Anda di halaman 1dari 14

Siklus Menstruasi dan Ciri Pubertas

Cresentia Irene Iskandar

102014161

B7

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

Alamat Korespondensi Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

Abstract

Menstrual phase indicates that a woman had entered puberty. Broadly speaking there are three
hormonal role at puberty in females is Gonadotopin-releasing hormone (GnRH) produced by the
hypothalamus, Follicle-stimulating hormone (FSH) and luteinizing hormone (LH) produced by the
anterior pituitary response to GnRH, and Estrogen and progesterone produced by the ovaries in
response to FSH and LH. The hormone estrogen also affects the characteristics of puberty in person.

Keywords:menstruation,puberty,genitalia

Abstrak

Fase menstruasi menandai bahwa seorang wanita telah memasuki masa pubertas. Secara garis
besar terdapat tiga hormonal yang berperan saat pubertas pada wanita yaitu Gonadotopin-
releasing hormone (GnRH) yang dihasilkan oleh hipotalamus, Follicle-stimulating hormone
(FSH) dan Luteinizing hormone (LH) yang dihasilkan oleh hipofisis anterior sebagai respons
atas GnRH, dan Estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh ovarium sebagai respons atas
FSH dan LH. Hormon estrogen juga mempengaruhi ciri-ciri pubertas pada seseorang.

Kata kunci : menstruasi, pubertas, genitalia

Pendahuluan

Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel
tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas
dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak. Panjang rata-rata siklus
menstruasi adalah 28 hari, namun bervariasi antar wanita. Siklus menstruasi ini sendiri
dipengaruhi oleh berbagai hormon dalam tubuh yang ikut mempengaruhi dan mendampingi
perubahan pada organ genitalia wanita, terutama organ dalam.
Makroskopis Genitalia Feminina Eksterna

Mons Pubis

Mons pubis adalah bantalan berisi lemak yang terletak di atas simfisis pubis. Setelah
pubertas, kulit mons pubis ditutupi oleh rambut keriting. 1

Labia Mayora

Labia mayora adalah dua lipatan kulit longitudinal yang merentang ke bawah dari
mons pubis dan menyatu di sisi posterior perineum, yaitu kulit antara pertemuan dua lipatan
ini dan anus. Labia mayora ini homolog dengan skrotum pada laki-laki.2

Labia Minor

Labia minora adalah dua lipatan kulit diantara labia mayora. Lipatan ini mengandung
kelenjar sebasea, beberapa kelenjar keringat dan tidak berambut. Jaringan labia minora ini
menyatu di bagian atas untuk membentuk frenulum dan prepusium klitoris. Frenulum klitoris
merupakan area lipatan di bawah klitoris. Sedangkan prepusium klitoris merupakan
pertemuan lipatan-lipatan labia minora di bawah klitoris.1,2

Klitoris

Klitoris merupakan organ erektil yang homolog dengan glans penis pada laki-laki.
Klitoris terdiri atas dua corpora cavernosa clitoridis dan glans clitoridis. Clitoris memiliki
bagian yang melekat (radix clitoridis) dan bagian yang bebas (corpus clitoridis). Radix
clitoridis terdiri dari dua crura clitoridis. Corpus clitoridis hanya dibentuk oleh bagian-bagian
yang tidak melekat dari kedua corpora cavernosa clitoridis, membentuk sudut ke posterior
dan terbenam di dalam jaringan ikat perineum. Corpus clitoridis ditopang oleh ligamentum
suspensorium clitoridis yang melekat ke superior pada simphisis pubis.3

Bulbus Vestibuli

Di bawah memban mukosa vestibulum di kedua sisinya terdapat bulbus vestibuli yang
merupakan agregat vena berbentuk buah badan. Bulbus vestibuli ini homolog dengan bulbus
penis pada laki-laki.1
Glandula Vestibularis Mayor / Glandula Bartholini

Glandula vestibularis mayor merupakan glandula mucosa yang terletak di posterior


dari bulbus vestibuli. Muara dari glandula vestibularis mayor adalah vestibulum vaginae.
Glandula vestibularis mayor homolog dengan glandula bulbourethrales pada pria.
Perbedaannya adalah glandula bulbourethrales terletak di spatium perinei profundum
sedangkan glandula vestibularis mayor terletak di spatium perinei superficialis. Glandula
vestibularis mayor memproduksi sekret selama rangsangan seksual.3

Glandula Vestibularis Minor / Ductus Glandulae Paraurethrales / Glandula Skene

Glandula Skene bermuara ke dalam vestibulum vaginae, satu pada setiap sisi tepi
lateral urethra.

Makroskopis Genitalia Feminina Interna

Vagina

Vagina adalah tabung fibromusculorum yang dapat melebar, yang memanjang dari
perineum melewati dasar pelvis dan masuk ke dalam cavitas pelvis. Organ ini memiliki
banyak fungsi yaitu merupakan saluran ekskresi uterus, tempat mengalir keluarnya darah haid
dan sekresi uterus, organ wanita untuk kopulasi dan bagian dari jalan lahir. Dinding anterior
vagina berhubungan dengan vesica urinaria dan uretra, dipisahkan oleh jaringan ikat yang
sering disebut sebagai septum vesikovagina. Sedangkan di bagian posterior, vagina
berhubungan dengan rektum yang dipisahkan oleh septum rectovaginale. Ke inferior, vagina
membuka ke dalam vestibulum vaginae dari perineum tepat di posterior dari ostium urethrae
externum. Dari lubang luar vagina (introitus vaginae / ostium vaginae) vagina berjalan ke
posterosuperior melewati membrana perinei dan masuk ke dalam cavitas pelvis, dimana
vagina dilekatkan oleh dinding anteriornya ke tepi cervix uteri yang melingkar.1-3

Fornix vaginae adalah recessus yang terbentuk di antara tepi cervix uteri dan dinding
vagina. Berdasarkan posisinya fornix vaginae dibedakan menjadi satu fornix vaginae pars
anterior, satu fornix vaginae pars posterior dan dua fornix vaginae pars lateralis. 1-3 Orificium
vaginae pada perempuan yang masih perawan mempunyai selaput tipis lipatan mukosa yang
disebut hymen, yang mempunyai lubang ditengahnya. Dimana setelah melahirkan biasanya
hymen hanya tinggal rumbai-rumbai.4
Vagina mendapat perdarahan dari Aa. Vaginalis, cabang dari Aa. Iliaca Interna dan
ramus vaginalis arteriae uterinae. Vena vaginae membentuk sebuah pleksus venosus di
sekeliling vagina dan bermuara ke vena iliaca interna. Pembuluh limfe dari sepertiga bagian
atas vagina bermuara ke nodi iliaci externi dan interni, dari sepertiga bagian tengah vagina ke
nodi iliaci interni dan dari sepertiga bawah vagina ke nodi inguinales superficiales. Vagina
mendapat persarafan dari plexus hypogatricus inferior.4

Uterus

Uterus merupakan organ berongga yang berbentuk buah pir dan berdinding tebal pada
garis tengah di antara vesica urinaria dan rectum. Uterus dibagi atas fundus, corpus dan
cervix uteri. Fundus uteri merupakan bagian uterus yang terletak di atas muara tuba uterina.
Corpus uteri merupakan bagian uterus yang terletak di bawah muara tuba uterina. Ke arah
bawah corpus akan menyempit, yang berlanjut sebagai cevix uteri. Cervix menembus dinding
anterior vagina dan dibagi menjadi portio supravaginalis dan portio vaginalis cervicis uteri.
Ke anterior corpus uteri berhubungan dengan excavatio vesicouterina dan facies superior
vesicae. Ke posterior corpus uteri berhubungan dengan excavatio rectouterina (cavum
douglasi) beserta lengkung ilium atau colon sigmoideum yang ada di rongga ini. Ke lateral
corpus uteri berhubungan dengan ligamentum latum serta arteria dan vena uterina. Terdapat
tiga lapisan, yaitu endometrium, miometrium (otot polos, tempat pembuluh darah dan nidasi),
dan perimetrium.3,4

Arteri utama yang mendarahi uterus adalah Aa. Uterina yang merupakan cabang dari
Aa. Iliaca Interna. Pembuluh ini mencapai uterus dengan berjalan ke medial di basis
ligamenti lati. Aa. Uterina menyilang di atas ureter tegak lurus dan mencapai cevix setinggi
ostium internum cervicis. Arteri ini kemudian berjalan ke atas sepanjang pinggir lateral
uterus di dalam ligamentum latum dan akhirnya beranastomosis dengan Aa. Ovarica yang
juga mendarahi uterus. Aa. Uterina memberikan sebuah cabang kecil yang berjalan turun
untuk mendahari cervix dan vagina. Sedangkan pembuluh baliknya mengikuti arteri dan
bermuara ke dalam vena iliaca interna.4

Pembuluh limfe dari fundus uteri menyertai Aa. Ovarica dan mengalirkan limfe ke
nodi paraaortici setinggi vertebra lumbalis pertama. Pembuluh dari corpus dan cervix uteri
bermuara ke Nodi Iliaci Interni dan Externi. Beberapa pembuluh limfe mengikuti ligamentum
teres uteri di dalam canalis inguinalis dan mengalirkan limfe ke Nodi Inguinales
Superficiales. Sedangkan persarafannya berasal dari saraf-saraf simpatik dan parasimpatik
dari Plexus Hypogastricus Inferior.3,4

Dalam rongga pelvis, uterus difiksasi untuk mencegah terjadinya prolapsus uteri, yaitu
keadaan dimana uterus masuk ke dalam vagina. Fiksasi uterus dibedakan menjadi :4

 Alat-alat penahan uterus, yaitu diaphragma pelvis (M. Levator Ani) dan pars
membranasea diaphragma urogenitale.
 Alat-alat penggantung uterus, yaitu :
 Lig. Latum terletak di kanan kiri uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan
dasar panggul, seolah-olah menggantung pada tuba. Ruang antar kedua lembar dari
lipatan ini terisi oleh jaringan yang longgar disebut parametrium dimana berjalan A.V
Uterina, pembuluh limfe dan ureter.
 Lig. cardinale (Mackenrodt / Lig. Transversum Cervicis), yaitu jaringan ikat yang
berjalan dari batas antara cervix dan corpus uteri menuju dinding panggul. Di dalam
jaringan ikat ini berjalan A.Uterina.
 Lig. Teres uteri, yaitu jaringan ikat yang berjalan dari sudut antara tuba uterina
dengan corpus uteri menuju inguinal, berakhir pada labium majus. Lig.teres uteri
berfungsi menahan uterus dalam kedudukan anteversi (miring ke depan) dan anteflexi
(melengkung ke depan).
 Plica rectouterina, merupakan lipatan peritoneum dari uterus menuju rectum dan di
dalamnya berjalan serabut-serabut otot polos.

Tuba Fallopi / Tuba Uterina

Kedua tuba uterina masing-masing memiliki panjang sekitar 4 inci dan terletak pada
pinggir atas ligamentum latum. Masing-masing tuba menghubungkan cavitas peritonealis di
regio ovarium dengan cavum uteri. Tuba uterina dibagi menjadi 4 bagian : 2,4

 Infundibulum tube uterine


Merupakan ujung lateral tuba uterina yang berbentuk corong dan menjorok ke luar
ligamentum latum dan terletak di atas ovarium. Ujung bebasnya berbentuk tonjolan
seperti jari-jari yang disebut fimbrie yang melingkupi ovarium untuk membantu
menyapu oosit terovulasi ke dalam tuba.
 Ampulla tube uterine
Merupakan bagian tuba uterina yang paling luas.
 Isthmus tube uterine
Merupakan bagian tuba uterina yang paling sempit dan terletak tepat lateral terhadap
uterus.
 Pars intramuralis
Merupakan segmen yang menembus dinding uterus.

Tuba uterina diperdarahi oleh Aa. Uterina yang berasal dari Aa. Iliaca Interna dan Aa.
Ovarica yang berasal dari Aorta Abdominalis. Sedangkan pembuluh baliknya mengikuti
arterinya. Persarafan tuba uterina oleh saraf-saraf simpatik dan parasimpatik dari Plexus
Hypogastricus Inferior.2,4

Ovarium

Ovarium merupakan tempat produksi ovum (oogenesis). Ovum yang matang


diovulasikan ke dalam cavitas peritonealis dan secara normal diarahkan oleh fimbriae tubae
pda ujung tuba uterina ke dalam ostium abdominale tuba uterina yang berdekatan. Ovarium
terletak berdekatan dengan dinding lateral pelvis, tepat di inferior dari apertura pelvis
superior. Masing-masing ovarium berbentuk kubah dengan panjang sekitar 3 cm dan
digantung oleh suatu mesenterium yaitu mesovarium yang merupakan suatu perluasan ke
posterior ligamentum latum uteri.3

Bagian ligamentum latum yang terletak di antara perlekatan mesovarium dan dinding
lateral pelvis disebut ligamentum suspensorium ovarii. Ligamentum ovarii proprium yang
merupakan sisa dari bagian atas gubernaculum menghubungkan pinggir lateral uterus dengan
ovarium.3,4

Ovarium diperdarahi oleh A. Ovrica yang merupakan cabang dari Aorta Abdominalis
setinggi L1, sedangkan pembuluh baliknya adalah V. Ovarica Dextra dan Sinistra. Getah
bening ovarium mengikuti A.V Ovarica menuju nnll.para aorta setinggi L1, dipersarafi oleh
Plexus Aorticus yang terletak di sekitar A. Ovarica.4

Mikroskopis Genitalia Feminina

Vagina

Dinding vagina terdiri atas 3 lapisan, yaitu mukosa, lapisan muskularis dan adventisia.
Epitel mukosa wanita dewasa adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan dapat
mengandung sedikit keratohialin. Bakteri dalam vagina memetabolisme glikogen dan
membentuk asam laktat, menyebabkan pH vagina menjadi asam. Lamina propria terdiri atas
jaringan ikat longgar dengan banyak serat elastin dan mengandung limfosit dan neutrofil.
Lapisan otot terdiri atas otot polos longitudinal, beberapa yang sirkuler terdapat di lapisan
dalam yang bersebalahan dengan mukosa. Tunika adventisia kaya akan serat elastin tebal,
akibatnya vagina menjadi sangat lentur. Lapisan ini menyatukan vagina dengan jaringan
sekitar. Disini terdapat sejumlah besar plexus vena, berkas saraf dan kelompok sel saraf.5

Uterus

Selama kehamilan organ ini ditempati dan ditunjang untuk perkembangan embrio dan
fetus. Uterus terdiri atas otot miometrium yang tebal (dibungkus oleh tunika serosa dan/
tunika adventisia) dan suatu lapisan seperti spons yaitu endometrium. Endometrium terdiri
atas lamina propria yang dibatasi epitel, dengan lapisan fungsional superfisial dan lapisan
basal sebelah dalam, mengalami perubahan siklis oleh pengaruh hormonal selama siklus
mensis. Ketiga stadium endometrium adalah :5,6

 Fase folikular (fase proliferasi), selama fase ini permukaan bebas endometrium
mengalami epitelisasi ulang dan kelenjar-kelenjar, unsur jaringan ikat dan pembuluh
darah endometrium terbentuk kembali.
 Fase luteal (fase sekretoris), terjadi dalam beberapa hari setelah ovulasi, dalam fase
ini kelenjar-kelenjar membesar dan menjadi berkelok-kelok dan lumennya menjadi
terisi dengan hasil sekresi. Selain itu, arteri yang terbentuk spiral menjadi lebih
berkelok-kelok dan fibroblas dari stroma menimbun glikogen dan lemak.
 Fase mensis, dalam fase ini lapisan fungsional endometrium mengelupas,
mengakibatkan keluar darah mensis, sedangkan lapisan basal tetap tidak terganggu.

Tuba Fallopi

Tuba uterina dibagi menjadi ampula, isthmus, intramuralis. Pada tuba uterina bagian
ampula terdapat banyak lipatan tinggi, membuat bentuk sangat tidak teratur pada lumen
uterina. Perluasan lumen membentuk alur dalam antara lipatan-lipatan epitel selapis
kolumnar. Tunika muskularis terdiri dari 2 lapisan, lapisan dalam sirkular dan lapisan luar
longitudinal. Karena jaringan ikat interstisial banyak sekali, jadi lapisan muscular tidak
demikian nyata, terutama pada lapisan luar. Pada dinding tuba uterine terdapat beberapa
macam sel, sel toraks dengan kinosilia (gerak ke proximal), sel sekretorik, sel basal (untuk
menggantikan sel sekretoris).5
Ovarium

Ovarium mempunyai kapsula jaringan ikat yang tebal yaitu tunika albuginea, dilapisi
oleh mesotel selapis gepeng sampai kubis disebut epitel germinal. Ovarium dapat dibagi
menjadi korteks, yang kaya folikel ovarium tepat sebelah dalam tunika albuginea dan bagian
yang mengandung banyak pembuluh darah yaitu medula. Korteks ditempati oogenia, yang
mengalami pembelahan sel untuk membentuk oosit. Setiap oosit dikelilingi oleh lapisal sel-
sel epitelial yang dikenal sebagai sel folikel dan kedua bangunan ini bersama-sama menyusun
folikel ovarium. Dibawah pengaruh hormon perangsang folikel (follicle-stimulating
hormone), folikel membesar, berubah menjadi terbungkus oleh stroma ovarium (jaringan
ikat) dan matang.4,5

Folikel melewati berbagai stadium pematangan, dari folikel primordial, folikel primer,
folikel sekunder dan akhirnya folikel Graaf (matang). Folikel primordial terdiri atas oosit
primer dikelilingi oleh selapis sel-sel folikel yang gepeng. Saat pematangan berlanjut, sel-sel
folikel menjadi berbentuk kuboid yang disebut folikel primer. Folikel primer memperlihatkan
suatu oosit yang dikelilingi oleh beberapa lapisan sel-sel folikel dan berada di antara sel-sel
folikel dengan oosit ada zona pelusida, juga suatu teka interna yang terletak diluarnya.5

Seiring dengan perkembangan folikel selanjutnya, ada penimbunan cairan folikel


dalam ruang antar sel dari sel-sel folikel yang terbentuk yang disebut dengan folikel sekunder
dan tampak zona pelusida yang berkembang baik, suatu membrana basalis yang jelas terlihat
dan teka interna serta teka eksterna.5

Saat pematangan berlanjut, dicapai stadium folikel Graaf. Folikel ini dicirikan dengan
adanya cairan folikel yang mengisi antrum di tengah yang dindingnya terdiri atas membrana
granulosa. Menonjol ke dalam antrum adalah kumulus ooforus yang ditempati oosit primer
serta zona pelusida dan korona radiata. Membrana granulosa dipisahkan dari teka interna oleh
membrana basalis. Teka eksterna menjadi satu dengan stroma ovarium di sekelilingnya.
Folikel Graaf karena aktivitas hormon luteinizing pecah menjadi oosit lepas bersama-sama
sel-sel folikel. Ketika folikel Graaf melepaskan oositnya, folikel mengalami perubahan
menjadi korpus rubrum. Dalam beberapa hari korpus rubrum berubah menjadi korpus luteum,
yang merupakan suatu bangunan kuning yang menghasilkan estrogen dan progesteron.
Ketika korpus lutem berdegenerasi bangunan ini berubah menjadi korpus albikans yang
fibrotik.5,6
Siklus Menstruasi

Sebagian besar wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi


setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari. Wanita dengan siklus
ovulatorik, selang waktu antara awal menstruasi hingga ovulasi – fase folikular – bervariasi
lamanya. Siklus yang diamati terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi. Selang waktu
antara awal perdarahan menstruasi – fase luteal – relatif konstan dengan rata-rata 14 ± 2 hari
pada kebanyakan wanita. Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya
lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal.
Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang
bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila
kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin
ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem
fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium.7

Hari pertama fase menstruasi menandai permulaan siklus berikutnya. Sekelempok


folikel yang baru telah direkrut dan akan berlanjut menjadi folikel berlapis yang matang,
salah satunya akan berovulasi dan dinamakan folikel de Graf. Fenomena yang disebut
menstruasi sebagian besar merupakan peristiwa endometrial yang dipicu oleh hilangnya
dukungan progesterone terhadap korpus luteum pada siklus nonkonsepsi. Dalam menstruasi
ada 2 siklus yang terjadi secara parallel, yaitu siklus menstruasi dan siklus ovarium. Siklus
menstruasi terdiri dari fase deskuamasi, regenerasi, proliferase dan sekresi. Sedangkan pada
siklus ovarium terdapat fase folikular, ovalikuler, luteal.7,8

Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus.
Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior,
ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :

1. Fase menstruasi atau deskuamasi

Siklus menstruasi secara spesifik mengacu pada perubahan yang terjadi pada uterus.
Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari 1 dalam siklus tersebut. Fase menstruasi,
yaitu saat hilangnya sebagian besar lapisan fungsional endometrium dari dinding uterus
dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini
berlangsung selama 3-4 hari. Fase ini adalah fase yang paling jelas karena ditandai oleh
pengeluaran darah dan debris endometrium dari vagina. Fase ini berakhir bersamaan dengan
berakhirnya fase luteal ovarium dan permulaan fase folikel. Sewaktu korpus luteum
berdegenerasi karena tidak terjadi pembuahan dan implantasi ovum yang dikeluarkan dari
siklus sebelumnya, kadar esterogen dan progesteron di sirkulasi turun drastis. Karena efek
netto estrogen dan progesteron adalah mempersiapkan endometrium untuk implantasi ovum
yang dibuahi. Penarikan kembali kedua hormon steroid tersebut menyebabkan lapisan
endometrium yang kaya akan nutrisi dan pembuluh darah itu tidak ada lagi yang mendukung
secara hormonal. Penurunan kadar hormon-hormon ovarium itu juga merangsang
pengeluaran prostaglandin uterus yang menyebabkan vasokontriksi pembuluh-pembuluh
endometrium, sehingga aliran darah ke endometrium terganggu. Penurunan penyaluran O2
yang terjadi menyebabkan kematian endometrium, termasuk pembuluh-pembuluh darahnya.
Perdarahan yang timbul melalui disintegrasi pembuluh darah itu membilas jaringan
endometrium yang mati kedalam lumen uterus.8

Pada setiap kali haid, seluruh lapisan endometrium terlepas, kecuali suatu lapisan
dalam dan tipis yang terdiri dari sel-sel epitel dan kelenjar yang akan menjadi bakal
regenerasi endometrium. Prostaglandin uterus juga merangsang kontraksi ritmis ringan
miometrium. Kontraksi-kontraksi ini membantu mengeluarkan darah dan debris endometrium
dari rongga uterus melalui vagina sebagai darah haid. Kontraksi uterus yang kuat akibat
pembentukan prostaglandin yang berlebihan merupakan penyebab kejang haid (dismenore)
yang dialami oleh sebagian wanita.8

2. Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi

Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai
sejak fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.

3. Fase intermenstum atau fase proliferasi

Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini
berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi.

4. Fase pramenstruasi atau fase sekresi.

Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira
tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan
mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat
glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi. Fase
sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu:6-8

 Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena
kehilangan cairan.
 Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan
menjadi lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang
mengandung glikogen dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah
kearah sel-sel; desidua, terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial.
Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi. Jika embrio belum terimplantasi dalam
dinding uterus pada akhir fase sekresi maka aliran menstruasi baru akan dimulai yang
menandai hari 1 siklus berikutnya.

Hormon Menstruasi

Pada wanita fungsi sel kelamin dikontrol secara langsung oleh hormon-hormon
gonadtropik hipofisis anterior yaitu FSH (follicle-stimulating hormone) dan LH (luteinizing
hormone). Kedua hormon ini diatur oleh hormon yang lebih tinggi lagi yaitu GnRH
(gonadotropin-releasing hormone) dari hipotalamus yang dipengaruhi juga oleh umpan balik
hormon-hormon gonad berupa estrogen dan progesteron. Hormon-hormon ini berpengaruh
pada siklus ovarium pada setiap fasenya, yang dimulai dari fase folikular, fase ovulasi dan
fase luteal. 8

Pada fase folikular, hormon FSH, LH dan estrogen diperlukan untuk perkembangan
folikel, antrum dan sekresi estrogen itu sendiri. FSH dan LH bekerja pada sel yang berbeda
dalam jalur pembentukan estrogen. Sel-sel tersebut adalah sel teka dan sel granulosa. Sel teka
cepat menghasilkan androgen tapi kurang kemampuannya untuk mengubahnya menjadi
estrogen. Sedangkan sel granulosa tidak bisa menghasilkan androgen tapi mudah mengubah
androgen menjadi estrogen. LH akan bekerja pada sel teka untuk meningkatkan produksi
androgennya dan FSH bekerja pada sel granulosa untuk mempercepat konversi androgen
menjadi estrogen. Estrogen dalam kadar sedang yang berhasil terbentuk selain bekerja pada
uterus akan memberikan umpan balik negatif pada hipotalamus dan hipofisis anterior.
Estrogen menghambat pelepasan FSH dan LH dengan menghambat sekresi GnRH serta
bekerja langsung di hipofisis anterior untuk menghambat sekresi FSH. Selain itu sekresi FSH
juga dihambat oleh inhibin dari sel-sel folikel sendiri sehingga terjadi penurunan FSH pada
akhir fase folikular. Sementara LH tidak mengalami penurunan karena estrogen tidak mampu
untuk menekan sekresi LH tonik (kadar rendah secara terus menerus) secara sempurna dan
terus meningkat pada akhir fase folikular. 7,8

Ovulasi sendiri disebabkan oleh terjadinya lonjakan LH yang disebabkan oleh kadar
estrogen yang tinggi. Kadar estrogen pada awal fase folikular menghambat sekresi dari LH,
namun kadar estrogen yang tinggi pada akhir fase folikular akan merangsang sekresi LH dan
memulai lonjakan LH. Maka dari itu dapat disimpulkan LH meningkatkan produksi estrogen
begitu pula sebaliknya estrogen yang meningkatkan sekresi LH. Konsentrasi estrogen pada
akhir fase folikular akan memberi umpan balik positif pada hipotalamus dan hipofisis anterior
untuk lebih banyak mensekresikan LH dibanding FSH sehingga terjadi lonjakan LH pada
pertengahan siklus. 8

Pada fase luteal setelah terjadinya ovulasi, kadar estrogen akan mengalami penurunan
tajam karena matinya folikel-folikel penghasil estrogen, namun akan segera meningkat
dengan adanya korpus luteum. LH akan memicu pembentukan korpus luteum dari sel-sel
folikel yang lama. Korpus luteum akan mensekresikan estrogen dan progesteron, dimana
kadar progesteron meningkat untuk pertama kali karena selama fase folikular progesteron
tidak diproduksi. Hormon progesteron mendominasi fase luteal dan menghambat dengan kuat
sekresi FSH dan LH sehingga tidak ada pematangan ovum dan ovulasi yang baru selama fase
luteal. Korpus luteum akan bertahan selama 2 minggu dan mengalami degenerasi bila tidak
dibuahi. Matinya korpus luteum mengakibatkan kadar estrogen dan progesteron turun dengan
cepat karena keduanya tidak lagi diproduksi dan memungkinkan sekresi FSH dan LH
kembali untuk menyiapkan tahap baru folikular berikutnya. 7,8

Tanda-tanda Pubertas

GnRH mulai merangsang pelepasan hormon-hormon gonadotropik hipofisis anterior,


yang selanjutnya merangsang aktivitas ovarium. Sekresi estrogen oleh ovarium yang aktif
memicu pertumbuhan dan pematangan saluran reproduksi wanita serta perkembangan
karakteristik seks sekunder wanita. Efek nyata estrogen pada yang terakhir adalah mendorong
pengendapan lemak di lokasi-lokasi strategik, misalnya payudara, bokong, dan paha,
menghasilkan figus khas wanita yang berlekuk. Pembesaran payudara saat pubertas
disebabkan terutama oleh pengendapan lemak di jaringan payudara, bukan pembentukan
fungsional kelenjar payudara. Peningkatan estrogen masa pubertas juga menyebabkan
penutupan lempeng epifisis, menghentikan pertambahan tinggi lebih lanjut, serupa dengan
efek testosteron yang berubah menjadi estrogen pada pria. Tiga perubahan pubertas lain pada
wanita yaitu pertumbuhan rambut ketiak dan pubis, lonjakan pertumbuhan masa pubertas,
dan timbulnya libido berkaitan dengan lonjakan sekresi androgen adrenal saat pubertas,
bukan dengan estrogen.

Gangguan Haid

Gangguan haid dinilai masih dalam batas normal bila terjadi selama dua tahun
pertama setelah haid pertama kali. Bila seorang gadis pada usia 11 tahun hingga 13 tahun
haidnya masih tidak teratur. Ia masih mengalami siklus haid berubah-ubah.. Dimana setelah
usia 13 tahun haidnya akan teratur. Jumlah darah haid masih sangat bervariasi. Gangguan
haid yang umumnya terjadi pada wanita :9

 Amenorrhea
Dimana tidak haid selama beberapa waktu. Amenorrhea ini dibagi dua jenis
yaitu primer dan sekunder. Amenorrhea primer adalah belum haidnya seorang
perempuan pada usia 16 tahun atau belum adanya tanda-tanda pubertas sampai
usia 14 tahun. Dimana seharusnya seorang perempuan pada usia 12-13 tahun
sudah mendapat haid. Hal ini dapat disebabkan oleh terhambatnya
perkembangan pubertas, tidak terbentuknya hormon, atau tidak terbentuknya
sel telur. Sedangkan amenorrhea sekunder yaitu dimana seorang perempuan
tidak mendapatkan haid selama 3-4 kali semenja haid terakhir. Penyebabnya
adalah penurunan berat badan yang drastis, olahraga yang berlebihan, stres
atau depresi, kehamilan, efek dari obat tertentu dan tumor.
 Menorrhagia
Gangguan ini ditandai dengan haid yang tidak teratur, darah haidnya yang
sangat banyak (lebih dari 80 ml) dan haid lebih dari 8-10 hari, atau siklus haid
yang pendek (21 hari). Penyebabnya adalah infeksi penyakit kelamin,
komplikasi dari kehamilan, penyakit kronis, trauma, konsumsi obat-obatan
tertentu, gangguan hormon atau kanker.
 Dysmenorhhea
Beberapa perempuan mengalami sakit dan kram saat haid berlangsung.
Biasanya rasa sakit ini dirasakan di perut bagian bawah. Dysmenorrhea di bagi
dua jenis . Dysmenorrhea primer adalah bila rasa sakit tidak disertai adanya
riwayat infeksi pada panggul atau keadaan panggul normal. Penyebab yang
pasti belum diketahui. Menurut beberapa ahli, hal ini disebabkan oleh
kontraksi otot dinding rahim. Dysmenorrhea sekunder yaitu bila rasa sakit
juga disebabkan oleh peradangan pada panggul, struktur panggul yang tidak
normal, perlekatan jaringan-jaringan di dalam panggul, endometriosis, tumor
polip, kista ovarium dan penggunaan alat kontrasepsi IUD.

Kesimpulan

Fase menstruasi menandai bahwa seorang wanita telah memasuki masa pubertas.
Menstruasi umumnya ditandai dengan adanya nyeri perut bagian bawah. Hal ini dipicu oleh
aktivitas prostaglandin uterus yang merangsang kontraksi ritmis ringan miometrium.
Kontraksi inilah yang membantu mengeluarkan darah dan debris endometrium dari rongga
uterus sebagai darah haid. Beberapa ganggung menstruasi salah satunya Amenorrhoe yaitu
tidak mendapatkan haid sama sekali. Hal ini dapat disebabkan oleh terhambatnya
perkembangan pubertas, tidak terbentuknya hormon, atau tidak terbentuknya sel telur.

Daftar Pustaka

1. Leveno KJ. Obstetri Williams : panduan ringkas. Edisi 21. Jakarta : EGC;2009.h.9-14
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC;2003.h.357-61
3. Darke RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Gray : dasar-dasar anatomi. Singapore :
Elsevier;2014.h.248-52
4. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006. h.805-22
5. Fiore M. Atlas histologi: Di Fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.453-79
6. Gartner LP, Hiatt JL. Atlas berwarna histologi. Edisi 5. Jakarta: Binarupa
Aksara;2012.h.395-400
7. Ganong W. Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta: EGC;2008.h.391-411
8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC;2012.h.838-
46
9. Sisin I. Seri kesehatan ibu dan anak masa kehamilan dan persalinan. Jakarta : Elex
Media Komputindo;2008.h.2-5

Anda mungkin juga menyukai