PENDAHULUAN
bukan hanya di bagian rahim saja, tetapi juga pada bagian payudara. Payudara
merupakan bagian tubuh yang sangat rentan untuk ditumbuhi oleh sel kanker atau
tumor, karena adanya tumor payudara akan menyebabkan penurunan fungsi pada
payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar jaringan susu maupun pada
jaringan ikat payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat tapi sangat
disebabkan oleh pertumbuhan sel jaringan tubuh yang tidak normal dan tidak
sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Kanker payudara pada
stadium awal, jika diraba umumnya tidak menemukan adanya benjolan yang jelas
Sedangkan pada Stadium lanjut gejalanya antara lain, jika diraba dengan tangan,
terasa ada benjolan di payudara. Jika diamati bentuk dan ukuran payudara berbeda
dengan sebelumnya, ada luka di payudara dan puting susu yang tidak dapat
sembuh meskipun telah diobati, keluar darah atau cairan encer dari puting susu,
puting susu masuk memuntir kedalam payudara, kulit payudara berkerut seperti
(WHO) pada tahun 2012, terdapat 14 juta kasus baru dan 8.2 juta orang meninggal
dunia karena kanker (WHO, 2012). Menurut Infodatin (2015) pada data
baru tertinggi, yaitu sebesar 43,3%, dan persentase kematian akibat kanker
kementerian kesehatan tahun 2015 estimasi jumlah kasus baru dan jumlah
kematian akibat kanker payudara di Rumah Sakit (RS) Kanker Dharmais tahun
pada tahun 2010 terdapat 711 kasus baru dengan 93 kematian akibat kanker
payudara, pada tahun 2011 meningkat menjadi 769 kasus baru dengan 120
kematian akibat kanker payudara, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 809
kasus baru dengan 150 kematian akibat kanker payudara, sedangkan pada tahun
2013 meningkat menjadi 819 kasus baru dengan kematian 217. Di Kalimantan
sebesar 0,1 % ( Data Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan, 2013). Pada
Etiologi dari penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan. Akan tetapi,
faktor tersebut merupakan faktor resiko yang antara lain adalah faktor reproduksi
seperti menarche atau haid pertama usia kurang dari 12 tahun, menopause di usia
lebih dari 50 tahun, melahirkan anak pertama usia lebih dari 35 tahun, faktor
endokrin sepeti pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama, diet seperti
kanker payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum kanker tersebut
(SADARI) sebaiknya dilakukan sekali dalam satu bulan sehingga kita terbiasa
dengan keadaan payudara. Keterbiasaan ini membuat kita lebih mudah untuk
menemukan kalau ada perubahan yang terjadi pada payudara (Bustan, 2007).
Disamping itu, pemeriksaan payudara sendiri menjadi metode yang paling murah
dan sederhana yang dapat dilakukan secara mandiri oleh wanita dibandingkan
hari setelah hari pertama menstruasi/sudah selesai menstruasi (Pusat Data dan
Payudara Sendiri) adalah salah satu upaya penanganan terhadap penyakit kanker
payudara secara dini. Dengan melakukan SADARI angka kematian akibat kanker
payudara dapat diturunkan hingga 20%. Namun dibalik keberhasilan program
pada payudara. Hanya sekitar 25-30% perempuan yang melakukan SADARI, hal
tersebut menjadi salah satu faktor penyebab masih tingginya angka kesakitan dan
(pemeriksaan pada benjolan atau lesi pada payudara dengan cara mengambil
sedikit jaringan yang ada pada benjolan tersebut), USG (pemeriksaan ini
dilakukan dengan alat yang sensitif terhadap gelombang suara), MRI (Magnetic
Hal. 29).
Selain itu penyampaian informasi melalui berbagai sumber baik media cetak
hal lain yang dapat mempengaruhi upaya deteksi secara mandiri adalah sikap.
Mempengaruhi Perilaku SADARI Pada Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini
Kanker Payudara”.