INTRANATAL
Disusun Oleh :
INTRANATAL
A. Definisi
uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Rukiyah, dkk,
2012).
pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37– 42 minggu), lahir spontan dengan
1. Teori Keregangan
4. Teori Prostaglandin
1. Power (kekuatan)
berasal dari titik pemicu tertentu yang terdapat pada penebalan lapisan otot
Kekuatan ini penting untuk mendorong bayi keluar dari uterus dan vagina.
pp.42-43).
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar
keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses
yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus
kepala untuk molase satu sama lain, janin dapat masuk melalui jalan lahir
asalkan tidak terlalu besar dan kontraksi uterus cukup kuat. Passanger atau
faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin.
Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka ia dianggap juga
4. Psycian (Penolong)
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila diambil
1. Engangement
pada saat melewati pintu atasanggul dapat juga dalam keadaan dimana
sutura sagitalis lebih dekat ke promontorium atau ke sympisis maka hal ini
di sebut Asinklitismus.
2. Penurunan
dari ibu, dan gaya berat kalau pasien dalam posisi tegak. Berbagai tingkat
membantunya.
3. Fleksi
Fleksi sebagian terjadi sebelum persalinan sebagai akibat tonus otot alami
janin. Selama penurunan, tahanan dari serviks, dinding pelvis, dan lantai
pelvis menyebabkan fleksi lebih jauh pada tulang leher bayi sehingga dagu
karena kepala janin bertemu penyangga otot pada dasar pelvis. Ini sering
sakrum. Pilihan lainnya, kepala janin dapat memutar lebih dari 90 derajat
5. Ekstensi
dalam pelvis. Karena pintu bawah vagina mengarah ke atas dan ke depan,
yang diikuti dengan keluarnya puncak kepala. Puncak kepala terjadi bila
diameter terbesar dari kepala janin dikelilingi oleh cincin vulva. Suatu
penyangga otot diusahakan berfleksi lebih jauh. Dahi, sinsiput, dan oksiput
dilahirkan.
lebih jauh dapat terjadi sementara bahu menjalani putaran paksi dalam
7. Ekspulsi (Pengeluaran)
Setelah putaran paksi luar dari kepala, bahu anterior lahir dibawah simfisis
1. Perubahan Kardiovaskuler
dan masuk kedalam sistem vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah
jantung sekitar 10–15 % pada tahap pertama persalinan dan sekitar30%-
2. Perubahan Pernafasan
(CO2menurun). Pada tahap kedua persalinan, jika wanita tidak diberi obat
persalinan.
4. Perubahan Integumen
distensibilitas ini berbeda – beda pada tiap individu. Meskipun daerah itu
dapat meregang, namun dapat terjadi robekan – robekan kecil pada kulit
laserasi.
5. Perubahan Muskuloskeletal
Sistem muskoloskeletal mengalami stress selama persalinan. Diaforesis,
meregangnya sendi pada masa aterm. Proses persalinan itu sendiri dan
6. PerubahanNeurologi
Sistem neurologi menunjukkan bahwa timbul stress dan rasa tidak nyaman
7. Perubahan Pencernaan
Bibir dan mulut dapat menjadi kering akibat wanita hamil bernapas
pengosongan lambung menjadi lambat. Wanita hamil sering kali mual dan
lengkap.
8. Perubahan Endokrin
F. Tahap Persalinan
a) Fase laten
b) Fase Aktif
1) Fase Akselerasi
cm menjadi 9 cm.
3) Fase Deselerasi
Pada permulaan Kala II, ibu biasanya berkeinginan untuk mengejan pada
pada bagian yang berpresentasi melalui jalan lahir. Pada kala II his
menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali.
Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang
panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul,
tekanan kepada rektum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum
mulai menonjol dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai
membuka dan tidak lama kemudian kepala tampak dalam vulva pada
waktu his. Bila dasar panggul lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk
lagi di luar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala
Segera sesudah kelahiran bayi, serviks dan vagina harus diperiksa secara
plasenta biasanya terjadi dalam 5 sampai 10 menit pada akhir kala II.
pada pasien. Tekanan darah, kecepatan denyut nadi, dan kehilangan darah
pada rahim harus dipantau dengan cermat. Selama waktu inilah biasanya
tekanan darah.
G. Asuhan Keperawatan Intranatal
1. Pengkajian Kala I
a. Anamnesa
8) Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau
nyeri epigastrium)
b. Pemeriksaan fisik
5) Pemeriksaan abdomen
b) Kontraksi uterus
kontraksi
9) Pemeriksaan dalam
rongga panggul
c. Diagnosa keperawatan
persalinan
4) Kurang pengetahuan tentang proses persalinan berhubungan
2. Pengkajian Kala II
1) Aktivitas /istirahat
relaksasi
b) Letargi
kontraksi.
3) Integritas Ego
4) Eliminasi.
tekanan uterus
7) Keamanan
8) Sexualitas
presentasi vertex
9) Diagnosa Keperawatan
pecah ketuban
a) Aktivitas/istirahat
b) Sirkulasi
anastesi.
f) Pemeriksaan fisik
mental klien.
2) Inspeksi
melahirkan plasenta.
3) Palpasi
g) Diagnosa keperawatan
1) Risiko kekurangan volume cairan b/d kurangnya masukan oral,
plasenta
jawab)
4. Pengkajian Kala IV
a) Aktivitas / Istirahat
b) Sirkulasi
vagal
bawah), atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau
sesaria
c) Integritas Ego
d) Eliminasi
kelahiran
4) Makanan / Cairan
f) Nyeri / Ketidaknyamanan
g) Keamanan
h) Seksualitas
umbilikus
i) Penyuluhan / Pembelajaran
i) Diagnosa keperawatan
kehamilan)
3) Resiko Perdarahan
DAFTAR PUSTAKA
Hanifa Wiknjosastro, Prof. dr. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Henderson & Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC.
Waspodo, dkk. 2007. Asuhan Persalinan Normal, Buku Acuan. Jakarta : Jaringan
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma Hardhi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Saifuddin, dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal &
Wiknjosostro. 2005. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka
Sarwana Prawirohardjo