Anda di halaman 1dari 30

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI I

SIKLUS KONVERSI

Modul Tatap Muka ke 11 dan 12

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi

JAKARTA
2008
2

PERUSAHAAN KELAS-DUNIA

Perusahaan kelas-dunia adalah suatu perusahaan yang telah mencapai


standar tinggi dan telah menjalani perubahan-perubahan mendasar dari bentuk
organisasi dan manajemen tradisional. Jenis perusahaan ini secara terus-menerus
melakukan peningkatan di semua aspek kegiatan operasinya, termasuk prosedur
manufakturnya. Mari kita pelajari sebagai karakteristik yang membedakan
perusahaan manufaktur kelas-dunia dari perusahaan-perusahaan tradisional.
Suatu perusahaan kelas dunia secara menguntungkan memenuhi kebutuhan
pelanggannya. Tujuannya tidak sekadar memuaskan pelanggan tetapi secara positif
menyenangkan mereka. lni bukan sesuatu yang dapat dilakukan sekali saja dan
kemuclian dilupakan. Dengan para pesaing yang secara agresif mencari cara-cara
baru untuk meningkatkan pangsa pasar, perusahaan kelas-dunia harus terus
memuaskan para pelanggannya.
Filosofi kepuasan pelanggan meresapi perusahaan-perusahaan kelas dunia.
Semua kegiatannya, dari akuisisi bahan baku sampai penjualan barang jadi,
membentuk "rantai pelanggan". Setiap aktivitas didedikasikan untuk melayani
pelanggannya, yaitu aktivitas selanjutnya dalam proses tersebut. Pelanggan yang
membayar terakhir adalah yang terakhir dari rantai tersebut.
Pencapaian status kelas-dunia membawa implikasi yang signifikan bagi
akuntansi dan sistem informasi akuntansi. lnformasi tradisional yang dihasilkan di
bawah teknik akuntansi konvensional tidak memadai untuk mendukung kebutuhan
perusahaan kelas-dunia. Perusahaan-perusahan ini memerlukan metode akuntansi
yang baru dan sistem informasi baru juga, yang:
1. Menunjukkan apa yang penting bagi para pelanggan (seperti misalnya kualitas
dan jasa).
2. Mengidentifikasi produk-produk yang menguntungkan.
3. Mengidentifikasi para pelanggan yang menguntungkan.
4. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan operasi dan produk.
5. Mendukung penggunaan aktivitas dan proses yang menambah nilai di dalam
organisasi dan mengidentifikasi mana yang tidak menambah nilai.
6. Secara efisien mendukung pemakai majemuk dari informasi keuangan dan non-
keuangan.
LlNGKUNGAN MANUFAKTUR TRADISIONAL

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
3

Siklus konversi tradisional terdiri atas dua sub sistem: sistem produksi dan
sistem akuntansi biaya. Sistem produksi melibatkan perencanaan, penjadwalan, dan
kontrol produk fisik melalui proses manufaktur. Dalam hal ini termasuk juga
menentukan kebutuhan bahan baku, otorisasi pelepasan bahan baku ke produksi
dan pekerjaan yang harus dilakukan, serta mengarahkan pergerakan WIP ke
berbagai tahap proses manufaktur. Sistem akuntansi biaya mengawasi arus
informasi biaya yang berkaitan dengan produksi. Informasi yang dihasilkan oleh
sistem ini digunakan untuk penilaian persediaan, penganggaran, kontrol biaya,
pelaporan kinerja, dan keputusan-keputusan manajemen seperti keputusan
"membuat-atau membeli.

SISTEM PRODUKSI
suatu perusahaan akan menerapkan satu dari metode produksi berikut ini:
Proses berkelanjutan menciptakan produk yang homogen melalui serangkaian
prosedur standar yang berkelanjutan. Semen dan petrokimia diproduksi dengan
metode manufaktur ini. Biasanya, menurut pendekatan ini perusahaan berusaha
untuk memelinara persediaan barang jadi pada tingkat yang dibutuhkan untuk
memenuhi harapan penjualan yang ditetapkan.
Pemrosesan batch menghasilkan kelompok-kelompok (batch) produk yang
terpisah. Setiap item dalam batch adalah samaa, membutuhkan bahan baku dan
operasi yang sama. Untuk menjustifikasi biaya perencanaan dan menyusun kembali
peralatan untuk menjalankan setiap batCh, jumlah item dalam batch biasanya besar.
Pemrosesan membuat-untuk-pesanan melibatkan pabrikasi produk-produk
terpisah sesuai dengan spesifikasi pelanggan. Proses ini dimulai oleh pesanan
penjualan dan bukannya oleh tingkat persediaan yang menipis. .
Prosedur aktual yang membentuk sistem produksi ini bervariasi sesuai
dengan metode manufaktur yang digunakan. Diskusi berikut ini akan terfokus pada
sistem pemrosesan batch. Sistem ini menentukan di muka kuantitas dan jenis yang
pasti dari input bahan baku, juga kegiatan operasi fisik yang diperlukan untuk
memproduksi setiap batch.

Dokumen dalam Sistem Pemrosesan Batch


Mari mulai studi kita tentang sistem pemrosesan batch dengan mengkaji

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
4

dokumen-dokumen yang menggerakkan dan mendukung kegiatan pemrosesan


batch. Dokumen-dokumen yang paling umum dijelaskan secara singkat di bawah ini.

1. Taksiran penjualan (sales forecast) menunjukkan permintaan yang diharapkan


untuk barang jadi perusahaan atau untuk periode tertentu. Fungsi pemasaran
biasanya memproduksi taksiran penjualan tahunan menurut produk.

2. Jadwal produksi adalah perencanaan formal dan otorisasi untuk memulai


produksi. Dokumen ini menjelaskan produk spesifik yang dibuat, kuantitas yang
diproduksi dalam setiap batch, dan jadwal proses manufaktur untuk memulai dan
menyelesaikan produksi. Gambar 7-2 berisi contoh-contoh dari suatu jadwal
produksi.

Gambar 7.2 Jadwal Produksi


ABC COMPANY JADWAL PRODUKSI JANUARI 2001
Operasi #1 Operasi #2 Operasi #3
No.Bat Kuant.U Seles Seles Seles
Mulai Mulai Mulai
ch nit ai ai ai
1/23/0
1237 800 1/2/011/5/01 . 1/8/01
1
1/15/0 1/16/0 1/18/0
1567 560 1/3/011/8/011/9/01
1 1 1
1/10/0
1679 450 1/2/011/5/011/8/01
1
1/10/0 1/11/0 1/15/0 1/16/0 1/23/0
4567 650 1/5/01
1 1 1 1 1
5673 1000 . . . . . .
. . . . . . . .
. . . . . . . .

3. Tagihan bahan baku (bill of material -- BOM) , adalah sebuah contoh yang
diilustrasikan dalam Gambar 7-3, menspesifikasi jenis dan kuantitas bahan baku
dan bahan perakitan yang digunakan dalam memproduksi satu unit barang jadi.
Kebutuhan bahan baku untuk seluruh batch ditentukan dengan mengalikan BOM
dengan jumlah item dalam batch.
4. Kertas rute (route sheet), digambarkan dalam Gambar 7-4, menunjukkan jalan
produksi untuk sekelompok produk tertentu selama proses manufaktur. Ini secara
konseptual serupa dengan BOM. Jika BOM menspesifikasi. kebutuhan bahan
baku, kertas rule menunjukkan urutan operasi (mesin atau perakitan) dan waktu
standar yang dialokasikan ke setiap pekerjaan.
5. Pesanan pekerjaan (work order) atau pesanan produksi diambil, dari BOM dan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
5

kertas rule untuk menspesifikasi bahan baku dan produksi (proses mesin atau
perakitan) untuk setiap batch. Ini semua, bersama dengan tiket untuk bergerak,
memulai proses manufaktur di departemen produksi. Gambar 7-5 menampilkan
pesanan pekerjaan.

KERTAS RUTE
PRODUK
MESIN TR6
2500 CC
Waktu/Unit
Pusat Oper Standar
Keterangan
Kerja asi Persiap
Proses
an
Penggilingan balok kayu
101 1a 0,6 1,6
dan men-cocokkan kayu
Membersihkan balok kayu
153 4a dan mencocokkan poros 0,3 1,5
mesin
Mencocokkan piston dan
154 1 0,1 b,7
daya tahan
Mencocokkan pompa air,
pompa bahan bakar,
340 2 0,1 1,4
pompa minyak, dan kepala
silinder

6. Tiket untuk bergerak (move tickets), ditampilkan dalam Gambar 7-6, mencatat
pekerjaan yang dilakukan untuk setiap pusat pekerjaan dan mengotorisasi
pergerakan pekerjaan atau batch dari satu pusat kerja ke pusat kerja lainnya.
7. Permintaan bahan baku (material requisition) mengotorisasi penjaga ruang
penyimpanan untuk melepaskan bahan baku (dan bahan perakitan lainnya)
kepada individu atau pusat kerja dalam proses produksi. Dokumen ini biasanya
men-spesifikasi hanya kuantitas standar. Kebutuhan bahan baku yang lebih dari
jumlah standar memerlukan permintaan terpisah yang dapat diidentifikasi secara
eksplisit sebagai kelebihan permintaan bahan baku.

Gambar 7.5 Pesanan Pekerjaan


PESANAN PEKERJAAN
NAMA SUKU CADANG: Drawing #
MESIN CRANK SHAFT CS-87622
BAHAN BAKU:
CRANK CASTING
Pus Oper Keterangan Waktu/Unit Pro Unit Unit Inspe
at asi Standar ses Sele Sisa ksi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
6

Kerj Persia Pros Aktu


sai #
a pan es al
Draw castings
184 21 - 2,2 2,5 100 0
from stores
Turn journals
and main
186 23 2,3 14,9 16,0 99 1
bearings per
specs
32,0
156 01 Balance crank 4,0 21,5 99 0 '
0
. . . . . . . . .
. . . . . . . . ,

Proses Produksi Batch


Flowchart yang ditampilkan Gambar 7-8 mengilustrasikan arus informasi
melalui sistem produksi batch tipikal. Fungsi dan inter-relasi di antara tiap tahap
dalam sistem produksi diterangkan secara singkat. Pertama, mari kita lihat tahap
perencanaan produksi dan kontrol dalam sistem tersebut. Tahap ini melibatkan dua
prosedur : spesifikasi bahan baku dan kebdtuhan operasi serta jadwal produksi.
Ketika memproduksi batch non-standar atau produk pesanan, spesifikasi
bahan baku dan kebutuhan operasi dapat cukup terlibat karena dibutuhkannya
analisis yang rind untuk menyiapkan BOM dan kertas rute. Namun demikian, untuk
produk-produk standar, BOM dan kertas rute dapat disiapkan di muka dan disimpan.
Petugas administrasi dapat mengambilnya ketika dibutuhkan di file BOM dan kertas
rute sehingga mengurangi kompleksitas tahap ini dalam proses produksi. .
Prosedur kedua yang dilakukan di bawah tahap perencanaan dan kontrol
adalah jadwal produksi. Jadwal produksi disiapkan petugas jadwal produksi dan
didasarkan Pada informasi yang disediakan oleh BOM dan kertas rute. Petugas
jadwal ini juga menyiapkan pesanan pekerjaan, tiket untuk bergerak, dan perminta-
an bahan baku untuk setiap batch dalam menjalankan produksi.
Tahap manufaktur dimulai ketika para pekerja mendapatkan bahan baku dari
ruang penyimpanan, ditukar dengan permintaan bahan baku. Bahan baku ini, juga
peralatan mesin dan tenaga kerja yang diperlukan untuk memanufaktur produk,
diterapkap sesuai dengan pesanan pekerjaan. Ketika pekerjaan ini selesai,
supervisor atau pihak yang mendapat otoritas lainnya mengisi dan menandatangani
tiket untuk bergerak untuk pusat kerja tersebut. Tiket untuk bergerak lengkap
mengotorisasi suatu batch untuk bergerak ke pusat kerja selanjutnya. Sebagai bukti
bahwa tahap produksi ini sudah selesai, satu salinan dari tiket untuk bergerak dikirim

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
7

kembali ke bagian perencanaan dan kontrol produksi untuk memperbarui file


pesanan kerja terbuka (open work order file). Ketika menerima tiket untuk bergerak
yang terakhir, file pesanan pekerjaan terbuka ditutup. Produk jadi tersebut, bersama
dengan satu salinan pesanan pekerjaan dikirim ke gudang barang jadi. Satu salinan
pesanan pekerjaann juga dikirim ke bagian kontrol persediaan untuk memperbarui
catalan persediaan barang jadi.
Tahap yang tersisa dari sistem produksi adalah kontrol persediaan, yang
memiliki tiga fungsi utama dalam proses produksi. Pertama, sistem ini
menggerakkan seluruh proses dengan menyediakan perencanaan dan kontrol
produksi dengan sebuah laporan status persediaan bahan baku dan barangjadi.
Kedua, personel kontrol persediaan secara kontinu terlibat dalam memperbarui
catalan persediaan bahan baku yang informasinya didapat dari permintaan bahan
baku, permintaan kelebihan bahan baku, dan tiket pengembalian bahan baku.
Akhimya, ketika menerima pesanan pekerjaan dari pusat pekerjaan terakhir, kontrol
persediaan mencatat produksi yang selesai dalam catatan persediaan barang jadi.

MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)


Tujuan kontrol persediaan adalah meminimalkan total biaya persediaan
sambil memastikan bahwa persediaan cukup memenuhi permintaan saat ini. Model
persedia-an yang digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah membantu menjawab
dua pertanyaan fundamental berikut ini:
1. Kapan sebaiknya persediaan dibeli?
2. Berapa banyak persediaan yang harus dibeli?
Model persediaan yang paling sederhana dan umum digunakan adalah
model economic order quantity (EOQ). Asumsinya adalah:
1. Permintaan produk konstan dan diketahui dengan pasti.
2. Waktu tunggu (lead time)-- waktu antara menempatkan pesanan persediaan
dan waktu tiba pesanan tersebut-- diketahui dan konstan.
3. Semua pesanan persediaan tiba dalam waktu yang samaa.
4. Total biaya penempatan pesanan per tahun bervariasi, dan menurun ketika
jumlah pesanan meningkat.
5. Total biaya penyimpanan persediaan (carrying cost) per tahun bervariasi dan
meningkat ketika jumlah pesanan meningkat.
6. Tidak ada diskon kuantitas. Oleh karena itu, total harga pembelian

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
8

persediaan untuk tahun tersebut konstan.

Tujuan model EOQ adalah mengurangi biaya persediaan. Parameter yang


signifikan dalam model ini adalah biaya penyimpanan dan biaya pemesanan.
Gambar 7-9 mengilustrasikan relasi antara biaya-biaya ini dan jumlah pesanan.
Ketika kuantitas pesanan meningkat, jumlah peristiwa pemesanan menurun,
menyebabkan biaya total pemesanan tahunan menurun. Namun demikian, ketika
kuantitas pesanan menurun, rata-rata persediaan di tangan meningkat,
menyebabkan biaya total penyim-panan. persediaan tahunan meningkat. Karena
harga pembelian persediaan konstan (Asumsi 6), kita meminimalkan biaya
persediaan dengan meminimalkan total biaya penyimpanan dan total biaya pesanan.
Titik di mana terletak kurva kombinasi total biaya tersebut diminimalkan adalah
interseksi antara kurva biaya pemesanan dan kurva biaya penyimpanan. Inilah yang
disebut dengan kuantitas pesanan ekonomis (EOQ).
Asumsi bahwa model EOQ menghasilkan pola pemakaian persediaan
gigi gergaji diilustrasikan dalam Gambar 7-10. Nilai untuk Q dan ROP dihitung
terpisah untuk setiap jenis item persediaan. Setiap kali persediaan dikurangi oleh
penjualan atau digunakan dalam produksi, kuantitas di tangan yang baru (quantity
on hand-QOH) dibandingkan dengan ROPnya. Ketika QOH = ROP, satu pesanan
dilakukan untuk sejumlah Q. Dalam contoh kita, persediaan jatuh menjadi 40 unit,
pesanan perusahaan 346 unit.

Gambar 7.10 Pemakaian Persediaan


Permikntaan Harian
Q Siklus persediaan

Tingkat
persediaan

Tkt pemesanan
kembali, TKP

Waktu (hari)
Waktu Tunggu

Jika parameter d dan I stabil, perusahaan akan menerima pesanan


persediaan ketika QOH mencapai titik nol. Namun demikian, jika salah satu atau
kedua parameter bervariasi, maka tambahan persediaan yang disebut persediaan
pengaman (safety stock) harus ditambahkan ke titik pemesanan kembali untuk

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
9

menghindari kondisi kehabisan persediaan yang tidak diantisipasi. Gambar 7-11


menunjukkan tambahan 10 unit dari persediaan pengaman yang membawa
pemsahaan melalui waktu tunggu yang dapat bervariasi dari 8 sampai 10 hari. Titik
pemesanan kembali yqng baru adalah 50 unit. Kehabisan persediaan menyebabkan
hilangnya penjualan atau pemesanan kembali (back orders). Suatu pemesanan
kembali adalah pesanan pelanggan yang tidak dapat dipenuhi kayena habisnya
persediaan dan akan tetap tidak terisi sampai pemasok menerima stok penggantinya
(replenishment stock).
Ketika pemakaian persediaan organisasi dan pola pengirimannya berbeda
secara signifikan dari asumsi-asumsi model EOQ, model-model yang lebih canggih
seperti back-order quantity model (model kuantitas pemesanan kembali) dan
production order quantity model (model kuantitas pesanan produksi) dapat
digunakan. Namun demikian, diskusi tentang model-model ini beradadi luar ruang
lingkup teks ini.

SISTEM AKUNTANSI BIAYA


Proses akuntansi biaya untuk produksi dimulai ketika departemen perencana-
an dan kontrol produksi mengirimkan satu salinan pesanan kerja orisinal ke
departemen akuntansi biaya. Petugasnya membatu catatan biaya yang baru untuk
batch yang sedang mulai diproduksi dan menyimpannya dalam file WIP (work-in-
process file). File ini ber-tindak sebagai buku besar pembantu untuk akun kontrol
WIP dalam buku besar umum.
Ketika bahan baku dan tenaga kerja ditambah di seluruh proses produksi,
dokumen-dokumen yang mencerminkan mengalir ke departemen akuntansi biaya.
Bagian kontrol persediaan salinan-salinan permintaan bahan baku, permintaan
kelebihan bahan baku, dan tiket pengembalian bahan baku. Berbagai pusat kerja
me-ngirimkan job ticket dan tiket untuk bergerak yang sudah dilengkapi (completed
move tickets). Dokumen-dokumen ini, bersama dengan standar-standar dari file
biaya standar, memampukan petugas administrasi akuntansi biaya untuk
memperbarui akun-akun WIP yang dipengaruhi oleh pembebanan biaya standar ke
tenaga kerja langsung, bahan baku, dan overhead manufaktur (manufacturing
overhead MOH).
Penerimaan tiket untuk bergerak terakhir dari sua!u batch menunjukkan
selesainya suatu proses produksi. Pada titik ini, petugas administrasinya memindah-

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
10

kan kertOas kerja biaya (cost sheet) dari file WIP. Hal ini mewakili transfer produk
dari persediaan WIP ke persediaan barang jadi (finished good-Fe). Secara berkala,
rangkuman informasi tentang pembebanan (debit) ke WIP, pengurangan (kredit) WIP,
dan varian-varian dicatat dalam sebuah voucher jurnal dan dikirim ke departemen
buku besar umum untuk diposkan ke akun kontrol.
KONTROL DALAM LINGKUNGAN TRADISIONAL
Ingat kembali penjelasan dalam bab sebelumnya tentang enam kelompok
umum kegiatan kontrol internal: otorisasi transaksi, pemisahan tugas, supervisi,
kontrol akses, catatan akuntansi, dan verifikasi independen. Kontrol tertentu ketika
diterapkan dalam siklus konversi dirangkumkan dalam Tabel7-1 dan penjelasan lebih
lanjut di bawah ini.

Tabel 7-1 Rangkuman Kontrol untuk Siklus Konversi

Kelas Kontrol Titik Kontrol dalam Sistem


Otorisasi Pesanan pekerjaan, tiket untuk bergerak,
transaksi dan permintaan bahan baku.
Pemisahan tugas 1. Kootrol persediaan terpisah dari
pengawasan persediaan bahan baku dan
barang jadi.
2. Akuntansi biaya terpisah dari pusat-pusat
kerja.
3. Buku besar umum terpisah dari fungsi
akuntansi.
Supervisi Supervisi mengawasi pemakaian bahan
baku dan pencatatan waktu.
Akses Akses fisik terbatas untuk barang jadi,
persediaan bahan baku, dan proses
produksi. Menggunakan prosedur formal dan
dokumen-dokumen untuk melepaskan bahan
baku ke produksi.
Catalan File pesanan pekerjaan, kertas kerja biaya,
akuntansi tiket untuk bergerak, job ticket, permintaan
bahan baku, catalan WIP, dan persediaan
barang jadi.
Verifikasi Fungsi akuntansi biaya merekonsiliasikan
independen semua biaya produksi. Buku besar umum
merekonsiliasikan keseluruhan sistem.

Otorisasi Transaksi
Berikut ini penjelasan prosedur otorisasi transaksi dalam siklus konversi.

1. Dalam lingkungan manufaktur tradisional, kegiatan produksi diotorisasi oleh

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
11

bagian perencanaan dan kontrol produksi via pesanan pekerjaan formal.


Dokumen ini mencerminkan kebutuhan produksi.

2. Tiket untuk bergerak ditandatangani oleh supervisor di setiap pusat kerja, meng-
otorisasi kegiatan untuk setiap batch dan untuk pergerakan produk melalui ber-
bagai pusat kerja.

3. Permintaan bahan baku dan permintaan kelebihan bahan baku mengotorisasi


petugas gudang untuk melepaskan bahan baku ke pusat-pusat kerja.

Pemisahan Tugas

Salah satu tujuan prosedur kontrol ini adalah memisahkan tugas otorisasi transaksi
dan pemrosesan transaksi. Akibatnya, departemen perencanaan produksi dan
kontrol secara organisasi terpisah dari pusat-pusat kerja. Tujuan kontrollainnya
adalah memisahkan tugas pembukuan dari pengawasan aktiva. Pemisahan ini
menerapkan hal-hal berikut:
1. Bagian kontrol persediaan memelihara catatan akuntansi untuk persediaan bahan
baku dan barang jadi. Kegiatan ini dilakukan terpisah dari gudang bahan baku dan
dari fungsi gudang barang jadi, yang mengawasi aktiva-aktiva tersebut.
2. Dengan cara yang samaa, fungsi akuntansi biaya menghitung WIP dan harus
dipisahkan dari pusat-pusat kerja dalam proses produksi.
Akhirnya, untuk mempertahankan fungsi buku besar umum yang independen
sebagai suatu langkah verifikasi, departemen buku besar umum harus terpisah dari
departemen yang mencatat akun buku besar pembantu. Oleh karena itu,
departemen buku besar umum secara organisasi dipisahkan dari departemen kontrol
persediaan dan akuntansi biaya.
Supervisi
Prosedur supervisi berikut ini diterapkan ke siklus konversi:
1. Para supervisor dalam pusat-pusat kerja mengawasi pemakaian bahan baku
dalam proses produksi.
2. Penggunaan biaya standar menjadi suatu kontrol akses. Dengan menspesifikasi
jumlah bahan baku dan tenaga kerja yang diotorisasi untuk setiap produk,
perusahaan membatasi akses yang tidak diotorisasi ke sumber daya tersebut.
Akses Tidak Langsung ke Aktiva. Aktiva-aktiva, seperti kas dan
persediaan, dapat dimanipulasi melalui akses ke dokumen sumber yang
mengontrol mereka. Dalam siklus konversi, dokumen-dokumen kritikal antara lain

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
12

adalah permintaan bahan baku, permintaan kelebihan bahan baku, dan time card
pegawai.
Catatan Akuntansi
Seperti yang telah kita lihat di bab sebelumnya, tujuan dari teknik-teknik
kontrol ini adalah membangun suatu jejak audit untuk setiap transaksi. Dalam siklus
konversi hal ini dilakukan, melalui penggunaan pesanan pekerjaan, kertas kerja
biaya, tiket untuk bergerak, job ticket, permintaan bahan baku, file WIP, dan file
persediaan barang jadi. Dengan dokumen sumber yang sudah diberi nomor
sebelumnya dan mereferensi ini dalam catalan WIP, suatu perusahaan dapat
menelusuri setiap item persediaan barang jadi kembali ke sumbernya melalui proses
produksi. Hal ini renting untuk mendeteksi kesalahan dalam produksi dan
pembukuan, melokasikan batch yang "hilang" dalam produksi, dan melakukan audit
periodik.

Verifikasi Independen
Langkah-Iangkah verHikasi dalam siklus konversi dilakukan sebagai berikut:
1. Departemen akuntansi biaya merekonsiliasikan pemakaian bahan baku dan
tenaga kerja dari permintaan bahan baku dan job ticket dengan standar yang telah
ditetapkan.
2. Departemen buku besar umum juga menjalankan fungsi verifikasi yang renting
dengan mencek total pergerakan produk dari WIP ke barang jadi.
3. Akhirnya, auditor internal dan eksternal secara periodik memverifikasi persediaan
bahan baku dan barang jadi di tangan melalui perhitungan risiko mereka
membandingkan kuantitas aktual dengan catatan persediaan dan melakuan
penyesuaian catatan, jika perlu.

REORGANISASI FISIK UNTUK FASILITAS PRODUKSI


Proses manufaktur tradisional cenderung berevolusi sedikit demi sedikit
selama bertahun. tahun ke urutan kegiatan yang menyerupai ular. Produk-produk
bergerak maju mundur melintasi lantai-lantai toko, serta ke atas dan ke bawah
melalui kegiatan-kegiatan yang berbeda.
Suatu sistem manufaktur yang fleksibel merupakan sistem yang sederhana.
Gambar 7-15 mengilustrasikan gagasan ini. Sistem produksi yang fleksibel diorgani-
sasi ke dalam arus-arus. Mesin-mesin yang dikontrol secara komputer, robot-robot,
dan pekerjaan manual yang membentuk arus kegiatan dikelompokkan bersama

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
13

secara fisik ke unit-unit pabrik yang disebut sel. Pengaturan ini memperpendek jarak
fisik di antara kegiatan, karenanya mengurangi biaya persiapan dan waktu
pemrosesan, serta biaya penyimpanan dan persediaan dalam arus tersebut.

Gambar 7.15 Sistem Produksi Fleksibel

Sel lembar Sel Sel Mesin


Sel Mesin
Besi Pengelasan Penyelesaian

Kantor
Penerimaan
Administrasi
Sub
Perakitan
Perakitan
Pengiriman Tes
Akhir

OTOMATIS PROSES MANUFAKTUR


Otomatisasi adalah Jantung dari lingkungan manufaktur yang berfungsi baik.
Dengan mengganti tenaga kerja dengan otomatisasi, sebuah perusahaan dapat lebih
efisien dan karenanya lebih kompetitif. Otomatisasi dapat memberi kontribusi
langsung ke karakteristik operasional lainnya dari pengurangan persediaan dan
peningkatan kualitas. Namun demikian, penyebaran otomatisasi di antara
perusahaan manufaktur AS bervariasi. Gambar 7-16 menampilkan otomatisasi
sebagai suatu kontinum dengan model manufaktur tradisional pada ujung yang satu
dan model manufaktur yang seluruhnya diintegrasikan dengan komputer pada ujung
lainnya.

Gambar 7.16 Kontinum Otomatisasi

Tradisional Pulau Proses Manufaktur


Teknologi Simplikasi Komputer
(JIT) Integritas
Progresi Otomatisasi Menuju Status Kelas Dunia
Manufaktur Tradisional

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
14

Lingkungan manufaktur tradisional terdiri atas sejumlah jenis mesin yang


berbeda, di mana tiap mesin dikontrol olah satu operator. Karena mesin-mesin ini
membutuhkan waktu persiapan yang lama, biaya persiapannya harus diserap oleh
proses produksi dalam jumlah besar. Mesin dan operatornya diorganisasi ke dalam
departemen-departemen fungsional, seperti pemotongan, penggilingan, dan penge-
lasan. WIP mengikuti suatu rute yang berputar melalui berbagai operasi berbeda di
lantai pabrik.
Pulau Teknologi
Pulau teknologi menjelaskan suatu lingkungan di mana otomatisasi ada
dalam bentuk pulau yang berdiri sendiri dalam ruang lingkup tradisional. Pulau ini
menggunakan mesin komputer yang dikontrol secara numerik (computer numerical
controlled-CNC) yang dapat melakukan beberapa pekerjaan operasi sekaligus
dengan keterlibatan manusia yang sedikit. Mesin CNC berisi program komputer
untuk semua bagian yang dimanufaktur oleh mesin tersebut. Di bawah konfigurasi
CNC, manusia masih memuat, memasang, dan membongkar muat mesin-mesin.
Namun, keunggul-an khusus dari teknologi CNC adalah mesin ini membutuhkan
waktu (dan biaya) persiapan yang sedikit untuk mengubah satu operasi ke operasi
lainnya.
Penyederhanaan Proses
Penyederhanaan proses terfokus pada pengurangan kompleksitas tala letak
fisik manufaktur di lantai-lantai pabrik. Berbagai jenis mesin CNC diatur dalam gel-
gel untuk memproduksi seluruh bagian dari awal sampai selesai dalam satu lokasi.
Misalnya, Nissan menggunakan satu gel multi-operasi dalam memanufaktur as roda
truk ukuran berat. Mesin terse but mengambil800 pan as dan melakukan lebih dari
40 kegiatan operasi (memutar, menggiling, mengebor, dan sebagainya) tanpa sedikit
pun melibatkan tenaga manusia.
Proses Manufaktur yang Terintegrasi dengan Komputer
Proses manufaktur yang terintegrasi dengan komputer (computer-integrated
manufacturing-CIM) adalah suatu lingkunganyang seluruhnya diotomatisasi. Fasilitas
CIM diorganisasi ke dalam gel-gel kelompok teknologi dengan samaa sekali tidak
menggunakan tenaga kerja manusia dalam proses manufacturingnya. Selain itu,
prosesnya juga men_rapkan penyimpanan otomatis dan sistem pengambilan dan
robotik. Gambar 7-17 menunjukkan relasi fisik di antara teknologi-teknologi ini.
Sistem Penyimpanan dan Pengambilan Otomatis (automated storage

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
15

and retrieval sistemsAS/RS). Banyak perusahaan telah meningkatkan produktivitas


dan profitabi-litasnya dengan mengganti mesin pengarigkut barang (forklift)
tradisional dan operator manusianya dengan sistem penyimpanan dan pengambilan
otomatis. Harley-Davidson memiliki dari 60 operator mesin pengangkut barang
menjadi 5. AS/RS merupakan sistem pembawa barang yang dikontrol secara
komputer yang membawa bahan baku dari gudang ke lantai pabrik dan produk
barang jadi ke gudang. Keunggulan operasional teknologi AS/RS dari sistem manual
yaitu mengurangi kesalahan, meningkatkan kontrol persediaan, sella menurunkan
biaya penyimpanan.
Robotik. Robotik melibatkan penggunaan robot-robot, mesin CNC khusus
yang berguna dalam lingkungan yang berbahaya, atau untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan yang berbahaya dan monoton yang rentan terhadap kecelakaan.

Computer-Aided Design (CAD)


Para insinyur menggunakan computer-aided design (CAD) untuk mendesain
produk dengan lebih baik dan lebih cepat. Sistem CAD meningkatkan produktivitas
mereka, meningkatkan akurasi dengan mengotomatiskan pekerjaan desain yang
repetitif, memungkinkan perusahaan menjadi lebih responsif terhadap permintaan
pasar, dan dihubungkan dengan sistem CAM dan MRP II, juga lingkungan eksternal.
Relasi di antara sistem ini ditunjukkan dalam Gambar 7-18.
Desain produk telah mengalami revolusi melalui teknologi CAD. Teknologi ini
pertama kali diterapkan pada industri luar angkasa pada awal1960-an tetapi setelah
itu telah diadopsi oleh banyak industri. Teknologi CAD telah diperluas ke desain dan
evaluasi proses manufaktur untuk produk-produk baru. Hasilnya terlihat dalam
langkah-langkah dan prosedur yang rinci (informasi rule) untuk personel pusat kerja.
Sistem CAD lanjutan dapat mendesain baik produk maupun proses secara simultan.
Computer-Aid Manufacture
Computer-aid manufacture (CAM) terfokus pada tingkat dasar dan pengguna-
an komputer untuk mengontrol proses manufaktur risiko pada suatu waktu, jenis
mesin yang paling umum dalam manufaktur adalah mesin multi guna, seperti mesin
pengebor, mesin bubut, dan mesin penggilingan. Tujuan otomatisasi awal adalah
untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Pada saat ini, CAM menyediakan
presisi, kecepatan, dan kontrol yang lebih besar daripada proses produksi dengan
tenaga manusia. Tujuan dibalik CAM adalah untuk menggantikan tenaga kerja

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
16

melalui otomatisasi.

MRP II, EDI, dan ERP


Manufacturing resources planning II-MRP II (perencanaan sumber daya
manufakti II) merupakan perluasan dan konsep yang-lebih sederhana yang biasanya
disebut materials requirements planning-MRP (perencanaan kebutuhan bahan
baku). Gambar 7-20 menggambarkan suatu sistem MRP, yang" meledakkan"
pesanan pekerjaan individual untuk menciptakan BOM dan menentukan kebutuhan
persediaan sebelum produksi. Pendekatan ini didesain untuk meminimalkan biaya
penyimpanan persediaan dalam industri produsi massal. MRP merupakan versi
otomatis dari proses perencanaan dan kontrol produk tradisional. Di sisi lain, MRP II
merupakan suatu teknik rekayasa teknologi yang menyatuk, beberapa proses bisnis.
Sistem MRP II akan memproduksi tagihan bahan baku untuk suatu produk,
menyesuaikan produksi suatu produk ke jadwal produksi induk, memproduksi
perencanaan kapasitas kasar berdasarkan ketersediaan mesin dan tenaga kerja,
memproduksi perencanaan kebutuhan bahan baku yang akan menjadwalkan
pengiriman bahan baku berdasarkan just in-time, mendesain perencanaan kapasitas
akhir untuk pabrik, dan mengatur persediaa1 bahan baku dan barang jadi.
Perusahaan manufaktur kelas-dunia dapat merealisasikan sejumlah manfaat
signifikan dari sistem MRP II yang sangat terintegrasi, termasuk hal berikut ini:
 Meningkatkan saja pelanggan.
 Mengurangi investasi persediaan.
 Meningkatkan produktivitas.
 Memperbaiki arus kas.
 Membantu mencapai tujuan strategis jangka panjang.
 Membantu mengatur perubahan (yaitu, pengembangan produk baru atau
pengembangan produk khusus untuk pelanggan atau oleh pemasok).
 Fleksibilitas dalam proses produksi.

MRP II telah berevolusi ke seperangkat perangkat lunak berukuran besar


yang disebut sistem perencanaan sumber daya perusahaan (enterprise resource
planning-ERP). Paket komersial yang besar ini mendukung kebutuhan informasi
seluruh organisasi, tidak hanya untuk fungsi manufaktur. Suatu ERP dapat
menghitung kebutuhan sumber daya, menjadwalkan produksi, mengatur perubahan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
17

konfigurasi produk, memungkinkan perubahan perencanaan produk di masa yang


akan datang, dan memonitor produksi lantai dasar (shop floor). Selain itu, ERP
menyediakan fungsi entri pesanan, penerimaan kas, perolehan, dan fungsi
pengeluaran kas dengan kemampuan penuh dalam pelaporan keuangan dan
manajerial.

PENGURANGAN PERSEDIAAN
Bahayanya Persediaan

Terdapat tiga alas an mengapa menguntungkan bagi suatu perusahaan untuk


mengurangi persediaannya.
1. Persediaan membutuhkan uang. Persediaan mewakili suatu investasi dalam
bahan baku, tenaga kerja, dan overhead yang tidak dapat direalisasi sampai
mereka dijual. Juga, terdapat biaya lain yang berkaitan dengan persediaan yang
sering kali tidak kelihatan. Persediaan harus diantarkan ke seluruh pabrik.
Persediaan harus di-tangani, disimpan, dan dihitung. Selain itu, persediaan
hilangnya nilainya karena usang.
2. Persediaan mengkamuflase masalah produksi. Jika kapasitas mesin yang tidak
seimbang dalam proses manufaktur menyebabkan kemacetan, persediaan WIP
terbentuk Pada kemacetan itu. Jika pesanan pelanggan dan produksi tidak
sejalan, terbentuklah persediaan.
3. Keinginan untuk mempertahankan persediaan dapat dengan cepat menyebabkan
produksi yang berlebihan. Karenan batasan-batasan biaya persia pan,
perusahaan cenderung memproduksi persediaan berlebih dalam sejumlah besar
batch untuk menyerap biaya yang dialokasikan dan membuat kesan terjadinya
peningkatan efisiensi. Biaya yang sebenarnya dari kegiatan disfungsional ini
tersembunyi dalam persediaan yang berlebih.
Masalah yang digerakkan oleh persediaan ini mempromosikan efisiensi,
mengurangi profitabilitas, dan mengikis daya saing perusahaan. Banyak masalah
perusahaan dapat dikurangi dengan mengurangi persediaan.
Bagaimana Perusahaan Dapat Mengurangi Persediaannya?
Perusahaan-perusahaan telah dengan sukses mengurangi persediaannya
dengan mengadopsi model manufaktur just-in-time (JIT). Akan tetapi, JIT lebih dari
sekadar teknik pengurangan persediaan. JIT merupakan suatu filosofi yang
menyerang masalah-masalah manufaktur diatas melalui penyederhanaan proses

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
18

sekaligus mengurangi persediaan.


Konsep JIT terutama bersandar Pada asumsi-asumsi berikut ini:
Kerusakan Nol. Proses yang berkelanjutan memerlukan bahan baku, WIP, dan
barang jadi dengan tingkat kerusakan nol. Sebagian perusahaan kelas-dunia mende-
finisikannya sebagai lebih sedikit dari 200 kerusakan per juta unit yang diproduksi.
Waktu Persiapan Nol. Prosedur persiapan mesin yang panjang menambah biaya
dan menunda proses. Perusahaan harus berusaha mengurangi waktu persiapan
kurang dari lima menit.
Ukuran Lot Kecil. Untuk dapat mendayagunakan mesin sampai 95% dan arus
produk yang berkelanjutan melalui proses tersebut, ukuran lot harus keeil. Untuk
sebagian perusahaan, persediaan tidak boleh berada lebih dari satu had dalam
siklus produksi.
Persediaan Nol. Mengulang pain yang tidak kentara tetapi renting yang sudah
disebut sebelumnya, JIT tidak sekadar teknik pengurangan persediaan. Melainkan,
JIT bergantung Pada pengurangan persediaan. Suatu perusahaan JIT yang berhasil
dapat mencapai tingkat perputaran persediaan 100 kali per tahun.
Waktu Tunggu Nol dan Pemasok Dapat Diandalkan. Sebuah perusahaan JIT
harus membentuk dan menjalin kerja sama dengan pemasok. Pengiriman yang
terlambat, bahan baku yang rusak, atau pesanan yang tidak benar akan segera
menutup produksi.
Sikap Tim. JIT tergantung terutama pada sikap tim dari semua pegawai yang terlibat
dalam proses. Dalam hal ini termasuk bagian pembelian, penerimaan, manufaktur,
pengiriman setiap orang.

KUALITAS PRODUK
Terdapat dua alasan utama mengapa kualitas menjadi penting bagi
perusahaan manufaktur kelas-dunia. Pertama, kualitas yang buruk sangat mahal
bagi perusahaan. Pertimbangkan biaya bahan sisa, pengerjaan kembali, penundaan
jadwal, persediaan yang berlebih untuk mengkompensasi produk yang rusak, klaim
jaminan, dan servis lapangan. Biaya-biaya ini dapat berkisar 25 sampai 35 persen
dad total biaya produk.
Kedua, kualitas merupakan suatu basis persaingan di antara perusahaan-
perusahaan kelas-dunia. Kualitas telah berhenti menjadi alat tukar dengan harga.
Sekarang pelanggan menuntuk kualitas dan mencari produk berkualitas dengan
harga terendah.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
19

Bagaimana Perusahaan Dapat Memperbaiki Kualitas?

Salah satu cara di mana perusahaan dapat memperbaiki kualitasnya adalah


dengan menempatkan kontrol di seluruh proses manufaktur untuk mengidentifikasi
terjadinya operasi yang ”di luar kontrol". Melalui deteksi awal terhadap masalah,
perusahaan dapat dengan lebih baik mengatur situasinya. Alternatif ini merupakan
prosedur kontrol kualitas akhir-proses tradisional. Di bawah pendekatan ini, produk-
produk diperiksa sampai selesai diproduksi. Perusahaan manufaktur dapat menemu-
kan, terlalu terlambat, bahwa seluruh batch produk itu rusak.
Kontrol proses statistik merupakan suatu metode untuk mengontrol sistem
produksi otomatis. Suatu proses manufaktur tunggal dapat menggunakan ratusan
titik kontrol yang diawasi untuk kondisi-kondisi yang di luar kontrol. Banyak
perusahaan sukses menggunakan metode ini.

IMPLIKASI UNTUK AKUNTANSI DAN SIA


Lingkungan manufaktur yang baru membawa implikasi yang mendasar untuk
akuntansi dan SIA. Dalam bagian ini, kita akan mengulas tentang hakikat perubahan
horizon yang sedang berlangsung ini. Diskusi ini merujuk kedua bidang reformasi: (1)
perubahan teknik akuntansi dan (2) perubahan pelaporan informasi.

PERUBAHAN DALAM TEKNIK AKUNTANSI


Apa yang Salah dengan Informasi Akuntansi Tradisional?

Informasi akuntansi tradisional menekankan kinerja keuangan daripada


kinerja manufaktur. Teknik-teknik dan konvensi-konvensi yang digunakan selama
bertahun-tahun tidak mendukung tujuan baru perusahaan-perusahaan kelas-dunia.
Berikut ini adalah hal yang paling umum dikutip tentang kekurangan sistem akuntansi
tradisional.
Alokasi Biaya yang Tidak Akurat. Sistem akuntansi tradisional tidak mene-
lusuri biaya ke produk dan proses dengan akurat. Salah satu konsekuensi dari
teknologi baru adalah restrukturisasi pola biaya manufaktur. Gambar 7-23 menunjuk-
kan perubahan relasi antara tenaga kerja langsung, bahan baku langsung, dan biaya
overhead dalam lingkungan CIM. Overhead, di sisi lain, merupakan elemen biaya
yang sangat penting dalam teknologi manufaktur yang lebih maju. Dalam rancangan
ini, prosedur akuntansi biaya tradisional sangat tidak memadai. Untuk memahami

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
20

masalah ini, mari pertimbangkan bagaimana pembebanan overhead secara


tradisional diterapkan raJa produk. Semua komponen over head, seperti tenaga
kerja tidak langsung, penyusutan mesin, utilitas, dan asuransi, dijadikan satu
kelompok. Berikut ini adalah ciri lingkungan CIM yang menunjukkan kita mengapa
alokasi overhead tradisional tidak memadai.
1. Dalam proses manufaktur tradisional, komponen biaya overhead relatif kecil--
sekitar 10 sampai 40 persen dari total biaya manufaktur. Namun demikian,
overhead merupakan komponen terbesar dalam CIM.
2. Pembebanan biaya tenaga kerja langsung ke CIM secara substansial lebih kecil --
antara 1 sampai 10 persen dari total biaya -- daripada dalam proses manufaktur
tradisional.
3. Dalam lingkungan CIM, pembebanan tenaga kerja langsung tidak mudah
ditelusuri ke produk. Salah satu keunggulan CIM adalah fleksibel dalam ukuran
batch. Tidak perlu memprodukssi banyak jumlah. Produk-produk dapat
dimanufaktur dalam lot item tunggal. Selain itu, para operator dapat ditugaskan
untuk lebih dari satu mesin pada satu waktu. Menjadi sangat sulit untuk
membebankan waktu tenaga kerja dengan akurat ke produk-produk individual
yang sedang diproduksi secara simultan dalam jumlah yang bervariasi.
Agar alokasi tradisional benar, harus terdapat relasi langsung di antara
tenaga kerja dan teknologi. Dalam CIM relasi ini sifatnya diametris, bukan
komplementer. Ketika kelompok biayanya besar dan metode alokasinya ambigu,
perhitungan yang salah untuk tenaga kerja diperbesar kemungkinannya dalam
perhitungan overhead. Gambar 7-24 menggambarkan signifikansi masalah ini.
Gambar ini menunjukkan profil biaya produk yang umum bagi banyak perusahaan.
Garis kurva tersebut mewakili biaya produk yang sesungguhnya, seperti yang
dihitung dengan metode pembiayaan berdasarkan aktivitas (ABC); garis lurus
mewakili biaya yang dialokasi-kan dengan perhitungan akuntansi konvensional.
Untuk volume rendah, produk dengan tingkat variasi tinggi, biaya sebenarnya
sebanyak 600 persen dari biaya yang dialokasikan tersebut. Besarnya kesalahan ini
dapat menguras kemampuan perusaha-an untuk mengambil keputusan penting.
Tanpa informasi biaya yang akurat, perusahaan tidak dapat:
1. Memusatkan perhatian pada pasar yang menguntungkan.
2. Melayani pelanggan yang menguntungkan.
3. Mengukur biaya desain produk dengan akurat.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
21

4. Mengukur biaya desain proses dengan akurat.


Jeda Waktu. Data akuntansi tradisional untuk pelaporan manajemen pada
dasarnya bersifat historis. Karenanya, data jauh tertinggal dari kegiatan manufaktur
aktual dengan asumsi bahwa kontrol dapat diterapkan setelah fakta untuk meng-
koreksi kesalahan. Tetapi manajer shop floor dalam ruang lingkup JIT perlu informasi
langsung tentang penyimpangan abnormal. Mereka harus tahu dalam waktu yang
sesungguhnya tentang kerusakan mesin atau robot yang di luar kontrol. Informasi
setelah-kenyataan terlambat untuk menjadi informasi yang berguna.
Orientasi Keuangan. Orientasi informasi keuangan tradisional tidak meng-
identifikasi produk atau proses yang defektif secara memadai. Data akuntansi
menggunakan dolar sebagai unit standar pengukuran untuk kemampuan saing item-
item yang sedang dievaluasi. Keputusan yang mengaitkan area-area fungsional dan
tingkat manajemen yang berbeda dalam perusahaan membutuhkan informasi yang
basisnya tidak sarna. Dalam hal ini termasuk kemampuan fungsional suatu produk at
au proses, meningkatkan kualitas produk, dan mempersingkat waktu pengiriman.
Usaha-usaha untuk memaksa data ini ke pengukuran keuangan yang umum dapat
mendistorsi masalah dan mempromosikan keputusan yang buruk.
Penekanan pada Biaya Standar. Akuntansi konvensional menekankan biaya
standar dan analisis varian. Tujuan yang mendasari konvensi tersebut tidak relevan
dalam lingkungan manufaktur yang baru. Seperti yang telah kita lihal, metode
produksi modern adalah intensif modal dan mengasumsikan kerusakan-nol dalam-
bahan baku dan proses. Di bawah situasi ini, varian tradisional tidak signifikan.
Ketika kerusakan, penyimpanan, atau kegiatan di luar kontrol terjadi, manajer perlu
tahu segera. Dengan konsep JIT, masalah-masalah seperti itu perlu diperhatikan
jauh sebelum sistem akuntansi tradisional dapat menghasilkan suatu laporan varian.

Bagaimana Kita Dapat Memecahkan Masalah Ini?

Banyak perusahaan kelas-dunia telah menemukan solusi alas masalah-


masalah tersebut dalam model ABC. ABC adalah sistem informasi yang
menyediakan informasi tentang kegiatan dan objek-objek biaya kepada para
manajer. Mari pertama-tama kita mendefinisikan istilah-istilah tersebut:
Kegiatan menjelaskan pekerjaan yang dilakukan. Dalam menyiapkan
pesanan pembelian, produk yang siap untuk dikirim, atau
mengoperasi-kan mesin bubut adalah contoh-contoh kegiatannya.
Objek biaya adalah alasan untuk melakukan kegiatan. Dalam hal ini

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
22

termasuk produk, jasa, pemasok, dan pelanggan. Misalnya, pekerjaan


untuk menyiapkan suatu pesanan penjualan (kegiatannya) dilakukan
karena seorang pelanggan (dan objek biaya lainnya) ingin menempat-
kan suatu pesanan.

Asumsi yang mendasari activity-based costing (ABC) sangat kontras dengan


asumsi akuntansi biaya tradisional. Akuntansi tradisional mengasumsikan bahwa
produk menimbulkan biaya. ABC mengasumsikan bahwa kegiatan menimbulkan
biaya dan produk (dan objek biaya lainnya) menciptakan permintaan untuk kegiatan.
Langkah pertama dalam pendekatan ABC adalah untuk menentukan biaya
aktivitas. Biaya aktivitas dibebankan ke objek biaya yang relevan dengan memakai
pemicu aktivitas (activitas driver). Faktor ini mengukur aktivitas yang dikonsumsi oleh
objek biaya tersebut. Misalnya, jika pengeboran lubang pada sebuah piringan baja
adalah suatu aktivitas, jumlah lubang dalam piringan itu merupakan pemicu aktivitas.
Sistem akuntansi tradisional seringkali hanya menggunakan satu pemicu
aktivitas. Misalnya, biaya overhead, dikumpulkan dalam satu kelompok biaya, di-
alokasikan ke produk-produk berdasarkan jam tenaga kerja langsung. Suatu
perusahaan kelas dunia yang menggunakan ABC mungkin memiliki lusinan
kelompok biaya aktivitas, tiap kelompok dengan pemicu aktivitas yang unik.

PERUBAHAN DALAM PELAPORAN INFORMASI


Kita berada dalam lingkup perubahan signifikan dalam peran informasi
akuntansi manajemen. Secara historis, fungsi akuntansi manajemen dibatasi pada
pelaporan informasi yang berorientasi keuangan. Pada masa sekarang, melayani
kebutuhan manajemen kelasJunia berarti memecah kurungan sempit ini. Akuntan
manajemen sekarang harus menyediakan informasi baru tentang status kegiatan
bisnis yang sangat berbeda dari yang dihasilkan secara tradisional.
Manajemen Aktivitas
Di sebagian organisasi, mengatur aktivitas bisnis semata-mata merupakan
pekerjaan pengawasan. Hal ini tidak akan terjadi di perusahaan kelas dunia.
Manajemen aktivitas harus merupakan suatu pencarian yang tidak kenal lelah dan
terus-menerus untuk perbaikan-perbaikan. Para manajer harus memahami kegiatan
mana yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya dengan cara yang
terbaik. Dua tujuan yang mendasari para manajer dalam tantangan ini:

1. Manajer harus menyebarkan sumber daya ke aktivitas-aktivitas yang menghasi-


lkan laba maksimum.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
23

2. Manajer harus mencari untuk meningkatkan faktor-faktor yang paling penting


bagi para pelanggannya.
Evaluasi Kegiatan Manufaktur. Kebutuhan akan informasi kegiatan operasi
telah mengarah ke perkembangan generasi kedua ABC Gambar 7-26 mengilustrasi-
kan model ABC yang baru, yang memiliki dua dimensi. Dimensi vertikal adalah
model penunjukan biaya (cost assignment model) yang kita lihat dalam Gambar 5-
27. Model ini menunjukkan alokasi biaya pertama-tama ke biaya dan kemudian ke
objek-objek biaya. Dimensi horizontal adalah model proses. Model ini merefleksikan
kebutuhan untuk informasi kategori yang baru tentang penyebab aktivitas dan ukuran
kinerja untuk aktivitas tersebut. Model proses ABC dapat memberikan informasi
kritikal tentang pemicu biaya (cost drivers) dan ukuran kinerja (performance
measures) untuk membantu para manajer menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti:
1. Aktivitas apa yang membutuhkan sumber daya paling banyak?
2. Jenis sumber daya apa yang dibutuhkan?
3. Di mana biaya dapat dikurangi?
Informasi yang dihasilkan oleh model proses pertama-tama non-keuangan
dan jatuh di luar wilayah informasi akuntansi tradisional.
Identifikasi Aktivitas yang Tidak Esensial. Aktivitas ada yang esensial dan
ada yang tidak. Aktivitas esensial menambah nilai dengan dua cara. Pertama,
aktivitas tersebut bernilai bagi pelanggan. Misalnya, menyeimbangkan roda-roda
setiap mobil dari lini produksi merupakan aktivitas yang esensial karena permintaan
pelanggan terhadap mobil yang dapat dikendarai dengan tenang. Kedua, akivitas
menambah nilai bagi organisasi. Misalnya, aktivitas menyiapkan laporan keuangan
tidak memiliki nilai langsung ke pelanggan. Namun demikian, karena kewajiban
hukum perusahaan untuk melakukannya, aktivitas ini bernilai bagi perusahaan dan
karenanya esensial. Aktivitas yang tidak esensial tidak menambah nilai dan harus
dihapuskan.
Identifikasi Pemicu Biaya. Pengurangan aktivitas-aktivitas yang tidak perlu
terletak pada identifikasi yang tepat terhadap pemicu biaya. Pemicu biaya (cost
driver) adalah penyebab biaya. Para manajer tidak dapat mengatur aktivitas-aktivitas
yang tidak perlu kecuali mereka memahami kekuatan-kekuatan pemicu tersebut.
Misalnya, jika pergerakan WIP dari satu operasi ke operasi lain tidak menambah
nilai, maka harus dihapus. Bagaimana kita melakukannya? Pertama-tama, kita harus
mengidentifikasi pemicu biaya untuk aktivitas ini. Dalam kasus ini adalah jarak fisik di

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
24

antara kegiatan-kegiatan operasi.


Membandingkan Aktivitas dengan Benchmark. Dalam menilai nilai yang
ditambah aktivitas, para manajer sering kali membandingkan aktivitas kunci dengan
aktivitas serupa dalam perusahaan atau perusahaan lain. Hal ini disebut benc-
hmarking. Misalnya, perusahaan dapat menetapkan rating aktivitas-aktivitas
kuncinya Facia faktor-faktor seperti kualitas, waktu tunggu, fleksibelitas, biaya dan
kepuasan pelanggan, dan membandingkan semua faktor ini dengan praktik-praktik
terbaik dari pemimpin industri.
Membangun Hubungan di antara Aktivitas-aktivitas Kunci. Di bagian se-
belumnya, kita mendiskusikan pentingnya usaha tim dalam mengatur perusahaan
kelas-dunia. Dari lantai dasar ke CEO, setiap manajer (dipersenjatai dengan
informasi yang tepat) harus bertindak cepat dan tepat dalam ruang lingkup
aktivitasnya. Menjadi esensial bahwa para anggota tim, pada semua tingkat,
memahami ukuran kinerjanya, dapat mengetahui masalah ketika muncul, dan
mengetahui perannya dalam penye-lesaian masalah tersebut.
Koordinasi yang efektif memerlukan informasi yang menghubungkan pe-
ngambilan keputusan dan ukuran kinerja ke faktor-faktor sukses kritikal (critical
success factors-CSFs). CSFs adalah item-item penting yang jika gagal dipenuhi
akan menyebabkan kegagalan perusahaan. Walaupun CSFs spesifik bervariasi di
antara perusahaan, kategori umum berikut ini dapat diterapkap ke kebanyakan
perusahaan manufaktur.
 Kualitas produk. Produk perusahaan harus memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan.
 Kualitas proses. Perusahaan harus meminimalkan jumlah variasi proses yang
menghasilkan produk cacat atau memerlukan pengerjaan kembali.
 Pelayanan pelanggan. Perusahaan harus secara memadai memenuhi permintaan
pelanggan untuk barang jadi. Pelanggan tersebut dapat merupakan pelanggan
akhir atau pelanggan internal, seperti departemen berikutnya dalam proses
manufaktur.
 Manajemen sumber daya. Perusahaan harus mengoptimalkan penggunaan bahan
baku, tenaga kerja, dan aktiva tetap dalam memanufaktur produk-produknya.
 Fleksibelitas. Perusahaan hams responsif dapat beradaptasi terhadap perubahan
perubahan dalam lingkungannya. Dalam hal ini termasuk perubahan dalam pasar
produk, dalam pemasok, dan dalam lingkungan hukum.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
25

Tidak seorang individu pun yang dapat mempengaruhi CSFs. Peningkatan


CSFs datang dari tindakan yang terkoordinasi pada setiap titik keputusan. Gambar 7-
27 menunjukkan suatu contoh bagaimana hal ini dapat dicapai untuk CSF
manajemen sumber daya. Diagram tersebut menunjukkan beberapa ukuran kinerja
yang mempengaruhi CSF manajemen sumber daya di setiap level manajemen.
Untuk meningkatkan CSF ini, setiap manajer harus mengontrol ukuran kinerjanya
dan men genal pengaruh yang mereka miliki pada level berikutnya dalam organisasi
tersebut. Misalnya, ketika manajer departemen dengan tepat mengatur item-item
spesifik, seperti waktu turun mesin, persentase produksi cacat, dan jumlah
perubahan jadwal yang tidak direncanakan, manajer tahu bahwa ia memberi
kontribusi kepada keseluruhan tujuan manajemen sumber daya perusahaan.
Perhatikan dua pain tambahan yang dibuat dalam Gambar 7-27. Pertama,
pada level manajemen yang lebih tinggi, ukuran kinerjanya lebih luas dan lebih
kolektif, sementara pada level yang lebih rendah ukuran kinerjanya lebih rinci dan
spesifik. Kedua, pendekatan ini mengintegrasikan informasi keuangan dan non-
keuangan dalam struktur pelaporan umum, karenanya memperluas peran akuntansi
melebihi batas-batas tradisionalnya.
SISTEM INFORMASI KELAS-DUNIA
Kunci ke sistem informasi kelas dunia (world-class information system-WCIS)
adalah integrasi semua fungsi sistem dan komponen teknologi. Integrasi ini
merupakan perekat yang mengikat sistem bersama-sama dan meliputi aplikasi akun-
tansi dasar, penentuan biaya berdasarkan aktivitas (ABC), perencanaan kebutuhan
bahan baku, perencanaan kapasitas, kontrol persediaan, tagihan bahan baku, jadwal
produksi induk, penapsiran, entri pesanan, desain yang dibantu oleh komputer,
proses manufaktur yang dibantu oleh komputer, dan hubungan komunikasi EDI.
Dalam bagian ini kita memperkenalkan konsep WCIS. Dimulai dengan suatu
tinjauan akan sistem informasi tradisional untuk mengilustrasikan kontras yang tajam
dengan sistem kelas-dunia, Sebagai salah satu contoh WCIS, kita akan meninjau
sistem informasi yang dikenalsebagai sistem perencanaan sumber daya perusahaan
(enterprise resource planning).

KARAKTER SISTEM INFORMASI TRADISIONAL


Dalam lingkungan manufaktur tradisional, teknologi pada umumnya diguna-
kan dalam bentuk yang sembarangan dan tanpa perencanaan. Tujuannya sering kali
untuk memecahkan masalah spesifik bagi departemen spesifik tanpa pertimbangan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
26

untuk mengintegrasikan teknologi ke seluruh proses. Hasilnya adalah pulau teknologi


yang terpencil yang tidak menyatu dan sering kali dapat diintegrasikan namun
dengan biaya yang cukup mahal. Hal ini benar adanya tidak hanya untuk lantai dasar
teknologi otomatisasi tetapi juga untuk sistem informasi dan aplikasi bisnis.
Teknologi informasi yang digunakan oleh perusahaan manufaktur tradisional
biasanya terdiri atas sebuah mainframe untuk menangani fungsi akuntansi primer,
seperti pemrosesan pesanan penjualan, pemrosesan pembelian, dan pembayaran
gaji. Aplikasi-aplikasi ini biasanya berorientasi batch, dan hanya sedikit yang
merupakan sistem real-time.
Mainframe-nya mungkin memiliki beberapa jenis sistem penetapan biaya
pekerjaan (job costing systems) dan sistem kontrol persediaan untuk barang jadi dan
bahan baku. Akan tetapi, dalam banyak lingkungan manufaktur tradisional, sistem
akuntansi biaya dilakukan pada komputer personal terpisah, yang membutuhkan
jumlah entri data manual untuk menjaga kemutakhirannya (up to date). Pada
kenyataannya, sistem akuntansi biaya dapat tidak lebih dari suatu spreadsheet.
Sistem informasi perusahaan manufaktur tradisional terutama bergantung
pada transaksi yang berbasiskan-kertas, yang harus dimasukkan dan dimasukkan
lagi ketika kertas-kertas itu pindah dari satu departemen atau pusat kerja ke
departemen atau pusat kerja berikutnya. Duplikasi usaha ini substansial dalam
lingkungan seperti ini, yang meningkatkan kesempatan untuk kesalahan entri data
dan mempromosikan tingkat integritas data yang rendah.
Akhirnya, jaringan telekomunikasi perusahaan manufaktur tradisional biasa-
nya dibatasi oleh lingkungan internal perusahaan. Normalnya, tidak ada kemampuan
komunikasi eksternal, atau bahkan tidak ada keinginan untuk memiliki kemampuan
itu, kecuali jika perusahaan didesak untuk mengimplementasikan EDI oleh seorang
pelanggan atau pemasok. Implementasi teknologi dalam perusahaan manufaktur
tidak hanya merupakan serangkaian pulau yang terisolasi, perusahaan manufaktur
sendiri terisolasi dari relasi dengan komunitas bisnis global.

SAP: CONTOH SISTEM INFORMASI KELAS DUNIA


SAP AG adalah perusahaan Jerman yang didirikan pada tahun 1972 oleh
Waldorf, Jerman, oleh sejumlah pegawai IBM. Operasi mereka ini didirikan dengan
tu}uan menciptakan paket bisnis integratif guna melayani organisasi berukuran besar
dalam industri manutaktur. Perangkat lunaknya, juga dinamakan SAP, mendukung

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
27

proses bisnis-bisnis kunci yang berkaitan dengan penjualan, perna saran,


manufaktur, dan sumber daya man usia. Dalam Bahasa Inggris, istilah SAP diartikan
sebagai Systems, Applications, and Products in Data Processing (Sistem, Aplikasi,
daD Produk dalam Pemrosesan Data).
Produk SAP
SAP memiliki dua produk utama-R/2 dan R/3. R/2 adalah sistem orisinil SAP.
Sistemini berbasis mainframe, berorientasi-batch, sangat terstruktur, namun kurang
fleksibel dibandingkan dengan sistem R/3 yang lebih baru. SAP R/3 merupakan
sistem distribusi yang dijalankan di bawah sejumlah sistem operasi dan konfigurasi
jaringan kerja. Kebanyakan bisnis baru SAP adalah implementasi R/3. Sampai saat
ini, lebip. dari 20.000 perusahaan telah menggunakan sistem R/3. R/2 masih
merupakan sistem yang pervasif yang dijanjikan SAP AG untuk tetap dipertahankan
dan ditingkatkan pada tahun 2004. Diskusi berikut ini memaparkan lebih lanjut sistem
R/3.
Tinjauan Umum R/3
Sistem R/3 mendukung ratusan bisnis proses dan menangani berbagai
bahasa dan mata uang internasional untuk mendukung ekspansi global dari
organisasi pemakai. Sistem ini dapat dipesan agar dapat berinteraksi dengan EDI
dan sistem lainnya yang tertulis dalam bahasa standar seperti C + +, COBOL, dan
SQL. Baru-baru ini R/3 mendukung perdagangan terbatas di World Wide Web. SAP
diharapkan meluaskan kemampuannya untuk secara otomatis memproses penjualan
dan perlengkapan pesanan ketika tingkat persediaan rendah. Secara teoritis, hal ini
dapat dilakukan dengan sedikit atau tanpa sama sekali intervensi pemakai.
Arsitektur R/3 merupakan struktur yang hierarkis. Basis yang mendasarinya
adalah lapisan pertama di bagian dasar di mana sistem R/3 dibangun. Termasuk
dalam hal ini adalah modul-modul aplikasi, arsitektur jaringan kerja, dan platform
perangkat keras. Data base, yang dapat didistribusikan di antara komputer,
merupakan lapisan terbawah dalam sistem ini. Tabel-tabel database terdiri atas
rincian transaksi yang diperlukan untuk mendukung kebutuhan pemakai yang
majemuk. Kamus data menjelaskan gambaran pemakai yang majemuk dari sistem
tersebut. Lapisan ini menyediakan pemetaan relasi data di antara entitas bisnis.
SAP R/3 dikembangkan sebagai arsitektur client/server (arsitektur jaringan kerja
yang spesifik untuk jenis ini didiskusikan dalam Bab 12). Sistem tersebut bekerja
pada program perangkat keras yang majemuk termasuk Windows NT PC, sistem

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
28

UNIX (stasiun kerja banyak pengguna), dan IBM AS 400 (komputer mini). R/3 juga
mendukung database majemuk termasuk Informix, Oracle, DB2, ADABAS D, MS
SQL, dan DB2/4000.
R/3 memberikan modul-modul bisnis yang mendukung lebih dari 1.000
proses bisnis yang diorganisasikan dalam empat kategori umum berikut ini:
keuangan, logistik, sumber daya manusia, dan pendukung proses bisnis. Beberapa
tahun lalli, organisasi hams merancang dan memrogram aplikasi baku in-house
untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut. Para pemakai R/3 dapat mencampurkan
dan mencocokkan komponen-komponen perangkat lunak pra. pabrikasi untuk
merakit aplikasi ERP yang memenuhi keperluan bisnisnya. Salah satu kekuatan
pemicu di belakang evolusi ERP adalah pemeliharaan sistem menjadi lebih murah.
Akan tetapi, motif yang lebih penting adalah keinginan banyak organisasi untuk
semakin dekat mencapai status kelas dunia melalui rekayasa teknologi proses
bisnis. Suatu sistem R/3 yang terintegrasi dapat meningkatkan pelayanan
pelanggan, mengurangi waktu produksi, menambah produktivitas, dan meningkatkan
pengambilan keputusan. Bentuk-bentuk operasional R/3 dan beberapa sistem ERP
kelas dunia lainnya disajikan dalam Bab 11.

ISU-ISU KONTROL DALAM WCIS


Tingkat otomatisasi tinggi yang berkaitan dengan WCIS menciptakan
sejumlah isu kontrol yang unik yang menjadi perhatian para akuntan. Tujuan kita
pada titik ini adalah menarik perhatian pada risiko potensial yang harus diperhatikan
para manajemen dan akuntan. Karena solusi untuk masalah-masalah ini melibatkan
suatu pemahaman teknologi yang belum dipelajari, diskusi kita tentang teknik-teknik
kontrol harus ditunda sampai Bab 15 dan 16, di mana isu-isu dan solusinya akan
dibahas kembali.

Lingkungan Tanpa Kertas (Paperless)

Suatu WCIS sesungguhnya dapat menghapus arus kertas tradisional dalam


siklus pesanan pengiriman-faktur-pembayaran, dan dieksekusi secara elektronik.
Dokumen-dokumen kertas sangat mahal berkaitan dengan biaya penanganan dan
kesalahan entri data. Oleh karena itu, dokumen kertas dicetak, ditangani, dan di-
simpan hanya ketika sangat dibutuhkan. Bagian pengurangan kertas datang dari
penggunaan otomatisasi data sumber secara ekstensif, khususnya dengan
pengkodean baris (bar coding). Di mana mungkin, semua persediaan bahan baku

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
29

dan produk jadi harus dikode-bariskan (bar-coded). Situasi yang ideal adalah
memiliki kode baris bahan baku menurut pemasoknya. Untuk menelusuri dan
memonitor pembebanan tenaga kerja sekaligus untuk pertimbangan otorisasi dan
keamanan, para pegawai menggunakan kartu identifikasi kode-baris atau kode-garis
magnetis. Pada kenyataan-nya, semua sumber daya (bahan baku, peralatan
portabel, dan pegawai) yang bergerak di sekitar lantai pabrik harus diberi kode-baris
untuk tujuan penelusuran dan pengawasan.

Otomatisasi Transaksi
Penggunaan EDI secara ekstensif untuk pemrosesan transaksi menghapus
dokumen sumber tradisional yang memerlukan tanda tangan dan bukti otorisasi
transaksi. Berdasarkan timbulnya suatu peristiwa seperti penerimaan pesanan
penjualan atau persediaan jatuh pada titik pemesanan kembali, transaksi-transaksi
dimulai secara otomatis dalam sistem MRP dan ditransmisikan melalui EDI. Karena
kurangnya keterlibatan manusia dalam sistem pemrosesan transaksi, kontrolnya
terfokus pada validitas, kelengkapan, dan akurasi dari transaksi-transaki yang
dihasilkan secara otomatis tersebut. Satu-satunya dokumen kertas mungkin hanya
kontrak orisinil antara pihak-pihak yang menjalin hubungan dagang. Pihak mana-
jemen dan akuntan mencari kepastian hal berikut berkaitan dengan kinerja sistem:
 Sistemnya menempatkan pesanan hanya ketika persediaan dibutuhkan.
 Pesanan persediaan dilakukan hanya dengan para pemasok yang telah disetujui.
 Kuantitas item yang dipesan benar untuk kebutuhan organisasi.
 Prosedur diprogram dengan benar agar cocok dengan dokumen kontrol elektronik
(yaitu pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur) sebelum memulai
fungsi pembayaran.

Pertimbangan Jaringan Kerja

Suatu WCIS akan dirancang di sekitar jaringan kerja area lokal, komputer-
mini, dan/ atau mainframe, bergantung papa kebutuhan perusahaan manufaktur
tersebut. Arsitektur jaringan kerja dapat melibatkan tanggungjawab distribusi
database danj atau pemrosesan transaksi di antara berbagai pemakai di lokasi yang
berbeda-beda. Distribusi teknologi memiliki implikasi terhadap akurasi dan
konsistensi catatan akuntansi. Misalnya, para auditor berkepentingan bahwa akun-
akun buku besar umum mencerminkan dengan akurat jumlah total transaksi yang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1
30

diproses pada berbagai lokasi distribusi.

R A N G KU M A N
Mempelari siklus konversi, di mana suatu perusahaan mentrans-formasikan
input sumber daya (bahan baku, tenaga kerja, dan modal) ke produk dan jasa yang
mudah diperdagangkan. Tujuan utamanya adalah untuk menyoroti perubahan
lingkungan manufaktur dari Junia bisnis kontemporer dan untuk menun-jukkan
bagaimana ia memanggil untuk berpindah dari bentuk-bentuk organisasi bisnis
tradisional ke cara "kelas-dunia" dalam melakukan bisnis. Kita telah melihal bagai-
mana perusahaan yang ingin mencapai status kelas-dunia harus mengejar
Heksibelitas proses manufaktur melalui peningkatan otomatisasi, pengurangan
persediaan, dan perbaikan kualitas produk.
Kita juga telah melihal bahwa mencapai status kelas-dunia membutuhkan
pergerakan yang signifikan dari teknik-teknik akuntansi tradisional. Dalam menang-
gapi kekurangan metode akuntansi tradisional, perusahaan-perusahaan kelas-dunia
telah mengadopsi sistem ABC yang menyediakan alokasi biaya yang lebih akurat
dan lebih tepat ke produk. Teknikteknik baru dalam manajemen aktivitas melengkapi
ABC dan memampukan para manajer untuk memahami lebih baik hakikat aktivitas
dan pemicu biaya. Model-model akuntansi yang dibutuhkan adalah model-model
yang memungkinkan organisasi mengombinasikan data keuangan dan non-
keuangan dalam database yang terintegrasi, yang akan mendukung kebutuhan
pemakai majemuk. Akhirnya, kita akan mengkaji bentuk-bentuk kunci clari sistem
informasi kelas-dunia dan secara singkat mendiskusikan isu-isu kontrol potensial.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Yudhi Herliansyah SE.Ak.M.Si


SISTEM INFORMASI AKUTANSI 1

Anda mungkin juga menyukai