Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bagian tubuh wanita yang sering mengalami gangguan kesehatan serius

bukan hanya di bagian rahim saja, tetapi juga pada bagian payudara. Payudara

merupakan bagian tubuh yang sangat rentan untuk ditumbuhi oleh sel kanker atau

tumor, karena adanya tumor payudara akan menyebabkan penurunan fungsi pada

payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar jaringan susu maupun pada

jaringan ikat payudara. Kanker ini memang tidak tumbuh dengan cepat tapi sangat

berbahaya (Suryaningsih, 2009). Kanker merupakan penyakit tidak menular yang

disebabkan oleh pertumbuhan sel jaringan tubuh yang tidak normal dan tidak

terkendali. Kanker payudara disebut juga dengan carcinoma mammae adalah

sebuah tumor ganas yang tumbuh dalam jaringan payudara. Kanker payudara pada

stadium awal, jika diraba umumnya tidak menemukan adanya benjolan yang jelas

pada payudara. Namun sering merasakan ketidaknyamanan pada daerah tersebut.

Sedangkan pada Stadium lanjut gejalanya antara lain, jika diraba dengan tangan,

terasa ada benjolan di payudara. Jika diamati bentuk dan ukuran payudara berbeda

dengan sebelumnya, ada luka di payudara dan puting susu yang tidak dapat

sembuh meskipun telah diobati, keluar darah atau cairan encer dari puting susu,

puting susu masuk memuntir kedalam payudara, kulit payudara berkerut seperti

kulit jeruk (Mangan, 2009).

Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan World Health Organization

(WHO) pada tahun 2012, terdapat 14 juta kasus baru dan 8.2 juta orang meninggal
dunia karena kanker (WHO, 2012). Menurut Infodatin (2015) pada data

Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui bahwa

di dunia kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan persentase kasus

baru tertinggi, yaitu sebesar 43,3%, dan persentase kematian akibat kanker

payudara sebesar 12,9%. Di Indonesia berdasarkan Pusat data dan informasi

kementerian kesehatan tahun 2015 estimasi jumlah kasus baru dan jumlah

kematian akibat kanker payudara di Rumah Sakit (RS) Kanker Dharmais tahun

2010-2013 terus mengalami peningkatan yang signifikan setiap tahuanya, dimana

pada tahun 2010 terdapat 711 kasus baru dengan 93 kematian akibat kanker

payudara, pada tahun 2011 meningkat menjadi 769 kasus baru dengan 120

kematian akibat kanker payudara, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 809

kasus baru dengan 150 kematian akibat kanker payudara, sedangkan pada tahun

2013 meningkat menjadi 819 kasus baru dengan kematian 217. Di Kalimantan

Tengah, data prevalensi kanker payudara berdasarkan diagnosis Dokter yakni

sebesar 0,1 % ( Data Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan, 2013). Pada

pemeriksaan tahun 2007-2016, sebanyak 10.436 penduduk wanita yang dilakukan

deteksi dini kanker, didapatkan hasil sebanyak 23 orang mengalami tumor

payudara ( Data Riset Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan, 2016).

Etiologi dari penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan. Akan tetapi,

banyak penelitian yang menunjukkan adanya beberapa faktor yang berhubungan

dengan peningkatan resiko atau kemungkinan terjadinya kanker payudara. Faktor-

faktor tersebut merupakan faktor resiko yang antara lain adalah faktor reproduksi

seperti menarche atau haid pertama usia kurang dari 12 tahun, menopause di usia

lebih dari 50 tahun, melahirkan anak pertama usia lebih dari 35 tahun, faktor
endokrin sepeti pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama, diet seperti

makanan berlemak, alkohol; genetik atau riwayat keluarga, terpapar radiasi

(Depkes RI, 2009).

Deteksi dini kanker payudara adalah program pemeriksaan untuk mengenali

kanker payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum kanker tersebut

mempunyai kesempatan untuk menyebar. Kanker payudara dapat ditemukan

secara dini dengan pemeriksaan SADARI (Periksa Payudara Sendiri),

pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Pemeriksaan Payudara Sendiri

(SADARI) sebaiknya dilakukan sekali dalam satu bulan sehingga kita terbiasa

dengan keadaan payudara. Keterbiasaan ini membuat kita lebih mudah untuk

menemukan kalau ada perubahan yang terjadi pada payudara (Bustan, 2007).

Studi empiris menyatakan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dan

mammografi dapat membantu dalam memastikan deteksi dini kanker payudara.

Disamping itu, pemeriksaan payudara sendiri menjadi metode yang paling murah

dan sederhana yang dapat dilakukan secara mandiri oleh wanita dibandingkan

dengan mammografi (Manuaba, 2010). SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri)

adalah pengembangan kepedulian seorang perempuan terhadap kondisi

payudaranya sendiri. Tindakan ini dilengkapi dengan langkah-langkah khusus

untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara untuk mengetahui

perubahan-perubahan yang terjadi pada payudara. SADARI dilakukan antara 7-10

hari setelah hari pertama menstruasi/sudah selesai menstruasi (Pusat Data dan

Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2016). Program SADARI (Pemeriksaan

Payudara Sendiri) adalah salah satu upaya penanganan terhadap penyakit kanker

payudara secara dini. Dengan melakukan SADARI angka kematian akibat kanker
payudara dapat diturunkan hingga 20%. Namun dibalik keberhasilan program

tersebut, nyatanya masih banyak perempuan yang belum memahami apa

sebenarnya SADARI dan bagaimana prakteknya untuk dapat mendeteksi kelainan

pada payudara. Hanya sekitar 25-30% perempuan yang melakukan SADARI, hal

tersebut menjadi salah satu faktor penyebab masih tingginya angka kesakitan dan

kematian akibat kanker payudara.

Upaya yang dilakukan untuk mencegah atau mendeteksi kanker payudara

adalah seperti Mammografi (pemeriksaan dengan menggunakan sinar X yang

memberikan gambaran tentang jaringan lunak pada payudara), Biopsi

(pemeriksaan pada benjolan atau lesi pada payudara dengan cara mengambil

sedikit jaringan yang ada pada benjolan tersebut), USG (pemeriksaan ini

dilakukan dengan alat yang sensitif terhadap gelombang suara), MRI (Magnetic

Resonance Imaging), SADARI (pemeriksaan payudara sendiri (Wenny, 2011,

Hal. 29).

Selain itu penyampaian informasi melalui berbagai sumber baik media cetak

dan elektronik merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan kesadaran

masyarakat untuk memeriksakan dirinya secara dini. Disamping peranan edukasi,

hal lain yang dapat mempengaruhi upaya deteksi secara mandiri adalah sikap.

Sikap yang positif terhadap pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) berpengaruh

dalam pandangan perempuan mengenai upaya perilaku hidup sehat.

Berdasarkan fenomena diatas peneliti tertarik untuk meneliti “Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku SADARI Pada Remaja Putri Dalam

Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara”


1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dirumuskan “Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Perilaku SADARI Pada Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini

Kanker Payudara”.

1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahuai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku SADARI Pada

Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara.

1.3.2. Tujuan Khusus

1.3.2.1. Mengetahui hubungan Pengetahuan dengan Perilaku SADARI Pada

Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara.

1.3.2.2. Mengetahui hubungan Sikap dengan Perilaku SADARI Pada Remaja

Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara.

1.3.2.3. Mengetahui hubungan Paparan Media dengan Perilaku SADARI Pada

Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara.

1.3.2.4. Mengetahui hubungan Dukungan Orang Tua dengan Perilaku SADARI

Pada Remaja Putri Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara.

1.4. Manfaat Penulisan

1.4.1. Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dan penelitian selanjutnya.


1.4.2. Manfaat bagi Peneliti

Dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dan

pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.

1.4.3. Manfaat bagi Institusi (Pendidikan)

Dapat menjadi bahan bacaan untuk menbah pengetahuan bagi mahasiswa

fakultas kesehatan masyarakat tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

1.4.4. Manfaat bagi Mahasiswi

Dapat menjadi tambahan wawasan ilmu pengetahuan dalam upaya mencegah

terjadinya kanker payudara pada wanita usia dini.

Anda mungkin juga menyukai