Seorang pasien, laki-laki, umur 12 tahun, dengan keluhan kedua mata seperti melihat
pelangi, mata kiri pasien kabur secara perlahan (+), lapangan pandang menyempit, pasien
mengeluh sakit kepala (+), berair (+), silau (+), diberi eye drops timolol dua kali sehari
untuk kedua mata, tetapi obat tidak dipakai secara teratur, riwayat keluarga dengan
glaucoma juvenile ada. Pada pemerksaan fisik didapatkan VOD : 6/15 ph (-) VOS: 6/6,
TIOD P = 36,6 mmHg dan TIOS P = 45,9 mmHg dengan 1 obat, bilik mata depan Van
Herrick grade 3.
Gambaran patologik utama pada glaukoma sudut terbuka primer adalah adanya
proses degeneratif anyaman trabekula, termasuk pengendapan materi ekstrasel di dalam
anyaman dan di bawah lapisa endotel kanal Schlemm. Hal ini berbeda dari proses penuaan
normal. Akibatnya adalah penurunan drainase aqueous humor yang menyebabkan
peningkatan tekanan intraokular.
Terapi yang dianjurkan pada pasien ini berupa terapi medikamentosa Beta Bloker
Timolol 0.5% ED gtt 1/ 12 jam dan operasi dengan trabekulotomi. Timolol merupakan obat
Nonselektif adrenoreseptor beta bloker yang berkerja mengurangi produksi cairan mata
dengan cara menghambat produksi dari aquous humour. Trabekulektomi merupakan teknik
bedah untuk mengalirkan cairan melalui saluran yang ada dan sering dilakukan pada
glaukoma sudut terbuka. Pada trabekulektomi ini, cairan mata tetap terbentuk normal akan
tetapi pengaliran keluarnya dipercepat atau salurannya diperluas. Tujuannnya agar cairan
mata bisa melewati anyaman trabekula menuju ruang subkonjungtiva dimana pada saat
bersamaan tekanan intraokuler optimal tetap dipertahankan (tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah) sebagaimana mempertahankan bentuk bulat mata (mencegah pendangkalan
bilik mata depan).
Prognosis pada pasien adalah malam. Prognosis Glaukoma Juvenil tergantung pada
penemuan dan pengobatan dini. Walaupun telah ada teknik pembedahan, namun tidak
menjamin kesembuhan mata. Dengan demikian tetap diperlukan kontrol teratur. Pada
penderita memerlukan pemeriksaan papil saraf optik (funduskopi) dan lapangan pandang 6
bulan sekali. Bila terdapat riwayat keluarga glaukoma, buta, myopia tinggi, anemia,
hipertensi, diabetes melitus, maka harus dilakukan kontrol lebih sering. Kontrol glaucoma
pada penting dilakukan karena koplikasinya yang dapat menyebabkan rusaknya nervus optik
dan semakin menurunnya visus sampai terjadi kebutaan.