Anda di halaman 1dari 23

I.

Latar Belakang

Permasalahan sampah menjadi hal yang utama di kampung Bandarharjo.


Banyak ruang kosong maupun sudut-sudut jalan yang dijadikan seagai tempat
memuang sampah. Bahkan pada sudut jalan yang sudah masuk dengan area tambak
pun juga penuh dengan sampah. Masyarakat terlihat sama sekali tidak peduli terhadap
keadaan lingkugan bermukim mereka. Menurut informasi daari ibu RT, sebagian warga
ada yang tidak mau membayar urunan warga untuk sampah. Alhasil mereka mnjadikan
suatu ruang terbuka menjadi seuat tempat pembuangan sampah tanpa ada tindak lanjut
untuk mengatasi permasalahan. Dan selain itu, karena mayoritas penghasilan warga
menengah keawah, maka dengan adanya TPS 3R ini bisa menjadikan warga lebih
mandiri dan menyediakan lapangan pekerjaan untuk warga.

II. Sasaran yang akan dicapai

Warga permukiman Bandarharjo

Ibu-ibu dan bapak-bapak d kampung Bandarharjo yang masih belum memilii


penghasilan

Masyarakat kawasan permukiman

Seluruh anggota masyarakat yang saling bersinergi dan berintegrasi demi


kelancaran

TPS 3R

Pemerintah

Membatu program pemerintah mengenai program kebersihan dan sampah.

Masyarakat luas

Dapat mengemangkan edukasi masyarakat mengenai pentingnya mengolah


sampah dan bisa sebagai tujuan destinasi wisata

III. Deskripsi Proyek

TPS 3R dengan penekanan design lingkungan edukasi.


Tempat Pengelolaan Sampah 3R adalah tempat dilaksanakannya kegiatan mengguna

ulang, mendaur ulang, pemilahan, pengumpulan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.
Penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R Berbasis Masyarakat merupakan
pola pendekatan pengelolaan persampahan dengan melibatkan peran aktif dan pemberdayaan
kapasitas masyarakat. Pendekatan tersebut lebih ditekankan kepada metoda pengurangan
sampah yang lebih arif dan ramah lingkungan. Pengurangan sampah dengan metoda 3R
berbasis masyarakat lebih menekankan kepada cara pengurangan, pemanfaatan dan
pengolahan sejak dari sumbernya (rumah tangga, area komersil, perkantoran dan lain-lain).
Untuk melakukan ini diperlukan kesadaran dan peran aktif masyarakat.

Untuk mewujudkan konsep 3R salah satu cara penerapannya adalah melalui


Penyelenggaraan TPS3R Berbasis Masyarakat, yang diarahkan kepada konsep Reduce
(mengurangi), Reuse (menggunakan kembali) dan Recycle (daur ulang). Pengelolaan
sampah dengan konsep 3R pada skala kawasan merupakan pengelolaan yang dilakukan
untuk melayani suatu kelompok masyarakat yang terdiri atas sekurang- kurangnya 100
Kepala Keluarga tetapi tidak lebih dari 1 wilayah Kecamatan. Pengelolaan pelayanan
sampah skala kawasan merupakan tanggung jawab masyarakat penghuni bersama
pengelola wilayah yang bersangkutan berupa : Kelurahan/Desa, LKMD, RW, Pengelola
Komplek Perumahan, Pengelola Pasar, Pengelola Pertokoan/Mall, Pengelola kawasan
Industri, Pengelola Komplek Pariwisata, Forum Masyarakat, dan lain-lain. Dalam
pelaksanaannya pengelolaan sampah 3R skala kawasan merupakan kegiatan yang terdiri
atas : pengumpulan, pemindahan / pengangkutan, dan pengolahan / pemanfaatan sampah.

Prinsip 3R dalam pengelolaan sampah erat kaitannya dengan prinsip pembangunan


berkelanjutan (sustainable development), khususnya dalam pelaksanaan penghematan
sumber daya (resource efficiency) dan penghematan energi (energy efficiency). Dengan
menjalankan prinsip 3R maka terjadi upaya pengurangan ekstraksi sumber daya karena
sebagian bahan baku dapat terpenuhi dari sampah yang didaur-ulang dan sampah yang
diguna-ulang. Penggunaan bahan baku daur ulang untuk menghasilkan suatu produk telah
terbukti menggunakan lebih sedikit energi dibandingkan menggunakan bahan baku alami.

Dari pendekatan tersebut, maka didalam penyelenggaraan pengelolaan TPS3R


Berbasis Masyarakat harus dilakukan secara sinergi dan berkesinambungan harus dilakukan
melalui:
1. Proses pelibatan masyarakat

2. Proses pemberdayaan masyarakat

3. Proses pembinaan dan pendampingan Pemerintah Daerah untuk keberlanjutan kegiatan


penanganan sampah berbasis 3R

Pengurangan sampah dengan 3R dan replikasi ”best practice” memang bukan hal
mudah untuk dilakukan karena akan sangat bergantung pada kemauan masyarakat dalam
merubah perilaku, yaitu dari pola pemrosesan sampah konvensional menjadi pola pemilah
sampah. Untuk itu diperlukan berbagai upaya baik langsung maupun tidak langsung, seperti :

1. Percontohan Program 3R;

2. Penyuluhan dan pendidikan;

3. Pemberdayaan dan pendampingan masyarakat.

Lingkungan edukasi

Merupakan sebuah lingkungan hasil binaan di sekitar manusia yang bersifat edukatif yaitu
dengan menciptakan suatu situasi atau keadaan yang secara langsung berkontribusi dalam
berbagai bentuk edukasi yang akan disuguhkan

IV. Susunan Pelaporan

1.1 GOALS -FUNCTION

1.1.2 MISSION

Dalam pembangunan TPS 3R ini memiliki beberapa tujuan, akni diantaranya :

• Mengurangi dampak pencemaran air dan udara

• Megelola air baku yang berasal dari rob menjadi air bersih siap minum

• Mengelola sampah organik maupun non organik dan menjadi sarana rekreasi

• Sebagi srana edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga dan mengolah
lingkungan

• Meningkatkan taraf hidup masyarakat

• Masyarakat dapat mengenal fungsi TPS 3R berdasarkan kegiatan yang dilakukan oleh
KSM
setempat;

• Masyarakat dapat mengenal sampah berdasarkan jenis dan dapat melakukan


pengomposan sendiri;

• Operator dapat melakukan pemilahan sampah dan pengomposan tingkat kawasan;

• KSM dapat memahami cara pengoperasional ruangan dan sarana TPS 3R;

• Menyediakan pupuk organik yang murah dan berkualitas untuk petani;

• Mendongkrak perekonomian daerah;

• Membentuk legalitas struktur organisasi yang terpercaya dan mandiri.

1.1.3 MAXIMUM NUMBER

Jumlah kapasitas maksimal dari bangunan ini adalah 400 orang. Jumlah ini mampu
ditampung dalam sekali event karena mempertimbangkan kegiatan yang akan diadakan
merupakan kegiatan komunitas dan pendidikan .

1.1.4 INDIVIDUAL IDENTYTY

Pengelola Utama

 Ketua :

a. Mengkoordinasikan kegiatan perencanaan kegiatan pembangunan.


b. Memimpin pelaksanaan tugas KSM dan kegiatan rapat-rapat.

 Sekretaris :

a. Menyusun rencana kebutuhan dan melaksanakan kegiatan tata usaha


serta dokumentasi;
b. Melaksanakan surat-menyurat;
c. Melaksanakan pelaporan kegiatan pembangunan secara bertahap.

 Bendahara :

a. Menerima dan menyimpan uang serta mengeluarkan/membayar sesuai dengan RAB


yang telah ditetapkan;
b. Melakukan pengelolaan administrasi keuangan dan pembukuan realisasi serta laporan
pertanggungjawaban keuangan :
1) Tahap Konstruksi
a) Laporan keuangan mingguan untuk diumumkan (ditempel
dipapan pengumuman/tempat strategis) sehingga dapat dilihat
dengan mudah oleh masyarakat
b) Laporan keuangan bulanan yaitu laporan penggunaan dana
dan laporan harian sesuai format yang ditentukan untuk

 Tim Swakelola KSM


Berdasarkan Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 beserta perubahannya,
sebelum pekerjaan dilaksanakan, dilakukan persiapan-persiapan antara lain
pembentukan Tim Swakelola dengan ketentuan Tim Swakelola diangkat oleh
penanggung jawab kelompok masyarakat sesuai dengan struktur organisasi
swakelola. Tim Swakelola terdiri dari Tim Perencana, Tim Pelaksana dan Tim
Pengawas serta dapat ditambah dengan Panitia/Pejabat Pengadaan dan Seksi
Operasional dan Pemeliharaan.
a. Tim Perencana
Tim Perencana mempunyai tugas dan bertanggungjawab dalam
menyusun KAK, membuat gambar rencana kerja dan/atau spesifikasi
teknis. Tim perencana terdiri dari seksi perencanaan, seksi konstribusi
dan seksi tenaga kerja. Secara rinci tugas tim perencana adalah:
1) Mensosialisasikan pilihan teknologi sanitasi kepada masyarakat;
2) Mengevaluasi dan menentukan pilihan teknologi 3R yang akan
dibangun, sesuai dengan pilihan, kemampuan masyarakat serta
kondisi lingkungan;
3) Dengan didampingi fasilitator menyusun analisa teknis, membuat DED
Lengkap dengan potongan RAB dan menyusun analisa structural,
elektrikal, arsitektural sesuai dengan teknologi 3R yang dipakai
masyarakat;
4) Menyusun jadwal rencana kegiatan konstruksi dan kurva S;
5) Melakukan penarikan kontribusi dari masyarakat berupa uang dan
menyetorkan pada bendahara
6) Menyusun rencana pengadaan dan kebutuhan tenaga kerja
b. Tim Pelaksana
Tim Pelaksana mempunyai tugas dan bertanggung jawab
dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang
direncanakan, membuat gambar pelaksanaan serta membuat
laporan pelaksanaan pekerjaan. Secara rinci tugas tim
pelaksana adalah:
1. Melakukan kaji ulang dan pengukuran pada
lokasi pekerjaan berdasarkan gambar rencana
kerja
2. Mengajukan kebutuhan bahan/material kepada
penanggung jawab KSM untuk diproses oleh
Panitia/Pejabat Pengadaan
3) Bertanggung jawab terhadap keamanan material
selama pembangunan
4) Mengalokasikan material sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan konstruksi
5) Mendatangkan dan mengatur tenaga kerja untuk
melaksanakan kegiatan/pekerjaan sesuai dengan
jadwal pelaksanaan
6) Melakukan pembayaran bahan/material dan upah
tenaga kerja
7) Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (realisasi fisik
dan keuangan)
8) Mengorganisir kegiatan kampanye kesehatan di
masyarakat
9) Membantu dalam penyuluhan kesehatan masyarakat
10) Melakukan monitoring terhadap upaya penyehatan
lingkungan
c. Tim Pengawas
Tim Pengawas mempunyai tugas dan bertanggung jawab dalam
melaksanakanpengawasan terhadap pelaksanaan dan pelaporan, baik
fisik maupun administrasi pekerjaan swakelola. Secara rinci tugas tim
pengawas adalah:
1) Bertangung jawab terhadap pengawasan administrasi,
teknis dan keuangan;
2) Di fasilitasi oleh TFL bertangung jawab/menilai atas
kualitas dan progress pekerjaan fisik;
3) Berkoordinasi dengan TFL menyusun laporan pekerjaan
untuk diteruskan dan/atau ditindak lanjuti ke PPK.

Pengelola Umum

 Pekerja pemelihara pengumpul gerobak : memiliki tanggung jawab mengumpulkan


sampah di permukiman Bandarharjo dengan menggunakan media gerobak

 Pekerja pemindah : memiliki tanggun jawab dalam urusan pemindahan sampah dari
tahap 1 menuju tahap yang lain.

 Pekerja pemelihara : memiliki tanggung jawab dalam pengoperasian setiap elemen


pengolahan sampah dan sekaligus memelihara agar TPS 3R tetap terjaga sekaligus
aman.

1.1.5 SERVICE

 Security : memilii tanggung jawab atas keamaan seluruh bangunan pada

 Cleaning Service : memiliki tanggung jawab dalam hal kebersian di dalam TPS 3R

PUBLIK

Pengunjung : yang mengunjungi TPS dan Workshop sebagai sarana destinasi wisasta
maupun edukasi

1.1.6 SECURITY

• Salah satu faktor terpenting adalah sistem keamanan yang berdampak pada
keselamatan pekerja dan pengujung itu sendiri oleh karena itu tedapat beberapa sistem
keamanan di dalam bandara antara lain:

– Sistem Keamanan CCTV yang ditempatkan di berbagai sudut di TPS 3R.

– Sistem Keamanan dengan security yang ditempatkan pada dua titik

1.1.7 SEGRERATION & ENCOUNTERS

 Pemisahan sirkulasi di dalam TPS 3R, dibedakan menjadi:


 Pemisahan Sirkulasi masuk dan sirkulasi keluar, untuk menghindari cross
sirculation.

 Pemisahan Sirkulasi antara kendaraan pengunjug dengan truk sampah serta


kendaraan staff/pengelola

1.1.8 SEGREGATION

Pusat Pengolahanan Air dan Sampah ini dibagi menjadi :

• Area pengolahan air

• Area pengolahan sampah

• Area pengolahan limbah

• Area penghasil listrik

• Area penghasil biogas

1.1.9 EFFICIENCY

• TPS 3R direncanakan akan menampung 600 orang sehingga akan terbagi

- Area Pengolahan sampah 50%

- Kantor 10%

- Bank Sampah & Rak Penyimpanan 10%

- RTH 30%

1.2 GOALS-FORM

1.2.1 BIAS ON SITE ELEMENTS

• HARD MATERIAL

1. Bangunan

2. Parkir

3. Sitting Group

• SOFT MATERIAL

1. Tanah

2. Rumput
3. Vegetasi

1.2.2 EFFICIENT LAND USE AIRPORT

• TPS 3R direncanakan akan menampung 600 orang sehingga akan terbagi

- Area Pengolahan sampah 50%

- Kantor 10%

- Bank Sampah & Rak Penyimpanan 10%

- RTH 30%

1.2.3 COMMUNITY RELATIONS

Pertimbangan memilih tapak harus disesuaikan dengan tetangga pada kawasan tersebut.
Lokasi terletak dengan permukiman dimana merupakan sumber utama sebgai target
pengolahan sampah

1.2.4 ARAH DAN JALAN MASUK TAPAK

• Pemilahan tapak dekat dengan akses jalan raya

Pemilihan jalan masuk di tapak dipertimbangkan dengan pola jalan raya di dekat tapak
sehingga jalan masuk dan keluar mudah digunakan oleh seluruh pengguna serta tidak
menimbulkan kemacetan baik diluar maupun didalam tapak

1.2.5 PROJECTED IMAGE

Harapan dari bangunan ini yaitu dapat menjadi icon kota semarang, dimana bangunan ini akan
memiliki daya tarik sendiri untuk pengunjung. Tidak hanya sebagai tempat pengolahan sampah
berbasis masyarakat tetapi juga sebagai sarana edukasi dan wisata bagi masyarakat.

Dapat bertahan dalam kurun waktu 20 tahun kedepan. Sehingga desain bangunan tersebut
masih bisa mengikuti perkembangan jaman yang ada.

1.3 GOALS-ECONOMY

1.3.1 EXTENT OF FOUNDS TPS 3R


Pembiayaan yang diperlukan dalam penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R
berbasis masyarakat, meliputi:

• Kebutuhan biaya investasi prasarana dan sarana dilakukan dengan mekanisme


pembiayaan Bantuan Dana Sosial yang bersumber dari Dana APBN dengan pola
pengelolaan langsung oleh masyarakat melalui lembaga keswadayaan masyarakat.

• Kebutuhan biaya operasi pengumpulan sampah dari sumber serta operasional


penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R berbasis masyarakat dan
pemeliharaan prasarana / sarananya melalui iuran warga yang besarnya
dimusyawarahkan.

• Insentif yang didapat berupa hasil penjualan material daur ulang dan produk kompos
serta penjualan bibit tanaman yang dapat digunakan untuk kepentingan sosial warga
atau untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman.

1.3.2 COST EFFECTIVENESS TPS 3R

Efektivitas suatu kegiatan yang berlaku dapat menyelesaikan program sesuai dengan rencana.

PRINSIP UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS :

• Menilai efektivitas yang berkaitan dengan problem tujuan dan alat untuk memproses
input-output

• Sistem yang dibandingkan harus sama seperti fasilitas sosial, ekonomi, dll.

1.3.3 MAXIMUM RETURN TPS 3R

Adanya subsidi dari Pemerintah Daerah untuk mendukung keberlanjutan program 3R berbasis
masyarakat. Secara umum berdasarkan perhitungan, agar TPS 3R (cakupan layanan 200 KK)
dapat berjalan, Pemerintah Daerah dapat memberikan subsidi ± Rp. 46.000.000,-/tahun,
dimana biaya ini telah mencakup gaji operator, bahan bakan dan listrik. Berikut ini disajikan
formulasi subsidi yang dapat digunakan untuk menghitung besaran subsidi yang harus
dikeluarkan untuk setiap lokasi TPS 3R berbasis masyarakat.

Dana Masyarakat

Kontribusi dari masyarakat berupa:

• Dana tunai (on cash) untuk membuka Rekening KSM dan biaya awal operasional dan
pemeliharaan kurang lebih sebesar Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
• Dana non tunai (in kind) berupa lahan, barang, material, tenaga kerja, konsumsi dan
lain-lain

• Dana iuran masyarakat untuk operasional fasilitas TPS 3R dikumpulkan


berdasarkan kesepakatan masyarakat calon pengguna/penerima manfaat.
Pengumpulan dana masyarakat tersebut dilakukan oleh KSM.

1.3.4 MINIMIZING AND OPERATING COSTS

• Biaya-biaya daur hidup pada TPS 3R tidak boleh membengkak sehingga menyebabkan
kerugian.

• Oleh itu diadakan penyusutan biaya-biaya daur hidup seperti biaya oprasional pada
fasilitas, biaya pemeliharaan bangunan TPS 3R, dan biaya renovasi.

1.4 GOALS - TIME

CHANGE

• Belum terjadi perubahan karena merupaan bangunan pertama yang akan dibangun.
Dan dengan adaya bangunan ini diharapkan dapat memberikan perubahan bgi
lingkungan sekita khususnya kampung Ujungsari.

2.1 FACT - FUNCTION

2.1.1 STATISTICAL DATA

Bangunan TPS 3R dan Workshop bangunan yang didesain dengan fasilitas-fasilitas yang
memadai, seperti :

• Kafetaria

• Perpustakaan mengenai sampah

• Mini theatre

• Workshop area

• Public space

2.1.2 VALUE OF POTENTIAL LOSS

Mengevaluasi kehilangan yang mungkin untuk menentukan derajat pengawasan keamanan


yang diperlukan.
• TPS 3R Memiliki pegawasan dan peraturan yang ketat agar setiap pengunjung yang
ingin memasuki area pengolahan sampah harus degan safety dari segi pakaian.

• Penjagaan pada property setiap sudut yang dipasang cctv sebagai alat pantau
pengawasan.

2.1.3 TIME MOTION STUDY

Menentukan persyaratan-persyaratan pergerakan waktu jarak.

• Jarak waktu antara parkir pengunjung menuju bangunan TPS 3R tidak boleh terlalu
terlalu jauh dan memakan waktu paling lama maksimal 5 menit

• Jarak antar gedung workshop dengan area pengelolaan sampah tidak boleh terlalu jauh.
Walau jarak ini difungsikan juga sebagai barrier bau tetapi ada batas maksimum yakni
radius 5 menit sudah dapat di jangkau dari gedung Workshop.

2.2 FACT - FORM

2.2.1 SITE ANALYSIS

• Tapak tidak terlalu jauh dari keramaian kota, dekat dengan jalan raya besar.

• Untuk view tidak terlalu bagus, jalan untuk mengakses tapak lebar ± 10 m

• Tidak terdapat fasilitas transportasi umum.

2.2.2 FAR and GAC

Evaluasi konsekuensi pemberi bentuk dari persyaratan persyaratan peraturan dan tata wilayah
untuk bangunan TPS 3R

Sesuai peraturan wilayah dengan menetukan tinggi bangunan, GSB, KLB,KDB, RT,Rw dan
buku pedoman Umum TPS 3R

2.2.3 SOIL ANALYSIS

Tanah merupakan tanah reklamasi yakn tanah urug yang mana tanahnya berasal dari daerah
perbukitan dari Ngaliyan. Air tanahnya sangat dalam dapat mencapai 50 m dibawah permukaan
air laut
2.3 FACT - ECONOMY

2.3.1 MARKET ANALYSIS

Pada analisis pasar di tujukan untuk mengevaluasi laporan biaya yang nantinya akan
menentukan implikasi desain terhadap rancangan untuk membuat TPS 3R dengan fungsi dan
fasilitas fasilitas pendukung berupaya untuk meningkatkan nilai koefisien pada TPS 3R.

2.3.2 SPACE PARAMETERS

Di dalam parameter ruang bertujuan untuk menghubungkan ruang ruang yang saling
berdekatan seperti :

Hubuga nruang pada fasilitas utama :

Perpustakaan berdampingan dengan ruang mini theater. Walau kedua ruang ini memiliki sifat
yang berbeda tetapi sama-sama memiliki tujuan yang sama sebagai sarana edukasi.

Kemudian ruang yang memiliki sifat dan jenis kegiatan yang sangat berbeda sirkulasinya
dipisahkan dengan menggunakan RTH. Contohnya :

Antara gedung workshop dengan area pengolahan dipisahkan dengan adanya RTH

3.1 CONCEPT - FUNCTION

3.1.1 SERVICE GROUPING

Berdasarkan Akses yang Dapat

Dijangkau :

Pengelompokkan terdiri dari ; Semi Public, Service, Private.

Semi PUBLIC : Pengelompokkan area yang dapat diakses oleh semua orang di dalam gedung
TPS 3R

SERVICE : Pengelompokkan area yang berfungsi sebgai sarana penunjang

PRIVATE : Area yang dapat dijangkau oleh orang tertentu


3.1.2 PRIORITY

• PRIORITAS, terhadap keperluan pengunjung pada bangunan TPS 3R:


Pengunjung,

Besar ruang yang didapat dipengaruhi oleh jumlah individu, sirkulasi untuk pergerakan dan
lainnya. Diprioritaskan untuk yang difable.

Pengelola,

lebih mengutamakan tatanan ruang yang bersifat privasi

3.1.3 SECURITY CONTROLS

Dalam Pengawasan Pergerakkan Personalia & Melindungi Harta Benda

Pemberian CCTV pada area yang bersifat public , termasuk fasilitas penunjang dan ruang
transisi seperti lift dan lorong.

Penempatan Ruang security yang penekannya lebih didekatkan pada area pintu masuk

3.1.4 SEQUENTIAL FLOW

ALIRAN BERURUTAN, memperhatikan alur sirkulasi berdasarkan pergerakan orang,


kendaraan,dan barang barang

Contoh :

PERGERAKAN SAMPAH: Pembuatan jalur sirkulasi khusus yang terpisah dengan sirkulasi
pengunjung untuk akses sampah baik dengan gerobak maupun truk pengambil sampah.

PERGERAKAN ORANG :

Pintu masuk menuju loby pada gedung workshop kemudian dihubungkan menuju kantor
pengurus dan staff

PERGERAKAN KENDARAAN :

Main Entrance utama harus dekat dengan parkir public dan parkir pengurus/staff

3.1.5 SEPARATED FLOW

ALIRAN PEMISAH, antara fungsi Ruang Umum dan Ruang Private.

Penempatan R. Pengelola harus terpisah dengan keramaian PUBLIC.

Penempatan lobu di ruang tengah sebagai zona transisi menuju ruang semi private lainnya.
3.2 FUNCTION

Memperhatikkan letak ruang berdasarkan

ORGANISASI & FUNGSI :

• Loby difungsikan dekat dengan main entrance agar bisa diakses dengan mudah.

• toilet dijadikkan 1 unit atau berdekatan, karena memiliki sifat privasi

3.3 FORM

3.3.1 ENVIRONMENTAL CONTROLS

Penerapan bentuk bangunan sebagai respon iklim pada tapak :

• Bentuk TPS 3R Tidak hanya sekedar struktur baj sederhana tetapi memberikan estetis
dan mampu merespon iklim melindungi dari panas dan curah hujan yang tinggi

• Dipadukan dengan finishing material, tidak hanya cladding kaca agar meminimalkan
panas yang datang

• Diancang dengan konsep rsitektur organik agar bisa lebih fleksibel dalam merespon dan
sesuai dengan fungsi bangunan

3.3.2 SAFETY

Implikasi-Implikasi Bentuk Dalam Tindakan Keselamatan

• Bentuk TPS 3R, memiliki jalur evakuasi untuk pemadam kebakaran

• Bentuk tersebut juga harus tahan api dengan penggunaan material yang tepat

• Pemberian Sprinkle dibeberapa titik untuk penanganan kebakaran


3.3.3 SPECIAL FOUNDATIONS

Penerapan Pondasi Melihat

Kondisi Tanah Pada Daerah

Tapak :

• Pada area dengan kondisi khusus memakai pondasi yang berbeda, seperti basement

• Penggunaan pondasi dipengaruhi oleh ketinggian bangunan dan sifat tanah.

3.3.4 ORIENTATION

Tampilan Bangunan Yang Baik

Pemberian ornamen dan aksentuasi pada bangunan untuk memperindah atau memberikan ciri-
ciri dari bangunan tersebut sehingga memiliki karakteristik akan bangunan tersebut.

Bentuk TPS 3R akan dirancang dengan interpretasi dari makna filosofi pemberi inspirasi bentuk
dari bangunan tersebut

3.4 CONCEPT - ECONOMY

3.4.1 ENERGY CONSERVATION

Konservasi TPS 3R yaitu memelihara,

Menjaga lingkungan TPS 3R maupun

bangunan TPS 3R.

Meningkatkan nilai TPS 3R dengan

mengonservasi lingkungan untuk meningkatkan

nilai konsumen yang tinggi yang akan

berdampak pada bangunan TPS 3R itu

sendiri.

4.1 NEEDS - TIME

4.1.1 ADABTABILITAS
Adaptabilitas pada bangunan dengan

Menciptakan suatu ruang yang mana masyarakat berkecimpung didalamnya dengan


memberikan fasilitas kenyamanan bagi masyarakat sehingga mudah bagi mereka untuk
beradaptasi dengan bangunan baru ini yang berada di lingkungan tepat tinggal mereka

4.1.2 KONSEP KONVERTIBILITAS

Konvertibilitas memungkinkan ruang dalam bangunan dapat mengalami perubahan tata atur
pada suatu ruang.

-Area pengelola dan area pengolahan untuk ruang kantor menggunakan dinding sekat
sedangkan area pengolahan sampah tidak bersekat.

4.1.3 KONSEP EKSPANSIBILITAS

adalah konsep fleksibilitas yang penerapannya pada ruang atau bangunan yaitu bahwa ruang
dan bangunan yang dimaksud dapat menampung pertumbuhan melalui perluasan.

Area pameran dan area pengembangan desain harus fleksibel untuk masalah luasan dan
kapasitas orang, dapat juga diatasi dengan adanya partisi atau parquet. Yang bisa diatur sesuai
kebutuhan

4.1.4 PARKING REQUIREMENTS

4.2 NEEDS - FUNCTION

4.2.1 Functional Alternatives

Kebutuhan ruang pada Bangunan TPS 3R ini perlu diberikan beberapa fasilitas penunjang
supaya dapat digunakan untuk penambahan sebuah ruang baru atau fungsi ruang yang dapat
mendukung dari TPS 3R ini sendiri pada waktu tertentu

4.2.2 ALTERNATIF-ALTERNATIF FUNGSIONAL


Dalam menentukan jumlah ruang, dan berapa besaran dari ruang itu sendiri , pada awal
mendesain harus mengetahui siapa saja yang akan memakai bangunan tersebut.

Hal yang paling penting adalah harus mengetahui keinginan owner. Walaupun owner disini
adalah masyarakat tetai tetap lah harus sesuai dengan keputusan bersama Untuk menentukan
berapa ukuran yang akan digunakan dalam setiap ruangan, diharapakan mencari referensi-
referensi sesuai kebutuhan ruang tersebut.

4.3 NEEDS - FORM

4.3.1 BUDGET ESTIMATE ANALYSIS

Dalam mendesain TPS 3R ini dalam menetukan semua hal yang berkaitkan dengan bentuk ,
struktur, dan material yang akan digunakan pada bangunan ini adalah mendiskusikan dengan
semua orang yang akan membiayai pemabangunan projek ini berlangsung, serta harus
mengetahui kebutuhan apa yang harus ada pada bangunan TPS 3R ini. Maka dari itu proposal
haruslah jelas dari segi material dan segala macam teknis yang ada karena harus dapat
dipertanggung jawabkan.

4.3.2 BUDGET ESTIMATE ANALYSIS

Formulasi Subsidi

(formulasi Subsidi TPS 3R dengan cakupan layanan 200 KK/sesuai Pedoman Umum 3R)

S = - {[pendapatan] – [pengeluaran]}

S = - {[(37,23 x HP) + (4,38 x HG) + (4,38 x HL) + (21,9 x HKe) + (54,75 x HKo) + (2400 x
Rbulanan)]

S = besaran subsidi (Rp/tahun)

HP = harga jual sampah plastik (Rp/ton)

HG = harga jual sampah gelas (Rp/ton)

HL = harga jual sampah logam (Rp/ton)

Hke = harga jual sampah kertas (Rp/ton)

Hko = harga jual sampah kompos (Rp/ton)

Rbulanan = retribusi bulanan (Rp/KK/bulan)

Gobulanan = gaji operator bulanan (Rp/operator/bulan)


Hsolar = harga solar (Rp/liter)

Hbensin = harga bensin (Rp/liter)

Hlistrik = harga listrik (Rp/kWh)

5.1 PROBLEM - FUNCTION

Unique and Important Performance Requir that will Shape Building Design

Berikut ini beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pembuatan desain arsitektural pada
bangunan TPS 3R, yaitu :

• Hasil perhitungan luasan masing-masing area (pemilahan, pengomposan, mesin,


gudang, dll)

• Hasil dari kesepakatan masyarakat tentang rencana pilihan teknologi yang akan
diterapkan (menyangkut luasan area komposting, tempat residu, lapak, dll)

• Hasil kesepakatan untuk posisi masing-masing ruangan dalam bangunan TPS 3R


(pemilahan, penggilingan, mesin, komposting, dll)

• Penentuan pondasi yang akan dipakai berdasarkan beban terhitung dengan jenis tanah
yang ada.

• Bentuk arsitektural yang diinginkan (sesuaikan dengan desain rumah adat dll jika perlu).

• Menentukan jenis bangunan yang akan dibuat (bangunan rangka baja, beton bertulang,
konstruksi kayu, dll)

• Menentukan spesifikasi mesin pencacah, pengayak dan motor angkut.

• desain fasilitas pendukung menyesuaikan fungsi yang namun tetap disosialisasikan


kepada masyarakat.

5.2 PROBLEM - FORM

Major Form Consideration That Will Affect Building Design.

Berdasar pada standart kebutuhan yang harus ada dan sesuai dengan peraturan seperti sudah
diaturnya layout dan tata ruang sehingga desain hanya dapat diolah dari segi peingkupnya
sedangkan untuk tata ruangnya menggunakan sesuai dengan pemerintah

5.3 PROBLEM - ECONOMY

5.3.1 Attitude Toward The budget


Kesadaran akan jumlah dana menentukan strategi dan penyelesaian dalam desain dan
pemilihan material. Serta menyusun program-program berkeanjutan yang juga bisa sebagai
sumber dana baik untuk maintenance maupun operasional dll.

5.3.2 DAMPAK WAKTU TERHADAP BIAYA BANGUNAN

Gambar tersebut menunjukkan bahwa perubahan rancangan tidak boleh diilakukan pada saat
bangunan sudah mencapai tahapan pelaksanaan konsturksi, karena akan mengakibatkan
pertambahan biaya bangunan secara signifikan.
5.4 PROBLEM - TIME

5.4.1 IMPLICATIONS OF CHANGE GROWTH ON LONG PERFORMANCE

• Untuk area pendidikan harus mempunyai space lebih guna untuk perkembangan
pendidikan jika pendidikan itu berkembang

• Ruang pameran juga harus fleksibel untuk dapat diperluas dan persempit dengan
mudah.

• Maka dari itu kawasan ini harus dirancang sedemikian sehingga dapat diperluas secara
ekonomis dan efisien tanpa merusak keindahan kawasan

5.4.2 Waktu

• Perubahan Desain Pada Tahap Pelaksanaan sehingga memerlukan waktu lebih lama

• Lemahnya Pengawasan Dan Pengendalian

• Keterlambatan kedatangan material dan alat

• Faktor cuaca yang buruk menghambat jalanya pelaksanaan

• Kurangnya jasa pekerja pada pengoptimalan pelaksanaan yang mendekati date line
waktu.

Anda mungkin juga menyukai