Anda di halaman 1dari 11

STUDI ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN

TEROWONGAN MRT TERHADAP LINGKUNGAN SEKITAR


DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

TUGAS AKHIR

SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN


SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

Oleh

ANDAR H TAMPUBOLON
NIM : 15002049

PEMBIMBING

Ir. I WAYAN SENGARA, MSCE, Ph. D

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2007
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

TUGAS AKHIR

oleh

ANDAR H TAMPUBOLON
15002049

DISETUJUI

Oleh

PEMBIMBING

Ir. I WAYAN SENGARA, MSCE, Ph. D

MENGETAHUI

KOORDINATOR TUGAS AKHIR KETUA PROGRAM STUDI


KELOMPOK KEPAKARAN
GEOTEKNIK

Dr. Ir. ENDRA SUSILA, MT Dr. Ir. HERLIEN D. SETIO

BANDUNG, 3 JULI 2007


ABSTRAK

STUDI ANALISIS PENGARUH PEMBANGUNAN TEROWONGAN MRT TERHADAP


LINGKUNGAN SEKITAR DENGAN METODE ELEMEN HINGGA, Andar H
Tampubolon (15002049), Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan
Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, 2007.

Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia dengan kondisi kemacetan lalulintas yang
sangat parah dan untuk mengatasi masalah tersebut maka di Jakarta direncanakan akan
dibangun fasilitas MRT yang terdiri dari konstruksi jalan layang, underpass, dan beberapa
sistem transportasi pendukung lainnya. Dalam tugas akhir ini konstruksi pembangunan
terowongan dibahas secara lebih spesifik.

Studi ini membahas pengaruh deformasi yang terjadi akibat pembangunan terowongan
terhadap lingkungan sekitarnya. Terowongan dimodelkan digali pada kedalamam 15 m, 20
m, dan 25 m. Dalam proses konstruksi, penggalian dilakukan dengan menggunakan Tunnel
Boring Machine (TBM). TBM merupakan mesin yang sering digunakan dalam penggalian
terowongan yang dilengkapi dengan shield untuk menjaga kestabilan lubang bukaan terutama
untuk kasus pengalian di tanah lunak, sehingga proses penggalian dapat dilakukan secara
terus menerus. Metode ini disebut metode Shield Tunneling. Pemasangan lining (penyangga)
dapat juga dilakukan secara simultan dengan kegiatan penggalian. Metode elemen hingga
yang dipakai dalam analisis antara lain Plaxis 2D dan Plaxis 3D Tunnel.

Proses perhitungan yang dilakukan dalam tugas akhir ini antara lain dengan membandingkan
perhitungan settlement ataupun deformasi secara empiris dengan perhitungan menggunakan
program elemen hingga 2D. Untuk pemodelan, terowongan dimodelkan dengan model plain
strain dengan 15 node. Perhitungan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil antara
kedua metode tersebut, yang memberikan deformasi yang lebih kecil pada perhitungan
empiris. Perbedaaan yang dihasilkan sebesar ± 2 cm. Galian terowongan menggunakan
penyangga beton setebal 20 cm dengan perkuatan baja. Analisis program memperlihatkan
bahwa deformasi yang terjadi akibat penggalian terowongan, tidak begitu besar sehingga
tidak memberikan pangaruh yang signifikan terhadap kondisi tanah permukaan dan
lingkungan di sekitarnya. Deformasi pada lining/pemyangga terowongan juga tidak terlalu
besar. Untuk mengetahui bagaimana pola keruntuhan dari sebuah lubang bukaan di bawah
tanah secara lebih akurat, maka analisis 3D pun dilakukan. Dari analisis 3D diketahui bahwa
terdapat beberapa hal yang tidak dapat dimodelkan dalam model 2D. Dengan analisis secara
3D, kita dapat melihat bahwa ada dua hal yang dapat menyebabkan terjadinya penururnan
akibat galian terowongan. Kedua hal tersebut antara lain adalah volume loss dan perpindahan
arah longitudinal. Sehingga deformasi yang dihasilkan oleh analisis 3D lebih representatif
jika kita bandingkan dengan analisis 2D yang hanya dapat memodelkan volume loss. Dalam
tugas akhir ini, volume loss yang terjadi diambil sebesar 2 %.

Dalam melakukan analisis konstruksi terowongan, sebaiknya analisis dilakukan secara 3D.
Karena hasil yang didapatkan dari analisis 3D lebih akurat dan representatif jika
dibandingkan dengan analisis 2D.

Kata kunci : Terowongan, TBM, Shield Tunneling, Plaxis, Ground Water Control, Lining,
Tegangan, Deformasi, Volume loss
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir
ini mengkaji tentang pengaruh pembangunan terowongan MRT dikawasan jalan Jendral
Sudirman dan jalan M. H Thamrin Jakarta terhadap lingkungan sekitarnya dengan
menggunakan metode elemen hingga Plaxis 2D dan plaxis 3D Tunnel.

Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana
di program studi Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung. Tugas Akhir ini bertujuan untuk
mengenalkan dan menerapkan peranan metodologi, serta mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah ataupun mengembangkan keterampilan dalam suatu kemampuan
tertentu. Tugas Akhir pada dasarnya merupakan latihan pemahaman menyeluruh mengenai
bidang ilmu Teknik Sipil, yang merangkum bagian-bagian yang dipelajari secara terpisah-
pisah dalam kurikulum, dengan mendalami salah satu bidang kepakaran yang tersedia.

Dalam menyelesaikan pembuatan Laporan Tugas Akhir ini, kami selaku penulis
mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terima kasih, terutama kepada:

1. Bapak Ir. I Wayan Sengara, M.Sc, Ph.D., selaku dosen pembimbing Tugas Akhir.
2. Bapak Dr. Ir. Bigman Marihat Hutapea., selaku dosen penguji Tugas Akhir.
3. Bapak Dr. Ir. Endra Susila, MT., selaku dosen penguji Tugas Akhir.
4. Orang tua dan keluarga dari penulis yang telah memberikan dorongan moril dan
materiil, serta
5. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari laporan ini belum sepenuhnya sempurna. Untuk itu kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk menyempurnakan laporan ini. Penulis berharap semoga Laporan
Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi semua pihak khususnya
dalam dunia geoteknik di Indonesia.

Bandung, Juni 2007

Penulis

iv
Terimakasihku untuk..

¾ Tuhan Yesus, selalu menyertai aku hari ini, besok dan selamanya.
¾ Bapak dan Ibu atas segala curahan cinta dan kasih sayang yang diberikan selama
hidupku, mulai dari aku mulai berteriak pada dunia sampai saatnya nanti aku memberi
pada dunia.
¾ Adik-adikku, Merliance, Tian, Karmel, dan Justin. Abangmu telah lulus, harapan
ku adalah agar kalian mendapat yang terbaik dari dunia.
¾ Oppung, yang ga pernah berhenti menasihatiku dan memberikan dukungan untukku.
Diusia senja masih menyempatkan waktu untuk memikirkan nasehat yang tepat
untukku.
¾ Keluarga besarku, Bapak Tua dan Mak Tua, Amangboru dan Namboru, Uda dan
Inang Uda, Tulang dan Nantulang, para sepupu tercinta, dan keponakan-
keponakaku.
¾ Keluarga Besar Lab. Geoteknik PPAU-ITB, untuk Pak Putu, Uun dan Rikka
terimakasih karena sudah banyak membantu dalam pengejaan tugas akhir ini.
¾ Keluarga Besar Rumah C, khususnya untuk mas Pandu dan Azwar yang telah
menutupi ketidaktahuanku akan plaxis.
¾ Keluarga Besar Lab. Mekanika Tanah ITB, khususnya untuk bang Fritz yang telah
bersedia menyempatkan waktunya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaanku.
¾ Team TURBO : Suker (dan Renni juga), Harry-Unchu, Keong, Woro, Memes,
Rian, Bang Tongki, Romy, Vian. Terimakasih atas semua yang kalian berikan
padaku, atas DoTa-nya yang sempat membuat TA-ku cemburu karena aku lebih
senang bermain dengan DoTa daripada dengan TA, atas tawa, dan segala kehidupan
malam di Bandung yang pernah kita cicipi, dan atas semua kebersamaan kita.
¾ Alamanda C-50, atas tempat tidur, makan, minum, es krim, internet, dan semua
fasilitasnya. Terimakasih untuk kedua orang tua Woro.
¾ Teman-temanku, David, Samuel X, Edgar, Rocky, Pay, Ara. Terimakasih untuk
semuanya. Dukungan kalian sangat berharga buatku, kebersamaan kita dulu, sekarang
dan besok takkan terupakan.
¾ Teman-teman di Goethe Institute Bandung. Buat tawa dan candanya. Terimakasih
¾ Geotek HMS-ITB’02, Manto, Ghozy, Stanno, Dadan, Sofie, Rozy, Sony.
Terimaksih untuk ilmu-ilmu yang dibagikan denganku, semoga kita semua mendapat
yang terbaik dan dapat memajukan dunia goteknik Indonesia.
¾ Kawan-kawan di studio monorel, Dede, Zaki, Adhiet, Nina, Ncos, Cumay.
Terimakasih untuk studionya, sangat bermanfaat.
¾ Kawan-kawan dari The Fellowship of Jhonny The Red, Edwin, Yudha-Ki Ageung
Serang, Sony, Bagus’Bogel’, Dadan. Kapan kita jalan-jalan lagi untuk menjernihkan
otak?
¾ Bos-Bis 2002, Dimas, Buna, Gillmar, Salman, Budi, Lukas, Ijem, fathir, Anjar,
Fitrah, Ridwan-Srigala, Adi, Ijal, Pebri, Jabal, Renal, Chirul, Oji, Nia, Fika,
Manda, Jade, Stella, Putri, Rini, dan bos-bis 2002 yang lain yang tak dapat
kusebutkan satu persatu. Semoga sukses menyertai kalian. HmS 2002 adalah yang
terbaik.
¾ Teman-teman HMS 97-2005,yang telah menjadi teman yang baik selama ± 5 tahun
ini.
¾ HMS-ku yang udah memberiku banyak pelajaran yang bermanfaat. Dengan S’mangat
ayo maju terus, hidup HMS-ITB.
¾ Diriku sendiri, aku sudah lulus.

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix

BAB I PENDAHULUAN 1-1


1.1. UMUM 1-1
1.2. LATAR BELAKANG 1-2
1.3. RUANG LINGKUP DAN ASUMSI DASAR 1-3
1.4. TUJUAN 1-3
1.5. SISTEMATIKA PEMBAHASAN 1-3

BAB II STUDI LITERATUR 2-1


2.1. KLASISIFIKASI TEROWONGAN 2-1
2.1.1. Terowongan Sipil dan Terowongan Tambang 2-1
2.1.2. Klasifikasi Terowongan Berdasarkan Fungsinya 2-2
2.1.3. Klasifikasi Menurut Material Lokasi Dibangunnya
Terowongan 2-4
2.1.4. Klasifikasi Menurut Kedalaman 2-5
2.2. METODE-METODE PEMBUATAN TEROWONGAN 2-5
2.2.1. Penggalian 2-6
2.2.1.1. Metode ‘Full Face’ 2-6
2.2.1.2. Metode ‘Heading and Bench’ 2-6
2.2.1.3. Metode ‘Dirft’ 2-7
2.2.1.3.1. Center Drift 2-7
2.2.1.3.2. Side Drift 2-8
2.2.1.3.3. Top Drift 2-9
2.2.1.3.4. Bottom Drift 2-9
2.2.1.4. Metode Sumuran Vertikal (Vertical Shaft) 2-10
2.2.1.5. Metode Pilot tunnel 2-10
2.3. TEORI MEKANIKA TANAH 2-11
2.3.1. Hubungan Tegangan Regangan 2-11
2.3.2. Kriteria Keruntuhan 2-12
2.3.3. Kriteria Keruntuhan Mohr-Coulomb 2-12
2.3.4. Percobaan-percobaan Menentukan Parameter Kekuatan
Tanah 2-14
2.3.4.1. Direct shear Test (Uji Geser Langsung) 2-14
2.3.4.2. Triaxial Test 2-15
2.3.5. Karakteristik Tanah 2-16
2.3.5.1. Analisa Stabilitas Terowongan 2-17
2.3.5.2. Kondisi-kondisi Lainnya yang Mempengaruhi
Stabilitas 2-20
2.3.5.3. Pengendalian Air Tanah 2-20
2.4. METODE ELEMEN HINGGA 2-25
2.4.1. Persamaan Konstitutif 2-26

v
2.4.1.1. Material Elastik Linier 2-26
2.4.1.2 Kondisi plane Strain 2-28
2.4.1.3 Kondisi Plane Stress 2-29
2.4.1.4 Kondisi Axially Symetric Solid 2-29
2.4.2. Program Elemen Hingga (PLAXIS) 2-30
2.4.2.1. Plaxis 2D 2-30
2.4.2.2. Plaxis 3D (Tunnel) 2-31
2.4.3. Model Material 2-33
2.4.3.1. Model Mohr-Coulomb (Plastik Sempurna) 2-35
2.4.3.1.1. Parameter Dasar Mohr-Coulomb 2-35
2.5. KEGAGALAN DALAM KONSTRUKSI TEROWONGAN 2-38
2.6. STUDI TERHADAP PENELITIAN SEBELUMNYA 2-40

BAB III METODOLOGI 3-1


3.1. KONSEP RANCANGAN TEROWONGAN 3-1
3.1.1. Tegangan Pada Tanah 3-1
3.1.1.1. Kondisi dekat dengan permukaan 3-1
3.2. METODA ANALSIS KESTABILAN 3-5
3.2.1. Metode Analitik 3-5
3.2.2. Metode Observasi 3-6
3.2.2.1. Teknik Pemantauan Batuan 3-7
3.2.2.2. Metode Convergence Confine-ment 3-7
3.2.2.3. Metode NATM 3-7
3.2.3 Metode Empirik 3-7
3.2.4 Metode Numerik 3-8
3.3. METODE KONSTRUKSI TEROWONGAN : TANAH LUNAK 3-9
3.3.1. Shield Tunnelling 3-10
3.3.1.1. Open Shield 3-10
3.3.1.2. Closed dan Half Shields 3-10
3.3.2. TBM (Tunnel Boring Machine) 3-12
3.3.2.1. Komponen Dasar TBM 3-12
3.3.3. Metode Open Cut and Cover 3-13
3.3.4. Metode Box Jacking 3-15
3.4. NATM : Aplikasi pada Tanak Lunak 3-16
3.5. PERBAIKAN KESTABILAN DAN METODE PELAKSANAAN 3-16
3.5.1. Penyangga Kayu 3-17
3.5.2. Penyangga Baja 3-17
3.5.2.1. Besi Cetak (Cast Iron Lining) 3-17
3.5.2.2. Baja (Steel Tunnel Lining) 3-18
3.5.3. Penyangga Batuan (Rock Bolt) 3-19
3.5.4. Penyangga Beton 3-20
3.5.4.1. Shotcrete 3-20
3.5.4.2. Precast Concrete Lining 3-21
3.6. METODE PERHITUNGAN 3-22
3.6.1. Perhitungan Dengan Metode Konvensional 3-22
3.6.2. Perhitungan Dengan Metode Eleman Hingga
(PLAXIS 2D) 3-23
3.6.3. Analisis Stabilitas Tahapan Konstruksi dengan
PLAXIS 3D 3-23
3.6.3.1. Langkah-langkah pemodelan dengan PLAXIS
3D 3-23

vi
BAB IV STUDI KASUS 4-1
4.1. DESKRIPSI LOKASI STUDI 4-1
4.2. TEROWONGAN SUDIRMAN –THAMRIN 4-1
4.3. MODEL TANAH 4-4
4.4. HASIL OUT PUT PLAXIS 4-5
4.4.1. Terowongan di Kawasan Sudirman 4-5
4.4.1.1 Proses konstruksi Terowongan Dilakukan
Secara Bersamaan 4-5
4.4.1.2. Proses Konstruksi Terowongan Dilakukan
Setelah Terowongan Kanan Selesai 4-6
4.4.2. Terowongan Dikawasan Thamrin 4-8
4.4.2.1. Proses Konstruksi Terowongan Dilakukan
Secara Bersamaan 4-8
4.4.2.2. Proses Konstriksi Terowongan Dilakukan
Setelah Terowongan Kanan Selesai 4-9
4.4.3. Perbandingan Plaxis Dengan Metode Empirik 4-10
4.4.3.1. Plaxis 2D 4-11
4.4.3.2. Metode Empirik 4-11
4.5. PEMODELAN DENGAN PLAXIS 3D 4-12
4.6. PEMBAHASAN 4-15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5-1


5.1. KESIMPULAN 5-1
5.2. SARAN 5-3

DAFTAR PUSTAKA xi
LAMPIRAN xiv

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Penggalian Permukaan Lubang Bukaan 2-6


Gambar 2.2. Metode Heading Dan Bench 2-7
Gambar 2.3. Metode Center Drift 2-8
Gambar 2.4. Metode Side Drift 2-9
Gambar 2.5. Metode Top Drift 2-9
Gambar 2.6. Metode Bottom Drift 2-9
Gambar 2.7. Metode Sumuran Vertikal 2-10
Gambar 2.8. Metode Pilot Tunnel 2-11
Gambar 2-9 Contoh Hubungan Tegangan-Regangan Untuk Material Yang Ideal
Dan Asli 2-13
Gambar 2.10. Garis Keruntuhan menurut Mohr dan hukum keruntuhan
Mohr–Coulomb 2-14
Gambar 2.11. (a) Skema diagram direct shear aparatus 2-15
(b) Hasil Tes (Pasir Padat) 2-15
(c) Diagram Mohr Untuk Sampel Dengan Kerapatan Relatif Sama 2-15
Gambar 2.12. (a) Skema Diagram Triaxial Aparatus 2-16
(b) Asumsi Kondisi Tegangan 2-16
Gambar 2.13. Ilustrasi dari proses Dewatering 2-21
Gambar 2.14. Tipikal Instalasi Deep well 2-21
Gambar 2.15. Aplikasi Grouting Pada Saluran Air 2-22
Gambar 2.16. Pemakaian Compressed Air dalam Penggalian Terowongan 2-23
Gambar 2.17. Proses Ground Freezing pada Terowongan Essen 2-24
Gambar 2.18. Ilustrasi prinsip Eektro-osmosis pada Proses Dewatering 2-24
Gambar 2.19. Hubungan antara variabel-variabel dalam penyusunan
persamaan elemen hingga (Chen and Baladi, 1985) 2-26
Gambar 2.20. Elemen Axisymmetric (Cook, 1989) 2-29
Gambar 2.21. Elemen sgitiga 6 titik (node) dan 15 titik 2-31
Gambar 2.22. Geometri NATM Tunnel, Penampang Melintang (Kiri) Dan
Tampak Samping (Kanan) 2-32
Gambar 2.23 Pembuatan mesh 3D 2-33
Gambar 2.24. Elemen 3D 2-33
Gambar 2.25. Lembar-tab Parameter untuk model Mohr-Coulomb 2-36
Gambar 2.26. Definisi E0 Dan E50 Untuk Hasil Uji Triaksial Terdrainase Standar 2-37
Gambar 2.27. Lingkaran-Lingkaran Tegangan Saat Mengalami Leleh;
Satu Lingkaran Menyentuh Garis Keruntuhan Coulomb 2-38
Gambar 3.1. Tahapan Perencanaan Pembuatan Terowongan (BIENIASWKI, 1984) 3-1
Gambar 3.2. Variasi Perbandingan Tegangan Horizontal Rata–Rata Dengan
Tegangan Vertikal Terhadap Kedalaman Di Bawah Permukaan
( Setelah Brown Dan Hoek) 3-2
Gambar 3.3. Plot Tegangan Vertikal Dengan Kedalaman Dibawah Permukaan 3-3
Gambar 3.4. Tegangan Pada Terowongan Dengan Beban Gravitasi 3-4
Gambar 3.5. Perpindahan Pada Terowongan Dengan Beban Gravitasi 3-4
Gambar 3.6. Tegangan pada Terowongan dengan Beban non-Hidrostatik 3-4
Gambar 3.7. Tegangan pada Terowongan dengan Beban Hidrostatik 3-4
Gambar 3.8. Distribusi Tegangan dan Perpindahan Disekitar Terowongan 3-6
Gambar 3.9. Profil Penurunan Permukaan 3-9
Gambar 3.10. Komponen dasar metode Open Shield 3-11
Gambar 3.11. Mesin Penggali Terowongan untuk Tanah Lunak 3-13
ix
Gambar 3.12. Mesin Penggali Terowongan untuk Tanah Lunak 3-13
Gambar 3.13. Mesin Penggali Terowongan untuk Tanah Lunak 3-14
Gambar 3.14. Aplikasi NATM, Frankfurt Metro, setelah Barbendererde 3-15
Gambar 3.15. Penyangga Kayu di Terowongan 3-17
Gambar 3.16. Besi Cetak 3-18
Gambar 3.17. Segmen Baja Hasi Fabrikasi 3-19
Gambar 3.18. Expansion Cell 3-19
Gambar 3.19. Cement Grout 3-20
Gambar 3.20. Tipikal Drymix Shotcrete 3-20
Gambar 3.21. Tipikal Wet Shotcrete 3-21
Gambar 3.22. Segmen Dari Beton Cetak 3-21
Gambar 4.1. Alternatif Alinemen Vertikal MRT Blok M - Setasiun Kota
(JTCA, 1999) 4-2
Gambar 4.2. Rencana Rute MRT Blok M – Setasiun Kota Alternatif 3B
(JTCA, 1999) 4-3
Gambar 4.3. Penurunan akibat Pembangunan Terowongan 4-5
Gambar 4.4. Total Displacements 4-6
Gambar 4.5. Penurunan Akibat Pembangunan Terowongan Kanan 4-6
Gambar 4.6. Penurunan Total Setelah Kedua Terowongan Selesai Digali 4-7
Gambar 4.7. Total Displacements 4-7
Gambar 4.8. Penurunan akibat Pembangunan Terowongan 4-8
Gambar 4.9. Total Displacements 4-8
Gambar 4.10. Penurunan Akibat Pembangunan Terowongan Kanan 4-9
Gambar 4.11. Penurunan Total Setelah Kedua Terowongan Selesai Digali 4-9
Gambar 4.12. Total Displacements 4-10
Gambar 4.13. Penurunan Akibat Penggalian Terowongan 4-11
Gambar 4.14. (a) Deformasi disekitar Terowongan Ganda; 4-12
(b) Perpindahan Total Terowongan Ganda; 4-12
(c) Deformasi Terowongan Tunggal; 4-13
(d) Karakteristik Perpindahan Total Tunggal; 4-13
(e) Deformasi Terowongan Tunggal Kondisi Undrained; 4-14
(f) Karakteristik Perpindahan Total Tunggal Kondisi Undrained 4-14

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tunnelman’s Ground Classification 2-17


Tabel 2.2. Kriteria Stabilitas Lempung Plastik Pada Kedalaman Lebih Besar
Dari 2 Kali Diameter 2-19
Tabel 4.1. Data Teknis Fase 1 Alternatif 3B (JTCA, 1999) 4-2
Tabel 4.2. Parameter Tanah Dikawasan Jl. Sudirman 4-4
Tabel 4.3. Parameter Tanah Dikawasan Jl. M. H. Thamrin 4-4

viii

Anda mungkin juga menyukai