PENDAHULUAN
baik, yang merujuk pada perkembangan kemampuan fisik dan psikis. Berdasarkan
tujuan tersebut, dapat diketahui bahwa sejauh ini pemerintah telah memiliki arah
hal itu dipertegas kembali melalui Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pemerintah No.32 Tahun 2013 dalam pasal 2 ayat 1 terdiri atas : (1) Standar Isi, (2)
Standar Proses; (3) Standar Kompetensi Lulusan; (4) Standar Pendidik dan Tenaga
Kependidikan; (5) Standar Sarana dan Prasarana; (6) Standar Pengelolaan; (7)
standar tersebut, maka standar minimal dari standar proses yang harus dipenuhi
model pembelajaran, dll. Didalam suatu satuan pendidikan pasti ada yang namanya
suatu bentuk pembelajaran yang menarik minat peserta didik untuk mempelajari
suatu materi, tanpa adanya model pembelajaran aktifitas pembelajaran terhambat
karena interaksi antara guru dan siswa tidak berjalan dengan baik.
merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk
with the interaction and participation offered in the best of traditional learning.
teknologi informasi dan komunikasi secara tepat guna untuk mencapai tujuan
dengan kebutuhan dan karakteristik siswa. Herman Dwi Surjono pada acara
keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 107/U/2001 pada 2 Juli 2001 tentang
pendidikan terbuka dan jarak jauh menggunakan blended learning telah diizinkan.
Karena secara spesifik dalam pendidikan, blended learning memiliki makna salah
satunya adalah menafaatkan jasa teknologi elektronik. Dimana dalam hal ini guru
dan siswa sama-sama dapat berkomunikasi dengan relatif lebih mudah tanpa
dibatasi oleh hal-hal yang protokoler sehingga dapat dikatakan aktivitas siswa
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa akan berperan aktif
dan memberikan feedback yang positif. Solusi pembelajaran yang diharapkan harus
mampu memberikan peningkatan terhadap aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
Meningkatkan Hasil Belajar Web design Siswa Kelas XI Jurusan Multimedia SMK
pembelajaran
diuraikan, maka penelitian yang dilakukan akan membahas mengenai hasil belajar
siswa, yaitu hasil belajar mata pelajaran web design. Hal ini bertujuan untuk
fokus, serta penafsiran terhadap hasil penilitian tidak berbeda, maka perlu
Hasil Belajar Web design Siswa Kelas XI Program Multimedia SMK Miftahul
Falah Kudus
1.4 Rumusan Masalah
telah dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji antara
lain :
Falah Kudus.?
Kudus.?
Tujuan penelitian merupakan apa yang ingin dicapai oleh peneliti dalam
Kudus.
Kudus.
1.6 Manfaat Penelitian
secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis artinya hasil penelitian bermanfaat
berbagai pihak untuk memperbaiki kinerja terutama bagi sekolah, guru dan peserta
bidang pendidikan . Wujud sumbangan ini adalah hasil dari penelitian ini dapat
pembelajaran. Selain itu manfaat teoritis dari penelitian ini antara lain :
pembelajaran.
pihak sekolah terutama pada bidang model pembelajaran sekaligus sebagai bahan
METODE PENELITIAN
pengembangan atau R&D merupakan salah satu jenis dari penelitian kuantitatif non
metode eksperimen). Adapun desain penelitian ini terbagi ke dalam 3 bagian, yaitu
and development setidaknya ada tiga hal yang harus dipahami yakni; 1) tujuan akhir
research and development adalah suatu produk yang andal karena melewati
1. Analysis
ajar yang tersedia. Pada tahap ini akan diketahui bahan ajar apa yang perlu
yang digunakan. Hal ini dilakukan agar bahan ajar yang dikembangkan sesuai
pembelajaran. Analisis yang terakhir adalah analisis karakter peserta didik yang
Setelah tahap analisis selesai, tahap selanjutnya yaitu tahap design. Pada
(lembar kerja siswa) yaitu aspek kesesuaian dengan syarat didaktif, syarat
Selanjutnya instrumen tersebut divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan guru
Multimedia
3. Development
pembelajaran) serta pengembangan model tersebut divalidasi oleh ahli materi, ahli
media, dan guru Multimedia. Validasi dilakukan hingga pada akhirnya RPP
valid.
4. Implementation
valid, perangkat tersebut diuji cobakan secara terbatas pada sekolah yang telah
ditentukan sebagai tempat penelitian. Pada tahap ini dilakukan pengujian tes hasil
blended learning yang dikembangkan. Kemudian pada tahap ini juga dilakukan
pengisian angket respons yang diisi oleh peserta didik. Angket respons ini bertujuan
Setelah didapatkan data dari tes hasil belajar dan angket respons maka data tersebut
5. Evaluation
berdasarkan masukan yang didapat dari angket respons. Hal tersebut bertujuan agar
sesuai dan dapat digunakan oleh sekolah yang lebih luas lagi.
Jawa Tengah pada kelas X Program Multimedia. Subjek penelitian ini adalah siswa
dilaksanakan di SMK Miftahul Falah Kudus selama kurang lebih selama 3 bulan.
1. Siswa
Siswa yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Miftahul
2. Guru
Guru yang menjadi subyek pada penelitian ini adalah guru yang mengajar
3. Ahli
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
3) Data Dokumentasi
yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, (life histories),
standar. Cronbach menambahkan bahwa tes adalah prosedur yang sistematis guna
mengobservasi dan memberi deskripsi sejumlah atau lebih ciri seseorang dengan
bantuan skala numerik atau suatu sistem kategoris. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa tes adalah prosedur yang sistematis. Ini berarti butir tes disusun
berdasarkan cara dan aturan tertentu, pemberian skor harus jelas dan dilakukan
secara terperinci, serta individu yang menempuh tes tersebut harus mendapat butir
tes yang sama dan dalam kondisi yang sebanding (Sugiyono, 2015:208).
a. Pretes
siswa terhadap suatu materi yang akan disampaikan, kegiatan pretest dilakukan
untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai suatu materi pelajaran yang
disampaikan. Dengan mengetahui kemampuan awal siswa ini, guru akan dapat
penelitian ini tujuan dari dilaksanakannya pretest adalah untuk mengetahui tingkat
media pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti atau untuk mengetahui
pembelajaran konvensional.
b. Postes
materi telah disampaikan. Posttest adalah evaluasi akhir saat materi yang di ajarkan
pada hari itu telah diberikan. Seorang guru memberi posttest dengan maksud
apakah siswa sudah mengerti dan memahami mengenai materi yang baru saja
diberikan pada hari itu. manfaat dari diadakannya posttest adalah untuk mengetahui
pelajaran. Adapun dalan penelitian ini, hasil posttest dibandingkan dengan hasil
pretest yang telah dilakukan sehingga akan diketahui seberapa jauh tingkat
bahan pengajaran yang masih belum dipahami oleh sebagian besar siswa.
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI program Multimedia di SMK
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
sampel siswa XI program Multimedia di SMK Miftahul Falah Kudus. Dalam uji
coba skala kecil, sampel yang digunakan adalah beberapa siswa kelas XI program
teknik random sampling. Sedangkan sampel pada uji coba skala besar, sampel
Kudus diambil dengan cara sampling jenuh. Sampling jenuh yaitu seluruh populasi
sebuah kata benda sedangkan valid merupakatan kata sifat. Dalam pembicaraan
evaluasi pada umumnya orang hanya mengenal istilah “valid” untuk alat evaluasi
atau instrument evaluasi (Arikunto,2013:73). Jika data yang dihasilkan dari sebuah
instrumen valid, maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut valid, karena
dapat memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan
Mencari suatu validitas pada data, validitas dapat diperoleh melalui uji
coba perangkat tes. Jenis tes yang digunakan adalah pilihan ganda. Teknik uji
validitas item yang digunakan yaitu Corrected Item Total Correlation yaitu dengan
cara mengkorelasikan skor item dengan skor totalnya dan melakukan korelasi
terhadap nilai koefisien item total yang overestimasi (estimasi nilai yang lebih
tinggi dari sebenarnya). Pada metode ini tidak perlu memasukkan skor total, karena
kriteria menggunakan r table pada tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika
hasil perhitungan didapat rhitung > rtabel maka dikatakan butir soal tersebut telah
signifikan atau valid. Apabila rhitung < rtabel maka dikatakan butir soal tersebut
tidak signifikan atau tidak valid. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas yang tinggi. Untuk mencari suatu validitas data, dapat ditentukan oleh
Keterangan:
rxy= koefisien validitas
N = jumlah subjek
X = skor soal benar
Y = skor total setiap siswa
3.5.2. Reliabilitas Commented [WU2]: Kurang rumus ketoke
Realibilitas merupakan kata benda sedangkan reliable merupakan kata sifat atau
keadaan (Arikunto, 2013:74). Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil tes
tersebut menunjukkan ketetapan. Dengan kata lain, jika kepada para siswa tes yang
sama pada waktu yang berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada pada urutan
merupakan kelanjutan dari uji validitas, dimana item yang masuk pengujian adalah
item yang valid saja. Instrumen berupa tes dengan jumlah 20 pertanyaan berupa
pilihan ganda telah dilaksanakan uji coba terhadap siswa kelas XI di SMK Miftahul
Falah Kudus. Perhitungan menggunakan skor dikotomi yaitu jawaban benar diberi
skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Hasil rhitung yang diperoleh
dikonsultasikan dengan rtabel dengan taraf signifikan 0,05. Jika rhitung > rtabel
maka tes dikatakan reliabel (Arikunto, 2012: 125). Jika soal termasuk kriteria
reliabel maka akan digunakan untuk soal pretest- posttest saat uji coba pemakaian.
Reliabilitas item soal termasuk kriteria sangat tinggi jika rhitung 0,80-1,00; kriteria
tinggi jika rhitung 0,60-0,80; kriteria sedang jika rhitung 0,40-0,60; kriteria rendah
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui nilai siswa pada saat pretest
dan posttest kelas XI MM3 SMK Miftahul Falah Kudus berdistribusi normal atau
dan Ha data tidak berdistribusi normal. Ho diterima apabila signifikansi > 0,05 dan
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui nilai siswa pada saat pretest
dan posttest kelas IX SMK Miftahul Falah Kudus sama atau tidaknya variansi-
variansi dua buah distribusi atau lebih. Peneliti menggunakan rumus one-way
signifikansi > 0,05 dan Ha diterima apabila signifikansi < 0,05. Hasil uji
uji N-Gain. N-Gain merupakan normalisasi gain yang diperoleh dari perbandingan
selisih skor pretest dan posttest dengan selisih SMI dan pretest.
BAB IV
pelajaran web desain dengan materi tag html dan html dasar di kelas XI SMK NU
Evaluation (ADDIE) yang telah dimodifikasi peneliti. Ada 5 tahapan yang telah
dilakukan peneliti dalam proses penelitian ini, tahapan tersebut yaitu (1) Analisis
Analisis potensi dan masalah dalam penelitian ini diperoleh dari hasil
observasi dan wawancara dengan siswa dan guru di SMK NU Miftahul Falah
Kudus. Peneliti melakukan observasi terhadap siswa pada bulan September 2017
dan wawancara terhadap guru multimedia terkait materi web desain sebagai
berupa silabus dan RPP (rancangan pelaksanaan pembelajaran), buku dan sumber
Learning.
siswa dan agar siswa lebih mudah memahami materi, kebutuhan guru dalam
pembelajaran blended learning. Berikut adalah hasil dari pengambilan data angket
Tabel 4.2
Hasil Angket Kebutuhan Siswa
No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah pembelajaran web desain penting diterapkan di 25 0
kelas XI Multimedia
2 Apakah pembelajaran web desain itu sulit 22 3
3 Apakah pelaksanaan pembelajaran web desain monoton 9 16
4 Apakah anda keberatan jika ada tugas online 18 7
5 Apakah anda ingin pembelajaran yang lebih menarik dari 25 0
yang sudah ada terima selama ini
6 Apakah nilai mata pelajaran web desain rendah 11 14
7 Apakah pembelajaran web desain membosankan 9 16
8 Apakah anda menyukai pembelajaran online 14 11
9. Apakah anda suka jika pembelajaran di kelas tidak ada 12 13
guru
besar siswa yaitu sebagian besar siswa menjawab Ya pada poin tersebut dengan
nilai total 24 dari 5 yaitu apakah pembelajaran web desain perlu diterapkan di kelas
XI Multimedia. Nilai terendah adalah 4 yang terdapa pada poin nomor 8 yaitu
apakah anda menyukai pembelajaran online sehingga terbukti bahwa model
pembelajaran berbasis online sebagai terobosan terbaru agar siswa tidak bosan
online sangat diperlukan. Sedangkan untuk angket kebutuhan guru hasilnya sebagai
berikut :
Tabel 4.3
Hasil Angket Kebutuhan Guru
No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah pembelajaran web desain penting diterapkan di 1 0
kelas XI Multimedia
2 Apakah pembelajaran web desain itu sulit 1 0
3 Apakah nilai mata pelajaran web desain rendah 0 1
4 Apakah pembelajaran web desain menggunakan beberapa 1 0
model pembelajaran
5 Apakah bapak/ibu membutuhkan model pembelajaran 1 0
yang lebih menarik dari yang sudah ada
6 Apakah bapak/ibu menyukai pembelajaran online 1 0
7 Apakah bapak/ibu mempunyai kegiatan yang tidak bisa 1 0
ditinggalkan diluar kegiatan pembelajaran
8 Apakah bapak/ibu pernah mendengar model pembelajan 0 1
blended learning
kebutuhan siswa diatas, model tersebut diketahui belum mampu menarik perhatian
perpaduan permbelajaran tatap muka dan e-learning yang dapat menarik antusias
blended learning adalag agar model ini mampu memotivasi siswa agar tetap belajar
dan merubah pola pikir siswa bahwa belajar web desain tidak hanya terpaku pada
penjelasan dari guru dan dari modul saja. Diharapkan pula dengan adanya
dipahami siswa dan kondisi kelas akan jauh dari rasa bosan serta siswa mampu
Penyusunan silabus dan RPP dalam penelitian ini dibatasi pada materi web
desain dengan 4 pertemuan tentang materi tag html pada pertemuan 1 dan 2 serta
html dasar pada pertemun 3. Adapun pembatasan materi dilakukan mengingat hasil
praktik yang harus seimbang dengan cakupan materi yang sangat luas pada materi
tersebut. Namun, materi tersebut tidak dapat tersampaikan secara tuntas dalam
Hasil dari perencanaan yang telah dibuat dengan model blended learning
Silabus yang dibuat didasarkan pada standar ini dan standar kompetensi
lulusan mata pelajaran web desain kelas XI. Pada penyusunan silabus dengan model
a) Identitas mata pelajaran atau tema pelajaran terdiri atas : nama sekolah, mata
b) Kompetensi Inti
d) Kompetensi Dasar (KD) yaitu software web desain, peritah tag html, serta
f) Materi pembelajaran, meliputi : software web desain, tag html dan cara
i) Penilaian dilakukan dengan tes tertulis, tes praktik, tugas mandiri, dan tugas
Hasil dari silabus yang disusun kemudian dijabarkan secara lebih terperinci
pertemuan ke.
d) Kompetensi Dasar : tentang software web desain, perintah tag html dan
blended learning memuat identittas mata pelajaran, KI, standar kompetensi, dan
kompetensi dasar serta indikator. Sedangkan perincian tujuan, materi, media dan
a) Pertemuan 1
- Tujuan Pembelajaran :
desain.
konstruktif :
presentasi.
- Media : Modul web desain, maupun digital (pptx, pdf, flv, dan html yang
b) Pertemuan 2
- Tujuan Pembelajaran :
konstruktif :
presentasi.
- Media : Modul web desain, maupun digital (pptx, pdf, flv, dan html yang
c) Pertemuan 3
- Tujuan Pembelajaran :
konstruktif :
presentasi.
- Media : Modul web desain, maupun digital (pptx, pdf, flv, dan html yang
yang telah dibuat dengan model pembelajan blended learning selama 4 perteman.
Hasil dari perencanaan pembelajaran tersebut kemudian dikonsultasikan dengan
guru mata pelajaran dan diuji kelayakannya melalui uji validitas konstruk oleh ahli
Ahli materi dalam penelitian ini adalah Bapak Syafi’udin selaku guru mata
learning pada materi software web desain dengan pokok bahasan tag html dan html
Tabel 4.4
Hasil Valdiasi Ahli Materi Pembelajaran
N Variabel Sub Variabel Skor Skor Prese Ket
o Maksimal diperoleh ntase
1 Dasar - Tujuan yang 50 42 84% Layak
pertimbanga hendak
n pemilihan dicapai
model - Bahan/
pembelajara materi
n blended - Sudut
learning pandang
peserta didik
- Efektivitas
dan efisiensi
2 Komponen - Tujuan 50 40 80% Layak
sistem - Isi/Materi
pembelajara - Metode
n - Media
- Evaluasi
Dari tabel diatas maka dapat dibuat bagan/ grafik presentasi perolehan
sebagai berikut :
84
83 Dasar Pertimbangan
pemilihan model
82 pembelajaran
blended learning
81
80
Komponen sistem
79 pembelajaran
78
Presentase Validasi Ahli
Materi
Bagan 4.1
Presentase Validasi Ahli Materi Pembelajaran
Berdasarkan hasil validasi di atas, diperoleh hasil 84% persen untuk aspek
1) Tujuan model blended learning sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dilihat dari rumusan audience, behavior, condition, dan degree, serta
akses materi pembelajaran dan dukungan bahan ajar yang tersedia dalam
bentuk cetak dan digital yang sesuai dengan model blended learning;
darikarakteristik, usia, gaya belajar, dan kecakapan berpikir siswa, serta sesuai
dengan gaya belajar siswa dilihat dari cara berpikir, cara belajar, cara
kegiatan pembelajaran tatap muka dilihat dari adanya belajar mandiri yang
mencapai cakupan yang luas dengan kompetensi teori maupun praktik, dan
Sedangkan dari hasil validasi komponen sistem pembelajaran oleh ahli materi
menunjukkan :
pertemuan;
sifat dan karakteristik materi yang diajarkan secara urut dan mampu mencapai
tujuan pembelajaran;
pembelajaran Web Desain dilihat dari kombinasi bentuk penilaian tatap muka
dan online serta evaluasi yang dilakukan secara proses dan akhir kegiatan
belajar.
Dari hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran dengan
model pembelajaran blended learning pada pokok bahasan software web desain dan
Ahli model pembelajaran dalam penelitian ini adalah Ibu Sony Zulfikasari
84
83 Komponen
Perangkat
82 Pembelajaran
dengan Model
81 Blended Learning
80 Komponen sistem
pembelajaran
79
78
Presentase Validasi Ahli
Materi
Bagan 4.2
Presentase Validasi Ahli Model Pembelajaran
Melalui data hasil validasi pada tabel 4.4 dan bagan 4.2 di atas, dapat
kategori sangat layak dengan presentase 83,33%. Dari hasil aspek komponen
3) Kesesuaian penyajian materi ajar dalam model blended learning dengan materi
pembelajaran yang dilihat dari proporsi teori dan praktik dalam kegiatan
pembelajaran yang dilihat dari situasi dan kondisi siswa, karakteristik blended
tatap muka dan online yang sesuai dengan model blended learning;
kategori 90%. Dari hasil aspek kunci model pembelajaran blended learning dapat
learning yang disusun secara jelas dengan strategi dan metode pembelajaran
yang sesuai;
siswa dapat belajar dimana saja dan kapan saja dengan dukungan bahan belajar
3) Tersedianya ruang kolaborasi antar siswa dan guru yang dilihat dari kombinasi
4) Tersedianya penilaian hasil belajar secara tatap muka dan online baik berupa
tes (tes pilihan ganda, tes praktik, penugasan mandiri) maupun nontes
muka dan online berupa bahan cetak (buku, modul) dan digital (presentasi, file
Berdasarkan hasil validasi ahli dan ahli model pembelajaran dapat diambil
materi tag html dan html dasar layak digunakan dalam penelitian dan digunakan
berdasarkan perencanaan pembelajaran yang telah layak dan divalidasi oleh ahli
Tabel 4.6
Presentase Hasil Obsevasi Implementasi Model Pembelajaran
Perte Pembelajara
muan Materi Kelas Pelaksanaan Keterangan
n
1 Mempersi Eksperime Senin, 04 Tatap muka Pembelajaran
apkan n (Kelas XI September dan synchronous disertai
MM 2) 2017 online pretest
software Jam ke 4
web Online Pembelajaran
desain asynchronous
mandiri dan
kolaboratif
Tatap muka Pembelajaran
dan synchronous
online disertai posttest
Kontrol Senin, 04 Tatap muka Pembelajaran tatap
(Kelas September muka disertai pretest
XI MM 1) 2017
Jam ke 1
Tatap muka Pembelajaran tatap
muka disertai posttest
2 Pengenalan Eksperimen Senin, 11 Tatap muka Pembelajaran
perintah/tag (Kelas September dan synchronous disertai
html XI MM 2) 2017 online pretest
Jam ke 4 Online Pembelajaran
asynchronous mandiri
dan kolaboratif
blended learning pada kelas XI SMK Miftahul Falah Kudus adalah sebagai berikut:
4.1.3.2. Hasil Implementasi Model Pembelajaran Blended Learning pada
Pertemuan 1
Adapaun deskripsi secara detail dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Pendahuluan
pembelajaran yang akan dilakukan hari ini yang dilakukan oleh guru untuk
tanya jawab siswa diminta aktif menanggapi pertanyaan oleh guru. Kegiatan ini
Setelah melakukan motivasi siswa diberikan tes awal pada awal kegiatan yang
berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 pertanyaan. Tes awal ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami materi pada pokok bahasan
perintah/tag html.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dimulai dengan langkah pengenalan konsep dasar dimana guru
desain, cara menginstall program web desain dan menjalankan program web desain
memberikan arahan tentang materi sudah ada di web elearning, setelah pengarahan
pemberian materi guru mengajak siswa untuk mengakses web dan memberikan
program web desain, cara menginstal program web desain dan menjalankan
program web desain, didalam pemberian materi guru juga membuat kelompok kecil
Kegiatan berlanjut dengan pahap mereview pemahaman siswa, dalam tahap ini
guru mereview pertanyaan yang timbul dari materi tersebut, selain mereview guru
siswa atau kelompok untuk mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok kecil
yang telah di bagi waktu pemberian materi, setelah mempresentasikan hasil diskusi
siswa diminta memberikan simpulan atau hasil dari diskusi untuk di upload di web
elearning.
3) Kegiatan Penutup
materi pembelajaran oleh guru dan siswa. Kegiatan ini berlanjut dengan
pemberian penugasan oleh guru pada siswa untuk mengerjakan penugasan mandiri
Tabel 4.7
Perbandingan Implementasi Pembelajaran dengan Model Blended Learning
dan Model Konvensional Pertemuan 1
Model Blended Model
No Fase
Learning Konvensional
1. Menyampaikan 95 85
tujuan dan
mempersiapkan
siswa
2. Pengenalan konsep 80 80
dasar materi
3. Pemusatan, 85 80
menerangkan dan
pemberian materi
4. Merangsang 80 78
pemahaman siswa
5. Menginformasikan 80 77
hasil tugas siswa
6. Mempublikasikan/ 85 80
mengupload hasil
karya ke web
elearning
7. Evaluasi 88 83
Rata-rata 85 81
Adapun perbandingan pelaksanaan pembelajaran dari tabel 4.7
95 8883
100 85 8080 8580 8078 8077 8580
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7
Bagan 4.3
Perbandingan Pembelajaran Blended Learning dan Konvensional Pertemuan 1
Pertemuan 2
Adapaun deskripsi secara detail dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Pendahuluan
pembelajaran yang akan dilakukan hari ini yang dilakukan oleh guru untuk
tanya jawab siswa diminta aktif menanggapi pertanyaan oleh guru. Kegiatan ini
berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 pertanyaan. Tes awal ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami materi pada pokok bahasan
perintah/tag html.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dimulai dengan langkah pengenalan konsep dasar dimana guru
pada program web desain, menggunakan tag html dan membuat contoh lain dari
memberikan arahan tentang materi sudah ada di web elearning, setelah pengarahan
pemberian materi guru mengajak siswa untuk mengakses web dan memberikan
pemahaman siswa dimana guru memberikan sebuah contoh web sederhana, setelah
tag/perintah html, selain guru memberikan arahan siswa untuk membuat, guru juga
Kegiatan berlanjut dengan pahap mereview pemahaman siswa, dalam tahap ini
guru mereview dengan mengkoreksi web sederhana yang telah diunggah di web
elearning, selain mereview guru juga mengkoreksi lembar kerja siswa (LKS).
Setelah mereview pertanyaan dan materi guru menunjuk salah satu siswa untuk
3) Kegiatan Penutup
materi pembelajaran oleh guru dan siswa. Kegiatan ini berlanjut dengan
pemberian penugasan oleh guru pada siswa untuk mengerjakan penugasan mandiri
95
90 90 90
90
85 85 85
85 83 83
8080 80 80 80 80
80 78
75
70
1 2 3 4 5 6 7
Bagan 4.4
Perbandingan Pembelajaran Blended Learning dan Konvensional Pertemuan 2
Pertemuan 3
Adapaun deskripsi secara detail dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Pendahuluan
pembelajaran yang akan dilakukan hari ini yang dilakukan oleh guru untuk
halaman web dengan software web desain. Dalam tanya jawab siswa diminta aktif
menanggapi pertanyaan oleh guru. Kegiatan ini berlanjut pada pemberian motivasi
berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 pertanyaan. Tes awal ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa dalam memahami materi pada pokok bahasan
perintah/tag html.
4) Kegiatan Inti
Kegiatan inti dimulai dengan langkah pengenalan konsep dasar dimana guru
pembuatan web dengan software web desain diantaranya menginstall salah satu
program web desain, mendesain dan membuat halaman web, membuat links,serta
memberikan arahan tentang materi sudah ada di web elearning, setelah pengarahan
pemberian materi guru mengajak siswa untuk mengakses web dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi tentang menginstall salah satu
program web, cara menginstal program web desain dan menjalankan program web
desain, didalam pemberian materi guru juga membuat kelompok kecil untuk lebih
guru mereview pertanyaan yang timbul dari materi tersebut, selain mereview guru
siswa atau kelompok untuk mempresentasikan hasil dari diskusi kelompok kecil
yang telah di bagi waktu pemberian materi, setelah mempresentasikan hasil diskusi
siswa diminta memberikan simpulan atau hasil dari diskusi untuk di upload di web
elearning.
5) Kegiatan Penutup
materi pembelajaran oleh guru dan siswa. Kegiatan ini berlanjut dengan
pemberian penugasan oleh guru pada siswa untuk mengerjakan penugasan mandiri
120
98 97 95
100 83 85 80 88 85 80 90
80 80 77 80
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7
Bagan 4.5
Perbandingan Pembelajaran Blended Learning dan Konvensional Pertemuan 3
Learning
Tabel 4.10
Rata-Rata Implementasi Kegiatan Pembelajaran dengan Model Blended Learning
91 90
90
89
88 Pertemuan 1
87 86 Pertemuan 2
86 85
85 Pertemuan 3
84
83
82
Blended Learning
Bagan 4.6
Rata-Rata Implementasi Kegiatan Pembelajaran dengan Model Blended
Learning
Berdasarkan data tabel 4.3 sampai 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa rata-
dapat dilaksanakan dengan baik pada pertemuan 1-3. Hal ini menunjukkan
blended learning.
Tabel 4.11
Persentase Pembelajaran Tatap Muka dan Online dalam Model Blended Learning
No. Pembelajaran Persentase Kriteria
1. Tatap muka 60 % Sesuai proporsi
2. Online 40% Sesuai proporsi
Dari data tabel 4.11 di atas, maka apabila digambarkan dalam
70%
60%
60%
50%
40%
40% Tatap Muka
30% Online
20%
10%
0%
Pembelajaran
Bagan 4.7
Persentase Pembelajaran Tatap Muka dan Online dalam Model Blended
Learning
Berdasarkan hasil tabel 4.7 sampai 4.9 menunjukkan bahwa pembelajaran
pembelajaran tatap muka dan online. Adapun proporsi dari kegiatan pembelajaran
tatap muka dan online didapat berdasarkan jumlah kegiatan pembelajaran yang
60% yang diperoleh dari jumlah kegiatan pembelajaran tatap muka sebanyak
kegiatan 18. Sedangkan kegiatan pembelajaran online sebesar 40% diperoleh dari
jumlah kegiatan pembelajaran online sebanyak 12. Kegiatan dari jumlah total
Berdasarkan hasil uji coba Ulangan Harian 1 (UH 1), Ulangan Harian 2 (UH),
dan Ulangan Harian 3 (UH 3), diperoleh hasil validitas dan reliabilitas sebagai
berikut :
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Uji coba pretest-postest UH1,UH 2 dan UH 3
No Butir
Jumlah Jumlah No Butir Soal
Aspek Materi Soal Tidak
Butir Valid Valid
Valid
Uji Mempersiapkan 25 20 2,3,4,5,7,8,9, 1,6, 15,16,
Coba software web Butir, 5 1011,12, 13,14 24
Soal desain. butir ,17,18,19, 20,
UH 1 tidak 21,22,23,25
valid
Uji Pengenalan 25 20 butir, 1,2,3,5,7,9,11, 4,6,8,10,21
Coba perintah/tag 5 butir 12,13,14,15,16,
Soal html tidak 17,18,19,20,
UH 2 valid 22,23,24,25
Uji Pembuatan 25 20 butir, 1,4,5,6 ,8,10, 2,3,7,,9,11
Coba halaman web 5 butir 12,13 ,14,15,16
Soal dengan tidak ,17,18,19,20,
UH 3 software web valid 21,22,23,24,25
desain
Dari tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa hasil uji coba soal Ulangan
Harian 1 dari 25 soal didapatkan hasil 20 soal yang valid dengan nomor soal
tidak valid yaitu nomor 1,5,15,16 dan 24 sehingga kelima butir soal yang tidak valid
tersebut tidak dipergunakan lagi dalam penelitian. Selanjutnya hasil uji coba soal
Ulangan Harian 2 dari 25 soal terdapat 20 butir soal yang valid dengan nomor soal
tidak valid yaitu nomor 4,6,8,10 dan 21 sehingga kelima butir soal tersebut tidak
dipergunakan untuk penelitian. Sedangakan untuk hasil uji coba Ulangan Harian 3
juga dari 25 soal terdapat 20 soal yang valid dengan nomor soal 1,4,5,6 ,8,10, 12,13
,14,15,16 ,17,18,19,20, 21,22,23,24,25 dan terdapat pula 5 nomor soal yang tidak
valid yaitu nomor 2,3,7,9,11 sehingga kelima nomor tersebut tidak pula di sertakan
dalam penelitian.
Tabel 4.13
Uji Reliabilitas Uji Coba pretest-postest UH 1
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,721 26
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas 0,721 > 0,352 maka Uji coba
ulangan harian 1 dinyatakan reliabel karena r hitung > r tabel dan reliabilitasnya
tinggi.
Tabel 4.14
Uji Reliabilitas Uji Coba pretest-postest UH 2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,729 26
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas 0,729 > 0,352 maka Uji coba
ulangan harian 2 dinyatakan reliabel r hitung > r tabel dan reliabilitasnya tinggi.
Tabel 4.15
Uji Reliabilitas Uji Coba pretest-postest UH 3
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,733 26
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas 0,733 > 0,352 maka Uji coba
ulangan harian 3 dinyatakan reliabel r hitung > r tabel dan reliabilitasnya tinggi.
4.1.4.2. Hasil Analisi Indeks Kesukaran dan Daya Pembeda Tes (Uji Coba)
1. Taraf Kesukaran
Dari hasil analisis uji coba soal Ulangan Harian pertama, Ulangan Harian
Berdasarkan hasil uji coba pada siswa kelas XI MM 3 SMK Miftahul Falah
Kudus diperoleh indeks kesukaran soal nomor 1 untuk Ulangan Harian 1 yaitu 0,97.
Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesukaran soal nomor 1 termasuk dalam
kriteria soal mudah, begitu pula dengan 10 nomor lainnya yaitu nomor 4,6,8,10,15,
16,19,20,22 dan 24 . Sedangkan soal yang masuk kriteria sukar adalah soal nomor
berikut :
Tabel 4.16
Hasil analisis tingkat kesukaran instrumen Soal Uji Coba pretest-postest UH 1
kategori mudah yaitu soal nomor 1,4,6,8,10,15,16,19 dan 20. Untuk kategori
Sedangkan untuk kategori sulit terdapat 3 soal yaitu soal nomor 17,22 dan 24.
sebagai berikut :
Tabel 4.17
Hasil analisis tingkat kesukaran isntrumen Soal Uji Coba pretest-postest UH 2
Untuk soal Ulangan harian 3 didapatkan hasil 6 soal dikategori mudah yaitu
soal nomor 7,10,15,16,19 dan 20. Untuk kategori sedang ada 15 item soal yaitu
soal nomor 2,3,4,5,8,9,11,12,13,14,17,18,21,23, dan 25. Sedangkan untuk kategori
sebagai berikut :
Tabel 4.18
Hasil analisis tingkat kesukaran isntrumen Soal Uji Coba pretest-postest UH 3
2. Daya Beda
Berdasarkan hasil uji coba soal pada kelas IX MM3 SMK Miftahul Falah
Kudus pada hasil uji coba pretest Ulangan Harian 1 diperoleh pertanyaan yang
masuk kriteria baik yaitu sebanyak 15 item soal yaitu nomor 2,3,7,8,11,12,13,14 ,
17,18,19,20,21,22,23,15. Untuk kategori cukup ada 9 soal yaitu nomor 1,4,5, 9,10,
Tabel 4.19
Hasil Analisis Daya Beda Instrumen Soal Uji Coba pretest-postest UH 1
pertanyaan yang masuk kriteria baik ada 18 soal yaitu soal nomor 1,2,3,5, 7,9,11,
sebanyak 6 soal yaitu soal nomor 4,8,10,21,22,25 . Sedangkan soal dengan kategori
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui nilai siswa pada saat pretest dan
posttest kelas XI MM3 SMK Miftahul Falah Kudus berdistribusi normal atau tidak.
dan Ha data tidak berdistribusi normal. Ho diterima apabila signifikansi > 0,05 dan
Ha diterima apabila signifikansi < 0,05. Hasil uji normalitas pretest dan postest UH
Tabel 4.28 menunjukkan bahwa hasil belajar pretest dan posttest kelas XI
normalitas pada nilai kolmogorov-smirnov Test pretest adalah 0,151 dengan nilai
signifikansi 0,088 maka Ho diterima karena signifikansi > 0,05 dan nilai pretest
smirnov Test posttest adalah 0,124 dengan nilai signifikansi 0,200 maka Ho
diterima karena signifikansi > 0,05 dan nilai posttest kelas XI SMK Miftahul Falah
Berikutnya adalah hasil uji normalitas pretest dan postest UH 2 disajikan dalam
tabel berikut :
Tabel 4.30
Hasil Uji Normalitas data Pretest dan Postest UH 2
Tabel 4.30 menunjukkan bahwa hasil belajar pretest dan posttest kelas XI
normalitas pada nilai kolmogorov-smirnov Test pretest adalah 0,154 dengan nilai
signifikansi 0,075 maka Ho diterima karena signifikansi > 0,05 dan nilai pretest
smirnov Test posttest adalah 0,140 dengan nilai signifikansi 0,156 maka Ho
diterima karena signifikansi > 0,05 dan nilai posttest kelas XI SMK Miftahul Falah
Hasil uji normalitas pretest dan postest UH 3 disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.31
Hasil Uji Normalitas data Pretest dan Postest UH 3
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
UH_3_EKS_ UH_3_EKS_
PRE POST
N 29 29
Normal Parametersa,b Mean 67,4138 77,4138
Std.
10,90713 10,98869
Deviation
Most Extreme Absolute ,136 ,110
Differences Positive ,131 ,097
Negative -,136 -,110
Test Statistic ,136 ,110
Asymp. Sig. (2-tailed) ,182c ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Tabel 4.31 menunjukkan bahwa hasil belajar pretest dan posttest kelas XI
normalitas pada nilai kolmogorov-smirnov Test pretest adalah 0,136 dengan nilai
signifikansi 0,182 maka Ho diterima karena signifikansi > 0,05 dan nilai pretest
smirnov Test posttest adalah 0,110 dengan nilai signifikansi 0,200 maka Ho
diterima karena signifikansi > 0,05 dan nilai posttest kelas XI SMK Miftahul Falah
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui nilai siswa pada saat pretest dan
posttest kelas IX SMK Miftahul Falah Kudus sama atau tidaknya variansi-variansi
dua buah distribusi atau lebih. Peneliti menggunakan rumus one-way ANOVA Test
homogen dan Ha data tidak homogen. Ho diterima apabila signifikansi > 0,05 dan
Ha diterima apabila signifikansi < 0,05. Hasil uji homogenitas disajikan dalam tabel
berikut.
Tabel 4.32
Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest UH 1
1,434 5 22 ,251
Tabel 4.32 menunjukkan bahwa hasil belajar pretest dan postest kelas XI
SMK Miftahul Falah Kudus pada UH 1 homogen. Perhitungan uji homogen pada
nilai levene statistic adalah 1,434 dengan nilai signifikansi 0,251 maka Ho diterima
karena signifikansi > 0,05 dan nilai tersebut menunjukan suatu keadaan yang
Tabel 4.33
Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest UH 2
Tabel 4.33 menunjukkan bahwa hasil belajar pretest dan postest kelas XI
SMK Miftahul Falah Kudus pada UH 2 homogen. Perhitungan uji homogen pada
nilai levene statistic adalah 1,336 dengan nilai signifikansi 0,288 maka Ho diterima
karena signifikansi > 0,05 dan nilai tersebut menunjukan suatu keadaan yang
Tabel 4.34
Hasil Uji Homogenitas Data Pretest dan Postest UH 3
Tabel 4.34 menunjukkan bahwa hasil belajar pretest dan postest kelas XI
SMK Miftahul Falah Kudus pada UH 2 homogen. Perhitungan uji homogen pada
nilai levene statistic adalah 1,083 dengan nilai signifikansi 0,410 maka Ho diterima
karena signifikansi > 0,05 dan nilai tersebut menunjukan suatu keadaan yang
homogen.
perbedaan hasil rata-rata pretest dan posttest pada penggunaan model pembelajaran
blended learning. Uji perbedaan rata-rata menggunakan rumus uji paired t-test.
Hipotesis perhitungan meliputi: (1) Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar pretest
dan posttest kelas IX MM SMK Miftahul Falah Kudus, (2) Ha : Ada perbedaan
hasil belajar pretest dan posttest kelas IX MM SMK Miftahul Falah Kudus. Ho
diterima jika signifikansi > 0,05 dan Ha diterima jika signifikansi < 0,05. Hasil uji
Tabel 4.35
Hasil Uji Perbedaan rata-rata data pretest dan postest UH 1
Tabel 4.35 menunjukkan bahwa hasil belajar pretest dan postest pada UH
1 Kelas IX MM SMK Miftahul Falah Kdus ada perbedaan hasil belajar. Perhitungan
uji perbedaan rata-rata pada nilai t adalah 7,788 denan nilai signifikansi 0,000 maka
Ha diterima karena signifikansi < 0,05 maka ada perbedaan hasil belajar antara
pretest dan postest siswa kelas IX MM SMK Miftahul Falah Kudus. Sedangkan
Tabel 4.36
Hasil Uji Perbedaan rata-rata data pretest dan postest UH 2
Tabel 4.36 menunjukkan bahwa hasil belajar pretest dan postest pada UH
1 Kelas IX MM SMK Miftahul Falah Kdus ada perbedaan hasil belajar. Perhitungan
uji perbedaan rata-rata pada nilai t adalah 6,224 denan nilai signifikansi 0,000 maka
Ha diterima karena signifikansi < 0,05 maka ada perbedaan hasil belajar antara
pretest dan postest siswa kelas IX MM SMK Miftahul Falah Kudus. Sedangkan
Tabel 4.37
Hasil Uji Perbedaan rata-rata data pretest dan postest UH 3
Tabel 4.37 menunjukkan bahwa hasil belajar pretest dan postest pada UH
1 Kelas IX MM SMK Miftahul Falah Kdus ada perbedaan hasil belajar. Perhitungan
uji perbedaan rata-rata pada nilai t adalah 8,794 denan nilai signifikansi 0,000 maka
Ha diterima karena signifikansi < 0,05 maka ada perbedaan hasil belajar antara
uji N-Gain. N-Gain merupakan normalisasi gain yang diperoleh dari perbandingan
selisih skor pretest dan posttest dengan selisih SMI dan pretest. Hasil uji
peningkatan rata-rata data pretest dan posttest disajikan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.38
Hasil Uji Peningkatan Rata-rata (N-Gain) UH 1
Banyak N-Gain
Data Rata-rata Kriteria
siswa Kelas
Pretest 68,44
56 0,28 rendah
Postest 77,04
Kudus diketahui bahwa peningkatan rata-rata (N-Gain) data pretest dan posttest
sebesar 0,28 termasuk kriteria sedang dengan selisih rata-rata pretes dan posttest
sebesar 8,6. Peningkatan hasil pretest dan posttest pada pembelajara dengan
SMK Miftahul Falah Kudus disajikan dalam bentuk diagram garis sebagai berikut.
Sedangkan hasil belajar pada mata pelajaran web desain siswa kelas IX MM
Tabel 4.39
Hasil Uji Peningkatan Rata-rata (N-Gain) UH 2
Banyak N-Gain
Data Rata-rata Kriteria
siswa Kelas
Pretest 62,93
56 0,38 sedang
Postest 74,13
Kudus diketahui bahwa peningkatan rata-rata (N-Gain) data pretest dan posttest
sebesar 0,38 termasuk kriteria sedang dengan selisih rata-rata pretes dan posttest
sebesar 14,13. Peningkatan hasil pretest dan posttest pada pembelajara dengan
SMK Miftahul Falah Kudus disajikan dalam bentuk diagram garis sebagai berikut.
Sedangkan hasil belajar pada mata pelajaran web desain siswa kelas IX MM SMK
Tabel 4.40
Hasil Uji Peningkatan Rata-rata (N-Gain) UH 3
Banyak N-Gain
Data Rata-rata Kriteria
siswa Kelas
Pretest 67,41
56 0,31 sedang
Postest 77,41
Kudus diketahui bahwa peningkatan rata-rata (N-Gain) data pretest dan posttest
sebesar 0,31 termasuk kriteria sedang dengan selisih rata-rata pretes dan posttest
sebesar 10. Peningkatan hasil pretest dan posttest pada pembelajara dengan
SMK Miftahul Falah Kudus disajikan dalam bentuk diagram garis sebagai berikut
kelompok kontrol diperoleh rata-rata sebesar 60,37 dengan nilai terendah 40 dan nilai
eksperimen rata-rata sebesar 68,44 dengan nilai terendah sebesar 55 dan nilai
nilai Ulangan Harian 1 (UH 1) pada kelompok kontrol dengan siswa berjumlah
27 orang sebesar 72,59; nilai terendah 55 dengan standar deviasi 9,34081 dan
29 orang diperoleh nilai rata-rata 77,04; nilai terendah sebesar 60 dengan standar
Data hasil belajar web desain diperoleh dari nilai tes yang diberikan kepada
siswa. Skala nilai adalah 0-100, artinya kemungkinan setiap responden akan
lima kriteria hasil belajar (Syah,2013:151), yaitu kategori sangat baik, baik, cukup,
kurang, dan gagal. Pada penelitian ini, diperoleh data nilai hasil tes siswa apabila
ditampilkan pada daftar distribusi akan tampak seperti tabel 4.13 berikut :
Tabel 4.23
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest UH 1
Rentang Kontrol Eksperimen
No Kategori
Nilai F % F %
1 80 - 100 Sangat Baik 0 0% 4 13,79%
2 70 - 79 Baik 8 29,63% 12 41,38%
3 60 - 69 Cukup 9 33,33% 12 41,38%
4 50 – 59 Kurang 8 29,63% 1 3,45%
5 0 – 49 Gagal 2 7,40% 0 0%
Tabel 4.24
Distribusi Frekuensi Nilai Postest UH 1
Rentang Kontrol Eksperimen
No Kategori
Nilai F % F %
1 80 - 100 Sangat Baik 10 37,04% 14 48,28%
2 70 - 79 Baik 9 33,33% 12 41,38%
3 60 - 69 Cukup 6 22,22% 3 10,35%
4 50 – 59 Kurang 2 7,40% 0 0%
5 0 – 49 Gagal 0 0% 0 0%
Gambaran pretest dan postest dari kedua kelompok tersebut dapat dilihat pada
bagan berikut
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest UH 1
12 12
12
10 9
8 8
8
6 Kontrol
4
4 Eksperimen
2
2 1
0 0
0
Sangat Baik Cukup Kurang Gagal
Baik
Bagan 4.8
14
14
12
12
10
10 9
8
6 Kontrol
6
Eksperimen
4 3
2
2
0 00
0
Sangat Baik Cukup Kurang Gagal
Baik
Bagan 4.9
pada kelompok eksperimen memiliki kondisi awal baik dengan jumlah siswa
dalam kategori sangat baik berjumlah 14 siswa dari 29 siswa sedangkan pada
kelompok kontrol juga memiliki kondisi awal yang sama yaitu baik dengan jumlah
siswa yang berada dalam kategori sangat baik berjumlah 10 siswa dari 27 siswa,
dengan demikian terlihat bahwa kedua kelompok pada kondisi awal ini memiliki
kemampuan yang relatif sama dan berada pada kategori sangat baik.
kontrol diperoleh rata-rata sebesar 62,22 dengan nilai terendah 50 dan nilai tertinggi
eksperimen rata-rata sebesar 62,93 dengan nilai terendah sebsar 40 dan nilai tertinggi
nilai pada kelompok kontrol sebesar 71,48 nilai terendah 50 dengan standar
deviasi 10,08, dan nilai tertinggi 90. Sedangkan pada kelompok eksperimen
diperoleh nilai rata-rata 74,13; nilai terendah sebesar 55 dengan standar deviasi
11,11 dan nilai tertinggi .95. Data hasil belajar web desain diperoleh dari nilai
tes yang diberikan kepada siswa. Skala nilai adalah 0-100, artinya kemungkinan
setiap responden akan memperoleh nilai maksimal 100 dan kemungkinan setiap
sangat baik, baik, cukup, kurang, dan gagal. Pada penelitian ini, diperoleh data
nilai hasil tes siswa apabila ditampilkan pada daftar distribusi akan tampak seperti
tabel Apabila ditampilkan pada daftar distribusi akan tampak seperti tabel 4.15
Tabel 4.25
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest UH 2
Rentang Kontrol Eksperimen
No Kategori
Nilai F % F %
1 80 - 100 Sangat Baik 1 3,70% 4 13,79%
2 70 - 79 Baik 9 33,33% 8 27,59%
3 60 - 69 Cukup 8 29,63% 6 20,69%
4 50 – 59 Kurang 9 33,33% 8 27,59%
5 0 – 49 Gagal 0 0% 3 10,34%
Tabel 4.26
Distribusi Frekuensi Nilai Postest UH 2
Rentang Kontrol Eksperimen
No Kategori
Nilai F % F %
1 80 - 100 Sangat Baik 8 29,63% 12 41,38%
2 70 - 79 Baik 11 40,74% 7 24,14%
3 60 - 69 Cukup 5 18,51% 9 31,03%
4 50 – 59 Kurang 3 11,11% 1 3,45%
5 0 – 49 Gagal 0 0% 0 0%
Gambaran pretest dan postest dari kedua kelompok tersebut dapat dilihat pada
grafik berikut.
Distribusi Frekuensi Nilai Pretes UH 2
9 9
9 8 8 8
8
7 6
6
5 4
4 3 Kontrol
3 Eksperimen
2 1
1 0
0
Sangat Baik Cukup Kurang Gagal
Baik
Bagan 4.10
Bagan 4.11
Distribusi Frekuensi Nilai Postest UH 2
Berdasarkan bagan 4.9 di atas, menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest dan
postest pada kelompok eksperimen memiliki kondisi awal cukup baik dengan 12
atau 41,38% anak mendapat nilai dengan kategori Sangat Baik. Sedangkan pada
kelompok kontrol juga memiliki kondisi awal yang baik pula dengan 11 anak atau
40,47% siswa mendapat nilai dengan kategori Baik. Dengan demikian terlihat
bahwa kedua kelompok pada kondisi awal ini memiliki kemampuan yang relatif
kelompok kontrol diperoleh rata-rata sebesar 63,88 dengan nilai terendah 50 dan
kelompok eksperimen rata-rata sebesar 67,41 dengan nilai terendah sebesar 45 dan
nilai pada kelompok kontrol sebesar 71,85 nilai terendah 50 dengan standar
deviasi 10,39, dan nilai tertinggi 90. Sedangkan pada kelompok eksperimen
diperoleh nilai rata-rata 77,41; nilai terendah sebesar 55 dengan standar deviasi
10,99 dan nilai tertinggi .95. Data hasil belajar web desain diperoleh dari nilai
tes yang diberikan kepada siswa. Skala nilai adalah 0-100, artinya kemungkinan
setiap responden akan memperoleh nilai maksimal 100 dan kemungkinan setiap
sangat baik, baik, cukup, kurang, dan gagal. Pada penelitian ini, diperoleh data
nilai hasil tes siswa apabila ditampilkan pada daftar distribusi akan tampak seperti
tabel Apabila ditampilkan pada daftar distribusi akan tampak seperti tabel 4.27
Tabel 4.27
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest UH 3
Bagan 4.12
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan postest UH
Bagan 4.13
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest dan postest UH
pada kelompok eksperimen memiliki kondisi awal cukup baik dengan 15 atau
51,72% anak mendapat nilai dengan kategori Sangat Baik. Sedangkan pada
kelompok kontrol juga memiliki kondisi awalyang baik pula dengan 10 anak atau
37,94% siswa mendapat nilai dengan kategori Baik. Dengan demikian terlihat
bahwa kedua kelompok pada kondisi awal ini memiliki kemampuan yang relatif
Hasil belajar ranah afektif diperoleh dari penilaian atau karakter siswa
selama proses pembelajaran web desain materi software web desain, tag/perintah
html dan links pada software web desan. Adapun hasil belajar ranah afektif dilihat
Tabel 4.41
Falah Kudus pada pembelajaran web desain materi software web desain, tag html
dan links dengan software web desain diperoleh skor total 1332 dengan rata-rata
Dengan data tersebut maka nilai afektif siswa kelas IX MM SMK Miftahu;
Falah Kudus dari 3 pertemuan dalam pembelajaran multimedia pada materi web
desain yang terdiri dari pokok bahasan software web desain, tag html dan links
dengan menggunakan software web desain memiliki rata-rata 17,76 yang termasuk
dalam kategori baik. Meskipun begitu, masih ada beberapa siswa yang belum
Hasil belajar ranah psikomotor diperoleh dari rubrik peniliain di setiap aspek
mencatat, komunikasi, waktu mengerjakan tes, kerapian dalam mengerjakan tes dan
pembelajaran web desain pada pokok bahasan software web desain, tag html dan
pembuatan links pada software web desain. Adapun hasil belajar siswa ranah
Miftahul Falah Kudus pada pembelajaran web desain materi software web desain,
tag html dan links dengan software web desain diperoleh skor total 1321 dengan
materi web desain yang terdiri dari pokok bahasan software web desain, tag html
dan links dengan menggunakan software web desain memiliki rata-rata 17,61 yang
termasuk dalam kategori baik. Meskipun begitu, masih ada beberapa siswa yang
dalam mata pelajaran web desain pokok bahasan software web desain, tag/perintah
penelitian oleh peneliti didapatkan hasil bahwa masalah yang terjadi pada siswa
kelas IX MM SMK Miftahul Falah Kudus terutama pada mata pelajaran web desain
keaktifan dan kreatifitas siswa dalam pembelajaran terutama pada mata pelajaran
web desain pada siswa kelas IX MM SMK Miftahul Falah Kudus tahun 2017.
SMK Miftahul Falah Kudus tahun pelajaran 2017/2018. Dari hasil penelitian
yang dipadukan dengan pembelajaran online agar dapat lebih memahami materi
serta agar mereka sendiri tidak mudah bosan saat mengikuti pembelajaran dan suatu
model yang dapat memancing antusias siswa terhadap pembelajaran yang sedang
mereka ikuti.
pembelajaran tatap muka dan pembelajaran online agar siswa dapat tertarik
Miftahul Falah Kudus tahun pelajaran 2017/2018 oleh ahli materi pembelajaran
yaitu guru mata pembelajaran web desain di kelas IX MM SMK Mifatahul Falah
learning pada pokok bahasan software web desain, tag/perintah html dan
pembuatan link dengan software web desain layak dikembangkan terbukti dengan
diberikannya skor sebesar 42 dari skor total 50 pada variabel dasar pertimbangan
pemilihan model pembelajaran blended learning dengan sub variabel (1) Tujuan
yang hendak dicapai; (2) Bahan/materi’ (3) Sudut Pandang Peserta Didik; dan (4)
sebesar 84% dari presentase maksimal sebesar 100% atau dikategorikan dalam
kategori layak.
yang telah dibuat sesuai dengan teori Rusman (2013: 133), yang menunjukkan
sudut pandang peserta didik/siswa, dan hal-hal yang bersifat nonteknis berupa
efektivitas dan efisiensi. Senada dengan teori dari Rusman (2013: 133),
perencanaan pembelajaran model blended learing ini juga sesuai dengan teori dari
dipengaruhi oleh materi yang akan diajarkan, tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran, serta tingkat kemampuan peserta didik. Dari penjelasan di atas, dapat
semangat, memberikan peluang untuk menuntaskan cakupan materi yang luas dan
dengan sub variabel (1) Tujuan; (2) Isi/Materi; (3) Metode; (4) Media; dan (5)
Evaluasi juga dikategorikan layak karena mencapai skor 40 dari skor maksimal 50
dengan presentase sebesar 80% dari presentase maksimal skor sebesar 100%
pembelajaran dengan blended learning yang telah dibuat sesuai dengan teori. Wina
yang utuh, meliputi: tujuan, isi/materi, metode, media, dan evaluasi. Senada dengan
pernyataan di atas, maka perencanaan pembelajaran model blended learning yang
telah dibuat juga sesuai dengan teori Nana Sudjana (2009: 30) yang menyatakan
bahwa proses belajar-mengajar (pengajaran) pada dasarnya tidak lain ialah proses
penilaian) agar satu sama lain saling berhubungan dan saling berpengaruh sehingga
Berdasarkan hasil validasi dari aspek komponen sistem pembelajaran oleh ahli
metode pembelajaran;
pembelajaran, serta
Dari hasil analisis kedua aspek tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
perencanaan pembelajaran dengan model blended learning yang telah dibuat layak
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian oleh ahli model pembelajaran yang
dilakukan oleh Dosen jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan UNNES yaitu
layak. Hal ini dibuktikan dengan perolehan skor sebesar 40 dari skor maksimal 55
dengan sub variabel (1) Identitas mata pelajaran; (2)Standar Kompetensi; (3)
Kompetensi Dasar; (4) Indikator Pencapaian; (5) Tujuan Pembelajaran; (6) Materi
Ajar; (7) Alokasi Waktu; (8) Metode Pembelajaran ;(9) Kegiatan Pembelajaran;
(10) Penilaian Hasil Belajar; (11) Sumber Belajar; (12) Kelengkapan Perangkat
learning yang dibuat sesuai dengan konten dari perencanaan proses pembelajaran
pada Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan
kompetensi;
Sedangkan untuk variabel Kunci model Blended Learning yang meliputi sub
(dukungan bahan ajar) memperoleh skor 40 dari skor maksimal 45 atau 93% dari
prosentase maksimal sebesai 100% yang berarti variabel ini dikatakan sangat layak
digunakan.
sesuai dengan teori Jared M.Carman (2005: 2) yang menyatakan bahwa dalam
menunjukkan bahwa:
4. Tersedianya penilaian hasil belajar yang dilakukan secara tatap muka dan online
Berdasarkan deskripsi dari hasil penilaian oleh ahli model pembelajaran di atas,
tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah serta kunci
model blended learning menurut Jared M.Carman (2005: 2). Dengan demikian,
perencanaan pembelajaran dengan model blended learning sudah layak dan dapat
MM SMK Miftahul Falah Kudus, khususnya pada pokok bahasan software web
desain, tag/perintah html dan pembutan links dengan software web desain.
1.3.5 Hasil Implementasi Model Pembelajaran Blended Leaning
pertemuan mengkaji pokok bahasan software web desain, perintah/tag html dan
pembelajaran asynchronous dilakukan secara mandiri oleh siswa kapan pun dan
dengan model blended learning pada 3 pertemuan sesuai dengan teori dari Uwes
tujuan pembelajaran.
learning dilakukan secara tatap muka di ruang laboratorium komputer dan online
dengan akses e-learning. Hal ini sesuai dengan teori dari Cheung dan Hew (2011:
1319) yang menyatakan bahwa blended learning merupakan kombinasi antara face
pembelajaran dengan model blended learning pada 3 peremuan telah sesuai dengan
teori Elenana Mosa (2006) dalam Cepi Riyana (2009: 21) yang berarti bahwa
pembelajaran telah sesuai dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar
kegiatan penutup.
Langkah-langkah ini telah sesuai dengan teori dari Arend (2008: 57) yang
secara mandiri. Hal ini sesuai dengan teori dari Jean Piaget (1963) dalam Miftahul
dan akomodasi.
memacu siswa untuk berpikir abstrak, logis, dan mampu menarik kesimpulan dari
informasi yang tersedia. Hal ini sesuai dengan teori Piaget dalam Achmad Rifai
(2009: 30) dimana aktivitas belajar ditekankan pada proses internal dalam berpikir,
berdasarkan usia.
evaluasi menunjukkan bahwa siswa belajar aktif dalam menggali informasi terkait
materi software web desain, perintah atau tag html dan pembuatan links dengan
software web desain. Aktivitas belajar siswa ini sesuai dengan teori konstruktivisme
Vygotsky (1978) dalam Achmad Rifai (2009: 34) yang menyatakan bahwa
adalah sebesar 85,86 dan 91 sehingga dapat dikategorikan bahwa dalam 3 pertmuan
dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran dapat
learning sebesar 87,33. Dari rata-rata sebesari 87,33 tersebut menunjukkan bahwa
Peningkatan hasil belajar dari ranah kognitif dapat dilihat dari peningkatan
nilai pretest dan posttest dengan menggunakan uji t yang kemudian diuji kembali
dengan menggunakan uji N-gain. Uji-t pada penelitian ini digunakan untuk
ranah kognitif. Namun sebelum dilakukan uji-t maka data nilai pretest dan posttest
harus diuji normalitas dan homogenitasnya terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui data hasil pretest dan posttest berdistribusi normal atau tidak dan kedua
data tersebut homogen atau tidak. Uji normalitas data tersebut menggunakan uji
kolmogorov-smirnov yang membandingkan hasil signifikan dengan harga taraf
Adapun kriteria pengujiannya yaitu jika hasil signifikan < 0,05, artinya
distribusi data tidak normal. Jika hasil signifikan > 0,05, artinya distribusi data
normal. Ternyata untuk nilai pretest Ulangan Harian 1 hasilnya adalah signifikan >
0,05, yaitu 0,088 > 0,05 dan nilai posttest Ulangan Harian 1 hasilnya adalah
signifikan > 0,05 yaitu 0,200 > 0,05. Jadi kesimpulannya data nilai pretest dan
Harian 2 hasilnya adalah signifikan > 0,05, yaitu 0,075 > 0,05 dan nilai posttest
Ulangan Harian 2 hasilnya adalah signifikan > 0,05 yaitu 0,156 > 0,05. Jadi dapat
disimpulkan data nilai pretest dan posttest Ulangan Harian 2 berdistribusi normal.
Ulangan Harian terakhir nilai pretest Ulangan Harian 3 hasilnya adalah signifikan
> 0,05, yaitu 0,182 > 0,05 dan nilai posttest Ulangan Harian 3 hasilnya adalah
signifikan > 0,05 yaitu 0,200 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan data nilai pretest dan
Analisis uji selanjutnya adalah uji homogenitas untuk mengetahui data nilai
pretest dan posttest merupakan varians yang sama (homogen) atau tidak. Uji
uji homogen pada nilai levene statistic pada Ulangan Harian 1 adalah 1,434 dengan
nilai signifikansi 0,251 maka Ho diterima karena signifikansi > 0,05 dan nilai
pretest dan postest pada Ulangan Harian 1 siswa kelas IX MM SMK Miftahul Falah
Kudus homogen. Selanjutnya uji homogenitas untuk mengetahui data nilai pretest
dan posttest Ulangan Harian 2 pada nilai levene statistic pada adalah 1,336 dengan
nilai signifikansi 0,288 maka Ho diterima karena signifikansi > 0,05 dan nilai
pretest dan postest pada Ulangan Harian 2 siswa kelas IX MM SMK Miftahul Falah
Kudus homogen. Terakhir nilai uji homogenitas pada nilai levene statistic pada
Ulangan Harian 3 adalah 1,083 dengan nilai sigifikansi 0,410 maka Ho diterima
karena signifikansi > 0,05 dan nilai pretest dan postest pada Ulangan Harian 3 siswa
dan 3 maka diketahui hasil dari masing-masing nilai pretest dan postest pada tiap
Jika nilai pretest dan posttest telah dinyatakan normal dan homogen maka
langkah selanjutnya yaitu melakukan uji-t untuk mengetahui perbedaan hasil rata-
uji paired t-test. Hipotesis perhitungan meliputi: (1) Ho : Tidak ada perbedaan hasil
belajar pretest dan posttest siswa kelas IX MM SMK NU Miftahul Falah Kudus,
(2) Ha : Ada perbedaan hasil belajar pretest dan posttest siswa kelas IX MM SMK
NU Miftahul Falah Kudus. Ho diterima jika signifikansi > 0,05 dan Ha diterima
jika signifikansi < 0,05. Hasil belajar kognitif pretest dan posttest siswa kelas IX
MM SMK NU Miftahul Falah Kudus ada perbedaan hasil belajar. Perhitungan uji
perbedaan rata-rata pada nilai t pada Ulangan Harian 1 adalah 7,788 dengan nilai
signifikansi 0,000 maka Ha diterima karena signifikansi < 0,05 maka ada perbedaan
hasil belajar pretest dan posttest siswa kelas IX MM SMK NU Miftahul Falah
Kudus. Selanjutnya perhitungan uji perbedaan rata-rata pada nilai t pada Ulangan
Harian 2 adalah 6,224 dengan nilai signifikansi 0,000 maka Ha diterima karena
signifikansi < 0,05 maka ada perbedaan hasil belajar pretest dan posttest siswa kelas
rata-rata pada nilai t pada Ulangan Harian 3 adalah 8,794 dengan nilai signifikansi
0,000 maka Ha diterima karena signifikansi < 0,05 maka ada perbedaan hasil
belajar pretest dan posttest siswa kelas IX MM SMK NU Miftahul Falah Kudus.
Setelah dilakukan uji-t, maka data hasil kognitif siswa diuji kembali menggunakan
peningkatan rata-rata hasil belajar pretest dan posttest pada pembelajaran dengan
uji N-Gain. N-Gain merupakan normalisasi gain yang diperoleh dari perbandingan
selisih skor pretest dan posttest dengan selisih SMI dan pretest. Hasil belajar siswa
rata (N-Gain) data pretest dan posttest pada Ulangan Harian 1 sebesar 0,28 dan
termasuk kriteria rendah dengan selisih rata-rata hasil pretest dan postest 8,6.
Miftahul Falah Kudus tahun pelajaran 2017/2018. Selnjutnya hasil belajar siswa
rata (N-Gain) data pretest dan posttest pada Ulangan Harian 2 sebesar 0,38 dan
termasuk kriteria sedang dengan selisih rata-rata hasil pretest dan postest 14,13.
rata-rata (N-Gain) data pretest dan posttest pada Ulangan Harian 3 sebesar 0,31 dan
termasuk kriteria sedang dengan selisih rata-rata hasil pretest dan postest 10.
hasil belajar tiap ulangan harian baik ulangan harian 1, ulangan harian 2 dan
sedang.
baik dilihat dari hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen yang mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan nilai lebih dari 75. Hal ini sesuai
dengan teori Nana Sudjana (2009: 37) yang menyatakan bahwa proses pengajaran
yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Oleh karena itu,
yang optimal.
Adapun berdasarkan hasil belajar siswa pada pretest Ulangan Harian 1 pada
sebanyak 29 siswa memperoleh rata-rata kelas sebesar 68,44 dengan skor terendah
55 yang diperoleh oleh responden nomor 13 dan skor tertinngi sebesar 80 yang
diperoleh 4 anak yaitu nomor 3,8,10 dan 27 dengan standar deviasi sebesar 7,33.
peningkatan hasil dari rata-rata kelas yang semula 68,44 menjadi 77,04 dengan skor
Dari data pretest dan postest Ulangan Harian 1 pada kelas eksperimen
model pembelajaran blended learning dan kelompok belajar yang tidak diberi
perlakukan blended learning dalam mata pelajaran web desain. Hal ini terlihat dari
nilai atau jumlah ketuntasan. Jika kelas eksperimen pada pretest terdapat 12 anak
dengan skor baik maka pada kelas kontrol hanya terdapat 8 anak yang berada pada
kategori baik, sisanya kurang bahkan ada yang gagal. Begitu juga dengan kegiatan
postest pada kelas eksperimen terdapat 26 anak yang berada dalam kategori baik
dan sangat baik, sedangkan pada kelas kontrol sebagian ada yang berada dalam
kategori kurang dan cukup. Hanya 19 anak yang berada dalam kategori baik dan
sangat baik.
rata-rata kelas sebesar 62,93 dengan nilai terendah sebesar 40 dan nilai tertinggi
Perbedaan juga muncul pada hasil belajar siswa pada kelas yang diberi
perlakuana dengan model pembelajaran blended learning dan kelas yang tidak
diberi perlakuan model pembelajaran blended learning. Hal ini terbukti dengan
adanya perbedaan jumlah siswa yang masuk kategori baik pada kelas eksperimen
pada kegiatan pretest sebanyak 12 anak masuk kategori baik dan sangat baik,
namun di kelas kontrol hanya ada 10 anak yang berada dalam kategori baik dna
sangat baik. Selanjutnya untuk kegiatan postest terdapat 12 anak yang berada pada
kategori sangat baik pada kelas yang diberi perlakuan dan hanya ada 8 anak yang
berada pada kategori sangat baik pada kelas yang tidak diberi perlakuan
Untuk kegiatan ulangan harian terakhir pada pretest Ulangan Harian 3 pada
kelas eksperimen mendapat nilai rata-rata kelas sebesar 67,41 dengan nilai terendah
45 dan nilai tertinggi sebesar 85 dengan standar deviasi sebesar 10,91. Sedangkan
pada kegiatan postest Ulangan Harian 3 pada kelas eksperimen memiliki nilai rata-
rata sebesar 77,41 dengan niali terendah sebesar 55 dan nilai tertinggi 95 dengan
model pembelajaran blended learning dengan kelas yang tidak diberi perlakuan
perolehan siswa yang masuk kategori baik maupun sangat baik. Pada kelas kontrol
di kegiatan pretest tidak ada siswa yang masuk kategori sangat baik, namun pada
kelas yang diberi perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran blended
learning terdapat 5 siswa yang berada dalam kategori nilai sangat baik. Begitupula
dengan kegiatan postest, pada kelas kontrol hanya ada 9 siswa yang memiliki nilai
yang berada dalam kategori sangat baik namun pada kelas eksperimen terdapat 15
siswa yang memiliki nilai yang berada dalam kategori sangat baik.
komunikasi dengan siswa dan pengalaman belajar yang lebih tinggi daripada
pembelajaran konvensional. Hal ini memberikan ruang dan keleluasaan bagi siswa
dan guru untuk berkomunikasi lebih leluasa sehingga mampu memberikan ruang
Adapun hasil belajar pada kelompok yang menggunakan model blended learning
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan
model blended learning merupakan salah satu kelebihan dan dampak dari
blended learning dinyatakan efektif dilaksanakan dengan baik yang dilihat dari segi
Kefektifan penggunaan media monopoli game dilihat dari tiga ranah hasil
(2011:22) bahwa belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang
kognitif, afektif, dan psikomotor yang terpisahkan satu dengan yang lainnya.
sikap atau karakter siswa selama proses pembelajaran web desain materi software
web desain, perintah/tag html dan pembuatan links dengan software web desain.
Adapun indikator dalam ranah afektif pada penelitian ini antara lain penilaian tepat
dan gigih serta jujur. Jumlah skor 1332 dengan rata-rata 88,8 termasuk kriteria baik.
Dalam indikator tepat waktu berisi tentang kegiatan tepat waktu saat memasuki
sikap tenang dan antusias dalam mendengarkan penjelasan guru selama mengikuti
pembelajaran. Pada indikator bertanya jawab berisi tentang kegiatan siswa dalam
Sedangakan indikator gigih dan jujur berisi tentang sikap siswa dalam mengerjakan
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ranah afektif siswa pada kelas
SMK NU Miftahul Falah Kudus pada mata pelajaran web desain materi software
web desain, perintah/tag html dan pembuatan links pada software web desain
diperoleh jumlah skor 1321dengan rata-rata 88,07 termasuk kriteria baik. Hal
penjelasan dan materi dari guru. Indikator komunikasi berisi tentang cara siswa
menyelesaikan tes lebih awal dari waktu yang telah ditentukan atau siswa tidak
selesai dari waktu yang telah ditentukan. Indikator keempat yaitu kerapian dalam
mengerjakan tes berisi kerapian siswa dalam menuliskan hasil tes. Indikator
terakhir ketelitian dalam mengerjakan tes yaitu cara siswa mengerjakan tes essay
1.4 Implikasi
blended learning bagi siswa untuk berperan aktif dan mandiri dalam proses
itu implikasi hasil penelitian meliputi implikasi secara teoritis, praktis, dan
pedagogis.
Implikasi teoritis dapat diartikan sebagai dampak hasil penelitian yang terdiri
dari kelayakan media pembelajaran, hasil belajar, dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran terhadap teori yang dikaji dalam kajian teori. Manfaat media
pembelajaran dalam proses belajar siswa menurut Sudjana dan rivai adalah (1)
motivasi belajar, (2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan
pembelajaran, (3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata – mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata – kata oleh guru, sehingga siswa tidak
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, dan (4) Siswa dapat lebih banyak
melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi
belajar dengan penuh rasa senang dan semangat. Rasa ini dapat membangun
siswa dalam memahami materi secara mandiri, karena materi disajikan dalam
pembelajaran dengan tatap muka sehingga antara kegiatan e-learning dan tatap
Belajar dengan menjadikan siswa aktif adalah dambaan dari semua pengajar
agar siswa lebih memahami materi terutama untuk materi dengan cakupan yang
luas namun hanya terdapat sedikit waktu untuk membahasnya. Sehingga diperlukan
suatu model pembelajaran yang dapat menjadikan siswa atusias dalam belajar
dengan atau tanpa guru yang mendamping. Model pembelajaran blended learning
adalah satu dari sekian banyak model pembelajaran yang mengutamakan keaktifan
dan kemandirian siswa dalam belajar sehingga model ini dianggap mampu
menjadikan siswa aktif ketika pelajaran dan tetap paham materi yang cakupannya
luas meskipun waktu pemahasannnya di kelas terbatas. Karena belajar tidak harus
pembuatan links dengan software web desain , sehingga dapat dijadikan referensi
atau landasan teori selanjutnya yang ingin mengkaji tentang model pengembangan
blended learning.
minat, motivasi belajar siswa, sehingga dapat merangsang siswa agar lebih aktif
dalam proses pembelajaran serta dapat melatih kemandirian siswa dalam belajar
pembelajaran web desain materi software web desain, perintah/tag html dan
materi yang dikemas secara menarik pada pembelajaran web desain serta
memotivasi guru untuk membuat media pembelajaran yang inovatif. Bagi siswa
web desain, perintah/tag html dan pembuatan links dengan software web desain.
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi software web desain,
perintah/tag html dan pembuatan links dengan software web desain. Penelitian ini
menarik, mudah dipahami siswa dan menumbuhkan rasa semangat belajar serta
meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu faktor-faktor tersebut harus
sumber belajar harus sesuai dengan materi yang sedang diajarkan saat itu, sehingga
minat dan motivasi siswa semakin meningkat, dan mereka dapat berperan aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Semua faktor tersebut dapat terpenuhi dengan baik
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran