Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENGKAJIAN KOMUNITAS KESEHATAN KERJA

INDUSTRI PEMBUATAN KURSI MALAS


DI DESA KEMUTUG KIDUL KECAMATAN BATURRADEN
KABUPATEN BANYUMAS

DISUSUN OLEH:
Khairun Nisa Latifah I4B016007
Susanti I4B016008
Oktavia Juyanti I4B016009
Indah Ayu P I4B016018
Khuswtun Khasanah Alamiyah I4B016011
Putri Rosfa Nurrizqi I4B016021
Meylanti Shamama I4B016023
Reza Nurdiansyah I4B016027

PROGRAM PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan kerja adalah ilmu dan profesi yang mempelajari keterkaitan
antara kesehatan dan pekerjaan. Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3
merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan dari permasalahan dalam dunia
industri. Djatmiko (2016) mengartikan K3 sebagai semua kondisi dan faktor
yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga kerja
maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat
kerja. Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja,
beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara
sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di
sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan
Tahun 1992 Pasal 23). Upaya ini diselenggarakan untuk meminimalisir
terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja dalam lingkungan kerja. Oleh sebab
itu, isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini sudah menjadi
kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum
dari pembangunan nasional merupakan tujuan tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat menunjukkan derajat kesehatan
yang optimal. Pembangunan nasional yang telah dilaksanakan saat ini
dilakukan melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu
menghasilkan peluang kerja sehingga diharapkan meningkatkan status sosial
ekonomi dan kualitas hidup keluarga dan masyarakat. Hal ini dapat terjadi
jika diantisipasi berbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja,
keluarga dan masyarakat. Berbagai resiko tersebut adalah kemungkinan
terjadinya penyakit akibat kerja (PAK), penyakit yang berhubungan dengan
pekerjaan dan kecelakaan kerja yang dapat menyebabkan kecacatan dan
kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara
penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja.
Salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan kerja adalah
gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja yang menjadi beban tambahan
dari seseorang yang sedang bekerja. Lingkungan kerja yang memenuhi syarat
kesehatan sangat mendukung efisiensi kerja, sedangkan yang tidak memenuhi
syarat selain berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi, efisiensi juga
terdapat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Terdapat beberapa beban
tambahan akibat kerja yaitu faktor fisik, kimia, biologi, fisiologi, dan faktor
mental psikologi. Faktor fisik meliputi penerangan, suara, kelembaban, dan
suhu udara. Faktor kimia meliputi gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan
dan benda padat. Faktor biologi meliputi golongan hewan ataupun tumbuhan.
Faktor fisiologi meliputi konstruksi mesin. Faktor mental psikologis
diantaranya suasana kerja hubungan antara tenaga kerja, hubungan antara
tenaga kerja atau dengan pimpinan perusahaan.
Ada 5 faktor lingkungan kerja yang mempengaruhi keselamatan dan
kesehatan pekerja. Salah satunya adalah faktor kimia yaitu gas, uap, debu,
kabut, asap, awan, cairan dan benda padat. Penyakit paru akibat kerja adalah
semua kelainan/penyakit paru yang disebabkan oleh partikel, uap, gas, debu
atau kabut berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan paru jika
terinhalasi selama bekerja adalah penyakit paru yang disebabkan oleh
penyakit paru akibat kerja.
Gangguan kesehatan pada pekerja dapat disebabkan oleh faktor yang
berhubungan dengan pekerjaan maupun yang tidak berhubungan dengan
pekerjaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa status kesehatan
masyarakat pekerja dipengaruhi tidak hanya oleh bahaya kesehatan ditempat
kerja dan lingkungan kerja tetapi juga oleh faktor-faktor pelayanan kesehatan
kerja, perilaku kerja serta faktor lainnya.
Pelaksanaan praktek ners stase komunitas yaitu pengkajian komunitas
pada pekerja difokuskan kepada masalah keperawatan yang timbul di
lingkungan kerja. Dengan keterbatasan waktu, sumber daya manusia dan jam
praktik maka masalah dibatasi dalam lingkup masalah keperawatan. Harapan
yang ada dapat meminimalisir kejadian kecelakaan pada saat kerja dalam
upaya meningkatkan status kesehatan para pekerja.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meminimalisasi
kecelakaan kerja sehingga tercapai kesehatan yang optimal bagi para
pekerja di industri pembuatan kursi malas di Desa Kemutug Kidul RT 9
RW 1 Gang Wisanggeni Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan komunitas di industri pembuatan
kursi malas di Desa Kemutug Kidul RT 9 RW 1 Gang Wisanggeni
Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas diharapkan mahasiswa
dapat:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keselamatan kerja, serta
keperawatan yang ada di industri pembuatan kursi malas di Desa
Kemutug Kidul RT 9 RW 1 Gang Wisanggeni Kecamatan Baturraden
Kabupaten Banyumas.
b. Merumuskan tindakan alternatif untuk memecahkan masalah yang
telah teridentifikasi.
c. Memperoleh pengalaman dalam mengenal situasi dan kondisi
kesehatan dan keselamatan kerja industri pembuatan kursi malas di
Desa Kemutug Kidul RT 9 RW 1 Gang Wisanggeni Kecamatan
Baturraden Kabupaten Banyumas
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN
1. CORE
Industri pembuatan kursi malas bertempat di Desa Kemutug Kidul
RT 9 RW 1 Gang Wisanggeni ini berdiri sekitar tahun 2004. Industri ini
didirikan oleh Pak Radisun dengan biaya sendiri, dan sebelumnya telah
ada pelopor pendiri industri yang sama. Modal utama berdirinya tempat
pembuatan kursi malas ini adalah adanya motivasi dan keinginan pemilik
untuk memiliki industri sendiri. Awalnya industri pembuatan kursi malas
bertempat di samping rumah pemilik, akan tetapi sudah hampir 2 tahun ini
industri pembuatan kursi malas berpindah tempat, namun masih
berdekatan dengan rumah pemilik.
Jumlah seluruh pekerja di tempat industri ini yaitu 8 orang yang
seluruh pekerjanya berjenis kelamin laki-laki. Tempat industri ini hanya
mempekerjakan laki-laki karena jenis pekerjaan ini tergolong berat.
Sebagian besar usia pekerja yang ada di tempat industri ini sekitar 20-45
tahun dan semua pekerja beragama Islam.
Pendidikan terakhir dari pekerja sebagian besar SD dan SMP, akan
tetapi adapula yang berpendidikan SMA. Semua pekerja hanya bekerja di
tempat industri ini dan tidak memiliki pekerjaan sampingan. Para pekerja
bertempat tinggal di sekitar tempat industri. Pekerja tidak terikat waktu
kerja karena menggunakan sistem borongan harian. Pekerja di sini dalam
sehari dapat menghasilkan kursi malas sebanyak 8 hingga 10 kursi per
orang.

2. DATA SUBSISTEM
a. Lingkungan Fisik
Suhu udara di lingkungan mencapai 30ºC, tetapi pada malam
hari udara cukup dingin. Terdapat polusi udara di tempat industri yang
berasal dari asap rokok para pekerja. Penataan ruang kerja belum
tertata dengan rapi dan bersih, karena banyak potongan bambu yang
tergeletak di lantai. Ruang kerja terbuka, akan tetapi beratapkan
genteng. Lantai yang ada pun masih berupa tanah. Fasilitas yang
tersedia di tempat industri ini meliputi kursi, radio dan tempat minum
(galon, gelas). Tempat industri ini mempunyai beragam alat untuk
pembuatan kursi malas, yang terdiri dari gergaji, golok, dan pisau.
Industri yang berada di Desa Kemutug Kidul RT 9 RW 1 Gang
Wisanggeni ini berbatasan dengan rumah warga (sebelah utara), kebun
(sebelah barat), jalan gang (sebelah timur), dan kebun (sebelah
selatan). Jarak industri dengan jalan raya ±100 m. Luas tempat industri
yaitu 12 x 30 m2. Adapun denah lokasi industri adalah sebagai berikut:

Tumpukan Bambu

Tempat U
Pembuatan Kursi

Tumpukan Kursi yang telah Dibuat

Keterangan:
: Jln Desa Kemutug Kidul RT 9 RW 1 Gang Wisanggeni
Gambar 2.1. Denah lokasi

b. Pendidikan Komunitas
Saat dilakukan pengkajian, terlihat pemilik dan pekerja
berjumlah 5 orang yang berada di tempat industri. Kegiatan yang
terlihat di sana seperti pemotongan bambu, melubangi bambu dan
merakit kursi malas. Tidak ada kriteria latar belakang pendidikan
untuk pekerja di industri pembuatan kursi malas tersebut. Pekerja
yang berpendidikan SD sebanyak 2 orang, SMP sebanyak 2 orang dan
SMP sebanyak 1 orang.
c. Transportasi dan Keamanan
Pekerja menggunakan alat transportasi (motor) milik pribadi.
Tempat industri tidak memiliki sistem keamanan sendiri, jika malam
hari hanya mengandalkan warga yang melakukan ronda malam.
Pekerja dalam mengangkat dan mengangkut barang belum sesuai
dengan ketentuan ergonomi, sehingga dapat menimbulkan resiko
terjadinya gangguan kesehatan khususnya gangguan pada otot dan
tulang belakang. Pekerja mengatakan belum pernah mendapatkan
penyuluhan tentang ergonomi. Pekerja mengatakan tidak mengetahui
mengenai cara mengangkat dan mengangkut yang sesuai standar.
Keamanan dan keselamatan pekerja tidak terlalu diperhatikan
dengan baik, pembuatan kursi malas dilakukan para pekerja dengan
menggunakan tangan secara langsung. Para pekerja dan pemilik usaha
mengatakan tidak perlu menggunakan alat seperti sarung tangan
karena para pekerja sudah terampil dalam pembuatan kursi malas.
Para pekerja yang berada di tempat pembuatan kursi malas tidak
menggunakan sarung tangan, padahal pada saat pembuatan kursi,
bambu yang diolah dan alat yang digunakan dapat menyebabkan
tangan pekerja terluka.

d. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


Bambu yang digunakan dalam pembuatan kursi malas dapat
menimbulkan luka goresan pada tangan pekerja, namun pekerja tidak
mempermasalahkan hal ini. Pekerja tidak ada yang menggunakan alat
perlindungan diri (APD). Tidak tersedia kotak P3K di tempat kerja,
sehingga pada saat pekerja mengalami kecelakaan kerja seperti
tergores pisau, pekerja membeli obat sendiri di apotek ataupun
warung-warung sekitar tempat industri. Pemilik juga tidak
menyediakan kotak P3K meskipun sering kali terjadi kecelakaan
kerja. Pemilik hanya mengantarkan pekerjanya ke Puskesmas terdekat
jika terjadi kecelakaan kerja yang cukup parah. Tidak tersedia pula
asuransi kesehatan bagi para pekerja. Pada saat bekerja pekerja tidak
melakukan kebiasaan cuci tangan.

Gambar 2.2. Pembuatan Kursi Malas

e. Ekonomi
Gaji yang diberikan kepada pekerja dengan sistem gaji per
minggu. Dimana gaji yang diterima oleh pekerja disesuaikan dengan
jumlah kursi malas yang telah dibuat. Adapun kursi malas yang telah
selesai dibuat dihargai sebesar Rp 10.000,-/buah. Pekerja diberikan
THR setiap hari raya Idul Fitri. Akan tetapi, pekerja tidak
mendapatkan santunan ataupun bantuan ketika sedang sakit. Menurut
pekerja, gaji yang didapatkannya hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya sehari-hari.

f. Pemerintah dan Politik


Industri pembuatan kursi malas tidak memiliki struktur
organisasi. Pekerja diberikan kuasa penuh oleh pemilik industri untuk
mengelola pembuatan kursi malas tersebut. Pekerja hanya melaporkan
hasil pembuatan kursi malas yang telah dilakukannya.

g. Sistem komunikasi
Pekerja dan pemilik tidak memanfaatkan media untuk
memperoleh informasi tambahan mengenai usaha yang dilakukan.
Tidak tersedia papan pengumuman di tempat kerja. Tidak ada
peraturan yang diterapkan di tempat kerja. Pekerja dan pemilik
indutrsi pembuatan kursi malas menggunakan bahasa Jawa
Banyumasan untuk berkomunikasi sehari-hari. Alat komunikasi yang
digunakan berupa handphone.

h. Rekreasi
Pekerja dan pemilik indutri mengatakan tidak pernah melakukan
rekreasi bersama selama berdirinya tempat industri tersebut. Pemilik
industri menyediakan radio untuk hiburan karyawannya selama
bekerja.
3. DATA DEMOGRAFI, KARAKTERISTIK UMUR DAN SEX, VITAL STATISTIC
Status
Nama Umur JK Suku Agama Pendidikan
perkawinan
Radisun 40 tahun Laki-laki Jawa Kawin Islam SMP
Tarso 20 tahun Laki-laki Jawa Belum kawin Islam SD
Suharso 29 tahun Laki-laki Jawa Kawin Islam SMP
Ali 25 tahun Laki-laki Jawa Kawin Islam SMP
Edi Kusworo 40 tahun Laki-laki Jawa Kawin Islam SMA
Rudi 45 tahun Laki-laki Jawa Kawin Islam SD

4. PEMERIKSAAN FISIK
Nama TTV Kepala Leher Thorax Abdomen Ektremitas Keluhan
Radisun TD: Mesochepal, Tidak ada Bentuk dada datar, Bentuk datar, tidak ada Tidak ada Tidak
120/80 rambut hitam, pembesaran pergerakan simetris, lesi, bising usus ada
edema
mmHg mata simetris, kelenjar tiroid, tidak ada retraksi 8x/menit, perkusi keluhan
N: 80 sklera putih, tidak ada dinding dada, tidak timpani, tidak ada nyeri
x/menit konjungtiva peningkatan ada nyeri tekan, tekan, tidak ada
RR: 24 merah muda, JVP perkusi jantung pembesaran hati dan
x/menit hidung bilateral, redup, perkusi paru limpa
bibir kehitaman, sonor, auskultasi
telinga normal jantung S1>S2
reguler, tidak ada
bunyi jantung
tambahan, auskultasi
paru vesikuler, tidak
ada suara tambahan
paru
Tarso TD: Mesochepal, Tidak ada Bentuk dada datar, Bentuk datar, tidak ada Tidak ada Tidak
110/70 rambut hitam, pembesaran pergerakan simetris, lesi, bising usus ada
edema
mmHg mata simetris, kelenjar tiroid, tidak ada retraksi 8x/menit, perkusi keluhan
N: 78 sklera putih, tidak ada dinding dada, tidak timpani, tidak ada nyeri
x/menit konjungtiva peningkatan ada nyeri tekan, tekan, tidak ada
RR: 20 merah muda, JVP perkusi jantung pembesaran hati dan
x/menit hidung bilateral, redup, perkusi paru limpa
bibir kehitaman, sonor, auskultasi
telinga normal jantung S1>S2
reguler, tidak ada
bunyi jantung
tambahan, auskultasi
paru vesikuler, tidak
ada suara tambahan
paru
Suharso TD: Mesochepal, Tidak ada Bentuk dada datar, Bentuk datar, tidak ada Tidak ada Tidak
110/80 rambut hitam, pembesaran pergerakan simetris, lesi, bising usus ada
edema
mm/Hg mata simetris, kelenjar tiroid, tidak ada retraksi 8x/menit, perkusi keluhan
N:84 sklera putih, tidak ada dinding dada, tidak timpani, tidak ada nyeri
x/menit konjungtiva peningkatan ada nyeri tekan, tekan, tidak ada
RR: 20 merah muda, JVP perkusi jantung pembesaran hati dan
x/menit hidung bilateral, redup, perkusi paru limpa
bibir kehitaman, sonor, auskultasi
telinga normal jantung S1>S2
reguler, tidak ada
bunyi jantung
tambahan, auskultasi
paru vesikuler, tidak
ada suara tambahan
paru
Ali TD: Mesochepal, Tidak ada Bentuk dada datar, Bentuk datar, tidak ada Tidak ada Tidak
110/70 rambut hitam, pembesaran pergerakan simetris, lesi, bising usus ada
edema
mmHg mata simetris, kelenjar tiroid, tidak ada retraksi 8x/menit, perkusi keluhan
N: 76 sklera putih, tidak ada dinding dada, tidak timpani, tidak ada nyeri
x/menit konjungtiva peningkatan ada nyeri tekan, tekan, tidak ada
RR: 18 merah muda, JVP perkusi jantung pembesaran hati dan
x/menit hidung bilateral, redup, perkusi paru limpa
bibir kehitaman, sonor, auskultasi
telinga normal jantung S1>S2
reguler, tidak ada
bunyi jantung
tambahan, auskultasi
paru vesikuler, tidak
ada suara tambahan
paru
Edi TD: Mesochepal, Tidak ada Bentuk dada datar, Bentuk datar, tidak ada Tidak ada Tidak
Kusworo 120/80 rambut hitam, pembesaran pergerakan simetris, lesi, bising usus ada
edema
mmHg mata simetris, kelenjar tiroid, tidak ada retraksi 8x/menit, perkusi keluhan
N: 76 sklera putih, tidak ada dinding dada, tidak timpani, tidak ada nyeri
x/menit konjungtiva peningkatan ada nyeri tekan, tekan, tidak ada
RR: 22 merah muda, JVP perkusi jantung pembesaran hati dan
x/menit hidung bilateral, redup, perkusi paru limpa
bibir kehitaman, sonor, auskultasi
telinga normal jantung S1>S2
reguler, tidak ada
bunyi jantung
tambahan, auskultasi
paru vesikuler, tidak
ada suara tambahan
paru
Rudi TD: Mesochepal, Tidak ada Bentuk dada datar, Bentuk datar, tidak ada Tidak ada Pusing
150/80 rambut beruban, pergerakan simetris, lesi, bising usus
pembesaran edema
mmHg agak kusam, mata tidak ada retraksi 8x/menit, perkusi
N: 85x/ simetris, sklera kelenjar tiroid, dinding dada, tidak timpani, tidak ada nyeri
menit putih, konjungtiva ada nyeri tekan, tekan, tidak ada
tidak ada
RR: merah muda, perkusi jantung pembesaran hati dan
20x/ hidung bilateral, peningkatan redup, perkusi paru limpa
menit bibir kehitaman, sonor, auskultasi
JVP
telinga normal jantung S1>S2
reguler, tidak ada
bunyi jantung
tambahan, auskultasi
paru vesikuler, tidak
ada suara tambahan
paru
B. ANALISIS MASALAH
Data Etiologi Problem
DS:. Kurang pengetahuan Risiko cedera
o Pekerja mengatakan dan beban kerja
belum pernah yang tidak sesuai
mendapatkan standar keselamatan
penyuluhan tentang dan kesehatan kerja
ergonomi.
o Pekerja mengatakan
tidak mengetahui
mengenai cara
mengangkat dan
mengangkut yang sesuai
standar.
DO:
o Pekerja di tempat kerja
mengangkat dan
mengangkut tidak
ergonomis.
o Pekerja di tempat
industri sebagian besar
berpendidikan SD dan
SMP.
o Pekerja sering kali
mengangkat dan
mengangkut bambu.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Risiko cedera berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan beban kerja yang tidak
sesuai standar keselamatan dan kesehatan kerja.

D. SKORING MASALAH
Risiko cedera di tempat industri pembuatan kursi malas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan dan beban kerja yang tidak sesuai standar keselamatan dan kesehatan kerja
ditandai dengan mengangkat dan mengangkut tidak ergonomis selama bekerja.
No Kriteria Penapisan Skoring

1 Risiko Terjadi 4

2 Risiko Parah 4

3 Potensial untuk pendidikan kesehatan 4

4 Minat masyarakat 3

5 Kemungkinan Diatasi 3

6 Sesuai program 2

7 Tempat 3

8 Waktu 2
9 Dana 2

10 Fasilitas kesehatan 4

11 Sumber dana 2

12 Sesuai dengan peran perawat CHN 3

Jumlah 36

E. PRIORITAS MASALAH
Risiko cedera di tempat industri pembuatan kursi malas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan dan beban kerja yang tidak sesuai standar keselamatan dan kesehatan kerja
ditandai dengan mengangkat dan mengangkut tidak ergonomis selama bekerja.
F. RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Sasaran Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Sumber Tempat Waktu Kriteria Standar Evaluasi Evaluator
Dx

Dx. I Setelah Setelah Penyuluhan a. Penyuluhan 1.Mahasiswa Industri Minggu, Respon 1. Pekerja mampu Mahasiswa.
tindakan dilakukan kesehatan kepada pekerja 2.Kumpulan pembuatan 28 Mei verbal menyebutkan
keperawatan tindakan pada tentang materi kursi malas 2017 kembali
selama 1 keperawatan pemilik pentingnya penyuluhan milik tentang
minggu selama 1 usaha dan menjaga tentang Bapak pentingnya
diharapkan minggu: pekerja. keselamatan pentingnya Radisun ergonomi
pekerja industri 1. Pengetahuan kerja dengan ergonomi mengangkat
pembuatan pekerja cara mengangkat yang sesuai dan
kursi malas tentang dan mengangkut standar mengangkut
terhindar dari keamanan dengan baik keselamatan yang sesuai
penyakit akibat dan sesuai dengan dan dengan standar
posisi dan cara kesehatan standar kesehatan dan akibat dari
mengangkut kerja keselamatan dan kerja. mengangkat
beban yang terutama kesehatan kerja. dan
salah dengan mengenai b. Memberikan mengangkut
indikator: ergonomi leaflet tentang yang salah
a. Pekerja mengangkat pentingnya terhadap
mengetahui dan ergonomi dan penyakit akibat
tentang mengangkut bahaya tidak beban kerja
ergonomi beban melakukan yang berlebih.
mengangkat meningkat. teknik 2. Pekerja mampu
dan 2. Pekerja dapat mengangkat dan menyebutkan
mengangkut. melakukan mengangkut ergonomi
b. Pekerja mengangkat sesuai dengan mengangkat
tidak dan standar yang dan
mengalami mengangkut ditentukan mengangkut
cedera sesuai yang benar
akibat dengan 3. Pekerja mampu
mengangkat standar menyebutkan
dan ergonomi penyakit akibat
mengangkut 3. Kepuasan mengangkat
yang salah. kerja pekerja dan
c. Kepuasan meningkat mengangkut
kerja pekerja yang salah.
meningkat. 4. Pekerja dapat
mendemonstra
sikan cara
mengangkat
dan
mengangkut
sesuai standar

Anda mungkin juga menyukai