Anda di halaman 1dari 2

A.

Struktur kepribadian

 ID : struktur mendasar, tujuannya memenuhi kepuasan yang segera


 Ego : mengontrol kepribadian dan keputusan
 Superego: nilai moral dan nilai sosial yang tertanam dan menyadarkan individu

1. ID
a. Berisi naluri, sumber energi, dorongan untuk dipuaskan/dipenuhi, buta, memaksa,
dikendalikan oleh prinsip kenikmatan dan proses primer (mungkin intinya hawa
nafsu)
b. Terbagi menjadi :
i. Naluriah hidup -> seks
ii. Naluriah mati/merusak (tanatos) -> agresi
c. Untuk memenuhi, terdapat mekanisme:
i. Tindakan refleksi -> gerak reflek
ii. Proses primer /tindakan kompleks -> impian, khayalan, lamunan, fantasi

2. Ego
a. Bertanggung jawab sebagai pengendali insting, aspek eksekutif, memenuhi
dorongan ID secara nyata
b. Ketika lapar, makan. Lapar itu id/nafsunya, melakukan makan itu ego nya

3. Superego
a. Membatasi dorongan id, mengendalikan sesuai norma moral masyarakat.

**Contoh: Lapar tapi gapunya uang buat makan, mending mencuri atau bekerja ya?

Lapar itu id, makan itu ego, memilih mencuri/bekerja itu superego

B. Perkembangan kepribadian
1. Tahap oral (0-1 tahun)
a. Kesenangan dari berbagai aktivitas mulut. Fiksasi/berhentinya perkembangan tahap
ini, mengembangkan kepribadian oral/pasif maunya dibantu orang
b. Tugas perkembangan utama/yang perlu didapatkan anak di fase ini : memperoleh
rasa percaya, cinta dan perlindungan
c. Bila ada penolakan, anak jadi penakut, tidak aman, haus perhatian, iri, agresif, benci,
kesepian (intinya, penolaka pada fase ini fatal banget buat kepribadian anaknya
nanti)
2. Tahap anal (1-3 tahun)
a. Kesenangan dari aktivitas pembuangan. Fiksasi/berhentinya perkembangan tahap
ini, mengembangkan kepribadian anal/kikir, suka memberontak, saklek
b. Tugas perkembangan utama: diajarkan mandiri, disiplin, cara menangani perasaan
negatif, otonomi, kekuatan.
3. Tahap palis (3-5 tahun)
a. Kesenangan dari fantasi seksual. Bila ada konflik fase ini, bisa jadi
homoseks/heteroseks/WANITA PENGGODA/lesbian
b. Tugas perkembangan utama: belajar standar moral, memperoleh perspektif yang
benar tentang gender
4. Tahap laten (6-12 tahun)
a. Fase disaat mulai melibatkan diri ke kelompok bermain
5. Tahap genital (12 tahun keatas)
a. Mulai mengenal cinta, afeksi, bentuk keterikatan. Bedanya dengan fase 3, fase ini
lebih ke emosional

C. Defense mechanism
 menunjukkan proses tak sadar yang melindungi si individu dari kecemasan melalui
pemutarbalikan kenyataan. (semacam mekanisme pelarian)
 menjadi patologis bila terus menerus dan mempengaruhi mental&perilaku
 bentuk penipuan diri, guys
 Tujuan: mengurangi risiko kegagalan, kecemasan, rasa sakit, mempertahankan harga diri
 Sifat : kurang realistik, tidak berorientasi pada tugas, penipuan diri, sukar dievaluasi secara
sadar

Bentuk mekanisme defensif:

1. Represi : saking kecewanya sampai lupa kejadian yang bikin kecewa gimana
2. Kompensasi: menutupi kekurangan dengan menonjolkan sifat yang berlebihan
3. Konversi : meng ekspresikan suatu konflik emosional kedalam aktivitas
4. Penyangkalan/denial: gak bisa terima kenyataan
5. Memindahkan/displacement: melampiaskan luapan emosi yang diterimanya ke orang/objek
lain
6. Disosiasi: menghibur diri sendiri buat mengurangi kesedihan
7. Fantasi: berkhayal
8. Identifikasi: meninggikan harga dirinya sendiri dengan cara meniru orang yang dianggapnya
keren
9. Introyeksi: misalnya aku benci si X karena dia lebay, tapi aku jadi lebay juga biar pas kesel
sama si X aku bisa melampiaskannya dengan menghina diriku sendiri
10. Negativisme: gamau jadi pengacara tapi dipaksa jadi pengacara. Kerjanya jadi males-
malesan, gak niat
11. Proyeksi: nyalahin orang lain atas masalahnya sendiri
12. Rasionalisme: cari pembenaran dengan cara ngeles yang rasional untuk menghindari sesuatu
13. Pembentukan reaksi: seorang mahasiswa yang bersikap hormat secara berlebihan terhadap
dosen yang sebenarnya tidak ia suka.
14. Regresi: proses perkembangan yang mundur
15. Sublimasi: seseorang tidak suka berkelahi kemudian ia menjadi atlet petinju
16. Menghapuskan/undoing: jadi super baik karena merasa bersalah
17. Simpatisme: mengeluh depan orang lain biar dikasihani

Anda mungkin juga menyukai