1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki perairan yang sangat
luas yang mempunyai keanekaragaman sumberdaya hayati yang bermacam-
macam seperti perikanan. Keanekaragaman hayati terhadap sumberdaya
perikanan haruslah dimanfaatkan secara optimal dan lestari sehingga dapat
menjadi andalan pendapatan suatu daerah.
Menurut Sudirman dan Mallawa (2004), payang merupakan pukat kantong
yang digunakan untuk menangkap gerombolan ikan permukaan (pelagic fish)
dimana kedua sayapnya berguna untuk menakuti-nakuti atau mengejutkan serta
menggiring ikan supaya masuk ke dalam kantong. Dalam pengoperasiannya
banyak dilakukan dengan menggunakan alat bantu rumpon, dimana ikan-ikan
yang ada pada rumpon digiring masuk ke kantong payang walaupun dalam
operasi penangkapannya tidak selalu menggunakan rumpon. Alat tangkap ini
banyak digunakan di Perairan Indonesia
Sebagai alat tangkap yang banyak digunakan di Indonesia, tentunya kita
perlu mengetahui dan memahami tentang alat tangkap payang. Oleh
karena itu, dalam paper ini akan membahas mengenai unit sumberdaya,
unit penangkapan dan metode operasi penangkapan ikan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk memenuhi tugas
matakuliah Metode Penangkapan Ikan program studi Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan menegenai alat tangkap payang. Adapun tujuan
dari pembuatan paper agar para mahasiswa/i dapat mengetahui dan
memahami informasi mengenai alat tangkap payang.
2. PEMBAHASAN
2.1 Unit Sumberdaya
Menurut Subani dan Barus (1989), hasil tangkapan utama dari alat tangkap
payang yaitu jenis-jenis ikan pelagis seperti ikan tongkol (Euthynnus affinis), ikan
layang (Decapterus Russelli), ikan selar (Selaroides leptolepis), ikan kembung
perempuan (Restrelliger branchysoma), ikan kembung lelaki (Restrelliger
kanagurta), ikan lemuru (Sardinella Longiceps), ikan tembang (Sadinella
fimbriata), ikan japuh (Dussumieria.spp.). Hasil tangkapan sangat tergantung
keadaan daerah dan banyak sedikitnya ikan yang berkumpul disekitar rumpon.
Berdasarkan daerah pengoperasiannya, payang dioperasikan di daerah
permukaan perairan, yang tujuannya untuk menangkap ikan-ikan pelagis. Menurut
KKP (2010), daerah penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap payang
ini pada perairan yang tidak terlalu jauh dari pantai atau daerah subur yang tidak
terdapat karang.
Alat tangkap payang dikenal hampir di seluruh daerah perikanan laut
Indonesia, namun paling banyak dioperasikan oleh nelayan di pantai utara Jawa
termasuk Madura, Sulawesi Selatan, dan Tenggara serta di Lampung, selain itu
payang juga dapat ditemukan di Selat Bali yang dikenal dengan nama payang
uras. Sedangkan di daerah Ratah Totok, Manokwari, Kupang, Kalabahi, Bau-Bau,
Kendari, Sumbawa, dan Flores Timur dikenal dengan nama pukat buton (Subani
dan Barus 1989).
Menurut KKP (2010), musim penangkapan ikan dengan menggunakan alat
tangkap payang yaitu sepanjang tahun, kecuali pada saat-saat tertentu dimana
cuaca tidak memungkinkan untuk melaut seperti pada saat musim barat.
(c) Hauling
Setelah proses setting selesai, terlebih dahulu jaring dibiarkan selama ±10
menit untuk memberi kesempatan tali salambar mencapai dasar perairan. Kapal
pada saat hauling tetap berjalan dengan kecepatan lambat. Hal ini dilakukan agar
pada saat penarikan jaring, kapal tidak bergerak mundur karena berat jaring.
Dengan dinaikkannya hasil tangkapan maka proses hauling selesai dilakukan
dan jaring kembali ditata seperti keadaan semula, sehingga pada saat melakukan
setting selanjutnya tidak mengalami kesulitan.
(d) Brailing
Ikan yang telah berkumpul pada kantong jaring maka ABK segera
menyiapkan alat bantu berupa serok untuk mengambil ikan yang telah terkumpul
pada kantong. Proses brailing sebaiknya dilakukan secepat mungkin agar kualitas
ikan tetap prima, karena ikan hasil tangkapan sebaiknya jangan terlalu lama di
udara bebas. Ikan yang terlalu lama di udara bebas mudah terkontaminasi oleh
bakteri perusak, yang mengakibatkan ikan cepat busuk dan kualitas ikan menurun.
3.2 Saran
Perlu adanya studi pustaka yang lebih lanjut untuk mengetahui mengenai alat
tangkap payang atau perlu adanya studi lapangan supaya mahasiswa/i lebih
mengetahui alat tangkap payang secara langsung turun ke lapang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Payang [terhubung berkala]. http://www.kp3k.kkp.go.id/ttg/detail-
dttg/98/payang. (20 Desember 2011).
Ayodhyoa, A.U. 1967. Suatu Pengenalan Tentang Kapal Ikan. Fakultas Perikanan
Institut Pertanian Bogor. Bogor
Brandt, A.V. 1972. Revised and England Fish Catching Methods of the Word.
Fishing News (book) Ltd. 23 Resement Avenue West by Fleet, Survey
London.
Diniah. 2008. Pengenalan Perikanan Tangkap. Bogor: Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautaan. Institut
Pertanian Bogor.
Subani,W dan H.R. Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
Indonesia Jurnal Penelitian Perikanan Laut Nomor : 50 Tahun 1988/1989.
Edisi Khusus. Jakarta : Balai Penelitian Perikanan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
Sudirman dan A. Mallawa. 1999. Bahan Pengajaran Metode Penangkapan Ikan.
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Jurusan Perikanan.
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.