Ekonomi kreatif sendiri merupakan gelombang ekonomi baru yang lahir ada
awal abad ke-21. Gelombang ekonomi baru ini mengutamakan intelektual sebagai
kekayaan yang dapat menciptakan uang, kesempatan kerja, pendapatan, dan
kesejahteraan. Inti dari ekonomi kreatif teretak pada indusri kreatif, yaitu Industi yang
digerakkan oleh para kreator dan innovator (Suryana, 2013). Kekuatan ekonomi kreatif
dapat mendorong kehidupan ekonomi yang lebih baik sehingga membuat bidang
bidang lainnya dapat meningkat. Fakta tersebut yang membuat banyak masyarakat
ASEAN beralih dan mulai menggeluti bidang ekonomi kreatif ini. Indonesia melalui
Kantor Menteri Perdagangan telah mengagendakan penguatan sektor ekonomi kreatif
dengan gencar pada awal tahun 2000 an untuk menutupi permasalahan yang dihadapi
Indonesia. Meskipun demikian, banyak hal yang masih menjadi masalah dalam
pelaksanaan ekonomi kreatif yang ada. Menurut Kantor Menteri Perdagangan masalah
masalah tersebut salah satunya adalah Kurangnya jumlah dan kualitas SDM kreatif,
sehingga harus dikembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan yang bisa melahirkan
pelaku industri.
Setelah dilihat dari permasalahan yang telah ditemukan oleh Kantor Menteri
Pedagangan adalah masalah SDM dengan kualitas yang mumpuni, dalam hal ini
adalah sifat kreatif yang banyak dimiliki oleh pemuda. Ide atau gagasan menjadi
keunggulan utama para pemuda yang tidak dimiliki oleh orang orang yang berusia
lebih tua. John Howkins mengatakan bahwa ekonomi kreatif sebagai “the creation of
value as a result of idea” (kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah
Gagasan) disinilah pentingnya peran pemuda akan ide-ide mereka dalam berkarya
sebagai penggerak Ekonomi Kreatif. Menyikapi hal tersebut pemerintah banyak
menggalakkan sosialisasi tentang ekonomi kreatif ini, sehingga bermunculan pelaku
pelaku ekonomi kreatif dengan usia yang cukup muda.
Ekonomi kreatif sendiri juga mengikuti tren perkembangan yang ada pada
pasar global. Teknologi menjadi salah satu pilar penting dalam komersialisasi ekonomi
kreatif agar dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas. Dewasa ini, beberapa
pemuda di ASEAN sudah berhasil dalam menjalani ekonomi kreatif. Sebut saja Dong
Nguyen, pemuda asal Vietnam itu telah berhasil menggebrak dunia lewat aplikasi
video game android miliknya. Angry Bird, game buatan Dong Nguyen ini telah
menjadi aplikasi yang paling banyak dimainkan selama 1 minggu peluncurannya di
platform android dan iOS. Keberhasilan ini tentunya adalah buah dari pemikirannya
yang unik dan kreatif lewat peran serta teknologi. Sebuah video game sederahana
namun dikemas dalam system yang unik dan menarik dapat membuat seluruh dunia
penasaran dan ingin mencoba video game tersebut. Selain dalam bentuk yang baru
dalam hal ini adalah software, banyak juga pemuda pemuda yang merubah atau
memodifikasi hal yang lama menjadi baru dan unik. Hal seperti penjualan makanan
yang mulanya biasa saja, bisa menjadi hal yang unik dan berbeda.