Anda di halaman 1dari 3

Pada suatu ketika, Rasulullah berdoa agar Allah melaknat tiga orang yang sangat kuat menyakitinya.

Ketika Rasulullah saw berdoa agar turun wahyu ke dalam kalbu Rasulullah yang artinya, “Tak ada
sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah menerima tobat mereka, atau
mengazab mereka karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang zalim”. Kemudian,
Rasulullah menghentikan doanya, Rasulullah menyadari bahwa Allah Maha Mengetahui siapa saja di
antara mereka yang akan bertobat dan membela agama Allah.

Salah seorang dari tiga orang dalam doa Rasulullah tersebut dalah Amru bin Ash. Pada awal Rasulullah
berdakwah, Amru bin Ash sangat menentang ajaran agama Islam. Namun karena kekuasaan Allah,
kelak Amru bin Ash tidak dapat lagi menyangkal kebenaran ajaran agama Islam.

Amru bin Ash, bukanlah termasuk dalam golongan awal yang memeluk agama Islam. Ia mengucapkan
kalimat syahadat setelah Rasulullah dan kaum muslim membebaskan kota Mekkah.

Amru bin Ash adalah seorang pedagang. Ia melakukan usahanya hingga ke negeri-negeri di luar Kota
Arab. Dari dahulu, ia selalu berdagang hingga ke negeri Habsyah (Ethiopia). Amru bin Ash dan Najasyi
memang saling mengenal dengan baik. Amru sering kali berada di Habsyah, ia sering memberikan
hadiah kepada Najasyi pada saat berada di Habsyah.

Suatu ketika, ia berada di Habsyah dan bertemu dengan raja Habsyah. Najasyi, ketika itu, Najasyi
bertanya, “Mengapa engkau tidak beriman kepada ajarannya, padahal ia benar-benar adalah utusan
Allah?” Yang dimaksud oleh Najasyi adalah Nabi Muhammad saw. “Apakah perkataanmu itu benar?”
tanya Amru. Najasyi berkata, “Demi Allah, dia adalah benar-benar seorang utusan Allah. Wahai Amru,
berimanalah kepadanya.”

Setelah itu, Amru bergegas menuju ke Mekkah, ia ingin segera bertemu dengan Rasulullah dan
menyatakan keislamannya. Sesampainya di Mekkah, ia melanjutkan perjalananya ke Madinah. Dalam
perjalanan menuju Madinah, Amru bertemu dengan Khalid bin Wahid dan Utsman bin Thalhah.
Keduanya juga ingin menyatakan keislamannya di hadapan Rasulullah.

Rasulullah menyambut ketiga orang tersebut dengan wajah yang berseri-seri, pada awalnya , Khalid
bin Wahid maju ke hadapan Rasulullah dan mengucapkan kalimat syahadat. Kemudian Amru maju ke
hadapan Rasulullah. Amru berkata, “Ya Rasulullah. Aku akan menyatakan sumpah setia kepadamu
asalkan Allah menghapus dosa-dosaku yang terdahulu. “Wahai Amru, Islam akan menghapus dosa-
dosamu sebelumnya. Nyatakanlah baiatmu”. Jawab Rasulullah, Amru pun menyatakan keislamannya.

Dahulu, Amru bin Ash memerangi dakwah Rasulullah, setelah memeluk agama Islam, dia banyak
melakukan dakwah hingga ke negeri Mesir.

Amru bin Ash Pembebas Mesir


Amru bin Ash mendapat gelar sebagai pembebas Mesir. Gelar ini berkaitan dengan keberhasilannya
dalam membebaskan penduduk Mesir dari jajahan bangsa Persia dan bangsa Romawi yang sangat
kejam.

Pada masa itu, penduduk Mesir berusaha membebaskan diri dari jajahan bangsa Romawi. Akan tetapi
usaha mereka tidak pernah berhasil. Ketika Amru bin Ash, dan pasukannya berada di batas wilayah
Mesir, penduduk Mesir menyambut baik pasukan Amru dengan senang. Mereka berduyun-duyun
memeluk ajaran agama Islam.
Amru bin Ash, ingin penduduk Mesir tidak terlibat dalam peperangan antara pasukannya dengan
pasukan Romawi. Oleh karena itu, Amru mencoba berbicara dengan para pemuka agama Nasrani di
Mesir. Amru menjelaskan bahwa Allah telah mengutus Rasulullah saw, dengan membawa kebenaran
dan mengatakan kebenaran itu. Amru menambahkan, “Di antara pemerintah Rasulullah yang
disampaikan kepada kami adalah tentang kemudahan bagi manusia, oleh karena itu, kami menyeru
kalian kepada Islam. Barangsiapa yang memenuhi seruan kami, ia termasuk golongan kami. Ia
memperoleh hak seperti hak kami dan ia juga memikul kewajiban seperti kewajiban kami.
Baranbgsiapa yang tidak memenuhi seruan kami, kami menawarkan agar kalian membayar pajak dan
kami akan memberikan jaminan keamanan kepada kalian.”

Kemudian, Amru bin Ash juga mengutip sabda Rasulullah tentang kewajiban kaum muslim untuk
membebaskan Mesir. Rasulullah saw, pernah bersabda, “Sepeninggalku nanti, Mesir menjadi
kewajiban kalian untuk membebaskannya. Perlakukanlah penduduknya dengan baik karena mereka
masih mempunyai ikatan dan hubungan kekeluargaan dengan kita !” (HR. Muslim)

Setelah itu, sebagian pemuka agama nasrani menyetujui seruan Amru bin Ash. Hal itu merupakan
permulaan yang baik dalam membangun dan saling mengerti antara Amru bin Ash dan pemuka-
pemuka agama Nasrani.

Amru bin Ash Yang Cerdik


Amru bin Ash menjadi muslim yang amanah, berani, berkemauan keras, dan penuh tanggung jawab.
Dengan kecerdesannya, ia melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Ia pernah ikut serta
dalam peperangan. Di antaranya ialah peperangan di Syria dan perang pembebasan Mesir dari
penjajahan Romawi. Selain itu ia juga pernah menjadi gubernur di Palestina, Yordania, dan Mesir.

Amru bin Ash adalah seorang panglima perang yang tangguh dan cerdik. Pada suatu masa, terjadi
peperangan antara tentara muslim dan tentara Romawi. Ketika itu, komandan tentara Romawi
mengundang Amru bin Ash ke dalam benteng untuk berunding. Sebenarnya, komandan itu telah
memerintahkan anak buahnya untuk menggulingkan batu besar ke arah tubuh Amru bin Ash ketika
Amru keluar dari benteng.

Sementara itu, Amru bin Ash memenuhi undangan komandan tentara Romawi tanpa kecurigaan
sedikitpun. Saat telah sampai di dalam benteng, Amru dan komandan tentara Romawi mengadakan
pembicaraan. Dalam perjalanan keluar benteng , beberapa tentara Romawi berhasil
menggulingkan batu besar ke arah Amru. Namun, Amru dengan cepat mampu untuk menghindari
batu besar yang digulingkan terhadap dirinya.

Amru yang mendapat serangan secara tiba-tiba, tetap tenang. Ia pergi menemui komandan tentara
Romawi yang ada di dalam benteng. Ia berjalan dengan penuh keyakinan lalu berkata kepada
komandan tentara Romawi, “Aku hendak memberitahukan sesuatu kepadamu. Saat ini di pos
komandoku, segolongan sahabat Rasulullah saw, angkatan pertama sedang menunggu untuk
membuat keputusan penting. Pendapat para sahabat itu sering kali didengar oleh Amirul Mukminin.
Bahkan setiap hendak mengirim tentara, mereka selalu diikut sertakan untuk mengawasi tentara. Aku
bermaksud mengajak mereka kesini sehingga mereka dapat mendengar langsung penjelasan darimu.
Dengan demikian, mereka benar-benar memahami pembicaraan kita.” Komandan itu memahami
maksud Amru.

Dalam pikirannya, komandan itu merasa beruntung karena nantinya ia tidak hanya dapat menjebak
Amru, tetapi juga beberapa pimpinan Islam yang berpengaruh besar.` Ia pun menyetujuinya dan
membiarkan Amru keluar dari benteng tersebut. Komandan itu tidak menyadari tipu muslihat yang
direncanakan Amru.

Pada esok harinya, Amru memacu kudanya bersama pasukannya ke arah benteng. Mereka hendak
menyerbu benteng tersebut. Demikianlah, Amru menggunakan kecerdikannya untuk memenangkan
setiap peperangan

Amru bin Ash Wafat


Amru bin Ash wafat pada tahun 43 hijriah. Ketika itu, ia masih menjabat sebagai seorang gubernur di
negeri Mesir. Sebelum ajalnya, Amru bin Ash menceritakan kisah hidupnya secara singkat berkata,
“Awalnya aku adalah seorang kafir dan sangat menentang Rasulullah. Seandainya, aku meninggal saat
itu, pastilah aku masuk neraka”.

Ia menambahkan, ”Aku menyatakan baiat kepada Rasulullah saw. Setelah itu, tidak ada seorang pun
di antara manusia yang lebih aku cintai selain dari pada beliau. Jika diminta untuk melukiskannya, aku
tidak akan sanggup. Karena rasa hormatku kepadanya, aku tidak kuasa menatapnya dengan
sepenuh mataku. Seandainya, aku meninggal pada saat itu, besar harapan aku akan menjadi
penduduk surga.”

Mengenai kekuasannya, Amru bin Ash berkata, “Aku diberi ujian dengan memperoleh kekuasaan dan
lain-lainnya. Aku tidak tahu apakah ujian itu memberi keuntungan atau kerugian bagiku.”

Sebelum ajal menjemputnya, ia terus menerus berdoa memohon ampunan kepada Allah. Ucapan
terakhirnya adalah La ilaha illallah. Ia telah pergi mengahadap Tuhannya . Semoga Allah mengampuni
segala dosa-dosanya dan merahmatinya.

Anda mungkin juga menyukai