan bloating.
secretagogue CCK di duodenum. Karena itu, pencernaan protein di lambung tidak bersifat
 Defisiensi laktase biasanya berhubungan dengan intoleransi terhadap susu (lactose
esensial bagi hidup.
intolerance). Gangguan ini banyak dierita oleh orang kulit hitam, oriental dan
Beberapa enzim protease lainnya yang penting adalah renin dan gelatinase. Gelatinase
mengkatalisasi perombakan gelatin, sementara renin berfungsi mencerna kasein pada
1
Bekerja pada pH netral. Cara kerja: memutuskan ikatan α-1,4 normal dari dalam (endoglikosidase).
2
Aktivitas tertinggi di jejunum. 4
Bekerja pada pH asam. Bersifat endoprotease. Ada banyak jenis, namun yang terutama adalah
3
Aktivitas tertinggi di jejunum. Pada manula dan orang berkulit gelap, aktivitas menurun. pepsin A.

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


susu sehingga mudah dirombak oleh pepsin. Renin terutama bekerja pada anak kecil dan yang ada. Kekecualian terdapat pada protein dengan asam amino prolin, hidroksiprolin,
bayi. dan asam amino tidak umum. Biasanya asam amino hasil akhir merupakan L-amino.
Setelah memasuki duodenum, maka enzim-enzim protease pankreas akan dikeluarkan
sebagai respon dari sekresi CCK. Enzim-enzim ini disekresikan dalam bentuk zimogen dan ABSORPSI DAN TRANSPOR: Asam amino diabsorpsi dengan menggunakan sistem yang
akan diaktifkan oleh enzim tripsin. Enzim tripsin sendiri juga dihasilkan pankreas dalam mirip dengan sistem absorpsi monosakarida. Setidak-tidaknya ada tujuh 6 tipe protein
bentuk tripsinogen, yang diaktifkan pertama kali oleh enzim enteropeptidase pada brush transpor dengan asam amino yang berbeda-beda untuk diangkut dengan cara angkut yang
border sel epitel duodenum dan juga secara autokatalisis. Mengingat bahayanya enzim ini berbeda; lima bersifat simpor dengan ion Na + dan dua di antaranya rupanya juga
bila teraktivasi dalam pankreas, sekresi pankreas mengandung zat inhibitor tripsin. Enzim- membutuhkan ion Cl-. Dua lagi bersifat unipor. Karena satu protein mampu memfasilitasi
enzim ini mencerna pepton lambung menjadi oligoprotein dan asam amino bebas. banyak asam amino sekaligus, maka satu asam amino biasanya bersifat inhibitor
Daftar enzim-enzim protease pankreas dan kekhasannya: kompetitif bagi asam amino tipe lainnya. Tipe-tipe yang telah dikenali:
SYARAT A.A. SPESIFIK  Pengangkut asam amino netral (beberapa harus dengan rantai samping hidrofobik
ENZIM SIFAT KERJA PROENZIM
KERJA SUBSTRAT ATAU aromatik)
Adanya residu Tyr, Trp, Phe, Leu  Pengangkut asam amino imino
Chymotripsin Endoprotease Chymotripsinogen
serin (hidrofobik)
 Pengangkut asam amino β
Adanya residu Ala, Gly, Ser (rantai
Elastase Endoprotease Proelastase  Pengangkut asam amino bersifat asam
serin sampingan pendek)
Eksoprotease  Pengangkut asam amino bersifat basa
Karboksipeptidase Adanya Prokarboksipeptidas Val, Leu, Ile, Ala
(dari gugus Terkadang asam amino bisa diangkut ke dalam sel dengan memanfaatkan cara berbeda,
A koenzim Zn2+ eA (hidrofobik)
karboksil) yakni siklus γ-glutamil. Meskipun siklus ini lebih utama digunakan di hati dan ginjal, namun
Eksoprotease pada sel epitel usus, ini digunakan
Karboksipeptidase Adanya Prokarboksipeptidas
(dari gugus Arg, Lys (basa)
B koenzim Zn2+ eB terutama apabila sistein perlu disimpan
karboksil)
dalam jumlah besar.
Untuk dipeptida dan tripeptida, protein
Di jejunum dan ileum,
transpor bersifat simpor dengan
oligoprotein yang masih ada +
memanfaatkan ion H alih-alih Na . Pada+
akan dicerna lebih lanjut
anak kecil dan bayi, protein utuh mampu
menjadi asam amino bebas
diserap dengan memanfaatkan endositosis,
dan dipeptida ataupun
meskipun pada orang dewasa, penyerapan
tripeptida. Enzim yang
protein utuh (biasanya secara paraseluler)
mencernakan oligoprotein
akan memicu reaksi hipersensitivitas. Asam
adalah aminopeptidase5.
amino diangkut dalam darah dalam bentuk
Meskipun semua ini
terlarut dalam plasma darah.
diabsorpsi di epitel lumen,
mekanisme penyerapan asam amino
hasil yang masuk ke dalam
PENCERNAAN LIPID
darah semuanya berupa asam amino. Ini dikarenakan dalam sitoplasma sel epitel lumen
Lipid terutama dalam makanan adalah TAG. Bentuk ini, bersama dengan lipid lainnya,
terdapat enzim dipeptidase dan tripeptidase, yang mencerna dipeptida dan tripeptida
seperti fosfolipid dan kolestrol, dicerna di mulut, lambung, dan usus halus. Kesulitan
5 6
Bekerja dari ujung gugus amina protein. Baru enam jenis yang diketahui persis asam amino spesifik yang difasilitasi.

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


utama dalam mencerna lipid adalah bahwa lipid bersifat tidak larut dalam air, sementara Untuk transpornya, gliserol dan asam lemak rantai pendek akan segera memasuki darah
enzim pada umumnya bersifat larut air. Enzim yang mencernakan lipid dinamakan lipase dan terlarut di dalamnya. Sementara TAG akan diangkut dalam chylomicron dan memasuki
dan memiliki keunikan yaitu tidak mencernakan asam lemak yang lebih pendek dari 12 pembuluh lakteal sentral. Garam empedu, sebaliknya, akan dilepas dan diserap ulang oleh
karbon. Asam lemak tipe ini disebut asam lemak rantai pendek. ileum untuk dikembalikan ke hati dan disekresikan ulang.
Garis besar pencernaan lemak (semuanya oleh lipase; hanya berbeda tempat kerja saja): Untuk kolestrol, penyerapannya dilakukan secara langsung dan segera memasuki
chylomicron untuk diangkut dalam peredaran limfe. Sterol tumbuhan sulit diserap, namun
TAG à 1,2-DAG à MAG (+asam lemak) à MAG (+asam lemak) à gliserol (+asam bersifat inhibitor terhadap absorpsi kolestrol. Sel sendiri memiliki mekanisme untuk
lemak) menyingkirkan kelebihan kolestrol dalam sel dengan keberadaan protein ABC. Nantinya
kelebihan ini akan disingkirkan di faeces.
DIGESTI: Dalam mulut dan lambung, lipase 7 bekerja dengan lamban, namun tujuan
utama mereka bukanlah untuk menguraikan lipid, melainkan untuk mensintesis MAG dan
asam lemak. Alasannya adalah karena kedua hasil ini relatif lebih larut dalam air sehingga
bersifat detergen sederhana bagi lipid. Di duodenum barulah lipid dicerna dengan
sesungguhnya dengan bantuan garam empedu.
Garam empedu adalah senyawa yang bersifat amfifilik. Dalam air, garam empedu akan
membentuk struktur oval yang identik dengan struktur membran sel. Struktur ini
dinamakan misel dan memiliki kemampuan untuk mengemulsi lipid di dalamnya.
Akibatnya, lipid terdetergenisasi dan membentuk emulsi-emulsi kecil. Keuntungannya
adalah lipid seolah-olah larut air dan dapat dengan lebih mudah diabsorpsi dan juga
memperluas luas kontak dengan enzim.
Setelah teremulsi, barulah lipase pankreas bisa bekerja. Masalah utama di sini adalah
lipase pankreas diinhibisi oleh garam empedu. Untuk menyelesaikan permasalahan ini,
enzim colipase disekresikan. Enzim ini akan menempel di dinding misel dan nantinya akan
mengikat lipase, menyebabkan lipase menempel pada misel dan tidak terinhibisi oleh
garam empedu. Reaksi pun berjalan seperti di atas.
Ada dua enzim lainnya8, yakni kolestrol esterase dan fosfolipase, yang sesuai namanya,
mencernakan kolestrol dan fosfolipid. Reaksi keduanya membutuhkan keadaan teremulsi.

ABSORPSI DAN TRANSPOR: Absorpsi lipid sangat dibantu oleh garam empedu, terutama
untuk menembus daerah yang diam di atas epitel. Setelah itu, MAG, asam lemak bebas
(termasuk yang asam lemak rantai pendek), dan gliserol akan memasuki sel epitel.
Gliserol akan menembus epitel sampai ke daerah kontralumen tanpa hambatan. Namun
untuk sebagian besar asam lemak dan MAG, di dalam sel mereka akan dikembalikan
menjadi TAG sebelum akhirnya dikeluarkan ke sisi kontralumen.

7 8
Pada anak kecil dan bayi, justru enzim ini sangat aktif bekerja. Keduanya diaktifkan oleh garam empedu

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


PROSES PEMBUSUKAN
Makanan yang tidak dapat dicerna ataupun lolos dari pencernaan akan memasuki colon.
Di sini, akan terjadi penyerapan air dan mineral-mineral, sekaligus terjadi pembusukan sisa
makanan oleh flora normal usus, terutama oleh Eschericia coli. Karbohidrat sisa akan
difermentasikan oleh bakteri, menghasilkan produk sampingan berupa gas-gas (CO 2, H2S,
CH4). Kolestrol juga diolah di sini; beberapa hasilnya diserap kembali sementara sisanya
dibuang. Yang terpenting adalah dekarboksilasi asam amino, yang menghasilkan senyawa
amina yang bersifat toksik. Bersama dengan ammonia, senyawa amina direabsorpsi dan
dimetabolisme di hati, membentuk urea yang dibuang di urin. Terkecuali triptofan, yang
diproses membentuk indol dan skatol, yang memberi bau pada faeces. Serat tidak dapat
dicernakan dan terbuang utuh.

Sintesis asam/garam empedu (bile salt)

Asam empedu adalah kolat, kenodeoksikolat, deoksikolat, dan litokolat. Asam garam
empedu adalah steroid dengan 24 atom karbon. Asam ini disintesis dari kolesterol oleh
hati.
Ada 2 macam asam empedu berdasarkan pembentukannya:
Asam empedu primer: Asam kolat (posisi α hidroksil: 3, 7, dan 12) dan kenodeoksiolat
(posisi α hidroksil: 3 dan 7 saja) dibentuk di hati.
Asam deoksikolat dan litokolat (asam empedu sekunder) dibentuk dari asam empedu
sekunder di usus halus bagian bawah (lower intestines) oleh bakteri.
Asam empedu berkonjugasi dengan glisin dan taurin di hati. Sebagai contohnya: asam
kolat à berkonjugasi dengan glisin dan taurin à glikokolat dan taurokolat à disekresikan
ke empedu à disimpan dalam kandung empedu à dilepaskan ke usus pada waktu makan
Sintesis pigmen empedu/katabolisme hem dan porfirin
à membantu pencernaan dan absorpsi lipid.
Biokimia pigmen empedu dan porfirin penting untuk dibahas karena heme disintesis dari
Perjalanan garam empedu:
porfirin dan besi sementara produk degradasi heme adalah pigmen empedu (bile
> 95% garam empedu direabsorpsi di ileum à ditranspor ke hati à sekresi kembali oleh
pigments) dan besi.
hati ke empedu à disekresikan ke usus saat diperlukan (siklus ini disebut sirkulasi
Pigmen empedu: bilirubin dan biliverdin. Prosesnya adalah ketika hemoglobin dihancurkan
enterohepatik).
terjadi:
< 5% garam empedu diekskresi bersama faeces à jalur utama ekskresi kolesterol.
(1) globin dipecah menjadi asam-asam amino
Kolesterol yang diekskresikan keluar dari tubuh kira-kira 1gram/hari.
(2) besi (Fe) dilepaskan dari hem dan bagian porfirin dikatabolisme menjadi biliverdin dan
Batu empedu (kolelitiasis/cholelithiasis dari kata chole = empedu dan lithos: batu):
bilirubin.
Empedu mengandung sejumlah kolesterol yang larut di dalamnya. Bila kadar kolesterol ini
Biliverdin (warna hijau) dihasilkan terutama di sel retikuloendotel hati, limpa, dan sumsum
meningkat à dapat terjadi pengendapan à terbentuk batu di saluran empedu/
tulang à biliverdin direduksi à bilirubin (warna kuning).
kolelitiasis.

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


Bilirubin, yang bersifat non-polar, ditranspor ke hati oleh albumin plasma à dikonjugasi 1. memudahkan defekasi
dengan glukuronat à bilirubin diglukuronida (lebih polar) à sekresi ke empedu à 2. Beberapa jenis serat larut dihubungkan dalam pencegahan penyakit tertentu:
glukuronat dilepaskan di usus à bakteri usus mengubah bilirubin menjadi urobilinogen a. Menurunkan kadar kolesterol darah (pektin, β glukan)
dan urobilin à ekskresi melalui feses dan urin (setelah direabsorpsi). b. Memperlambat pengosongan lambung dan absorpsi gula sederhana,
Bilirubin yang berkonjugasi (bilirubin glukonida) disebut juga bilirubin direk, sedangkan contoh: terhadap glukosa à mencegah kadar glukosa tinggi setelah
bilirubin bebas disebut bilirubin indirek. makan à menguntungkan bagi penderita diabetes mellitus dan orang
dalam diet.

Metabolisme Xenobiotik
Xenobiotik: zat/senyawa kimia yang berasal dari luar dan asing bagi tubuh (obat ,
pengawet, pewarna makanan, karsinogen, polutan, dan lainnya). Xenos sendiri artinya
adalah asing (Greek)
Xenobiotik dimetabolisme melalui 2 fase:
Fase 1:
Reaksi hidroksilasi terutama dikatalisis oleh monooksigenase (sitokrom
P450/CYP/P450, mixed function oxidase)
Reaksi: R-H + O2 + NADPH + H+ à R-OH + H2O + NADP+ ,
dimana RH adalah xenobiotik
Sitokrom P450 merupakan hemoprotein yang terdapat didalam retikulum
endoplasma, terbanyak di dalam hati.

Hiperbilirubinemia (peningkatan kadar bilirubin dalam darah)


Fase 2:
Hal ini dapat disebabkan oleh:
a. Konjugasi senyawa yang terhidroksilasi dengan berbagai senyawa hidrofilik
1. Pembentukan bilirubin meningkat
(asam glukuronat, sulfat, asam amino tertentu, dan glutathione)
2. Kerusakan hati (karena bilirubin diubah menjadi bilirubin diglurukonida oleh
b. Metilasi
hepatosit) atau obstruksi saluran empedu (batu, tumor), yang berakibat adanya
akumulasi bilirubin dalam darah à difusi ke jaringan à kuning: jaundice/ikterus.
Tujuan metabolisme tersebut:
Dapat menyebabkan pula gangguan pencernaan dan penyerapan lemak.
- meningkatkan polaritas/kelarutan dalam air à lebih mudah dikeluarkan dari tubuh
(ekskresi melalui urin/empedu)
Serat /fiber dalam makanan
- umumnya mengubah xenobiotik toksik/aktif menjadi kurang aktif/tidak aktif
Serat adalah bagian makanan yang tidak dapat dicerna. Serat umumnya berasal dari
- Pada beberapa keadaan: terjadi perubahan xenobiotik yang inaktif menjadi aktif/toksik
tanaman, dan merupakan turunan dari polisakarida (contoh selulosa, pektin). Serat dapat
secara biologis. Maka istilah detoksifikasi untuk metabolisme xenobiotik tidaklah tepat.
dibagi menjadi 2: serat larut (soluble fiber) dan serat tidak larut (non-soluble fiber). Serat
Istilah yang lebih tepat adalah biotransformasi.
yang lebih larut dapat dimetabolisme bakteri usus menjadi gas dan asam lemak rantai
pendek.
Efek serat:

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


Terimakasih kepada Frans Kevin, Anthony Christian Dharmawan, www.gpnotebook.com Hernia hiatus terjadi karena herniasi k eats dari lambung melalui hiatus esofagii,
dan para pengarang of Harpers’s Illustrated Biochemistry 27th edition: om robert, om sehingga bagian lambung yang menyembul tersebut berada di atas diafragma.
daryl, dan om victor. ^^ Dikenal adanya dua pola anatomi:
K-5: PATOLOGI ANATOMI SISTEM GI a. Sliding/aksial  95% kasus; penonjolan lambung di atas diafragma menyebabkan
Oleh: dr. Ening Krisnuhoni dilatasi berbentuk lonceng yang bagian bawahnya dibatasi oleh penyempitan
diafragma
b. Paraesofagus/nonaksial  bagian lambung sendiri, biasanya kurvatura mayor , masuk
Tolong dengarkan rekaman kuliah juga ya teman2…Ini dari slide dan sedikit tambahan2
ke toraks melalui foramen yang melebar
2. Akalasia
Mulai dari Embriologi system GI dan kelainan yang dapat terjadi!!!  Penyebab langka gangguan menelan (disfagi). Sfingter bawah esophagus “gagal
UMUR TAHAP PERKEMBANGAN KELAINAN melemas” à makanan tidak masuk lambung à terjadi penumpukan à dilatasi
JANIN  Motilitas esophagus di bawah pengaruh saraf dan humoral. Persarafan mealui n.vagus
4 Mg PEMISAHAN ENTO – EKTO DERM OLEH MESODERM DUPLIKASI
dan intrinsic pleksus Auerbach.
KISTA DUPLIKASI  Terjadi karena:
KEL. TL.BELAKANG a. Aganglionik
5 Mg MEMANJANG + BERKELOK 2 b. Kerusakan Syaraf
6 Mg PEMBENTUKAN HATI – MEMANJANG – HERNIA SITUS INVERSUS Tiga kelainan utama pada akalasia :
FISIOLOGIK / ROTASI TIDAK SEMPURNA a. Aperistaltik
10 Mg FASE 1. MEMANJANG ROTASI MESENTRIUM PANJANG b. Relaksasi parsial atau inkomplit sfingter esophagus bawah saat menelan
c. Peningkatan tonus istirahat sfingter esophagus bawah
FASE 2. MASUK RONGGA AB.D VOLVULUS
FASE 3. ROTASI 1800 FIKSASI OMPHALOCELE Jenis akalasia:
BAND PERITONEUM a. Primer
 Terjadi penurunan persarafan inhibitorik intrinsik sfingter esophagus bawah dan
 Salah satu kelainan kongenital yang menyerang system GI ialah BIBIR SUMBING. segmen otot polos badan esophagus. Terjadi dilatasi progresif esophagus di atas
Bibir Sumbing memiliki beberapa tipe : sfingter esophagus bawah.
b. Sekunder
A. Cheiloschisis : bibir terbelah
 Terjadi akibat proses patologik yang mengganggu esophagus. Contoh klasik ialah
B. Cheilognatoschisis
penyakit Chagas yang disebabkan Tripanosoma cruzi yang menyebabkan destruksi
C. Cheilognato palatoschisis
pleksus mienterikus esophagus, duodenum, kolon, dan ureter.
D. Palatoschisis
Akalasia secara klinis ditandai dengan disfagia progresif dan ketidakmampuan
menyalurkan secara total makanan ke lambung.
 ATRESIA ESOFAGUS/FISTULA TRAKEO-ESOFAGUS (gambar lihat di slide) 3. Ring
Jika sebuah segmen esophagus mengalami gangguan dalam pertumbuhannya  Selaput mukosa didapat atau cincin konsentrik mukosa dan submukosa yang secara
(congenital) dan tetap sebagai bagian tipis tanpa lubang saluran, hal ini disebut parsial menutup esophagus.
atresia esophagus

GANGGUAN PASASE ESOFAGUS MORBUS HIRSCHPRUNG


1. Hernia  Aganglionosis Usus
 Segmen usus yang menyempit tidak ada ganglion

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


 Tidak terjadi peristaltik usus pada segmen aganglionik  Komplikasi dari GERD
 Tidak dapat BAB  Makroskopik: terdapat lesi ysng menjulur dari distal ke proksimal esofagus
 Rektal Tuse: faeces menyemprot  Mikroskopik: Metaplasia intestinal epitel skuoamosa diganti dengan epitel kolumner
 Rontgen: Distensi usus
 Merupakan lesi pra kanker

PENYAKIT YANG ADA PADA ESOFAGUS


3. KARSINOMA ESOFAGUS
1. ESOFAGITIS - Karsinoma Sel Skuamosa (90% kanker esophagus)
- Merupakan peradangan pada esophagus baik akut maupun kronik 20% di esophagus servikalis, 50% di sepertiga tengah, dan 30% sepertiga bawah.
Etiologi: Banyak disebabkan oleh rokok dan HPV
 Reflux esofagitis (cairan lambung masuk ke esophagus) Didahului oleh dysplasia epitel mukosa diikuti oleh karsinoma in situ dan akhirnya muncul
 Menelan bahan korosif , co: H2SO4 kanker invasive. Lesi awal tampak sebagai elevasi atau penebalan mirip plak, kecil, putih
 Radiasi eksterna pada dada atau pada kanker di daerah leher abu-abu di mukosa.
 Kemoterapi Beberapa bulan kemudian lesi menjadi tumor dengan mengambil salah satu dari bentuk
 Uremia berikut:
 Pil esofagitis a. Massa eksofitik polipoid yang menonjol ke dalam lumen
 Infeksi : Candida, Herpes virus b. Ulserasi kanker nekrotik yang dalam dan kadang-kadang menimbulkan erosi hingga
saluran napas, aorta, atau tempat lain.
c. Neoplasma infiltrative difus yang menyebabkan penebalan dan kekakuan dinding
ESOFAGITIS REFFLUX
serta penyempitan lumen esophagus.
Peradangan esophagus karena zat kimia pada lambung (HCl, pepsin) masuk ke esophagus - Adenokarsinoma
dan menyebabkan peradangan. Hal ini menyebabkan sel epitel esophagus akan cepat mati Berasal dari Lesi Baretts
dan terjadi pertumbuhan sel basal yang pesat. Biasanya terletak di sepertiga distal esophagus

GERD: GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE 4. VARISES ESOFAGUS


- Perdarahan saluran cerna bagian atas yang massif, biasanya ditandai dengan
ETIOLOGI
hematemesis
 Gangguan motilitas esofagus
 Penyebab varises: hipertensi portal
 Produksi asam lambung meningkat diikuti regurgitasi isi lambung ke esofagus  Penyebab hipertensi portal:
 Radang, ulserasi pada keadaan lanjut dapat terjadi striktur  Sirosis
MAKROSKOPIK:  thrombosis vena porta
 Lesi patchy  tumor
 Vena esofagus melebar dan berkelok kelok
 Lesi pulau-pulau
 Komplikasi: ruptur varices menyebabkan Hematemesis (muntah darah) dan melena
 Lesi sirkumferensial
(darah di tinja)
MIKROSKOPIK
 Peninggian papilla PENYAKIT YANG ADA PADA LAMBUNG
 Proliferasi sel basal 1. GASTRITIS AKUT (EROSIF)
 Sebukan limfosit intraepitelial dan submukosa  Inflamasi akut, ditandai dengan erosi mukosa, lepasnya lapisan mukosa dan
perdarahan, biasanya bersifat transien.
2. GERD – ESOFAGUS BARRETT’S  GEJALA KLINIK:

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


- Nyeri Epigastrium Bakteri - Enzim mukolitik - Atrofi multifocal: (ulkus
- Mual dan muntah (H. pylori) - ??Produksi ammonia oleh antrum>korpus (badan) duodenal/ulkus
- Hematemesis (muntah darah) dan melena urease bakteri - Intestinal metaplasia lambung)
 PENYEBAB : - Kerusakan jaringan oleh - ??Kanker
- Iritan kimia (rokok), alcohol berlebihan, NSAID terutama aspirin tanpa respon imun lambung
pelindung selaput enterik dalam jumlah besar Jejas - Jejas langsung - Hiperplasia foveolar -Erosi lambung
- Salmonellosis infeksi sistemik kimiawi - Kerusakan lapisan mucus - Edema -Ulkus lambung
- Infeksi akut H.pylori, Infeksi Virus NSAID - Degranulasi sel mast - Vasodilatasi
- Iskemi dan Syok - Sedikit sel inflamatori
Refluks
- Stress berat, misal luka abkar yang luas
- Obat kemoterapi antikanker empedu
- Uremia ??alkohol
- Upaya bunuh diri dengan cairan asam dan basa
- Trauma mekanis (misalnya intubasi nasogastrik) GASTRITIS KRONIK AUTOIMUN
- Setelah gastrektomi distal disertai refluks bahan yang mengandung empedu  Prevalen 5%, Insiden tinggi di Eropa Utara
 KOMPLIKASI  Ditemukan Auto Antibodi terhadap Faktor Intrinsik, membrane sel parietal dan
- Perforasi Lambung Reseptor Gastrin
2. GASTRITIS KRONIK  Ditemukan bersamaan dengan penyakit auto imun lain misalnya Dermatitis
 Inflamasi mukosa lambung kronik yang dapat menyebabkan metaplasia intestin Herpetiformis, Insulin dependent Diabetes
dan atrofi mukosa lambung  Histologi :
 Ditandai dengan peningkatan sebukan sel-sel radang limfosit, sel plasma. Pada o Kerusakan Mukosa diawali pada mukosa Fundus
gastritis Kronik aktif dapat ditemukan neutrofil, mukosa menjadi sangat tipis o Pan Gastritis,
 GEJALA KLINIK: o Atrofi Mukosa Berat
o Dispepsia, Nyeri Epigastrika, Nausea  Gejala klinik dan laboratorik
o Muntah o Dispepsia
o Anemia  pada Gastritis Autoimun o Anemia Pernisiosa
 KOMPLIKASI: o Hipo – Achlorhidria
o Ulkus Peptikum o Kadar Pepsinogen Group 1 menurun
o Adenokarsinoma
Tahapan Gastritis Autoimun (gambar lihat di slide ya..)
o Maltoma, pada gastritis kronik karena Helicobacter Pylori. Maltoma adalah
1. Normal  adanya sel parietal khusus
tumor pada MALT (Mucosa associated Lymphoid Tissue) 2. Fase awal (early) limfosit dan sel plasma di lamina propria, sel parietal berkurang
3. Fase pertengahan (moderate)  inflamasi bertambah hebat: hilangnya sel parietal
Klasifikasi Gastritis Kronik 4. Fase akhir (Severe)  severe atrophy, hanya kelenjar mukosa yang tersisa
Etologi Mekanisme Patogenik Temuan Histologis Manifestasi
Klinis Patogenesis Gastritis kronik-Ulkus
Autoimun Sel anti parietal dan antibody Atrofi glandular pada Anemia
factor anti-intrinsik mukosa korpus (badan) pernisiosa
Metaplasia intestinal
Infeksi - Sitotoksin - Inflamasi kronik aktif - Ulkus peptikum

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


 Memproduksi eksotoksin yang dapat menginduksi inflamasi pada mukosa lambung
 Gambar dalam pulasan giemsa

Gastritis kronik pada Infeksi Helicobacter pylori


HELICOBACTER PYLORI
 Bakteri batang berbentuk koma atau spiral berflagela
 Ukuran :tebal 0,5 mm, panjang 3 mm Gram Negatif
 Antibiotik menyebabkan bakteri berubah bentuk, berbentuk U atau kokoid.
 Lokasi koloni bakteri :di lapisan mucus, permukaan sel epitel dan Interfofeolar Space
 Bakteri memproduksi Urease, Hemolisin, dan Sitotoksin
HISTOLOGI:
 Infiltrasi sel radang Polimorfonuklear  Gastritis Kronik Aktif
 Hiperplasia Folikel Limfoid  Gastritis Folikularis
 Atrofi parsial
 Metaplasia intestinal
PATOGENESIS
 Infeksi Helicobacter pylori diawali fase akut
 Lokasi infeksi:
- Di Antrum, Cardia juga bisa ditemukan
- PPI menyebabkan pindah ke mukosa Fundal
Gastritis padaInfeksi Helicobacter pylori  Infeksi kronik, ditemukan sel-sel plasma, eosinofil, sel mast, limfosit, makrofag dan
Gambaran Patologi Klasifikasi neutrofil
- Degenerasi epitel permukaan Gastritis Akut  Terbentuk folikel limfoid di mukosa antral (53,8%), juga di mukosa Fundal (14,8%)
- Hyperplasia degenerative dari
 Atrofi mukosa, diawali dengan atrofi multifokal
pit-lining epithelium
KOMPLIKASI
- Vasodilatasi/kongesti
- Respon neurofil polimorf  Ulkus Duodenum (95%)
GASTRITIS KRONIK AKTIF  Ulkus Gaster (70-95%
- Respon sel plasma dan Gastritis Kronik
limfosit  Karsinoma jenis intestinal
- Atrofi glandular  Llimfoma Malignum
- Fibrosis lamina propria
- Metaplasia intestin
PATOGENESIS ULKUS DUODENI PADA INFEKSI Helicobacter Pylori

MIKROSKOPIK HELICOBACTER PYLORI


 Bakteri terdapat pada lapisan mukus (diatas epitel permukaan) dan di ruang inter
foveolae
 Memproduksi ureum sehingga tahan terhadap asam lambung

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


 GASTER : CURVATURA MINOR
ULKUS PEPTIKUM MAKROSKOPIK ULKUS PEPTIKUM
 Ulkus peptikum dapat 1. ULKUS DUODENI < ULKUS LAMBUNG
2. BERBENTUK BULAT, PUNCHED –OUT
diterjemahkan sebagai sebuah
3. TEPI ULKUS TIDAK MENINGGI
lubang pada mukosa, dapat MORFOLOGI ULKUS PEPTIKUM
menegenai semua bagian dari 1. Zona 1 : nekrosis fibrinoid / debris
traktus gastrointestinal 2. Zona 2 : radang non spesifik, PMN meningkat
 Ulkus peptikum: terdapat 3. Zona 3 : jaringan granulasi : monucleus
4. Zona 4 : jaringan parut
ketidakseimbangan antara
mekanisme pertahanan mukosa ULKUS LAMBUNG AKUT STRES ULCER
gastroduodenal dengan faktor2 STATUS LOKALIS
pencetus.  Ulkus multiple
 MEKANISME PERTAHANAN  Lokasi lambung> duodenum
o Lapisan mukus PENYEBAB
o Sekresi bikarbonat  Terjadi akibat stress berat / Stress ulcer
 Curling’s ulcer : ditemukan pada luka bakar berat
o Regenerasi mukosa
 Cushing’s ulcer: ditemukan pada perdarahan intracerebral, luka operasi saraf pusat
o Prostaglandin mukosa –  Trauma berat
memperbaiki vaskularisasi  NSAID
mukosa PATOGENESIS
PATOGENESIS ULKUS PEPTIKUM  ASIDOSIS : trauma berat dan luka bakar luas-- asidosis—kerusakan epitel mukosa
 Faktor Agresi Fisiologis  STIMULASI VAGAL: kenaikan intrakranial -- vagal-- hipersekresi asam
o Asam Lambung TUMOR JINAK
a. NON NEOPLASTIK
o Pepsin
o POLIP
o Faktor Agresi Patologik  Lesi noduler yang menonjol
 EKSTERNAL  Bukan neoplasma
o Infeksi Hp  Lesi hamartoma, inflammatorik
o JENIS POLIP:
o NSAID
 Polip hiperplastik
o Alkohol  Fundic gland polip, hanya terdapat pada mukosa tipe fundal
o Rokok b. NEOPLASMA
 INTERNAL  Epitelial: Adenoma
o Iskemi  Mesenchymal: Leiomioma
o Syok
TUMOR GANAS
o REFLUK EMPEDU
 EPITHELIAL
o Adenokarsinoma Tipe Intestinal
LOKASI ULKUS Dikaitkan dengan infeksi Helicobacter pylori
 DUODENI : DINDING ANTERIOR DAN PSTERIOR

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


o Adenokarsinoma Tipe Difus PERDARAHAN DI SALURAN CERNA
 Signet Ring Cell Carcinoma
 Diferensiasi buruk
 NEUROENDOKRIN
o Contoh CARCINOD
 MESENKIMAL
o Leiomiosarkoma
o MPNST
o GIST
 LIMFOMA MALIGNUM
o Lymph Gland
o Maltoma, dikaitkan dengan infeksi Helicobacter pylori

KONSTIPASI
Penyebab Konstipasi:
1. Megakolon (pembesaran dan dilasi kolon)
2. Disinergi dinding pelvis
3. Lemahnya otot abdominal ISKEMI USUS
4. Lesi anal GEJALA KLINIK :
5. Low reside diet  Iskemik : Nyeri 15-30 menit sesudah makan
6. Sedentary life style (sering duduk lama)
 Infark: nyeri, demam, muntah, perut kembung, diare, shock, peritonitis
7. Depresi emosional
8. Pengaruh obat-obatan : opium, antikolinergik, dan antasida (kalsium karbonat, PERUBAHAN HISTOLOGIK DAN GEJALA KLNIK BRGT:
aluminium hidroksida)  Luas
9. Penyakit sistemik : hipotiroidisme dan neuropati diabetik  Lama
 Akut/kronik
OBSTRUKSI USUS MAKROSKOPIK:
Usus bagian luar :
 Licin
 Kebiruan
Usus bagian mukosa:
 Granuler
 Lipatan usus
 Nekrosis
MIKROSKOPIK :
 Tahap I : NEKROSIS - KONGESTI
 Tahap II : PEMULIHAN, JARINGAN GRANULASI
 Tahap III : FIBROSIS

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


DIARE - Sel sekretori bertambah, fungsi absorpsi berkurang
Diare adalah buang air besar cair dengan frekuensi 3x/hari atau lebih. Selain itu bisa juga - Sekresi air dan elektrolit meningkat
dilihat dari jumlahnya, yaitu sebanyak 200gram/hari atau lebih. Diare dibedakan menjadi - Virus menginfeksi epitel mukosa ileum
dua yaitu akut dan kronik. Diare akut berlangsung kurang dari 15 hari dan diare kronik 2. Adenovirus
berlangsung lebih dari 15 hari. Istilah lain yang sering terkait dengan diare adalah disentri - Sering pada bayi
yang adalah diare disertai darah dan lendir. Penyebab infeksius terjadinya diare bisa - Gejala klinik : muntah, diare
bermacam-macam seperti bakteri, parasit, virus, sedangkan penyebab lainnya adalah - Atrofi villi, hyperplasia kompensatori kripta
malabsorpsi dan radang usus (idiopatik). - Gangguan yang terjadi : malabsorpsi, kehilangan cairan
Mekanisme terjadinya diare : - Infeksi terjadi pada epitel mukosa ileum dan kolon
1. Diare sekretorik
Bakteri à induksi sel epitel mengeluarkan sekret dan membuat perubahan membran b. Enterokolitis bakterial
à cairan tidak masuk epitel tapi balik lumen à BAB encer. Pembagian berdasarkan penyebab kerusakan jaringan :
* Rangsangan/toksin sekresi air & elektrolit : virus, enterotoxin v.cholera/e.coli, laxan, a. Toksin, tanpa adanya organisme yang infektif
karsinoid - Diare berat dan nyeri abdomen disebabkan : Staphylococcus aureus, Vibrio,
2. Diare osmotik Clostridium perfringens
osmolaritas feses >> cairan sehingga cairan tubuh akan lari dari osmolaritas rendah ke - Gangguan saraf hingga gagal nafas disebabkan : Clostridium butolinum.
tinggi. Misalnya di malabsorpsi lemak. Kalau lemak tidak diabsorpsi, osmolaritas b. Organisme berproliferasi di lumen usus & menghasilkan toksin
dinding usus jadi tinggi. - bakteri berproliferasi di dalam lumen usus, tidak menginfeksi mukosa usus,
Zat makanan tidak dapat diserap, tekanan osmotik rongga usus halus meninggi, air namun menghasilkan enterotoksin atau sitotoksin
masuk rongga usus à diare. - Seperti H.pylori, hanya saja di lumen. Helicobacter pylori adalah bakteri gram
* beberapa obat pencahar ; garam magnesium negatif bentuk spiral yang memiliki flagella multipel pada satu kutub dan bersifat
3. Gangguan motilitas/gerakan motil, katalase dan oksidase positif. Infeksi H. pylori diasosiasikan dengan gastritis
kronik aktif, ulkus peptikum duodenum/lambung, adenokarsinoma/limfoma
MALABSORPSI lambung.
 Ada zat tidak bisa diabsorpsi, mungkin karena enzim yg berperan tidak berfungsi - enterotoksin à diare (Vibrio cholerae)
dengan baik, bisa juga karena mukosanya - sitotoksin à disentri (Traveler diare)
 Penyebab: digesti yang tidak berjalan sempurna. Juga pada digesti akhir, misal c. Organisme menginvasi mukosa usus, tidak sistemik
kerusakan pankreas sehingga pasien tidak bisa memproduksi lipase. - Bakteri menginfeksi mukosa berproliferasi dan merusak
 Krucuk2 : gejala gangguan - Gejala klinik: disentri , tensmus, kram perut
- Penyebab : Shigella, E coli, Salmonella
ENTEROKOLITIS INFEKTIF d. Organisme menginvasi mukosa usus diikuti infeksi sistemik
a. Gastroenteritis virus - Bakteri menginfeksi epitel, makrofag serta bakteremi
1. Rotavirus - Gejala klinik : demam, nyeri abdomen
- diare berat pada bayi dan anak - Penyebab : Salmonella typhi
- infeksi pada enterosit matur, tidak pada epitel kripta Mekanisme kerja beberapa mikroorganisme di usus :
- Regenerasi enterosit menjadi sel sekretori imatur

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


o Virus à menembus dinding sel à kerusakan sel à infeksi lokal à diare sekretorik Disentri basiller. Inflamasi akut usus besar yang bervariasi tingkat keparahannya
(darah - ) tergantung pada agen penginfeksinya. Bakteri menginvasi mukosa dan tetap terlokalisasi
o V.cholerae à tidak menembus dinding sel à enterotoksin à diare sekretorik pada usus.
o Shigella & Salmonella à menembus dinding usus à kerusakan jaringan usus à o Shigella sonnei à inflamasi akut sederhana pada kolon. Bentuk yang sering terjadi di
infeksi lokal, sistemik à diare+nanah+darah UK. Histologi : sekresi mukus berlebih, kongesti akut, eksudat neutrofil, abses kripta
o Shigella flexneri à inflamasi akut parah. Terjadi perdarahan kecil, hilangnya epitel dan
Dys Basiler Dys. Amoeba kerusakan superfisial, inflamasi akut, abses
Etiologi Kuman shigella E. Histolityca o Shigella dysenteriae à tipe yang paling parah, terjadi pada daerah tropis
Patogenesis / patofisiologi Kuman ileum / colon Parasit Terdapat pseudomembran fibrin, mukus, sel nekrotik, nekrosis pada permukaan
Makroskopik Tukak dongkal tak teratur Tukak bergaung jaringan yang lama-lama menyebar ke lapisan yang lebih dalam, edema, inflamasi
Pseudopolip submukosa. Selain itu bisa terdapat ulserasi yang menyebar dengan batas yang
Pseudomembran terkikis akibat lepasnya jaringan nekrotik.
Mikroskopik PMH ++ Nekrosis ++
Nekrosis + kuman Amoeba ++ KOLITIS PSEUDOMEMBRANOSA
Hipersekresi Sel mononukleus Disebabkan Clostridium defficile. Penyakit ini disebut juga Antibiotic Associated Colitis.
Perdarahan Sel eosinofil Lesi-lesi akan bergabung membentuk plak tipikal meliputi area yang luas, menyebabkan
Gejala klinik Diare Diare
outcome yang fatal. Lesi-lesi tersebut disebabkan oleh toksin dari Clostridium diffcile,
Darah+ingus (lendir/mucus) Darah + ingus
bakteri anaerob yang secara normal ada dalam jumlah yang sedikit, yang kemudian
Tenesmus Tenesmus
berproliferasi akibat eliminasi bakteri kompetitor lain karena antibiotik. Dari pemeriksaan,
Demam
dapat ditemukan toksin pada feses.
Komplikasi / akibat Striktura Abses hati
Prolaps (pada anak) Perforasi
AMEBIASIS
Amoeboma
 Penyebab : Entamoeba histolytica
KOLERA  Bentuk infektif : kista, tahan asam lambung
Bakteri tidak menginfeksi epitel mukosa, kerusakan mukosa akibat eksotoksin bakteri.  Penularan lewat makanan dan air
Kerusakan sel-sel epitel sangat minimal.  Diare lendir, darah, dan pus
 Lesi ulkus multiple, bentuk menggaung
Mekanisme terjadinya kolera adalah sebagai berikut:  Penyebaran E.histolytica: masuk ke vena splanchnic, abses hati soliter/multiple, abses
Air yang terkontaminasi V.cholerae terminum à bermutiplikasi dalam lumen usus à berwarna coklat (Anchovy sauce)
V.cholerae menghasilkan eksotoksin yang melekat pada permukaan sel-sel epitel usus à  Dari liver menyebar ke jantung, paru
toksin terikat pada reseptor sel à ada bagian subunit dari toksin yang masuk ke dalam sel
à enzim adenilil siklase teraktivasi à peningkatan aktivitas CAMP à sekresi air dan TYPHOID
elektrolit yang banyak ke dalam lumen à diare dengan adanya v.cholerae à dehidrasi Terjadi infeksi mukosa dan bakteremi. Plak Peyer juga bisa membengkak dan mengalami
ekstrim dan toksemia à kematian ulserasi serta nekrosis. Mekanisme penyakit ini adalah sebagai berikut
 Tertelannya S.typhi melalui makanan atau minuman
SHIGELLOSIS

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


 Fase I : invasi jaringan limfoid usus dan proliferasi bakteri (2minggu). Fase ini masih Penyakit ini memiliki karakteristik patologi berupa (1) berbatas jelas dan
tidak menunjukkan gejala. mencakup transmural usus besar oleh adanya proses inflamasi dengan kerusakan mukosa,
 Fase II : invasi aliran darah à bakteremia. Terdapat demam akibat toksemia. Selain itu (2) adanya granuloma non-perkijuan, dan (3) fisura dengan formasi fistula.
ditemukan “rose spot” pada kulit, splenomegali, kardiopati toksik. Pada pemeriksaan Gambaran histologi: inflamasi mukosa, kerusakan mukosa kronik, ulserasi,
kultur darah +, dan terdeteksi adanya antibodi terhadap S.typhi melalui tes Widal. inflamasi transmural pada semua lapisan, granuloma non-perkijuan, dan perubahan-
 Fase III : lokalisasi bakteri pada jaringan limfoid usus, nodul mesenterik, gall bladder, perubahan yang terjadi pada dinding, yaitu pada segmen yang patologis, muskularis
hati, tulang. Bisa terdapat lesi-lesi usus, endokarditis, meningitis, artritis. Pada mukosa mengalami reduplikasi, penebalan, dan iregularitas. Fibrosis submukosa,
pemeriksaan didapatkan hasil + pada feses dan urin, sedangkan pada tes Widal muskularis propria, dan mukosa menimbulkan penyempitan.
didapatkan titer yang meningkat. * autoimun à antibody anti kolon, kronik, pada usia 20-40, terjadi pada semua
lapisan à ulkus bentuk fisura, fibrosis, granuloma à penyempitan à cobble stone, string-
TUBERKULOSIS USUS sign, sakit perut kanan bawah.
Tuberkulosis usus dibagi menjadi 2 kategori besar yaitu tuberculosis primer dan sekunder.
TB usus primer Kolitis Ulseratif
 Berasal dari Mycobacterium bovine Kunci utama dari penyakit ini adalah kerusakan mukosa yang berlanjut dari rektum meluas
 Tuberkel terdapat di usus, disertai nekrosis perkijuan di kelenjar getah bening regional ke daerah proksimalnya. Pada penyakit Crohn, kerusakan mukosa terjadi pada kolon dan
 Dapat sembuh dengan fibrosis dan mengalami kalsifikasi mungkin berlanjut tetapi kemungkinan menunjukkan area yang terlompati.
TB usus sekunder *autoimun, gen à antibodi anti kolon, pada usia 10-50, kronik, hanya terdapat pada
 Berasal dari Mycobacterium tuberculosis paru yang tertelan mukosa à ulkus dan pseudopolip à displasia atau kanker in situ à karsinoma rektum,
 Lokasi lesi mukosa usus di plak Peyer dan kelenjar getah bening tipe-stem, sindroma disentri.
 Pada keadaan lanjut ditemukan fibrosis, obstruksi, dan fistula
TUMOR GANAS
INFLAMMATORY BOWEL DISEASE Adenokarsinoma
Penyakit idiopatik inflamasi pada usus besar adalah suatu kondisi inflamasi kronik yang Keganasan ini adalah sekitar 10% dari kanker pada dunia barat. Tumor pada sisi kanan dan
disebabkan aktivasi yang tidak tepat dan persisten dari sistem imun mukosa, diakibatkan kiri cenderung berbeda.
oleh adanya flora intralumen normal. Dua kelainan yang termasuk dalam inflammatory a. Kolon kanan
bowel disease (IBD) adalah penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Kedua penyakit ini memiliki Lumen lebar + feses cair à tidak ada obstruksi, tumor muncul terlambat à hilangnya
banyak karakteristik yang sama seperti sama-sama kronis dan memiliki manifestasi darah sehingga anemia, adanya masa abdominal, metastasi liver. Polypoid carsinoma
ekstralumen, tetapi memiliki manifestasi klinis yang jelas berbeda. Penyakit Crohn adalah biasanya terjadi pada sisi kanan misalnya pada sekum.
penyakit autoimun yang dapat mempengaruhi bagian mana pun dari saluran b. Kolon kiri
gastrointestinal dari esofagus sampai anus, tetapi paling banyak pada usus halus distal dan Lumen sempit + feses padat à habit usus besar berubah atau obstruksi atau
kolon. Sedangkan kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi kronik yang terbatas pada perdarahan rektum. Stenosing carcinoma biasanya terdapat pada sisi kiri misalnya
kolon dan rektum. daerah rekto-sigmoid
Stadium tumor pada adenokarsinoma usus besar:
- Kebanyakan karsinoma bermula sebagai adenoma
Penyakit Crohn - Stage A Dukes : Invasi pada muskularis mukosa, submukosa, sampai muskularis
propria tetapi tidak melalui seluruh ketebalan

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


- Stage B Dukes : Penyebaran pada peritoneum, invasi struktur sekitar seperti, Sistem bilier terdiri atas sel hati , kanalikulus , duktulus intralobuler = cholangiole,
penyebaran melalui dinding ke serosa atau lemak perirektum. canal of hering =duktulus periportal, duktus hepatika, duktus koledokus, dan duktus
- Stage C Dukes : Penyebaran limfatik ke nodul limfa mesenterik, nodua limfe lokal, sistikus.
dan nodus limfe apikal.
Lihat kedalaman invasi. Skarang lebih digunakan sistem TNM. Dukes sudah tidak banyak OBSTRUKSI BILIER
digunakan lagi. Mekanisme hepatobilier :
- Jaundice obstruktif intrahepatik à kerusakan hepatoselular atau obstruksi kanalikuli
Perkembangan kanker kolon: bilier à penurunan kemampuan hati menghasilkan bilirubin à hiperbilirubinemia
Peristiwa epigenetik, aktivasi proto-onkogen, inaktivasi gen supresor tumor à induksi terkonjugasi dan tak terkonjugasi à deposisi bilirubin pada jaringan (jaundice)
mutasi somatik sel normal melalui kimia, virus, radiasi à sel terinisiasi (terjadi ekspansi - Jaundice obstruktif ekstrahepatik à obstruksi duktus bilier (cholestasis) à feses yang
klonal) à lesi preneoplastik (terjadi perubahan genetik) à tumor jinak (terjadi perubahan berwarna muda, bilirubin terkonjugasi diakumulasi pada hati dan masuk dalam aliran
genetik) à tumor ganas (terjadi invasi, perubahan genetik lagi) à kanker klinis. darah à hiperbilirubinemia terkonjugasi à peningkatan ekskresi bilirubin pada urin
dan deposisi bilirubin pada jaringan (jaundice)
Jenis-jenis karsinoma:
 Karsinoma sel cincin (signet ring cell ca ) Mekanisme hematologis :
 Adenokarsinoma berlendir - Jaundice hemolitik à lisis berlebihan pada sel darah merah à hepatosis tidak dapat
 Karsinoma sel skuamosa melakukan konjugasu dan menghasilkan bilirubin secepat sevelumnya, sehingga
 Karsinoma adeno – skuamosa bilirubin masuk dalam aliran darah à hiperbilirubinemia tak terkonjugasi à deposisi
 Karsinoma tanpa klasifikasi bilirubin pada jaringan (jaundice).
 Melano – karsinoma : rektum anus
Gambaran makroskopik antara lain terdapat adanya polip (menunjukkan adanya SIROSIS HATI
obstruksi), tonjolan bertukak (darah dan lender), dan datar (terdapat penebalan dan Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir
pengerasan dinding usus). fibrosis, berjalan progresif, difus, ditandai dengan distorsi akhir hepar dan pembentukan
nodulus regeneratif, terjadi akibat nekrosis hepatoseluler. Penyebabnya sebagian besar
HATI penyakit hati alkoholik maupun infeksi virus kronik.
Hati normal berisi intertisial kolagen (I,III dan IV) pada portal dan sekitar vena
Hati adalah alat tubuh terbesar dengan berat 1200-1600 gram. Hati menempati centralis, dan sedikit sekitar parenkim hati. Serat retikulin yang longgar berada pada celah
seluruh bagian atas kanan rongga abdomen dengan lobus kanan 3/5, lobus kiri 3/10, lobus Disse. Pada sirosis, tipe I dan II terkumpul pada lobus sehingga sel endotel kehilangan
caudatus dan quadratus 1/10 bagian. fenestrasinya à pertukaran larutan antara plasma dan hepatosit berlangsung lambat,
Hati memiliki sel epitel yang berfungsi melakukan metabolisme karbohidrat, memerlukan tekanan tinggi à gangguan dalam pergerakan protein (albumin, factor
protein, lemak; sebagai tempat penyimpanan glikogen, protein, lemat, vitamin; pembekuan darah, lipoprotein) antara hepatosit dan plasma.
mensekresi glukosa, protein, enzim, empedu, faktor koagulasi; dan melakukan proses Kelebihan jmlah kolagen akibat sl stelata yang berisi lemak di perisinusoid à
detoksifikasi. Sedangkan sel Kupffer hati berperan dalam penghancuran Hb menjadi aktivasi à transformasi menjadi sel seperti miofibroblas. Hal ini distimulasi oleh:
bilirubin; pembentukan gamma globulin dan antibodi, fagositosis mikroorganisme, dan 1. Inflamasi kronik à menghasilkan sitokin spt: TNF, lymphotoksin, IL1
pigmen. 2. Kerusakan sel (Sel kupfer, endotel, hepatosit, dan sel epitel duktus sal.
Empedu) à sitokin

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


3. Disrupsi ECM Jenis : karsinoma sel hati, cholangiocarcinoma, hepato cholangio carcinoma
4. Toksin à stimulasi sel stelata secara langsung. Karsinogenesis : sirosis, parasit, virus B, C, B dan D, myco-aflatoxin.
Secara klinis, dibagi menjadi
 sirosis kompensata (belum ada gejala klinis yang nyata, diagnosis sulit ditegakan GALL BLADDER CHOLELITHIASIS
pada kompensata sempurna à merupakan kelanjutan hepatitis kronik), Faktor risiko penyakit ini antara lain wanita, lemak, usia 40 tahun, fertil. Penyakit ini
ditemukan pada pemeriksaan rutin,kematian akibat sebab lain, dapat berlanjut memiliki beberapa tipe seperti batu kolesterol, batu pigmen, atau campuran. Sedangkan
menjadi gagal hati, hipertensi portalà perdarahan esofagus komplikasi yang dapat terjadi adalah kolesistitis, jaundice obstruktif, abses hati,
 sirosis dekompensata (ditandai gejala dan tanda yang jelas) pankreatitis, dan karsinoma. Patologinya normal, terdapat hipertrofi muskular, hilangnya
Secara konvensional, dibagi menjadi lipatan papiler mukosa, inflamasi, dan kista.
 makronodular / pasca nekrosis (nodul >3mm)
Lobus normal pada nodul yang besar, terbentuk skar fibrosa pada 3 atau lebih CHOLECYSTITIS
portal.Regenerasi ditandai oleh sel besar. Cholecystitis akut dibedakan menjadi akut dan kronik. Yang akut terdapat
Dalam keadaan normal sel stelata menjaga keseimbangan pembentukan matriks empiema (einfeksi E.coli, Klebsiella), gangren yang biasanya disebabkan etiologi yang
eekstraseluler dan proses degradasi. Paparan factor yang berlangsung terus iskemik, dan perforasi. Sedangkan yang kronik terdapat acalculous cholecystitis,
menerus ( hepatitits virus,) à nekrosis periportal, bridging necrosis, à stelata cholecystitis emfisema (gas pada lumen), xanthogranulomatosa, kantung empedu
menjadi sel yang membentuk kolagen à perubahan keseimbangan àfibrosis porcelain (kalsifikasi distrofi pada mukosa).
periportal à fibrosis berjalan terus à hubungan septa fibrosis antara lobus Pada kebanyakan kasus, gejala jenis yang kronik adalah indigesti yang tidak jelas,
(bridging fibrosis) à fibrosis berkelanjutan, kerusakan hepatosit à sirosis dengan intoleransi makanan berlemak, dan nyeri hipokondrial kanan yang tidak jelas, dan pada
septa fibrosis dan nodul regenerative à sirosis makronodular beberapa kasus terdapat riwayat serangan akut. Gambaran histologisnya antara lain
* hepatitis virus, intoksikasi, peny. Wilson penebalan dinding dan fibrosis, infiltrasi inflamasi kronik, hipertrofi serat otot, pulsion
 mikronodular (nodul<3mm) diverticulum (Aschoff Rokitansky sinus)
septa regular, nodul kecil regenerasi, setiap lobus. Disebabkan terganggunya
kapasitas u/ tumbuh kembali c:/ alkoholisme, malnutrisi, usia tua, anemia. NEOPLASMA
* kekurangan gizi, alkoholisme, hemokromatosis, sumbatan saluran bilier (sirosis Pada neoplasma jinak terdapat polip mukosa : polip kolesterol, polip inflamasi,
bilier) polip adenomatosa. Neoplasma mesenkimal jarang terjadi.
 campuran mikro dan makronodular Karsinoma atau tumor ganas memiliki faktor predisposisi batu empedu dan
Regenerasi sirosis mikronodular menyebabkan tampilan spt makronodular kantung empedu porcelain. Sarkoma dan karsinosarkoma adalah sekitar 1,5% dari tumor
Komplikasi : penyebab kematian pada sirosis adalah : kegagalan hati, komplikasi akibat kantung empedu ganas. Sedangkan limfoma malignum sangat jarang terjadi.
hipertensi portal, pembentukan ca. hepatoseluler.
PANKREAS
Makronodul (postnekrotik) : PANKREATITIS AKUT
Mikronoduler : Etiologi terjadinya pankreatitis akut antara lain:
Sirosis kardiak : bendungan, fibrosis sentral o Obstruksi saluran empedu
Sirosis bilier : primer (intra hepatic), sekunder (ekstra hepatik) o Refluks empedu
o Intoksikasi akut alkohol
KARSINOMA HATI o Insufisiensi vaskular akut

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina


o Infeksi virus Mumps NB: Asinus adalah kelompok sel-sel eksokrin yang membentuk bangunan mirip anggur.
Gambaran klinis pancreatitis akut: Asinus adalah bentuk tunggalnya, bentuk jamaknya adalah asini.
 Nyeri perut parah yang tiba-tiba
 Nausea, muntah KARSINOMA PANKREAS
 Klinis yang memburuk dengan cepat Karsinoma pankreas biasanya jarang terjadi pada wanita, tetapi tetap tidak menutup
 Syok kemungkinan penyakit ini menyerang wanita. Adapun penyebab dari karsinoma pankreas
adalah merokok, diabetes melitus, pankreatitis familial. Patologinya antara lain
PANKREATITIS KRONIK adenokarsinoma, stroma desmoplastik, lokasi, dan paling banyak terjadi pada bagian
Etiologi terjadinya pankreatitis kronik adalah: kapus pankreas. Karsinoma jenis ini dapat bermetastasi ke hati secara hematogen dan
o Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dan kronik (terus-menerus) secara limfogen ke nodus kelenjar getah bening.
o Pankreatitis familial
o Obstruksi yang lama pada duktus pankreas
o Jaringan parut setelah pankreatitis akut
o Konsumsi lemak
Gambaran klinis yang ditemukan adalah nyeri abdomen atas dan nyeri tulang belakang
serta turunnya berat badan.
Patologi pankreatitis kronik adalah fibrosis.
Mekanisme pankreatitis kronik:
 Proses penyakit ini dimulai dalam duktulus yang lebih halus dan asinus yang
terkait
 Penyumbat (plak) yang kaya protein tampak dalam duktulus
 Duktulus dan asinus jadi berdilatasi di belakang protein yang mengobstruksi.
Selain itu terdapat nekrosis pada epitel duktus tempat terjadinya obstruksi. Epitel
asinus juga menjadi kubik rendah
 Epitel berdegenerasi dan menghilang. Asinus kemudian mengalami atrofi dan
kolaps. Tampak adanya infiltrasi sel-sel bulat di sekitar unt kelenjar yang
berdegenerasi.
 Jaringan kelenjar digantikan oleh fibrosis (jaringan parut)
 Semakin banyak protein plak terbentuk, beberapa terdapat dalam duktus yang
lebih besar. Obstruksi ini dapat menimbulkan terbentuknya kista-kista.
 Dilatasi kista pada epitel duktus, biasanya atrofi atau tidak komplit. Duktus kecil
mungkin mengalami hiperplasia reaktif (hal ini menyeruoai karsinoma pada
biopsi). Bisa juga terdapat protein plak eosinofilik.
 Pada akhirnya sejumlah besar jaringan eksokrin pun hancur.

By Biro Akademik dan Profesi FSI Ibnu Sina

Anda mungkin juga menyukai